Gas Chromatography GC Pengukuran

Berdasarkan hukum Beer dan Lambert menunjukkan hubungan berikut [Khopkar, 1990] : A abc P P T o t = = = − log log 2.2 dengan a adalah tetapan absorbtivitas, b adalah jarak tempuh optik, c adalah konsentrasi, A adalah absorbansi, dan T adalah transmitasi. Pada UVVis spektrofotometer SP8-400 pengukuran absorbansi atau transmitasi dalam spektroskopi ultraviolet 190-380 nm dan daerah tampak 380- 780 nm digunakan dalam pengukuran unsur kimia baik kualitatif maupun kuantitatif. Pengukuran secara kualitatif dilakukan dengan menganalisa bentuk grafik penyerapan pada panjang gelombang. Bentuk grafik untuk tiap senyawa berbeda-beda. Perbedaan ini dikarenakan senyawa tersusun oleh atom yang jumlahnya berbeda sehingga energi yang diserap juga berbeda. Perbedaan inilah yang menjadi dasar dalam pengukuran ini.

II.2.2 Gas Chromatography GC

Teknik kromatografi digunakan untuk menguraikan senyawa yang terkandung di dalam biodiesel [Khopkar, 1990]. Pada GC, komponen yang dipisahkan dibawa lebih dahulu oleh gas pembawa melewati kolom. Gas pembawa yang digunakan adalah N 2 . Gas pembawa akan mendorong sampel melewati kolom. Sampel akan berinteraksi dengan fase diam yang ada pada kolom. Interaksi antara komponen-komponen sampel dengan fase diam akan berakibat pada ditahannya sampel oleh fase diam secara selektif berdasarkan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI koefisien distribusinya sehingga terjadi pemisahan [Gritter et all, 1991]. Pemisahan untuk tiap komponen bergantung dari jenis komponen tersebut. Apabila interaksi komponen dengan fase diam terlalu kuat maka pemisahan terjadi sangat lambat. Pemisahan lambat terjadi karena dibutuhkan suhu yang lebih tinggi untuk memisahkan tiap komponen. Untuk mengatasi hal ini diperlukan pengaturan suhu agar terjadi pemisahan. Dengan meningkatnya suhu, maka ikatan antar atom semakin renggang dan mudah terurai. Dengan demikian maka rantai karbon pun terurai. Terurainya rantai karbon pada senyawa memiliki sifat yang berbeda-beda. Setiap senyawa memiliki rantai karbon yang berbeda-beda sehingga dibutuhkan suhu yang berbeda pula untuk menguraikannya. Ketika rantai karbon terurai menguap maka akan terdeteksi oleh detektor. Waktu yang dibutuhkan untuk tiap senyawa sampai terdeteksi waktu retensi berbeda-berbeda. Perbedaan inilah yang menjadi dasar penentuan jenis senyawa. Setiap senyawa memiliki waktu retensi yang berbeda-beda. Beberapa senyawa mungkin mempunyai waktu tambat yang hampir sama atau berdekatan, tetapi tiap senyawa hanya mempunyai satu waktu tambat saja.

II.3 Pengukuran Turbiditas

Turbiditas dapat didefinisikan sebagai ukuran relatif kejernihan air. Kejernihan ini tergantung dari adanya partikel terlarut seperti lumpur, tanah liat, dan mikroorganisme lainnya [Theofanis et all, 2010]. Turbiditas ganggang berhubungan erat dengan metode analisis yang didasarkan pada hamburan radiasi