PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR DASAR KECANTIKAN KULIT SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN SMK NEGERI 8 MEDAN.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR BIDANG STUDI DASAR KECANTIKAN KULIT SISWA SMK
NEGERI 8 MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh
YOHANNA PARDEDE 5111144007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA RIAS
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTEREAAN KELUARGA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
i ABSTRAK
Yohanna Pardede. NIM. 5111144007. Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan. Program Studi Tata Rias. Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) hasil belajar dasar kecantikan kulit yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, (2) hasil belajar dasar kecantikan kulit yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan (3) pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan.
Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan yang berjumlah 71 orang. Pengambilan sampel digunakan teknik random sampling, yaitu mengambil kelas X-1 sebanyak 36 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas X-2 sebanyak 35 orang sebagai kelas kontrol. Metode pengumpulan data menggunakan tes sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis data menggunakan teknik deskriptif, persyaratan analisis dengan uji normalitas dan homogenitas dan uji hipotesis menggunakan uji-t.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh skor rata-rata 77,86 dengan standar deviasi 6,82 dengan tingkat kecenderungan nilai siswa berada pada kategori tinggi sebanyak 69,4%. Sedangkan pada kelas kontrol yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD diperoleh nilai rata-rata 60,91 dan standar deviasi 8,12 dengan tingkat kecenderungan dalam kategori cukup sebanyak 74,3%. Hasil uji t diperoleh harga thitung = 9,529 dibandingkan dengan ttabel sebesar 1,995. Maka nilai thitung > ttabel atau 9,529 > 1,995 berarti Ha diterima. Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan teruji kebenarannya. Hal ini berarti hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dari pada hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pelaksanaan Model pembelajaran kooperatif tipe STAD sesuai pada Bidang studi Dasar Kecantikan Kulit.
(7)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar sarjana pendidikan.
Adapun judul penulis dalam skripsi ini adalah Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar Bidang Studi Dasar Kecantikan Kulit Siswa SMK Negeri 8 Medan. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd sebagai Dekan, Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd sebagai Wakil Dekan I Fakultas Teknik, Ibu Dr. Dina Ampera, M.Si sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Ibu Dra. Fatma Tresno Ingtyas, M.Pd sebagai Sekretaris Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas Negeri Medan dan Ibu Dra. Siti Wahidah, M.Si sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Tata Rias Universitas Negeri Medan.
2. Ibu Dra. Sulistiawikarsih, M.Pd sebagai dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal rencana penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini.
3. Ibu Dra. Rohana Aritonang, M.Pd sebagai dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama menjalani program akademik.
4. Ibu Dra. Dwi Diar Estelita, M.Pd dan Ibu Dra. Armaini Rambe, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis. 5. Bapak/Ibu dosen beserta staff pegawai Jurusan Pendidikan Kesejahteraan
Keluarga yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
6. Bapak Drs. Hidup Simanjuntak, M.Si sebagai Kepala Sekolah SMK Negeri 8 Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
(8)
iii
penelitian di SMK Negeri 8 Medan.Ibu Linda Sihite, S.Pd sebagai ketua Jurusan Tata Kecantikan dan Ibu Yuswinta Hosni, S.Pd sebagai guru Bidang Studi Dasar Kecantikan Kulit SMK Negeri 8 Medan, Kepada Siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian.
7. Teristimewa kepada Ayah P. Pardede dan Ibu A. br Purba yang telah memberikan doa, motivasi dan dukungan baik secara moral maupun materi kepada penulis mulai dari awal mengikuti perkuliahan sampai akhir penyelesaian skripsi.
8. Kepada Mandiri Berutu yang telah banyak memberikan doa, semangat, bantuan serta dukungan kepada penulis.
9. Kepada teman terkasih dan seperjuangan Ririn E.Sinaga, Irene K, Sheila F, Marhogia S, Egia S, Lamrya S, Oinike S.W, Ririn Mega yang telah memberikan banyak bantuan dan motivasi kepada penulis untuk penyelesaian skripsi ini.
10. Kepada sahabat Irma.S, Hotma.P, Iin.P, Heni.A, Esra.S yang memberikan dukungan kepada penulis. Kepada teman PPL Esra.H, Heny.B, Dahlia, Ida.D, Efna R, Noni.D, Nurhamidah dan kepada Sentina Berutu, Yesi Napitupulu, Bang Fery.S, Bang Fajar.P terimakasih telah memberikan dukungan kepada penulis.
11. Dan seluruh rekan-rekan Mahasiswa Pendidikan Tata Rias stambuk 2011 yang telah memberikan dukungan kepada penulis.
Medan, Maret 2016 Penulis
Yohanna Pardede NIM.5111144007
(9)
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS ... A. Kajian Teoritis ... 9
1. Hakikat Model Pembelajaran ... 9
2. Hakikat Hasil Belajar Bidang studi Dasar Kecantikan Kulit ... 20
B. Penelitian Relevan ... 37
C. Kerangka Berpikir ... 38
D. Hipotesis Penelitian ... 41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... A. Desain Penelitian ... 42
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 42
(10)
v
2. Sampel Penelitian ... 43
C. Variabel dan Defenisi Operasional variabel Penelitian ... 43
1. Variabel Penelitian ... 43
2. Defenisi Operasional ... 43
D. Prosedur / Langkah Penelitian ... 44
1. Tahap Persiapan Penelitian ... 44
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 45
3. Tahap Analisis Penelitian ... 46
E. Teknik Pengumpulan / Data Instrumen Penelitian ... 46
F. Uji Coba Instrumen Penelitian... 48
G. Teknik Analisis Data ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... A. Deskriptif Data Penelitian ... 57
B. Tingkat Kecenderungan Hasil Belajar ... 59
C. Uji Persyaratan Analisis ... 61
D. Pengujian Hipotesis ... 62
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 63
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... A. Kesimpulan ... 67
B. Implikasi ... 67
C. Saran ... 68
(11)
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 10
2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD ... 14
3. Pengelompokkan Siswa Berdasarkan Prestasi Akademik ... 16
4. Kelebihan Dan Kekurangan Model Pembelajaran STAD ... 17
5. Populasi Penelitian ... 42
6. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Dasar Kecantikan Kulit ... 47
7. Variabel rata-rata dan Standart Deviasi Ideal ... 53
8. Rata-rata Standart Deviasi Hasil Belajar Siswa ... 57
9. Distribusi Frekuensi Data Tes Kelas Eksperimen (X1) ... 58
10. Distribusi Frekuensi Data Tes Pada Kelas Kontrol (X2) ... 59
11. Tingkat Kecenderungan Data Tes Hasil Belajar Pada KelasEksperimen ... 60
12. Tingkat Kecenderungan Data Tes Hasil Belajar Pada Kelas Kontrol ... 60
13. Uji Normalitas Data ... 61
14. Uji Homogenitas ... 62
(12)
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Struktur Kuku ... 26
2. Kuku Oval ... 29
3. Kuku Square ... 29
4. Kuku Rounded ... 29
5. Kuku Almond ... 29
6. Bentuk-bentuk kuku ... 30
7. Koilonichia pada kuku ... 31
8. Darier pada kuku ... 31
9. Liken planus pada kuku ... 32
10. Garis beau pada kuku ... 33
11. Onicholisis pada kuku ... 33
12. Trakionikia pada kuku ... 34
13. Onikoskizia pada kuku ... 34
14. Anonychia pada kuku ... 35
15. Micronychia pada kuku ... 36
16. Psoriasisis pada kuku ... 36
17. Perbedaan nilai post tes antara kelas eksperimen dengan kelas Kontrol ... 61
(13)
(14)
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1. KI dan KD Dasar Kecantikan Kulit Sekolah Menengah Kejuruan 2. Silabus
3. RPP Model Pembelajaran Konvensional
4. RPP Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD 5. Instrumen Penelitian yang belum valid
6. Kunci Jawaban
7. Instrumen Penelitian yang sudah valid 8. Kunci Jawaban
9. Uji Validitas Tes 10. Uji Reliabilitas Tes 11. Perhitungan Validitas Tes 12. Perhitungan Reliabilitas Tes 13. Perhitungan Indek Kesukaran Tes 14. Perhitungan Daya Pembeda Tes
15. Rekapitulasi Nilai Pretest kelas Kontrol 16. Rekapitulasi Nilai Pretest kelas Eksperimen 17. Rekapitulasi Nilai Postest kelas Kontrol 18. Rekapitulasi Nilai Postest kelas Eksperimen
19. Data Nilai Pretes dan Postest kelas Kontrol dan Eksperimen 20. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians
21. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian 22. Uji Normalitas Data
23. Uji Homogenitas
24. Uji Kemampuan nilai pretes kelas Eksperimen dan Kontrol 25. Pengujian Hipotesis
(15)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pendidikan pada dasarnya merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan mendorong dan memfasilitasi dalam kegiatan belajar . Menurut UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003, Pendidikan Nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka mencerdaskan bangsa.
SMK Negeri 8 Medan merupakan lembaga pendidikan yang memiliki tugas dan tanggung jawab kepada bangsa untuk mendidik anak bangsa yang berkualitas dan responsif terhadap kemajuan IPTEK pada dunia global di era teknologi dan kecantikan. Sebagai lembaga pendidikan kejuruan, SMK Negeri 8 Medan memiliki 4 program keahlian, yaitu : Tata Busana, Tata Boga, Tata Kecantikan dan Perhotelan. Program Keahlian Tata Kecantikan merupakan program keahlian yang mempelajari tentang dunia kecantikan secara mendasar, baik teori maupun praktik.
Berdasarkan hasil observasi pada 24 Agustus 2015, hasil belajar siswa dikelas X Tata Kecantikan khususnya pada Bidang Studi Dasar Kecantikan Kulit SMK Negeri 8 Medan yang masih banyak belum memenuhi standart Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 75, Untuk tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah 30 orang tidak ada yang memperoleh nilai 90-100,
(16)
2
siswa yang nilainya memenuhi standar nilai ketuntasan sebanyak 13 orang dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 17 orang. Ditahun ajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa 31 orang ada peningkatan namun tidak ada siswa yang memperoleh 90-100. Siswa yang mendapat nilai tuntas 18 orang dan 13 orang yang tidak tuntas, dan pada tahun 2013/2014 tidak ada peningkatan, nilai masih sama dari tahun sebelumnya dengan jumlah siswa yang sama, tidak ada siswa yang memperoleh nilai 90-100, siswa mendapat nilai tuntas 17 orang dan yang tidak tuntas sebanyak 14 orang. Begitu jelas terlihat diatas bahwa dari tahun 2011 sampai 2014 tidak ada siswa yang mendapat nilai 90-100, dari dua tahun terakhir sudah terlihat adanya peningkatan dengan bertambahnya siswa yang memperoleh nilai ketuntasan, tetapi peningkatan yang terlihat itu tidak cukup memperbaiki nilai ketuntasan belajar pada setiap tahunnya.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan guru bidang studi Dasar Kecantikan Kulit menyatakan bahwa yang menjadi masalah rendahnya hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit adalah kesulitan siswa dalam memahami materi seperti teori mengenai anatomi kuku dan struktur kuku yang terlihat dari pelaksanaan pada saat proses belajar mengajar berlangsung, dalam hal ini guru harus mampu untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan kreatif, dan siswa lebih termotivasi dalam menerima pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan siswa, masalah lain yang ditemukan dalam pelajaran Dasar Kecantikan Kulit adalah mengenai daya serap dan daya ingat siswa terutama dalam teori anatomi kuku. Siswa kesulitan untuk
(17)
3
menangkap dan menghapal materi yang telah disampaikan oleh guru, itu disebabkan karena kurang fokusnya siswa dalam belajar, yang dimaksud kurang fokus adalah siswa tidak memperhatikan guru karena pembelajaran yang tidak bervariasi dan pembelajaran yang berlangsung masih berpusat pada guru saja. Guru masih menggunakan model konvensional yang sangat tergantung dengan kemampuan guru saja dan pembelajaran yang belum bervariasi dengan menggunakan media (video/gambar) untuk menyampaikan materi, sehingga menghasilkan siswa yang pasif dan sangat tergantung pada guru sebagai sumber ilmu, karena dalam pembelajaran Bidang Studi Dasar Kecantikan Kulit Kompetensi Anatomi Kuku memerlukan media video atau gambar sebagai bahan ajar. Dalam hal ini guru harus mampu menciptakan suasana yang membuat siswa lebih terfokus pada pembelajaran yang berlangsung dengan mengajak siswa untuk lebih aktif dengan menggunakan model pembelajaran yang kreatif dan memberi media yang bervariasi sehingga siswa akan lebih cepat untuk memahami dan membantu untuk lebih mudah mengingat materi yang diajarkan guru.
Model pembelajaran memiliki peranan penting dalam proses pembelajaran, dengan penggunaan model pembelajaran secara tepat dapat mempengaruhi dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa, salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah Student Teams Achievement Division (STAD), peneliti akan menggunakan model pembelajaran ini sebagai strategi dalam meningkatkan kompetensi anatomi kuku. Dalam STAD, para siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri atas empat orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan,
(18)
4
jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerjasama dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru mengenai materi secara sendiri-sendiri, dimana saat itu mereka tidak diperbolehkan untuk saling membantu.
Gagasan utama dari STAD adalah memotivasi siswa untuk fokus dalam pembelajaran dan dapat saling membantu satu sama lain dalam menguasai materi yang diajarkan oleh guru. Jika para siswa ingin agar timnya mendapatkan penghargaan tim, mereka harus membantu teman satu timnya untuk bisa melakukan yang terbaik, menunjukkan bahwa norma belajar itu penting, berharga, dan menyenangkan. Para siswa bekerja sama setelah guru menyampaikan materi pelajaran. Siswa boleh bekerja berpasangan dan membandingkan jawaban masing-masing, mendiskusikan setiap ketidaksesuaian, dan saling membantu satu sama lain jika ada yang salah dalam memahami. Siswa bekerja dengan teman satu timnya, menilai kekuatan dan kelemahan satu tim untuk membantu mereka berhasil dalam penyelesaian kuis. Meskipun para siswa belajar bersama, mereka tidak boleh saling membantu dalam mengerjakan kuis. Setiap siswa harus tau materinya, Tanggung jawab individual seperti ini memotivasi siswa untuk memberi penjelasan dengan baik satu sama lain, karena satu-satunya cara bagi tim untuk berhasil adalah dengan membuat semua anggota tim menguasai materi yang telah diajarkan.
Dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) kesulitan siswa dalam memahami dan menghapal
(19)
5
materi anatomi kuku dapat teratasi karena dalam STAD dengan adanya kerja tim dapat membuat siswa untuk lebih aktif dalam pengelompokkan kerja tim, lebih termotivasi dalam belajar, dan lebih terarah dalam memahami materi yang telah disampaikan oleh guru. Dalam kerja tim siswa diajak untuk mengulang kembali materi yang disampaikan oleh guru dan saling bertukar pikiran mengenai materi yang dapat ditangkap oleh siswa saat guru menjelaskan karena kemampuan berpikir dan pemahaman setiap siswa berbeda-beda sehingga setiap siswa lebih mudah untuk mengingat materi anatomi kuku. Maka dengan suksesnya antara kerja tim setiap siswa dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam kompetensi anatomi kuku.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul “ Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar Bidang Studi Dasar Kecantikan Kulit pada siswa SMK Negeri 8 Medan ”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yaitu :
1. Bagaimana hasil belajar Bidang studi Dasar Kecantikan Kulit siswa SMK Negeri 8 Medan?
2. Bagaimana motivasi siswa dalam pembelajaran Dasar Kecantikan Kulit?
3. Bagaimana stratetegi yang digunakan guru dalam pembelajaran Dasar Kecantikan Kulit siswa SMK Negeri 8 Medan?
(20)
6
4. Bagaimana metode yang digunakan guru dalam pembelajaran Dasar Kecantikan Kulit siswa SMK Negeri 8 Medan?
5. Bagaimana media yang digunakan guru dalam pembelajaran Dasar Kecantikan Kulit siswa SMK Negeri 8 Medan?
6. Bagaimana model pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajar Dasar Kecantikan Kulit siswa SMK Negeri 8 Medan?
7. Apakah model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar bidang studi Dasar Kecantikan Kulit?
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kompleksnya ruang lingkup permasalahan dalam penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah penelitian sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
2. Hasil belajar Bidang studi Dasar Kecantikan Kulit dibatasi pada Kompetensi Anatomi Kuku
3. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X Program Keahlian Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan
D. Rumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan fokus sebuah penelitian yang akan dikaji. Mengingat sebuah penelitian merupakan upaya untuk menemukan jawaban pertanyaan, maka sebuah pertanyaan dapat dirumuskan sebagai berikut :
(21)
7
1. Bagaimana hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan?
2. Bagaimana hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan?
3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar bidang studi Dasar Kecantikan Kulit siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan
2. Untuk mengetahui hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan
(22)
8
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada bidang studi Dasar Kecantikan Kulit siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai modal pengetahuan peneliti sebagai calon guru tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
2. Sebagai syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan sarjana Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Prodi Pendidikan Tata Rias 3. Supaya siswa lebih termotivasi dalam proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
4. Sebagai bahan evaluasi bagi sekolah terhadap upaya-upaya yang telah ditempuh sekolah dalam merancang model pembelajaran sekolah 5. Sebagai bahan masukan bagi penelitian-penelitan selanjutnya yang
(23)
67
67 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A.Kesimpulan
1. Hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan dengan rata-rata 77,86 dan tingkat kecenderungan termasuk kategori tinggi sebanyak 69,4%.
2. Hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan dengan rata-rata 60,91 dan tingkat kecenderungan termasuk kategori cukup sebanyak 74,3 %.
3. Ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan. Dengan demikian, bahwa hasil belajar dasar kecantikan kulit yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dari pada hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
B.Implikasi
Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada penelitian ini di Kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan pada mata pelajaran Dasar kecantikan kulit dengan materi anatomi kuku sangat efektif karena dapat meningkatkan efektifitas siswa dan
(24)
68
motivasi siswa didalam meningkatkan kompetensi yang akan dicapai. Kondisi belajar yang digunakan di SMK Negeri 8 Medan cenderung masih banyak yang menggunakan metode ceramah, yang menyebabkan suasana belajar menjadi pasif dan monoton. Proses belajar akan lebih baik jika para guru melibatkan siswa dalam kegiatan belajarnya dengan mengikuti proses pembelajaran yang disampaikan guru. Guru tidak lagi bertindak sebagai informan tetapi sebagai fasilisator yang membantu siswa untuk menemukan pengetahuan mereka sendiri. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) diharapkan hasil belajar siswa pada materi anatomi kuku akan semakin meningkat.
C.Saran
1. Diharapkan guru selalumenggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada matapelajaran dasar kecantikan kulit sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.
2. Tingkat kecenderungan hasil belajar siswa rata-rata masih banyak dalam kategori cukup, oleh karena itu sebaiknya guru dapat membuat variasi mengajar yang menarik perhatian, memotivasi siswa dan membuat siswa lebih aktif sehingga proses belajar mengajarakan lebih baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Dari hasil penelitian ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit sehingga diharapkan pengajar menggalipotensi model-model pembelajaran yang lebih bervariatif sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan baik.
(25)
69
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara
Aunurahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alpabeta
Dr. Rusman, M.Pd. 2011. Model-model pembelajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Fitryane, Rannie. 2011. Kiat Cantik dan Menarik. Bandung : Yrama Widya
Hadijah, Arsyad. 2011. Struktur Kuku . Diakses tanggal 25 Agustus 2015 dari http://hadijah-arsyad.blogspot.co.id/2011/11/struktur-kuku.html Huda,M.Pd, Miftahul. 2014. Model-model pengajaran dan pembelajaran.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada Jihad, Asep. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo
Mulyadi, Tedi. 2015. Pengertian Anatomi. Diakses tanggal 8 November 2015 dari http://pengertian-anatomi.html
Mypotik. 2012. Berbagai macam kelainan kuku . Diakses tanggal 25 Agustus 2015 dari http://berbagai-macam-kelainan-kuku.html
Nacho, Nazia 2012. Manicure . Diakses tanggal 15 Agustus 2015 dari http://www.slideshare.net/nazianadine/manicure-15232520
Nurulhayati, Siti. 2002. Pembelajaran Kooperatif yang menggairahkan, dalam Dr.Rusman,M.Pd. Model-model pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Ridhwan. 2014. Pengertian tentang kuku. Diakses tanggal 25 Agustus 2015 dari http://pengertian-tentang-kuku.html
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran, dalam Dr.Rusman,M.Pd. Model-model pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Sari.M.D. 2011. Perawatan body spa manicure pedicure bleaching tangan dan kaki mahendi. Diktat. Medan : Universitas Negeri Medan
(26)
70
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning : Theory and Practice. London: Allymand Bacon
Sudjana,Nana. 2005. Penilaian hasil proses belajar mengajar, Bandung : Rosdakarya
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alpabeta
Sumiati & Asra. 2009. Metode Pembelajaran, Bandung : CV Wancana Prima Surya Mohamad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran,Bani Quraisy,
Bandung
Undang-undang Republik Indonesia . No.20 Tahun 2003. (2003).Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Fermana
Tresna.P.Pipin. 2010. Modul 4 Dasar Rias Merawat Tangan, Kaki dan Rias Kuku, Bandung
Toselli.Leigh. 2009. Nail care. londom : A&C Black
Wordpress. 2013. Anatomi kuku dan struktur kuku. Diakses tanggal 25 Agustus 2015 dari https:// anatomi-kuku-struktur-kuku/
(1)
7
1. Bagaimana hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan?
2. Bagaimana hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan?
3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar bidang studi Dasar Kecantikan Kulit siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan
2. Untuk mengetahui hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan
(2)
8
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada bidang studi Dasar Kecantikan Kulit siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan
F. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Sebagai modal pengetahuan peneliti sebagai calon guru tentang penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
2. Sebagai syarat untuk menyelesaikan program Pendidikan sarjana Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Prodi Pendidikan Tata Rias 3. Supaya siswa lebih termotivasi dalam proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
4. Sebagai bahan evaluasi bagi sekolah terhadap upaya-upaya yang telah ditempuh sekolah dalam merancang model pembelajaran sekolah 5. Sebagai bahan masukan bagi penelitian-penelitan selanjutnya yang
(3)
67
67 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A.Kesimpulan
1. Hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan dengan rata-rata 77,86 dan tingkat kecenderungan termasuk kategori tinggi sebanyak 69,4%.
2. Hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan dengan rata-rata 60,91 dan tingkat kecenderungan termasuk kategori cukup sebanyak 74,3 %.
3. Ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit siswa kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan. Dengan demikian, bahwa hasil belajar dasar kecantikan kulit yang diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dari pada hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit yang diajarkan tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
B.Implikasi
Implementasi model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada penelitian ini di Kelas X Tata Kecantikan SMK Negeri 8 Medan pada mata pelajaran Dasar kecantikan kulit dengan materi anatomi kuku sangat efektif karena dapat meningkatkan efektifitas siswa dan
(4)
68
motivasi siswa didalam meningkatkan kompetensi yang akan dicapai. Kondisi belajar yang digunakan di SMK Negeri 8 Medan cenderung masih banyak yang menggunakan metode ceramah, yang menyebabkan suasana belajar menjadi pasif dan monoton. Proses belajar akan lebih baik jika para guru melibatkan siswa dalam kegiatan belajarnya dengan mengikuti proses pembelajaran yang disampaikan guru. Guru tidak lagi bertindak sebagai informan tetapi sebagai fasilisator yang membantu siswa untuk menemukan pengetahuan mereka sendiri. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) diharapkan hasil belajar siswa pada materi anatomi kuku akan semakin meningkat.
C.Saran
1. Diharapkan guru selalumenggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada matapelajaran dasar kecantikan kulit sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.
2. Tingkat kecenderungan hasil belajar siswa rata-rata masih banyak dalam kategori cukup, oleh karena itu sebaiknya guru dapat membuat variasi mengajar yang menarik perhatian, memotivasi siswa dan membuat siswa lebih aktif sehingga proses belajar mengajarakan lebih baik dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
3. Dari hasil penelitian ada pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe student Teams Achievement Division (STAD) terhadap hasil belajar Dasar Kecantikan Kulit sehingga diharapkan pengajar menggalipotensi model-model pembelajaran yang lebih bervariatif sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dengan baik.
(5)
69
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara
Aunurahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alpabeta
Dr. Rusman, M.Pd. 2011. Model-model pembelajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Fitryane, Rannie. 2011. Kiat Cantik dan Menarik. Bandung : Yrama Widya
Hadijah, Arsyad. 2011. Struktur Kuku . Diakses tanggal 25 Agustus 2015 dari http://hadijah-arsyad.blogspot.co.id/2011/11/struktur-kuku.html Huda,M.Pd, Miftahul. 2014. Model-model pengajaran dan pembelajaran.
Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan : Media Persada Jihad, Asep. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo
Mulyadi, Tedi. 2015. Pengertian Anatomi. Diakses tanggal 8 November 2015 dari http://pengertian-anatomi.html
Mypotik. 2012. Berbagai macam kelainan kuku . Diakses tanggal 25 Agustus 2015 dari http://berbagai-macam-kelainan-kuku.html
Nacho, Nazia 2012. Manicure . Diakses tanggal 15 Agustus 2015 dari http://www.slideshare.net/nazianadine/manicure-15232520
Nurulhayati, Siti. 2002. Pembelajaran Kooperatif yang menggairahkan, dalam Dr.Rusman,M.Pd. Model-model pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Ridhwan. 2014. Pengertian tentang kuku. Diakses tanggal 25 Agustus 2015 dari http://pengertian-tentang-kuku.html
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran, dalam Dr.Rusman,M.Pd. Model-model pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Sari.M.D. 2011. Perawatan body spa manicure pedicure bleaching tangan dan kaki mahendi. Diktat. Medan : Universitas Negeri Medan
(6)
70
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta : Ar-Ruzz Media
Slavin, R. E. 2005. Cooperative Learning : Theory and Practice. London: Allymand Bacon
Sudjana,Nana. 2005. Penilaian hasil proses belajar mengajar, Bandung : Rosdakarya
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alpabeta
Sumiati & Asra. 2009. Metode Pembelajaran, Bandung : CV Wancana Prima Surya Mohamad. 2004. Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran,Bani Quraisy,
Bandung
Undang-undang Republik Indonesia . No.20 Tahun 2003. (2003).Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung : Fermana
Tresna.P.Pipin. 2010. Modul 4 Dasar Rias Merawat Tangan, Kaki dan Rias Kuku, Bandung
Toselli.Leigh. 2009. Nail care. londom : A&C Black
Wordpress. 2013. Anatomi kuku dan struktur kuku. Diakses tanggal 25 Agustus 2015 dari https:// anatomi-kuku-struktur-kuku/