Persiapan Bahan Bahan yang digunakan adalah jelantah atau minyak sisa dari

b. Pereaksi Pereaksi yang digunakan adalah metanol. c. Katalis NaOH digunakan sebagai katalisator pada reaksi minyak jelantah dengan metanol. NaOH yang digunakan dalam membuat biodiesel adalah sebanyak 3 gram untuk tiap sampel. d. Pembanding Pembanding yang digunakan dalam menentukan senyawa yang terkandung dalam biodiesel sampel adalah biodiesel produksi BPPT berbahan baku minyak sawitcrude palm oil CPO. e. Hexane, formazin, dan aquades Hexane digunakan sebagai pelarut pada pengukuran kandungan senyawa menggunakan GC. Komposisi hexane yang digunakan sebagai pelarut adalah 90 untuk tiap sampelnya. formazin dan aquades digunakan sebagai pengkalibrasi pada pengukuran turbiditas. III.3 Pembuatan Biodiesel Dalam pembuatan biodiesel dilakukan beberapa tahapan sebagai berikut:

a. Persiapan Bahan Bahan yang digunakan adalah jelantah atau minyak sisa dari

penggorengan. Sebelum digunakan, jelantah disaring terlebih dahulu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sehingga minyak benar-benar bersih. Setelah itu, jelantah dipanaskan hingga suhunya mencapai 60 C, kemudian metanol dicampur dengan NaOH. Variasi komposisi metanol yang digunakan adalah 60 ml, 70 ml, 80 ml, 90 ml, dan 100 ml. Komposisi metanol tersebut dicampur dengan NaOH sebanyak 3 gram. b. Pencampuran Metanol yang telah bercampur dengan NaOH kemudian dicampur dengan minyak jelantah. Proses pencampuran ini dilakukan selama kurang lebih 1 jam dengan suhu 50-60 C. c. Pengendapan Setelah melalui proses pengadukkan selama 1 jam, proses selanjutnya adalah pengendapan. Pengendapan ini dimaksudkan agar biodiesel terpisah dari gliserin. Minyak biodiesel akan terletak di bagian atas dan gliserin akan terletak di bagian bawah. Pemisahan ini terjadi karena perbedaan massa jenis. Proses pengendapan ini berlangsung kurang lebih 1 jam. d. Pemisahan Biodiesel dari Gliserin Biodiesel yang sudah tampak terpisah dari gliserin kemudian dipisahkan dengan pipa berdiameter ± 0,2 cm. Setelah itu proses selanjutnya adalah pencucian menggunakan air hangat dengan suhu 40-50 C sebanyak setengah dari volume biodiesel. Pencucian ini menggunakan alat bantu berupa pompa udara sebagai penghasil gelembung udara. Pencucian dilakukan selama 1 jam. Setelah proses pencucian, biodiesel didiamkan beberapa saat agar air terpisah dari biodioesel. Selanjutnya air dikeluarkan melalui pipa kecil. e. Penghilangan Kadar Air Untuk menghilangkan kadar air pada biodiesel, dilakukan pemanasan biodiesel hingga 100 C menggunakan kompor listrik. Proses dari awal hingga akhir tampak terlihat pada gambar 3.1 dibawah ini. Minyak jelantah 500 ml Metanol + NaOH Pengadukkan waktu= 1 jam T = 50 -60 C Biodiesel Gliserin Gliserin Biodiesel Air Pencucian sebanyak 3 kali waktu= 1 jam Biodiesel Air Biodiesel Air Pemanasan 100 C Biodiesel siap pakai Gambar 3.1 Skema pembuatan biodiesel berbahan baku jelantah dan metanol menggunakan katalisator NaOH. III.3 Pengukuran III.3.1 Pengukuran Kandungan Senyawa menggunakan UVVis spektrofotometer SP8-400 Analisa senyawa menggunakan UVVis spektrofotometer SP8-400. Untuk menganalisa senyawa yang terkandung dalam biodiesel maka yang pertama dilakukan adalah mengukur serapan oleh molekul pada senyawa yang terkandung pada biodiesel standar dan sampel. Biodiesel standar diukur terlebih dahulu menggunakan UVVis spektrofotometer SP8-400, kemudian baru biodiesel sampel. Setelah itu data diolah dan ditampilkan dalam bentuk grafik serapan terhadap panjang gelombang elektromagnetik. Melalui grafik ini dapat diketahui apakah senyawa yang terkandung pada biodiesel sampel sama dengan biodiesel standar. III.3.2 Pengukuran Kandungan Senyawa menggunakan GC Analisa menggunakan GC adalah analisa dengan mengandalkan interaksi materi dengan fase diam dan perbedaan titik didih. Pengukuran dilakukan dengan cara membandingkan kandungan senyawa dalam biodiesel sampel dengan biodiesel standar. Biodiesel sampel dan biodiesel standar terlebih dahulu dicampur dengan pelarut hexane. Dengan komposisi biodiesel 1 ml dan hexane 9 ml. Pencampuran dilakukan di dalam labu ukur. Setelah larutan tercampur, maka larutan tersebut diambil sebanyak 1 μl dengan syringe dan dimasukkan kedalam tabung injek pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI GC. Setelah biodiesel diinjeksikan, maka akan timbul grafik dengan puncak- puncaknya yang ditampilkan melalui komputer. Masing-masing puncak menunjukkan jenis unsur yang terkandung dalam molekul biodiesel. III.3 Pengukuran Turbiditas Pengukuran turbiditas membutuhkan satu unit komputer berikut vernier logger pro dan turbidimeter. Sebelum melakukan pengukuran turbiditas biodiesel, maka dilakukan kalibrasi terlebih dahulu. Kalibrasi dilakukan untuk memberi range pada pengukuran turbiditas biodiesel. Untuk nilai 100 NTU menggunakan larutan formazin standard dan aquades sebagai range minimum turbidimeter yaitu 0 NTU. Pengukuran dilakukan dengan cara memasukkan biodiesel kedalam gelas tabung pada turbidimeter. Data yang diambil sebanyak 20 sampel untuk beberapa detik. Dengan waktu pengambilan sampel 0,01 ssampel. III.4 Pengukuran Viskositas Kinematik Pengukuran viskositas kinematik biodiesel dilakukan dengan cara pengukuran relatif. Pengukuran ini dilakukan dengan metode dan kondisi yang sama untuk dua jenis cairan yang salah satunya telah diketahui viskositas kinematiknya. Viskositas kinematik yang telah diketahui adalah viskositas kinematik biodiesel standar. Selanjutnya dengan dasar teori seperti pada persamaan 2.14, maka yang harus diukur adalah waktu alir dan massa biodiesel. Waktu alir yang diukur adalah waktu alir biodiesel pada volume 50 ml untuk mengalir turun dari penampung 1 ke penampung 2, seperti tampak pada gambar 3.2 di bawah ini. Perhitungan waktu alir ini menggunakan alat ukur yaitu neraca ohause. Neraca ohause mencatat setiap perubahan massa persatuan waktu saat biodiesel mengalir turun ke penampung 2. Gambar 3.2 Susunan pengukuran waktu alir dalam menentukan viskositas kinematik biodiesel Secara keseluruhan, metode analisa parameter pada biodiesel dilakukan seperti pada gambar 3.4 berikut. Analisa volume biodiesel Analisa viskositas dengan pengukuran relatif Hasil dan pembahasan Analisa turbiditas menggunakan turbidimeter Analisa kandungan senyawa menggunakan UVVis spektrofotometer SP8-400 . Analisa kandungan senyawa menggunakan Gas Chromatography GC Gambar 3.4. Alur analisa kualitas biodiesel PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN