BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Rekomendasi WHO pada pertemuan Tahun 1979 di Geneva tentang makanan bagi bayi dan anak antara lain : menyusukan merupakan bagian terpadu
dari proses produksi yang secara ideal dan alamiah, serta merupakan dasar biologis dan psikologik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, memberikan susu
formula sebagai tambahan, dengan dalil apapun pada bayi harus dihindari Prawirohardjo, 2002.
Pada tahun 1982 diselenggarakan Travelling Seminar On Breastfeeding oleh BKPD dan USAID yang diselenggarakan di Bandung. Kegiatan ini sangat
merangsang peningkatan penggunaan air susu ibu dan pelaksanaan rawat gabung. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI tahun
2002-2003, didapati data jumlah memberikan ASI Ekslusif pada bayi dibawah usia 2 bulan hanya mencakup 64 dari total bayi yang ada. Persentase tersebut
menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi yakni 46 pada bayi usia 2-3 bulan dan 14 pada bayi usia 4-5 bulan, yang lebih memprihatinkan 13 bayi di
bawah 2 bulan telah diberi susu formula dan satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan telah diberi makanan tambahan.
Komitmen selanjutnya dengan keluarnya UU RI No 25 Tahun 2000 tentang program pembangunan nasional Propenas tahun 2000-2004 yang
1
Universitas Sumatera Utara
mencantumkan tingkat pencapaian pemberian ASI Ekslusif ibu kepada bayinya yang harus dicapai yaitu sebesar 80 Hanifah, 2005.
Dalam upaya menggalakkan pemberian Air Susu Ibu, rawat gabung merupakan langkah awal yang sangat penting pada saat propaganda susu formula.
Berdasarkan evaluasi beberapa tahun terakhir, ternyata sikap demikian merugikan bayi dan ibunya. Kesadaran untuk kembali pada sistem lama mendapat inspirasi
dari orang-orang yang selalu memberikan air susu ibu dan terbukti bayinya sehat dan tumbuh kembang dengan baik Marjono, 2006.
Pada masa kehamilan, kenyamanan dan kehangatan yang dirasakan bayi didapatkan dari air ketuban yang melindunginya di dalam rahim. Proses
persalinan menghilangkan semua kenyamanan tersebut. Pergantian lingkungan dari dalam rahim ke dunia luar yang begitu mendadak tentu saja sudah merupakan
trauma pada bayi. Setelah proses persalinan fungsi air ketuban pada masa kehamilan digantikan oleh ibu melalui dekapan dan kasih sayang yang diberikan,
hal tersebut akan didapat melalui rooming in Rawat gabung antara ibu dan bayi tersebut Wiknojosastro, 2002.
Banyak manfaat yang didapat dari rooming in Rawat gabung baik bagi ibu maupun bayi. Ketenangan, rasa aman dan nyaman yang dirasakan oleh si bayi
akan memberikan dampak yang baik. Semua itu dapat menjadikannya manusia yang memiliki tingkat emosi dan spiritual yang tinggi. Manfaat bagi bayi, dengan
melihat dan mendekap anaknya akan muncul rasa bahagia. Kondisi psikis yang sedang bahagia dan tenang ini dapat merangsang hormon oksitosin yang dimiliki
ibu untuk mengalirkan ASI lebih banyak dari “pabrik” ke “gudang” di payudara
Universitas Sumatera Utara
yaitu dari alveolus tempat ASI diproduksi ke duktus laktiferus tempat dimana ASI disimpan sebelum dihisap oleh bayi Prawirohardjo, 2004.
Rooming In rawat gabung juga dapat memungkinkan ibu menyesuaikan
diri dengan bayinya, melihat tingkah laku bayi dan belajar menafsirkan kebutuhan bayi, memberikan ASI secara dini pada bayinya serta memudahkan ibu menyusui
bayi setiap saat diperlukan dengan bimbingan perawat yang berpengalaman. Sayangnya, sampai sekarang masih banyak Rumah Sakit atau Rumah Bersalin
yang tidak menyediakan fasilitas ini. Umumnya, setelah ibu melahirkan bayinya, ibu dan bayi akan langsung dipisahkan dan berada di ruangan yang berbeda. Ibu
berada di ruangan perawatan untuk ibu dan bayinya berada diruang perwatan khusus untuk bayi.
Saat ini penulis lebih memfokuskan kepada Bidan di RS Awal Bros Pekanbaru, karena merekalah yang pertama berhubungan dengan ibu dan bayi
baru lahir. Oleh karena itu diharapkan mereka dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat, sehingga dari masyarakat yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak
menerima menjadi menerima dengan tangan terbuka dan diterapkan dengan baik. Berdasarkan hal tersebut maka penulis ingin melakukan penelitian dengan
judul Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Pelaksanaan Rooming In Rawat Gabung di RS Awal Bros Pekanbaru Tahun 2008.
1.2. Pertanyaan Penelitian