3.2. Penyusutan Aktiva Tetap 3.2.1. Pengertian Penyusutan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 : 17.1, definisi penyusutan adalah sebagai berikut “Penyusutan adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat
disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi. Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak
langsung” Dengan kata lain penyusutan adalah pengalokasian harga perolehan secara
rasional kepada periode-periode dimana akiva tersebut dinikmati manfaatnya. Sedangkan pengertian penyusutan menurut Fakultas Ekonomi USU sesuai dengan
pengertian menurut Standar Akuntansi Keuangan. Adapun besarnya rupiah beban depresiasi hal ini akan tergantung kepada harga perolehanpokok aktiva tetap,
taksiran umur ekonomis, taksiran nilai sisa, residual value dan metode penyusutan yang digunakan.
3.2.2. Faktor – Faktor dalam Menentukan Penyusutan
Menurut Deddi Nordiawan 2008 : 241, ada tiga faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan beban penyusutan setiap periode yaitu :
1. Harga perolehan cost
Yaitu uang yang dikeluarkan atau hutang yang timbul dan biaya-biaya lain yang terjadi dalam perolehan aktiva sampai dengan aktiva siap untuk
digunakan.
Universitas Sumatera Utara
2. Nilai sisa salvage value
Yaitu jumlah yang diterima bila aktiva itu dijual, ditukarkan atau cara-cara lain untuk aktiva tersebut sudah tidak dapat dipergunakan lagi dikurangi
dengan biaya-biaya yang terjadi pada saat penjualan atau pertukaran. 3.
Taksiran umur kegunaan usefull life Yaitu kegunaan suatu aktiva yang dipengaruhi oleh cara-cara pemeliharaan
dan kebijaksanaan yang dianut dalam penyusutan. Taksiran masa manfaat ini biasa dinyatakan dalam satuan periode waktu, satuan hasil produksi atau
satuan jam kerjanya.
3.2.3. Metode Penyusutan
Aktiva tetap berwujud dapat disusutkan dalam beberapa metode, oleh karena itu pemilihan metode penyusutan yang akan dipakai terhadap suatu aktiva
berwujud harus dipertimbangkan dengan baik. Metode penyusutan yang dipilih dan dianggap tepat untuk jenis aktiva tertentu, belum dapat dipastikan akan tepat
untuk diterapkan pada jenis aktiva lain karena perbedaan sifat dan pola penggunaan aktiva tersebut.
Berikut ini merupakan beberapa metode penyusutan yang umumnya digunakan oleh suatu perusahaan :
Metode Garis Lurus Straight Line Method
Metode ini paling banyak digunakan karena kesederhanaannya. Dengan metode ini harga perolehan dialokasikan sejalan dengan berjalannya waktu dan
mengakui beban periodik yang sama selama usia manfaat harta. Menurut Deddi
Universitas Sumatera Utara
Nordiawan 2004 : 309 perhitungan depresiasi dengan metode garis lurus didasari pada anggapan-anggapan berikut ini.
1. Kegunaan ekonomis dari suatu aktiva akan menurun secara proporsional
setiap periode. 2.
Biaya reperasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya relatif tetap. 3.
Kegunaan ekonomis berkurang karena terlewatnya waktu. 4.
Penggunaan kapasitas aktiva tiap-tiap periode relatif tetap. Dengan adanya anggapan-anggapan seperti diatas, metode garis lurus
sebaiknya digunakan untuk menghitung depresiasi gedung, mebel, dan alat-alat kantor. Besarnya biaya penyusutan per tahun dapat dihitung dengan cara
mengurangi perolehan nilai sisa dan dibagi taksiran umur pemakaian. Dalam metode ini jumlah depresiasi tiap periode sama besarnya.
Metode Jumlah Angka Tahun Sum of Years Digit Method
Dalam metode jumlah angka tahun, penyusutan tahunan tidak sama besarnya. Pada tahun pertama penyusutannya lebih besar dari pada tahun kedua,
sedangkah pada tahun kedua lebih besar dari tahun ketiga dan selanjutnya, makin lama makin menurun. Metode ini didasarkan pada pandangan bahwa aktiva yang
masih baru akan memberikan jasa yang lebih besar dari pada tahun-tahun berikutnya. Oleh karena itu, makin lama aktiva tetap digunakan harus dibebani
depresiasi yang makin kecil.
Universitas Sumatera Utara
Metode Persentase dari Nilai Buku Saldo Menurun Decilining Balance Method
Seperti halnya metode angka-angka tahun, dalam metode persentase dari nilai buku ini depresiasi tahunan juga tidak sama besarnya antara depresiasi tahun
yang satu dengan tahun lainnya. Jumlah beban depresiasi makin lama semakin menurun. Perbedaan metode ini dengan metode angka tahun adalah terletak pada
cara perhitungannya. Dalam metode ini depresiasi dihitung berdasarkan suatu persentase
tertentu yang dikalikan dengan nilai buku aktiva. Seperti kita ketahui nilai buku aktiva makin lama akan semakin kecil. Oleh karena itu, jika suatu persentase tetap
dikalikan dengan nilai buku semakin kecil maka jumlah depresiasi tahunan juga akan semakin menurun.
Aktiva tetap dianggap akan memberikan kontribusi terbesar pada periode diawal-awal masa penggunaanya, dan akan mengalami tingkat penurunan fungsi
yang semakin besar di periode berikutnya seiring dengan semakin berkurangnya umur ekonomis atas aktiva tersebut. Metode ini sesuai jika dipergunakan untuk
jenis aktiva tetap yang tingkat kehausannya tergantung dari volume produk yang dihasilkan, yaitu jenis aktiva mesin produksi.
Metode Output Produksi Jumlah Unit Produk Productive Output Method
Di dalam metode ini depresiasi dihitung dengan cara menaksir jumlah satuan hasil produksi yang dapat dihasilkan oleh akiva tetap selama masa
produktifnya. Prinsip dari metode ini adalah bahwa harga perolehan harga aktiva
Universitas Sumatera Utara
tetap harus dialokasikan pada semua hasil produksi yang dapat dihasilkan oleh aktiva tetap tersebut, sehingga kita dapat mengadakan taksiran mengenai unit
produksi dan menentukan tarif depresiasi untuk tiap unit produksi yang dihasilkan pada periode itu dengan tarif depresiasi per satuan hasil produksi.
3.3 Penyajian Aktiva Tetap dalam Neraca