Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Metode Kanguru di Kec.Sibiru – biru Kab. Deli Serdang Tahun 2008

(1)

FORMULIR PERSETUJUAN PENELITIAN

Saya yang bernama Yulleta Sri Indriani / 08102040 adalah mahasiswa Program Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar pada Program Diploma IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan bidan mengenai metode kangguru di Kecamatan Sibiru – biru.

Untuk keperluan tersebut, saya mohon kesediaan ibu bidan untuk menjadi partisipan dalam penelitian ini, selanjutnya saya mohon kesediaan ibu untuk mengisi kuisioner dengan jujur dan apa adanya, jika bersedia silakan menanda tangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan ibu.

Identitas pribadi ibu bidan sebagai responder akan dirahasiakan dan semua informasi yang di berikan hanya digunakan untuk penelitian ini. Bidan berhak menarik diri tanpa perlu merasa takat akan. Konsekuensi buruk terhadap diri ibu bidan di kemudian hari. Jika ada yang kurang jelas, silahkan tanyakan langsung kepada peneliti. Terimakasih atas waktu yang diberikan untuk penelitian ini.


(2)

LEMBAR KUESIONER

PENGETAHUAN BIDAN TENTANG METODE KANGURU DI KECAMATAN SIBIRU – BIRU TAHUN 2009

Kode Responden : ………. (diisi oleh peneliti)

I. Data Demografi

1. Umur :

2. Pendidikan : 3. Lama bekerja : 4. Ikut pelatihan :

II.Petunjuk Pengisian

1. Pertanyaan diisi oleh responden.

2. Lingkari atau silang salah satu jawaban yang benar pada pertanyaan pengetahuan.

III. Pengetahuan

1. Defenisi metode kanguru adalah … a. Mengantongi bayi seperti kanguru

b. Meletakkan bayi pada dada ibu sehingga terjadi kontak antara kulit ibu dan bayi

c. Menggendong bayi seperti kanguru

2. Metode kanguru dilakukan untuk perawatan bayi baru lahir khususnya yang mengalami ...

a. Asfiksia c. Kelainan Kongenital b. Berat badan lahir rendah

3. Tujuan dilakukan metode kanguru pada bayi yaitu ... a. Agar ibu dapat selalu melihat bayinya

b. Agar bayi menyusui ibu setiap saat

c. Agar bayi memperoleh suhu yang optimal

4. Keuntungan yang didapat dengan melakukan metode kanguru pada perkembangan emosi yaitu ...

a. Terjadi penurunan hubungan emosi ibu dan bayi b. Terjadi peningkatan hubungan emosi ibu dan bayi c. Tidak terjadi hubungan emosi antara ibu dan bayi

5. Yang dapat distabilkan pada bayi, setelah dilakukan metode kanguru yaitu ... a. Suhu tubuh bayi saja

b. Denyut jantung dan pernafasan bayi saja

c. Suhu tubuh bayi, denyut jantung bayi, dan pernafasan bayi 6. Cara melekatkan bayi pada ibunya yaitu bayi diletakkan di ...

a. Di perut ibu c. Di samping ibu b. Di dada ibu

7. Bagaimana posisi ibu saat dilakukan metode kanguru ? a. Berbaring terus


(3)

c. Ibu dapat beraktivitas dengan bebas

8. Bagaimana cara melakukan metode kanguru pada ibu waktu tidur? a. Posisi ibu berbaring tanpa diganjal bantal

b. Posisi ibu setengah duduk dengan diganjal bantal c. Posisi ibu harus dalam kondisi duduk

9. Cara melakukan metode kanguru yaitu ...

a. Bayi diletakkan pada dada terbuka ibu, kemudian keduanya ditutup jaket b. Bayi diletakkan di dada ibu, dan ibu memakai baju yang hangat.

c. Bayi diletakkan pada dada terbuka ibu, kemudian keduanya ditutup selimut atau baju tipis

10. Sebelum bayi dilekatkan pada ibu, bagaimana perlakuan pada bayi ... a. Dipijit-pijit tubuh bayi dan langsung dilekatkan pada bayi b. Ditidurkan dahulu bayinya baru dilekatkan pada ibu

c. Diberi pakaian, topi, popok dan kaus kaki yang telah dihangatkan

IV. Sikap

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Metode kanguru merupakan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu.

2. Metode kanguru hanya dilakukan untuk bayi yang BBLR saja.

3. Pelaksanaan metode kanguru jarang dilakukan oleh kaum bidan karena banyak menyita waktu untuk bekerja.

4. Dengan melakukan metode kanguru akan dapat mencegah hipotermi pada bayi.

5. Dengan melakukan metode kanguru akan dapat menurunkan berat badan bayi.

6. Dalam perawatan metode kanguru bayi diwajibkan mendapat ASI.

7. Bila bayi sehat metode kanguru dapat dapat dilakukan setelah 3 hari bayi lahir.

8.

Penerapan metode kanguru pada bayi prematur atau pada bayi dengan berat lahir rendah dilakukan pada saat angin kencang.

9. Saat melakukan metode kanguru ibu tidak boleh melakukan aktivias lainnya dengan bebas.

10.

Jika bayi yang kedinginan tidak di rawat dalam tempat yang hangat dan steril akan berdampak buruk bagi kesehatan bayinya.

Ket :

SS : Sangat Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka Cipta.

Azari, Arham Tengku. (2008). Metode Kangguru Untuk Bayi Prematur, http://www.info.com, diperoleh tanggal 06 Oktober 2008.

Budiarto, Eko. (2002). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC.

Budiarto, Eko. (2004). Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta. EGC.

Danim, Sudarman., dan Darwis. (2003). Metode Penelitian Kebidanan Prosedur,

Kebijakan, dan Etik. Jakarta. EGC.

Depkes RI, (2004). Hak – hak Anak Indonesia ala Kangguru diperoleh tanggal 04 Oktober 2008.

Efar, Pustika. (2008). Perawatan Metode Kangguru : “Inkubator” Alami untuk Bayi

Prematur

Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis

Data, Jakarta. Salemba Medika.

Luize,Audrey (2003).Merawat Bayi ala Kangguru diperoleh tanggal 04 Oktober 2008.

Manik, Murniati., Asnah., dan Asiah. (2008). Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Medan : Program D-IV Bidan Pendidik FK.USU.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat, Prinsip – Prinsip Dasar, Cetakan I. Jakarta. Rineka Cipta.


(5)

. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Cetakan I. Jakarta. Rineka Cipta.

. (2003). Metodologi Pendidikan Kesehatan, Cetakan III. Jakarta. Rineka Cipta.

Pratomo, Hadi. (2007). Metode Kangguru untuk Bayi Prematur diperoleh tanggal 6 oktober 2008.

Robinson, Carld D. (2002). Tanya Jawab Perawatan Bayi Tahun Pertama. Jakarta. Arcan.

Roesli, Utami. (2001). Pedoman Pijat Bayi Prematur dan Bayi Usia 0 – 3 bulan, Cetakan I. Jakarta. Trubus Agriwidya.

Samin, Ahmad. (2008). Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Medan. USU Press. Setyowati, Titiek. (2004). Faktor – factor yang Mempengaruhi Bayi Lahir dengan Berat

Badan Rendah

Sofyan, Mustika. (2001). 50 Tahun IBI, Bidan Menyongsong Masa Depan, Pengurus Pusat IBI, Jakarta.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Alfabeta.

Suriviana. (2005). Metode Kangguru untuk Merawat Bayi Prematur,


(6)

A. Pengetahuan

1. Defenisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni : indera penglihata, indera pendengaran, indera penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif merupakan bagian yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu :

a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi (Objek).

b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul.

c. Evaluation (menimbang – nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini bersikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Trial (mencoba), dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulasi.

Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni : a. Tahu (know)


(7)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

Contoh : dapat menyebutkan tanda – tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.

Contoh : dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hokum – hokum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

Contoh : dapat menggunakan rumus statistic dalam perhitungan – perhitungan hasil penelitian dari kasus yang diberikan.


(8)

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Contoh : dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian – bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada.

Contoh : dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan – rumusan yang telah ada.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria – kriteria yang telah ada.


(9)

Contoh : dapat membandingkan antara anak – anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi. Dapat menanggapi terjadi wabah diare disuatu tempat. Dapat menafsirkan sebab – sebab ibu tidak mau ikut KB.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden. Ke dalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuai dengan tingkat – tingkat tersebut di atas (Notoatmodjo, 2003, hlm.127 - 130 ).

2. Beberapa Cara Memperoleh Pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :

a. Cara Tradisional atau Non Ilmiah

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah. Cara – cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :

1) Cara coba salah (trial and error)

Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Bila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan kemungkinan ke empat dan seterusnya sampai masalah tersebut dapat terpecahkan.


(10)

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. 3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu. Apabila dengan cara yang digunakan maka orang dapat pula menggunakan cara tersebut.

4) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.

b. Cara Modern Memperoleh Ilmu Pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “ metode penelitian ilmiah “ (Notoatmodjo, 2005, hal. 11 – 18).

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Lukman 2008, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu :


(11)

Mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses – proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun, daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi umur. Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya.

b. Intelegensi

Suatu kemampuan untuk belajar dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental dalam situasai baru. Intelegensi ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah. Perbedaan intelegensi dari seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.

c. Lingkungan

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari hal – hal yang baik dan juga hal – hal yang baru tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara berfikir seseorang. d. Sosial budaya


(12)

Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh pengetahuan.

e. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang diperoleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin baik pula pengetahuannya.

f. Informasi

Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meski seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika ia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misalnya : TV, radio, atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

g. Pengalaman

Pengamalan merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman ini suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman


(13)

pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.

B. Sikap

1. Defenisi Sikap

Sikap adalah suatu bentuk evaluasi / reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung / tidak memihak pada objek tersebut (Azwar, 2007, hal. 4).

2. Tingkatan Sikap

a. Menerima (Receiving)

Dapat diartikan bahwa orang (objek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

b. Merespon (Responding)

Memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.

c. Menghargai (Valving)

Memberikan orang lain untuk mengerjakan / mendiskusikan suatu masalah atau suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d. Bertanggung Jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmodjo, 2003)


(14)

Pengukuran sikap model Likert juga dikenal dengan pengukuran sikap skala likert, karena dalam mengadakan pengukuran sikap juga mengunakan skala (Hidayat, 2007, hal. 104).

Dalam menciptakan alat ukur likert juga menggunakan pertanyaan – pertanyaan tersebut. Subjek yang diteliti disuruh memilih salah satu dari lima alternatif jawaban yang disediakan. Lima alternatif jawaban yang disediakan oleh likert adalah :

a. Sangat setuju (Strongly Approve) : 4

b. Setuju (Approve) : 3

c. Tidak setuju (Disapprove) : 2 d. Sangat tidak setuju (Strongly disapprove) : 1

4. Faktor – faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap a. Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi hanya menggunakan kesan yang kuat untuk pembentukan sikap.

b. Orang lain

Seseorang yang kita anggap penting atau seseorang yang berarti khusus dapat dipercaya akan banyak mempengaruhi sikap terhadap seseuatu.

c. Kebudayaan

Kebudayaan yang mewarnai sikap dan menanamkan garis pengaruh sikap.


(15)

Adanya informasi memberikan landasan terbentuknya sikap media sebagai e. Agama

Agama meletakkan dengan pengertian konsep moral dalam individu. f.Faktor emosional

Sikap merupakan pernyataan yang disertai oleh emosi berfungsi sebagai pengalaman frustasi mekanisme pertahanan ego. (Azwar, 2007, hal. 8).

C. Defenisi Bidan

Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah di akui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat (register), diberi izin secara sah untuk menjalankan pengabdian (IBI, 2001, hlm.15).

D. Metode Kanguru 1. Defenisi

Metode kanguru ( skin to skin contact) adalah suatu teknologi tepat guna untuk perawatan bayi baru lahir khususnya bayi premature atau berat lahir < 2500 gram dengan cara diletakkan pada dada terbuka ibu, keduanya kemudian ditutup dengan selimut atau baju tipis (Roesli,2001, hlm. 24).

Meski namanya kanguru, metode ini bukan berasal dari Australia melainkan dikembangkan di Kolombia. Nama kanguru digunakan karena metode penanganan bayi premature atau BBLR yaitu kurang dari 2500 gram. Ini meniru perilaku binatang asal


(16)

Australia yang menyimpan anaknya di kantung perutnya, sehingga diperoleh suhu optimal bagi kehidupan bayi (Pratomo, 2007).

2. Tujuan perawatan dengan metode kanguru

a. Tujuan Umum

Menurunkan angka kematian bayi akibat BBLR. b. Tujuan Khusus

1). Mendidik dan memotivasi ibu dalam merawat BBLR. 2). Mendidik ibu dalam pemberian ASI eksklusif.

3). Memotivasi ibu untuk kontak langsung dengan kulit bayi.

4). Mengupayakan agar bayi yang lahir di rumah sakit dapat dipulangkan secepat mungkin serta untuk mengurangi pemakaian inkubator.

5). Mengurangi lama perawatan BBLR di rumah sakit (Robinson, 2002, hlm. ).

3. Keuntungan metode kanguru

Keuntungan yang didapat dari metode kanguru bagi perawatan bayi adalah sebagai berikut :

a. Meningkatkan hubungan emosi ibu – anak.

b. Menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung, dan pernafasan bayi. c. Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan bayi dengan lebih baik. d. Mengurangi striae pada ibu dan bayi.

e. Mengurangi lama menangis pada bayi. f. Memperbaiki keadaan emosi ibu dan bayi.


(17)

g. Meningkatkan produksi ASI.

h. Menurunkan resiko terinfeksi selama perawatan di rumah sakit. i. Mempersingkat masa rawat di rumah sakit.

(Suriviana, 2005).

4. Cara melakukan metode kanguru

Untuk melakukan metode kanguru dapat dengan menggunakan cara sebagai berikut :

a. Beri bayi pakaian, topi, popok, dan kaus kaki yang telah dihangatkan lebih dahulu. b. Letakkan bayi di dada ibu, dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu dan pastikan

kepala bayi sudah terfiksasi pada dada ibu. Posisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk, kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak sedikit mendongak.

c. Dapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan ibu, dan bayi diletakkan diantara payudara ibu, baju ditangkupkan, kemudian ibu memakai selendang yang dililitkan di perut ibu agar bayi tidak terjatuh.

d. Bila baju ibu tidak dapat menyokong bayi, dapat digunakan handuk atau kain lebar yang elastik atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi. e. Ibu dapat beraktivitas dengan bebas, dapat bebas bergerak walau berdiri, duduk,

jalan, makan dan mengobrol, pada waktu tidur, posisi ibu setengah duduk atau dengan jalan meletakkan beberapa bantal di belakang punggung ibu.


(18)

g. Dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan persiapan ibu, bayi, posisi bayi, pemantauan bayi, cara pemberian ASI, dan keberhasilan ibu dan bayi.

(Suriviana, 2005).

5. Komponen metode kanguru

1) Posisi kanguru.

Bayi diletakkan diantara payudara ibu dalam posisi tegak dengan dada bayi menempel pada dada ibu. Kepala bayi dipalingkan ke sisi kanan atau kiri, dengan posisi sedikit tengadah. Kedua tungkai bayi ditekuk sedikit seperti posisi kodok. Dalam posisi demikian tubuh ibu dan bayi diikat dengan kain selendang atau kemben berbahan elastis untuk menahan badan bayi agar tidak jatuh. Bayi hanya mengenakan popok, topi hangat, dan kaus kaki. Tetapi apabila suhu sedang dingin, boleh dipakaikan baju tanpa lengan berbahan katun yang dibuka di bagian depannya, agar dada bayi tetap dapat menempel (kulit ke kulit) pada dada ibu.

2) Monitor.

Selama bayi cukup mendapat ASI dan berada dalam dekapan ibu, biasanya suhu akan mudah dipertahankan antara 36,5-37,5°C. Walaupun demikian, pemantauan suhu ketiak bayi perlu dilakukan setiap 6 jam selama 3 hari pertama PMK dimulai. Selanjutnya pengukuran dilakukan 2 kali sehari. Selain suhu, ibu perlu memantau pernapasan bayi. Pernapasan normal bayi prematur berkisar 40-60 kali per menit dan kadang dapat disertai periode apnu (tidak bernapas).Beberapa tanda bahaya adalah bayi


(19)

sulit bernapas, merintih, bernapas sangat cepat atau sangat lambat, berhenti napas yang sering dan lama (>20 detik), bayi terasa dingin walau sudah dihangatkan, sulit minum, muntah-muntah, kejang, diare, atau kulit menjadi kuning. Bila menjumpai tanda-tanda diatas, segeralah mencari pertolongan pada tenaga kesehatan.

3) Waktu dan siapa saja.

PMK idealnya dilakukan 24 jam sehari, tetapi pada permulaan dapat dilakukan bertahap dari minimal 60 menit, kemudian ditingkatkan sampai terus-menerus, siang dan malam, disela hanya untuk mengganti popok. Ibu dapat tetap melakukan pekerjaan sehari-hari seperti berdiri, duduk, memasak, jalan-jalan, bahkan bekerja. Waktu tidur pun ibu dapat berbaring atau setengah duduk sambil tetap mempertahankan posisi kanguru.


(20)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep penelitian tentang pengetahuan bidan dan sikap bidan tentang metode kanguru, yaitu

B. Defenisi Operasional

No Variabel

Defenisi Operasional

Alat Ukur

Cara Ukur

Hasil Skala

1. Pengetahuan bidan

Kemampuan bidan dalam memahami tentang:

-pengertian metode kangguru

-tujuan perawatan metode -keuntungan metode kangguru

-cara melaksanakan metode

Kuesioner

Soal no. 1 – 2

Soal no. 3 Soal no. 4 – 5

Soal no. 6

Teknik angket

a. Baik jika total skor 76% - 100%

b. Cukup baik jika total skor 55% - 75%

c. Kurang baik jika total skor < 55%

Ordinal Pengetahuan Bidan

Metode Kangguru Sikap Bidan


(21)

kangguru. – 10 2. Sikap Sikap bidan tentang metode

kangguru adalah kecenderungan merespon

dan menanggapi tentang metode kanguru meliput i:

- Metode kanguru

merupakan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu. - Metode kanguru hanya

dilakukan untuk bayi yang BBLR saja.

- Pelaksanaan metode kanguru jarang dilakukan oleh kaum

bidan karena banyak menyita waktu untuk bekerja.

- Dengan melakukan

metode kanguru akan

dapat mencegah Kuesioner

Soal no. 1

Soal no. 2

Soal no. 3

Soal no. 4

Tehkni k angket

a. Sikap baik total skor respon 21 – 40 (> 50%) b. Sikap kurang

baik total skor respon 0 – 20 (< 50%)


(22)

hipotermi pada bayi.

- Dengan melakukan

metode kanguru akan dapat menurunkan berat badan bayi.

- Dalam perawatan

metode kanguru bayi diwajibkan mendapat ASI.

- Bila bayi sehat metode kanguru dapat dapat dilakukan setelah 3 hari bayi lahir.

- Penerapan metode

kanguru pada bayi prematur atau pada bayi dengan berat lahir rendah dilakukan pada saat hujan deras.

- Saat melakukan metode kanguru ibu tidak boleh melakukan aktivias

Soal no. 5

Soal no. 6

Soal no. 7

Soal no. 8


(23)

lainnya dengan bebas.

- Jika bayi yang

kedinginan tidak di rawat dalam tempat yang hangat dan steril akan berdampak buruk bagi kesehatan bayinya.


(24)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriftif yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap bidan tentang metode kanguru di Kecamatan Sibiru – biru tahun 2009.

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini seluruh bidan yang bertempat tinggal di Kecamatan Sibiru – biru dan yang bekerja di puskesmas Sibiru - biru yaitu sebanyak 35 orang bidan.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling yaitu seluruh populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 35 orang bidan.

C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah di Kecamatan Sibiru – biru. Adapun pertimbangan penentuan lokasi ini adalah karena di Kecamatan Sibiru – biru belum pernah dilakukan penelitian sejenis yaitu pengetahuan dan sikap bidan desa tentang metode kanguru.


(25)

2. Waktu Penelitan

Penelitian dilakukan mulai bulan Desember 2008 sampai bulan April 2009.

D. Pertimbangan Etik Penelitian

Semua penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek, harus disertai dengan pernyataan bahwa sudah disetujui oleh komisi etika setempat ( Sastroasmoro, 1999, hlm. 33).

Adapun masalah etika yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Informed Consent, merupakan bentuk persetujuan antara peneliti responden

peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. 2. Anonymity (tanpa nama)

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Sama halnya dengan penelitian ini. Sebelum melakukan peneliti harus terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada ketua program D – IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, dan kepada kepala puskesmas di Kecamatan Sibiru – biru. Sedangkan kepada responden, peneliti menjelaskan manfaat dan tujuan serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan terjadi selama dan sesudah pengumpulan data. Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar kuesioner. Data – data yang diperoleh semata – mata digunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan serta tidak akan dipublikasikan pada pihak lain. Setelah responden memahami serta menerima maksud dan tujuan penelitian, maka


(26)

responden secara sukarela menandatangani lembar persetujuan dan dilanjutkan dengan pengisian kuesioner.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2006. hlm. 101). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah

1. Kuesioner penelitian

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal – hal yang ia ketahui (Arikunto, 2006. hlm. 151). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa :

a. Karakteristik responden

Data karakteristik yang harus dilengkapi oleh responden meliputi umur, pendidikan, lama bekerja dan pelatihan.

b. Kuesioner pengetahuan

Kuesioner tentang metode kanguru terdiri dari 10 soal pilihan berganda meliputi pengertian metode kangguru terdiri dari 2 soal, tujuan perawatan metode kanguru terdiri dari 1 soal, keuntungan metode kangguru terdiri dari 2 soal, dan cara melaksanakan metode kangguru terdiri dari 5 soal.

Setiap item pertanyaan yang benar akan diberi skor 1 dan untuk setiap pertanyaan yang salah akan diberi skor 0.


(27)

c. Kuesioner Sikap

Kuesioner tentang metode kanguru terdiri dari 10 soal pertanyaan dengan tipe check list.

F. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh tenaga medis yang berada di puskesmas tersebut, dengan menggunakan kuesioner terhadap bidan di Kecamatan Sibiru - biru. Setelah diberi penjelasan tentang cara pengisian kuesioner, kuesioner diisi langsung oleh responden saat itu juga dan setelah kuesioner selesai diisi kemudian dikumpulkan kembali dan bila terdapat kerusakan dan kekurangan data maka diperbaiki dan dilengkapi dengan melakukan pendataan ulang.

G. Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan melakukan pengukuran terhadap masing – masing jawaban responden, lalu ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian dicari besarnya persentase untuk masing – masing jawaban responden. Selanjutnya dengan membahas hasil penelitian dengan menggunakan teori dan kepustakaan yang ada.


(28)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada 35 orang bidan mengenai “ Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Metode Kanguru di Kecamatan Sibiru – biru

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009 “ diperoleh hasil sebagai berikut :

1. Karakteristik Demografi

Tabel 1a.

Distribusi Demografi Bidan Tentang Metode Kangguru berdasarkan Golongan Umur Di Kecamatan Sibiru – biru

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

No. UMUR

JUMLAH

Frekuensi Presentase 1.

2. 3.

22 – 33 thn 34 – 44 thn 45 – 55 thn

14 12 9

40 34,3 25,7

Total 35 100

Berdasarkan golongan umur di didapat bahwa bidan yang berumur antara 22 – 33 tahun, yaitu sebanyak 14 orang (40%), sebanyak 12 orang (34,3%) bidan yang berumur 34 – 44 tahun dan sebanyak 9 orang (25,7%) bidan yang berumur 45 – 55 tahun.


(29)

Tabel 1b.

Distribusi Demografi Bidan Tentang Metode Kangguru berdasarkan Pendidikan Di Kecamatan Sibiru – biru

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

No. PENDIDIKAN

JUMLAH

Frekuensi Presentase 1. 2. D1 D3 20 15 57,1 42,9

Total 35 100

Berdasarkan tingkat pendidikan diketahui bahwa bidan yang berpendidikan D1 sebanyak 20 orang (57,1%) dan bidan berpendidikan D3 sebanyak 15 orang (42,9%).

Tabel 1c.

Distribusi Demografi Bidan Tentang Metode Kangguru berdasarkan Lama Kerja Di Kecamatan Sibiru – biru

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

No. LAMA KERJA

JUMLAH

Frekuensi Presentase 1.

2. 3.

1 – 9 thn 10 – 18 thn 19 – 28 thn

10 17 8 28,6 48,6 22,9


(30)

Berdasarkan lama bekerja diketahui bahwa bidan yang bekerja antara 10 – 18 tahun, yaitu sebanyak 17 orang (48,6%), bidan yang bekerja antara 1 – 9 tahun sebanyak 10 orang (28,6%) dan bidan yang bekerja antara 19 – 28 tahun sebanyak 8 orang (22,9%).

Tabel 1d.

Distribusi Demografi Bidan Tentang Metode Kangguru berdasarkan Pelatihan Di Kecamatan Sibiru – biru

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

No. PELATIHAN

JUMLAH

Frekuensi Presentase 1.

2.

Ikut pelatihan Tidak ikut pelatihan

13 22

37,1 62,9

Total 35 100

Berdasarkan pelatihan diketahui bahwa bidan yang tidak ikut pelatihan sebanyak 22 orang (62,9%) dan bidan yang ikut pelatihan sebanyak 13 orang (37,1%).


(31)

2. Pengetahuan

Tabel 2a.

Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Bidan Terhadap Pertanyaan Pengetahuan Tentang Metode Kanguru di Kecamatan Sibiru – biru

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

No. Pertanyaan

Benar Salah

F % F %

1. Pengertian Metode Kanguru 33 94,3 2 5,7

2. Metode Kanguru dilakukan untuk perawatan 30 85,7 5 14,3

3. Tujuan Metode Kanguru 31 88,6 4 11,4

4. Keuntungan Metode Kanguru pada Perkembangan Emosi 31 88,6 4 11,4 5. Yang di stabilkan pada bayi saat dilakukan Metode Kanguru 27 77,1 8 22,9

6. Cara meletakkan bayi pada ibu 28 80 7 20

7. Posisi ibu saat dilakukan Metode Kanguru 24 68,6 11 31,4 8. Cara melakukan Metode Kanguru saat tidur 19 54,3 16 45,7

9. Cara melakukan Metode Kanguru 28 80 7 20

10. Perlakuan pada bayi sebelum melakukan Metode Kanguru 17 48,6 18 51,4

Berdasarkan hasil jawaban responden terhadap pertanyaan pengetahuan, tidak seluruh responden menjawab benar untuk masing – masing pertanyaan pengetahuan. Responden yang menjawab pertanyaan pengetahuan hampir benar seluruhnya yaitu pertanyaan tentang pengertian metode kanguru berjumlah 33 orang (94,3%) dan yang


(32)

paling sedikit benarnya yaitu pertanyaan tentang perlakuan pada bayi sebelum melakukan metode kanguru yaitu sebanyak 17 orang (48,6%). Sedangkan responden yang paling banyak menjawab salah yaitu pada pertanyaan tentang perlakukan pada bayi sebelum melakukan metode kanguru yaitu sebanyak 18 orang (51,4%) dan yang paling sedikit menjawab salah yaitu pada pertanyaan pengertian metode kanguru yaitu sebanyak 2 orang (5,7%).

Tabel 2b.

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Bidan Tentang Metode Kanguru Di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten

Deli Serdang Tahun 2009

No. Pengetahuan Frekuensi Presentase

1. Baik 18 51,4%

2. Cukup Baik 15 42,9%

3. Kurang Baik 2 5,7%

Total 35 100%

Berdasarkan kategori pengetahuan bidan secara keseluruhan diketahui sebanyak 18 orang (51,4%) berpengetahuan baik dalam hal tindakan metode kanguru, sebanyak 15 orang (42,9%) berpengetahuan cukup baik dan hanya 2 orang (5,7%) berpengetahuan kurang baik. Secara rinci dapat dilihat pada tabel diatas.


(33)

3. Sikap

Sikap merupakan kecenderungan bidan untuk merespon dan menanggapi pertanyaan tentang metode kanguru. Sikap dibagi atas dua kategori yaitu sikap baik dan kurang baik.

Tabel 3a.

Ditribusi Responden Berdasarkan Jawaban Bidan Terhadap Pertanyaan Sikap Tentang Metode Kangguru di Kecamatan Sibiru – biru

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

No. Penyataan Frekuensi Presentse

1. Metode kanguru merupakan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu.

a. Sangat setuju b. Setuju

11 24

31,4 68,6 2. Metode kanguru hanya dilakukan untuk bayi yang BBLR

saja.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

3 12 16 4 8,6 34,3 45,7 11,4 3. Pelaksanaan metode kanguru jarang dilakukan oleh kaum

bidan karena banyak menyita waktu untuk bekerja. a. Sangat setuju

b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

5 8 17 5 14,3 22,9 48,5 14,3 4. Dengan melakukan metode kanguru akan dapat

mencegah hipotermi pada bayi. a. Sangat setuju

b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

19 11 4 1 54,3 31,4 11,4 2,9 5. Dengan melakukan metode kanguru akan dapat


(34)

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

1 1 12 21 2,9 2,9 34,3 60 6. Dalam perawatan metode kanguru bayi diwajibkan

mendapat ASI. a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

11 18 4 2 31,4 51,4 11,4 5,7 7. Bila bayi sehat metode kanguru dapat dapat dilakukan

setelah 3 hari bayi lahir. a. Sangat setuju

b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

1 5 23 6 2,9 14,3 65,7 17,1 8. Penerapan metode kanguru pada bayi prematur atau pada

bayi dengan berat lahir rendah dilakukan pada saat angin kencang.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

2 3 17 13 5,7 8,6 48,6 37,1 9. Saat melakukan metode kanguru ibu tidak boleh

melakukan aktivias lainnya dengan bebas. a. Sangat setuju

b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

3 8 20 4 8,6 22,9 57,1 11,4 10. Jika bayi yang kedinginan tidak di rawat dalam tempat

yang hangat dan steril akan berdampak buruk bagi kesehatan bayinya.

a. Sangat setuju b. Setuju c. Tidak setuju d. Sangat tidak setuju

11 17 5 2 31,4 48,6 14,3 5,7

Berdasarkan jawaban responden terhadap pernyataan sikap diketahui hampir seluruh responden memberi jawaban sangat setuju dan setuju terhadap sikap dalam melakukan metode kanguru akan dapat mencegah hipotermi, responden menjawab sangat setuju sebanyak 19 orang (54,3%). Dalam perawatan metode kanguru bayi


(35)

diwajibkan mendapat ASI responden menjawab setuju sebanyak 18 orang (51,4%), dan jika bayi yang kedinginan tidak di rawat dalam tempat yang hangat dan steril akan berdampak buruk bagi kesehatan bayinya responden menjawab setuju sebanyak 17 orang (48,6%). Secara rinci dapat di lihat pada tabel diatas.

Tabel 3b.

Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Bidan tentang Metode Kanguru di Kecamatan Sibiru – biru

Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

No. Sikap Frekuensi Presentase

1. Baik 30 85,7%

2. Kurang baik 5 14,3%

Total 35 100%

Berdasarkan kategori sikap diketahui hampir seluruh bidan bersikap baik tentang metode kanguru yaitu sebanyak 30 orang (85,7%) dan 5 orang (14,3%) termasuk pada kategori kurang baik.


(36)

B. Pembahasan

Dari data hasil penelitian yang diperoleh, pembahasan untuk menjawab penelitian mengenai pengetahuan dan sikap bidan tentang metode kanguru di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009 yaitu :

1. Interpretasi dan diskusi hasil

a.Pengetahuan Bidan tentang Metode Kanguru

Pengetahuan bidan sehubungan dengan metode kanguru diukur dengan tujuan seberapa jauh bidan mengetahui pengertian, tujuan pelaksanaan , keuntungan, dan cara melakukan metode kanguru.

Berdasarkan kategori pengetahuan bidan secara keseluruhan diketahui sebanyak 18 orang (51,4%) berpengetahuan baik dalam hal pelaksanaan metode kanguru, sebanyak 15 orang (42,9%) berpengetahuan cukup baik dan 2 orang (5,7%) berpengetahuan kurang baik.

Metode kangguru ( skin to skin contact) adalah suatu teknologi tepat guna untuk perawatan bayi baru lahir khususnya bayi premature atau berat lahir < 2500 gram dengan cara diletakkan pada dada terbuka ibu, keduanya kemudian ditutup dengan selimut atau baju tipis (Roesli,2001).

Meski namanya kanguru, metode ini bukan berasal dari Australia melainkan dikembangkan di Kolombia. Nama kanguru digunakan karena metode penanganan bayi premature atau BBLR yaitu kurang dari 2500 gram. Ini meniru perilaku binatang asal Australia yang menyimpan anaknya di kantung perutnya, sehingga diperoleh suhu optimal bagi kehidupan bayi (Pratomo, 2007)


(37)

Bila dilihat tingkat pendidikan kebidanan, dari 20 bidan D1 sebanyak 11 bidan (55%) berpengetahuan baik dan 9 bidan (45%) berpengetahuan cukup baik, dari 15 bidan D3 sebanyak 7 bidan (46,7%) berpengetahuan baik, 6 bidan (40%) berpengetahuan cukup, sedangkan 2 bidan (13,3%) berpengetahuan kurang baik.

Sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003), yang menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman dari diri sendiri maupun orang lain, media massa maupun lingkungan.

Sebagian besar pengetahuan bidan mengenai tujuan, keuntungan, dan cara metode kanguru diperoleh saat mereka menempuh jenjang pendidikan kebidanan dan pengetahuan ini akan terus berlanjut dan berkembang setelah bidan tersebut secara langsung melakukan metode kanguru, karena bidan langsung melihat, mendengar, meraba, dan merasakan pasien yang sedang ditanganinya.

Disamping itu, dengan adanya wewenang tambahan yang diberikan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan masyarakat lainnya, sesuai dengan program pemerintah yakni pendidikan dan pelatihan yang diterima. Pemahaman bidan tentang program pemerintah yang dilaksanakan bidan tersebut terhadap program kesehatan. Apabila pemahaman bidan sangat baik, tentunya pelaksanaan pelayanan yang diberikan berjalan sesuai dengan target yang ditetapkan, khususnya dalam melakukan metode kanguru pada bayi baru lahir.


(38)

b.Sikap Bidan tentang Metode Kanguru

Berdasarkan kategori sikap diketahui hampir seluruh bidan bersikap baik dalam pelaksanaan metode kanguru yaitu sebanyak 30 orang (85,7%) dan 5 orang (14,3%) lainnya bersikap kurang baik.

Dalam proses pemberian pelayanan medis, seorang bidan akan menghadapi keadaan yang menuntut dia untuk bersikap terhadap segala sesuatu yang muncul dari sekelilingnya saat memberikan pelayanan kesehatan. Kemampuan bidan untuk bersikap baik terhadap orang yang berada disekelilingnya akan berpengaruh terhadap hasil dari pelayanan medis yang diberikannya.

Sesuai dengan pendapat Notoatmodjo (2003) bahwa aspek yang tercakup dalam sikap adalah menerima orang (subjek) dan mau memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Dalam hal ini bagaimana bidan dapat menerima bayi yang baru lahir dengan berat badan lahir rendah atau hipotermi selanjutnya bagaimana bidan merespon dengan memberikan jawaban apabila ditanya selama proses metode kanguru pada pasiennya. Aspek terakhir, bagaimana bidan bertanggungjawab atas segala sesuatu keputusan yang diambilnya dengan menerima segala resiko atas keputusan tersebut selama proses metode kanguru.

C. Keterbatasan penelitian

1. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan variabel dengan membahas tabel frekuensi dan persentasi. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya menggunakan desain


(39)

yang lebih luas sehingga dapat mengetahui sejauh mana pengetahuan dan sikap bidan tentang metode kanguru.

D. Implikasi untuk asuhan kebidanan / pendidikan kebidanan

1. Untuk asuhan kebidanan

Penelitian ini diharapkan memberi informasi kepada institusi yang memberikan pelayanan kesehatan berupa asuhan kebidanan tentang metode kanguru.

2. Untuk pendidikan kebidanan

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi tambahan bagi pengembangan ilmu kebidanan khususnya asuhan kebidanan pada peserta didik tentang metode kanguru.


(40)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan

Berdasarkan kategori pengetahuan bidan secara keseluruhan diketahui sebanyak 18 orang (51,4%) berpengetahuan baik dalam pelaksanaan metode kanguru, sebanyak 12 orang (42,9%) berpengetahuan cukup baik, dan 2 orang (5,7%) berpengetahuan kurang baik.

Berdasarkan kategori sikap diketahui hampir seluruh bidan bersikap baik dalam pelaksanaan metode kanguru yaitu berjumlah 30 orang (85,7%) dan 5 orang (14,3%) bersikap kurang baik.

B.Saran

Perlu peningkatan pengetahuan bidan dalam metode kanguru melalui pemberian kesempatan bidan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Perlu peningkatan sikap bidan dalam metode kanguru melalui pemberian kesempatan bidan mengikuti pelatihan tentang metode kanguru.

Perlu diadakan kerjasama dengan dengan IBI, dokter, serta dinas kesehatan dalam upaya menerapkan/mengaplikasikan metode kanguru sebagai salah satu pencegahan hipotermi pada bayi baru lahir khususnya pada BBLR.


(41)

A. Latar Belakang

Berdasarkan perkiraan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 1995 hampir semua (98%) dari lima juta kematian neonatal terjadi di negara berkembang. Lebih dari dua pertiga kematian itu terjadi pada periode neonatal dini. Umumnya karena berat badan lahir kurang dari 2.500 gram. Dan 17% dari 25 juta persalinan per tahun adalah BBLR dan hampir semua terjadi di negara berkembang. Di Negara-negara maju kasus BBLR masih menjadi masalah, seperti di Amerika Serikat prevalensi BBLR sekitar 7,3%, di Inggris 6% dan di Afrika 12% (Azari, 2008).

BBLR sering mengalami penyulit dan memberi resiko kematian yang tinggi. Penyulit yang sering dihadapi adalah gangguan pernapasan dan hipotermi (suhu tubuh kurang dari 36,5 derajat C), sehingga diperlukan perawatan di dalam inkubator (Luize, 2003).

Perawatan bayi lekat yang kerap disebut kangaroo mother care sebenarnya sudah banyak dibicarakan di masyarakat. Metode ini diperkenalkan pertama kali oleh Rey dan Martinez dari Bogota, Kolombia, dan merupakan metode perawatan bayi kecil atau bayi prematur yang diilhami oleh cara ibu kanguru merawat anaknya yang selalu lahir prematur (Efar, 2008).

Metode yang mengadaptasi perlakuan terhadap BBLR di Kolombia, tepatnya di Bagado, mungkin bisa menjadi jawabannya. Martinez melakukan perawatan untuk perkembangan bayi dengan berat badan kurang dari 1.500 gram dengan metode kanguru sebagal pengganti perawatan inkubator. Ternyata hasilnya sangat memuaskan. Metode ini dikembangkan di negara maju dan kini diterapkan pula di Indonesia (Luize, 2003).


(42)

Di tingkat ASEAN, angka kematian bayi di Indonesia 35 per 1.000 kelahiran hidup yaitu hampir 5 kali lipat dibandingkan dengan angka kematian bayi Malaysia, hampir 2 kali dibandingkan dengan Thailand dan 1,3 kali dibandingkan dengan Philipina (Depkes RI, 2004).

Menurut Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2002-2003, pada skala nasional juga masih terjadi kesenjangan kematian bayi antar provinsi dengan variasi sangat besar yaitu Provinsi Nusa Tenggara Barat mencapai 103 per 1.000 kelahiran hidup (tertinggi) dan provinsi D.I. Yogyakarta mencapai 23 per 1.000 kelahiran hidup (terendah ), kata Menkes. Sekitar 57% kematian bayi tersebut terjadi pada bayi umur dibawah 1 bulan dan utamanya disebabkan oleh gangguan perinatal dan bayi berat lahir rendah. Menurut perkiraan, setiap tahunnya sekitar 400.000 bayi lahir dengan berat rendah (Depkes RI, 2004).

Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah merupakan salah satu faktor resiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal. Selain itu bayi BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang selanjutnya sehingga membutuhkan biaya perawatan yang tinggi. Angka BBLR di Indonesia nampak bervariasi. Dari beberapa studi kejadian BBLR pada tahun 1984 sebesar 14,6% di daerah pedesaan dan 17,5% di Rumah Sakit, hasil studi di 7 daerah diperoleh angka BBLR dengan rentang 2,1% - 17,2 %, secara nasional berdasarkan analisa lanjut SDKI 1991 angka BBLR sekitar 7,5 % (Setyowati, 2004).

Metode kanguru atau perawatan bayi lekat ditemukan sejak tahun 1983, sangat bermanfaat untuk merawat bayi yang lahir dengan berat badan rendah baik selama perawatan di rumah sakit ataupun di rumah (Suriviana, 2005).


(43)

Dari hasil survei yang dilakukan oleh peneliti di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang, dijumpai beberapa bidan yang melakukan metode kanguru dalam perawatan bayi baru lahir dan masih ada beberapa bidan yang memisahkan bayi dengan ibunya atau di masukkan ke inkubator, bagi yang mempunyai inkubator.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk meneliti tentang pengetahuan dan sikap bidan tentang metode kanguru di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan data pada latar belakang di atas, perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Pengetahuan dan sikap bidan tentang metode kanguru di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang tahun 2009”.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian yang telah di tetapkan maka tujuan peneliti adalah untuk mengetahui pengetahuan dan sikap bidan tentang metode kanguru di Kecamatan Sibiru – biru tahun 2009.

D. Manfaat Penelitian 1. Layanan


(44)

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan informasi yang berguna bagi pelayanan serta konseling kesehatan khususnya kepada bidan agar lebih mengerti tentang metode kanguru dan dapat memberikan sikap ketika melaksanakan metode kanguru.

2. Perkembangan ilmu kebidanan khususnya asuhan kebidanan

Sebagai masukan bagi mahasiswa yang akan mengadakan penelitian selanjutnya khususnya mengenai pengetahuan dan sikap bidan tentang metode kanguru.

BAB II


(45)

PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG METODE KANGURU DI KECAMATAN SIBIRU – BIRU KAB. DELI SERDANG TAHUN 2009

YULLETA SRI INDRIANI

NIM. 085102040

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(46)

Judul : Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Metode Kanguru di Kec. Sibiru – biru Kab. Deli Serdang Tahun 2008

Nama : Yulleta Sri Indriani

NIM : 085102040

Program Studi : D – IV Bidan Pendidik

Pembimbing Penguji

………. ……….………..Penguji I

(dr. Zulkifli, MSi) (Dina Indarsita, M.Kes)

………..Penguji II (dr. Murniati Manik, MSc, SpKK)

………...Penguji III (dr. Zulkifli, MSi)

Program D – IV Bidan Pendidik telah menyetujui Karya Tulis Ilmiah ini sebagai bagian dari prasyarat kelulusan untuk Sarjana Sains Terapan untuk D – IV Bidan Pendidik.

……… ……….

(Nur Asnah, SKp, MNS) (dr. Murniati Manik, MSc, SpKK)

NIP. NIP. 130 810 201

Koordinator Ketua Pelaksana


(47)

PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG KTI

NAMA : YULLETA SRI INDRIANI

NIM : 085102040

JUDUL : PENGETAHUAN DAN SIKAP BIDAN TENTANG METODE

KANGGURU DI KEC. SIBIRU – BIRU KAB. DELI SERDANG TAHUN 2008

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut di atas di setujui untuk mengikuti ujian sidang hasil KTI.

Medan, 09 juni 2009

Pembimbing

(dr. Zulkifli, MSi)

NIP. 130 675 296

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(48)

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Yulleta Sri Indriani

Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Metode Kanguru Di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009

iii + 40 halaman + 8 tabel + 1 skema + 8 lampiran ABSTRAK

BBLR sering mengalami penyulit dan memberi resiko kematian yang tinggi. Penyulit yang sering dihadapi adalah gangguan pernapasan dan hipotermi (suhu tubuh kurang dari 36,5 derajat C), sehingga diperlukan perawatan di dalam inkubator. Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah merupakan salah satu faktor risiko yang mempunyai kontribusi terhadap kematian bayi khususnya pada masa perinatal.

Metode kanguru atau perawatan bayi lekat ditemukan sejak tahun 1983, sangat bermanfaat untuk merawat bayi yang lahir dengan berat badan rendah baik selama perawatan di rumah sakit ataupun di rumah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap bidan tentang metode kanguru di Kecamatan Sibiru – biru tahun 2009. Penelitian ini bersifat deskriptif murni dengan sampel penelitian 35 bidan dengan menggunakan metode total sampel. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2009. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang meliputi data demografi dan kuesioner metode kanguru.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas bidan mempunyai pengetahuan yang baik tentang metode kanguru sebanyak 18 bidan (51,4%), pengetahuan cukub baik tentang metode kanguru sebanyak15 bidan (42,9%), dan pengetahuan kurang baik ada 2 bidan (5,7) serta mempunyai sikap yang baik dalam tindakan metode kanguru sebanyak 30 bidan (85,7%) dan sikap kurang baik dalam tindakan metode kanguru sebanyak 5 orang (14,3%).

Perlu peningkatan pengetahuan dan sikap bidan dalam metode kanguru melalui pemberian kesempatan bidan untuk mengikuti pelatihan ataupun melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Perlu pengadaan dan peningkatan penghargaan kepada para bidan sebagai upaya memotivasi mereka dalam melaksanakan tugasnya khususnya pemberian pelayanan metode kanguru.

Kata Kunci : Pengetahuan dan Sikap Bidan, BBLR, Metode Kanguru Daftar pustaka 21 (2001 – 2008)


(49)

Nama : YULLETA SRI INDRIANI Tempat / Tanggal Lahir : Medan, 20 Juli 1986

Agama : Kristen Protestan Alamat : Padang – Sumatera Barat

Riwayat Pendidikan : Tahun 1992 - 1998 : SD. Negeri No. 101801 Sibiru-biru Tahun 1998 - 2001 : SLTP Negeri 1 Sibiru-Biru

Tahun 2001 - 2004 : SMA Negeri 6 Padang

Tahun 2005 - 2008 : Akademi Kebidanan Deli Husada Deli Tua

Tahun 2008 – 2009 : D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU Medan


(50)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Pengetahuan dan Sikap Bidan tentang Metode Kangguru di Kecamatan Sibiru – biru Kab. Deli Serdang Tahun 2009”.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah penulis banyak mengalami kesulitan, akan tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini tepat pada waktunya. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. dr. Chairuddin Lubis DTMH dan Sp.A (K) selaku rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. dr. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua program studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. dr. Zulkifli, MSi selaku dosen pembimbing materi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberikan arahan dan bimbingan.

5. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

6. Kepada ayahanda dan ibunda tercinta yang telah banyak membantu baik moril maupun materil dan memberikan dorongan dan semangat serta doa sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.


(51)

7. Kepada adik – adikku tercinta yang telah memberikan dorongan dan semangat serta doa sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.

8. Kepada kasihku tercinta yang telah memberikan dorongan dan semangat serta doa sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan.

9. Rekan-rekan Mahasiswa di D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini khususnya Niswa Lubis, Magdalena Barus, Rahma Linda, Pitriani Br Tarigan, Zuraida, dan Pratiwi Lumban Tobing.

10.Seluruh pihak yang turut ambil andil dalam selesainya Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan baik isi maupun susunan bahasanya, untuk itu penulis mengharapkan saran dan bimbingan dari pembaca yang dapat membangun kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, 18 Juni 2009

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman


(52)

PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG HASIL ... ii

ABSTRAK ... iii

CURRICULUM VITAE ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR SKEMA ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I Pendahuluan A.Latar Belakang ... 1

B.Perumusan Masalah... 3

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 4

BAB II Tinjauan Pustaka A.Pengetahuan ... 5

1. Defenisi Pengetahuan ... 5

2. Beberapa cara mengetahui Pengetahuan ... 8

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi Pengetahuan ... 9

B.Sikap ... 12

1. Defenisi Sikap ... 12

2. Tingkatan Sikap ... 12

3. Pengukuran Sikap Model Likert ... 13

4. Faktor – faktor yang mempengaruhi terbentuknya Sikap ... 13

C.Defenisi Bidan ... 14

D.Metode Kangguru ... 14

1.Defenisi ... 14

2.Tujuan Perawatan dengan Metode Kangguru ... 15

3.Keuntungan Metode Kangguru ... 15


(53)

5.Komponen Metode Kangguru ... 17

BAB III Kerangka Penelitian A.Kerangka Konsep ... 19

B.Defenisi Operasional ... 19

BAB IV Metode Penelitian A.Desain Penelitian ... 23

B.Populasi dan Sampel ... 23

1.Populasi ... 23

2.Sampel ... 23

C.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

1.Lokasi Penelitian ... 23

2.Waktu Penelitian ... 24

D.Pertimbangan Etik Penelitian ... 22

E.Instrumen Penelitian ... 24

F.Pengumpulan Data ... 26

G.Analisa Data ... 26

BAB V Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Hasil Penelitian ... 27

1. Karakteristik Demografi ... 27

2. Pengetahuan ... 30

3. Sikap ... 31

B. Pembahasan ... 36

1. Interpretasi dan diskusi hasil ... 36

C. Keterbatasan Penelitian ... 38

D. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan Bidan ... 39

BAB VI Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan ... 40


(54)

B. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41


(55)

Tabel 1a. Distribusi Demografi Bidan Tentang Metode Kangguru berdasarkan Golongan Umur Di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009 ... .. 27

Tabel 1b. Distribusi Demografi Bidan Tentang Metode Kangguru berdasarkan Pendidikan Di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun

2009... ... 28 Tabel 1c. Distribusi Demografi Bidan Tentang Metode Kangguru berdasarkan Lama

Kerja Di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009... 28 Tabel 1d. Distribusi Demografi Bidan Tentang Metode Kangguru berdasarkan

Pelatihan Di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009 ... ... 29 Tabel 2a. Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Bidan Terhadap Pertanyaan

Pengetahuan Tentang Metode Kanguru di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009... ... 30 Tabel 2b. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Bidan Tentang Metode Kangguru Di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2009... ... 31 Tabel 3a. Ditribusi Responden Berdasarkan Jawaban Bidan Terhadap Pertanyaan

Sikap Tentang Metode Kangguru di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009 ... 32

Tabel 3b. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Bidan tentang Metode Kanguru di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009 ... 35


(56)

Skema

Halaman

1. Kerangka Konsep...19


(57)

Lampiran 1 : Lembar persetujuan menjadi responden Lampiran 2 : Kuesioner

Lampiran 3 : Lembar content validity Lampiran 4 : Surat izin penelitian

Lampiran 5 : Balasan surat izin penelitian Lampiran 6 : Master tabel hasil penelitian Lampiran 7 : Output SPSS

Lampiran 8 : Lembar konsultasi

BAB I PENDAHULUAN


(1)

PERNYATAAN PERSETUJUAN SIDANG HASIL ... ii

ABSTRAK ... iii

CURRICULUM VITAE ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR SKEMA ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I Pendahuluan A.Latar Belakang ... 1

B.Perumusan Masalah... 3

C.Tujuan Penelitian ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 4

BAB II Tinjauan Pustaka A.Pengetahuan ... 5

1. Defenisi Pengetahuan ... 5

2. Beberapa cara mengetahui Pengetahuan ... 8

3. Faktor – faktor yang mempengaruhi Pengetahuan ... 9

B.Sikap ... 12

1. Defenisi Sikap ... 12

2. Tingkatan Sikap ... 12

3. Pengukuran Sikap Model Likert ... 13

4. Faktor – faktor yang mempengaruhi terbentuknya Sikap ... 13

C.Defenisi Bidan ... 14

D.Metode Kangguru ... 14

1.Defenisi ... 14

2.Tujuan Perawatan dengan Metode Kangguru ... 15

3.Keuntungan Metode Kangguru ... 15


(2)

5.Komponen Metode Kangguru ... 17

BAB III Kerangka Penelitian A.Kerangka Konsep ... 19

B.Defenisi Operasional ... 19

BAB IV Metode Penelitian A.Desain Penelitian ... 23

B.Populasi dan Sampel ... 23

1.Populasi ... 23

2.Sampel ... 23

C.Lokasi dan Waktu Penelitian ... 23

1.Lokasi Penelitian ... 23

2.Waktu Penelitian ... 24

D.Pertimbangan Etik Penelitian ... 22

E.Instrumen Penelitian ... 24

F.Pengumpulan Data ... 26

G.Analisa Data ... 26

BAB V Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Hasil Penelitian ... 27

1. Karakteristik Demografi ... 27

2. Pengetahuan ... 30

3. Sikap ... 31

B. Pembahasan ... 36

1. Interpretasi dan diskusi hasil ... 36

C. Keterbatasan Penelitian ... 38

D. Implikasi untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan Bidan ... 39

BAB VI Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan ... 40


(3)

B. Saran ... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 41


(4)

Tabel 1a. Distribusi Demografi Bidan Tentang Metode Kangguru berdasarkan Golongan Umur Di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009 ... .. 27

Tabel 1b. Distribusi Demografi Bidan Tentang Metode Kangguru berdasarkan Pendidikan Di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun

2009... ... 28 Tabel 1c. Distribusi Demografi Bidan Tentang Metode Kangguru berdasarkan Lama

Kerja Di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009... 28 Tabel 1d. Distribusi Demografi Bidan Tentang Metode Kangguru berdasarkan

Pelatihan Di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009 ... ... 29 Tabel 2a. Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Bidan Terhadap Pertanyaan

Pengetahuan Tentang Metode Kanguru di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009... ... 30 Tabel 2b. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Bidan Tentang Metode Kangguru Di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang

Tahun 2009... ... 31 Tabel 3a. Ditribusi Responden Berdasarkan Jawaban Bidan Terhadap Pertanyaan

Sikap Tentang Metode Kangguru di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009 ... 32

Tabel 3b. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Bidan tentang Metode Kanguru di Kecamatan Sibiru – biru Kabupaten Deli Serdang Tahun 2009 ... 35


(5)

Skema

Halaman

1. Kerangka Konsep...19


(6)

Lampiran 1 : Lembar persetujuan menjadi responden Lampiran 2 : Kuesioner

Lampiran 3 : Lembar content validity Lampiran 4 : Surat izin penelitian

Lampiran 5 : Balasan surat izin penelitian Lampiran 6 : Master tabel hasil penelitian Lampiran 7 : Output SPSS

Lampiran 8 : Lembar konsultasi

BAB I PENDAHULUAN