METODOLOGI PENELITIAN Gambaran Kecerdasan Emosional Pada Remaja Yang Berpacaran

37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.A. Pendekatan Kualitatif Penelitian yang dilakukan ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu metode yang yang dilakukan dengan cara observasi, wawancara, lapangan kerja etnografis, discourse analysis dan analisa tektual Travers, 2001. Bodgan dan Taylor dalam Irmawati, 2002 menyatakan bahwa salah satu kekuatan pendekatan kualitatif adalah memahami gejala sebagaimana subjek mengalaminya, sehingga dapat diperoleh gambaran yang sesuai dengan diri subjek dan bukan semata-mata penarikan kesimpulan sebagai akibat yang dipaksakan. Alasan-alasan penggunaan metode kualitatif sesuai dengan yang dikemukakan oleh Padget 1998 membuat peneliti memilih jenis penelitian ini yang paling tepat untuk menggambarkan kecerdasan emosional pada remaja yang berpacaran. Hal ini dikarenakan kecerdasan emosional adalah sesuatu yang sulit untuk diungkapkan jika hanya dengan menggunakan skala maupun metode kuantitatif lainnya. Kecerdasan emosional merupakan suatu bentuk pengalaman hidup yang cenderung sensitif dan emosional untuk diungkapkan. Melalui jenis penelitian ini maka pengalaman hidup yang dialami oleh subjek penelitian dapat tergambarkan dengan jelas. Universitas Sumatera Utara 38 Menurut Denzin dan Lincoln dalam Poerwandari, 2001 untuk memakai realitas manusia sebenarnya disebut sebagai paradigma interpretif. Alasannya karena paradigma sesungguhnya berbicara mengenai cara memahami, cara menginterpretasi, suatu kerangka pikir, suatu set dasar keyakinan yang memberikan arah tindakan. Pendekatan kuantitatif dekat dengan asumsi positivistik sementara pendekatan kualitatif dekat dengan cara berpikir interpretative atau fenomenologis. Dalam penelitian ini peneliti mengambil pendekatan kualitatif. III.B. Metode Pengambilan Data Metode pengambilan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif adalah wawancara dan observasi. Peneliti menggunakan wawancara mendalam depth interview sebagai metode utama dalam pengambilan data dengan dilengkapi metode observasi. Metode wawancara ini digunakan untuk mengambil data mengenai gambaran kecerdasan emosional pada remaja yang berpacaran. III.B.1. Wawancara Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami individu berkenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan Universitas Sumatera Utara 39 ekspolorasi terhadap isu tersebut. Suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain Banister dalam Poerwandari, 2001 Secara umum ada tiga pendekatan dasar dalam data kualitatif melalui wawancara yaitu wawancara informal, wawancara dengan pedoman umum dan wawancara dengan pedoman standar yang terbuka. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan pedoman umum. Proses wawancara dilemgkapi dengan pedoman wawancara yang sangat umum, yang mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menetukan urutan pertanyaan, bahkan mungkin tanpa bentuk pertanyaan eksplisit. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek checklist apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau ditanyakan. Pedoman tersebut harus membuat peneliti harus berpikir bagaimana pertnyaan tersebut akan dijabarkan secara konkrit dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks actual saat wawancara Banister dalam Poerwandari, 2001. Wawancara dengan pedoman sangat umum ini dapat berbentuk wawancara yang terfokus, yakni wawancara yang mengarahkan pembicaraan pada hal-halaspek-aspek tertentu dari kehidupanpengalaman subjek. Wawancara juga dapat berbentuk wawancara mendalam, dimana peneliti mengajukan pertanyaan mengenai berbagai segi kehidupan subjek, secara utuh dan mendalam. Universitas Sumatera Utara 40 III.C. Subjek Penelitian III.C.1. Kriteria Sampel Penelitian 1. Remaja Akhir Monks 1999 remaja adalah individu yang berusia antara 18 – 21 tahun adalah masa remaja akhir. 2. Berpacaran Subjek merupakan individu remaja yang berpacaran. III.C.2. Teknik Pengambilan Sampel Poerwandari 2002 menyatakan bahwa penelitian kualitatif umumnya menggunakan pendekatan purposif. Sampel tidak diambil secara acak tetapi justru dipilih mengikuti kriteria tertentu. Patton dalam Poerwandari, 2001 mengemukakan sepuluh teknik pengambilan sampel. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel berdasarkan teori, atau berdasarkan konstruk operasional theory based operasional construct sampling dimana sampel dipilih dengan kriteria tertentu berdasarkan teori atau konstruk operasional sesuai dengan tujuan penelitian. Hal ini dilakukan agar sampel benar-benar mewakili bersifat representative berdasarkan fenomena yang dipelajari. Kriteria sampel telah ditentukan sebelumnya dalam karakteristik sampel yang didasarkan pada tujuan penelitian yaitu mengetahui gambaran kecerdasan emosional pada remaja yang berpacaran. Universitas Sumatera Utara 41 III.C.3. Jumlah subjek Menurut Strauss dalam Irmawati, 2003 tidak ada ketentuan baku mengenai jumlah responden yang harus dipenuhi pada pendekatan kualitatif. Sarantoks dalam Poerwandari, 2001 menyatakan bahwa prosedur penentuan subjek dan atau sumber data dalam penelitian kualitatif umumnya menampilkan karakteristik: 1. Diarahkan tidak pada jumlah sampel yang besar, melainkan pada menampilkan kasus-kasus tipikal sesuai kekhususan masalah penelitian. 2. Tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah baik dalam hal jumlah maupun karakteristik sampelnya, sesuai ddengan pemahaman konseptual yang berkembang dalam penelitian. 3. Tidak diarahkan pada keterwakilan dalam arti jumlah peristiwa acxak melainkan pada kecocokan konteks. Dengan karakteristik tersebut, jumlah sampel dalam penelitian kualitatif tidak dapat ditentukan secara tegas diawal penelitian. Dalam penelitian ini, jumlah subjek penelitian adalah 3 orang. III.D. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di kota Medan Sumatera Utara. Lokasi penelitian untuk sementara direncanakan dirumah subjek penelitian untuk memudahkan subjek berbicara dengan bebas tanpa tekanan. Universitas Sumatera Utara 42 III.E. Alat Bantu Pengumpulan Data Alat bantu pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat perekam tape recorder, pedoman wawancara, lembar observasi dan catatan responden. Hal yang diungkap dari kecerdasan emosional remaja yang berpacaran dibuat berdasarkan teori Goleman 2001. Goleman 2001 membagi aspek-aspek kecerdasan emosional menjadi 5 wilayah yang menjadi pedoman dalam mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: a. Kesadaran Diri Kesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar dari kecerdasan emosional. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul wawasan psikologi dan pemahaman tentang diri sendiri. Ketidakmampuan dalam mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat diri berada dalam kekuasaan perasaan, sehingga tidak peka akan perasaan diri dan orang lain yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan atas suatu masalah. Aspek kesadaran diri atas 3 kecakapan yaitu : a. Kesadaran emosi Kesadaran emosi : tahu tentang bagaimana pengaruh emosi terhadap kinerja, dan kemampuan menggunakan nilai-nilai untuk memandu pembuatan keputusan. Universitas Sumatera Utara 43 b. Penilaian diri secara akurat Perasaan yang tulus tentang kekuatan-kekuatan dan batas-batas pribadi, visi yang jelas tentang mana yang perlu diperbaiki, dan kemampuan belajar dari pengalaman. c. Percaya diri Keberanian yang datang dari diri sendiri dan kepastian tentang kemampuan, nilai-nilai dan tujuan diri. b. Pengaturan diri Pengaturan diri berarti pengelolaan impulse dan perasaan yang menekan, agar dapat terungkap dengan tepat. Hal ini merupakan kecakapan yang sangat tergantung pada kesadaran diri sendiri. Emosi dikatakan berhasil apabila : mampu menghibur diri sendiri ketika ditimpa musibah, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan bangkit kembali dengan cepat dari semuanya itu. Sebaliknya orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal negatife yang merugikan diri sendiri. Aspek pengaturan diri terdiri dari 5 kecakapan, yaitu : v.Pengendalian diri : mengelola emosi dan impulse yang merusak secara efektif vi.Dapat dipercaya : menunjukkan kejujuran dan integritas. iii.Kehati-hatian : dapat diandalkan dan bertanggung jawab dalam memenuhi kewajiban. iv.Adaptabilitas : keluwesan dalam menangani perubahan dan tantangan Universitas Sumatera Utara 44 v. Inovasi : bersikap terbuka terhadap gagasan, pendekatan baru dan informasi terkini. c. Motivasi Kemampuan seseorang memotivasi diri sendiri dapat ditelusuri melalui hal-hal sebagai berikut : cara mengendalikan dorongan hati, kekuatan berpikir positif, optimisme dan keadaan flow, yaitu keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah kedalam apa yang sedang terjadi, pekerjaannya yang hanya terfokus pada satu objek. Dengan kemampuan memotivasi diri yang dimilikinya maka seseorang akan cenderung memiliki pandangan positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya. Aspek motivasi terdiri dari empat kecakapan, yaitu: 1. Dorongan berprestasi : dorongan untuk meningkatkan kualitas diri atau memenuhi standart keunggulan. 2. Komitmen : setia pada visi dan sasaran kelompok 3. Inisiatif : menunjukkan produktivitas, menggunakan setiap peluang dengan baik untuk mencapai sasaran diri. 4. Optimisme : menunjukkan ketekunan diri dalam mengejar sasaran 4. Empati Empati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan pada kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, maka dapat dipastikan bahwa ia akan terampil membaca perasaan orang lain sebaliknya orang yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan emosinya sendiri dapat dipastikan tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain. Universitas Sumatera Utara 45 Aspek empati terdiri dari lima kecakapan, yaitu : 1. Memahami orang lain : mengindera perasaan-perasaan perspektif orang lain, serta menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan-kepentingan mereka. 2. Orientasi melayani : mengantisipasi, mengakui, dan memenuhi kebutuhan- kebetuhan orang lain. 3. Mengembangkan orang lain : mengindera kebutuhan orang lain untuk berkembang dan meningkatkan kemampuan mereka 4. Memanfaatkan keragaman : menumbuhkan kesempatan-kesempatan melalui keragaman pada orang lain 5. Kesadaran politik : membaca kecenderungan politik dan sosial dalam lingkungan. 5. Ketrampilan sosial Ketrampilan sosial merupakan seni dalam membina hubungan dengan orang lain yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan. Tanpa memiliki ketrampilan seseorang akan mengalami kesulitan dalam pergaulan sosial. Aspek ketrampilan sosial terdiri dari 5 kecakapan yaitu : 1. Pengaruh : menerapkan taktik persuasi secara efektif 2. Komunikasi : mengirimkan pesan secara jelas dan meyakinkan. 3. Kepemimpinan : mampu menjadi pemimpin yang baik dari orang lain 4. Katalisator perubahan : mengawali, mendorong, atau mengelola perubahan 5. Manajemen konflik : mampu mengatasi menyelesaikan konflik yang ada. Universitas Sumatera Utara 46 III.E.1. Alat Perekam Alat perekam berguna untuk mengulang kembali hasil wawancara jika ada kemungkinan data yang didapat kurang jelas. Alat perekam ini akan memberikan data yang utuh karena sesuai dengan apa yang dikatakan subjek dalam wawancara. Penggunaan alat perekam ini digunakan dengan seizing subjek. III.E.2. Pedoman Wawancara Irmawati 2002 mengatakan bahwa pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman wawancara ini juga sebagai alat bantu untuk mengkategorisasikan jawaban sehingga memudahkan pada tahap analisis data nantinya. Pedoman ini tidak hanya disusun berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang ingin dijawab. Informasi-informasi yang hendak diungkap, yaitu informasi mengenai perilaku remaja berpacaran, kecerdasan emosional pada remaja yang berpacaran. III.E.3. Lembar Observasi dan Catatan Responden Lembar observasi digunakan untuk mencatat tampilan fisik subjek penelitian, suasana lingkungan, sikap dan reaksi subjek serta hal-hal menarik yang muncul selama wawancara. dan catatan responden digunakan untuk mempermudah proses observasi yang dilakukan. III.E.4. Kredibilitas Validitas Penelitian Kredibilitas adalah istilah yang digunakan dalam penelitian kualitatif untuk menggantikan konsep validitas Poerwandari, 2001. Kredibilitas penelitian kualitatif terletak pada keberhasilan mencapai maksud mengekplorasi masalah Universitas Sumatera Utara 47 atau mendeskripsikan setting, proses, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks. Kredibilitas penelitian ini nantinya terletak pada keberhasilan peneliti dalam mengungkapkan kecerdasan emosional subjek dan pola pacaran yang terjadi. III.F. Prosedur Penelitian III.F.1. Tahap Persiapan Penelitian Pada tahap persiapan penelitian, peneliti melakukan sejumlah hal yang diperlukan untuk melakukan penelitian. 1. Menyusun pedoman wawancara Peneliti menyusun butir-butir pertanyaan berdasarkan teori yang ada. 2. Cara mendapatkan subjek Subjek diperoleh melalui teman-teman subjek karena pada umumnya mereka lebih terbuka dengan teman-teman mereka sendiri. 3. Persiapan pengumpulan data Mengumpulkan informasi tentang calon subjek penelitian. Setelah mendapatkannya, lalu peneliti menghubungi calon responden untuk menjelaskan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. 4. Membangun Rapport dan menentukan jadwal wawancara Setelah memperoleh kesediaan dari subjek penelitian, peneliti meminta kesediaan subjek untuk bertemu dan membangun rapport. Setelah itu, Universitas Sumatera Utara 48 peneliti dan subjek penelitian mengatur dan menyepakati wakti untuk melakukan wawancara. III.F.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian Setelah tahap persiapan penelitian dilakukan, maka peneliti memasuki tahap pelaksanaan penelitian. 1. Mengkonfirmasikan ulang waktu dan tempat wawancara Sebelum wawancara dilakukan peneliti mengkonfirmasikan ulang waktu dan tempat yang sebelumnya telah disepakati bersama dengan responden. 2. Melakukan wawancara berdasarkan pedoman wawancara Sebelum melakukan wawancara, peneliti meminta responden untuk menandatangani lembar persetujuan wawancara yang menyatakan bahwa responden mengerti tujuan wawancara. Bersedia menjawab pertanyaan yang diajukan, mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian, serta memahami bahwa hasil wawancara adalah rahasia dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Setelah itu baru dilakukan wawancara sekaligus melakukan observasi terhadap subjek. 3. Memindahkan rekaman hasil wawancara kedalam bentuk transkrip verbatim Semua data yang diperoleh pada saat wawancara direkam dengan alat perekam dengan persetujuan subjek sebelumnya. Hasil rekaman ini kemudian akan ditranskripkan secara verbatim untuk dianalisis. Universitas Sumatera Utara 49 Peneliti melakukan coding, yaitu membubuhkan kode-kode pada materi yang diperoleh. Coding dimaksudkan untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan gambaran tentang topik yang dipelajari Poerwandari, 2001. 4. Melakukan Analisis Data Verbatim wawancara disortir untuk memperoleh hasil yang relevan dengan tujuan penelitian dan diberi kode. 5. Menarik kesimpulan, membuat diskusi dan saran Penulis menarik kesimpulan untuk menawab permasalahan, kemudian peneliti menuliskan diskusi terhadap kesimpulan dan seluruh hasil penelitian dan kemudian peneliti mengajukan saran. III.G. Metode Analisis Dan Interpretasi Data Tahapan menganalisa data kualitatif menurut Poerwandari 2001, yaitu : 1. Organisasi Data Pengolahan data dan anlisis data sesungguhnya dimulai dengan mengorganisasikan data. Organisasi data secara sistematis untuk memperoleh kualitas data yang baik, mendokumentasikan analisis yang dilakukan dan menyimpan data dan analisis yang berkaitan dalam penyelesaian penelitian. Hal-hal yang penting untuk disimpan dan diorganisasikan dalam penelitian ini adalah : Universitas Sumatera Utara 50 a. Data mentah catatan lapangan, kaset hasil lapangan. b. Data yang sudah diproses sebagaiannya transkrip wawancara. c. Data yang sudah ditandai dibubuhi kode-kode spesifik. d. Episode analisis dokumentasi dari langkah-langkah dan proses penelitian. e. Teks laporan draft yang terus menerus ditambah dan diperbaiki. 2. Koding dan Analisis Menyusun transkripsi verbatim sedemikian rupa sehingga ada kolom kosong yang cukup besar di sebelah kanan dan kiri transkripsi untuk tempat kode atau catatan-catatan tertentu, kemudian secara urut dan kontinu melakukan penomoran pada baris-baris transkripsi. Koding dimaksudkan untuk mengorganisasikan dan mensistematisasikan data secara lengkap dan mendetail sehingga data dapat memunculkan dengan lengkap gambaran tentang topik yang dipelajari, dengan demikian peneliti akan dapat menentukan makna dari data yang dkumpulkannya. 3. Pengujian terhadap Dugaan Dugaan adalah kesimpulan sementara, dengan mempelajari data, kita mengembangkan dugaan-dugaan yang adalah juga kesimpulan- kesimpulan sementara. Pengujian dugaan berkaitan dengan upaya mencari penjelasan mengenai data yang hampir sama. Dugaan yang berkembang tersebut harus dipertajam dan diuji ketepatannya. Universitas Sumatera Utara 51 4. Hal-hal Penting sebagai strategi analisis Patton dalam Perwandari, 2001 menjelaskan bahwa proses analisis dapat melibatkan konsep-konsep yang muncul dari jawaban atau kata- kata responden sendiri undigenous concept maupun konsep-konsep yang dikembangkan atau dipilih peneliti untuk menjelaskan fenomena yang dianalisis sensiting concept. Kata-kata kunci dapat diambil dari istilah yang dipakai oleh responden sendiri, yang oleh peneliti dianggap benar-benar tepat dan dapat mewakili fenomena yang diajukan. 5. Tahapan Interpretasi Meskipun dalam penelitian kualitatif istilah analisis dan interpretasi sering digunakan bergantian, Kvale dalam Poerwandari, 2001 mencoba membedakannya. Menurutnya, interpretasi mengacu pada upaya memahami data secara ekstensif sekaligus mendalam. Universitas Sumatera Utara 52

BAB IV ANALISA DAN INTERPRETASI DATA