Landasan Teori Faktor-faktor yang mempengaruhi pada proses Trickling Filter adalah debit

Biofilm adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu lingkungan kehidupan yang khusus dari sekelompok mikroorganisme, yang melekat ke suatu permukaan padat dalam lingkungan perairan biofilm dapat tumbuh di berbagai permukaan termasuk batu, air, gigi makanan, pipa, alat-alat medis dan jaringan implant. Pada pengolahan limbah biofilm dapat digunakan untuk memurnikan air dengan cara menguraikan senyawa-senyawa berbahaya dalam perairan. Biofilm terdiri dari sel-sel mikroorganisme yang melekat erat ke suatu permukaan sehingga berada dalam keadaan diam, tidak mudah lepas atau berpindah tempat. Pelekatan ini seperti bakteri disertai oleh penumpukan bahan-bahan organik yang diselubungi oleh matrik polimer ekstraseluller yang dihasilkan oleh bakteri tersebut. Matrik ini berupa struktur benang-benang bersilang satu sama lain yang dapat berupa perekat bagi biofilm. Biofilm terbentuk khususnya secara cepat dalam sistem yang mengalir dimana suplai nutrisi tersedia secara teratur bagi bakteri Wahyuningsih, 2008.

II.3 Landasan Teori Faktor-faktor yang mempengaruhi pada proses Trickling Filter adalah debit

filtrasi, ketebalan media, material media. 1. Debit filtrasi Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan diperlukan keseimbangan antara debit filtrasi dengan kondisi media yang ada. Seringkali dengan debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak bekerjanya filter secara efisien. Dengan adanya aliran air yang terlalu cepat dalam melewati ruang pori di antara butiran media akan menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara permukaan butiran media dengan air yang akan di filtrasi, sehingga proses filtrasi tidak dapat terjadi secara sempurna. Kecepatan aliran yang terlalu tinggi melewati ruangan pori antara butiran media menyebabkan partikel-partikel halus yang akan di saring lolos. Selain itu dengan kecepatan aliran yang terlalu tinggi terjadi gerakan-gerakan butiran media yang dapat menyebabkan mengecilnya lubang pori. 2. Kedalaman dan Material Media 1 Kedalaman media Kedalaman media dalam filter merupakan hal penting dalam perencanaan filter. Tebal tidaknya media akan menyebabkan lamanya pengaliran dan besarnya daya saring. Media yang terlalu tebal biasanya mempunyai daya saring yang tinggi, tetapi membutuhkan waktu pengaliran yang lama. Sebaliknya media yang terlalu tipis mempunyai waktu pengaliran yang pendek dan kemampuan daya saring yang rendah. Demikian pula dengan butiran media berpengaruh pada porositas, rate filtrasi dan kemampuan daya saring. 2 Bentuk butiran Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya pori dan luas permukaan media adalah bentuk butiran. Kontak antara luas permukaan media dengan air sangat mempengaruhi proses operasional. Dalam beberapa literatur bentuk butiran dapat di kelompokkan menjadi : 1 Spherical bentuk bulat 2 Rounded hampir bulat 3 Worn berbentuk bulat 4 Sharp berbentuk tajam 5 Crushed berbentuk pecahan Dengan adanya perbedaan bentuk memungkinkan terjadinya perbedaan luas permukaan dari butiran media filter. 3 Porositas media Perbandingan antara volume bed dengan volume rongga media disebut porositas. Kelayakan agar media dapat digunakan sebagai media filter adalah apabila butiran dapat dibentuk dan disusun menjadi media butir yang poros dengan porositas kurang lebih 0,4. porositas media per butir ini tidak boleh kurang dari 0,4 karena dapat mengakibatkan fiter menjadi cepat tersumbat. Sebaliknya bila nilainya lebih besar dari 0,4 akan menghasilkan efluen yang buruk. Menurut Wahyuningsih 2006 menyatakan bahwa dua sifat media filter yang penting adalah sebagai berikut : 1 Luas Permukaan Specific Surface Area Semakin besar luas permukaan Surface Area akan menghasilkan tingkat pengolahan yang semakin baik karena luas permukaan untuk petumbuhan biologis semakin luas, sehingga jumlah mikroorganisme persatuan volume akan lebih besar. 2 Ruang Rongga Kosong Void Space Semakin besar prosentasi ruang kosong rongga akan meningkatkan kemampuan pengolahan air buangan dengan jumlah yang lebih besar karena beban hidrolik yang lebih besar dapat terjadi tanpa membatasi transfer oksigen, sehingga kondisi aerobik dapat dipertahankan. Sebagai parameter untuk menentukan kadar air buangan dilakukan uji BOD dan TSS pada penelitian ini. 21

BAB III METODE PENELITIAN

III.1 Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Limbah industri Laundry dari industri laundry CV. Bu Nanik, Sidoarjo. Yang diambil langsung dari pipa outlet mesin cuci laundry. 2. Batu Zeolit ± 2 cm . 3. Mikroorganisme dari kotoran sapi. III.2 Peralatan Penelitian Gambar 3.1 Trickling Filter