PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DENGAN LEARNING START WITH A QUESTION PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS MENGGUNAKAN MEDIA LKS.

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA
PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING
STICK DENGAN LEARNING START WITH A QUESTION
PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS
MENGGUNAKAN MEDIA LKS

Oleh:
Nelli Purba
NIM 4123131063
Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016


iii

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA
PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING
STICK DENGAN LEARNING START WITH A QUESTION
PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS
MENGGUNAKAN MEDIA LKS
Nelli Purba (4123131063)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil
belajar kimia siswa SMA pada model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick
dengan Learning Start With A Question (LSQ) pada pokok Bahasan Reaksi
Redoks menggunakan media Lembar Kerja siswa (LKS). Populasi penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Budi Murni 3 Medan sebanyak dua
kelas. Sampel penelitian yang berjumlah dua kelas, yaitu satu kelas sebagai kelas
eksperimen 1 yang diberi pembelajaran dengan model kooperatif tipe LSQ dan
satu kelas sebagai kelas eksperimen 2 yang diberi pembelajaran dengan model
kooperatif tipe Talking Stick. Data yang diambil adalah peningkatan hasil belajar
siswa, yaitu diambil dari nilai siswa sebelum (pre-tes) dan setelah (pos-tes)
diberikan perlakuan. Instrumen yang digunakan untuk data peningkatan hasil

belajar siswa adalah tes objektif sebanyak 20 soal dengan 5 option yang telah diuji
validasi, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran, dan distruktor. Data yang
diperoleh kemudian dianalisis dengan uji-t dua pihak. Hasil uji t diperoleh t < -t ½
α dan t > t ½ α (2,424 < - 1,671 dan 2,424 > 1,671) pada taraf signifikansi α =
0,05 dan db = 28. Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima karena
Ha berada di daerah kritis sehingga dapat disimpulkan yaitu ada perbedaan
peningkatan hasil belajar kimia siswa SMA pada model pembelajaran kooperatif
tipe Talking Stick dengan Learning Start With A Question (LSQ) pada pokok
bahasan Reaksi Redoks menggunakan media LKS. Rata-rata peningkatan hasil
belajar kelas eksperimen 1 adalah 74% ± 0,1296 (kategori tinggi) dan kelas
eksperimen 2 adalah 66% ± 0,1335 (kategori sedang).

Kata kunci: Learning Start With A Question, Talking Stick, peningkatan hasil
belajar.

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, atas berkat

dan rahmat Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang
direncanakan.
Skripsi berjudul : “Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa
SMA Pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Dengan Learning
Start With A Question Pada Pokok Bahasan Reaksi Redoks Menggunakan Media
LKS”, disusun untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak memperoleh bantuan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
terimakasih kepada: Bapak Drs. Kawan Sihombing M.Si sebagai dosen
pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran
kepada penulis sejak awal penyusunan proposal sampai dengan selesainya
penyusunan skipsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaiakan kepada Bapak Dr.
Ajat Sudrajat M.Si, Bapak Drs. Jasmidi M.Si dan Ibu Dra. Hafni Indriati
Nasution, M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saransaran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan
terimakasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Zainuddin M, M.Si selaku Dosen
Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak/Ibu dosen beserta Staf Pegawai
Jurusan kimia FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Kepala sekolah dan

Bapak/Ibu guru SMA Swasta Budi Murni 3 Medan terkhusus kepada Bapak
Rudyi Pardosi, S.Pd selaku guru Kimia, para siswa-siswi terkhusus kelas X-A dan
X-B yang telah banyak membantu selama penelitian dilaksanakan.
Teristimewa penulis sampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada: Ayahanda tercinta Jahotman Purba, Ibunda Ulina Siregar dan kakak,
abang serta adik ku (Salpen A Purba, Citra G purba, Lamhot Purba, Riahati Purba,

v

dan Priko Purba) yang selalu berdoa dan memberi semangat kepada penulis dalam
menyelasaikan studi di Universitas Negeri Medan.
Penulis juga menyampaikan terimakasih kepada teman-teman yang selalu
memberikan dukungan doa dan motivasi yaitu seluruh teman-teman seperjuangan
di jurusan kimia, khususnya sahabat terbaik sekaligus KTBku Nobelia dan Novia,
serta teman termanis ku Sri Juliana, Ita, Judika, Meli, Helen, Mei, PutLi, PutSun,
Devi, dan seluruh pasukan kelas Pendidikan Kimia C 2012. Terimakasih juga buat
pejuang hebat se-PS (Nanda, Aida, dan Amru). Tidak lupa buat kakak-kakak PKK
terkasih, kak Riris, kak Herlina dan kak Mika. Juga adik-adikku Filadelfia (Fitry,
Welni, Roma, Susi, Jemido). Teman 1 Tim (Dian dan Monika). Terimakasih buat
teman-teman Seli, Dina, Resina, Doni, Juheri, Edo, Jawanri dan kepada semua

pihak yang telah membantu sampai selesainya skripsi ini yang tidak tersebutkan
namanya satu persatu.
Penulis sudah berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi
ini, tetapi penulis masih mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam
memperkaya pengetahuan dalam ilmu pendidikan khususnya Kimia.

Medan, 1 Agustus 2016
Penulis

Nelli Purba
NIM.4123131063

vi

DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup

Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Dftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Grafik
Daftar Lampiran

i
ii
iii
iv
vi
vii
ix
x
xi

BAB I: PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Identifikasi Masalah
1.3. Batasan Masalah
1.4. Rumusan Masalah
1.5. Tujuan Penelitian
1.6. Manfaat Penelitian
1.7. Definisi Operasional

1
3
3
4
4
4
5

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Belajar
2.2. Model Pembelajaran
2.3. Model Pembelajaran Kooperatif
2.3.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick

2.3.2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Start With A Question
2.4. Media Pembelajaran Lembar Kerja Siswa (LKS)
2.5. Reaksi Reduksi dan Oksidasi
2.5.1. Konsep Reaksi Redoks
2.5.2. Pereduksi dan Pengoksidasi
2.5.3. Tata Nama IUPAC Berdasarkan Bilangan Oksidasi
2.6. Hipotesis Penelitian
2.6.1. Hipotesis Verbal
2.6.2. Hipotesis Statistika

6
7
9
10
12
13
15
15
20
21

23
23
23

BAB III: METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel
3.3. Variabel Penelitian
3.3.1. Variabel Bebas
3.3.2. Variabel Terikat
3.3.3. Variabel Terkontrol

24
24
24
24
24
24

vii


3.4. Rancangan Penelitian
3.5. Instrumen Penelitian
3.5.1. Validasi Isi
3.5.2. Validitas Item Tes
3.5.3. Reliabilitas Tes
3.5.4. Taraf Kesukaran
3.5.5. Daya Pembeda
3.5.6. Distruktor
3.6. Teknik Pengumpulan Data
3.7. Teknik Analisis Data
3.7.1. Uji Normalitas
3.7.2. Uji Homogenitas
3.7.3. Uji Hipotesis
3.7.4. Persen Peningkatan Hasil Belajar

24
25
26
26

27
28
28
29
29
31
31
31
31
32

BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian
4.1.1.1. Validasi Isi
4.1.1.2. Validasi Item Tes
4.1.1.3. Reliabilitas Tes
4.1.1.4. Taraf Kesukaran
4.1.1.5. Daya Pembeda
4.1.1.6. Distraktor
4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian
4.1.2.1. Data pre-tes Siswa
4.1.2.2. Data Pos-tes Siswa
4.1.2.3. Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain)
4.1.3. Analisis Data
4.1.3.1. Uji Normalitas
4.1.3.2. Uji Homogenitas Gain
4.1.3.3. Uji Hipotesis
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

34
34
34
34
34
35
35
35
35
35
36
36
37
37
38
38
39

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

42
42

DAFTAR PUSTAKA

43

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1. Reaksi redoks dalam kehidupan sehari-hari

16

Gambar 2.2. Nyala kembang api berwarna putih dihasilkan oleh reaksi
antara Mg dan O2

17

Gambar 3.1. Skema alur penelitian

33

ix

DAFTAR TABEL

Halaman
10

Tabel 2.1.

Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif

Tabel 2.2.

Contoh senyawa biner logam dan non-logam

21

Tabel 2.3.

Contoh senyawa biner dari non-logam dan non-logam

21

Tabel 2.4.

Contoh senyawa mengandung ion poliatom 1

22

Tabel 2.5.

Contoh senyawa yang mengandung ion poliatom 2

22

Tabel 3.1.

Rincian perlakuan metode mengajar yang diberikan

25

Tabel 4.1.

Data Pre-tes Siswa

36

Tabel 4.2.

Data Pos-tes Siswa

37

Tabel 4.3.

Hasil Perolehan Peningkatan Hasil Belajar dari Kedua Sampel

37

Tabel 4.4.

Uji Normalitas Peningkatan Hasil Belajar (gain)

37

Tabel 4.5.

Uji Homogenitas Data Gain

38

Tabel 4.6.

Uji Hipotesis

39

x

DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1. Persentase Peningkatan Hasil Belajar

37

Grafik 4.2. Rata-rata nilai pre-tes dan pos-tes kelas eksperimen 1
dan kelas eksperimen 2

40

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1.
Lampiran 2.
Lampiran 3a.
Lampiran 3b.
Lampiran 3c.
Lampiran 3d.
Lampiran 4a.
Lampiran 4b.
Lampiran 5.
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lampiran 8.
Lampiran 9.
Lampiran 10.
Lampiran 11.
Lampiran 12.
Lampiran 13.
Lampiran 14.
Lampiran 15.
Lampiran 16.
Lampiran 17.
Lampiran 18.
Lampiran 19.
Lampiran 20a.
Lampiran 20b.
Lampiran 21.
Lampiran 22.
Lampiran 23.
Lampiran 24.
Lampiran 25.
Lampiran 26.
Lampiran 27.
Lmapiran 28.

Silabus
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kisi – kisi Instrumen Tes Sebelum Validasi
Kisi – kisi Instrumen Test Setelah Validasi
Instrumen Tes Hasil Belajar Sebelum Divalidasi
Instrumen Tes Hasil Belajar Setelah Divalidasi
Pembahasan dan Kunci Jawaban Instrumen Tes sebelum
Validasi
Pembahasan dan Kunci Jawaban Instrumen Tes setelah
Validasi
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Pembahasan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Tabel Validasi
Perhitungan Validasi Item Tes
Tabel Reliabilitas
Perhitungan Reliabilitas
Tabel Taraf Kesukaran
Perhitungan Tingkat Kesukaran
Tabel Daya Beda
Perhitungan Daya Beda
Distruktor
Uji Normalitas Data
Uji Homogenitas Data
Perhitungan Uji Hipotesis
Perhitungan Rata-rata, Varians dan Simpangan Baku
Tabulasi Data Nilai Siswa Kelas Eksperimen 1
Tabulasi Data Nilai Siswa Kelas Eksperimen 2
Data Peningkatan Hasil Belajar (Gain) Kelas
Eksperimen 1 Dan Kelas Eksperimen 2
Persentase Peningkatan Hasil Belajar
Tabel Nilai-nilai r-Product Moment
Tabel Nilai Kritis Distribusi Chi Kuadrat (γ2)
Tabel Nilai-nilai Dalam Distribusi-t (Tabel t)
Tabel Distribusi Nilai F
Dokimentasi Penelitian
Tabel Validasi Isi

45
47
67
80
85
93
97
104
108
116
121
122
125
126
127
128
130
131
133
135
142
145
147
151
152
153
156
157
158
159
160
161
163

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Masalah
Dictionary of Psychology (dalam Syah, 2010), pendidikan diartikan

sebagai tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang dipergunakan untuk
menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan,
kebiasaan, sikap dan sebagainya.
Kalau mengamati pendidikan di Indonesia, kita akan mendapatkan
beberapa fenomena dan indikasi yang sangat tidak kondusif untuk mewujudkan
Indonesia menjadi Negara maju dalam pendidikan. Hal tersebut karena sampai
saat ini, pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan
merupakan perangkat fakta yang harus dihafal. Kelas masih berfokus pada guru
sebagai sumber utama pengetahuan, dan ceramah menjadi pilihan utama dalam
strategi belajar (Hamdani, 2011). Salah satu masalah yang dihadapi dunia
pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir
(Sanjaya, 2006).
Peran

guru

sangat

penting

dalam

proses

pembelajaran

untuk

mengembangkan kemampuan berpikir siswa. Menurut Sardiman (2011),
mengatakan bahwa guru merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan
harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga
profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.
Model pembelajaran juga merupakan unsur penting untuk keberhasilan
siswa dalam belajar. Mengingat bahwa pelajaran kimia terkesan sulit bagi para
siswa, maka metode pembelajaran yang digunakan guru haruslah bervariasi dan
kreatif untuk membuat siswa tidak jenuh dalam belajar. Berdasarkan hasil
observasi di SMA Swasta Budi Murni 3 Medan sebagai tempat peneliti untuk
melaksanakan penelitian, hasil belajar kimia siswa termasuk ke dalam kategori
rendah, karena siswa masih merasa sulit untuk mengerti tentang kimia dengan
model pembelajaran yang diterapkan oleh guru.

1

2

Pemilihan
pertimbangan

dan

penggunaan

model

pembelajaran

yang

menjadi

adalah tujuan yang akan dicapai untuk meningkatkan hasil

belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran
yang terdiri dari kelompok-kelompok. Ada banyak tipe model pembelajaran
kooperatif diantaranya adalah tipe Talking Stick dan tipe Learning Start With A
Question. Cara menciptakan pola belajar aktif pada siswa adalah dengan
merangsang siswa untuk bertanya tentang materi pelajaran, tanpa penjelasan dari
guru terlebih dahulu (Silberman, 2007).
Model pembelajaran Talking Stick, pengetahuan awal siswa pada materi
pelajaran dikonstruksi oleh guru, kemudian seiring berjalan pembelajaran maka
pengetahuan awal tersebut dimodifikasi oleh pengetahuan siswa dalam
pembelajaran kelompok. Sedangkan pada model pembelajaran Learning Start
With A Question (LSQ), pengetahuan awal siswa dikonstruksi oleh siswa sendiri
dengan cara membaca, meringkas, dan membuat daftar pertanyaan. Setelah itu,
guru menjelaskan materi pelajaran untuk meluruskan pemahaman konsep siswa
terutama mengenai hal-hal yang menjadi pertanyaan mereka.
Beberapa peneliti sebelumnya telah melakukan penelitian yang relevan
dengan model pembelajaran Talking Stick dan LSQ. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Purwaningsih (2014), prestasi belajar kognitif model pembelajaran
kooperatif tipe talking stick lebih baik dibandingkan tipe TGT, yang ditunjukkan
dengan nilai rata-rata kognitif berturut-turut 79, 167 dan 71,11.
Sutaryono (2014), telah melakukan penelitian menyatakan bahwa
penggunaan metode talking stick berbantuan media flash dilengkapi handout
mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Pada saat kondisi awal hasil belajar
siswa adalah 60,26 %, kemudian menjadi 69,22 % pada siklus I, dan 74,34 %
pada siklus II.
Susatyo (2009), telah melakukan penelitian menyatakan bahwa hasil
belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran LSQ lebih baik dari pada
SRL dengan perolehan nilai rata-rata secara berturut-turut adalah 92, 68% dan
85%.

3

Nurhabibah (2012), telah melakukan penelitian menyatakan bahwa adanya
peningkatan penguasaan materi siswa dengan rata-rata N-gain 33,53 pada taraf
kepercayaan sebesar 95 %.
Sepengetahuan peneliti, pada penelitian-penelitian sebelumnya belum ada
penelitian yang membandingkan antara model Talking Stick dan model LSQ.
Karena itulah peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai perbandingan
kedua model pembelajaran ini. Bila nanti ada perbedaan, maka akan diketahui
model pembelajaran manakah yang lebih unggul. Jadi peneliti tertarik untuk
melaksanakan penelitian dengan judul : “Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar
Kimia Siswa SMA pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick
dengan Learning Start With A Question pada pokok Bahasan Reaksi Redoks
Menggunakan Media LKS”.

1.2.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi

beberapa masalah sebagai berikut:
1.

Model pembelajaran yang kurang bervariasi di sekolah
Dalam hal ini, guru cenderung kurang pandai dalam menyesuaikan model
pembelajaran dengan setiap materi kimia. Karena tidak semua model
pembelajaran dapat diterapkan di dalam proses belajar mengajar dan harus
memperhatikan karakteristik materi yang akan disajikan.

2.

Hasil belajar kimia siswa yang yang relatif rendah
Hasil ini juga menjadi tolak ukur bagaimana tingkat keberhasilan seorang
guru dalam proses belajar mengajar di dalam kelas.

1.3.

Batasan Masalah
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.

Materi pelajaran kimia kelas X semester 2 pada pokok bahasan Reaksi
Redoks

2.

Subjek penelitian adalah siswa kelas X SMA Tahun Ajaran 2015/2016

4

3.

Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif
tipe Talking Stick dan Learning Start With A Question (LSQ)

4.

1.4.

Media yang digunakan adalah media Lembar Kerja Siswa (LKS)

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.

Apakah ada perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa SMA pada
model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan Learning Start With
A Question pada pokok Bahasan Reaksi Redoks menggunakan media LKS?

2.

Berapa persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan Learning Start With
A Question pada pokok Bahasan Reaksi Redoks?

1.5.

Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1.

Mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa SMA pada
model pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick dengan Learning Start
With A Question pada pokok Bahasan Reaksi Redoks menggunakan media
LKS.

2.

Mengetahui persen peningkatan hasil belajar kimia siswa yang diajarkan
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan Learning
Start With A Question LSQ pada pokok Bahasan Reaksi Redoks.

1.6.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.

Bagi Peneliti
Menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan
kompetensi peneliti sebagai calon guru.

2.

Bagi guru

5

Memberi informasi dan masukan serta membantu dalam penyampaian materi
pelajaran kepada siswa.
3.

Bagi Siswa
Menambah pengetahuan dan membantu meningkatkan minat belajar serta
kemandirian siswa.

4.

Bagi Peneliti Selanjutnya
Memberi informasi dalam penelitian selanjutnya untuk meningkatkan kualitas
proses pembelajaran khususnya pembelajaran kimia.

1.7.
1.

Definisi Operasional
Model pembelajaran Talking Stick
Model ini dilakukan dengan bantuan tongkat. Siswa yang mendapatkan
tongkat wajib menjawab pertanyaan yang diberi oleh guru.

2.

Model pembelajaran kooperatif tipe Learning Start with A Question (LSQ)
Model ini merupakan suatu model pembelajaran aktif dalam bertanya. Pada
awal pembelajaran guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang akan dipelajari yang sudah dibaca terlebih dahulu di
rumah.

3.

Media Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja Siswa adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan
kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar Kerja Siswa berupa
lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaanpertanyaan yang harus dijawab oleh siswa).

4.

Reaksi Redoks
Reaksi Redoks merupakan materi kimia kelas X semester genap. Pada materi
ini, akan dibahas tentang konsep reaksi redoks, pereduksi dan pengoksidasi,
dan tata nama senyawa.

5.

Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa merupakan hasil akhir yang akan diperoleh siswa setelah
diberikan perlakuan yaitu dengan model pembelajaran kooperatif tipe Talking
stick dengan LSQ.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dapat ditarik
kesimpulan yaitu:
1.

Ada perbedaan peningkatan hasil belajar kimia siswa SMA pada model
pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick dengan Learning Start With A
Question (LSQ) pada pokok Bahasan Reaksi Redoks menggunakan media
Lembar Kerja siswa (LKS).

2.

Persen peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen 1 dengan model
pembelajaran Learning Start With A Question sebesar 74% (kategori tinggi)
sedangkan persen peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen 2 dengan
model pembelajaran Talking Stick sebesar 66% (kategori sedang).

5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan hal sebagai berikut:
1. Perlunya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Learning Start
with A Question (LSQ) dan Talking Stick dalam pembelajaran kimia di
sekolah untuk meningkatkan hasil belajar siswa
2. Peneliti berikutnya hendaknya membuat perencanaan yang lebih baik pada
pengorganisasian kelompok, sehingga jumlah siswa dalam kelompok
hanya 2-3 orang saja agar semua boleh bekerja dalam diskusi kelompok
3. Peneliti berikutnya hendaknya memperkenalkan materi pembelajaran
sebelum diskusi kelompok. Karena ketika langsung diskusi kelompok,
siswa tidak memahami sedikitpun tentang materi pembelajaran dan
bingung sehingga tidak mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam
kelompok tersebut.
4. Peneliti berikutnya sebaiknya menambah observer supaya proses belajar

dan diskusi bisa terkontrol.
42

43

DAFTAR PUSTAKA
A.M, Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.

Adisusilo, Sutarjo, (2012), Pembelajaran Nilai-Karakter, Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
Arikunto, Suharsimi, (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Rineka Cipta, Jakarta.
Azhar, Arsyad, (2007), Media Pembelajaran, RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Hamdani, (2011), Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia, Bandung.
Jihad dan Haris, (2013), Evaluasi Pembelajaran, Multi Pressindo, Yogyakarta.
Johari dan Rachmawati, (2007), Kimia SMA dan MA untuk Kelas X, Erlangga,
Jakarta.
Nurhabibah, B, (2012), Pengaruh Strategi Learning Start With A Question (LSQ)
Terhadap Penguasaan Materi Oleh Siswa, Jurnal Penelitian Pendidikan,
Universitas Lampung, Lampung.
Purwaningsih, A, (2014), Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking
Stick dan Teams Games Tournaments (TGT) Ditinjau Dari Kemampuan
Matematik Pada Materi Pokok Hodrolisis Garam Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas XI SMAN Kebakkramat Tahun Pelajaran
2013/2014, Jurnal Pendidikan Kimia, 3 : 31-40
Rohani, Ahmad, (2007), Media Instruksional Edukatif, Rineka Cipta, Jakarta.
Rusman, (2011), Model-model Pembelajaran, Rajagrafindo Persada, Jakarta.
Sagala, Syaiful, (2009), Konsep dan Makna pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Sanjaya, Wina, (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Kencana, Jakarta.
Shoimin, Aris, (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013,
Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.

44

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, Rineka Cipta,
Jakarta.
Silberman, M. L, (2007), Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif,
Pustaka Insan Madani, Yogyakarta.
Silitonga, P. M, (2011), Statistik Teori dan Aplikasi dalam Penelitian, Unimed
Press, Medan.
Slavin, Robert E, (2005), Cooperatif Learning, Nusa Media, Bandung.
Sofan, Amri, (2013), Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum
2013, Prestasi Pustakaraya, Jakarta.
Sugiyono, 2013, Metode Penelitian Pendidikan, Alfabeta, Bandung.
Sulistiyarini, F, Reaksi Redoks, http://kimiareaksiredoks.blogspot.co.id/p/reaksidisproporsionasi-dan.html, diakses tanggal 7 Januari 2016.
Suprijono, Agus, 2009, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Susatyo, EB, (2009), Penggunaan Model Learning With A Question dan Self
Regulated Learning Pada Pembelajatan Kimia, Jurnal Inovasi
Pendidikan Kimia, 3 :406-412.
Sutaryono, SR, (2014), Pembelajaran Kimia Dengan Metode Talking Stick
Berbantuan Media Flash Dilengkapi Handout Untuk Meningkatkan
Kualitas Proses Dan Hasil Belajar Materi Pokok Ikatan Kimia Siswa
Kelas X.4 SMA Negeri 1 Dayeuhluhur Tahun Ajaran 2010/2011, Jurnal
Pendidikan Kimia, 3 : 121-128.
Sutresna, Nana, (2006), Cerdas Belajar Kimia Untuk Kelas X SMA/MA, Grafindo,
Jakarta.
Syah, Muhibbin, (2010), Psikologi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung.
Zaini, Hisyam, dkk, (2008), Strategi Pembelajaran Aktif, CTSD, Yogyakarta.

Dokumen yang terkait

INOVASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING DIPADU DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN GENIUS LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KERJASAMA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS.

0 2 26

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA HANDOUT TERHADAP AKTIVITAS DAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS KELAS X.

9 47 22

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERINTEGRASI DISCOVERY LEARNINGDENGAN MEDIAPOWER POINTTERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKS.

0 10 21

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA SMA ANTAR YANG DIBELAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DAN TIPE SNOWBALL THROWING PADA POKOK BAHASAN KONSEP MOL.

0 9 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DENGAN MEDIA POWERPOINT TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN KONSEP REDOKS.

0 5 7

PENGARUH JENIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA PADA POKOK BAHASAN REDOKS.

0 2 11

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ DENGAN MEDIA PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SMA PADA POKOK BAHASAN REAKSI REDOKSI.

0 3 23

PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES AND TOURNEMENT) DENGAN KONVENSIONAL MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI.

0 2 22

PENGARUH METODE LEARNING START WITH A QUESTION TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA PADA POKOK BAHASAN SISTEM KOLOID.

0 3 19

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION PENINGKATAN HASIL BELAJAR BIOLOGI DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION DENGAN MEDIA GAMBAR PADA POKOK BAHASAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HI

0 1 14