Audio Implementasi Digital Watermarking Pada File Audio Dengan Menggunakan Metode Phase Coding

Bab 2 LANDASAN TEORI

2.1 Audio

Suara atau bunyi adalah suatu gelombang longitudinal yang merambat melalui suatu medium, seperti zat cair, padat dan gas. Bunyi dapat terdengar oleh manusia apabila gelombang tersebut mencapai telinga manusia dengan frekuensi 20Hz – 20kHz , suara ini disebut dengan audiosonic atau dikenal dengan audio, gelombang suara pada batas frekuensi tersebut disebut dengan sinyal akustik. Akustik merupakan cabang fisika yang mempelajari bunyi. Level tekanan suara volume suara dihitung dalam desibel dB, yaitu perhitungan rasio antara titik referensi yang dipilih dalam skala logaritmik dan level yang benar-benar dialami. Keras lemahnya bunyi atau tinggi rendahnya gelombang disebut dengan amplitudo. Bunyi mulai dapat merusak telinga jika tingkat volumenya lebih besar dari 85 dB dan pada ukuran 130 dB akan mampu membuat hancur gendang telinga. Frekuensi adalah banyaknya gelombang yang mempunyai pola yang sama yang berulang pada interval tertentu selama 1 detik. Berdasarkan frekuensi, suara atau bunyi dibagi atas : 1. Infrasound yaitu suara pada rentang frekuensi 0Hz-20Hz. 2. Audiosound yaitu suara pada rentang frekuensi 20Hz-20kHz. 3. Ultrasound yaitu suara pada rentang frekuensi 20kHz-1GHz. 4. Hypersound yaitu suara pada rentang frekuensi 1GHz-10THz. Menurut Yulid dan Fazmah 2006 , sinyal audio dibagi atas 3 bagian berdasarkan rentang frekuensinya : 1. Kualitas suara telepon yaitu antara 30Hz-3400Hz Universitas Sumatera Utara 2. Suara Wideband yaitu 50Hz-7000Hz. 3. Wideband audio yaitu 20Hz- 20000Hz.

2.1.1 Audio Digital

Gelombang suara analog tidak dapat langsung direpresentasikan pada komputer. Komputer mengukur amplitudo pada satuan waktu tertentu untuk menghasilkan sejumlah angka. Suara dikonversi menjadi arus listrik dengan menggunakan mikrofon. Kemudian mengkonversikan osilasi tekanan udara menjadi tegangan osilasi terus-menerus dalam sebuah rangkaian listrik. Perubahan tegangan cepat ini kemudian diubah menjadi serangkaian angka oleh digitizer. Sebuah digitizer bertindak seperti voltmeter digital yang sangat cepat Hal ini menjadikan ribuan pengukuran per detik. Setiap hasil pengukuran dalam jumlah yang dapat disimpan secara digital hanya jumlah terbatas angka signifikan dari jumlah yang dicatat disebut dengan sampel dan seluruh konversi suara ke serangkaian angka ini disebut sampling. Gambar 2.1 Sampling sinyal kontinu. Keterangan Gambar :Garis biru berubah sesuai dengan tegangan misalnya, dari mikrofon, segmen merah sesuai dengan sampel. Sampel suara diambil dan disimpan sebagai informasi digital dalam bit dan byte. Angka sampling adalah seberapa sering sampel diambil, disebut juga dengan frekuensi dan ukuran sampel adalah jumlah angka yang digunakan untuk merepresentasikan nilai dari tiap sampel. Contoh : jika kualitas CD Audio dikatakan memiliki frekuensi sebesar 44100 Hz, berarti jumlah sampel sebesar 44100 per detik, dan ukuran sampel 8-bit , Universitas Sumatera Utara berarti menyediakan 256 unit untuk menggambarkan rentang amplitudo dari potongan suara yang di tangkap. Berdasarkan hal-hal yang tersebut diatas, banyak audio yang beredar dengan berbagai format yang memiliki karakteristik masing-masing, dan salah satunya adalah MPEG-1 Layer 3 atau dikenal MP3 yaitu berkas audio yang akan dibahas pada skripsi ini. MP3 dikembangkan oleh seorang insinyur Jerman, Karlheinz Brandenburg. MP3 memakai pengkodean Pulse Code Modulation PCM. MP3 adalah salah satu format pengkodean berkas suara yang memiliki kompresi yang baik meskipun bersifat lossy sehingga ukuran berkas bisa memungkinkan menjadi lebih kecil, MP3 mengurangi jumlah bit yang diperlukan dengan menggunakan model psychoacoustic untuk menghilangkan komponen-komponen suara yang tidak terdengar oleh manusia. MP3 yaitu berkas audio dengan karakteristik sebagai berikut : 1. Merupakan berkas dengan lossy compression. 2. Sering digunakan di internet karena ukurannya yang cukup kecil dibandingkan ukuran audio berkas yang tidak terkompresi. 3. Terdaftar pada badan standarisasi internasional pada tahun 1991, yaitu ISO IEC 11172-3 dan ISO IEC 13818-3. 4. Kompresi dilakukan dengan menghilangkan bagian-bagian bunyi yang kurang berguna bagi pendengaran manusia. 5. Kompresi mp3 dengan kualitas 128 bits 44000 Hz biasanya akan menghasilkan berkas berukuran 3-4 MB, tetapi unsur panjang pendeknya lagu juga akan berpengaruh. 6. Memiliki Bit Rate yang bervariasi. Bit Rate adalah suatu ukuran kecepatan transfer data dalam satuan waktu. Lihat tabel 2.1 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Nilai Bit Rate pada MPEG Bit V1,L1 V1,L2 V1,L3 V2,L1 0000 Bebas Bebas Bebas Bebas 0001 32 32 32 32 0010 64 48 40 48 0011 96 56 48 56 0100 128 64 56 64 0101 160 80 64 80 0110 192 96 80 96 0111 224 112 96 112 1000 256 128 112 128 1001 288 160 128 144 1010 320 192 160 160 1011 352 224 192 176 1100 384 256 224 192 1101 416 320 256 224 1110 448 384 320 256 1111 Buruk Buruk Buruk Buruk Keterangan Tabel : V1 : MPEG-1 V2 : MPEG-2 dan MPEG-2.5 L1 : Layer 1 L2 : Layer 2 L3 : Layer 3 Bit Rate juga terbagi atas beberapa kategori yaitu: Variable bit rate VBR digunakan untuk mendapatkan tingkat kualitas yang tetap, Constant bit rate CBR digunakan untuk streaming server yang tidak ingin terganggu oleh Progressive Download http, Unspecified bit Rate UBR, dan Available bit Rate ABR. Universitas Sumatera Utara 7. Nilai Sampling MPEG-1 Layer 3 MP3 adalah 32Kbps, 44.1 Kbps dan 48Kbps. Table 2.2 Nilai Sampling MPEG Bits MPEG1 MPEG2 MPEG2.5 00 44100 22050 11025 01 48000 24000 12000 10 32000 16000 8000 11 reserv. reserv. reserv.

2.2 Digital Watermarking