Organisasi Nirlaba LANDASAN TEORI
dan membimbing umat supaya dapat menghayati iman dan mengamalkannya dalam masyarakat. Paroki mempunyai struktur
organisasi khususnya pada bagian keuangan serta terdapat gambaran mengenai proses berjalannya penerimaan kas, yang dapat
diperlihatkan pada gambar 1 dan 2.
= Fungsi = Koordinasi
Gambar 1. Struktur Organisasi Bagian Keuangan
Sumber: Ekonom KAJ 2012:4
Suatu tata keuangan akan dapat berjalan dengan baik apabila diikuti dengan suatu sistem pengawasan yang baik. Salah satu
bentuk sistem pengawasan adalah pembagian wewenang dan tanggung jawab antara fungsi keuangan kasir, akuntansi petugas
akuntansi, dan yang mempunyai wewenangotorisasi, pengambil keputusan, serta penyimpanan kas bendahara. Ketiga fungsi ini
harus terpisah dan tidak boleh berada di tangan satu orang saja. Pemisahan fungsi tersebut diharapkan akan memperketat dalam
BENDAHARA
KEUANGAN KASIR
AKUNTANSI PETUGAS AKUNTANSI
pengawasan proses berjalannya sistem. Pengelolaan keuangan di dalam paroki perlu memahami ketentuan-ketentuan yang ada.
Ketentuan yang dimaksud adalah hal-hal yang tercantum dalam Statuta Keuskupan Regio Jawa serta perubahannya, Anggaran
Dasar Pengurus Gereja dan Dana Papa PGDP Keuskupan Agung Jakarta serta perubahannya, Anggaran Rumah Tangga Dewan
Paroki yang bersangkutan, dan peraturan-peraturan lain yang dikeluarkan Pimpinan Keuskupan Agung Jakarta maupun
Ketentuan Pelaksanaannya.
Gambar 2. Proses Penerimaan Kas
Sumber: Ekonom KAJ 2012:89
Ketentuan yang dianut oleh gereja mengenai penerimaan kas dapat dilihat pada Statuta Keuskupan Regio Jawa 1995 pasal 140
INPUT Masukan
PROSES
OUTPUT Keluaran
BUKTI TRANSAKSI
-Bukti KasBank -KuitansiFaktur
MENCATAT Jurnal Harian
LAPORAN KEUANGAN
- Buku Harian KasBuku Harian
Bank -
LaporanAktivitas
MENGELOMPOKKAN Buku Besar
sumbangan dan dana yaitu: 1 Hendaknya semua pihak bertindak bijaksana dalam hal pengumpulan dana dan pungutan-pungutan.
Hendaknya hal-hal
ini dibatasi
seperlunya saja dengan memperhatikan keadaan konkrit, 2 Kebijakan mengenai
pengumpulan dana diatur oleh keuskupan masing-masing. Pasal 148 keuangan dan harta benda paroki yaitu: Urusan keuangan dan
harta benda paroki diatur oleh kebijakan masing-masing keuskupan. Pasal 149 yaitu: 1 Harta benda paroki dimiliki serta
diurus sesuai dengan prinsip-prinsip kristiani dan peraturan gereja, 2 Harta benda paroki diperoleh melalui pembelian, penghasilan,
kolekte, derma, sumbangan atau pemberian yang halal, 3 Batas- batas penerimaan dan pengeluaran ditentukan menurut kebijakan
masing-masing keuskupan. Ketentuan juga dapat dilihat pada Anggaran Dasar Pengurus
Gereja dan Dana Papa PGDP 2008 pasal 13 pembukuan yaitu: 1 Badan gereja wajib menyelenggarakan pembukuan sesuai
dengan prinsip Akuntansi Indonesia dan dengan sistem yang ditentukan oleh Keuskupan Agung Jakarta, 2 Tahun buku badan
gereja dimulai pada tanggal 1 Januari dan berakhir pada 31 Desember tiap tahun, 3 Pengurus wajib membuat Laporan
Keuangan triwulanan dan diserahkan ke Ekonomat Keuskupan Agung Jakarta selambat-lambatnya dua bulan berikutnya, 4
Pengurus wajib membuat Laporan Keuangan tahunan, dan
diserahkan ke Ekonomat Keuskupan Agung Jakarta selambat- lambatnya pada akhir bulan Maret tahun berikutnya, 5 Laporan
Keuangan disahkan oleh Uskup Agung Jakarta atau orang yang ditunjuknya. Ketentuan lainnya yaitu menurut Pedoman Dasar
Dewan Paroki 2008 yaitu: Pasal 34 pengelolaan harta benda dan keuangan peraturan mengenai pengelolaan harta benda dan
keuangan paroki serta inventarisasi dicantumkan dalam anggaran dasar Pengurus Gereja dan Dana Papa PGDP dan peraturan
keuangan paroki dalam Keuskupan Agung Jakarta KAJ. Tujuan akuntansi paroki yaitu menyajikan informasi keuangan
dalam bentuk laporan keuangan paroki, dan menyajikan infomasi keuangan bagi kepentingan Dewan Paroki atau Pengurus Gereja
dan Dana Papa dan Keuskupan Agung Jakarta yang bermanfaat untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan
paroki serta merupakan pertanggungjawaban dari Dewan Paroki atau Pengurus Gereja dan Dana Papa atas pengelolaan asset yang
dipercayakan kepadanya. Kebijakan keuangan dan akuntansi dalam pengelolaan
keuangan paroki dilaksanakan dengan menjunjung tinggi maksud yang diberikan dana tersebut serta menganut prinsip kehati-hatian,
konservatif, dan tidak spekulatif. Kebijakan akuntansi berupa: 1 Penerapan kebijakan dilaksanakan secara konsisten, 2 Laporan
keuangan disajikan dalam mata uang Rupiah.