Hukum I Newton Hukum II Newton Besarnya

dengan: h – h = ketinggian setelah t detik. h = 0 h = ketinggian mula-mula di permukaan bumi = 0 h = ketinggian akhir di atas permukaan bumi Karena gerak ini diperlambat maka pada suatu saat benda akan berhenti v t = 0. Ketika itu benda mencapai ketinggian maksimum. Contoh Soal 8: Sebuah benda dilemparkan vertikal ke atas dengan kecepatan awal 40 ms. Jika percepatan gravitasi di tempat itu 10 ms 2 , tentukan ketinggian benda pada saat kecepatannya 20 ms. Penyelesaian: Diketahui: v = 40 ms v t = 20 ms ; g = 10 ms 2 Ditanyakan: h = ? Jawab: Misalkan benda mula-mula berada di atas tanah, maka h = 0, maka: Jadi, saat kecepatan benda 20 ms, ketinggian benda adalah 60 m. 2.4 Hukum - Hukum Newton Tentang Gerak Pada sub-bab sebelumnya, gerak benda ditinjau tanpa memperhatikan penyebabnya. Bila penyebab gerak diperhatikan, tinjauan gerak, disebut dinamika, melibatkan besaran-besaran fisika yang disebut gaya. Gaya adalah suatu tarikan atau dorongan yang dapat menimbulkan perubahan gerak. Dengan demikian jika benda ditarikdidorong maka pada benda bekerja gaya dan keadaan gerak benda dapat berubah. Gaya adalah penyebab gerak. Gaya termasuk besaran vektor, karena gaya mempunyai besar dan arahnya.

A. Hukum I Newton

Dalam peristiwa sehari-hari kita sering menjumpai keadaan yang menunjukkan pemakaian dari Hukum I Newton. Sebagai contoh ketika kita naik kendaraan yang sedang melaju kencang, secara tiba- Di unduh dari : Bukupaket.com tiba kendaraan tersebut mengerem, maka tubuh kita akan terdorong ke depan. Kasus lain adalah ketika kita naik kereta api dalam keadaan diam, tiba-tiba melaju kencang maka tubuh kita akan terdorong ke belakang. Keadaan tersebut disebut juga Hukum Kelembaman. Jika resultan jumlah dari gaya-gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol 6F , maka benda tersebut: a jika dalam keadaan diam akan tetap diam, atau b jika dalam keadaan bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan. Kesimpulan: sebuah benda akan tetap diam atau bergerak lurus beraturan, jika tidak ada gaya luar yang bekerja pada benda itu 6F .

B. Hukum II Newton Besarnya

percepatan a berbanding lurus dengan besarnya gaya F dan berbanding terbalik dengan konstanta k yang merupakan ukuran kuantitas benda yang besarnya selalu tetap, selanjutnya disebut massa benda. Hukum ini dikenal sebagai hukum II Newton, dan secara matematis dapat ditulis sebagai berikut: a = F m atau F = m .a 2.6 dengan: F = gaya newton m = massa a = percepatan Berat suatu benda w adalah besarnya gaya tarik bumi terhadap benda tersebut dan arahnya menuju pusat bumi vertikal ke bawah. Hubungan massa dan berat : w = m . g 2.7 dengan: w = gaya berat. N. m = massa benda kg. g = percepatan gravitasi ms 2 . Perbedaan massa dan berat: Di unduh dari : Bukupaket.com a Massa m merupakan besaran skalar besarnya di sembarang tempat untuk suatu benda yang sama selalu tetap. b Berat w merupakan besaran vektor di mana besarnya tergantung pada tempatnya percepatan gravitasi pada tempat benda berada. Aplikasi-aplikasi Hukum II Newton: i. Jika pada benda bekerja 3 gaya horisontal seperti gambar di bawah, maka berlaku : a m F 3 1 i i ¦ Kesimpulan: Arah gerak benda = F 1 dan F 2 jika F 1 + F 2 F 3 Arah gerak benda = F 3 jika F 1 + F 2 F 3 tanda a = - ii. Jika pada beberapa benda bekerja banyak gaya yang horisontal maka berlaku: a m F 6 Gaya yang bekerja pada m 2 searah dengan gerakannya. 2.8 Gaya yang bekerja pada m 1 searah dengan gerakannya. 2.9 Dari persamaan 2.8 dan 2.9, didapat hubungan sebagai berikut: 2 1 3 2 1 m m F F F a Arah gerak Di unduh dari : Bukupaket.com 3 1 F a m T T= Tegangan Tali 2.10 iii. Jika pada benda bekerja gaya yang membentuk sudut T dengan arah mendatar maka berlaku : F cos T = m . a

C. Hukum III Newton Hukum Aksi-Reaksi