Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Salam (Polyanthi folium) dan Herba Sambiloto (Andrographidis herba) Terhadap Gambaran Histopatologis Pankreas Mencit Jantan Galur Balb/c Yang Diinduksi Aloksan.

(1)

iv ABSTRAK

PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN SALAM ( Polyanthi folium ) DAN HERBA SAMBILOTO ( Andrographidis herba ) TERHADAP GAMBARAN HISTOPATOLOGIS PANKREAS MENCIT JANTAN

GALUR Balb/C YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Diajeng Lastika Sari,2008. Pembimbing I : Hana Ratnawati, dr., M.Kes Pembimbing II : Rosnaeni, dra., Apt.

Diabetes mellitus (DM) merupakan gangguan kesehatan yang ditandai oleh keadaan hiperglikemi akibat gangguan sekresi insulin. Peningkatan prevalensi kasus DM mendukung dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai alternatif pengobatan DM. Tanaman obat seperti herba sambiloto dan daun salam menjadi salah satu pilihan.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak herba sambiloto, daun salam dan kombinasi keduanya terhadap gambaran histologis pankreas.

Desain penelitian prospektif eksperimental sungguhan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) bersifat komparatif. Penelitian menggunakan 25 mencit jantan dewasa galur Balb/C yang diinduksi aloksan dan dialokasikan dalam 5 kelompok perlakuan yaitu EEDS (0,124 g/kgBB), EEHS (0,7 g/kgBB), kombinasi keduanya (1:1), kelompok kontrol negatif (CMC1%), kelompok kontrol pembanding (Glibenklamid). Data yang diamati adalah gambaran histopatologi pankreas secara mikroskopis, setelah 7 hari perlakuan. Analisa statistik menggunakan statistik non parametrik ”Chi Kuadrat” dengan = 0,05

Hasil penelitian menunjukkan EEDS, EEHS, dan kombinasi keduanya memiliki potensi mengurangi hialinisasi, endapan amiloid dan sebukan sel limfosit pada pulau langerhans jaringan pankreas (p<0,01)

Kesimpulan dari penelitian ini adalah, EEDS (0,124 g/kgBB mencit), EEHS (0,7 g/kgBB mencit) dan kombinasi keduanya (1:1) mempunyai efek memperbaiki struktur histologis pulau langerhans jaringan pankreas

Kata kunci: Ekstrak daun salam, ekstrak sambiloto, gambaran histopatologis pulau langerhans jaringan pankreas


(2)

ABSTRACT

THE EFFECT OF SALAM LEAFS ETHANOL EXTRACT (Polyanthi folium) AND SAMBILOTO EXTRACT ( Andrographidis herba ) TOWARDS

HISTOPATHOLOGICAL STRUCTURE OF PANCREAS IN Balb/C MALE MICE WHICH HAVE BEEN INDUCED BY ALLOXAN

Diajeng Lastika Sari, 2008. 1st tutor : Hana Ratnawati, dr., M. Kes 2nd tutor : Rosnaeni, dra., Apt

Diabetes Mellitus (DM) is a metabolic disorder which causes hyperglycemia due to insulin secretion disorder. The increased of DM incidence is one of the reasons why alternative medication is needed for further research.

The aim of this research is to investigate the effect of Sambiloto extract and Salam leafs extract towards histopathological structure of pancreas in mice.

This was an experimental prospective, used Complete Random Design and have comparative characteristic. This research used 25 Balb/C strain male mice which were induced by alloxan and allocated into 5 groups. The first group was given 0,124 g/kgBB Polyanthi Folium ethanol extract (EEDS), the second group was given 0,7 g/kgBB Andrographidis Herba ethanol extract (EEHS) and the third group was given combination both of those plants (1:1). One group served as the negative control (CMC 1%) and the last group as the comparative control (Glibenclamide). All treatments were given for 7 days, then all mice were sacrifice to examine the histopathological structure of the pancreas using light microscope. Statistic analyzed using nonparametric “Chi Square” = 0,05.

The results revealed that EEDS, EEHS and combination both of those plants (1:1) could reduce the hyalinization, amyloidosis and lymphocytes infiltration of the langerhans islet pancreatic tissue (p<0,01).

It was concluded that EEDS (0.124 g/kgBB), EEHS (0,7 g/kgBB) and combination both of those plants (1:1) had an effect in repairing the histological structure of langerhans islet pancreatic tissue.

Key words: Salam leafs extract ,Sambiloto extract, histopathological structure of langerhans islet pancreatic tissue.


(3)

(4)

(5)

viii DAFTAR ISI

JUDUL ...i

LEMBAR PERSETUJUAN ...ii

SURAT PERNYATAAN ...iii

ABSTRAK ...iv

ABSTRACT ...v

PRAKATA...vi

DAFTAR ISI ...viii

DAFTAR TABEL ...x

DAFTAR GAMBAR...xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Identifikasi Masalah...2

1.3 Maksud dan Tujuan...3

1.4 Manfaat Penelitian ...2

1.4.1 Manfaat Akademis ...2

1.4.2 Manfaat Praktis ...3

1.5 Kerangka Penelitian ...3

1.7 Metode Penelitian ...4

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ...5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pankreas ...6

2.1.1 Anatomi dan histopatologi pankreas... ...6

2.1.1.1 Pankreas Eksokrin... 7

2.1.1.2 Pankreas Endokrin ... 8

2.1.2 Gambaran histopatologi jaringan pankreas penderita DM ... 9

2.1.2.1 Gambaran histopatologi jaringan pankreas pada IDDM...10

2.1.2.2 Gambaran histopatologi jaringan pankreas pada NIDDM...12

2.1.3 Insulin ... 13

2.1.3.1 Regulasi pelepasan insulin...13

2.2 Diabetes Mellitus (DM) ...15

2.2.1 Definisi DM ...15

2.2.2 Epidemiologi DM ...15

2.2.3 Klasifikasi DM...16

2.2.4 Patofisiologi DM...16

2.2 4.1 Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM)...16

2.2.4.2 Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM)...18

2.2.5 Gejala klinik...20

2.2.6 Diagnosis DM ...21


(6)

2.2.8 Komplikasi DM ... 22

2.2.8.1 Komplikasi akut ...22

2.2.8.2 Komplikasi kronis...23

2.2.9 Terapi DM...23

2.3 Hubungan antara DM dengan radikal bebas ...25

2.4 Aloksan ... 27

2.5 Sambiloto ... 28

2.5.1 Taksonomi... 28

2.5.2 Kandungan kimia herba sambiloto ... 28

2.6 Salam... 29

2.6.1 Taksonomi... 29

2.6.2 Kandungan kimia daun salam ... 30

2.7 Penggunaan simplisia herba sambiloto dan daun salam ... 31

2.8 Pengaruh kombinasi herba sambiloto dan daun salam terhadap penurunan kadar glukosa darah ...31

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian...33

3.2 Metode Penelitian ...34

3.2.1 Desain penelitian...34

3.2.2 Penentuan besar sampel ...34

3.2.3 Variabel penelitian ...35

3.3 Prosedur kerja ...35

3.3.1 Persiapan bahan uji dan hewan coba...35

3.3.2 Prosedur penelitian...36

3.3.3 Analisa data...38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil dan Pembahasan Preparat Histopatologis Pankreas ...39

4.2 Pengujian Hipotesis ...48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...50

5.2 Saran ...50

DAFTAR PUSTAKA ...51

LAMPIRAN...54


(7)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa ... 22 Tabel 4.1 Perbandingan antara daun salam dengan kontrol negatif dan kontrol

positif ... 42 Tabel 4.2 Perbandingan antara herba sambiloto dengan kontrol negatif dan kontrol positif... 45 Tabel 4.3 Perbandingan antara kombinasi daun salam dan herba sambiloto

dengan kontrol negatif dan kontrol positif... 48 Tabel 4.4 Perbandingan antara daun salam, herba sambiloto, dan kombinasi


(8)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Anatomi dan histologi pankreas... 6

Gambar 2.2 Pankreas dengan pewarnaan Gomori’s Chrome-alum(x10) ... 8

Gambar 2.3 Sel alfa (merah muda) dan sel beta pulau Langerhans dengan pewarnaan Gomori (x40) ... 9

Gambar 2.4A Hialinisasi pulau Langerhans (x40)... 10

Gambar 2.4B Sebukan limfosit pulau Langerhans (x40)... 11

Gambar 2.4C Amiloid pulau langerhans (x40)... 11

Gambar 2.5A Pulau Langerhans normal (x40) ... 12

Gambar 2.5B Sel beta berwarna coklat (x40) ... 12

Gambar 2.5C Sel alfa berwarna coklat (x40)... 13

Gambar 2.6 Rantai insulin ... 13

Gambar 2.7 Biosintesis dan sekresi insulin ... 14

Gambar 2.8 Stadium gangguan metabolik pada DM tipe 2... 19

Gambar 2.9 Struktur kimia aloksan ... 27

Gambar 2.10 Tanaman sambiloto (Andrographis paniculata) ... 28

Gambar 2.11 Struktur kimia lakton ... 29

Gambar 2.12 Pohon salam (Syzgium polyanthum) ... 30

Gambar 2.13 Struktur kimia quersetin... 30

Gambar 2.14 Struktur kimia quersitrin ... 31

Gambar 4.1 Kelompok perlakuan daun salam (x10) ... 39

Gambar 4.2 Kelompok kontrol negatif (x10)... 39

Gambar 4.3 Kelompok kontrol positif (x10) ... 40

Gambar 4.4 Kelompok perlakuan daun salam (x40) ... 41

Gambar 4.5 Kelompok kontrol positif (x40) ... 41

Gambar 4.6 Kelompok kontrol negatif (x40)... 41

Gambar 4.7 Kelompok perlakuan herba sambiloto (x10)... 42

Gambar 4.8 Kelompok kontrol negatif (x10)... 43

Gambar 4.9 Kelompok kontrol positif (x10) ... 43

Gambar 4.10 Kelompok perlakuan herba sambiloto (x40)... 44

Gambar 4.11 Kelompok kontrol positif (x40) ... 44

Gambar 4.12 Kelompok kontrol negatif (x40)... 44

Gambar 4.13 Kelompok perlakuan kombinasi (x10)... 45

Gambar 4.14 Kelompok kontrol negatif (x10)... 46

Gambar 4.15 Kelompok kontrol positif (x10) ... 46

Gambar 4.16 Kelompok perlakuan kombinasi (x40)... 47

Gambar 4.17 Kelompok kontrol positif (x40) ... 47

Gambar 4.18 Kelompok kontrol negatif (x40)... 47


(9)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Prosedur Penelitian... 54 Lampiran 2. Perhitungan Dosis... 56 Lampiran 3. Skor hasil pengamatan mikroskopik pulau langerhans jaringan

pankreas ... 58 Lampiran 4. Perhitungan Data ... 59 Lampiran 5. Gambar Alat ... 62


(10)

Lampiran 1 : Prosedur Penelitian

H1: Pembelian 30 ekor mencit dan pemesanan ekstrak etanol daun salam

H2: Penyesuaian mencit dalam laboratorium Penimbangan berat badan mencit

Pengukuran kadar glukosa darah mencit secara acak

H9: Pembuatan larutan aloksan dan penyuntikan aloksan intravena pada mencit

H16: Pengukuran kadar glukosa darah mencit setelah induksi aloksan

H17: Mencit terbagi dalam 5 kelompok dan mulai diberi perlakuan setiap hari sesuai dengan dosis masing-masing kelompok

H24: Pengukuran kadar glukosa darah mencit setelah perlakuan


(11)

55

H26: Dehidrasi (alkohol 70%, 80%, 90%, dan alkohol absolut) Pembersihan alkohol dengan xylol

Infiltrasi parafin

H27: Pembuatan blok parafin

H28: Pemotongan dengan mikrotom


(12)

Lampiran 2 : Perhitungan Dosis

Dosis aloksan :

• Dosis aloksan pada tikus : 120 mg/kgBB (Arlani, 2005) • Faktor konversi dari tikus ke mencit : 0.14

200/1000 x 120 mg = 24 mg/tikus (tikus 200 gram) 24 mg x 0,14 = 3.36 mg/mencit (mencit 20 gram) Untuk 1 kg BB mencit = 1000/20 x 3.36 mg

= 168 mg/kgBB mencit

Rata-rata BB mencit : 34.83 gram

34.83/20 x 3.36 = 5.8514 mg/mencit

• Volume maksimal dosis intravena mencit : 0.1 ml = 5.8514 mg/0.1 ml

= 58.51 mg/ml

Dosis Glibenklamid :

• Dosis glibenklamid untuk manusia : 5 mg

• Konversi dosis manusia ke mencit dengan berat badan 20 gram = 0.0026 Untuk mencit 20 gram = 5 mg x 0.0026

= 0.013 mg

Untuk dosis 1 kg BB mencit = 1000/20 x 0.013 mg = 0.65 mg/kgBB mencit

Dosis Sambiloto :

• Untuk tikus (200 gram) adalah 0,5 gram = 200/1000 x 0.5 gram = 0.1gr/kgBB

• Konversi tikus 200 gram ke mencit 20 gram Dosis mencit 20 gram = 0,1 X 0,14

= 0,014 gram = 14 mg


(13)

57

• Dosis mencit 34, 83 gram = 34,83/20 X 14 mg = 24,381mg

• Dosis untuk mencit/kgBB = 1000/34,83 X 24,381 mg = 700 mg/kgBB

= 0,7 gr/kgBB

Dosis Daun Salam :

• Dosis manusia 70 kg = 20 gr daun salam kering • Konversi dosis manusia ke mencit 20 gr = 0,0026

1000 gr daun salam kering = 48 gr ekstrak • Dosis manusia 70 kg = 20/1000 X 48

= 0,96 gr ekstrak • Dosis mencit 20 gr = 0,96 gr X 0,0026

= 0,002496 mg

• Dosis untuk mencit 34,83 gram = 34,83 /20 X 2,496 • Dosis untuk mencit/kgBB = 1000/34,83 X 4,346

= 124,777 mg/kgBB = 0,124 gr/kgBB


(14)

Lampiran 3 : Skor hasil pengamatan mikroskopik pulau langerhans jaringan pankreas

Preparat EEDS EEHS EEDS+EEHS Kontrol (-) Kontrol (+)

1 10+10+5 10+20+10 5+5+10 20+20+20 5+15+5 25 40 20 60 25

2 10+10+5 15+15+5 15+5+10 20+20+20 5+10+10

25 35 30 60 25

3 5+5+10 15+10+15 15+5+5 20+20+20 10+10+5

20 40 25 60 25

4 10+5+10 10+20+15 10+5+10 20+20+20 5+5+5

25 45 25 60 15

5 10+5+15 20+10+10 10+10+5 20+20+20 15+5+15

30 40 25 60 35

Total 125 200 125 300 125 Rata-rata 25 40 25 60 25


(15)

62

Lampiran 4 : Gambar alat


(16)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Diajeng Lastika Sari NRP : 0410134

Tempat dan tanggal lahir : Jakarta, 28 Desember 1985 Alamat : JL. Purnawarman 7B Riwayat pendidikan :

SDN Banjarsari V, Bandung, 1997 SLTP Negeri 5, Bandung, 2000 SMU Negeri 7, Bandung, 2003


(17)

1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus (DM) adalah suatu keadaan gangguan metabolik yang ditandai dengan kenaikan kadar gula darah dan penggunaan karbohidrat yang tidak efektif karena kekurangan insulin secara relatif maupun absolut. Pada kondisi normal pankreas memproduksi secara sempurna hormon insulin yang mengatur kadar gula darah (Kusindrati Sudibyo,2004).

Penelitian epidemiologi menunjukkan adanya kecenderungan peningkatan angka insiden dan prevalensi DM tipe-2 di berbagai penjuru dunia. WHO memprediksi adanya peningkatan jumlah diabetisi yang cukup besar untuk tahun-tahun mendatang. Di Indonesia WHO memprediksi pada tahun-tahun 2030 penderita DM sekitar 21,3 juta jiwa (PERKENI,2006).

Obat tradisional yang secara empiris digunakan untuk mengobati DM banyak jenisnya, antara lain herba sambiloto dan daun salam. Uji preklinis menggunakan ekstrak daun salam dan ekstrak herba sambiloto terhadap kadar gula darah telah diteliti oleh Rachel Carolina (2006) dan Michael Jonathan (2006). Hasil penelitian menunjukkan ekstrak daun salam dan herba sambiloto efektif menurunkan kadar gula darah (p<0.05) yang potensinya setara dengan glibenklamid. Hasil penelitian ini hanya berdasarkan penurunan kadar gula darah, sedangkan penurunan kadar gula darah dipengaruhi oleh jumlah sel beta pulau langerhans. Sebab itu perlu diteliti gambaran histologis pankreas yang dapat menggambarkan efektivitas fungsi sel beta di pulau langerhans. Hingga saat ini, belum pernah dilakukan penelitian terhadap struktur histologis jaringan pankreas, oleh sebab itu penulis terdorong untuk meneliti efek daun salam dan herba sambiloto terhadap gambaran histologis pankreas.


(18)

2

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dibuat identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Apakah ekstrak daun salam dapat memperbaiki struktur histologis pulau langerhans jaringan pankreas mencit yang telah diinduksi aloksan 2. Apakah ekstrak herba sambiloto dapat memperbaiki struktur histologis

pulau langerhans jaringan pankreas mencit yang telah diinduksi aloksan 3. Apakah kombinasi ekstrak daun salam dan herba sambiloto dapat memperbaiki struktur histologis pulau langerhans jaringan pankreas mencit yang telah diinduksi aloksan

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud Penelitian

Mengembangkan pengobatan tradisional untuk mengobati DM menggunakan tanaman obat dengan melihat gambaran histologis pankreas

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui efek daun salam, herba sambiloto dan kombinasi keduanya terhadap struktur histologis pulau langerhans jaringan pankreas mencit yang diinduksi aloksan

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Akademis

Mengembangkan pengetahuan farmakologi tumbuhan obat khususnya herba sambiloto, daun salam, dan kombinasinya pada pengobatan DM dilihat dari gambaran histologis pankreas


(19)

3

Universitas Kristen Maranatha Manfaat Praktis

Herba sambiloto, daun salam, dan kombinasi keduanya dapat digunakan oleh masyarakat sebagai salah satu obat alternatif DM

1.5 Kerangka Pemikiran

Diabetes mellitus (DM) adalah suatu keadaan gangguan metabolik yang ditandai dengan kenaikan kadar gula darah dan penggunaan karbohidrat yang tidak efektif karena kekurangan insulin secara relatif maupun absolut (Kusindrati Sudibyo,2004). Kelainan metabolisme pada penderita DM menyebabkan terjadinya keadaan hiperglikemi dan hal ini dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi radikal bebas dalam tubuh (Andi Wijaya,1999)

Keadaan hiperglikemi berkepanjangan yang dialami pasien DM mengakibatkan stress oksidatif. Peningkatan stress oksidatif secara bertahap berupa disfungsi endotel, lipid dan oksidasi lipoprotein, dan kerusakan protein (Buettner,Oberley,2001).

Amiloid adalah substansi protein, yang diendapkan di antara sel (luar sel) pada banyak jaringan atau organ sehingga dapat menimbulkan kelainan. Protein ini dapat terikat dengan pewarnaan Congo Red. Patogenesis amiloidosis terjadi akibat gangguan sintesis protein, sehingga terjadi penumpukan amiloid di ekstraselular dan pada akhirnya mengganggu pertautan antar sel. Kategori protein pembentuk amiloid dapat dari protein normal yang berlebihan yang cenderung mengalami kelainan atau protein mutan yang tidak stabil dan berperan dalam menggaggu sintesis protein normal. Inflamasi jangka panjang juga akan mengakibatkan penimbunan amiloid dan sebukan sel limfosit.

Pada DM terjadi kerusakan sel beta sehingga mengakibatkan deplesi insulin. Pada penderita DM tipe 1 sering terdapat pengurangan jumlah dan ukuran pulau langerhans. Pada DM tipe 2, pengurangan ukuran dan jumlah pulau langerhans mungkin tidak begitu terlihat. Pada stadium lanjut, pulau langerhans dapat hilang dan ditandai adanya jaringan fibrosis dan hialinisasi. Perubahan ini kerapkali terlihat pada kasus DM tipe 2 yang berkepanjangan. (Maitra ,Abbas,2005)


(20)

4

Herba sambiloto mengandung zat aktif lakton yang dapat mengatur channel ion calcium pada sel beta pankreas sehingga menyebabkan depolarisasi sel dan dapat mengurangi jumlah oksidan pada penderita DM (Firman,2007). Sedangkan pada daun salam mengandung zat aktif utama berupa flavonoid (quersetrin dan fluoretin) yang dapat berfungsi sebagai antioksidan (Badan POM RI,2004). Mekanisme kerja flavonoid dalam melindungi tubuh terhadap efek radikal bebas adalah mengikat ion logam yang menyebabkan kompleks ion inert sehingga tidak dapat mengawali terjadinya peroksidasi lipid serta menghentikan aktivitas radikal bebas (Hery Winarsi,2007).

Hipotesis

1. Hialinisasi, endapan amiloid, dan sebukan sel limfosit pada pulau langerhans jaringan pankreas mencit yang diberi ekstrak daun salam lebih sedikit daripada yang tanpa diberi perlakuan

2. Hialinisasi, endapan amiloid, dan sebukan sel limfosit pada pulau langerhans jaringan pankreas mencit yang diberi ekstrak herba sambiloto lebih sedikit daripada yang tanpa diberi perlakuan

3. Hialinisasi, endapan amiloid, dan sebukan sel limfosit pada pulau langerhans jaringan pankreas mencit yang diberi kombinasi ekstrak daun salam dan herba sambiloto lebih sedikit daripada yang tanpa diberi perlakuan

1.6 Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan yang bersifat komparatif, menggunakan desain penelitian Rancangan Acak Lengkap

(RAL) dengan hewan coba mencit jantan dewasa galur Balb/C.

Data yang diukur adalah gambaran hialinisasi, endapan amiloid dan sebukan sel limfosit.


(21)

5

Universitas Kristen Maranatha 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian : Laboratorium Farmakologi

Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kedokteran Dasar (LP2IKD)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Waktu Penelitian : Maret 2007-Januari 2008


(22)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Ekstrak daun salam (0,124 g/kgBB mencit) mempunyai efek memperbaiki struktur histologis pulau langerhans jaringan pankreas. 2. Ekstrak herba sambiloto (0,7 g/kgBB mencit) mempunyai efek

memperbaiki struktur histologis pulau langerhans jaringan pankreas. 3. Kombinasi ekstrak daun salam dan herba sambiloto (1 : 1) mempunyai

efek memperbaiki struktur histologis pulau langerhans jaringan pankreas.

5.2 SARAN

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variasi dosis.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan pewarnaan khusus untuk membedakan sel alfa dan sel beta pulau langerhans pankreas. 3. Mengukur kemampuan sekresi insulin oleh sel beta dengan mengukur

kadar C-peptida.


(23)

51 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed R.G. 2005. The physiological and biochemical effects of diabetes on the balance between oxidative stress and antioxidant defense system. www.medicaljournal-ias.org 8 Agustus 2007

Andi Wijaya. 1999. Free radical and antioxidant status. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Hlm. 10-3

Anonymous 1: www.101herbs.com/herbal/images/andrographiside.jpg 5 Agustus 2007

Anonymous 2: www.boisite.dk/leksion/quercetin.html 5 Agustus 2007

Anonymous 3: www.home.ncifcrf.gov/mtdp/Catalog/compounds 5 Agustus 2007

Arlani. 2005. Pengaruh ekstrak kacang buncis (Phaseolus vulgaris) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus yang diinduksi aloksan.

Badan POM RI. 2004. Monografi ekstrak tumbuhan obat Indonesia vol.1. Hlm.80.

Buettner G.R., Oberley L.W. 2001. Free radicals in biology and medicine. www.healthcare.uiowa.edu 10 September 2007

Channg & But.1986. Pharmacology and applications of Chinese material medica. 1st ed. Hongkong: World Scientific. Hlm 14, 19-24

Craigmyle M. B. L. 1994. Atlas Berwarna Histologi. Pankreas. Ed: Jan Tambajong. Jakarta: EGC. Hlm. 110

Davis S.N., Granner D.K. 2001. Insulin, Oral Hypoglycemic Agents and the

Pharmacology of the Endocrin Pancreas In: Goodman & Gilman, The


(24)

Damjanov I. 2000. Buku teks dan atlas berwarna histopatologi. Ed: Manfred Himawan. Jakarta: EGC. Hlm 254-255

Firman. 2007. Efek herba sambiloto terhadap penderita Diabetes.

www.nem.merapi.net/index.php?view=news 10 September 2007

Hernani Mono Rahardjo.2006. Tanaman berkhasiat antioksidan. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal 12.

Hery Winarsi. 2007. Antioksidan alami dan radikal bebas. Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 189-190

Imam Subekti. 2004. Apa itu diabetes: patofisiologi, gejala dan tanda. Dalam: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Ed: Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI. Hlm. 253-5

Jose RL. 2004. Penatalaksanaan diabetes melitus pada anak. Dalam: penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Ed: Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam subekti. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI. Hlm. 181

Kemas Ali Hanafiah. 1991. Rancangan percobaan, teori dan aplikas. Jakarta: Rajawali Press

Kumar V., Abbas A.K., Fausto N. 2005. The Endocrine Pancreas In: Robbins and

Cotran, Pathologic Basis of Disease 7th ed. p. 1195-1196, 1200

Kusindrati Sudibyo. 2004. Perencanaan makanan untuk penyandang diabetes yang berpuasa di bulan ramadhan. Dalam: penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu. Ed: Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI. Hlm. 299

Molina P. E. 2004. Endocrine Pancreas In: Endocrine Physiology. Lange Physiology Series. P. 163, 177-178


(25)

53 Universitas Kristen Maranatha

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2006. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta: FKUI. Hlm. 1-5, 28

Porth C. M. 2005. Diabetes Mellitus and the Metabolic Syndrome In: Essentials

of Pathophysiology Concepts of Altered Health States 2th ed. p. 715-718

Rahman et al. 2002. Toksisitas dan teratogenisitas ekstrak etanol campuran (1:1) herba sabiloto dan daun salam. www.journal.unair.ac.id 10 September 2007

Sarwono Waspadji. 2004. Diabetes melitus: mekanisme dasar dan pengelolaannya yang rasional. Dalam: penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Ed: Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI. Hlm. 31, 34-35

Setiawan Dalimartha. 2006. Ramuan tradisional untuk pengobatan diabetes mellitus. Jakarta: Seri Agrisehat. Hlm. 89-91

Slamet Suyono. 2004. Patofisiologi diabetes mellitus. Dalam: penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Ed: Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI. Hlm. 14

Szkudelski T. 2007. The mechanism of alloxan and streptozotocin in B cells of the rat pancreas. www.wikipedia.com. 8 Agustus2007

Tang W., Eisenbrand G. 1992. Chinese drugs of plant origin. Hongkong: Springer verlag. Hlm. 262-3

Triplitt C.L., Reasner C.A., Isley W.L. 2005. Diabetes Mellitus In:

Pharmacotheraphy 6th ed. USA: Mc Graw Hill. p. 1335

W. P. Winarto. 2004. Sambiloto budi daya dan pemanfaatan untuk obat. Jakarta: Seri Agrisehat. Hlm. 2


(26)

(1)

5

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian : Laboratorium Farmakologi

Laboratorium Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kedokteran Dasar (LP2IKD)

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Waktu Penelitian : Maret 2007-Januari 2008


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

1. Ekstrak daun salam (0,124 g/kgBB mencit) mempunyai efek memperbaiki struktur histologis pulau langerhans jaringan pankreas. 2. Ekstrak herba sambiloto (0,7 g/kgBB mencit) mempunyai efek

memperbaiki struktur histologis pulau langerhans jaringan pankreas. 3. Kombinasi ekstrak daun salam dan herba sambiloto (1 : 1) mempunyai

efek memperbaiki struktur histologis pulau langerhans jaringan pankreas.

5.2 SARAN

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variasi dosis.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan pewarnaan khusus untuk membedakan sel alfa dan sel beta pulau langerhans pankreas. 3. Mengukur kemampuan sekresi insulin oleh sel beta dengan mengukur

kadar C-peptida.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed R.G. 2005. The physiological and biochemical effects of diabetes on the balance between oxidative stress and antioxidant defense system. www.medicaljournal-ias.org 8 Agustus 2007

Andi Wijaya. 1999. Free radical and antioxidant status. Jakarta: Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Hlm. 10-3

Anonymous 1: www.101herbs.com/herbal/images/andrographiside.jpg 5 Agustus

2007

Anonymous 2: www.boisite.dk/leksion/quercetin.html 5 Agustus 2007

Anonymous 3: www.home.ncifcrf.gov/mtdp/Catalog/compounds 5 Agustus 2007

Arlani. 2005. Pengaruh ekstrak kacang buncis (Phaseolus vulgaris) terhadap penurunan kadar glukosa darah pada tikus yang diinduksi aloksan.

Badan POM RI. 2004. Monografi ekstrak tumbuhan obat Indonesia vol.1. Hlm.80.

Buettner G.R., Oberley L.W. 2001. Free radicals in biology and medicine. www.healthcare.uiowa.edu 10 September 2007

Channg & But.1986. Pharmacology and applications of Chinese material medica. 1st ed. Hongkong: World Scientific. Hlm 14, 19-24

Craigmyle M. B. L. 1994. Atlas Berwarna Histologi. Pankreas. Ed: Jan Tambajong. Jakarta: EGC. Hlm. 110

Davis S.N., Granner D.K. 2001. Insulin, Oral Hypoglycemic Agents and the Pharmacology of the Endocrin Pancreas In: Goodman & Gilman, The Pharmacological Basis of Therapeutics 10th ed. p. 1687, 1701, 1706


(4)

Damjanov I. 2000. Buku teks dan atlas berwarna histopatologi. Ed: Manfred Himawan. Jakarta: EGC. Hlm 254-255

Firman. 2007. Efek herba sambiloto terhadap penderita Diabetes. www.nem.merapi.net/index.php?view=news 10 September 2007

Hernani Mono Rahardjo.2006. Tanaman berkhasiat antioksidan. Jakarta: Penebar Swadaya. Hal 12.

Hery Winarsi. 2007. Antioksidan alami dan radikal bebas. Yogyakarta: Kanisius. Hlm. 189-190

Imam Subekti. 2004. Apa itu diabetes: patofisiologi, gejala dan tanda. Dalam: Penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Ed: Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI. Hlm. 253-5

Jose RL. 2004. Penatalaksanaan diabetes melitus pada anak. Dalam: penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Ed: Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam subekti. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI. Hlm. 181

Kemas Ali Hanafiah. 1991. Rancangan percobaan, teori dan aplikas. Jakarta: Rajawali Press

Kumar V., Abbas A.K., Fausto N. 2005. The Endocrine Pancreas In: Robbins and Cotran, Pathologic Basis of Disease 7th ed. p. 1195-1196, 1200

Kusindrati Sudibyo. 2004. Perencanaan makanan untuk penyandang diabetes yang berpuasa di bulan ramadhan. Dalam: penatalaksanaan diabetes mellitus terpadu. Ed: Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI. Hlm. 299

Molina P. E. 2004. Endocrine Pancreas In: Endocrine Physiology. Lange Physiology Series. P. 163, 177-178


(5)

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2006. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta: FKUI. Hlm. 1-5, 28

Porth C. M. 2005. Diabetes Mellitus and the Metabolic Syndrome In: Essentials of Pathophysiology Concepts of Altered Health States 2th ed. p. 715-718

Rahman et al. 2002. Toksisitas dan teratogenisitas ekstrak etanol campuran (1:1) herba sabiloto dan daun salam. www.journal.unair.ac.id 10 September 2007

Sarwono Waspadji. 2004. Diabetes melitus: mekanisme dasar dan pengelolaannya yang rasional. Dalam: penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Ed: Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI. Hlm. 31, 34-35

Setiawan Dalimartha. 2006. Ramuan tradisional untuk pengobatan diabetes mellitus. Jakarta: Seri Agrisehat. Hlm. 89-91

Slamet Suyono. 2004. Patofisiologi diabetes mellitus. Dalam: penatalaksanaan diabetes melitus terpadu. Ed: Sidartawan Soegondo, Pradana Soewondo, Imam Subekti. Jakarta: Balai Penerbitan FKUI. Hlm. 14

Szkudelski T. 2007. The mechanism of alloxan and streptozotocin in B cells of the rat pancreas. www.wikipedia.com. 8 Agustus2007

Tang W., Eisenbrand G. 1992. Chinese drugs of plant origin. Hongkong: Springer verlag. Hlm. 262-3

Triplitt C.L., Reasner C.A., Isley W.L. 2005. Diabetes Mellitus In: Pharmacotheraphy 6th ed. USA: Mc Graw Hill. p. 1335

W. P. Winarto. 2004. Sambiloto budi daya dan pemanfaatan untuk obat. Jakarta: Seri Agrisehat. Hlm. 2


(6)

Dokumen yang terkait

Uji Antimutagenik Ekstrak Etanol KulitBuah Rotan Jernang (Daemonoropsdraco) Pada Mencit Jantan Yang Diinduksi Siklofosfamid

21 133 78

Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Bangun-Bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Terhadap Penghambatan Karsinogenesis Mammae Mencit Betina Yang Diinduksi Benzo(α)piren

9 61 109

Efek Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (EEDSM) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Serta Gambaran Histologi Pankreas Mencit (Mus Musculus L) Diabetes

5 80 121

Uji Efek Antidiare Ekstrak Etanol Kulit Batang Salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.) Terhadap Mencit Jantan

10 81 84

Uji Efek Antihiperglikemia Ekstrak Etanol Daun Nipah (Nypa Fruticans Wurmb.) Pada Mencit Yang Diinduksi Aloksan

7 50 100

Uji Aktivitas Antifertilitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata Nees.) Pada Tikus Jantan Galur Sprague-Dawley Secara In Vivo

1 16 121

Uji Antimutagenik Ekstrak Etanol KulitBuah Rotan Jernang (Daemonoropsdraco) Pada Mencit Jantan Yang Diinduksi Siklofosfamid

0 0 22

Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Bangun-Bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Terhadap Penghambatan Karsinogenesis Mammae Mencit Betina Yang Diinduksi Benzo(α)piren

0 0 23

Pengaruh Ekstrak Etanol Daun Bangun-Bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Terhadap Penghambatan Karsinogenesis Mammae Mencit Betina Yang Diinduksi Benzo(α)piren

0 0 19

Efek Ekstrak Etanol Daun Sirih Merah (EEDSM) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Serta Gambaran Histologi Pankreas Mencit (Mus Musculus L) Diabetes

0 0 16