Simpulan Saran SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran CORE Connecting, Organizing, Reflecting, Extending pada materi sistem gerak dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis serta mengaktifkan siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka saran yang dapat diberikan peneliti yaitu untuk menerapkan model pembelajaran CORE, sebaiknya guru melakukan persiapan yang matang dengan materi yang akan diajarkan agar lebih diperhatikan apakah telah dipelajari atau belum oleh siswa karena pada model pembelajaran ini siswa lebih difokuskan pada kemampuan untuk menghubungkan pengetahuan yang dimilikinya sebagai prasyarat untuk mempelajari pengetahuan berikutnya. Dalam penerapan model pembelajaran CORE diharapkan guru menyusun skenario yang tepat agar semua tahapan dalam model pembelajaran CORE dapat terlaksana dengan baik dan tepat. Untuk siswa sebaiknya mempersiapkan diri sebelum mengikuti pembelajaran. Siswa harus mempersiapkan materi yang akan diajarkan sehingga kegiatan peembelajaran berlangsung menyenangkan. Siswa juga harus dapat berkonsentrasi dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga siswa dapat menangkap materi yang diberikan oleh guru. Siswa diharapkan dapat terus terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat mengembangkan pemahaman dan pengetahuan baru melalui pengalaman yang ditemukan sendiri. 42 DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman M. 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Afrizon R, Ratnawulan A Fauzi. 2012. Peningkatan Perilaku Berkarakter dan Ketrampilan Berpikir Kritis Siswa Kelas IX MtsN Model Padang Pada Mata Pelajaran IPA-Fisika Menggunakan Model Problem Based Instruction. Jurnal Penelitian Pembelajaran Fisika. 1:1-16. Anderson, Lorin W dan David R. Krathwohl. 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran dan Asesmen. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Anggareni NW, NP Ristiati NLP Widiyanti. 2013. Implementasi Strategi Pembelajaran Inkuiri Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Pemahaman Konsep IPA Siswa SMP. e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha. 3. Arikunto S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arnyana IBP. 2005. Pengaruh Penerapan Model PBL Dipandu Strategi Kooperatif Terhadap Kecakapan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Mata Pelajaran Biologi. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran IKIP Negeri Singaraja. 4: 1- 15. Arthana KP. 2010. Pembelajaran Inovatif Berbasis Deep DialogueCritical Thinking. Jurnal Teknologi Pendidikan 10 : 16-21. Calfee RC, MS Curwen, RG Miller KA White-Smith. 2010. Increasing Teachers Metacognition Develops Students Higher Learning During Content Area Literacy Instruction: Findings From The Writing Cycle Project. Issues in Teacher Education, Fall 2010. Djamarah SB. 1996. Psikologi Belajar. Bandung: Rineka Cipta. Fisher A. 2009. Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga. Hake RR. 1998. Interactive-engagement vs traditional methods : A six-thousand- student survey of mechanics test data for introductory physics courses. American Journal of Physics. 661: 64-74. Hamalik O. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 43 Isum L. 2012. Pembelajaran Matematika dengan Model CORE untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran dan Koneksi Matematis Siswa Di Sekolah Menengah Kejuruan. Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Jacob C. 2011. Refleksi Pada Refleksi Lesson Study Suatu Pembelajaran Berbasis Metakognisi. Makalah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Johnson EB. 2007. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikan dan Bermakna. Bandung: Mizan Learning Center MLC. Katz S Nirula L. 2001. Portifolio Exchange. On line at www.\\tsclient\- A\Portifolioexchange.htm . [diakses tanggal 10 Februari 2013]. Kawuwung F. 2011. Profil Guru, Pemahaman Kooperatif NHT, Dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Di SMP Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal El- Hayah. 14. Kemendikbud. 2011. Survei Internasional PISA. On line at http:litbang.kemdikbud.go.idindex.phpsurvei-internasional-pisa . [diakses tanggal 30 Januari 2013]. Khasan N. 2013. Efektivitas Model CORE Dengan Pendekatan Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Pokok Segi Empat Pada Peserta Didik Kelas VII SMP Nudia Semarang Tahun Pelajaran 20122013. Skripsi. Semarang: IAIN Walisongo. Murti B. 2009. Berpikir Kritis Critical Thingking. Seri Kuliah Budaya Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Oktaviana E. 2011. Pengaruh Metode Pembelajaran Berbasis Proyek dalam Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Materi Pengelolaan Lingkungan. On line at http:www.google.co.idurl?sa=trct=jq=esrc=ssource=webcd=1ca d=rjauact=8ved=0CBsQFjAAurl=http3A2F2Flib.unnes.ac.id2F 111392F12F10042A.pdfei=FZUbVY3mB4ewuATmoYLgCwusg=A FQjCNFTyxGyAqrKLzFbbaJy6ef0TyTPdgbvm=bv.89744112,d.c2E Patmawati H. 2011. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran Larutan Elektrolit dan Nonlektrolit Dengan Metode Praktikum. Skripsi. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pritasari ADC. 2011. Upaya Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI IPA 2 Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Yogyakarta Pada Pembelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta. Rahma AN. 2012. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Model Inkuiri Berpendekatan SETS Materi Kelarutan dan Hasil kali Kelarutan untuk Menumbuhkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Empati Siswa Terhadap Lingkungan. Journal of Educational Research and Evaluation 1 2: 133- 138. Rosyada D. 2007. Paradigma Pendidikan Demokratis Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan. Jakarta: Prenada Media. Sadia IW. 2008. Model Pembelajaran Yang Efektif Untuk Meningkatkan Ketrampilan Berpikir Kritis Suatu Persepsi Guru. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA. 2: 219-238. Sagala S. 2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Sakuntala L. 2014. Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Terbentuknya Harga Pasar Dengan Penerapan Model CORE Pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Ungaran. Economic Education Analysis Journal. 23: 164-176. Sanjaya W. 2012. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana. Sayekti IC, Sarwanto Suparmi. 2012. Pembelajaran IPA Menggunakan Pendekatan Inkuiri Terbimbing melalui Metode Eksperimen dan Demonstrasi Ditinjau dari Kemampuan Analisis dan Sikap Ilmiah Siswa. Jurnal Inkuiri. 12: 142-153. Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito. Sudjana N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sugandhi A. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES. Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. Widiyanti NMV. 2012. Penerapan Model CORE Connecting, Organizing, Reflecting, Extending Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII B di SMP Negeri 1 Sukadasa Tahun Ajaran 20112012. Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika KARMAPATI. 14: 586-596. Widowati A. 2010. Pengembangan Critical Thinking Melaui Penerapan Model PBL dalam Pembelajaran Sains. On line at http3A2F2Fstaff.uny.ac.id2Fsites2Fdefault2Ffiles2F132319972 2FPengembangan2520Critical2520Thinking2520melalui2520Pener apan2520Model2520PBL2520Jurnal2520FIP25202010.pdf. [diakses tanggal 1 Juni 2014]. Yuniarti S. 2013. Pengaruh Model CORE Berbasis Kontekstual Terhadap Kemampuan Matematis Siswa. Skripsi. Bandung: STKIP Siliwangi Bandung. SILABUS PEMINATAN MATEMATIKA DAN ILMU-ILMU ALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI SMA Satuan Pendidikan : SMA Kelas : XI KI : 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli gotong royong, kerjasama, toleran, damai, santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan. Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar 3. Struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada sistem gerak 1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang struktur Struktur dan fungsi tulang, otot Mengamati  Mengamati suatu gambar patah Tugas  Membuat 7 x 45  Buku siswa  Buku biologi L ampiran 1 . Sil abus Pe mbe laj aran 47 dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup. dan sendi pada manusia.  Mekanisme gerak.  Macam- macam gerak.  Kelainan pada sistem gerak.  Teknologi yang mungkin untuk membantu kelainan pada sistem gerak tulang. Menanya  Mengapa bisa terjadi patah pada tulang?  Apa penyusun tulang dan bagaimana hubungan antara penyusun dengan fungsinya? Mengumpulkan Data EksperimenEkplorasi  Melakukan pengamatan struktur tulang dengan percobaan merendam tulang paha ayam dalam larutan HCl dan membandingkannya dengan tulang yang tidak direndam HCl untuk mendapatkan konsep struktur tulang keras dan tulang rawan dan hubungan HCl dengan calsium Ca.  Mendemonstrasikan berbagai cara kerja otot dan sendi dengan berbagai cara gerakan oleh beberapa siswa.  Membuat awetan rangka Ikan, Katak atau ayamburung sebagai tugas mandiri ber kelompok.  Mengamati struktur sel penyusun jaringan tulang. gambar ilustrasi tentang struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada sistem gerak. Observasi  Kerja ilmiah dan keselamatan kerja siswa selama kegiatan pengamatan dan percobaan. Portofolio  Hasil laporan tertulis kemampuan menulis judul kelogisan dengan isi pembahasan. Tes  Tes membuat Campbell  LKS sistem gerak  Model rangka manusia  Tulang paha ayam  HCL  Platisin. 1.2. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses. 1.3. Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya. 2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam 48 melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelaslaboratorium maupun di luar kelaslaboratorium. Mengasosiasikan  Menghubungkan hasil pengamatan struktur tulang dengan pola makan rendah kalsium, proses menyusui dan menstruasi serta menyimpulkan fungsi kalsium dalam sistem gerak.  Menganalisis jenis gerakan dan organ gerak yang berfungsi dalam berbagai kegiatan gerak yang dilakukandiperagakan, misalnya: lencang depan, membengkokan meluruskan kaki tangan, menggeleng menunduk menengdah, jongkok, menggeliat, menengadah dan menelungkupkan telapak tangan, dll.  Mengaitkan proses-proses gerak yang dilakukan dengan kelainan yang mungkin terjadi. Mengkomunikasikan  Menyampaikan secara lisan hasil pembelajaran yang dilakukan dan mengevaluasi ketercapaian pemahaman diri tentang struktur dan fungsi sel pada jaringan penyusun tulang.  Menyusun laporan struktur dan fungsi sel penyusun jaringan pada sistem gerak secara tertulis. gambar ilustrasi untuk menunjukkan pengusaan pemahaman tentang struktus sel penyusun organ tulang, otot, dan sendi 2.2. Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar. 3.5. Menganalisis hubungan antara struktur jaringan penyusun organ pada sistem gerak dan mengaitkan dengan bioprosesnya sehingga dapat menjelaskan mekanisme gerak serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem gerak manusia melalui studi literatur, pengamatan, percobaan, dan simulasi. 4.6. Menyajikan hasil analisis tentang kelainan pada struktur dan fungsi jaringan gerak yang menyebabkan gangguan sistem gerak manusia melalui berbagi bentuk media presentasi. 49 Lampiran 2. Jadwal Penelitian Jadwal Penelitian Pertemuan Kegiatan 1 Praktikum sifat dan struktur tulang 2 Identifikasi tulang manusia melalui model rangka manusia 3 Demonstrasi persendian pada tubuh manusia 4 Identifikasi struktur otot melalui replika dari plastisin, diskusi mekanisme kerja otot 5 Identifikasi penyakit gangguan sistem gerak Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RPP Sekolah : SMA Walisongo Pecangaan Mata Pelajaran : Biologi KelasSemester : XIGasal Materi Pokok : Struktur dan Fungsi Sel Penyusun Jaringan pada Sistem Gerak Alokasi Waktu : 7 x 45 menit

A. Kompetensi Inti KI

Dokumen yang terkait

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Aljabar, Berpikir Kritis Matematis, dan Self-Regulated Learning Siswa SMP melalui Pembelajaran CORE: (Connecting, Organizing, Reflecting, dan Extending).

4 17 94

MODÉL CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA CERITA BABAD SUMEDANG.

1 16 42

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP.

2 14 39

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CORE (Connecting, Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) (PTK Pembelajaran M

0 3 17

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA.

1 7 45

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, AND EXTENDING) MATERI FLUIDA DINAMIS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI IPA 1 SMA NEGERI KEBAKKRAMAT.

1 2 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP - repository UPI S MTK 0902192 Title

0 0 3

PENINGKATAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP DENGAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE) - repository UPI S MAT 1205180 Title

0 0 3

1. Model Pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) - PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) DAN OEL (OPEN ENDED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA PADA MATA PELA

2 6 37

PENGARUH PEMBELAJARAN CONNECTING ORGANIZING REFLECTING EXTENDING (CORE) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH SOKARAJA

0 0 18