PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 BATANG KUIS T.P 2015/2016.
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI
POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NE GE RI 1 B ATANG KUIS T.P 2015/2016
Oleh :
Rahmad Andriko NIM 4122121026
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2016
(2)
(3)
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis yang bernama lengkap Rahmad Andriko dilahirkan di Padang (Sumatera Barat) pada tanggal 29 September 1993. Ayah bernama Syawir (Alm) dan Ibu bernama Ermiyeti. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Pada tahun 2000 penulis masuk SD Negeri 17 Padang dan tahun 2004 penulis pindah sekolah ke SD Negeri 13 Sungai Tarab, penulis lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, Penulis melanjutkan ke SMP Negeri 4 Sungai Tarab, dan lulus tahun 2009. Pada tahun 2009, Penulis melanjutkan sekolah ke SMA Negeri 1 Sungai Tarab, dan lulus pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis di terima di program studi pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Medan dengan jurusan Fisika dan lulus pada tanggal 09 Agustus 2016.
(4)
iii
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI
POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 BATANG KUIS T.P 2015/2016
RAHMAD ANDRIKO ( NIM : 4122121026 )
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Problem Based Learning (PBL) terhadap Keterampilan Berpikir Kritis siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P. 2015 / 2016. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain two group Pre-test dan Pos-test. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester II di SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P.2015/2016 yang berjumlah 10 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 31 orang untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Dari analisa data diperoleh rata-rata pretes berpikir kritis kelas eksperimen 24,58 pada kelas kontrol sebesar 22,61. Kedua kelas berdistribusi normal karena Lhitung< LTabel (0,1466 <0,1591) dan homogen karena Fhitung< FTabel(1,12< 1,84). Dari hasil uji kemampuan awal siswa diperoleh t = 1,52. Pada hit taraf nyata α = 0,05 diperoleh ttabel=2,00 (thitung<ttabel) yang berarti Ho diterima, sehingga dapat disimpulkan kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen sama dengan kemampuan awal siswa pada kelas kontrol.
Untuk postest diperoleh rata-rata postest berpikir kritis kelas eksperimen 73,13 pada kelas kontrol sebesar 67,94. Kedua kelas menunjukkan berdistribusi normal dan homogen. Dari hasil uji hipotesis diperoleh thitung= 3,66. Pada taraf
nyata α = 0,05 diperoleh ttabel= 2,66 (thitung>ttabel) yang berarti Ha diterima,
Berdasarkan hasil penelitian di kelas eksperimen diperoleh kemampuan berpikir kritis dalam kategori baik sedangkan di kelas kontrol kemampuan berpikir kritis dalam kategori cukup. Berdasarkan hasil uji hipotesis menggunakan uji beda (uji-t) diperoleh ada perbedaan yang signifikan dari penerapan model problem based learning terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P. 2015/2016.
(5)
iv
KATA PENGANTAR
Segala pujian, hormat dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Adapun judul dari skripsi saya adalah : ”Pengaruh Model Problem Based Learning (PBL) Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Suhu dan Kalor Kelas X Semester II di SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P. 2015/2016” .
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik isi maupun tutur bahasanya. Oleh sebab itu, melalui kesempatan ini penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemukan rintangan dan hambatan, namun dengan usaha yang maksimal sesuai dengan kemampuan penulis dan bantuan dari berbagai pihak, penulis akhirnya dapat menyelesaikannya. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Asrin Lubis M.Pd. Dekan Fakultas MIPA UNIMED 2. Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si Ketua Jurusan Fisika
3. Bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd Ketua Program Studi Pendidikan Fisika
4. Ibu Dra. Ida Wahyuni, M.Pd sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan arahan dan bantuan kepada penulis
5. Bapak Alkhafi Maas Siregar, M.Si, selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan dan arahan
6. Bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah banyak memberikan masukan dan arahan
7. Bapak Drs. Jonny Haratua Panggabean, M.Si sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan sekaligus sebagai Pembimbing Akademik.
(6)
v
8. Bapak / Ibu dosen serta Asisten Dosen di lingkungan UNIMED, khususnya di fakultas Mipa, yang telah menyumbangkan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis selama perkuliahan.
9. Bapak Drs. Ramlan, M.Pd, selaku Kepala SMA Negeri 1 Batang Kuis yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian di lingkungan SMA Negeri 1 Batang Kuis.
10.Bapak Drs. Marlon Ritongga, S.Pd, M.Si, selaku Wakil Kepala SMA Negeri 1 Batang Kuis yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian di lingkungan SMA Negeri 1 Batang Kuis.
11.Bapak P. Manulang, S.Pd, selaku guru Fisika di SMA Negeri 1 Batang Kuis yang membantu penulis selama proses penelitian.
12.Teristimewa buat Orang Tuaku tercinta Syawir (Alm) dan Ermiyeti serta abangku Alfiandri, Asbel dan kakakku Eka Yulia Emisa dan Mutia, yang telah memberikan moril maupun material dalam penyusunan skripsi ini.
13.Keponakanku Ghavin Azkarillah dan Naghiva Asyakinah, yang telah memberikan uncu semangat dalam menyusun skripsi ini.
14.Sahabat Six Smart Boy’s (S2B) Putra Lanova, Ragil Jaelani, Rengky Andrean,
Fandi Eka Pratama, dan Roby Hardian, yang telah memberikan semangatnya dalam menyusun skripsi ini.
15.Sahabat terbaik selama 4 tahun, Eka Anzar Ningsih, Afyka Sari Sinulingga, Emi Katawarina Ginting, Eka Murtiningsih, Shanti Handayani, Juliadi, Rika Utami, Listri Pardani, dan Nurlia Rahmadhani yang selalu ada dalam suka maupun duka dalam penyusunan skripsi ini. Teman se-PS lainnya yaitu Cihur B K U, Sri Novita, Putri Dayanti Batubara, Edi Mansyur Harahap sebagai teman seperjuangan. Teman-teman di Fisika Dik C’2012.
16.Ibu Sri Wahyuni Pane, S.Pd, sebagai guru pamong PPLT yang selalu memberikan semangatnya dalam penyusunan skripsi ini.
17.Kawan-kawan PPLT Unimed Masriani Ariyati Hutasuhut, Prihastiningtyas Sastrawita, Erma Afrina Hasibuan, Endang Pratiwi Marbun, dan Widya Novaline Napitupulu yang memberikan semangatnya dalam menyusun skripsi ini.
(7)
vi
18.Teman terbaik Dwi Cahya Wulan, Ade Jasmi Astuti, Ridha Fadilla, Ziqri Ramadhan, Ravi Putra Chaniago, Haviz Renaldo Ilyas, Arif Budiman, dan Tri Rama sufi, yang selalu memberi semangat dalam menyusun skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis menerima segala kritik dan saran yang dapat membantu untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Semoga bantuan yang telah diberikan baik secara moril maupun material yang telah saya terima mendapat berkah dari Allah SWT.
Medan, 12 Agustus 2016 Penulis
Rahmad Andriko NIM. 4122121026
(8)
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar isi vii
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Identifikasi Masalah 5
1.3 Batasan Masalah 5
1.4 Rumusan Masalah 5
1.5 Tujuan Penelitian 6
1.6 Manfaat Penelitian 6
1.7 Defenisi Operasional 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 8
2.1.1 Pengertian Belajar 8
2.1.2 Hasil Belajar (Aspek pengetahuan, Sikap, Keterampilan) 9
2.1.3 Model Problem based learning (PBL) 16
2.1.4 Keterampilan Berpikir Kritis 20
2.1.5 Pembelajaran Konvensional 22
2.1.6 Materi Pembelajaran 24
2.2 Kerangka Konseptual 39
2.3 Hipotesis Penelitian 40
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 41
(9)
viii
3.3 Variabel Penelitian 41
3.4 Jenis dan Desain Penelitian 42
3.5 Prosedur Penelitian 42
3.6 Instrumen Penelitian 45
3.6.1 Wawancara Guru 45
3.6.2 Angket Siswa 45
3.6.3 Tes Keterampilan Berpikir Kritis 45
3.6.4 Validitas Isi 46
3.7 Teknik Analisis Data 46
3.7.1 Uji Normalitas 47
3.7.2 Uji Homogenitas 47
3.7.3 Uji Hipotesis 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian 52
4.1.1 Distribusi Data Pre-Test Kelas Ekperimen Dan Kontrol 52
4.1.2 Perlakuan dan Observasi 53
4.1.3 Distribusi Data Post-Test Kelas Ekperimen Dan Kontrol 54
4.1.4 Pengujian Analisis Data 55
4.1.4.1 Uji Normalitas Data 55
4.1.4.2 Uji Homogenita Data 56
4.1.4.3 Uji Hipotesis Pre-Test (Dua Pihak) 57
4.1.4.4 Uji Hipotesis Post-Test (Satu Pihak) 58
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 64
5.2 Saran 64
(10)
ix
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1. Skala Berbagai Termometer 24
Gambar 2.2. Pemuaian Panjang 26
Gambar 2.3. Pemuaian Luas 27
Gambar 2.4. Pemuaian Volume 28
Gambar 2.5. Grafik Antara Tekanan Dan Volume Gas Pada Suhu Konstan 30 Gambar 2.6. Kalor Berbentuk Energi Yang Berpindah 31
Gambar 2.7. Peristiwa Perubahan Wujud 35
Gambar 2.8. Perpindahan Kalor Secara Konveksi 37
Gambar 3.1. Skema Rancangan Penelitian 44
Gambar 4.1.Diagram Batang Data Pretes Kelas Eksperimen 53 Gambar 4.2. Diagram Batang Data Pretes Kelas Kontrol 53 Gambar 4.3. Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen 55 Gambar 4.4. Diagram Batang Data Postes Kelas Kontrol 55
(11)
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Dimensi Proses Pengetahuan 10
Tabel 2.2. Aspek Sikap Dan Indikator 13
Tabel 2.3. Aspek Keterampilan Dan Indikator 15
Tabel 2.4. Sintaks Problem Based Learning (PBL) 18
Tabel 2.5. Konversi Skala Termometer 25
Tabel 2.6. Koefisien Pemuaian Berbagai Zat 26
Tabel 2.7. Sifat – Sifat Wujud Zat 34
Tabel 2.8. Perubahan Wujud Zat 34
Tabel 3.1. Two Group Pretest - Postest Design 42
Tabel 3.2. Spesifikasi Tes Keterampilan Berpikir Kritis 45
Tabel 3.3. Kategori Kemampuan Berpikir Kritis 46
Tabel 4.1. Data Pretes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 52 Tabel 4.2. Data Postes Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 54 Tabel 4.3. Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen Dan Kontrol 56 Tabel 4.4. Uji Normalitas Pretes Kelas Eksperimen Dan Kontrol 56 Tabel 4.5. Uji Homogenitas Pretes Kelas Eksperimen Dan Kontrol 56 Tabel 4.6. Uji Homogenitas Posttes Kelas Eksperimen Dan Kontrol 57
Tabel 4.7. Ringkasan Perhitungan Uji T Pretes 58
(12)
xi
DAFTAR LAMPIRAN
halaman Lampiran 1 RPP Kelas Eksperimen Dan Kontrol 68
Lampiran 2 Lembar Kerja siswa (LKS) 100
Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 108
Lampiran 4 Tes Keterampilan Berpikir Kritis 119
Lampiran 5 Rubrik Berfikir Kritis 122
Lampiran 6 Penilaian Validitas Instrumen 126
Lampiran 7 Distribusi Hasil Pretes Kelas Eksperimen 130 Lampiran 8 Distribusi Hasil Postes Kelas Eksperimen 132 Lampiran 9 Distribusi Hasil Pretes Kelas Kontrol 134 Lampiran 10 Distribusi Hasil Postes Kelas Kontrol 136 Lampiran 11 Perhitungan Rata-Rata, Varians, dan Standar Deviasi 138
Lampiran 12 Perhitungan Uji Normalitas 141
Lampiran 13 Perhitungan Uji Homogenitas 145
Lampiran 14 Perhitungan Uji Hipotesis 147
Lampiran 15 Dokumentasi Penelitian 152
Lampiran 16 Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Liliefors 156 Lampiran 17 Tabel Wilayah Luas di Dawah Kurva Normal 0 Ke z 157 Lampiran 18 Daftar Nilai presentil Untuk Distribusi F 158 Lampiran 19 Daftar Nilai presentil Untuk Distribusi t 160
Lampiran 20 Daftar Nilai r Product Moment 161
Lampiran 21 Surat Persetujuan Dosen Pembimbing Skripsi 162 Lampiran 22 Surat Izin Melaksanakan Penelitian 163 Lampiran 23 Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Penelitian 164
(13)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
Pada abad ke 21, pendidikan nasional menghadapi tantangan yang sangat besar dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas yaitu mempunyai moral dan pengetahuan dalam menguasai perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sehingga mampu bersaing di era globalisasi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini merupakan salah satu aspek yang sangat mempengaruhi aspek kehidupan manusia. Salah satu hal yang dilakukan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut adalah melalui proses pendidikan.
Pendidikan merupakan hal yang penting dalam membangun peradaban bangsa. Pendidikan adalah satu – satunya aset untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas melalui pendidikan yang bermutu, sehingga bangsa dan negara akan terjunjung tinggi martabatnya dimata dunia. Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia (SDM). Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan bangsa karena berhasilnya pembangunan di bidang pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap pembangunan di bidang lainnya. Sekarang ini, diperlukan pendidikan yang tidak hanya mampu menjadikan peserta didik cerdas dalam teoritical science (teori ilmu), tetapi juga cerdas practical science (praktik ilmu). Oleh karenanya diperlukan strategi bagaimana pendidikan bisa menjadi sarana untuk membuka pola pikir peserta didik. Ilmu yang mereka pelajari memiliki kebermaknaan untuk hidup sehingga ilmu tersebut mampu mengubah sikap, pengetahuan dan keterampilan menjadi lebih baik (Shoimin, 2014:20-21).
Masalah utama dalam pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya kemampun berpikir kritis siswa. Prestasi belajar siswa tentunya hasil dari proses pembelajaran yang melibatkan guru. Kecenderungan ini berawal dari pengalaman belajar mereka menemukan kenyataan bahwa pelajaran fisika adalah pelajaran berat dan serius yang tidak jauh
(14)
2
dari persoalan konsep, pemahaman konsep, penyelesaian soal-soal yang rumit melalui pendekatan matematis. Selain itu juga keterbatasan waktu untuk melakukan praktikum membuat siswa sangat sulit untuk memahami materi fisika. (Trianto, 2009:4-5)
Rendahnya kemampuan berpikir kritis siswa dalam pelajaran fisika disebabkan karena model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang melibatkan aspek keterampilan sains. Model pembelajaran yang biasa digunakan di sekolah tersebut adalah model pembelajaran konvensional. Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang lazim diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari yang sudah terbiasa dilakukan di kelas, sifatnya berpusat pada guru (teacher centered learning) dan kurang memperhatikan keseluruhan situasi belajar dan guru jarang memanfaatkan teknologi yang ada di sekolah. Selama proses pembelajaran fisika di kelas, metode yang dominan digunakan guru adalah ceramah, tanya jawab, dan penugasan, dan siswa diarahkan untuk menghapal informasi serta rumus-rumus, jarang siswa dihadapkan terhadap masalah-masalah yang kontekstual.
Pengalaman peneliti ketika melaksanakan Praktek Pengalaman Lapangan Terpadu (PPLT), pembelajaran fisika yang sering terjadi di sekolah menekankan pengerjaan soal-soal yang bersifat hitungan matematis yag identik dengan rumus-rumus. Selain itu, siswa tidak pernah dihadapkan pada suatu masalah. Padahal yang dipelajari dalam fisika adalah masalah yang sering dilihat bahkan dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, pada abad ke-21 ini dituntun keterampilan siswa yang meliputi ; tanggung jawab pribadi dan sosial; perencanaan berpikir kritis, penalaran, dan kretivitas; keterampilan komunikasi yang baik untuk kebutuhan yang interpersonal dan presentasi; pemahaman lintas budaya; serta visualisasi dan pengambilan keputusan.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SMA N 1 Batang Kuis pada hari Sabtu, 12 Desember 2015 peneliti menemukan bahwa hasil belajar fisika rendah dimana sekitar 60% siswa pada masing - masing kelas X masih memiliki nilai dibawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Fisika di sekolah tersebut yakni 70 dan harus melalui remedial. Rendahnya hasil
(15)
3
belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu siswa tidak pernah dihadapkan pada suatu masalah, siswa tidak pernah dilibatkan dalam pemecahan masalah, siswa tidak pernah diajak untuk berpikir lebih lanjut lagi atau berpikir tingkat tinggi, siswa tidak pernah di tugaskan berupa hasil investigasi dan siswa tidak pernah menunjukkan kemampuan berkomunikasinya.
Selain informasi dari siswa, peneliti juga memperoleh informasi dari guru bidang studi fisika dari hasil wawancara diperoleh bahwa, diketahui bahwa nilai rata-rata ujian fisika siswa kelas X masih rendah jika dilihat dari nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70. Pada T.P. 2013/2014 rata-rata nilainya 55 dan pada T.P. 2014/2015 57 rata-rata nilainya . Data ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata ujian fisika kelas X SMA Negeri 1 Batang Kuis untuk kedua tahun pelajaran tersebut masih tergolong rendah. Berbagai usaha telah dilakukan guru dalam mengatasi permasalahan tersebut, seperti melakukan diskusi dan tanya jawab dalam. Tetapi usaha itu belum mampu merangsang siswa untuk aktif dalam pembelajaran, karena siswa yang menjawab pertanyaan guru cenderung didominasi oleh beberapa orang saja. Sedangkan siswa yang lain hanya mendengarkan dan mencatat informasi yang disampaikan temannya.
Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang sesuai dan mampu meningkatkan aktivitas dan kemampuan berpikir kritis siswa dalam pelajaran fisika. Salah satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan diterapkan adalah model problem based learning (PBL). Model PBL merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berpikir tingkat tinggi. Menurut Arends (2013: 102) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu guru menyampaikan banyak informasi kepada siswa tetapi dirancang untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir memecahkan masalah, dan intelektual. Peran guru dalam proses pembelajaran langsung terutama terdiri atas menyajikan informasi kepada siswa dan member contoh keterampilan tertentu dengan cara yang jelas dan efisien. Pembelajaran berbasis masalah fokusnya bukan hanya pada apa yang sedang dikerjakan siswa (perilaku mereka), tetapi apa yang sedang dipikirkan (kognisi mereka) sementara mereka sedang mengerjakan tugas itu.
(16)
4
Salah satu keunggulan dari model pembelajaran berdasarkan masalah adalah kemampuannya dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Oleh sebab itu, siswa dituntut untuk berpikir kritis, kreatif dan agar mampu menyelesaikan masalah. Menjadikan anak berpikir kritis, kreatif dan mampu menyelesaikan masalah itu tidak mudah. Berpikir kritis berarti berpikir secara cepat dan rasional sebagai bentuk tanggapan terhadap lingkungan sekitar sehingga dapat memecahkan masalah dengan baik dan membawa manfaat. Menjadikan anak berpikir kritis yaitu dengan jalan pendidikan dan pembelajaran yang mengeksplorasi kemampuan siswa yang dimiliki.
Penerapan model PBL ini sudah pernah diteliti oleh beberapa peneliti sebelumnya, seperti Tiodor Purba (2014) menerapkan model PBL di SMA N 4 Medan pada materi pokok Suhu dan Kalor diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 58,24 setelah diberi perlakuan dengan model PBL maka hasil belajar fisika meningkat dengan rata-rata 739,73. Menurut hasil penelitian Afrini (2014) yang menerapkan model PBL di SMA N 1 tanjung purba pada materi suhu dan kalor diperoleh nilai pretes kelas eksperimen 24,58 setelah dilakukan perlakuan dengan model PBL diperoleh hasil postes 73,13. Parno (2014) yang juga menerapkan model PBL di SMA ST. Thomas 3 Medan pada materi pokok Hukum Newton diperoleh nilai rata-rata pretes kelas eksperimen 43,2 dan setelah diberikan perlakuan dengan Model PBL diperoleh hasil postes 72,3. Berdasarkan hasil ketiga peneliti ini diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran PBL terhadap hasil belajar siswa.
Kelemahan dari penelitian tersebut tidak memperhatikan keterampilan berpikir kritis siswa. Berdasarkan uraian diatas, penulis berkeinginan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah dalam proses belajar mengajar, maka peneliti merasa perlu untuk
melaksanakan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Pada Materi Pokok Suhu Dan Kalor Di Kelas X Semester II Di SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016”
(17)
5
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan:
a. Model pembelajaran yang kurang bervariasi digunakan guru di dalam kelas. b. Pembelajaran masih terpusat pada guru.
c. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran masih rendah.
d. Guru tidak pernah melibatkan keterampilan berpikir kritis siswa dalam proses pembelajaran.
1.3. Batasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah serta keterbatasan kemampuan dan waktu peneliti, maka peneliti perlu membuat batasan masalah dalam penelitian ini, yaitu :
a. Model pembelajaran yang digunakan adalah model PBL .
b. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X semester II SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016.
c. Materi yang dikaji dalam penelitian ini adalah suhu dan kalor. d. Penelitian ini meneliti keterampilan berpikir kritis siswa.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
a. Bagaimanakah kemampuan berpikir kritis siswa dengan model PBL pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016 ?
b. Bagaimanakah keterampilan berpikir kritis siswa dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016 ?
c. Apakah ada perbedaan akibat pengaruh model PBL terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016 ?
(18)
6
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa dengan model PBL pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016.
b. Untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016.
c. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan akibat model PBL dengan pembelajaran konvensional terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
a. Sebagai bahan informasi keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan model PBL pada materi Suhu dan kalor di SMA Negeri 1 Batang Kuis.
b. Sebagai bahan alternatif pemilihan model pembelajaran.
1.7. Defenisi Operasional
Definisi operasional merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel, adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. (Joyce dalam Trianto 2009: 22). Selanjutnya, Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengrahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran
(19)
7
untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
2. Berpikir kritis adalah kegiatan berpikir yang dilakukan dengan mengoperasikan potensi intelektual untuk menganalisis, membuat pertimbangan dan mengambil keputusan secara tepat dan melaksanakannya dengan benar.
(20)
64 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Keterampilan berfikir kritis siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016 termasuk kategori baik.
2. Keterampilan berfikir kritis siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional (model pembelajaran langsung) pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016 termasuk kategori cukup.
3.
Ada Perbedaan akibat pengaruh model Problem Based Learning (PBL) dengan pembelajaran konvensional terhadap Keterampilan berfikir kritis siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016 dengan thitung >ttabel yaitu 3.63 > 2.66 pada taraf siginifikan α = 0,05.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu:
1. Pada penelitian ini peneliti masih mengalami kekurangan yaitu pada alat sehingga waktu yang digunakan untuk praktikum masih kurang. Pada peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan materi yang sama sebaiknya mengecek alat dan bahan terlebih dahulu sehingga bisa dipersiapkan lebih awal.
(21)
65
2. Pada proses pembelajaran berlangsung di sarankan kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan model dan materi yang sama agar lebih dapat memberikan masalah yang lebih menarik sehingga siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar.
(22)
66
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R.I. (2008). Learning to teach. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Pustaka Pelajar
(2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta.
Azwar, S. (1997). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Dahar, R.W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta
Djamarah, S Bahari., Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta
Elviarni, Harzaini, O. (2011). Pengaruh penggunaan metode PBL secara koperatif terhadap hasil belajar fisika siswa di smk-TR Raksana Medan, Jurnal pendidikan, Medan.
Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Istarani. (2011). 58 model pembelajaran inovatif. Medan : Media persada
Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E. (2011). Models Of Teaching. Yogyakarta : Percetakan Pustaka Belajar
Kanginan, Marthen. (2013). Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga
Khairuddin, Kuswanto, Supriyadi, H. (2012). Pengaruh model problem-based learning (belajar berdasarkan masalah) terhadap hasil belajar kognitif siswa sma n 1 ngaglik pada pembelajaran fisika untuk materi listrik dinamis. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, UNY, Fmipa.
Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Newest, Facione’s. (2011). Rubrics of critical thinking ISBN 13:
978-1-891557-07-1. Jurnal berfikir kritis, Association of american colleges and universities.
(23)
67
Rusman. (2012). Model – model pembelajaran mengembangkan profesional guru edisi kedua. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada
Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Shoimin, A. (2014). 68 Model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta : AR-RUZZ Media
Siregar, E., Nara, H. (2010). Teori Belajar dan pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia
Sudjana. (2005). Metoda statistika. Bandung : PT Tarsito Bandung
Supiyanto. (2007). Fisika Untuk SMA kelas X. Jakarta : Phibeta
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup
Wardani, K., Sunarno, W., dan Suparni. (2012). Pelajaran fisika dengan model problem based learning menggunakan multimedia dan modul ditinjau dari kemampuan berfikir abstrak dan kemampuan verbal siswa, Jurnal inkuiri, volume 1 no 2, Universitas sebelas maret.
(1)
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa dengan model PBL pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016.
b. Untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa dengan pembelajaran konvensional pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016.
c. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan akibat model PBL dengan pembelajaran konvensional terhadap keterampilan berpikir kritis siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016.
1.6. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
a. Sebagai bahan informasi keterampilan berpikir kritis siswa menggunakan model PBL pada materi Suhu dan kalor di SMA Negeri 1 Batang Kuis.
b. Sebagai bahan alternatif pemilihan model pembelajaran.
1.7. Defenisi Operasional
Definisi operasional merupakan suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel, adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain. (Joyce dalam Trianto 2009: 22). Selanjutnya, Joyce menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengrahkan kita ke dalam mendesain pembelajaran
(2)
untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
2. Berpikir kritis adalah kegiatan berpikir yang dilakukan dengan mengoperasikan potensi intelektual untuk menganalisis, membuat pertimbangan dan mengambil keputusan secara tepat dan melaksanakannya dengan benar.
(3)
64 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari hasil analisa data dan pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Keterampilan berfikir kritis siswa dengan menggunakan model Problem
Based Learning (PBL) pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X
semester II SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016 termasuk kategori baik.
2. Keterampilan berfikir kritis siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional (model pembelajaran langsung) pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X semester II SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016 termasuk kategori cukup.
3.
Ada Perbedaan akibat pengaruh model Problem Based Learning (PBL) dengan pembelajaran konvensional terhadap Keterampilan berfikir kritis siswa pada materi pokok suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Batang Kuis T.P 2015/2016 dengan thitung >ttabel yaitu 3.63 > 2.66 pada taraf siginifikan α = 0,05.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dan kesimpulan dalam penelitian ini, maka peneliti mempunyai beberapa saran, yaitu:
1. Pada penelitian ini peneliti masih mengalami kekurangan yaitu pada alat sehingga waktu yang digunakan untuk praktikum masih kurang. Pada peneliti selanjutnya yang akan meneliti dengan materi yang sama sebaiknya mengecek alat dan bahan terlebih dahulu sehingga bisa dipersiapkan lebih awal.
(4)
2. Pada proses pembelajaran berlangsung di sarankan kepada peneliti selanjutnya yang ingin meneliti dengan model dan materi yang sama agar lebih dapat memberikan masalah yang lebih menarik sehingga siswa dapat lebih aktif dalam proses belajar.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R.I. (2008). Learning to teach. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Jakarta : Pustaka Pelajar
(2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara, Jakarta. Azwar, S. (1997). Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Dahar, R.W. (1989). Teori-Teori Belajar. Jakarta : Erlangga
Dimyati dan Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta
Djamarah, S Bahari., Aswan Zain. (2006). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka Cipta
Elviarni, Harzaini, O. (2011). Pengaruh penggunaan metode PBL secara
koperatif terhadap hasil belajar fisika siswa di smk-TR Raksana Medan,
Jurnal pendidikan, Medan.
Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Gramedia Widiasarana Indonesia
Istarani. (2011). 58 model pembelajaran inovatif. Medan : Media persada
Joyce, B., Weil, M., dan Calhoun, E. (2011). Models Of Teaching. Yogyakarta : Percetakan Pustaka Belajar
Kanginan, Marthen. (2013). Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga Khairuddin, Kuswanto, Supriyadi, H. (2012). Pengaruh model problem-based
learning (belajar berdasarkan masalah) terhadap hasil belajar kognitif siswa sma n 1 ngaglik pada pembelajaran fisika untuk materi listrik dinamis. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, UNY, Fmipa.
Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Newest, Facione’s. (2011). Rubrics of critical thinking ISBN 13:
978-1-891557-07-1. Jurnal berfikir kritis, Association of american colleges and universities.
(6)
Rusman. (2012). Model – model pembelajaran mengembangkan profesional guru edisi kedua. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada
Sagala, S. (2003). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Shoimin, A. (2014). 68 Model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. Yogyakarta : AR-RUZZ Media
Siregar, E., Nara, H. (2010). Teori Belajar dan pembelajaran. Bogor : Ghalia Indonesia
Sudjana. (2005). Metoda statistika. Bandung : PT Tarsito Bandung Supiyanto. (2007). Fisika Untuk SMA kelas X. Jakarta : Phibeta
Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Jakarta : Kencana Prenada Media Grup
Wardani, K., Sunarno, W., dan Suparni. (2012). Pelajaran fisika dengan model
problem based learning menggunakan multimedia dan modul ditinjau dari kemampuan berfikir abstrak dan kemampuan verbal siswa, Jurnal