164.25 178.00 85.25 Latar Belakang Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Sambiloto (Andrographidis folium)Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan Galur Swiss Webster Yang Diinduksi Aloksan dan Perbandingannya Dengan Jamu D.

50 Lampiran 1: Data Sebelum Dan Sesudah Perlakuan Kadar Glukosa Darah Puasa mg Kelompok Perlakuan n = 4 Setelah Induksi Aloksan Setelah Perlakuan Penurunan Persentase penurunan I 211 51 160 75.83 163 62 101 61.96 140 62 78 55.71 453 135 318 70.20 Rerata 241.75

77.50 164.25

65.93 II 146 181 -35 -23.97 244 225 19 7.79 181 197 -16 -8.84 434 354 80 18.43 Rerata 251.25 239.25 12.00 -1.65 III 152 63 89 58.55 432 129 303 70.14 200 71 129 64.50 260 69 191 73.46 Rerata 261.00

83.00 178.00

66.66 IV 169 160 9 5.33 205 180 25 12.20 224 197 27 12.05 174 144 30 17.24 Rerata 193.00 170.25 22.75 11.70 V 127 55 72 56.69 158 93 65 41.14 179 120 59 32.96 211 66 145 68.72 Rerata 168.75

83.50 85.25

49.88 VI 210 67 143 68.10 424 71 353 83.25 152 86 66 43.42 173 96 77 44.51 Rerata 239.75

80.00 159.75

59.82 51 Lampiran 2: Rencana Kerja Penelitian Hari ke-1 Pembelian mencit dari PAU ITB Bandung Hari ke-2 sampai ke-7 Pemeliharaan mencit hingga mencapai usia dan berat ideal 30 ekor Hari ke-8 Pengecekan kadar glukosa darah normal secara acak Hari ke-8 Induksi aloksan untuk seluruh mencit dengan dosis 4.8384 mg untuk tiap mencit yang memenuhi syarat Hari ke-21 Pengecekan kadar glukosa darah dan pengelompokan mencit secara acak menjadi 6 kelompok perlakuan 24 ekor Hari ke-22 sampai ke-28 Pemberian perlakuan EEDS dosis 1, 2, dan 3, Jamu D, serta kontrol dan pembanding Hari ke-29 Pemeriksaan kadar glukosa darah mencit untuk setiap kelompok perlakuansebelumnya mencit dipuasakan 52 Lampiran 3: Perhitungan Dosis

1. Dosis Aloksan

Dosis aloksan pada tikus = 120 mg kgBB tikus Faktor konversi tikus 200 gr ke mencit 20 gr = 0.14 untuk tikus 200 gr = 200 1000 x 120 mg = 24 mg untuk mencit 20 gr = 24 mg x 0.14 = 3.36 mg Dosis untuk 1 kg BB mencit = 1000 20 x 3.36 mg = 168 mg kg BB mencit Rata-rata BB mencit = 28.8 gr Dosis Aloksan untuk mencit 28.8 gr = 28.8 20 x 3.36 mg = 4.8384 mg untuk tiap mencit. Volume maksimal untuk penyuntikan intravena mencit: 0,1 ml → 4.8384 mg 0,1 ml → 48.384 mg ml

2. Dosis Glibenklamid

Dosis Glibenklamid untuk manusia = 5 mg Faktor konversi dosis manusia ke mencit dengan berat badan 20 gr = 0.0026 Untuk mencit 20 gram = 5 mg x 0.0026 = 0.013 mg Dosis untuk 1 kg BB mencit = 1000 20 x 0.013 mg = 0.65 mg kg BB mencit

3. Dosis Jamu D

Jamu D 1 kapsul = 500 mg Dosis pemakaian Jamu D untuk manusia = 1 hari 3 kali = 3 x 500 mg = 1500 mg 53 Faktor konversi dosis manusia ke mencit dengan berat badan 20 gr = 0.0026 Untuk mencit 20 gram = 1500 mg x 0.0026 = 3.9 mg Dosis untuk 1 kg BB mencit = 1000 20 x 3.9 mg = 195 mg kg BB mencit Rata-rata BB mencit = 28.8 gr Dosis Jamu D untuk mencit 28.8 gr = 28.8 20 x 3.9 mg = 5.616 mg

4. Dosis Ekstrak Etanol Daun Sambiloto Andrographidis Folium

Jamu D 1 kapsul = 500 mg Andrographidis Folium yang terdapat dalam Jamu D = 30 = 30 100 x 500 mg = 150 mg Dosis pemakaian Jamu D untuk manusia = 1 hari 3 kali = 3 x 150 mg = 450 mg Faktor konversi dosis manusia ke mencit dengan berat badan 20 gr = 0.0026 Untuk mencit 20 gram = 450 mg x 0.0026 = 1.17 mg Dosis EEDS untuk hewan coba: Dosis 1 = 29.25 mg kg BB Dosis 2 = 58.5 mg kg BB Dosis 3 = 117 mg kg BB Rata-rata BB mencit = 28.8 gr Dosis EEDS untuk mencit 28.8 gr EEDS dosis 2 = 28.8 20 x 1.17 mg = 1.6848 mg EEDS dosis 1 = 0.5 x EEDS dosis 2 = 0.5 x 1.6848 mg = 0.8424 mg 54 EEDS dosis 3 = 2 x EEDS dosis 2 = 2 x 1.6848 mg = 3.3696 mg 55 Lampiran 4: Hasil Uji Statistik 1. Kadar Glukosa Darah Sesudah Induksi Aloksan Descriptives Kadar Glukosa Darah sesudah Induksi Aloksan 4 241.75 143.906 71.953 12.76 470.74 140 453 4 251.25 128.404 64.202 46.93 455.57 146 434 4 261.00 122.262 61.131 66.45 455.55 152 432 4 193.00 26.090 13.045 151.49 234.51 169 224 4 168.75 35.349 17.675 112.50 225.00 127 211 4 239.75 125.152 62.576 40.61 438.89 152 424 24 225.92 101.270 20.672 183.15 268.68 127 453 Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V Kelompok VI Total N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95 Confidence Interval for Mean Minimum Maximum Test of Homogeneity of Variances Kadar Glukosa Darah sesudah Induksi Aloksan 1.527 5 18 .231 Levene Statistic df1 df2 Sig. ANOVA Kadar Glukosa Darah sesudah Induksi Aloksan 26664.833 5 5332.967 .459 .802 209213.000 18 11622.944 235877.833 23 Between Groups Within Groups Total Sum of Squares df Mean Square F Sig. Kadar Glukosa Darah sesudah Induksi Aloksan Tukey HSD a 4 168.75 4 193.00 4 239.75 4 241.75 4 251.25 4 261.00 .826 Kelompok perlakuan Kelompok V Kelompok IV Kelompok VI Kelompok I Kelompok II Kelompok III Sig. N 1 Subset for alpha = .05 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000. a. 56

2. Hasil Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah

Descriptives Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah 4 65.9264 8.87535 4.43768 51.8037 80.0491 55.71 75.83 4 -1.6481 18.64028 9.32014 -31.3089 28.0128 -23.97 18.43 4 66.6633 6.55130 3.27565 56.2387 77.0878 58.55 73.46 4 11.7039 4.88917 2.44459 3.9241 19.4836 5.33 17.24 4 49.8784 15.95862 7.97931 24.4846 75.2721 32.96 68.72 4 59.8199 19.33070 9.66535 29.0605 90.5794 43.42 83.25 24 42.0573 30.14289 6.15289 29.3291 54.7855 -23.97 83.25 EEDS do 1 EEDS do 2 EEDS do 3 Kontrol negatif Glibenklamid Jamu D Total N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound 95 Confidence Interval for Mean Minimum Maximum Test of Homogeneity of Variances Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah 4.278 5 18 .010 Levene Statistic df1 df2 Sig. ANOVA Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah 17533.426 5 3506.685 18.762 .000 3364.227 18 186.902 20897.653 23 Between Groups Within Groups Total Sum of Squares df Mean Square F Sig. Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Tukey HSD a 4 -1.6481 4 11.7039 4 49.8784 4 59.8199 4 65.9264 4 66.6633 .737 .527 Kelompok perlakuan EEDS do 2 Kontrol negatif Glibenklamid Jamu D EEDS do 1 EEDS do 3 Sig. N 1 2 Subset for alpha = .05 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Uses Harmonic Mean Sample Size = 4.000. a. 57 Multiple Comparisons Dependent Variable: Persentase Penurunan Kadar Glukosa Darah Tukey HSD 67.57446 9.66699 .000 36.8524 98.2965 -.73688 9.66699 1.000 -31.4589 29.9852 54.22250 9.66699 .000 23.5005 84.9445 16.04803 9.66699 .573 -14.6740 46.7701 6.10646 9.66699 .987 -24.6156 36.8285 -67.57446 9.66699 .000 -98.2965 -36.8524 -68.31134 9.66699 .000 -99.0334 -37.5893 -13.35196 9.66699 .737 -44.0740 17.3701 -51.52644 9.66699 .001 -82.2485 -20.8044 -61.46800 9.66699 .000 -92.1900 -30.7460 .73688 9.66699 1.000 -29.9852 31.4589 68.31134 9.66699 .000 37.5893 99.0334 54.95939 9.66699 .000 24.2373 85.6814 16.78491 9.66699 .527 -13.9371 47.5069 6.84335 9.66699 .979 -23.8787 37.5654 -54.22250 9.66699 .000 -84.9445 -23.5005 13.35196 9.66699 .737 -17.3701 44.0740 -54.95939 9.66699 .000 -85.6814 -24.2373 -38.17448 9.66699 .010 -68.8965 -7.4524 -48.11604 9.66699 .001 -78.8381 -17.3940 -16.04803 9.66699 .573 -46.7701 14.6740 51.52644 9.66699 .001 20.8044 82.2485 -16.78491 9.66699 .527 -47.5069 13.9371 38.17448 9.66699 .010 7.4524 68.8965 -9.94156 9.66699 .902 -40.6636 20.7805 -6.10646 9.66699 .987 -36.8285 24.6156 61.46800 9.66699 .000 30.7460 92.1900 -6.84335 9.66699 .979 -37.5654 23.8787 48.11604 9.66699 .001 17.3940 78.8381 9.94156 9.66699 .902 -20.7805 40.6636 J Kelompok perlakuan EEDS do 2 EEDS do 3 Kontrol negatif Glibenklamid Jamu D EEDS do 1 EEDS do 3 Kontrol negatif Glibenklamid Jamu D EEDS do 1 EEDS do 2 Kontrol negatif Glibenklamid Jamu D EEDS do 1 EEDS do 2 EEDS do 3 Glibenklamid Jamu D EEDS do 1 EEDS do 2 EEDS do 3 Kontrol negatif Jamu D EEDS do 1 EEDS do 2 EEDS do 3 Kontrol negatif Glibenklamid I Kelompok perlakuan EEDS do 1 EEDS do 2 EEDS do 3 Kontrol negatif Glibenklamid Jamu D Mean Difference I-J Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 95 Confidence Interval The mean difference is significant at the .05 level. . 58 RIWAYAT HIDUP Nama : Sarah Kastilani Nomer Pokok Mahasiswa : 0510062 Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 01 Oktober 1986 Alamat : Jl. Dian Indah I no. 1, Bandung Riwayat Pendidikan SD St. Yusuf 1, Bandung, lulus tahun 1999 SLTP St. Aloysius 1, Bandung, lulus tahun 2002 SMA St. Aloysius 1, Bandung, lulus tahun 2005 Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKM, tahun 2005 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Melitus DM merupakan kelompok kelainan metabolik ditandai dengan peningkatan Kadar Glukosa Darah KGD atau disebut hiperglikemia, dimana keadaan ini dapat meningkatkan jumlah radikal bebas dalam tubuh. DM dapat disebabkan karena genetik, faktor lingkungan, dan pilihan gaya hidup. Faktor yang memberikan kontribusi pada hiperglikemia dapat berupa berkurangnya sekresi insulin, menurunnya penggunaan glukosa, dan meningkatnya pembentukan glukosa. DM dapat menyebabkan perubahan patofisiologi sekunder dari beberapa sistem organ yang memberikan beban yang sangat berat bagi penderita diabetes dan pada sistem kesehatan Powers, 2005. DM merupakan suatu keadaan kronis akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau akibat tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif WHO, 2008. Pada tahun 2000, berdasarkan WHO, sedikitnya 171 juta penduduk dunia menderita DM. Kejadian ini meningkat dengan cepat dan diperkirakan pada tahun 2030 jumlah ini akan meningkat dua kalinya. Berdasarkan laporan World Health Organization WHO, DM termasuk salah satu penyebab kematian terbesar di Asia Tenggara dan Pasifik Barat Wahyu Widowati, 2008. DM terdapat di seluruh dunia, tetapi lebih sering terjadi di negara berkembang http:en.wikipedia.orgwikiDiabetes, 2008. Indonesia ikut berkontribusi sebagai penyumbang terbanyak penderita diabetes di dunia. Pada tahun 2000, Indonesia berada di peringkat 4 dunia dengan jumlah penderita DM sekitar 8.4 juta orang. Diperkirakan tahun 2030 akan meningkat menjadi 21.3 juta penduduk Indonesia yang menderita penyakit DM Ana, 2007. Dengan prevalensi, pada daerah urban sebesar 14.7 dan daerah rural sebesar 7.2, maka diperkirakan tahun 2030 akan terdapat 8.2 juta penderita DM di daerah urban dan 5.5 juta di daerah rural PERKENI, 2006. 2 Pengobatan pada penyakit DM adalah seumur hidup dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Maka dari itu, diperlukan pemanfaatan sumber daya alamiah yang relatif lebih murah dan mudah didapat, yang akan digunakan sebagai alternatif untuk pengobatan DM. Sumber daya alam yang dapat digunakan antara lain adalah beberapa jenis tanaman obat yang banyak terdapat di Indonesia. Tanaman obat yang memiliki khasiat untuk mengobati penyakit diabetes, antara lain Sambiloto Andrographis paniculata [Burm f.] Ness, Brotowali Tinospora crispa [L], Kacang Buncis Phaseolus vulgaris L., Lidah Buaya Aloe vera [L.] W ebb, Pare Momordica charantia L., Salam Syzygium polyanthum [W ight] W alp., Mengkudu Morinda citrifolia L. dan terakhir yang sedang populer adalah Buah Merah Pandanus conoideus Lamk dari Papua Ari Satriyo Wibowo, 2005. Tanaman-tanaman obat tersebut sudah digunakan secara empiris oleh masyarakat untuk menurunkan Kadar Gula Darah KGD dengan cara meramu sendiri simplisia dari tanaman-tanaman tersebut, baik tunggal maupun campurannya. Industri jamu juga telah mengembangkan campuran dari tanaman- tanaman obat tersebut untuk mengobati DM, salah satunya adalah Jamu D produksi pabrik jamu PT. NM. Jamu D merupakan campuran dari beberapa jenis ekstrak, yaitu Pterocarpi folium daun angsana, Momordicae fructus buah pare, Phaseoll fructus kacang buncis, Andrographidis folium daun sambiloto. Jamu D diindikasikan untuk meringankan gejala DM. Penelitian tentang efek herba Sambiloto terhadap penurunan KGD, pernah dilakukan oleh Michael Jonathan 2007. Hasil penelitian herba Sambiloto dosis 1.4 g kg BB mencit dan 2.8 g kg BB mencit berefek menurunkan KGD mencit jantan yang potensinya setara dengan Glibenklamid. Penulis tertarik untuk meneliti efek penurunan KGD salah satu campuran yang terdapat dalam Jamu D, yaitu ekstrak daun Sambiloto Andrographidis folium. Dalam penelitian ini digunakan Ekstrak Etanol Daun Sambiloto EEDS, yang 3 digunakan sebagai pembanding adalah Glibenklamid dan Jamu D sediaan jamu yang dibuat oleh PT. NM.

1.2 Identifikasi Masalah

Dokumen yang terkait

Efek Ekstrak Etanol Daun Mulberry (Morus Alba Linn) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan Swiss Webster Yang Diinduksi Aloksan.

0 0 23

Efek Ekstrak Etanol Buah Buncis (Phaseolus vulgaris Linn.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Galur Swiss Webster Jantan Yang Diinduksi Aloksan dan Perbandingannya Dengan Jamu 'D'.

0 2 26

Efek Ekstrak Etanol Daun Mengkudu (Morinda citrifolia L) Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan Galur Swiss Webster Yang Diinduksi Aloksan.

2 8 24

Perbandingan Antara Efek Ekstrak Etanol Buah Pare (Momordicae Fructus) Dengan Jamu 'D' Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Galur Swiss Webster Yang Diinduksi Aloksan.

0 2 26

Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Angsana (Pterocarpus indicus Willd.) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan Galur Swiss Webster Yang Diinduksi Aloksan dan Perbandingannya Dengan Jamu "D".

4 21 30

Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Angsana (Pterocarpus indicus Willd.) Terhadap Populasi Sel-p Pankreas Mencit Jantan Galur Swiss Webster Yang Diinduksi Aloksan dan Perbandingannya Dengan Jamu "D".

3 10 27

Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Mimba (Azadirachta indica A. Juss) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan Galur Swiss Webster Yang Diinduksi Aloksan.

4 8 30

Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Salam (Polyanthi folium) dan Herba Sambiloto (Andrographidis herba) Terhadap Gambaran Histopatologis Pankreas Mencit Jantan Galur Balb/c Yang Diinduksi Aloksan.

0 0 26

Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Salam (Polyanthi Folium) Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan Galur Balb/C Yang Diinduksi Aloksan.

0 0 28

Pengaruh Ekstrak Herba Sambiloto (Andrographidis Herba) Terhadap Kadar Glukosa Darah Mencit Jantan Galur Balb/C Yang Diinduksi Aloksan.

0 0 32