KEBERADAAN KOMUNITAS KETIMBANG NGEMIS DI KOTA MEDAN.

(1)

KEBERADAAN KOMUNITAS KETIMBANG NGEMIS DI KOTA MEDAN

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI

OLEH: Raras Yudira

3123122051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANTROPOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017


(2)

(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Raras Yudira, NIM : 3123122051, Keberadaan Komunitas Ketimbang Ngemis di Kota Medan, Program Studi pendidikan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan menjabarkan awal terbentuknya komunitas Ketimbang Ngemis Medan, tujuan komunitas, dan aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh komunitas Ketimbang Ngemis Medan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi, melalui wawancara dan studi pustaka. Data-data dan hasil penelitian ini di dukung oleh hasil wawancara yang peneliti lakukan dalam penelitian Komunitas Ketimbang Ngemis di Kota Medan.

Hasil penelitian dilapangan menunjukkan munculnya Komunitas Ketimbang Ngemis Medan sudah diketahui oleh masyarakat walaupun belum

seluruhnya. Mereka menjunjung tinggi motto hidup diseluruh kota yaitu “say NO to Mengemis”. Arti dari motto tersebut adalah katakan tidak untuk mengemis. Selagi masih bisa bekerja keras dengan bekerja yang halal maka jangan mengemis walaupun serba kekurangan dalam menghidupi kehidupan sehari-hari. Menurut dari kelima informan, bahwa komunitas Ketimbang Ngemis Medan perlahan dikenal oleh banyak masyarakat. Walaupun belum sepenuhnya masyarakat mengetahui adanya komunitas tersebut dan apa tujuan dari komunitas tersebut. Tapi secara perlahan juga komunitas Ketimbang Ngemis Medan memberikan sosialisasi agar dikenal dan banyak donatur yang ingin bekerja sama dalam memberi donasi untuk modal usaha sosok Ketimbang Ngemis.


(6)

ii

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang mana telah memberikan kesehatan dan karunia-Nya kepada penulis serta kekuatan yang menyelesaikan skripsi : Komunitas Ketimbang Ngemis di Kota Medan. Penyelesaian ini tidak terlepas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang terkait secara langsung maupun tidak langsung, maka penulis dalam hal ini mengucapkan terima kasih banyak dan kerendahan hati kepada:

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd sebagai Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Ibu Dra. Nurmala Berutu M.Pd sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan.

3. Ibu Dra. Puspitawati, M.Si sebagai Ketua Prodi Pendidikan Antropologi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, beserta seluruh dosen Prodi Pendidikan Antropologi yang telah membekali ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan

4. Ibu Sulian Ekomila, S.Sos,.MSP sebagai Dosen Pembimbing Skripsi, terima kasih atas waktu, saran, kontribusi, dan bantuan ibu dalam penulisan skripsi ini yang sangat berarti bagi penulis. Beliau selalu meluangkan waktunya kapan dan dimana saja untuk memberikan motivasi terhadap penulis agar segera menyelesaikan penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs, Payerli Pasaribu M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik sekaligus dosen penguji dalam skripsi ini, terima kasih atas arahan,


(7)

iii

masukan, bimbingan, dan bantuan yang bapak berikan selama ini kepada penulis.

6. Ibu Dra. Trisni Andayani, M.Si dan ibu Dr. Nurjannah, M.Pd selaku dosen penguji bebas, penulis ucapkan banyak terima kasih untuk kritikan dan masukan yang sangat berharga yang telah diberikan kepada penulis.

7. Kak Ayu Febriyani, M.Sos. sebagai staff Prodi Pendidikan Antropologi FIS UNIMED. Staff tapi seperti kakak kandung bagi penulis. Sebab telah banyak meringankan langkah penulis untuk menyelesaikan penulisan ini, baik memberikan masukan atas tulisan penulis dan membantu kemudahan penulis dalam hal memenuhi persyaratan berkas yang harus dipenuhi penulis.

8. Seluruh Pegawai dan Staff Fakultas Ilmu Sosial, terkhusus Prodi Pendidikan Antropologi yang telah banyak membantu penulis dalam administrasi perkuliahan.

9. Kedua orang tua penulis, ayahanda Ir. Edi Irianto dan ibunda Yusrita Y. yang selalu memberikan kasih sayang, mendoakan, memotivasi, mendidik dan mengajari, serta selalu memberi dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

10.Adik kandung penulis yaitu Muhammad Fauzan Akbar dan Muhammad Lutfan Hafiz serta seluruh keluarga yang selalu mendoakan, memberikan kasih sayang, dukungan dan motivasi kepada penulis agar dapat menyelesaikan skripsi ini.


(8)

iv

11.Sahabat terkasih, sahabat rasa saudara, terutama Wiwik Pujiati, S.Pd yang selalu senantiasa menemani dan masukan untuk penulis dalam membuat skripsi, Juhariah Utari Siregar, S.Pd, Purnama Sari, S.Pd, Iis Soleha, S.Pd, Nurcahayanta Manullang, S.Pd dan Amanda Dian Sucia, S.Pd. Terimakasih untuk selama beberapa tahun ini sudah menjadi selayaknya kakak dan adik kandung bagi penulis. Terimakasih untuk persahabatan yang erat ini.

12.Gadis Anastasia, S.Pd. teman dari awal masuk perkuliahan yang pernah jauh dan kembali dekat. Terimakasih sudah selalu menghantui penulis. Syuhady Witana, S.Pd rekan yang selalu menemani dan membantu dimasa perkuliahan. Sehingga penulis semakin termotivasi untuk melakukan penulisan skripsi ini.

13.Teman-teman Stambuk 2012 pendidikan antropologi fis unimed yang telah begitu banyak membantu penulis dalam masa perkuliahan ini.

14.Abangda Agus Riyaf, S.Pd yang selalu memberikan motivasi dan semangat agar penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik dan cepat. 15.Keluarga besar Hinai, PPLT SMA Negeri 1 Hinai serta anak-anak murid

yang sudah hidup bersama selama tiga bulan yang merasakan kegilaan, canda dan tawa bersama.

16.Keluarga besar komunitas Ketimbang Ngemis Medan yang dengan senang hati menerima dan memberikan izin bagi penulis untuk melakukan penelitian, yang telah membantu penulis dalam penelitian.


(9)

v

17.Sahabat penulis Amelia Fitrati, S.Pd, Eka Putri, Rico Andrean, Rahmi Layli Qodri, SKg yang selalu menjadi teman tergila yang tidak pernah ditemukan oleh siapapun.

Sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang ada di atas. Semoga Allah SWT membalas dengan hal yang lebih baik lagi, Amin. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Januari 2017 Penulis

Raras Yudira NIM. 3123122051


(10)

vi DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Identifikasi Masalah ... 5

1.3.Perumusan Masalah ... 6

1.4.Tujuan Masalah ... 6

1.5.Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 8

2.1.Tinjauan Pustaka ... 8

2.1.1.Penelitian Yang Relevan Mengenai Komunitas...8

2.1.2.Buku Yang Relevan Mengenai Komunitas...12

2.2.Kerangka Teori ... 14

2.2.1.Teori Solidaritas Sosial ... 14

2.2.2.Teori Jaringan Sosial ... 15

2.3.Kerangka Konseptual... 16

2.3.1.Komunitas ... 16

2.3.2.Kerja Sama ... 17

2.4.Kerangka Berpikir ... 19


(11)

vii

3.1.Jenis Penelitian ... 21

3.2.Subjek dan Objek Penulisan ... 22

3.2.1.Subjek Penulisan ... 22

3.2.2.Objek Penulisan ... 22

3.2.3.Pemilihan Informan ... 24

3.3.Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.3.1.Data Premier... 26

3.4. Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENULISAN DAN PEMBAHASAN ... 30

4.1.Gambaran Umum Basecamp Komunitas Ketimbang Ngemis Medan ... 30

4.1.1.Latar Belakang dan Profil Komunitas Ketimbang Ngemis Medan ... 32

4.1.2.Lokasi Keberadaan dan Komunitas Ketimbang Ngemis Medan ... 45

4.2.Profil Komunitas ... 46

4.3.Tujuan Berdirinya Komunitas Ketimbang Ngemis Medan ... 50

4.4.Kriteria Target atau Sasaran, Upaya, serta Strategi Komunitas Ketimbang Ngemis Medan ... 51

4.5.Faktor Yang Mempengaruhi Seseorang Bergabung Dalam Komunitas Ketimbang Ngemis Medan ... 58

4.6.Profil Informan dan Pendapat Informan ... 60


(12)

viii

4.8.Tinjauan Persepsi Masyarakat Tentang Keberadaan Komunitas Ketimbang

Ngemis Medan ... 65 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan ... 69 5.2.Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN


(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Kemiskinan merupakan salah satu masalah yang berkepanjangan di negeri ini. Sebagai negara yang berkembang masalah kemiskinan sangat sulit di tangani karena banyaknya jumlah penduduk yang semakin lama semakin bertambah dan mendominasi adalah warga menengah kebawah. Banyak upaya pemerintah untuk mengurangi kemiskinan di negeri ini seperti trasmigrasi ke daerah-daerah yang belum di jamah oleh manusia dan pembangunaan perindustrian di pusat kota. Pembangunan perindustrian di pusat kota bukan mengurangi jumlah warga miskin melainkan menambah tingkat kemiskinan di sejumlah pinggiran kota-kota besar.

Indonesia mempunyai tingkat masalah kemiskinan yang sangat tinggi dan oleh karena itu Indonesia tidak akan menjadi bangsa yang besar karena mayoritas masyarakatnya masih miskin dan lemah. Karena untuk menjadi bangsa yang besar mayoritas masyarakatnya tidak boleh hidup dalam kemiskinan dan lemah terutama yang dihadapi kota metropolitan seperti Medan.

Medan merupakan salah satu Kota besar yang ada di Indonesia. Namun, jika dilihat realitasnya penduduk Kota Medan masih ada yang hidup dibawah garis kemiskinan, dan kondisi ini dijumpai diberbagai wilayah yang tersebar di seluruh kecamatan dan kelurahan dengan kondisi yang bervariasi dan berbeda-beda. Program pengentasan kemiskinan di kota Medan, Sumatera Utara ,belum


(14)

2

berhasil menekan jumlah penduduk miskin. Sebab, dari 151 kelurahan, 147 di antaranya masih banyak dihuni warga miskin.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, April 2010, warga miskin yang berdiam di 147 kelurahan itu jumlahnya mencapai 138.230 jiwa. Jumlah ini setara 6,63 persen dari total jumlah penduduk 2,1 juta jiwa. Sedangkan warga di empat kelurahan yang tidak tergolong miskin itu persentasenya mencapai 1-2 persen atau setara 21 ribu jiwa hingga 42 ribu jiwa.

Bicara tentang kemiskinan, maka akan berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan hidup. Untuk memperoleh kebutuhan hidup, manusia akan melakukan aktivitas-aktivitas yang menunjang dalam mencapai kebutuhannya tersebut. Misalnya, manusia akan berinteraksi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia akan melakukan proses interaksi dengan orang lain agar orang lain tersebut mengetahui apa yang seseorang inginkan dan begitu sebaliknya apa yang orang lain inginkan dari seseorang tersebut. Adanya orang-orang yang saling berinteraksi, timbul rasa memiliki empati lalu mereka membentuk suatu perkumpulan yang dinamakan komunitas.

Kota Medan sendiri memiliki banyak komunitas seperti komunitas PKPA (Pusat Kajian Dan Perlindungan Anak), komunitas Pariwisata Sumut, komunitas Turun Tangan, komunitas Kopasude (komunitas Peduli Anak & Sungai Deli), komunitas 1000 Guru Medan dan komunitas Ketimbang Ngemis Medan. Banyak sekali kita jumpai sebuah perkumpulan-perkumpulan, club ataupun komunitas. Misalnya saja pada komunitas yang berlandaskan pada asas keagamaan, kesenian, hobi maupun sosial. Adanya komunitas karena saling bertemunya orang


(15)

3

perorangan lalu memiliki kesamaan dan tujuan yang sama. Ada banyak komunitas-komunitas sosial diantaranya, seperti komunitas 1000 Guru, komunitas Jendela, komunitas 1001 buku, dan komunitas Ketimbang Ngemis.

Hadirnya komunitas pengemis di kota Medan sangat membantu mengoptimalisasi program pemerintah dalam mengatasi maraknya keberadaan pengemis di Kota Medan. Komunitas Ketimbang Ngemis Medan terjun langsung dan memberi peran langsung kepada sosok ketimbang ngemis, adapun sosok ketimbang ngemis tersebut adalah mereka yang masih mau berdagang walaupun dengan penghasilan sedikit tetapi tidak menjalankan pekerjaan sebagai seorang pengemis. Komunitas Ketimbang Ngemis Medan juga memberikan penyuluhan langsung kepada pengemis. Komunitas Ketimbang Ngemis tersebut melakukan penyuluhan terkait persoalan tentang bagaimana seorang pengemis dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari mereka tanpa harus mengemis. Selanjutnya komunitas Ketimbang Ngemis tersebut juga memberikan kesadaran terhadap para pengemis agar tidak mengemis dan memberikan solusi berupa bantuan dana untuk membuka usaha kecil di lingkungan masyarakat tempat tinggal mereka.

Komunitas Ketimbang Ngemis Medan adalah sebuah komunitas sukarela. Komunitas ini menjadi wadah informasi dan inspirasi tentang keberadaan sosok Ketimbang Ngemis. Komunitas Ketimbang Ngemis didirikan oleh seorang pemuda yang bernama Rizky Pratama Wijaya pada tanggal 12 Juni 2015. Komunitas yang melalui sebuah akun official instagram @Ketimbang.Ngemis ,


(16)

4

memuat sosok Ketimbang Ngemis bernama kakek Joyowasito, berkediaman di Jl. Gamelan, Yogyakarta. Seorang kakek yang berjualan pot.

Komunitas Ketimbang Ngemis Medan terbentuk pada tanggal 18 Juni 2015. Komunitas ini beranggotakan 10 orang dalam multi chat sebuah aplikasi media sosial. Lalu seiring berjalannya waktu, terbentuklah grup akun regional Ketimbang Ngemis Medan. Hingga saat ini, anggota atau yang disebut dengan sebutan relawan berjumlah lebih dari 60 orang. Komunitas Ketimbang Ngemis Medan memiliki program kerja berjangka dalam rangka mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi. Adapun beberapa tahapan program dibagi dalam beberapa kriteria yaitu jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Komunitas Ketimbang Ngemis Medan mulai dikenal khalayak masyarakat terutama disekitaran lokasi basecamp komunitas tersebut. Para relawan berusaha keras untuk mengenalkan komunitas mereka melalui penyuluhan sampai kegiatan-kegiatan yang mereka kerjakan setiap hari. Jadwal kegiatan-kegiatan yang mereka susun secara rapi kemudian mereka aplikasikan ke masyarakat hingga akhirnya masyarakat mengetahui adanya komunitas Ketimbang Ngemis di kota Medan. Walaupun tidak secara keseluruhan, tapi masyarakat mulai mengenal komunitas Ketimbang Ngemis Medan dan apa tujuan dari relawan membuat komunitas tersebut.

Melihat realita maraknya pengemis di kota Medan, komunitas Ketimbang Ngemis Medan dibentuk untuk mengapresiasi para pedagang yang tetap mau bekerja walaupun penghasilannya tidak banyak. Kemudian komunitas ini


(17)

5

berusaha membuat para pengemis tidak lagi menjadi pengemis agar berubah menjadi pedagang yang berusaha bekerja untuk kehidupannya sehari-hari. Adanya pengemis sebagian dari mereka bukan karena terlalu susah atau terlalu miskin, tetapi dikarenakan faktor malas yang membuat mereka harus mengemis.

Komunitas Ketimbang Ngemis Medan juga hadir membantu mengoptimalisasi program pemerintah dalam mengatasi maraknya pengemis di kota Medan. tujuan dari komunitas ini agar megurangi angka kemiskinan di kota Medan. Banyak nya pengemis akan membuat kota semakin tidak indah dipandang. Mengurangi angka kemiskinan dengan cara membuat lapangan pekerjaan dan kemudian mengadakan sosialisasi agar mereka mau dan mampu bekerja keras untuk kehidupannya sehari-hari.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penulisan lebih dalam lagi tentang “Keberadaan Komunitas Ketimbang Ngemis Di Kota Medan”. Guna untuk mengetahui lebih dalam lagi seperti apa dan apa saja yang dilakukan komunitas Ketimbang Ngemis di kota Medan tersebut.

1.2.Identifikasi Masalah

Merujuk pada uraian dari latar belakang masalah, maka masalah yang teridentifikasi dalam penulisan ini yaitu.

1. Awal munculnya komunitas Ketimbang Ngemis di kota Medan. 2. Upaya yang dilakukan komunitas Ketimbang Ngemis di Kota medan. 3. Kendala dan strategi yang dilakukan oleh komunitas Ketimbang Ngemis


(18)

6 1.3.Perumusan Masalah

Masalah dalam penulisan ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Apa latar belakang dan tujuan dibentuknya komunitas Ketimbang Ngemis di kota Medan?

2. Apa saja upaya yang dilakukan komunitas Ketimbang Ngemis di kota Medan?

3. Apa saja kendala dan strategi dalam mewujudkan program kerja di komunitas Ketimbang Ngemis Medan?

1.4.Tujuan Penulisan

Penulisan ini bertujuan untuk.

1. Untuk mendeskripsikan latar belakang dan tujuan berdirinya komunitas serta profil komunitas Ketimbang Ngemis Medan.

2. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan komunitas Ketimbang Ngemis Medan.

3. Untuk mengetahui kendala dan strategi yang dilakukan oleh komunitas Ketimbang Ngemis Medan.

1.5.Manfaat Penulisan

Adapun manfaat penulisan yang diharapkan yaitu:

a. Manfaat teoritis : Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi sebuah penulisan yang memperkaya khasanah keilmuan di bidang Antropologi Sosial dalam memahami “Keberadaan Komunitas Ketimbang Ngemis Di Kota Medan”.


(19)

7

b. Manfaat praktis : Sebagai bahan informasi bagi penulis lain mengembangkan ilmu dan pengetahuan mengenai komunitas yang ada di kota Medan. Lalu juga sebagai bahan referensi bagi penulis lain yang ingin melanjutkan tentang “Keberadaan Komunitas Ketimbang Ngemis Di Kota Medan”.


(20)

69 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penulisan dan pemabahasan yang diuraikan pada bab IV, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Komunitas adalah sekumpulan orang-orang yang memiliki hobi yang sama dan pemikiran yang sama untuk membentuk suatu wadah sebagai penyalur kegiatan sesuai dengan hobi yang dimiliki.

2. Munculnya komunitas Ketimbang Ngemis Medan yang dijelaskan membawa rasa iba dan pola fikir masyarakat menjadi berubah sehingga terangkat bahwa masih ada orang-orang yang berada di bawah kita. Sehingga komunitas ini dibentuk untuk membantu para sosok yang modalnya terbatas, membantu menjualkan dagangan sosok lanjut usia dan penyandang cacat, serta pengemis yang akan diberdayakan hingga tidak menjadi pengemis lagi.

3. Komunitas Ketimbang Ngemis Medan memiliki tujuan untuk membantu para sosok yang lebih memilih berdagang daripada meminta-minta, karena mereka mencari rezeki dengan jerih payah kerja keras mereka, bukan dari meminta-minta. Kemudian untuk menghimpun pedagang-pedagang kecil khususnya yang sudah lanjut usia dan cacat fisik, serta pengemis-pengemis yang diberdayakan agar menjadi sosok-sosok yang kuat dan mandiri agar tidak menjadi pengemis kembali.


(21)

70

4. Upaya serta target komunitas Ketimbang Ngemis Medan yaitu memberikan pedagang kecil dengan modal terbatas, membantu menjualkan dagangan pedagang kecil yang lanjut usia dan penyandang cacat, memberdayakan pengemis agar tidak menjadi pengemis kembali. 5. Adanya strategi komunitas Ketimbang Ngemis Medan dalam mewujudkan

program kerja yaitu Evaluasi, pada hal ini komunitas Ketimbang Ngemis Medan melakukan evaluasi dari program sebelumnya baik yang belum maupun sudah tercapai. Agar program kerja selanjutnya tercapai dengan baik dan maksimal sesuai yang diharapkan. Serta Pengembangan yang pada hal ini, komunitas Ketimbang Ngemis Medan melakukan pengembangan terhadap program kerja yang belum terlaksana agar tercapainya suatu program kerja dengan baik dan maksimal sesuai yang diharapkan.

5.2. Saran

1. Sebagai komunitas sosial yang membawa kebaikan untuk banyak orang harus lebih diperhatikan lagi dalam segi ketelitian yang menjadikan seseorang sebagai sosok. Pada saat ini sering terjadi kebohongan seperti memalsukan jalan cerita kehidupan sosok sebagai orang yang patut dikasihani oleh banyak orang padahal hidupnya mampu. Bisa kita hargai karena dia pekerja keras, tapi tidak dengan cara membohongi banyak orang.


(22)

71

2. Bagi Dinas Sosial harus lebih diperhatikan lagi bahwa banyak komunitas yang harus dibantu demi kebaikan orang lain seperti komunitas Ketimbang Ngemis Medan yang menjadi wadah tempat membantu orang lain sebagai pekerja keras. 3. Bagi para relawan yang menjadi anggota komunitas Ketimbang Ngemis Medan untuk terus mengembangkan hal-hal yang positif demi memajukannya komunitas Ketimbang Ngemis Medan agar selalu menjadi wadah bagi setiap orang yang membutuhkan.


(23)

DAFTAR PUSTAKA

Batubara, Vanny virgita. 2015. Skripsi: Solidaritas Sosial Dalam Komunitas Punk Dengan Studi Deskriptif Pada Komunitas Punk Simpang Aksara Medan Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: P.T. Remaja

rosda Karya

DIPL, Gerungan. 1991. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Eresco

Enung F. 2008. Psikologi Perkembangan Peserta didik. Bandung: CV PUSTAKA SETIA.

Irwan. 2015. Dinamika dan Perubahan Sosial Pada Komunitas Lokal. Yogyakarta: Deepublish

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada Press. Johnson, Doyle Paul. 1994. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Terj. Robert M.

Z. Lawang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Mitchell, J. Clyde. “The Concept and Use of Social Network” dalam Social Networks in Urban Situation: Analysis of Personal Relationships in Central Africa Town (ed. Mitchell), Manchester: University of Manchester Press, 1969

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mutmainah, Anisa. 2014. Skripsi: Eksistensi Komunitas Punk di Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor.


(24)

Noordjanah, Andjarwati. 2004. Komunitas Tionghoa di Surabaya. Semarang: Mesiass.

Nurfadilla, Andini. 2015. Skripsi: Komunitas Penjual Jamu Tradisional Di Jalan Bukit Jamu Kelurahan Lalang Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi.

Prijono, Onny S dan A.M.W Pranarka . 1996. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: CSIS.

Pujiati, Wiwik. 2016. Skripsi: Gaya Hidup Kaum Lesbian (Studi Deskriptif Pada Komunitas Cangkang Queer di Kota Medan)

Santosa, Slamet. 2009. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: P.T. Raja Grafindo

Spradley.P.James (2007), Metode Etnografi, yogyakarta : Tiara Kencana Spradley, James & McCurdy. 1975. Cultural Experience, Ethnography in

Complex Society. Chicago: Science Research Association.

Sugiono (2012), Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta

Sutopo.H.B. (2006), Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta : Universitas Sebelas Maret


(1)

b. Manfaat praktis : Sebagai bahan informasi bagi penulis lain mengembangkan ilmu dan pengetahuan mengenai komunitas yang ada di kota Medan. Lalu juga sebagai bahan referensi bagi penulis lain yang ingin melanjutkan tentang “Keberadaan Komunitas Ketimbang Ngemis Di Kota Medan”.


(2)

69 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penulisan dan pemabahasan yang diuraikan pada bab IV, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Komunitas adalah sekumpulan orang-orang yang memiliki hobi yang sama dan pemikiran yang sama untuk membentuk suatu wadah sebagai penyalur kegiatan sesuai dengan hobi yang dimiliki.

2. Munculnya komunitas Ketimbang Ngemis Medan yang dijelaskan membawa rasa iba dan pola fikir masyarakat menjadi berubah sehingga terangkat bahwa masih ada orang-orang yang berada di bawah kita. Sehingga komunitas ini dibentuk untuk membantu para sosok yang modalnya terbatas, membantu menjualkan dagangan sosok lanjut usia dan penyandang cacat, serta pengemis yang akan diberdayakan hingga tidak menjadi pengemis lagi.

3. Komunitas Ketimbang Ngemis Medan memiliki tujuan untuk membantu para sosok yang lebih memilih berdagang daripada meminta-minta, karena mereka mencari rezeki dengan jerih payah kerja keras mereka, bukan dari meminta-minta. Kemudian untuk menghimpun pedagang-pedagang kecil khususnya yang sudah lanjut usia dan cacat fisik, serta pengemis-pengemis yang diberdayakan agar menjadi sosok-sosok yang kuat dan mandiri agar tidak menjadi pengemis kembali.


(3)

4. Upaya serta target komunitas Ketimbang Ngemis Medan yaitu memberikan pedagang kecil dengan modal terbatas, membantu menjualkan dagangan pedagang kecil yang lanjut usia dan penyandang cacat, memberdayakan pengemis agar tidak menjadi pengemis kembali. 5. Adanya strategi komunitas Ketimbang Ngemis Medan dalam mewujudkan

program kerja yaitu Evaluasi, pada hal ini komunitas Ketimbang Ngemis Medan melakukan evaluasi dari program sebelumnya baik yang belum maupun sudah tercapai. Agar program kerja selanjutnya tercapai dengan baik dan maksimal sesuai yang diharapkan. Serta Pengembangan yang pada hal ini, komunitas Ketimbang Ngemis Medan melakukan pengembangan terhadap program kerja yang belum terlaksana agar tercapainya suatu program kerja dengan baik dan maksimal sesuai yang diharapkan.

5.2. Saran

1. Sebagai komunitas sosial yang membawa kebaikan untuk banyak orang harus lebih diperhatikan lagi dalam segi ketelitian yang menjadikan seseorang sebagai sosok. Pada saat ini sering terjadi kebohongan seperti memalsukan jalan cerita kehidupan sosok sebagai orang yang patut dikasihani oleh banyak orang padahal hidupnya mampu. Bisa kita hargai karena dia pekerja keras, tapi tidak dengan cara membohongi banyak orang.


(4)

71

2. Bagi Dinas Sosial harus lebih diperhatikan lagi bahwa banyak komunitas yang harus dibantu demi kebaikan orang lain seperti komunitas Ketimbang Ngemis Medan yang menjadi wadah tempat membantu orang lain sebagai pekerja keras.

3. Bagi para relawan yang menjadi anggota komunitas Ketimbang Ngemis Medan untuk terus mengembangkan hal-hal yang positif demi memajukannya komunitas Ketimbang Ngemis Medan agar selalu menjadi wadah bagi setiap orang yang membutuhkan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Batubara, Vanny virgita. 2015. Skripsi: Solidaritas Sosial Dalam Komunitas Punk Dengan Studi Deskriptif Pada Komunitas Punk Simpang Aksara Medan Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: P.T. Remaja

rosda Karya

DIPL, Gerungan. 1991. Psikologi Sosial. Bandung: PT. Eresco

Enung F. 2008. Psikologi Perkembangan Peserta didik. Bandung: CV PUSTAKA SETIA.

Irwan. 2015. Dinamika dan Perubahan Sosial Pada Komunitas Lokal. Yogyakarta: Deepublish

Iskandar. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada Press. Johnson, Doyle Paul. 1994. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Terj. Robert M.

Z. Lawang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Mitchell, J. Clyde. “The Concept and Use of Social Network” dalam Social Networks in Urban Situation: Analysis of Personal Relationships in Central Africa Town (ed. Mitchell), Manchester: University of Manchester Press, 1969

Moleong, Lexy J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Mutmainah, Anisa. 2014. Skripsi: Eksistensi Komunitas Punk di Kelurahan Titi Kuning Kecamatan Medan Johor.


(6)

Noordjanah, Andjarwati. 2004. Komunitas Tionghoa di Surabaya. Semarang: Mesiass.

Nurfadilla, Andini. 2015. Skripsi: Komunitas Penjual Jamu Tradisional Di Jalan Bukit Jamu Kelurahan Lalang Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi.

Prijono, Onny S dan A.M.W Pranarka . 1996. Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: CSIS.

Pujiati, Wiwik. 2016. Skripsi: Gaya Hidup Kaum Lesbian (Studi Deskriptif Pada Komunitas Cangkang Queer di Kota Medan)

Santosa, Slamet. 2009. Dinamika Kelompok. Jakarta: Bumi Aksara

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: P.T. Raja Grafindo

Spradley.P.James (2007), Metode Etnografi, yogyakarta : Tiara Kencana

Spradley, James & McCurdy. 1975. Cultural Experience, Ethnography in Complex Society. Chicago: Science Research Association.

Sugiono (2012), Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta

Sutopo.H.B. (2006), Metodologi Penelitian Kualitatif, Surakarta : Universitas Sebelas Maret