sama ini juga dilakukan pada seluruh biodiesel sampel, yang datanya dilampirkan pada lampiran.
IV.1.3 Pengukuran turbiditas dan viskositas kinematik biodiesel.
Selain melihat kandungan senyawa yang dihasilkan, pada penelitian ini juga dibahas mengenai turbiditas dan viskositas kinematik biodiesel. Grafik hasil
pengukuran turbiditas dapat dilihat pada lampiran dan viskositas kinematik biodiesel secara lebih jelas ditampilkan pada tabel 4.1 berikut ini :
Tabel 4.1 Turbiditas awal dan akhir dan viskositas kinematik biodiesel dengan komposisi NaOH 3 gram dan jelantah 500 ml pada suhu 28
C
Biodiesel sampel
Metanol ml
Turbiditas awal NTU
Turbiditas akhir
NTU Viskositas
kinematik mm
2
s Volume
biodiesel ml 1 60 41,25 5,92
6,494 250
2 70 5,66 0,80 5,263
260 3 80 13,02 0,69
4,815 283
4 90 10,25 8,36 4,815
358 5 100 12,95 5,34
4,199 406
6 100 15,39 12,52 4,143
370 7
100 4,255
359
Dari table 4.1 terlihat bahwa hasil pengukuran turbiditas akhir berbeda dengan hasil pengukuran turbiditas awal. Perbedaan ini terlihat secara jelas pada
biodiesel dengan komposisi metanol 60 ml. Pada pengukuran awal didapatkan nilai turbiditas sebesar 41,25 NTU dan setelah 75 hari kemudian dilakukan
pengukuran untuk kedua kali, dan didapatkan nilai turbiditas menjadi 5,2 NTU. Dari grafik tampak bahwa secara umum turbiditas mengalami penurunan.
Penurunan ini menunjukkan bahwa konsentrasi partikel telah mengendap. Pengendapan partikel pada biodiesel terjadi selama 75 hari setelah pengukuran.
Selain pengukuran kandungan senyawa dan turbiditas biodiesel, juga dilakukan pengukuran viskositas kinematik biodiesel. pengukuran ini bertujuan
untuk mengetahui tingkat kekentalan kinematik biodiesel. Pengukuran viskositas kinematik biodiesel sampel dilakukan pada suhu kamar. Perhitungan dalam
pengukuran viskositas biodiesel dilakukan dengan cara dibandingkan dengan viskositas kinematik biodiesel standar.
Dengan mengetahui viskositas kinematik biodiesel standar
dar s tan
υ yaitu
sebesar 4,199 mm
2
s pada suhu 40 C, waktu alir biodiesel standar
dan waktu alir biodiesel sampel
dar s
t
tan
Δ
sampel
t Δ
, maka persamaan 2.14 dapat digunakan untuk menghitung viskositas kinematik biodiesel sampel
sampel
υ .
Pengukuran dilakukan dengan menghitung waktu yang dibutuhkan biodiesel bervolume 50 ml untuk mengalir turun dari penampung 1 ke penampung 2 yang
terletak di atas neraca ohause. Waktu yang dibutuhkan untuk tiap biodiesel berbeda-beda tergantung dari viskositas tiap biodiesel. Hasil dari pengukuran
waktu alir biodiesel ditampilkan pada gambar 4.11 berikut ini. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Gambar 4.11 Grafik pertambahan massa terhadap waktu pada biodiesel standar dengan menggunakan neraca ohause.
Biodiesel bervolume 50 ml mengalir dari penampung 1 ke penampung 2. Penampung 2 merupakan sebuah penampung yang terletak tepat di atas neraca
ohause seperti terlihat pada gambar 3.2 pada Bab 3 Eksperimen. Biodiesel akan mengalir turun ke penampung 2 dalam waktu tertentu. Untuk biodiesel dengan
volume 50 ml, memiliki massa tertentu tergantung dari massa jenisnya. Biodiesel bervolume 50 ml dialirkan. Kemudian perpindahan biodiesel ini
dicatat sebagai fungsi massa terhadap waktu. Seperti terlihat pada gambar 4.11 grafik pertambahan massa terhadap waktu pada biodiesel standar menggunakan
neraca ohause. Massa yang terukur pertama kali adalah sebanyak 0,23 gram setelah 5 sekon biodiesel mengalir, setelah itu massa keseluruhan terukur menjadi
42,92 gram setelah 80 sekon. Ini berarti bahwa biodiesel dengan volume 50 ml PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memiliki massa total 42,92 gram berpindah dari penampung 1 ke penampung 2 membutuhkan waktu 75 sekon. Waktu 75 sekon didapat dari selisih waktu
perhitungan waktu akhir dikurangi waktu awal massa terukur oleh neraca ohause. Proses dan hasil perhitungan relatif berdasar waktu alir biodiesel, terlampir
pada Lampiran E Perhitungan viskositas kinematik untuk masing-masing biodiesel. Nilai untuk masing-masing biodiesel tertera secara jelas pada gambar
4.12 berikut ini :
Grafik viskositas kinematik biodiesel terhadap komposisi metanol
4 4.5
5 5.5
6 6.5
7
55 65
75 85
95 105
Volume metanol ml V
is kos
it as
ki ne
m a
ti k bi
odi es
el
m m
2 s
Gambar 4.12 Grafik hubungan viskositas kinematik terhadap komposisi metanol pada biodiesel berbahan baku jelantah 500ml dan NaOH 3gram.
Hasil perhitungan viskositas kinematik biodiesel pada suhu kamar diperoleh bahwa biodiesel dengan komposisi methanol 60 ml memiliki viskositas tertinggi.
Dari hasil pengukuran didapatkan nilai viskositas kinematik biodiesel sampel dengan jangkauan 4,143-6,494 mm
2
s. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
IV.2 PEMBAHASAN