PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES AND TOURNEMENT) DENGAN KONVENSIONAL MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP PADA POKOK BAHASAN LAJU REAKSI.
BAHASAN LAJU REAKSI
Oleh : Samsidar Siregar
NIM 409431032
Program Studi Pendidikan Kimia
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
(2)
(3)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan rahmatNya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan.
Skripsi berjudul “Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games and Tournament) Dengan Konvensional Menggunakan Media Peta Konsep Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unimed.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada : Bapak Drs. Wesly Hutabarat, M.Sc, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Drs. Gulmah Sugihatri, M.Pd, Bapak Drs. Bajoka Nainggolan, M.S dan Bapak Drs. Simson Tarigan, M.Pd selaku dosen penguji, yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada Ibu Dra. Ida Duma Riris, M.Si selaku Dosen Pembimbing Akademik serta kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis. Penghargaan juga disampaikan kepada kepada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, PKS kurikulum, tata usaha guru kimia dan siswa/i kelas XII SMA Swasta Nurhasanah yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.
Teristimewa saya sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Almarhum H. Muhammad Yusuf Siregar dan Ibunda Almarhumah Mashani Ritonga yang berjuang keras dalam mendidik dan menyekolahkan saya selama hidupnya, serta dukungan doa dari abang-abang dan kakak-kakak saya tercinta sehingga saya dapat memperoleh gelar sarjana.
(4)
v
Kemudian, saya sampaikan kepada sahabat saya Fadhilatur rahma, Nova Andriani, Ristanti, Mutia, Silvia, Sahara, Alfin, Erika Apriani, yang selalu memberikan dukungan dan motivasi selama menjadi mahasiswa UNIMED, juga kepada seluruh mahasiswa Kimia Reguler A 2009 yang telah terlebih dahulu menjadi alumni Unimed yang selalu memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.
Medan, Februari 2014 Penulis,
(5)
PERBEDAAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
TGT (TEAMS GAMES AND TOURNAMENT) DENGAN KONVENSIONAL MENGGUNAKAN MEDIA
PETA K ONSE P PA DA POK OK BAHASAN LAJU REAKSI
Samsidar Siregar NIM. 409431032
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipa TGT (Teams Games and Tournament) dan konvensional menggunakan media peta konsep pada pokok bahasan laju reaksi di SMA Swasta Nurhasanah Medan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh kelas seluruh siswa kelas XI IPA SMA Swasta Nurhasanah Medan yang terdiri dari 2 kelas. Sampel dalam penelitian ini yang dipilih secara random sampling diambil dari kedua kelas tersebut yaitu kelas eksperimen I dan kelas eksperimen II. Kelas eksperimen I diberi perlakuan model pembelajaran TGT (Teams Games and Tournament) dengan media peta konsep sedangkan kelas eksperimen II diberi perlakuan model pembelajaran Konvensional menggunakan media peta konsep. Peningkatan hasil belajar siswa dihitung dengan bentuk gain ternormalisasi dan didapatkan persen keberhasilan belajar siswa pada kelas eksperimen I sebesar 74,8% sedangkan persen keberhasilan belajar siswa kelas eksperimen II sebesar 63,5%,. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t-test uji dua pihak dengan kriteria thitung < -t ½ α dan ttihung > t ½ α dan diperoleh thitung = 14,47 sedangkan ttabel = 2,000 untuk α = 0.025 dan db = 60. Dengan demikian thitung < - t tabel dan thitung >
ttabel, maka Ha diterima yakni ada perbedaan antara hasil belajar siswa yang
dibelajarkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan media peta konsep dengan hasil belajar siswa tang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional menggunaakan media peta konsep pada pokok bahasan laju reaksi.
(6)
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar viii
Daftar Tabel ix
DaftarLampiran x
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1.Latar Belakang 1
1.2.Identifikasi Masalah 3
1.3.Rumusan Masalah 4
1.4.Batasan Masalah 4
1.5.Tujuan Penelitian 5
1.6.Manfaat Penelitian 5
1.7.Defenisi Operasional 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7
2.1 Kerangka Teori 7
2.1.1. Hakekat Belajar Kimia 7
2.1.2. Hasil Belajar Kimia 8
2.1.3. Karakteristik Pembelajaran Kimia 9
2.1.4. Model Pembelajaran 11
2.1.4.1.Pengertian Model Pembelajaran 11 2.1.4.2.Model Pembelajaran Konvensional 12 2.1.4.3.Model Pembelajaran Kooperatif 12
2.1.4.4.Model Pembelajaran TGT 13
2.1.4.5.Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran TGT 18
2.1.5 Media Pembelajaran 19
2.1.5.1.Pengertian Media Pembelajaran 19 2.1.5.2.Ciri-Ciri Media Pembelajaran 20 2.1.5.3.Media Sebagai Sumber Belajar 20
2.1.5.4.Media Peta Konsep 21
2.1.5.4.1.Langkah-Langkah Pembuatan Peta Konsep 22 2.1.6 Ringkasan Materi Laju Reaksi 22
2.2. Kerangka Konseptual 26
2.3. Hipotesis Penelitian 27
2.3.1 Hipotesis Verbal 27
(7)
BAB III METODE PENELITIAN 28 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 28 3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian 28
3.3 Variabel Penelitian 28
3.4 Rancangan/ Desain Penelitian 29
3.5 Teknik Pengumpulan Data 31
3.6 Instrumen Penelitian 34
3.7 Teknik Analisis Data 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 39
4.1. Hasil Penelitian 39
4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian 39 4.1.1.1.Validitas Instrumen Tes 39
4.1.1.2. Reliabilitas Tes 39
4.1.1.3. Tingkat Kesukaran Tes 39
4.1.1.4. Daya Beda Tes 39
4.1.2. Data Hasil Penelitian 40
4.2. Analisis Data Hasil Penlitian 40
4.2.1. Uji Normalitas Data 40
4.2.2. Uji Homogenitas Data 42
4.2.3. Uji Hipotesis 42
4.2.4. Menghitung Gain 43
4.2.5. Persentase Peningkatan Hasil Belajar 44 4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 49
5.1. Kesimpulan 49
5.2. Saran 49
(8)
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Laju Reaksi Larutan 23
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 31 Tabel 4.1 Hasil Perolehan rata-rata Pretes dan Posttes 40 Tabel 4.2 Uji Normalitas Data Pretes, Postes dan Gain 41 Tabel 4.3 Uji Homogenitas Sampel 42 Tabel 4.4. Hasil Uji Hipotesis 43 Tabel 4.5 Gain eksperimen I dan eksperimen II 43 Tabel 4.6 Data rata-rata gain 44 Tabel 4.7 Peningkatan Hasil belajar 44 Tabel 5.1 Hasil Data Penelitian 136 Tabel 5.2 Penolong Untuk Pengujian Normalitas Data 141 Tabel 5.3 Penolong Untuk Pengujian Normalitas Data 142 Tabel 5.4 Penolong Untuk Pengujian Normalitas Data 142 Tabel 5.5 Penolong Untuk Pengujian Normalitas Data 143 Tabel 5.6 Penolong Untuk Pengujian Normalitas Gain Kelas
Eksperimen I 149
Tabel 5.7 Penolong Untuk Pengujian Normalitas Gain Kelas Eksperimen II
(9)
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Penempatan Siswa Dalam Meje Turnament 15 Gambar 3.1 Gambar Skema rancangan penelitian 33 Gambar 4.1 Gambar Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa 45
(10)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Silabus 53
Lampiran 2 Rencangan Pelaksanaan Pembelajaran 55
Lampiran 3 Motivasi 76
Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen Tes sebelum validasi 79 Lampiran 5 Item Instrumen Tes sebelum validasi 95 Lampiran 6 Jawaban Item Instrumen Tes sebelum validasi 104 Lampiran 7 Instrumen Tes sesudah validasi 105 Lampiran8 Jawaban Instrumen Tes sesudah validasi 109 Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa 110
Lampiran 10 Jawaban LKS 115
Lampiran 11 Soal Games Turnamen (TGT) 117 Lampiran 12 Jawaban Soal TGT 120 Lampiran 13 Perhitungan Validitas Tes 127 Lampiran 14 Perhitungan Reliabilitas tes 130 Lampiran 15 Perhitungan Tingkat kesukaran 132 Lampiran 16 Perhitungan Daya beda 134 Lampiran 17 Rekapitulasi analisis instrumen 136
Lampiran 18 Data penelitian 138
Lampiran 19 Perhitungan rata-rata standar deviasi dan varians 140 Lampiran 20 Perhitungan Normalitas data 143 Lampiran 21 Perhitungan Homogenitas data 146 Lampiran 22 Data peningkatan hasil belajar (Gain) 148 Lampiran 23 Uji normalitas data gain 151 Lampiran 24 Uji homogenitas data gain 153 Lampiran 25 Perhitungan uji hipotesis 154 Lampiran 26 Tabel r-Product moment 156 Lampiran 27 Tabel Chi kuadrat 157
Lampiran 28 Tabel t 158
(11)
Lampiran 30 Jadwal Kegiatan Penelitian 160 Lampiran 31 Media Peta Konsep 161
(12)
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah seorang guru kimia SMA Nurhasanah ternyata hasil belajar kimia masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang masih belum memenuhi criteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Siswa yang dikatakan tuntas belajar kimia harus memenuhi kriteria ketuntasan minimal 70.
Menurut Rumansyah (2003) beberapa kelemahan pembelajaran kimia antara lain karena (1) Dalam pembelajaran masih didominasi oleh guru (teacher center). (2) Guru masih banyak menggunakan metode ceramah sebagai sarana untuk mentransfer pengetahuan sehingga siswa cepat bosan dan tidak tertarik dengan pembelajaran yang sedang berlangsung. (3) Para guru memberikan penjelasan yang kurang cukup akan tujuan dan kegunaan suatu konsep pembelajaran kimia dalam kehidupan sehari-hari sehingga diperlukan upaya untuk memperbaiki pembelajaran kimia menjadi lebih menarik dan menghasilkan hasil belajar siswa yang maksimal. Salah satu diantaranya adalah keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran. Siswa harus terlibat aktif dalam pengoperasian alat atau berlatih menggunakan objek konkrit dalam proses pembelajaran sehingga siswa didorong untuk menyelesaikan masalah konsep nyata melalui penerapan konsep-konsep dan fakta-fakta yang mereka pelajari.
Pengajaran yang disajikan dalam kegiatan pembelajaran kurang menarik dan terkesan sangat sulit. Hal serupa penulis temukan ketika melaksanakan Program Pelatihan Lapangan Terpadu (PPLT). Bahwa tidak semua peserta didik mampu menguasai mata pelajaran kimia yang diajarkan karena keterbatasan fasilitas yang digunakan serta proses belajar yang tidak berorientasi pada kompetensi sehingga siswa merasa bosan dan jenuh. Siswa diarahkan kedalam suasana pembelajaran yang kondusif sesuai dengan amanah Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP). Pengembangan KTSP perlu didukung oleh iklim yang kondusif bagi terciptanya suasana yang aman, nyaman, dan tertib yang akan mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
(13)
bermakna (Mulyasa, 2010). Pemberlakuan KTSP mengamanahkan bahwa pembelajaran harus berbasis siswa sehingga terjadi perubahan dari pembelajaran absolute dimana guru adalah segala-galanya menjadi pembelajaran konstruktivisme yang menganggap siswa telah memiliki pengetahuan awal sehingga tugas guru hanya sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator (Mulyasa, 2007).
Hasil penelitian Laialan Afrina (2010) menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan koloid berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa bahwa nilai rata-rata pre-test terhadap post-test sebesar 30,63%. Dipertegas dengan penelitian yang dilakukan Lubis (2009) menyatakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada pokok bahasan struktur atom memiliki peningkatan hasil belajar sebesar 60,8% dibandingkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebesar 50,3%. Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa variasi pembelajaran dan salah satunya adalah pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 4-6 siswa. Dengan adanya heterogenitas anggota kelompok, kerjasama dan bekerja dalam kelompok akan memberikan hasil lebih baik dan diharapkan dapat memotivasi siswa untuk saling membantu antar siswa yang berkemampuan lebih dengan siswa yang berkemampuan kurang dalam menguasai materi pelajaran (Slavin, 2005).
Pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan dapat dilaksanakan dengan mengadopsi beberapa media. Salah satu media yang dapat digunakan adalah media peta konsep. Media peta konsep adalah suatu media pembelajaran yang memvisualisasikan bagaimana konsep-konsep saling berikatan dengan menggunakan kata-kata penghubung membentuk proporsi-proporsi bermakna. Media belajar peta konsep bertujuan untuk membimbing siswa belajar tentang bagaimana cara belajar bermakna, landasan teoritis ini bertumpu pada teori belajar Ausabel yang pada prinsipnya adalah belajar bermakna yang bertentangan dengan belajar hapalan. Dengan peta konsep siswa harus dapat mengurangi cara belajar yang kebanyakan menghapal dan meningkatkan cara
(14)
3
belajar siswa yang bermakna serta dapat mengungkapkan konsep-konsep atau aspek-aspek pengetahuan yang telah ada dalam struktur kognitif siswa akan lebih termotivasi dan meningkatkan pemahamannya terhadap materi pelajaran sehingga hasil belajar juga akan meningkat (Holil, 2009). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Henni (2008) pengajaran yang diberikan kepada siswa dengan menggunakan media peta konsep menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pengajaran tanpa menggunakan peta konsep. Dimana prestasi siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan media peta konsep mengalami peningkatan sebesar 5,023% dan pengajaran yang tidak menggunakan peta konsep sebesar 1,614% .
Berdasarkan penjelasan ini, peneliti memilih peta konsep sebagai media yang mendukung dalam pembelajaran. Laju Reaksi merupakan materi pokok yang dipelajari dikelas XI SMA semester I. Materi Laju Reaksi adalah materi yang cukup penting dalam mempelajari pelajaran kimia. Dalam materi Laju Reaksi banyak mengandung konsep yang kompleks dan perhitungan-perhitungan dalam menyelesaikan soal-soalnya sehingga sukar dipahami oleh siswa. Untuk itu diperlukan media dan metode pembelajaran yang dapat menciptakan suasana yang menyenangkan agar siswa dapat lebih memahami pelajaran Laju Reaksi.
Dengan menggabungkan media peta konsep kedalam pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pokok Laju Reaksi diharapkan akan memberikan variasi terhadap penggunaan metode pembelajaran yang dapat menciptakan suasana yang menyenangkan serta tidak membosankan sehingga siswa lebih termotivasi belajar kimia dan memeroleh peningkatan hasil belajar yang tinggi.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games and Tournament) Dengan Konvensional Menggunakan Media Peta Konsep Pada Pokok Bahasan Laju Reaksi ”.
(15)
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasikan masalah yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Hasil belajar siswa untuk pelajaran kimia masih rendah.
2. Siswa mengganggap kimia merupakan pelajaran yang sulit dan menjenuhkan.
3. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk memotivasi siswa sehingga hasil belajar meningkat.
4. Pemilihan media peta konsep yang menarik dalam pembelajaran sehingga peningkatan hasil belajar siswa akan lebih tinggi pada materi Laju Reaksi.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat perbedaan antara peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT menggunakan media peta konsep dengan peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan penerapan model pembelajaran konvensional menggunakan media peta konsep pada pokok bahasan Laju Reaksi?
1.4. Batasan Masalah
Untuk mempermudah memahami permasalahan serta mempermudah pelaksanaan penelitian, maka perlu adanya pembatasan masalah yaitu :
1. Penelitian dilakukan pada siswa kelas XI di SMA Nurhasanah Medan T.A 2012-2013
2. Materi yang diajarkan adalah Laju Reaksi
3. Model yang digunakan adalah model pembelajaran cooperative learning tipe TGT (Teams Games and Tournament) dengan menggunakan media peta konsep dikelas eksperimen I dan model pembelajaran konvensional menggunakan media peta konsep dikelas eksperimen II.
(16)
5
4. Peningkatan hasil belajar siswa, diperoleh secara individu yaitu dari pre-test dan post-pre-test.
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui perbedaan antara peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran koperatif tipe TGT menggunakan media peta konsep dengan peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional menggunakan media peta konsep pada pokok bahasan Laju Reaksi di SMA Nurhasanah Tahun Ajaran 2012/2013.
1.6. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat :
1. Sebagai masukan dan dasar pemikiran guru dan calon guru untuk dapat memilih media dan model pembelajaran alternative yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan pokok bahasan Laju Reaksi. 2. Bagi peneliti sebagai calon pendidik, dapat menjadi bahan acuan dan bekal
untuk terjun kedunia pendidikan.
3. Bagi siswa dapat memberikan motivasi belajar dengan adanya model dan media yang menarik sehingga akan meningkatkan hasil belajar siswa.
1.7. Defenisi Operasional
1. Teams Games Tournament (TGT) adalah pembelajaran kooperatif yang didalamnya terdapat tournament atau pertandingan pada akhir pelajaran.Dimana dalam kelompok tersebut siswa digolongkan dari tingkat kognitifnya yaitu yang berkemampuan rendah, sedang, pintar (slavin, 2005).
2. Media peta konsep adalah suatu media pembelajaran yang memvisualisasikan bagaimana konsep-konsep saling berikatan dengan menggunakan kata-kata penghubung membentuk proporsi-proporsi bermakna. Media belajar peta konsep bertujuan untuk membimbing siswa
(17)
belajar tentang bagaimana cara belajar bermakna, landasan teoritis ini bertumpu pada teori belajar Ausabel yang pada prinsipnya adalah belajar bermakna yang bertentangan dengan belajar hapalan. Dengan peta konsep siswa harus dapat mengurangi cara belajar yang kebanyakan menghapal dan meningkatkan cara belajar siswa yang bermakna serta dapat mengungkapkan konsep-konsep atau aspek-aspek pengetahuan yang telah ada dalam struktur kognitif siswa akan lebih termotivasi dan meningkatkan pemahamannya terhadap materi pelajaran sehingga hasil belajar juga akan meningkat (Holil, 2009)
3. Hasil belajar Adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar biasanya dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran (Sudjana, 2009).
(18)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Ada perbedaan antara peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipa TGT menggunakan media peta konsep dengan model pembelajaran konvensional menggunakan media peta konsep pada pokok bahasan laju reaksi.
(Ha diterima).
2. Rata-rata peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media peta konsep sebesar 0,748 sehingga diperoleh persentase peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen 1 ini sebesar 74,8%.
3. Rata-rata peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional menggunakan media peta konsep sebesar 0,635 sehingga diperoleh persentase peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen 2 ini sebesar 63,5 %.
4. Peningkatan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media peta konsep rata-rata pretes untuk kelas eksperimen 1 adalah 32,65±6,837 dan untuk kelas eksperimen II adalah 31,56± 6,342 sedangkan nilai postes pada kelas eksperimen 1 adalah 82,5± 7,071 dan untuk kelas eksperimen II adalah 75,31±5,59
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yeng telah dikemukakan di atas maka penulis menyarankan hal-hal berikut :
1. Bagi guru dan calon guru, menerapkan TGT dengan media peta konsep sehingga mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar kimia siswa, khususnya mata pelajaran kimia.
(19)
2. Bagi mahasiswa dan peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai model pembelajaran TGT dengan media peta konsep dengan pokok bahasan dan sekolah yang berbeda Selain itu, harus memperhatikan kelemahan-kelemahan dalam menerapkan model pembelajaran dan Media dalam pembelajaran ini.
(20)
51
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2012). http://isokimia.blogspot.com/2012/11/pendekatan-pembelajaran-dalam.html. Diakses 21 Mei 2013.
Anonim. (2008). http://ipotes.wordpress.com/2008/05/11/pembelajaran-kooperatif -tipe-teams-games-tournament-tgt/ Diakses 14 April 2013
Afrina, Laialan. (2010).Pengeruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid di SMA.Skripsi, FMIPA,Unimed,Medan
Aunurrahman., (2011), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung.
Djamarah dan Zain. (2006). http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/13/metode-team-games tournamen-tgt/.html. Diakses 06 Mei 2013
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian Kependidikan, FMIPA Unimed
Henni, J., (2008), Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Menggunakan Media Peta Konsep Pada Materi Pokok Koloid Kelas Xi Di SMA Negeri 15 Medan T.A. 2007/2008, Skripsi FMIPA, Unimed, Medan
Holil, A, (2009), Peta Konsep Untuk Mempermudah Konsep Sulit Dalam Pembelajaran http://pkab wordpress.Com. mempermudah konsep sulit-dalam-pembelajaran. htm (diakses september 2013)
Kiranawati, (2007). http://gurupkn.wordpress.com /2007/11/13/metode-team-games-tournament-tgt/. Diakses 5 Agustus 2013
Kamaruddin, M.H., (2012) ,http://maktabahusain.blogspot.com/2012/03/ downloand -aplikasi-mind-mapping-peta.html. (Diakses 27 Maret 2013).
Lubis, D. (2010). Efektivitas Media Teka Teki Silang pada Model Kooperatif Learning Tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa di SMP Prayatna TA 2008/2009,Skripsi,FMIPA,Unimed, Medan
Mulyasa,(2010). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi,Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Munir. (2008).Media Pembelajaran.http ://gudang ilmu.blogspot.com/2008/01 /media-pembelajaran.html. Diakses 15 Mei 2013
(21)
Orgenes Tonga. (2011). Pengertian Hasil Belejar. http://orgenestonga. blogspot. com/2011/03/ pengertian-hasil-belajar.html Diakses 21 Mei 2013
Purba, Michael. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas I,Penerbit Erlangga,Jakarta
Rumansyah, Y. (2003). Prospek Penerapan Sains Teknologi Masyarakat (STM) Dalam Pembelajaranh Kimia Kalimantan selatan: http//:www. Pdk. Go.id/jurnal/29/prospek penerapan pendekatan sains.htm
Silitonga, P.M. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED, Medan.
Silitonga, P.M. (2011). Statistika Teori dan Aplikasi dalam Penelitian edisi Pertama, Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED, Medan.
Siti. (2013). Hakekat Pembelajaran Kimia. http ://chemistryandkpopforever . blogspot.com /2013 /05/hakikat-dan-pembeajaran-kimia.html. Diakses 21 Mei 2013
Slameto, (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Slavin, R.E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset Dan Praktik, Penerbit Nusa Media, Bandung.
Sitorus, Y. (2007). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT menggunakan media Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Pokok Bahasan Laju Reaksi di SMA Negeri 10 Medan TA 2006/2007, Skripsi , FMIPA, Unimed,Medan.
Sudjana, (2005). Metode Statistika, Penerbit Tersito, Bandung
Sudjana, N. ( 2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Suharsimi, A. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
UNSW (2012). (http://pendidikankhatulistiwa.blogspot.com/2012/01/hakikat-pembelajaran-kimia.html) Diakses 17 Maret 2013
Wiryokusumo, (2001). Model-Model Pembelajaran. http://pembelajaran.Blogspot .com /2001/02/model-model-pembelajaran.html. Diakses 24 Mei 2013
(22)
ii
RIWAYAT HIDUP
Samsidar Siregar dilahirkan di Aek Gapuk Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan pada tanggal 02 Oktober 1990. Ibu bernama Mashani Ritonga dan Ayah bernama H.Muhammad Yusuf Siregar,dan merupakan anak terakhir dari delapan bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk SD Negeri 112230 Aek Gapuk, dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis melanjutkan sekolah di MTS Daarul Muhsinin Janjimanahan Kawat, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di MAS Daarul Muhsinin Janjimanahan Kawat, dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.
(1)
belajar tentang bagaimana cara belajar bermakna, landasan teoritis ini bertumpu pada teori belajar Ausabel yang pada prinsipnya adalah belajar bermakna yang bertentangan dengan belajar hapalan. Dengan peta konsep siswa harus dapat mengurangi cara belajar yang kebanyakan menghapal dan meningkatkan cara belajar siswa yang bermakna serta dapat mengungkapkan konsep-konsep atau aspek-aspek pengetahuan yang telah ada dalam struktur kognitif siswa akan lebih termotivasi dan meningkatkan pemahamannya terhadap materi pelajaran sehingga hasil belajar juga akan meningkat (Holil, 2009)
3. Hasil belajar Adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar biasanya dapat diketahui melalui kegiatan evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran (Sudjana, 2009).
(2)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Ada perbedaan antara peningkatan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipa TGT menggunakan media peta konsep dengan model pembelajaran konvensional menggunakan media peta konsep pada pokok bahasan laju reaksi.
(Ha diterima).
2. Rata-rata peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media peta konsep sebesar 0,748 sehingga diperoleh persentase peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen 1 ini sebesar 74,8%.
3. Rata-rata peningkatan hasil belajar kimia siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional menggunakan media peta konsep sebesar 0,635 sehingga diperoleh persentase peningkatan hasil belajar siswa kelas eksperimen 2 ini sebesar 63,5 %.
4. Peningkatan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dengan media peta konsep rata-rata pretes untuk kelas eksperimen 1 adalah 32,65±6,837 dan untuk kelas eksperimen II adalah 31,56± 6,342 sedangkan nilai postes pada kelas eksperimen 1 adalah 82,5± 7,071 dan untuk kelas eksperimen II adalah 75,31±5,59
5.2. Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yeng telah dikemukakan di atas maka penulis menyarankan hal-hal berikut :
1. Bagi guru dan calon guru, menerapkan TGT dengan media peta konsep sehingga mempermudah pencapaian tujuan pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar kimia siswa, khususnya mata pelajaran kimia.
(3)
2. Bagi mahasiswa dan peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut mengenai model pembelajaran TGT dengan media peta konsep dengan pokok bahasan dan sekolah yang berbeda Selain itu, harus memperhatikan kelemahan-kelemahan dalam menerapkan model pembelajaran dan Media dalam pembelajaran ini.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2012). http://isokimia.blogspot.com/2012/11/pendekatan-pembelajaran-dalam.html. Diakses 21 Mei 2013.
Anonim. (2008). http://ipotes.wordpress.com/2008/05/11/pembelajaran-kooperatif -tipe-teams-games-tournament-tgt/ Diakses 14 April 2013
Afrina, Laialan. (2010).Pengeruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Koloid
di SMA.Skripsi, FMIPA,Unimed,Medan
Aunurrahman., (2011), Belajar dan Pembelajaran, Penerbit Alfabeta, Bandung. Djamarah dan Zain. (2006).
http://gurupkn.wordpress.com/2007/11/13/metode-team-games tournamen-tgt/.html. Diakses 06 Mei 2013
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, (2010), Buku Pedoman Penulisan Skripsi dan Proposal Penelitian
Kependidikan, FMIPA Unimed
Henni, J., (2008), Perbedaan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Menggunakan Media Peta Konsep Pada Materi Pokok Koloid Kelas Xi Di SMA Negeri
15 Medan T.A. 2007/2008, Skripsi FMIPA, Unimed, Medan
Holil, A, (2009), Peta Konsep Untuk Mempermudah Konsep Sulit Dalam Pembelajaran http://pkab wordpress.Com. mempermudah konsep sulit-dalam-pembelajaran. htm (diakses september 2013)
Kiranawati, (2007). http://gurupkn.wordpress.com /2007/11/13/metode-team-games-tournament-tgt/. Diakses 5 Agustus 2013
Kamaruddin, M.H., (2012) ,http://maktabahusain.blogspot.com/2012/03/ downloand -aplikasi-mind-mapping-peta.html. (Diakses 27 Maret 2013). Lubis, D. (2010). Efektivitas Media Teka Teki Silang pada Model Kooperatif
Learning Tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Kimia Siswa di SMP Prayatna TA
2008/2009,Skripsi,FMIPA,Unimed, Medan
Mulyasa,(2010). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan
Implementasi,Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung.
Munir. (2008).Media Pembelajaran.http ://gudang ilmu.blogspot.com/2008/01 /media-pembelajaran.html. Diakses 15 Mei 2013
(5)
Orgenes Tonga. (2011). Pengertian Hasil Belejar. http://orgenestonga. blogspot. com/2011/03/ pengertian-hasil-belajar.html Diakses 21 Mei 2013 Purba, Michael. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas I,Penerbit Erlangga,Jakarta Rumansyah, Y. (2003). Prospek Penerapan Sains Teknologi Masyarakat (STM)
Dalam Pembelajaranh Kimia Kalimantan selatan: http//:www. Pdk.
Go.id/jurnal/29/prospek penerapan pendekatan sains.htm
Silitonga, P.M. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED, Medan.
Silitonga, P.M. (2011). Statistika Teori dan Aplikasi dalam Penelitian edisi
Pertama, Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED, Medan.
Siti. (2013). Hakekat Pembelajaran Kimia. http ://chemistryandkpopforever . blogspot.com /2013 /05/hakikat-dan-pembeajaran-kimia.html. Diakses 21 Mei 2013
Slameto, (2010). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
Slavin, R.E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset Dan Praktik, Penerbit Nusa Media, Bandung.
Sitorus, Y. (2007). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT menggunakan media Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa pada Pokok Bahasan Laju Reaksi di SMA Negeri 10 Medan TA
2006/2007, Skripsi , FMIPA, Unimed,Medan.
Sudjana, (2005). Metode Statistika, Penerbit Tersito, Bandung
Sudjana, N. ( 2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Penerbit PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Suharsimi, A. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta.
UNSW (2012). (http://pendidikankhatulistiwa.blogspot.com/2012/01/hakikat-pembelajaran-kimia.html) Diakses 17 Maret 2013
Wiryokusumo, (2001). Model-Model Pembelajaran. http://pembelajaran.Blogspot .com /2001/02/model-model-pembelajaran.html. Diakses 24 Mei 2013
(6)
RIWAYAT HIDUP
Samsidar Siregar dilahirkan di Aek Gapuk Desa Aek Goti Kecamatan Silangkitang Kabupaten Labuhan Batu Selatan pada tanggal 02 Oktober 1990. Ibu bernama Mashani Ritonga dan Ayah bernama H.Muhammad Yusuf Siregar,dan merupakan anak terakhir dari delapan bersaudara. Pada tahun 1997, penulis masuk SD Negeri 112230 Aek Gapuk, dan lulus pada tahun 2003. Pada tahun 2003, penulis melanjutkan sekolah di MTS Daarul Muhsinin Janjimanahan Kawat, dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di MAS Daarul Muhsinin Janjimanahan Kawat, dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.