2.3 Phase Coding
Metode Phase coding adalah metode menyembunyikan data pada berkas induk yaitu audio, yang memanfaatkan kelemahan pada pendengaran manusia dengan menggantikan
fase dari segmen awal audio dengan fase referensi yang merepresentasikan label watermark dan ditambahkan fase diferensial audio asli. Dengan cara ini, diferensial
pengkodean dengan fase biner watermark diseimbangkan. Hal ini untuk membangkitkan aliran biner secara random yang membentuk gelombang digital berbentuk bujur
sangkar. G elombang tersebut memiliki fase π2 atau –π2.
Langkah pertama dalam Phase coding adalah membagi urutan suara kedalam segmen pendek yang ditunjukkan pada gambar 2.1
Gambar 2.3 Sinyal Asli dan Sinyal yang dibagi beberapa segmen
Suatu Transformasi Fourier Diskrit Discrete Fourier Transform dihitung pada masing- masing panjang segmen N. Untuk masing-masing elemen hasil fase data dari DFT,
hingga nilai N-1, menghitung susunan diferensial antara elemen fase yang berdekatan. Fase absolut dari sinyal data watermark ditambahkan pada pada diferensial, atau Fourier
Diskrit pada langkah terakhir.
Langkah selanjutnya adalah dengan memasukkan data, dan mengatur nilainya sebagai fase absolut, kemudian fase absolut watermark di tambahkan pada Fourier Diskrit
dari sinyal asli. Dan gabungkan kembali segmen-segmen yang telah dimodifikasi fasenya tersebut menjadi satu.
Setelah proses enkode diatas maka akan dilakukan proses dekode yaitui dengan melakukan sinkronisasi terhadap proses enkoding. Panjang segmen dan panjang
watermark harus diketahui. Proses dekode memerlukan sinyal suara asli untuk melakukan
Universitas Sumatera Utara
pendeteksian. Langkah-langkah pendeteksian watermark yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Ambil n bagian pertama dari sinyal suara dimana n adalah panjang segmen enkode yang diketahui, s[0] ..s[n-1]. Perhitungan hanya dilakukan terhadap n elemen pertama
sinyal karena data watermark disisipkan hanya di segmen awal sinyal suara asli. 2. Lakukan FFT terhadap n-1 sinyal tersebut, kemudian cari nilai fasenya
φ sesuai persamaan 2.3
=
− k
k
a b
1
tan
φ 2.3
a
k
adalah nilai real dari FFT dan b
k
adalah nilai imaginer dari sinyal tersebut.
3. Konve rsi nilai fase yang didapatkan, π2 menjadi bit 1 dan -π2 menjadi bit 0
sebanyak panjang bit watermark. Hasil konversi nilai fase dibandingkan dengan nilai fase sinyal suara asli.
4. Didapatkan data bit-bit watermark sesuai dengan hasil konversi kemudian dibandingkan dengan bit-bit watermark asli untuk mengetahui kebenarannya.
Universitas Sumatera Utara
File dengan Watermark
MP3
Hitung Jumlah Frame yang dapat
disisipkan
ENKODE
File Sisip .txt Kompresi
DEKODE Hitung Jumlah
Bit Data
MP3 File File Teks
Bab 3
PERANCANGAN SISTEM DAN IMPLEMETASI
3.1 Perancangan Sistem