Evaluasi sistem akuntansi penerimaan kas dan pengeluaran kas berdasarkan petunjuk teknis keuangan dan akuntansi paroki studi kasus Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung

(1)

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS

DAN PENGELUARAN KAS BERDASARKAN

PETUNJUK TEKNIS KEUANGAN DAN AKUNTANSI

PAROKI

Studi Kasus Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung

SKRIPSI

Penelitian Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Program Studi Akuntansi

Oleh: Andreas Aginowo NIM : 092114040

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKOMONI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA


(2)

i

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN

KAS DAN PENGELUARAN KAS BERDASARKAN

PETUNJUK TEKNIS KEUANGAN DAN AKUNTANSI

PAROKI

Studi Kasus Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung

SKRIPSI

Penelitian Ini Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Program Studi Akuntansi

Oleh: Andreas Aginowo NIM : 092114040

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKOMONI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA


(3)

(4)

(5)

iv

Seorang hamba tidak dapat mengabdi

kepada

dua

tuan.

Karena

jika

demikian,

ia

akan

membenci

yang

seseorang dan mengasihi yang lain;

atau ia akan setia kepada yang

seseoarang, dan tidak mengindahkan

yang lain.

Lukas [16: 1-13]

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Bapakku Daliman, Ibuku Fr. Supriyanti,

Adikku Nino dan Detri,

Serta sahabatku Sari


(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN AKUNTANSI – PROGRAM STUDI AKUNTANSI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DAN

PENGELUARAN KAS BERDASARKAN PETUNJUK TEKNIS

KEUANGAN DAN AKUNTANSI PAROKI dan dimajukan untuk diuji pada

tanggal 18 Oktober 2013 adalah hasil karya saya.

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.

Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan universitas batal saya terima.

Yogyakarta, 31 Oktober 2013 Yang membuat pernyataan,


(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA TULIS UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Andreas Aginowo

Nomor Mahasiswa : 092114040

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DAN

PENGELUARAN KAS BERDASARKAN PETUNJUK TEKNIS

KEUANGAN DAN AKUNTANSI PAROKI

Studi Kasus Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung beserta perangkat

yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencatumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 31 Oktober 2013

Yang menyatakan


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

dan karunia yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk melengkapi persyaratan untuk memperoleh

gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat dukungan dan

bimbingan dari pihak lain, oleh karenanya pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya selama penyelesaian skripsi.

2. Rama Dr. Wiryono Priyatamtama SJ selaku Rama Rektor Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis.

3. Dr. Herry Maridjo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

4. Drs. YP. Supardiyono, MSi., Akt., QIA selaku Ketua Program Studi

Akuntansi Universitas Sanata Dahrma Yogyakarta.

5. Dr. FA. Joko Siswanto, M.M., Akt., QIA dan Dr. Fr. Reni Retno Anggraini,

Msi selaku dosen penguji skripsi.

6. Ibu Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Akt., selaku Pembimbing yang


(9)

viii

7. Rama Agustinus Toto Supriyanto, Pr selaku Pastor Paroki, Bapak Anton

Supriyana selaku Bendahara I, Bapak JD. Suharto selaku Bendahara II dan

Ibu V. Hardjani S selaku Bendahara III Paroki Santo Yohanes Rasul

Pringwulung yang telah membantu kelancaran penelitian ini.

8. Bapak, Ibu dan adik-adikku yang selalu memberi dorongan semangat, kasih

sayang dan segenap perasaan cintanya untuk senantiasa mendukung penulis

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

9. Terimakasih untuk sahabatku tercinta Novia Ratnasari, yang selalu memberi

dukungan, masukan dan semangat kepada penulis. Sahabat tidak akan pernah

bisa terlupakan dalam kehidupan baik duka maupun suka.

10. Yulianti Octora, terimakasih karena sudah membuat penulis jauh lebih kuat

dan dewasa.

11. Terimakasih untuk fenike, clara dan domas yang selalu mengingatkan penulis

untuk selalu fokus dan berjuang sehingga skripsi ini dapat selesai.

12. Dian, rosa, tiara, veni, yosep dwi yoga dan sari, terimakasih untuk dukungan

dan bantuan yang diberikan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

13. Teman-teman mahasiswa Akuntansi (terutama angkatan 2009), terimakasih

atas kebersamaan yang telah kita lalui bersama selama ini.

14. Teman-teman MPT semua.


(10)

ix

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya, oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 31 Oktober 2013


(11)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ……… iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……….. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAAN KARYA TULIS ………. v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA TULIS ………... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ………... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ………. x

HALAMAN DAFTAR TABEL ……… xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ……… xv

ABSTRAK ……….. xvii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

A. Latar Belakang Masalah ………... 1

B. Rumusan Masalah ……… 4

C. Batasan Masalah ………... 4

D. Tujuan Penelitian ……… 5

E. Manfaat Penelitian……… 5

F. Sistematika Penulisan ……… 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 8


(12)

xi

B. Sistem Akuntansi ……… 9

C. Perbedaan Pengertian Sistem dan Prosedur ………….. 12

D. Kas……… 13

E. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas ……… 15

F. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas ……… 33

G. Dokumen dan Catatan Akuntansi ……… 49

H. Oraganisasi Nirlaba ……… 58

I. Penelitian Sebelumnya ……… 65

BAB III METODE PENELITIAN ……… 68

A. Jenis Penelitian ……… 68

B. Tempat dan Waktu Penelitian ……… 68

C. Subyek dan Obyek Penelitian ……… 68

D. Populasi dan Sampel ……… 69

E. Jenis Data ……… 69

F. Teknik Pengumpulan Data ……… 70

G. Teknik Analisis Data ……… 70

BAB IV GAMBARAN UMUM PAROKI SANTO YOHANES RASUL PRINGWULUNG ………... 73

A. Sejarah dan Perkembangan Paroki ……… 73

B. Letak Paroki ……… 80

C. Struktur Dewan Paroki ……… 81


(13)

xii

A. Deskripsi Sistem Akuntantansi Penerimaan

dan Pengeluaran Kas ………. 91

B. Perbandingan Sistem Akuntansi Penerimaan Dan Pengeluaran Kas ……….. 130

C. Pembahasan ……… 149

BAB VI PENUTUP ………. 154

A. Kesimpulan ………. 154

B. Keterbatasan Penelitiaan ………. 158

C. Saran ……… 158

DAFTAR PUSTAKA ……… 162


(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Elemen atau Istilah Dalam Organisasi Publik ……….. 60

Tabel Perbandingan Sistem Akuntansi Penerimaan dan

Pengeluaran Kas PSYRP dengan PTKAP……... 71

Tabel 5.1 Perbandingan Fungsi-Fungsi yang Terkait

Dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

Paroki dengan PTKAP ……….. 131

Tabel 5.2 Perbandingan Fungsi-Fungsi yang Terkait

Dalam Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas

Paroki dengan PTKAP ……….. 132

Tabel 5.3 Perbandingan Catatan-Catatan yang Terkait

Dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

Paroki dengan PTKP ……… 135

Tabel 5.4 Perbandingan Catatan-Catatan yang Terkait

Dalam Sistem Akuntansi Pengeluran Kas Paroki

dengan PTKP ……… 136

Tabel 5.5 Perbandingan Dokumen-Dokumen yang Terkait

Dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas


(15)

xiv

Tabel 5.6 Perbandingan Dokumen-Dokumen yang Terkait

Dalam Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas

Paroki dengan PTKAP ………. 138

Tabel 5.7 Perbandingan Prosedur-Prosedur yang Terkait

Dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

paroki dengan PTKAP ……….. 140

Tabel 5.8 Perbandingan Prosedur-Prosedur yang Terkait

Dalam Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas

Paroki dengan PTKAP ……….. 143

Tabel 5.9 Perbandingan Unsur-Unsur Pengendalian Intern

yang Terkait Dalam Sistem Akuntansi

Penerimaan Kas Paroki dengan PTKAP ……… 145

Tabel 5.10 Perbandingan Unsur-Unsur Pengendalian Intern yang

Terkait Dalam Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas


(16)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Bagan Alir Prosedur Pencatatan Penerimaan

Kolekte ………. 19

Gambar 2.2 Bagan Alir Prosedur Pencatatan Penerimaan

Persembahan Bulanan Umat ……… 24

Gambar 2.3 Bagan Alir Prosedur Pencatatan Penerimaan

Kotak Persembahan ………. 30

Gambar 2.4 Bagan Alir Prosedur Pencatatan Pengeluaran

Biaya Tim Kerja ……….. 39

Gambar 2.5 Bagan Alir Prosedur Pencatatan Pengeluaran

Biaya Kepanitiaan ……… 46

Gambar 4.1 Skema Dewan Paroki……….. 82

Gambar 5.1 Bagan Alir Prosedur Pencatatan Penerimaan

Kolekte Paroki ………. 100

Gambar 5.2 Bagan Alir Prosedur Pencatatan Penerimaan

Persembahan Bulanan Umat Paroki ………. 103

Gambar 5.3 Bagan Alir Prosedur Pencatatan Penerimaan


(17)

xvi

Gambar 5.4 Bagan Alir Prosedur Pencatatan Pengeluaran

Biaya Tim Kerja Paroki ……….. 111

Gambar 5.5 Bagan Alir Prosedur Pencatatan Pengeluaran


(18)

xvii

ABSTRAK

EVALUASI SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS DAN PENGELUARAN KAS BERDASARKAN PETUNJUK TEKNIS

KEUANGAN DAN AKUNTANSI PAROKI Studi Kasus Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung

Andreas Aginowo NIM: 092114040 Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan oleh Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung apakah sudah sesuai atau tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan obyek penelitian sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas khususnya yang berasal dari penerimaan dan pengeluaran kas Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan wawancara. Langkah yang ditempuh untuk mencapai tujuan penelitian adalah: (1) melakukan analisis deskriptif tentang sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung dan, (2) melakukan teknik analisis komparatif yaitu membandingkan sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang telah diterapkan Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung dengan ketentuan sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang terdapat dalam Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas, dengan berpedoman pada Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki, menunjukkan bahwa sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang diterapkan Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki. Sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak sesuai dengan Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki terdiri dari organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, praktik yang sehat serta karyawan yang kompeten.


(19)

xviii

ABSTRACT

AN EVALUATION ON THE ACCOUNTING SYSTEM OF

CASH REVENUE AND SPENDING BASED ON THE PARISH’S

TECHNICAL GUIDE OF FINANCE AND ACCOUNTING

A Case Study at Santo Yohanes Rasul Parish, Pringwulung

Andreas Aginowo NIM: 092114040 Sanata Dharma University

Yogyakarta 2013

The purpose of this research is to evaluate whether the accounting system of cash revenue and spending applied by Santo Yohanes Rasul Parish, Pringwulung has conformed with the Parish’s technical guide of finance and accounting or not. The research is a case study undertaken at Santo Yohanes Rasul Parish, Pringwulung, Yogyakarta.

Method of data collection employed in this research was interview and documentation. Steps undertaken to achieve the purpose are: (1) preparing a descriptive analysis on the accounting systems of cash revenue and spending applied in the Parish, (2) comparing the applied accounting system with the technical guide provided by the Parish

The result of analysis indicates that the accounting system of cash revenue and spending applied by Santo Yohanes Rasul Parish, Pringwulung has not

conformed with the Parish’s technical guide of finance and accounting. Further,

the unconformities are in the area of organization, authorization system and recording procedure, good practices and competent employees.


(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Organisasi berasal dari bahasa yunani “organ’ yang berarti “alat”. Dalam

pengertian umum, organisasi dapat dipahami sebagai alat atau wadah

sekelompok orang yang berkumpul dan bekerja sama dengan cara yang

terstruktur untuk mencapai tujuan atau sejumlah sasaran tertentu yang telah

ditetapkan bersama (Sulistyowati, 2011). Tujuan organisasi tersebut dapat

dibedakan menjadi dua yaitu untuk mendapatkan profit dan ada pula yang

bertujuan untuk tidak mendapatkan profit. Paroki merupakan salah satu

organisasi yang masuk di dalam organisasi yang tidak bertujuan untuk

memperoleh laba akan tetapi bertujuan untuk melayani umat kristiani secara

keseluruhan. Sumber pendanaan paroki dapat berasal dari umat melalui

kolekte paroki, sumbangan bebas, pemerintah dan penyumbang lain yang

tidak mengharapkan imbalan apapun dari paroki tersebut.

Karena paroki merupakan yayasan gerejawi, maka paroki termasuk

organisasi nirlaba. Oleh sebab, itu paroki juga dituntut untuk melakukan

pencatatan transaksi keuangan melalui langkah-langkah tertentu yang

ditetapkan sehingga hal-hal yang tidak di inginkan dapat diminimalisir. Untuk

melakukan pencatatan tersebut paroki memerlukan peraturan ataupun standar


(21)

keputusan-keputusan yang berkenaan dengan kegiatan-kegiatan ataupun

aktivitas-aktivitas paroki secara lebih efektif (Novitasari, 2011). Dalam

melaksanakan kegiatan-kegiatan ataupun aktivitas-aktivitas tersebut, paroki

membutuhkan dana yaitu berupa kas. Kas paroki selain berguna untuk

keberlangsungan paroki, tetapi juga berguna di dalam operasional paroki,

misalnya untuk pembayaran listrik, untuk membeli alat-alat kebutuhan paroki

dan lain-lain (Novitasari, 2011).

Menurut Kieso, (2011), “Cash is the one asset that is readily convertible

into any other type of asset. Kas juga merupakan salah satu komponen yang

sangat penting bagi paroki, oleh sebab itu kas sangat rawan disalahgunakan.

Salah satu sarana agar kas dapat dicatat dan dikelola dengan efektif adalah

dengan menggunakan sistem akuntansi yang sesuai dengan Petujuk Teknis

Keuangan dan Akunsi Paroki. Sistem tersebut dapat dilaksanakan dengan baik

jika organisasi memiliki pengendalian intern yang baik. Pengendalian intern

yang baik dapat memudahkan organisasi di dalam menjaga kekayaan

organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong

efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen sehingga akan

menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Penerimaan dan pengeluaran kas merupakan salah satu komponen yang

tidak bisa dipisahkan didalam kehidupan paroki. Hal ini dikarenakan suatu


(22)

maupun yang dikeluarkannya (Novitasari, 2011). Karena begitu pentingnya

kas bagi paroki, maka diperlukan sebuah sistem akuntansi dimana pencatatan

kas yang diterima maupun yang dikeluarkan dapat dilakukan dengan lebih

bertanggungjawab sehingga penyalahgunaan maupun penyelewengan kas

dapat dihindari. Tujuan dari evaluasi sistem penerimaan dan pengeluaran kas

berdasarkan petunjuk teknis dan akuntansi paroki adalah untuk mengevaluasi

pelaksanaan sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas sekaligus

memberikan masukan mengenai proses pelaksanaan sistem akuntansi

penerimaan dan pengeluran kas. Sistem akuntansi penerimaan dan

pengeluaran yang baik dan sesuai dengan Petunjuk Teknis Keuangan dan

Akuntansi Paroki dapat menekan penyalahguanan dan penyelewengan kas.

Berdasarkan urain di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan

judul “Evaluasi Sistem Penerimaan Kas dan Pengeluaran kas Berdasarkan Petunjuk Teknis dan Akuntansi Paroki”.


(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang dikemukakan, maka masalah

yang akan diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas di

Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung?

2. Apakah sistem akuntansi penerimaan dan pengeluran kas di Paroki Santo

Yohanes Rasul Pringwulung sudah sesuai dengan Petunjuk Teknis

Keuangan dan Akuntansi Paroki?

C. Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki batasan masalah sebagai berikut:

1. Sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada Paroki Santo

Yohanes Rasul Pringwulung berdasarkan Petunjuk Teknis Keuangan dan

Akuntansi Paroki.

2. Penulis beranggapan uang yang dihasilkan dari penerimaan persembahan

kolekte, persembahan bulanan umat dan penerimaan dari kotak

persembahan Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung hanya cukup

untuk biaya operasional paroki.

3. Penulis beranggapan bahwa Bendahara I sanggup untuk entry data ke

dalam program komputer dalam prosedur penerimaan dan pengeluaran kas


(24)

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengevaluasi pelaksanaan sistem akuntansi penerimaan dan

pengeluran kas Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung.

2. Untuk memberikan masukan mengenai proses pelaksanaan sistem

akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas kepada Paroki Santo Yohanes

Rasul Pringwulung

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung

Hasil penelitian ini dapat digunakan Paroki Santo Yohanes Rasul

Pringwulung sebagai acuan untuk memperbaiki sistem akuntansi yang

sudah diterapkan.

2. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat digunakan penulis untuk mempelajari sistem

akuntansi keuangan khususnya sistem akuntansi penerimaan maupun

pengeluaran kas yang terdapat di organisasi nirlaba.

3. Bagi Umat Paroki

Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi umat paroki secara umum untuk

melihat ataupun mengawasi kas yang digunakan paroki, sehingga

masyarakat dapat mengambil keputusan secara bijak dalam hal pemberian


(25)

F. Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini membahas mengenai teori–teori yang digunakan sebagai landasan untuk menguraikan data yang diperoleh.

Teori yang digunakan dalam penelitian adalah teori tentang

sistem, sistem akuntansi, perbedaan pengertian sistem dan

prosedur, kas, sistem akuntansi penerimaan kas, sistem

akuntansi pengeluaran kas, dokumen dan catatan akuntansi

yang digunakan serta organisasai nirlaba.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini membahas mengenai jenis penelitian, tempat dan

waktu penelitian subyek dan obyek penelitian, jenis data yang

digunakan, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung

Bab ini membahas mengenai gambaran umum Paroki Santo

Yohanes Rasul Pringwulung. Dalam bab ini akan dijelaskan


(26)

lingkungan yang masuk kedalam wilayah paroki dan struktur

organisasi paroki.

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini membahas mengenai analisa dan pembahasan

mengenai masalah-masalah yang diteliti berdasarkan judul

yang diambil. Pembahasan dilakukan dengan cara

mendeskripsikan dan membandingkan fungsi-fungsi,

catatan-catatan, dokumen-dokumen, prosedur-prosedur dan unsur

pengendalian intern yang berkaitan dengan sistem akuntansi

penerimaan dan pengeluaran kas Paroki Santo Yohanes Rasul

Pringwulung.

Bab VI Penutup

Bab ini membahas mengenai kesimpulan dari hasil

pembahasan yang terkait dengan penerimaan dan pengeluaran

kas Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung. Selain itu bab

ini juga membahas mengenai keterbatasan penelitian dan saran


(27)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem

Menurut Mulyadi, (2008), sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur

yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi

bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Definisi lain dari sistem yaitu “suatu kerangka dari prosedur–prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu

kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan” (Baridan, 1991). Menurut Jogianto, (2005), “Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem ini menggambarkan

suatu kejadian-kejadian dan kesatuan yang nyata adalah suatu objek nyata,

seperti tempat, benda, dan orang-orang yang betul-betul ada dan terjadi”. Menurut Kristanto, (2008), “Sistem merupakan jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk

melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Menurut

A Hall , (2008), “A system is group of two or more interrelated comnmponent

of subsystem that serve a cconmount purpose”. Menurut N. Antony dan

Govindajaran, (2004), “A system is a prescribed and usually repetitious way

of carrying out activity or a set of activities. Menurut W. Wikilson, J.


(28)

interacting part that function together to achieve its porpuse. Dari definisi tersebut dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem, bahwa

setiap sistem terdiri dari unsur-unsur dan unsur tersebut merupakan bagian

terpadu dari sistem yang bersangkutan yang bekerja sama untuk mencapai

tujuan sistem dan sistem tersebut merupakan bagian dari sistem lain yang

lebih besar.

B. Sistem akuntansi

Tentang sistem akuntansi (Baridwan, 1991) menyatakan sebagai berikut:

Sistem akuntansi adalah formulir–formulir, buku–buku, catatan, prosedur– prosedur dan alat–alat yang digunakan untuk mengolah data yang berhubungan dengan usaha suatau perusahaan dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh management untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkempentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintahan untuk menilai hasil operasi perusahaan.

Definisi lain dari sistem akuntansi yaitu “terdiri atas perangkat pencatatan, prosedur, dan tindakan berupa perlakuan akuntansi” (Suwarjono, 2003). Menurut Neuner, (1972), yang dikutip dan dialih bahasakan (Bastian, 2001),

mengatakan bahwa, “Sistem akuntansi merupakan organisasai formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan

yang dibutuhkan oleh manajemen guna menentukan dasar dan kebutuhan

informasi”. Menurut Mulyadi, (2008), “Sistem akuntansi merupakan organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian

rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen


(29)

suatu sistem akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal,

buku pembantu, serta laporan. Berikut ini diuraikan lebih lanjut pengertian

masing-masing unsur sistem akuntansi tersebut.

1. Formulir

Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam

terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen,

karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam oganisasi,

direkam (didokumentasikan) di atas secarik kertas. Formulir sering pula

disebut dengan istilah media, karena formulir merupakan media untuk

mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi ke dalam catatan.

2. Jurnal

Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk

mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas data keuangan yang telah

dicatat sebelumnya dalam jurnal.

3. Buku Besar

Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang

digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah di catat sebelumnya

dalam jurnal.

4. Buku Pembantu

Buku pembantu ini terdiri dari rekening-rekening pembantu yang

merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam


(30)

5. Laporan

Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat

berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba ditahan, laporan

harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok

penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar

saldo penelitian yang lambat penjualannya.

Sistem Akuntansi akan berjalan dengan baik jika memiliki sistem

pengendalian intern yang baik pula. Sistem pengendalian intern meliputi

struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk

menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitiaan dan keandalan data

akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan

manajemen (Mulyadi, 2008). Tentang pengawasan intern, (AICPA, 1949)

menyatakan sebagai berikut:

Pengawasan intern meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam operasi, dan membantu menjaga dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang ditetapkan lebih dahulu.

Menurut Mulyadi, (2008), tujuan dari sistem pengendalian intern adalah

menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data

akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan

manajemen. Sementara itu sistem pengendalian intern juga memiliki


(31)

fungsional secara tegas, (2) sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang

memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan

dan biaya, (3) praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap

unit, dan (4) karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

C. Perbedaan Pengertian Sistem dan Prosedur

Didalam membahas sistem akuntansi perlu dibedakan pengertian sistem

dan prosedur, agar dapat diperoleh gambaran yang jelas mengenai berbagai

sistem yang menghasilkan berbagai macam formulir yang diolah dalam sistem

akuntansi. Menurut Mulyadi, (2008), “Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok

perusahaan, sedangkan prosedur adalah suatu urutan kegiatan krelikal,

biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang

dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang

terjadi berualang-ulang”. Menurut Baridwan, (1991), dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi mendefinisikan bahwa “Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun

sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu

kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan”.

Menurut Baridwan, (1991), dalam bukunya yang berjudul Sistem

Akuntansi mendefinisikan “Prosedur sebagai suatu urutan–urutan pekerjaan kerani (juru tulis), biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian


(32)

transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi”. Dari definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur;

sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan krelikal (Mulyadi, 2008).

Kegiatan krelikal (clerical operation) terdiri dari kegiatan menulis,

menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih

(mensortasi), memindah dan membandingkan yang dilakukan untuk mencatat

informasi dalam formulir, buku jurnal, dan buku besar (Mulyadi, 2008).

Menurut Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan

Agung Semarang tahun 2008, prosedur pencatatan transaksi keuangan untuk

mencatatat transaksi keuangan harus disajikan dalam Pedoman Pelaksanaan

Keuangan dan Akuntansi Paroki (PPKAP). Tujuan utama prosedur pencatatan

transaksi keuangan adalah agar setiap transasksi keuangan yang terjadi dicatat

melalui langkah-langkah tertentu yang ditetapkan sehingga hal-hal yang tidak

dikehendaki dapat diminimalisir. Oleh karena itu, prosedur pencatatan

taransaksi keuangan untuk mencatat taransaksi keuangan yang ditentukan

harus mencerminkan adanya sistem penegendalian intern yang memadai.

D. Kas

“Cash is the one asset that is readily convertible into any other type of

asset (Kieso, 2011). Definisi lain dari kas (cash) yaitu the medium of

exchange; it is used to express most of the measurements in accounting” (A.

Welsch and T. Zlatkovich, 1989). “Cash is that current assets wich is available for payment of currents liabilities and the regular operating


(33)

expenses of the business” (A. Cashin, Fieldman and J. Lerner, 1975). Menurut Halim, (1989), “ Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunkan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan”. Menurut Surya, (2012), “Kas

(cash) adalah media pertukaran standar serta merupakan dasar akuntansi dan

pengukuran untuk semua pos-pos lainnya”. Menurut Suadi, (1994), “Kas terdiri dari alat pembayaran yang syah di Indonesia dan barang-barang lain

yang dapat segera diuangkan sebesar nilai nominalnya dan dapat digunakan

untuk membayar utang jangka pendek”. Tentang kas, PSAK No. 2 (2009) menyatakan sebagai berikut:

Kas atau setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan sebagai setara kas, suatu investasi harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifikan. Karenanya, suatu investasi pada umumnya memenuhi syarat sebagai setara kas hanya jika akan segera jatuh tempo dalam waktu tertentu, misalnya tiga bulan atau kurang sejak tanggal perolehannya. Investasi dalam bentuk saham tidak termasuk setara kas, kecuali substansi investasi saham tersebut adalah setara kas. Sebagai contoh, saham preferen yang dibeli dan akan segera jatuh tempo serta tanggal penebusan (redemptiondate) telah ditentukan.

Dari berbagai definisi para ahli mengenai kas, dapat disimpulkan bahwa

kas merupakan alat pertukaran yang berupa uang atau yang dapat

dipersamakan dengan uang baik yang ada di perusahaan maupun yang ada di

bank yang dapat diambil sewaktu-waktu tanpa mengurangi nilai nominalnya.

Kas sangat mudah dipindah tangankan dan tidak dapat dibuktikan


(34)

perlu diadakan pengawasan yang tepat terhadap kas dengan menerapkan

sistem pengendalian intern yang baik.

E. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas

Sistem akuntansi penerimaan kas terdiri dari sekelompok unsur yang erat

hubungannya satu dengan yang lainnya yang ditujukan mengatur elemen

aktiva berupa kas yang digunakan sebagai alat pertukaraan dan transaksi bagi

organisasi, (Mulyadi, 2008). Sistem penerimaan kas dapat berjalan apabila

memiliki sistem pengendalian intern yang baik dan mengharuskan organisasi

melakukan hal penting yaitu penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera

disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain

kasir untuk melakukan internal check, (Mulyadi, 2008).

Sistem akuntansi penerimaan kas terdapat beberapa fungsi yang terkait

yaitu fungsi sekretariat yang bertanggungjawab untuk mencatat penerimaan

kas secara tunai, fungsi kas yang bertanggungjawab menerima kas dari fungsi

sekretariat, fungsi akuntansi yang bertanggungjawab mencatat penerimaan kas

kedalam jurnal penerimaan kas dan fungsi pemeriksa intern yang

bertanggungjawab dalam melaksanakan perhitungan kas yang ada di tangan

fungsi kas secara periodik, serta melakukan rekonsiliasi bank untuk mengecek

ketelitian catatan kas yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi (Mulyadi,

2008).

Menurut Mulyadi (2008), sistem akuntansi penerimaan kas memerlukan


(35)

diterima dari penjualan tunai, nama dan lamat pemberi kas, otorisasi dari para

pemberi dana maupun pejabat yang berwenang. Menurut Petunjuk Teknis

Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008,

sistem akuntansi penerimaan kas terdiri dari beberapa prosedur yaitu prosedur

pencatatan hasil kolekte, prosedur pencatatan penerimaan persembahan

bulanan umat dan prosedur pencatatan penerimaan uang kotak persembahan.

1. Prosedur Pencatatan Hasil Kolekte

Prosedur Pencatatan Hasil Kolekte menurut Petunjuk Teknis

Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun

2008, sebuah paroki harus melakukan bebarapa hal yaitu :

a. Petugas atau Tim penghitung Kolekte setelah selesai misa, melakukan

penghitungan kolekte ditempat yang ditentukan dan setelah selesai

wajib mengisi dan menandatangani Berita Acara Penghitungan dan

Penyerahan Kolekte (BAPK).

b. BAPK dibuat masing-masing untuk kolekte pertama dan kolekte

kedua.

c. Petugas atau Tim kolekte selanjutnya meneyerahkan BAPK beserta

uang hasil kolekte kapada Kasir.

d. Kasir mencocokan jumlah uang dengan yang tertulis pada BAPK,


(36)

e. Kasir selanjutnya mencatat penerimaan uang hasil kolekte tersebut

pada Catatan Penerimaan Hasil Kolekte, Parkir, Teks Misa dan Kotak

lilin (CKPTL) pada kolom yang disediakan.

f. Berdasarkan BAPK, Kasir membuat Bukti Kas Masuk (BKM) dan

menyerahkan uang kolekte, BAPK, BKM dan CKPTL, kepada

Bendahara Dewan Paroki.

g. Bendahara Dewan Paroki mencocokkan jumlah uang dengan yang

tertulis pada BAPK, CKPTL dan BKM.

h. Kemudian Bendahara Dewan Paroki menandatanganai CKPTL dan

menyerahkan CKPTL kepada Kasir.

i. Bendahara Deawan Paroki menandatangani BKM dan mencatat

penerimaan kas pada Buku Dewan Paroki (BKDP).

j. Bendahara Dewan Paroki selanjutnya membuat dan menandatangani

Bukti Kas keluar (BKK) menyetorkan uang kolekte ke bank dan

mencatat pengeluaran kas pada BKDP.

k. Berdasarkan Bukti Setoran Bank (BSB), Bendahara Dewan Paroki

membuat dan menandatangani Bukti Bank Masuk (BBM) dan

mencatat pada Buku Bank Tidak Terikat (BBTT).

l. Berdasarkan BKM, BKK, dan BBM yang telah ditandatangani Pastor

Paroki dan bukti-bukti pendukungnya, Operator Akuntansi Paroki

memasukkan atau entry data ke komputer dengan menggunakan


(37)

m. Operator Akuntansi Paroki menyimpan BKM, BKK dan BBM beserta


(38)

Gambar 2.1: Prosedur Pencatatan Penerimaan Hasil Kolekte Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008

KASIR BAPK Mulai Menerima BAPK dan uang Mencocokkan jumlah uang dengan BAPK Mencatat pada CKPTL CKPTL Membuat BKM 1

BENDAHARA DEWAN PAROKI

BAPK 1 CKPTL BKM Menerima uang dari kasir Memeriksa kebenaran jumlah uang Menandatangani CKPTL dan BKM lalu Menyerahkan CKPTL CKPTL Diserahkan Kembali kepada kasir. Mencatat pada BKDP Menyetorkan uang ke bank 2 BKM Bersama uang diserahkan ke Bendahara DP Keterangan:

1. BAPK = Berita Acara Penghitungan dan Penyerahan Kolekte.

2. CKPTL = Catatan Penerimaan Hasil Kolekte, Parkir, Teks Misa, dan Kotak Lilin 3. BKM = Bukti Kas Masuk

4. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki 5. BSB = Bukti Setoran Bank 6. BKK = Bukti Kas Keluar 7. BBM = Bukti Bank Masuk 8. BBTT = Buku Bank Tidak Terikat


(39)

Gambar 2.1: Prosedur Pencatatan Penerimaan Hasil Kolekte

Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008

BENDAHARA DEWAN PAROKI 2 BSB Membuat BKK dan BBM BAPK BKM BSB BKK BBM Mencatat pada BKDP dan BBTT BKDP BBTT 3

OPERATOR AKUNTANSI PAROKI 3

Operator memasukkan

data BKM, BKK, dan BBM

ke Komputer Selesai N BAPK BKM BSB BKK BBM BAPK BKM BSB BKK BBM BKM, BKK dan

BBM ditandatangani Pastor paroki

Keterangan:

1. BAPK = Berita Acara Penghitungan dan Penyerahan Kolekte.

2. CKPTL = Catatan Penerimaan Hasil Kolekte, Parkir, Teks Misa, dan Kotak Lilin 3. BKM = Bukti Kas Masuk

4. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki 5. BSB = Bukti Setoran Bank 6. BKK = Bukti Kas Keluar 7. BBM = Bukti Bank Masuk 8. BBTT = Buku Bank Tidak Terikat


(40)

2. Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan Bulanan Umat

Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan Bulanan Umat menurut

Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung

Semarang tahun 2008, sebuah paroki harus melakukan beberapa hal yaitu

:

a. Penerimaan Parsembahan Bulanan Umat dapat terjadi melalui Amplop

Persembahan Bulanan Umat (APBU) yang diterima atau dikoordinir

oleh Pengurus Lingkungan. APBU yang oleh umat dimasukkan

kedalam Kotak Persembahan yang disediakan oleh Paroki.

b. Untuk ketertiban administrasi, umat pada saat akan memberikan

persembahan bulanan wajib mengisi kolom-kolom yang tersedia pada

APBU secara lengkap.

c. Untuk APBU yang diterima atau dikoordinir oleh Pengurus

Lingkungan ditentukan prosedur sebagai berikut, Pengurus

Lingkungan yang menerima APBU dari umat, mencocokkan jumlah

uang dengan yang tertulis pada APBU, kemudian menandatangani

APBU pada kolom penerima, mengisi Catatan Penerimaan Amplop

Persembahan Bulanan Umat (CPAP). Pengurus Lingkungan

menyerahkan uang dan CPAP kepada Kasir. Kasir mencocokkan

jumlah uang dengan yang tertulis pada CPAP, kemudian


(41)

membuat tanda terima dan menyerahkan tindasan tanda terima dan

CPAP kepada pengurus lingkungan. Kasir mencatat penerimaan uang

pada Catatan Penerimaan Lain-Lain (CPLL) pada kolom yang

disediakan. Berdasarkan tanda terima, Kasir membuat Bukti Kas

Masuk (BKM) dan menyerahkan uang persembahan, BKM, tanda

terima dan CPLL kepada Bendahara Dewan Paroki. Bendahara Dewan

Paroki mencocokkan jumlah uang yang tertulis pada tanda terima,

CPLL dan BKM. Kemudian Bendahara Dewan Paroki

menandatangani CPLL dan menyerahkan CPLL kepada Kasir.

Bendahara Dewan Paroki menandatangani BKM dan mencatat

penerimaan kas pada Buku Kas Dewan Paroki (BKDP). Selanjutnya,

Bendahara Dewan Paroki membuat dan menandatangani Bukti Kas

Keluar (BKK), menyetorkan uang persembahan ke bank dan mencatat

pengeluaran kas pada BKDP. Berdasarkan Bukti Setoran Bank (BSB),

Bendahara Dewan Paroki membuat dan menandatangani BBM dan

mencatat pada Buku Bank Tidak Terikat (BBTT). Bardasarkan BKM,

BKK, dan BBM yang telah ditandatangani Pastor Paroki dan

bukti-bukti pendukungnya, Operator Akuntansi Paroki memasukkan atau

entry data ke komputer dengan menggunakan program akuntansi yang

telah disediakan. Operator Akuntansi Paroki menyimpan BKM, BKK


(42)

d. Untuk APBU yang diserahkan dengan cara memasukkan ke dalam

kotak persembahan yang disediakan di Paroki, prosedur pencatatannya

mengikuti prosedur pencatatan penerimaan hasil persembahan di kotak


(43)

Gambar 2.2: Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan Bulanan Umat Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008

PENGURUS LINGKUNGAN KASIR

Mulai APBU Mencocokkan jumlah uang dengan APBU Menandatangani APBU & mengembalikan pada umat Mencatat pada CPAP CPAP 1 Bersama uang diserahkan ke Kasir APBU Diserahkan kembali kepada umat CPAP 1 Mencocokkan jumlah uang dengan CPAP Membuat tanda terima CPAP

Tanda terima 2 Tanda terima 1

Mencatat penerimaan uang pada CPLL CPLL Membuat BKM BKM 2 Diserahkan kembali kepada pengurus lingkungan Keterangan:

1. APBU = Amplop Persembahan Bulanan Umat

2. CPAP = Catatan Penerimaan Amplop Persembahan Bulanan Umat 3. CPLL = Catatan Penerimaan Lain-Lain

4. BKM = Bukti Kas Masuk 5. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki 6. BKK = Bukti Kas Keluar 7. BBM = Bukti Bank Masuk 8. BBTT = Buku Bank Tidak Terikat


(44)

Gambar 2.2: Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan Bulanan Umat Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008

KASIR

2

Tanda terima 1 CPLL BKM 3 Bersama uang diserahkan ke Bendahara DP

BENDAHARA DEWAN PAROKI

3 Menerima uang dari kasir Memeriksa kebenaran jumlah uang Menandatangani CPLL dan BKM lalu Menyerahkan CPLL Mencatat pada BKDP Menyetorkan uang ke bank 4 CPLL Diserahkan Kembali kepada kasir. Tanda terima 1

CPLL BKM

Keterangan:

1. APBU = Amplop Persembahan Bulanan Umat

2. CPAP = Catatan Penerimaan Amplop Persembahan Bulanan Umat 3. CPLL = Catatan Penerimaan Lain-Lain

4. BKM = Bukti Kas Masuk 5. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki 6. BKK = Bukti Kas Keluar 7. BBM = Bukti Bank Masuk 8. BBTT = Buku Bank Tidak Terikat


(45)

Gambar 2.2: Prosedur Pencatatan Penerimaan Persembahan Bulanan Umat Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008

BENDAHARA DEWAN PAROKI OPERATOR AKUNTANSI PAROKI 4

BSB

Membuat BKK dan

BBM

Tanda terima 1

BKM BSB BKK BBM Mencatat pada BKD dan BBTT BKDP BBTT 5 5

Tanda terima 1

BKM BSB BKK BBM Operator memasukkan data BKM, BKK,

dan BBM ke komputer

Tanda terima 1

BKM BSB

BKK BBM

Selesai N

BKM, BKK dan BBM ditandatangani Pastor paroki

Keterangan:

1. APBU = Amplop Persembahan Bulanan Umat

2. CPAP = Catatan Penerimaan Amplop Persembahan Bulanan Umat 3. CPLL = Catatan Penerimaan Lain-Lain

4. BKM = Bukti Kas Masuk 5. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki 6. BKK = Bukti Kas Keluar 7. BBM = Bukti Bank Masuk 8. BBTT = Buku Bank Tidak Terikat


(46)

3. Prosedur Pencatatan Penerimaan Uang Kotak Persembahan

Prosedur Pencatatan Penerimaan Uang Kotak Persembahan Paroki

menurut Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan

Agung Semarang tahun 2008, sebuah paroki harus melakukan beberapa

hal yaitu :

a. Kotak Persembahan yang di sediakan, wajib dibuka minimal 2 (dua)

kali dalam sebulan, kecuali untuk Paskah dan Natal dibuka pada akhir

misa atau ibadat.

b. Pembukaan kotak persembahan minimal dilakukan oleh 2 (dua) orang.

c. Petugas yang membuka kotak persembahan bertugas sebagai

penghitung uang.

d. Kotak persembahan yang ada di paroki secara umum berisi, Amplop

Persembahan Bulanan Umat (APBU), Amplop persembahan Paskah

dan atau Amplop Persembahan Natal, Sumbangan untuk Maksud

Tertentu dan Sumbangan Bebas.

e. Isi Kotak Persembahan tersebut diatas harus dipilah-pilah untuk

dikelompokkan berdasarkan jenisnya masing-masing.

f. Petugas penghitung membuka setiap APBU, mencocokkan uang atau

bliyet giro atau cequee yang ada di dalamnya dengan yang tertulis

pada APBU, serta membubuhkan tanda tangan pada kartu atau phetuk


(47)

g. Petugas Penghitung selanjutnya menghitung uang atau bliyet giro atau

cequee dari Amplop Persembahan Paskah dan atau Amplop

Persembahan Natal, Sumbangan untuk Maksud Tertentu dan

Sumbangan Bebas.

h. Setelah proses nomor f dan g dialaksanakan, Petugas Penghitung

membuat dan mengisi secara lengkap Berita Acara penghitungan dan

Penyerahan Dana Kotak Persembahan Gereja (BAKG) dan Rincian

Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Dana Kotak Persembahan

Gereja (RBAKG) serta menandatanganinya.

i. Kemudian Petugas Penghitung menyerahkan uang kepada Kasir

beserta BAKG, RBAKG, dan kartu atau pethuk APBU.

j. Kasir mencocokkan jumlah uang dengan yang tertulis pada BAKG,

RBAKG dan kartu atau pethuk APBU.

k. Kasir memilah-milah APBU per lingkungan untuk kemudian

membagikan ke masing-masing Ketua Lingkungan (biasanya melalui

kotak lingkungan di paroki).

l. Kasir selanjutnya mencatat penerimaan uang tersebut pada Catatan

Penerimaan Lain-Lain (CPLL) pada kolom yang disediakan.

m. Kasir membuat Bukti Kas Masuk (BKM) dan menyerahkan uang

kotak persembahan, BKM, BAKG, RBAKG, CPLL dan BKM.

n. Bendahara Dewan Paroki mencocokkan jumlah uang dengan yang


(48)

o. Kemudian Bendahara Dewan Paroki menandatangani CPLL dan

menyerahkan CPLL kepada Kasir.

p. Bendahara Dewan Paroki menandatangani BKM dan mencatat

penerimaan kas pada BKDP.

q. Selanjutnya, Bendahara Dewan Paroki membuat dan menandatangani

Bukti Kas Keluar (BKK), menyetorkan uang kotak persembahan ke

bank dan mencatat pengeluaran kas pada BKDP.

r. Berdasarkan Bukti Setor Bank (BSB), Bendahara Dewan Paroki

membuat dan menandatangani Bukti Bank Masuk (BBM) dan

mencatat pada BKDP (Buku Kas Dewan Paroki).

s. Berdasarkan BKM, BKK, dan BBM yang telah ditandatangani Pastor

Paroki dan bukti-bukti pendukungnya, Operator Akuntansi Paroki

memasukkan atau entry data ke komputer dengan menggunakan

program akuntansi yang telah disediakan.

t. Operator Akuntansi Paroki menyimpan BKM, BKK, dan BBM beserta


(49)

Gambar 2.3: Prosedur Pencatatan Penerimaan Uang Kotak Persembahan. Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008

TIM PENGHITUNG Mulai Membuka dan memilah isi kotak Mencocokkan uang/bliyet giro/ceque dengan APBU Mencocokkan uang/bliyet giro/ceque dengan Amplop Persembahan Paskah Mencocokkan uang/bliyet giro/ceque dengan Amplop Persembahan Natal Mencocokkan uang/bliyet giro/ceque dengan sumbangan untuk maksud

tertentu dan sumbangan bebas 1 1 Membuat BPKG dan RBPKG BAKG RBAKG APBU 2 Bersama uang diserahkan kekasir Keterangan:

1. APBU : Amplop Persembahan Bulanan Umat

2. BAKG : Berita Acara Penghitungan dan Penyerahan Dana Kotak Persembahan Gereja 3. RBAKG : Rincian Berita Acara Penghitungan dan Penyerahan Dana Kotak Persembahan Gereja 4. CPLL : Catatan Penerimaan Lain-Lain

5. BKM : Bukti Kas Masuk 6. BKDP : Buku Kas Dewan Paroki 7. BSB : Bukti Setor Bank 8. BKK : Bukti Kas Keluar 9. BBM : Bukti Bank Masuk 10. BBTT : Buku Bank Tidak Terikat


(50)

Gambar 2.3: Prosedur Pencatatan Penerimaan Uang Kotak Persembahan. Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008

KASIR BENDAHARA DEWAN PAROKI

2 Mencatat penerimaan uang pada CPLL CPLL Membuat BKM BKM 3 Bersama uang diserahkan ke bendahara DP 3 BAKG RBAKG CPLL BKM Menerima uang dari kasir Memeriksa kebenaran jumlah uang Menandatangani CPLL dan BKM

lalu menyerahkan CPLL Mencatat pada BKDP Menyetorkan uang ke Bank 4 CPLL Diserahkan kembali kepada kasir BAKG RBAKG APBU Keterangan:

1. APBU : Amplop Persembahan Bulanan Umat

2. BAKG : Berita Acara Penghitungan dan Penyerahan Dana Kotak Persembahan Gereja 3. RBAKG : Rincian Berita Acara Penghitungan dan Penyerahan Dana Kotak Persembahan Gereja 4. CPLL : Catatan Penerimaan Lain-Lain

5. BKM : Bukti Kas Masuk 6. BKDP : Buku Kas Dewan Paroki 7. BSB : Bukti Setor Bank 8. BKK : Bukti Kas Keluar 9. BBM : Bukti Bank Masuk 10. BBTT : Buku Bank Tidak Terikat


(51)

Gambar 2.3: Prosedur Pencatatan Penerimaan Uang Kotak Persembahan. Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008

BENDAHARA DEWAN PAROKI

4 BSB Membuat BKK dan BBM BAKG RBAKG BKM BSB BKK BBM Mencatat pada BKDP dan BBTT BKDP BBTT 5

BKM, BKK dan BBM ditandatangani

pastor paroki

OPERATOR AKUNTANSI PAROKI

5 N Selesai Operator memasukkan data BKM, BKK, dan BBM

ke Komputer BAKG RBAKG BKM BSB BKK BBM BAKG RBAKG BKM BSB BKK BBM Keterangan:

1. APBU : Amplop Persembahan Bulanan Umat

2. BAKG : Berita Acara Penghitungan dan Penyerahan Dana Kotak Persembahan Gereja 3. RBAKG : Rincian Berita Acara Penghitungan dan Penyerahan Dana Kotak Persembahan Gereja 4. CPLL : Catatan Penerimaan Lain-Lain

5. BKM : Bukti Kas Masuk 6. BKDP : Buku Kas Dewan Paroki 7. BSB : Bukti Setor Bank 8. BKK : Bukti Kas Keluar 9. BBM : Bukti Bank Masuk 10. BBTT : Buku Bank Tidak Terikat


(52)

F. Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas

Terdapat dua kelompok utama sistem akuntansi pengeluaran kas yaitu

sistem akuntansi pengeluaran kas dengan Cek dan sistem dana kas Kecil.

Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek memiliki kebaikan ditinjau dari

pengendalian intern. Pertama, dengan digunakannya cek atas nama,

pengeluaran cek akan dapat diterima oleh pihak yang namanya sesuai dengan

yang ditulis pada formulir cek. Kedua, dilibatkannya pihak luar, dalam hal ini

bank, dalam pencatatan transaksi pengeluaran kas perusahaan. Ketiga, jika

sistem perbankan mengembalikan cancelled check kepada check issuer,

pengeluaran kas dengan cek memberikan manfaat tambahan bagi organisasi

yang mengeluarkan cek dengan dapat digunakan cancelled check sebagai

tanda terima kas dari pihak yang menerima pembayaran (Mulyadi, 2008).

Sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek memiliki beberapa fungsi

yang terkait diantaranya fungsi yang memerlukan pengeluaran kas, fungsi kas,

fungsi akuntansi dan fungsi pemeriksa intern (Mulyadi, 2008). Fungsi yang

memerlukan pengeluaran kas digunakan jika suatu fungsi memerlukan

pengeluaran kas (misalnya untuk pembelian atau untuk biaya jasa), maka

fungsi yang bersangkutan mengajukan kepada fungsi akuntansi. Fungsi kas,

bertanggung jawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi atas cek, dan

mengirimkannya kepada pihak yang meminta tagihan hutang. Fungsi

akuntansi, bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran kas yang


(53)

dalam jurnal pengeluaran kas, dan pembuatan bukti kas keluar yang

memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam pengeluaran cek sebesar cek

yang tercantum dalam dokumen tersebut. Fungsi pemeriksa intern, fungsi ini

bertanggung jawab untuk melakukan perhitungan kas secara periodik dan

mencocokkan hasil perhitungannya dengan saldo kas menurut catatan

akuntansi.

Menurut Mulyadi, (2008), sistem akuntansi pengeluaran kas dengan cek

memiliki dua jaringan prosedur yang membentuk sistem yaitu sistem

akuntansi pengeluaran kas dengan cek yang tidak memerlukan permintaan cek

dan sistem akuntansi pengeluaran kas yang memerlukan cek. Sistem akuntansi

pengeluaran kas dengan cek terdiri dari jaringan prosedur pembuatan bukti

kas keluar, prosedur pembayaran kas, prosedur pencatatan pengeluaran kas.

Sedangkan sistem akuntansi pengeluaran kas yang memerlukan cek, terdiri

dari jaringan prosedur permintaan cek, prosedur pembuatan bukti kas keluar,

prosedur pembayaran kas, prosedur pencatatan pengeluaran kas.

Menurut Mulyadi, (2008), sistem dana kas kecil memiliki

penyelenggaraan yang memungkinkan pengeluaran kas dengan uang tunai

dapat diselenggarakan dengan dua cara: (1) sistem saldo berfluktuasi

(fluctuating-fund-balance system) dan (2) imspres system. Fungsi yang terkait

dalam sistem dana kas kecil adalah fungsi kas, fungsi akuntansi, fungsi

pemegang dana kas kecil, fungsi yang memerlukan pembayaran tunai dan


(54)

memintakan otorisasi cek dan menyerahkan cek ke pemegang dana kas kecil

pada saat pembentukan dana kas kecil dan pada saat pengisian kembali dana

kas kecil. Fungsi akuntansi, bertanggung jawab atas pencatatan pengeluaran

kas kecil yang menyangkut biaya dan persediaan, pencatatan transaksi

pembentukan dana kas kecil, pencatatan pengisian kembali dana kas kecil

dalam jurnal pengeluaran kas atau register cek, pencatatan pengeluaran dana

kas kecil dalam jurnal pengeluaran dana kas kecil, pembuatan bukti kas keluar

yang memberikan otorisasi kepada fungsi kas dalam mengeluarkan cek

sebesar yang tercantum dalam dokumen tersebut.

Fungsi pemegang dana kas kecil, bertanggung jawab atas penyimpanan

dana kas kecil, pengeluaran dana kas kecil sesuai dengan otorisasi pejabat

tertentu yang di tunjuk dan permintaan pengisian kembali dana kas kecil.

Fungsi pemeriksa intern, fungsi ini bertanggung jawab atas penghitungan

dana kas kecil (cash count) secara periodik dan pencocokan hasil

penghitungannya dengan catatan kas. Selain itu fungsi ini juga bertanggung

jawab atas pemeriksaan secara mendadak (surprised audit) terhadap saldo

dana kas kecil yang ada ditangan pemegang dana kas kecil. Menurut Petunjuk

Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun

2008, terdapat dua prosedur sistem akuntansi pengeluaran kas yaitu prosedur

pencatatan pengeluaran biaya tim kerja dan prosedur pencatatan pengeluaran


(55)

1. Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja

Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja menurut Petunjuk

Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang

tahun 2008, sebuah paroki harus melakukan beberapa hal yaitu :

a. Tim Kerja wajib membuat proposal kegiatan sebelum meminta uang

dari Bendahara Dewan Paroki.

b. Proposal kegiatan minimal mencakup tujuan kegiatan, target atau

sasaran peserta yang mencakup kelompok peserta yang dituju dan

jumlah peserta yang diharapkan, penanggung jawab, pelaksana

kegiatan, waktu atau lama penyelenggaraan, tempat kegiatan, teknis

pelaksanaan, rancangan anggaran penerimaan dan biaya kegiatan,

ditandatangani oleh koordinator tim kerja dan ketua bidang.

c. Proposal dibuat rangkap 2 (dua) dan diserahkan kepada Bendahara

Dewan Paroki paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum kegiatan

dilaksanakan serta disimpan sebagai arsip.

d. Proposal kegiatan harus mendapat persetujuan tertulis dari Ketua dan

Bendahara Dewan Paroki.

e. Bendahara Dewan Paroki memeriksa apakah kegiatan yang akan

dilaksanakan terdapat dalam program kegiatan yang telah disahkan

dalam rapat Bendahara Dewan Paroki Pleno.

f. Ketua dan Bendahara Dewan Paroki dapat langsung memberikan


(56)

tercantum dalam program kerja yang telah disahkan dan anggaran

biaya dalam proposal kegiatan sama atau lebih kecil daripada RAPB

Paroki.

g. Ketua dan Bendahara Dewan Paroki dapat memberikan persetujuan

proposal kegiatan setelah melalui rapat Dewan Paroki Harian, apabila

proposal kegiatan tersebut tidak tercantum dalam program kerja yang

telah disahkan atau anggaran biaya dalam proposal kegiatan lebih

besar daripada Rancangan Anggaran Penerimaan dan Biaya (RAPB)

Paroki.

h. Setelah proposal kegiatan disetujui, pelaksana kegiatan dapat

menerima uang yang diperlukan secara bertahap sesuai dengan

kebutuhan.

i. Untuk menerima uang, pelaksana kegiatan mengajukan permintaan

dengan mengisi bon sementara rangkap 2 (dua).

j. Bendahara Dewan Paroki menyerahkan uang dan tindasan bon

sementara ke kepada pelaksana kegiatan.

k. Berdasarkan bon sementara asli, Bendahara Dewan Paroki mencatat

pada catatan bon sementara.

l. Bon sementara harus dipertanggungjawabkan oleh pelaksana kegiatan

paling lambat 7 (tujuh) hari setelah kegiatan tersebut selesai dilakukan.

m. Setelah selesai dilakukan, pelaksana kegiatan wajib membuat laporan


(57)

dan laporan anggaran penerimaan dan biaya kegiatan yang disertai

dengan bukti-bukti.

n. Bardasarkan laporan pertanggungjawaban tersebut, Bendahara Dewan

Paroki membuat dan menandatangani Bukti Kas Keluar (BKK) untuk

semua kegiatan yang dikeluarkan, membuat dan menandatangani

Bukti Kas Masuk (BKM) untuk semua penerimaan yang diperoleh

dari kegiatan tersebut, membukukan atau mencatat transaksi tersebut

dalam Buku Kas Dewan Paroki (BKDP), mengembalikan bon

sementara asli kepada pelaksana kegiatan dan mencatat realiasasi pada

cartatan bon sementara asli.

o. Berdasarkan BKK dab Bukti Kas Masuk (BKM) yang telah

ditandatangani oleh Pastor paroki dan bukti-bukti pendukungnya,

Operator Akuntansi Paroki memasukkan atau entry data ke dalam

komputer dengan menggunakan program akuntansi yang telah

disediakan

p. Operator Akuntansi Paroki menyimpan BKK dan BKM beserta


(58)

Gambar 2.4: Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008

TIM KERJA Mulai Proposal 1 Proposal 2 Menyerahkan proposal ke bendahara dewan paroki 1 2 4

Proposal 2 Bon sementara 2

Mengisi bon sementara Menerima uang dari bendahara Melaksanakan kegiatan dan kemudian membuat LPJ Bon sementa 2

Bon sementara 1

3

LPJ

Bon sementara 2

Bukti-Bukti Menyerahkan LPJ dilampiri bukti pendukung kepada bendahara 5 Proposal 1 Proposal 2 LPJ

Bon sementara 2

Bukti-Bukti Keterangan :

1. LPJ = Laporan Pertanggungjawaban 2. CTBS = Catatan Bon Sementara 3. BKK = Bukti Kas Keluar 4. BKM = Bukti Kas Masuk 5. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki


(59)

Gambar 2.4: Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008

BENDAHARA DEWAN PAROKI

1 Memeriksa proposal Memberikan persetujuan tertulis 2 3 Mencatat dalam CBTS CBTS Diserahkan kembali untuk direvisi Diserahkan tim kerja untuk dilaksanakanan Bersama uang diserahkan ke panitia N 4 Proposal 1 Proposal 2 Proposal 1 Proposal 2 tidak disetujui disetuji

Bon sementa 2 Bon sementara 1

Keterangan:

1. LPJ = Laporan Pertanggungjawaban 2. CTBS = Catatan Bon Sementara 3. BKK = Bukti Kas Keluar 4. BKM = Bukti Kas Masuk 5. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki


(60)

Gambar 2.4: Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Tim Kerja Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008

BENDAHARA DEWAN PAROKI OPERATOR AKUNTANSI PAROKI

5 6 Memutuskan untuk menerima atau menolak Membuat dan menandatangani

BKK & BKM

LPJ

Bon Sementara 2

Bukti-Bukti BKK BKM Mencatat dalam BKDP BKDP 6

BKK dan BKM di tandatangai Pastor paroki

Operator memasukkan data

BKK dan BBM ke Komputer Diserahkan

kembali untuk direvisi LPJ

Bon sementara 2

Bukti-Bukti

LPJ ditolak

LPJ diterima

Keterangan :

1. LPJ = Laporan Pertanggungjawaban 2. CTBS = Catatan Bon Sementara 3. BKK = Bukti Kas Keluar 4. BKM = Bukti Kas Masuk 5. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki

LPJ

Bon Sementara 2

Bukti-Bukti BKK

BKM

LPJ

Bon Sementara 2

Bukti-Bukti BKK

BKM

Selesai


(61)

2. Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan

Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan menurut Petunjuk

Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang

tahun 2008, sebuah paroki harus melakukan beberapa hal yaitu :

a. Panitia, yang dibentuk oleh Bendahara Dewan Paroki wajib membuat

proposal kegiatan kepanitiaan sebelum meminta uang dari Bendahara

Dewan Paroki.

b. Proposal kegiatan kepanitian minimal mencakup, tujuan kegiatan,

target atau sasaran peserta yang mencakup kelompok peserta yang

dituju dan jumlah peserta yang di harapkan, susunan panitia, waktu

atau lama penyelenggaraan, tempat kegiatan, teknis pelaksanaan

(misalnya dengan mengundang pembicara dari luar paroki), rancangan

anggaran penerimaan dan biaya kegiatan, ditandatangani oleh ketua

dan bendahara panitia.

c. Proposal kegiatan kepanitiaan dibuat rangkap 2 (dua) dan diserahkan

kepada Bendahara Dewan Paroki paling lambat 14 (empat belas) hari

sebelum kegiatan dilaksanakan serta disimpan sebagai arsip.

d. Proposal kegiatan kepanitiaan harus mendapat persetujuan tertulis


(62)

e. Bendahara Dewan Paroki memeriksa apakah kegiatan kepaniatian

yang akan dilaksanakan terdapat dalam program kegiatan yang telah

disahkan dalam rapat Dewan Paroki Pleno.

f. Ketua dan Bendahara Dewan Paroki dapat langsung memberikan

persetujuan proposal kegiatan kepanitiaan, apabila proposal kegiatan

kepanitiaan tersebut tercantum dalam program kerja yang telah

disahkan dan anggaran biaya dalam proposal kegiatan kepanitiaan

sama atau lebih kecil daripada Rincian Anggaran Penerimaan dan

Biaya (RAPB) Paroki.

g. Ketua dan Bendahara Dewan Paroki dapat memberikan persetujuan

proposal kegiatan kepanitiaan setelah melalui rapat Dewan Paroki

Harian, apabila proposal kegiatan kepanitiaan tersebut tidak tercantum

dalam program kerja yang telah disahkan atau anggaran biaya dalam

proposal kegiatan kepanitiaan lebih besar daripada RAPB Paroki.

h. Setelah proposal kegiatan kepanitiaan disetujui, pelaksana kegiatan

dapat menerima uang yang diperlukan secara bertahap sesuai dengan

kebutuhan.

i. Untuk menerima uang, Bendahara Panitia mengajukan permintaan

dengan mengisi bon sementara rangkap 2 (dua).

j. Bendahara Dewan Paroki menyerahkan uang dan tindasan bon


(63)

k. Berdasarkan bon sementara asli, Bendahara Dewan Paroki mencatat

pada catatan bon sementara.

l. Bon sementara harus dipertanggungjawabkan oleh panitia kegiatan

paling lambat 7 (tujuh) hari setelah kegiatan tersebut selesai dilakukan.

m. Setelah selesai dilakukan, Ketua Panitia wajib membuat laporan

pertanggungjawaban kegiatan yang mencakup laporan pelaksanaan

kegiatan dan laporan realisasi anggaran dan biaya kegiatan yang

disertai dengan bukti-bukti pendukung dengan batas waktu sesuai

yang ditetapkan dan diserahkan kepada Dewan Paroki

n. Laporan Pertanggungjawaban panitia dibahas secara khusus dalam

rapat yang dihadiri Dewan Paroki Harian dan Panitia untuk

memutuskan penerimaan atau penolakan atas laporan

pertanggungjawanban panitia.

o. Kepanitiaan dibubarkan setelah laporan pertanggungjawaban kegiatan

diterima oleh Dewan Paroki.

p. Berdasarkan laporan pertanggungjawaban tersebut, Bendahara Dewan

Paroki membuat dan menandatangani Bukti Kas Keluar (BKK) untuk

semua kegiatan yang dikeluarkan, membuat dan menandatangani

Bukti Kas Masuk (BKM) untuk semua penerimaan yang diperoleh

dari kegiatan tersebut, membukukan atau mencatat transaksi tersebut


(64)

sementara asli kepada bendahara panitia dan mencatat realiasasi pada

catatan bon sementara .

q. Berdasarkan BKK dab BKM yang telah ditandatangani oleh Pastor

paroki dan bukti-bukti pendukungnya, Operator Akuntansi Paroki

memasukkan atau entry data ke dalam komputer dengan menggunakan

program akuntansi yang telah disediakan.

r. Operator Akuntansi Paroki menyimpan BKK dan BKM beserta


(65)

Gambar 2.5: Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008

KEPANITIAAN Mulai Proposal 1 Proposal 2 Menyerahkan proposal ke bendahara dewan paroki 1 2 4

Proposal 2 Bon sementara 2

Mengisi bon sementara Menerima uang dari bendahara Melaksanakan kegiatan dan kemudian membuat LPJ Bon sementa 2

Bon sementara 1

3

LPJ

Bon sementara 2

Bukti-Bukti Menyerahkan LPJ dilampiri bukti pendukung kepada bendahara 5 Proposal 1 Proposal 2 LPJ

Bon sementara 2

Bukti-Bukti Keterangan :

1. LPJ = Laporan Pertanggungjawaban 2. CTBS = Catatan Bon Sementara 3. BKK = Bukti Kas Keluar 4. BKM = Bukti Kas Masuk 5. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki


(66)

Gambar 2.5: Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008

BENDAHARA DEWAN PAROKI

1 Memeriksa proposal Memberikan persetujuan tertulis 2 3 Mencatat dalam CBTS CBTS Diserahkan kembali untuk direvisi Diserahkan panitia untuk dilaksanakanan Bersama uang diserahkan ke panitia N 4 Proposal 1 Proposal 2 Proposal 1 Proposal 2 tidak disetujui disetuji

Bon sementa 2 Bon sementara 1

Keterangan:

1. LPJ = Laporan Pertanggungjawaban 2. CTBS = Catatan Bon Sementara 3. BKK = Bukti Kas Keluar 4. BKM = Bukti Kas Masuk 5. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki


(67)

Gambar 2.5: Prosedur Pencatatan Pengeluaran Biaya Kepanitiaan Sumber: Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung Semarang tahun 2008

BENDAHARA DEWAN PAROKI OPERATOR AKUNTANSI PAROKI

5 6 Memutuskan untuk menerima atau menolak Membuat dan menandatangani

BKK & BKM

LPJ

Bon Sementara 2

Bukti-Bukti BKK BKM Mencatat dalam BKDP BKDP 6

BKK dan BKM di tandatangai Pastor paroki

Operator memasukkan data

BKK dan BBM ke Komputer Diserahkan

kembali untuk direvisi LPJ

Bon sementara 2

Bukti-Bukti

LPJ ditolak

LPJ diterima

Keterangan :

1. LPJ = Laporan Pertanggungjawaban 2. CTBS = Catatan Bon Sementara 3. BKK = Bukti Kas Keluar 4. BKM = Bukti Kas Masuk 5. BKDP = Buku Kas Dewan Paroki

LPJ

Bon Sementara 2

Bukti-Bukti BKK

BKM

LPJ

Bon Sementara 2

Bukti-Bukti BKK

BKM

Selesai


(68)

G. Dokumen dan Catatan Akuntansi

Menurut Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan

Agung Semarang tahun 2008, dalam pelaksanaan proses akuntansi diperlukan

dokumen dan catatan akuntansi untuk memudahkan proses pencatatan dan

pemeriksanaan atas transaksi keuangan yang terjadi. Formulir yang digunakan

harus dibuat sedemikian rupa sehingga mencerminkan sistem pengendalian

intern yang memadai dan dapat berfungsi sebagai alat bantu yang

memudahkan pelaksanaan proses akuntansi.

Contoh dokumen dan catatan akuntansi yang disajikan harus digunakan

oleh Paroki dan Paroki dapat mengembangkan atau membuat dokumen dan

catatan akuntansi yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan Paroki. Namun

demikian, dokumen dan catatan akuntansi yang dikembangkan atau dibuat

tersebut harus mencerminkan sistem pengendalian intern yang memadai.

Menurut Petunjuk Teknis Keuangan dan Akuntansi Paroki Keuskupan Agung

Semarang tahun 2008, dokumen dan catatan yang digunakan dalam sistem

akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas yaitu:

1. Buku Kas Dewan Paroki (BKDP)

Buku Kas Dewan Paroki (BKDP), digunakan untuk mencatat semua

transaksi kas masuk dan kas keluar secara kronologis (urut tanggal)

dengan tujuan untuk mengetahui secara secara cepat transaksi kas yang


(69)

2. Buku Bank Tidak Terikat (BBTT)

Buku Bank Tidak Terikat (BBTT), digunakan untuk mencatat semua

transaksi bank tidak terikat masuk dan bank tidak terikat keluar secara

kronologis (urut tanggal) dengan tujuan untuk mengetahui secara cepat

taransaksi bank tidak terikat yang terjadi dan saldo bank tidak terikat yang

dimiliki.

3. Buku Bank Terikat Sementara–Tabungan (BTST)

Buku Bank Terikat Sementara–Tabungan (BTST), digunakan untuk mencatat semua transaksi bank terikat sementara – tabungan masuk dan bank terikat sementara–tabungan keluar secara kronologis (urut tanggal) dengan tujuan untuk mengetahuai secara cepat transaksi bank terikat

sementara – tabungan yang terjadi dan bank terikat sementara–tabungan yang dimiliki.

4. Buku Bank Terikat Sementara–Giro (BTSG)

Buku Bank Terikat Sementara–Giro (BTSG), digunakan untuk mencatat semua transaksi bank terikat sementara–giro masuk dan bank terikat sementara – giro keluar secara kronologis (urut tanggal) dengan tujuan untuk mengetahui secara capat transaksi bank terikat sementara– giro yang terjadi dan saldo bank terikat sementara – giro yang dimiliki. 5. Laporan Kas Kecil Dewan Paroki (LKKP)

Laporan Kas Kecil Dewan Paroki (LKKP), digunakan oleh Kasir


(70)

jumlah yang relatif kecil atau sejumlah pembatasan yang ditetapkan oleh

Dewan Paroki.

6. Laporan Kas Kecil Devosionalia (LKKD)

Laporan Kas Kecil Devosionalia (LKKD), digunakan oleh Kasir

Devosionalia untuk mencatat semua transaksi pengeluaran kas

devosionalia sehari-hari dengan jumlah yang relatif kecil atau sejumlah

pembatasan yang ditetapkan oleh Dewan Paroki.

7. Laporan Kas Kecil Wisma Paroki (LKKW)

Laporan Kas Kecil Wisma Paroki (LKKW), digunakan oleh Kasih

Wisma Paroki untuk mencatat semua transaksi pengeluaran kas Wisma

Paroki sehari-hari dengan jumlah yang relatif kecil atau sejumlah

pembatasan yang ditetapkan oleh Dewan Paroki.

8. Tanda Terima

Tanda terima, berfungsi sebagai bukti penerimaan sumbangan dan

penerimaan lain-lain secara tunai/ wesel/ cek/ bilyed giro. Dalam bukti ini

terdapat nomor urut bukti yang tercetak sebagai bentuk pengendalian

intern.

9. Tanda Bayar

Tanda Bayar secara tunai/ wesel/ cek/ bilyed giro, berfungsi sebagai

media otorisasi/ tanda persetujuan Pastor Paroki dan Bendahara Dewan

Paroki atas pengeluaran uang yang akan dilakukan. Bukti eksternal, dalam


(71)

pengendalian intern. Tanda Bayar yang rusak (sobek, salah tulis, dan

lain-lain) harus diarsipkan.

10.Bon Sementara

Bon Sementara adalah bukti pengeluaran uang yang bersifat masih

sementara, sehingga belum dicatat/ dibebankan sebagai beban/ biaya/

pengeluaran lainnya dalam Buku Kas Dewan Paroki.

11.Catatan Bon Sementara (CTBS)

CTBS dibuat oleh Bendahara Dewan Paroki untuk mencatat

pengeluaran Bon Sementara dan Bon Sementara yang sudah

dipertanggungjawabakan. Bon Sementara yang belum

dipertanggungjawabkan sampai akhir bulan, harus dipindahkan ke dalam

CTBS sampai dengan bulan berikutnya.

12.Bukti Kas Masuk (BKM)

Bukti Kas Masuk (BKM), digunakan sebagai bukti intern untuk

mencatat semua penerimaan uang oleh Kasir dalam rangka memudahkan

pengelompokan dan penginputan transaksi ke dalam program aplikasi

akuntansi.

13.Bukti Kas Keluar (BKK)

Bukti Kas Keluar (BKK), digunakan sebagi bukri intern untuk

mencatat semua pengeluaran uang oleh Bendahara Dewan Paroki dalam

rangka memudahkan pengelompokan dan penginputan transaksi ke dalam


(72)

14.Bukti Kas Keluar (BKK)

Bukti Bank Masuk (BBM), digunakan sebagai bukti intern untuk

mencatat semua penerimaan uang melalui bank oleh Bendahara Dewan

Paroki dalam rangka memudahkan pengelompokan dan penginputan

transaksi ke dalam program aplikasi akuntansi.

15.Bukti Bank Keluar (BKK)

Bukti Bank Keluar (BBK), digunakan sebagai bukti intern untuk

mencatat semua pengeluaran uang melalui bank oleh Bendahara Dewan

Paroki dalam rangka memudahkan pengelompokan dan penginputan

transaksi ke dalam program aplikasi akuntansi.

16.Bukti Memorial (BMM)

Bukti Memorial (BMM), digunakan untuk mencatat transaksi

keuangan yang bukan merupakan transaksi kas dan atau bank. Contoh;

transaksi pembebanan kewajiban khusus paroki yang belum dibayar pada

akhir periode akuntansi. Jika tempat untuk jurnal dalam BKM kurang,

maka BMM harus dilampiri lembar Rinsian Jurnal Memorial.

17. Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Kolekte (BAPK)

Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Kolekte (BAPK), digunakan

paroki sebagai bentuk pertanggungjawaban paroki terhadap uang yang

sudah dihitung oleh petugas penghitung. Penerimaan hasil kolekte harus

dilaksanakan secara transparan , oleh sebab itu penghitung kolekte harus


(73)

18. Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Hasil Kotak Parkir (BAHP)

Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Hasil Kotak Parkir (BAHP),

merupakan dokumen yang digunakan paroki sebagai bentuk

pertanggungjawaban petugas penghitung kotak parkir terhadap uang yang

sudah dihitung.

19.Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Hasil Panduan Misa (BAHM)

Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Hasil Panduan Misa

(BAHM), merupakan dokumen yang digunakan paroki sebagai bentuk

pertanggungjawaban petugas panduan misa terhadap uang yang dihasilkan

dari panduan misa.

20.Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Hasil Kotak Lilin (BAHL)

Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Hasil Kotak Lilin (BAHL),

merupakan dokumen yang digunakan paroki sebagai bentuk

pertanggungjawaban petugas penghitungan hasil kotak lilin.

21.Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Dana Kotak Persembahan

Paroki (BAKG)

Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Dana Kotak Persembahan

Paroki (BAKG), merupakan dokumen yang digunakan paroki sebagai

bentuk pertanggungjawaban petugas penghitungan kotak persembahan.

penerimaan hasil kotak persembahan harus dilakukan secara transparan,

oleh sebab itu petugas penghitung kotak persembahan harus membuat


(74)

22. Rincian Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Dana Kotak

Persembahan Paroki (RBAKG)

Rincian Berita Acara Perhitungan dan Penyerahan Dana Kotak

Persembahan Paroki (RBAKG), Petugas Penghitungan Kotak

Persembahan Paroki, wajib melampirkan RBAKG pada BAKG, serta

membubuhkan tanda tangan pada BAKG dan RBAKG di tempat yang

disediakan.

23. Catatan Penerimaan Hasil Kolekte, Parkir, Teks Misa dan Kotak Lilin

(CKPTL)

Berdasarkan BAPK, BAHP, BAHM, dan BAHL, Kasir mencatat hasil

kolekte, parkir, teks misa dan kotak lilin pada CKPTL, sebelum disetorkan

ke Bendahara Dewan Paroki. CKPTL dibuat sesuai urutan tanggal

kejadian untuk setiap bulan, dengan melihat catatan ini dapat segera

diketahui jumlah penerimaan-penerimaan tersebut untuk suatu bulan

tertentu.

24.Catatan Penerimaan Lain-Lain (CPLL)

Penerimaan uang oleh kasir yang tidak bisa dicatat ke dalam CKPTL,

oleh Kasir dicatat ke dalam CPLL. CPLL diantaranya digunakan untuk

mencatat Persembahan Bulanan Umat, Sumbangan Bebas dan Penerimaan


(75)

25.Tanda Terima Sumbangan Barang Devosi (TTSD)

Tanda Terima Sumbangan Barang Devosi (TTSD), digunakan sebagai

tanda terima sumbangan barang devosi yang diterima oleh pengelola

barang devosi.

26. Catatan penerimaan Sumbangan Barang Devosi (CPSD)

CPSD, digunakan untuk mencatat pembelian barang-barang devosi.

27.Kartu Barang Devosi (KBD)

KBD, digunakan untuk mencatat penambahan (masuk) dan

berkurangnya (keluar) barang-barang devosi.

28.Amplop Persembahan Bulanan Umat (APBU)

Amplop Persembahan Bulanan Umat (APBU), merupakan amplop

yang digunakan oleh umat saat menyerahkan persembahan bulanan, baik

melalui lingkungan atau yang dimasukkan ke dalam kotak persembahan.

APBU diisi oleh umat saat menyerahkan persembahan bulanan, baik

melalui lingkungan atau yang dimasukkan ke dalam kotak persembahan.

29.Catatan penerimaan Amplop Persembahan Bulanan Umat (CPAP)

Catatan penerimaan Amplop Persembahan Bulanan Umat (CPAP),

merupakan catatan yang dibuat oleh petugas lingkungan yang melakukan

pengumpulan atau penerimaan persembahan umat supaya dapat

memonitor banyaknya amplop persembahan umat yang beredar dan


(76)

30.Daftar Aktiva Tetap Tanah (DATT)

Daftar Aktiva Tetap Tanah (DATT), merupakan daftar yang berisi

informasi tanah yang dimiliki oleh Paroki.

31.Daftar Aktiva Tetap Bangunan, Gedung Dan perasarana (DATB)

Daftar Aktiva Tetap Bangunan, Gedung Dan prasarana (DATB),

merupakan daftar yang berisi informasi bangunan gedung dan prasarana

yang dimiliki oleh Paroki.

32.Daftar Aktiva Tetap Kendaraan (DATK)

Daftar Aktiva Tetap Kendaraan (DATK), merupakan daftar yang

berisi informasi kendaraan yang dimiliki oleh Paroki.

33.Daftar Aktiva Tetap Inventaris (DATI)

Daftar Aktiva Tetap Inventaris (DATI), merupakan daftar yang berisi

informasi inventaris yang dimiliki oleh Paroki.

34.Daftar Deposito Paroki (DDPP)

Daftar Deposito Paroki (DDPP), merupakan daftar yang memuat

rincian informasi mengenai deposito yang dimiliki oleh Paroki.

35.Daftar Piutang Paroki (DPUP)

Daftar Piutang Paroki (DPUP), merupakan daftar yang memuat rincian


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

Lampiran 13

Dokumen

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya suatu transaksi

Catatan

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua jenis catatan

Penghubung pada halaman yang sama

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan aliran dokumen yang berhenti di suatu lokasi pada halaman tertentu dan kembali berjalan di lokasi lain pada halaman yang sama

Penghubung pada halaman yang berbeda

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan keterkaitan flowchart antar halaman

Kegiatan Manual

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan kegiatan manual

Keterangan, komentar

Simbol ini digunakan untuk memperjelas flowchart

Arsip permanan

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan arsip permanen : A = menurut abjad

N = menurut nomor urut T = kronologis, menurut tanggal


(6)

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan arsip sementara :

A = menurut abjad

N = menurut nomor urut

T = kronologis, menurut tanggal

Keying

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan proses

entry

data ke komputer

Tidak

Ya

Keputusan

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam

proses pengolahan data


Dokumen yang terkait

Evaluasi pengendalian internal dalam sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas: studi kasus pada Paroki Santo Antonius Padua Kendal.

0 2 233

Evaluasi sistem pengendalian intern pengeluaran kas : studi kasus pada Paroki St.Yohanes Rasul Pringwulung.

1 4 146

Analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi penerimaan kas : studi kasus di Paroki St. Gregorius Agung Tangerang.

0 5 153

Evaluasi sistem akuntansi penerimaan kas dan pengeluaran kas berdasarkan petunjuk teknis keuangan dan akuntansi paroki : studi kasus Paroki Santo Yohanes Rasul Pringwulung.

0 0 203

Evaluasi sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada organisasi non profit : studi kasus di paroki Santo Fransiskus Xaverius Kidul Loji Yogyakarta.

4 26 199

Analisis dan perancangan sistem informasi akuntansi penerimaan kas studi kasus di Paroki St. Gregorius Agung Tangerang

1 1 151

EVALUASI SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS

2 4 123

KETERLIBATAN KAUM AWAM DALAM TUGAS KERASULAN GEREJA SEBAGAI PENGURUS DEWAN PAROKI DI PAROKI SANTO YOHANES RASUL, PRINGWULUNG, YOGYAKARTA SKRIPSI

0 8 175

Evaluasi prosedur pengelolaan kas berdasarkan petunjuk teknis keuangan dan akuntansi paroki : studi kasus pada Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bercela Kumetiran tahun 2009 dan 2010 - USD Repository

0 2 133

Evaluasi sistem akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas pada organisasi non profit : studi kasus di paroki Santo Fransiskus Xaverius Kidul Loji Yogyakarta - USD Repository

0 0 197