PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA.

(1)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN KATA MUTIARA

LEMBAR PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ...i

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR DIAGRAM ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian ... 6

1.3 Pembatasan Masalah Penelitian ... 7

1.4 Rumusan Masalah Penelitian ... 7

1.5 Tujuan Penelitian ... 8

1.6 Manfaat Penelitian ... 8

BAB 2 PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA DENGAN MODEL CORE 2.1 Penulisan Teks Berita ... 10

2.1.1 Pengertian Menulis ... 10

2.1.2 Fungsi Menulis ... 12 vii


(2)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.1.3 Manfaat Menulis ... 18

2.1.4 Tujuan Menulis ... 23

2.1.5 Ragam Tulisan ... 26

2.1.6 Langkah-langkah Menulis ... 28

2.1.7 Pengertian Berita ... 31

2.1.8 Persyaratan Berita ... 32

2.1.9 Bahasa Jurnalistik dalam Berita ... 33

2.1.10 Ciri-ciri Bahasa Jurnalistik ... 34

2.1.11 Konsep Berita ... 39

2.1.12 Nilai Berita ... 41

2.1.13 Sifat Berita ... 45

2.1.14 Jenis-Jenis Berita ... 46

2.1.15 Anatomi Berita ... 48

2.1.16 Teknik Menulis Berita ... 50

2.1.17 Menulis Teks Berita ... 55

2.1.18 Proses Menulis Berita ... 56

2.1.19 Teknik Penilaian Menulis Teks Berita ... 57

2.1.20 Pembelajaran Menulis Teks Berita di Sekolah Menengah Pertama (SMP) ... 58

2.2 Model CORE ... 59

2.2.1 Pengertian Model CORE ... 59

2.2.2 Kelebihan Model CORE ... 62 viii


(3)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2.2.3 Kekurangan Model CORE ... 63

2.3 Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Model CORE ... 63

2.4 Hipotesis ... 66

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 67

3.2 Desain Penelitian ... 68

3.3 Sumber Data ... 69

3.3.1 Populasi Penelitian ... 70

3.3.2 Sampel Penelitian ... 71

3.4 Teknik penelitian ... 71

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data ... 72

3.4.1.1 Kegiatan Tes Awal di Kelas Eksperimen dan Kelas Pembanding ... 72

3.4.1.2 Pemberian Perlakuan di Kelas Eksperimen dan Kelas Pembanding .... 72

3.4.1.3 Kegiatan Tes Akhir di Kelas Eksperimen dan Kelas Pembanding ... 73

3.4.2 Teknik Pengolahan Data ... 73

3.5 Definisi Operasional ... 82

3.6 Instrumen Penelitian ... 83

3.6.1 Lembar Soal ... 83

3.5.2 Format Penilaian ... 84

3.5.3 Lembar Observasi ... 88

BAB 4 DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Data ... 92


(4)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.1.1 Data Hasil Tes ... 93

4.1.1.1 Nilai Tes Awal Kelas Eksperimen ... 93

4.1.1.2 Nilai Tes Akhir Kelas Eksperimen ... 113

4.1.1.3 Nilai Tes Awal Kelas Pembanding ... 130

4.1.1.4 Nilai Tes Akhir Kelas Pembanding ... 145

4.1.2 Pembahasan Hasil Observasi ... 161

4.1.3 Analisis Statistik Hasil Data ... 164

4.1.3.1 Uji Reliabilitas Antarpenimbang ... 164

4.1.3.1.1 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Tes Awal Kelas Eksperimen ... 164

4.1.3.1.2 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Tes Akhir Kelas Eksperimen ... 168

4.1.3.1.3 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Tes Awal Kelas Pembanding ... 171

4.1.3.1.4 Uji Reliabilitas Antarpenimbang Data Tes Akhir Kelas Pembanding ... 174

4.1.3.2 Uji Normalitas Data ... 178

4.1.3.2.1 Uji Normalitas Data Tes Awal Kelas Eksperimen ... 178

4.1.3.2.2 Uji Normalitas Data Tes Akhir Kelas Eksperimen ... 181

4.1.3.2.3 Uji Normalitas Data Tes Awal Kelas Pembanding ... 184

4.1.3.2.4 Uji Normalitas Data Tes Akhir Kelas Pembanding ... 187

4.1.3.3 Uji Homogenitas Varian ... 190 x


(5)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.1.3.3.1 Uji Homogenitas Data Tes Awal Kelas eksperimen dan Kelas

Pembanding ... 191 4.1.3.3.2 Uji Homogenitas Data Tes Akhir Kelas eksperimen dan Kelas

Pembanding ... 191 4.1.3.4 Uji Hipotesis ... 192 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 195

4.2.1 Kemampuan Siswa dalam Menulis Teks Berita Sebelum Mengikuti Pembelajaran dengan Menggunakan Model Pembelajaran CORE dan Tanpa Menggunakan Model Pembelajaran CORE ... 195 4.2.2 Kemampuan Siswa dalam Menulis Teks Berita Sesudah Mengikuti

Pembelajaran dengan Menggunakan Model Pembelajaran CORE dan Tanpa Menggunakan Model Pembelajaran CORE ... 197 4.2.3 Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa yang Diberi Perlakuan

dengan Menggunakan Model CORE dan dengan Tanpa Menggunakan Model CORE ... 199

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 202 5.2 Saran ... 204

DAFTAR PUSTAKA ... 205 LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP


(6)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Berita merupakan informasi yang dibutuhkan oleh semua masyarakat untuk mengetahui suatu kejadian atau peristiwa serta memperluas wawasan dan memperkaya pengetahuan. Di era yang serba modern seperti sekarang ini untuk mendapatkan berita sangatlah mudah, berita bisa didapatkan baik melalui media cetak maupun media elektronik.

Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi, diperlukan sumber daya manusia yang siap menyampaikan maupun menulis teks berita. Menulis teks berita bukanlah kegiatan yang mudah karena memerlukan adanya keterampilan, pengetahuan, dan latihan yang terus-menerus. Keterampilan tersebut tidaklah dapat diperoleh secara instan tetapi perlu dipelajari dan tidak bergantung pada bakat yang dimiliki seseorang dalam menulis.

Pembelajaran menulis teks berita merupakan salah satu kompetensi berbahasa yang terdapat dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP kelas VIII semester 2 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Meskipun telah disadari bahwa keterampilan menulis sangat dibutuhkan dalam kehidupan modern, kenyataannya masih banyak siswa yang belum menguasai keterampilan menulis teks berita.


(7)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2

Hal tersebut dikemukakan pula oleh Sariah (2006:135) dalam penelitian

yang berjudul “Pembelajaran Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Teknik Wawancara pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Lembang Tahun Ajaran

2005/2006”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, kekurangan dan kelemahan siswa dalam menulis teks berita pada umumnya hampir sama, yakni tidak mementingkan isi berita, kurang mampu mengembangkan unsur 5W+1H, serta kesalahan ejaan dan tanda baca.

Agar bisa menghasilkan teks berita yang berkualitas, runtut, padu, dan faktual, perlu memperhatikan unsur-unsur teks berita seperti pemilihan judul berita, kelengkapan isi berita, kesesuaian isi berita dengan data yang diperoleh, penggunaan diksi, dan penggunaan ejaan dan tanda baca atau EYD.

Faktor lain yang memengaruhi kurangnya kemampuan siswa dalam menulis teks berita adalah dalam menulis teks berita siswa perlu memperhatikan fakta-fakta yang ada, berbeda dengan menulis fiksi, cerpen misalnya. Dalam menulis cerpen siswa bisa menulis cerita berdasarkan imajinasi dan pengalaman yang nyata.

Hal tersebut didukung pula oleh penelitian tentang menulis teks berita. Menurut Apri (2009:4) dalam skripsinya yang berjudul “Peningkatan Keteranpilan Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Rekaman Peristiwa pada Siswa Kelas VIII SMPN 12 Kota Bandung Tahun Ajaran

2008/2009”. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pengajaran mengenai menulis teks berita di tingkat SMP masih kurang. Siswa lebih tertarik menulis karya sastra dibandingkan dengan menulis teks berita. Hal tersebut dapat terlihat dari


(8)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

3

banyaknya teks berita yang mengandung unsur narasi. Sangat terlihat bahwa siswa kurang akrab dengan dengan teks berita.

Kurangnya kemampuan siswa dalam menulis teks berita semakin dipertegas dengan banyaknya pihak yang menilai bahwa pembelajaran menulis teks berita di sekolah-sekolah belum mencapai hasil yang memuaskan. Di sekolah guru lebih sering menggunakan model ceramah atau model penugasan dalam kegiatan belajar mengajar, sedangkan pembahasan hasil menulis siswa kurang dilaksanakan. Siswa pun pada akhirnya merasa bosan, jenuh, dan malas dalam mengikuti proses belajar belajar sehingga pembelajaran tidak berjalan dengan optimal dan hasilnya kurang memuaskan.

Meskipun dianggap sulit dan kompleks keterampilan menulis berita sangatlah penting untuk dikuasai oleh siswa guna membantu mereka dalam mengkaji berbagai peristiwa kehidupan secara akurat, teliti, dan saksama. Keterampilan dalam menulis teks berita tidak datang secara otomatis. Siswa tidak bisa hanya dijejali dengan banyaknya teori menulis, sedangkan pelatihan menulisnya sendiri jarang dibahas atau disampaikan. Dalam pembelajaran menulis teks berita yang paling dibutuhkan oleh siswa adalah berlatih menulis karena menulis sangat membutuhkan latihan dan praktik yang banyak, teratur, dan terprogram.

Permasalahan kurangnya kemampuan siswa menulis teks berita merupakan sebuah tantangan bagi pengajar atau guru bahasa Indonesia untuk memberikan pembelajaran yang lebih baik sehingga dapat merangsang motivasi dan membantu mengatasi kesulitan siswa dalam menulis teks berita.


(9)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4

Dalam menulis teks berita guru diharapkan mampu berpikir kreatif guna mencari alternatif pembelajaran yang menarik. Mereka pun diharapkan memiliki kesabaran, keuletan, dan kejelian guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Sesulit atau bahkan setidak menarik apapun materi pembelajaran, jika diajarkan oleh seorang guru yang memiliki kreativitas dalam mengajar tentu keberhasilan belajar akan lebih mudah tercapai.

Keberhasilan seorang guru dalam mengajar tidak hanya dapat ditentukan dari kecerdasan atau kedalaman ilmu yang dimilikinya, guru juga perlu menguasai model, teknik, strategi, metode, dan media pembelajaran. Siswa bukanlah robot yang dengan mudah bisa diprogram sesuka hati. Siswa adalah manusia yang memiliki emosi, karena itu perasaan senang, bosan, jenuh, malas, suka atau benci terhadap materi pembelajaran menulis teks berita yang diberikan pengajar bisa saja timbul. Guru yang bijaksana tentu akan mempertimbangkan model, teknik, strategi, dan media pembelajaran yang tepat berkenaan dengan materi pembelajaran. Hal tersebut merupakan suatu cara untuk membantu pengajaran guru sekaligus sebagai langkah dalam menarik perhatian, minat, dan motivasi siswa dalam belajar menulis teks berita.

Pada dasarnya untuk memecahkan permasalahan kurangnya kemampuan siswa dalam menulis teks berita bisa mempergunakan berbagai model, teknik, strategi, metode, maupun media yang berbeda-beda. Hal itu terlihat dari penelitian-penelitian mengenai pembelajaran menulis teks berita sebelumnya yang dinyatakan berhasil meskipun menggunakan berbagai model, teknik, strategi, metode, maupun media yang berbeda-beda.


(10)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5

Gambaran latar belakang yang telah dipaparkan, memberikan dorongan kepada peneliti untuk memecahkan permasalahan dalam menumbuhkan dan meningkatkan motivasi siswa terhadap keterampilan menulis teks berita maka diperlukan suatu model pembelajaran yang bervariasi dan menarik. Demi menjaga orisinalitas penelitian, dalam hal ini peniliti menerapkan model CORE karena model ini belum pernah dipergunakan pada pembelajaran menulis teks berita. Atas pertimbangan tersebut, peneliti merumuskan penelitian dengan judul

Penerapan Model Pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita”.

Model CORE yaitu suatu model pembelajaran yang mengajak siswa untuk terlibat secara langsung dalam mendalami, menggali, mengembangkan, memperluas, menggunakan, dan menemukan hasil materi yang sedang dipelajari, sehingga siswa akan mudah mengingat materi yang sedang dipelajarinya. Model CORE merupakan salah satu model pembelajaran yang mengedepankan model diskusi. Model CORE mencakup empat proses, yaitu connecting, organizing, reflecting, dan extending. Dengan connecting, siswa diajak untuk dapat menghubungkan pengetahuan baru yang akan dipelajari dengan pengetahuannya

terdahulu. organizing membawa siswa untuk dapat mengorganisasi

pengetahuannya. Kemudian dengan reflecting, siswa dilatih untuk menjelaskan kembali informasi yang telah mereka dapatkan. Terakhir, extending diantaranya dengan diskusi, pengetahuan siswa akan diperluas.

Melalui model CORE dalam pembelajaran menulis teks berita diharapkan dapat menarik minat siswa untuk menulis berita dan memberikan kesempatan


(11)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

6

yang seluas-luasnya kepada siswa untuk mengembangkan daya nalar dan komunikasi mereka sehingga dapat berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Selain itu, penggunaan model CORE ini diharapkan mampu meningkatkan motivasi, aktivitas, interaksi, dan komunikasi antar siswa serta memotivasi guru untuk melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga bisa mengurangi kesulitan siswa dalam pembelajaran menulis teks berita.

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang sulit dilakukan oleh siswa sehingga diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis.

2) Siswa sering kali mengalami kesulitan pada saat menuangkan ide dalam bentuk tulisan. Hal ini membuat siswa merasa tidak bisa menulis.

3) Teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran menulis kurang variatif sehingga pembelajaran menulis dirasakan membosankan.

4) Pembelajaran menulis teks berita masih sulit dikerjakan oleh siswa SMP karena kemampuan menulis berita memerlukan penguasaan berbagai unsur kebahasaan seperti pemilihan judul berita, kelengkapan isi berita, kesesuaian isi berita dengan data yang diperoleh, penggunaan diksi, dan penggunaan ejaan dan tanda baca atau EYD.


(12)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7

5) Peran guru sangat dibutuhkan untuk merangsang motivasi dan kekreatifan siswa melalui penggunaan berbagai teknik, metode, media, model, dan materi pembelajaran keterampilan menulis teks berita yang bervariasi.

1.3 Pembatasan Masalah Penelitian

Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah pembelajaran menulis teks berita siswa kelas VIII SMP Negeri 9 Bandung tahun ajaran 2011/2012 dengan menggunakan model CORE. Di dalam penelitian ini, peneliti berupaya mengatasi kesulitan-kesulitan dalam menulis teks berita. Agar penelitian lebih terfokus, peneliti membatasi permasalahan hanya pada (1) penggunaan model CORE dalam pembelajaran menulis teks berita dengan memperhatikan aspek daya tarik judul, (2) kelengkapan unsur-unsur berita, (3) ketepatan struktur penulisan berita, (4) keefektifan kalimat, dan (5) ketepatan ejaan dan tanda baca.

1.4 Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1) Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis teks berita sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model CORE dan tanpa menggunakan model CORE?

2) Bagaimanakah kemampuan siswa dalam menulis teks berita sesudah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model CORE dan tanpa menggunakan model CORE?

3) Apakah penerapan model CORE efektif dalam pembelajaran menulis teks berita?


(13)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

8

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hal-hal berikut:

1) kemampuan menulis teks berita siswa sebelum mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model CORE dan tanpa menggunakan model CORE. 2) kemampuan menulis teks berita siswa sesudah mengikuti pembelajaran

dengan menggunakan model CORE dan tanpa menggunakan model CORE. 3) mengetahui efektifitas pembelajaran menulis teks berita setelah diterapkannya

model CORE.

1.6 Manfaat Penelitian

Setiap kegiatan dilaksanakan bertujuan untuk mendapatkan manfaat yang berguna sehingga kegiatan yang dilakukan bukanlah pekerjaan yang sia-sia. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.6.1 Manfaat Teoretis

Jika dalam penelitian ini model CORE terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis berita siswa, maka penelitian ini akan memperkuat dan mendukung teori sekait penggunaan model CORE dalam pembelajaran menulis teks berita. Disamping itu, hasil penelitian ini dapat memperkaya ragam model dalam proses pembelajaran menulis teks berita.

1.6.2 Manfaat Praktis

1) Manfaat bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada guru, yaitu memberikan alternatif dalam memilih model pembelajaran yang lebih baik


(14)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

9

dalam meningkatkan kualitas belajar siswa khususnya dalam keterampilan menulis teks berita.

2) Manfaat bagi Siswa

Tentu hasil penelitian ini memberikankan manfaat bagi mereka yang memiliki kesulitan dalam keterampilan menulis teks berita, untuk mengembangkan dan meningkatkan kreatifitas, bakat serta ide terhadap pembelajaran menulis berita.

3) Manfaat bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti karena dapat mengembangkan wawasan dan pengalaman dalam bidang penelitian serta menjadi alternatif model pembelajaran baru dalam menulis teks berita. Manfaat lain yang diperoleh peneliti dari penelitian ini yaitu memberikan sebuah motivasi untuk melakukan penelitian dalam bidang lain.


(15)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini digunakan untuk mengujicobakan suatu metode pembelajaran dengan sengaja membangkitkan timbulnya suatu kejadian atau keadaan, kemudian diteliti bagaimana akibatnya. Hal ini sejalan dengan pendapat Syamsuddin dan Damaianti (2009:150) bahwa penelitian eksperimental merupakan suatu metode yang sistematis dan logis untuk menjawab pertanyaan “jika sesuatu dilakukan pada kondisi-kondisi yang dikontrol dengan teliti, apakah yang akan terjadi?”. Dalam hal ini peneliti memanipulasi suatu perlakuan, stimulus, atau kondisi-kondisi tertentu kemudian mengamati pengaruh dan perubahan yang diakibatkan oleh manipulasi yang dilakukan secara sengaja tadi.

Metode yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu atau kuasi eksprimen. Metode ini merupakan metode penelitian yang menguji hipotesis berhubungan sebab akibat melalui memanipulasi variabel independen (misalnya treatment, stimulus, dan kondisi) dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh pemanipulasian tadi (Subana dan Sudrajat, 2001:95).

Eksperimen semu hampir sama dengan eksperimen sebenarnya. Perbedaannya terletak pada penggunaan subjek peneltian. Pada eksperimen semu subjek penelitian yang digunakan adalah kelompok yang sudah ada (intact group).


(16)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Syamsuddin dan Damaianti (2009:162), kuasi eksperimen tidak melakukan melakukan random assignment, tetapi dengan menggunakan kelompok yang sudah terbentuk (intac group). Peniadaan random assignment didasarkan atas pertimbangan agar pelaksanaan eksperimen bersifat alami. Dengan demikian, subjek atau siswa tidak merasa bahwa dirinya sedang dieksperimen.

Tujuan penelitian ini yakni untuk meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat dengan cara menggunakan suatu perlakuan kepada suatu kelompok atau kelas kemudian membandingkan hasilnya dengan kelas kontrol atau kelas pembanding. Pemilihan metode ini disesuaikan dengan tujuan yang hendak peneliti capai, yaitu untuk menguji manfaat penerapan model pembelajaran CORE terhadap hasil belajar siswa dalam menulis teks berita.

3.2 Desain Penelitian

Jenis desain penelitian yang peneliti gunakan adalah rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir dengan kelompok kontrol (the randomized pretest-postest control group design) (Syamsuddin dan Damaianti, 2009:163). Dengan demikian, desain yang digunakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut.

R 01 X1 02 R 03 X2 04


(17)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keterangan:

R = penentuan sampel secara acak X1 = perlakuan untuk kelas eksperimen

X2 = perlakuan untuk kelas kontrol atau pembanding 01 = tes awal kelas eksperimen

02 = tes akihr kelas eksperimen

03 = tes awal kelas kontrol atau pembanding 04 = tes akhir kelas kontrol atau pembanding

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Teknik ini meliputi tes awal dan tes akhir di kelas eksperimen dan kelas pembanding. Tes awal berupa tes esai yaitu siswa diminta untuk membuat sebuah teks berita. Setelah dilakukan tes awal, peneliti memberikan perlakuan. Perlakuan di kelas eksperimen peneliti menerapkan model pembelajaran CORE, sedangkan di kelas pembanding tidak diberi perlakuan khusus hanya dengan menggunakan metode ceramah. Setelah diberi perlakuan, siswa diberikan tes akhir untuk mengetahui apakah perlakuan yang diberikan telah menyebabkan perubahan yang lebih baik.

3.3 Sumber Data

Menurut Arikunto (2010:172) sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini berhubungan dengan populasi dan sampel penelitian. Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Bandung yang bertempat di Jalan Semar, Bandung. Peneliti memilih SMP Negeri 9 Bandung menjadi sumber data penelitian ini karena berdasarkan hasil pengamatan sebagian besar siswa masih mengalami


(18)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kesulitan dan kekurangan dalam keterampilan menulis. Penyebab utama siswa kurang memiliki keterampilan menulis karena metode pembelajaran yang diberikan guru selalu monoton menyebabkan siswa merasa jenuh dan bosan dengan pembelajaran menulis sehingga siswa tidak memiliki motivasi untuk terampil menulis.

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010:173). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII SMPN 9 Bandung yang berjumlah 443 orang terbagi dalam 12 kelas.

Berikut ini peneliti sajikan keadaan populasi dalam bentuk tabel.

Tabel 3.1

Data Siswa Kelas 8 SMP Negeri 9 Bandung

Kelas Jumlah Siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan Keseluruhan

VIII.1 18 20 38

VIII.2 18 20 38

VIII.3 18 20 38

VIII.4 18 18 36

VIII.5 16 20 36

VIII.6 19 18 37

VIII.7 19 17 36

VIII.8 18 18 36

VIII.9 18 17 35

VIII.10 18 19 37

VIII.11 20 18 38


(19)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010:174). Dengan kata lain, sampel merupakan sebagian dari keseluruhan subjek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara random sampling atau sampel acak. Dalam pengambil sampel secara random, semua subjek yang terdapat dalam populasi dianggap sama, maka peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel (Arikunto, 2010:177). Cara sampel acak yang digunakan dalam penelitian adalah adalah dengan undian. Setiap kelas diberi nomor lalu dipilih dua kelas yang akan dijadikan sampel dengan cara di kocok.

Melalui sampel acak, maka didapatlah dua kelas untuk dijadikan sampel dalam penelitian ini, yaitu kelas 11 sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-7 sebagai kelas kontrol.

3.4 Teknik Penelitian

Teknik adalah metode atau sistem mengerjakan sesuatu (KBBI, 2008:1473). Berdasarkan definisi teknik tersebut maka dapat disimpulkan bahwa teknik penelitian merupakan suatu cara untuk memecahkan masalah yang dihadapi saat melaksanakan penelitian dengan menggunakan metode tertentu. Dalam teknik penelitian akan diuraikan sejumlah langkah teknis yang berkaitan dengan teknik pengumpulan data dan teknik pengoalahan data. Untuk penjelasan semua langkah teknis tersebut, peneliti memaparkannya di bawah ini.


(20)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan pekerjaan yang paling penting dalam meneliti karena tujuan utama dari sebuah penelitian adalah untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui teknik tes. Tes adalah serentetan perrtanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat, yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes diberikan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Tes yang diberikan kepada siswa di kelas eksperimen dan di kelas pembanding sebanyak dua kali, yaitu sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan.

Langkah-langkah yang digunakan dalam pengumpulan data dengan tes adalah sebagai berikut.

3.4.1.1 Kegiatan Tes Awal di Kelas Eksperimen dan Kelas Pembanding

Kegiatan tes awal diberikan kepada siswa di kelas eksperimen dan kelas pembanding untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menulis teks berita sebelum diberi perlakuan. Kegiatan tes awal di kelas eksperimen dan kelas pembanding mendapatkan perlakuan yang sama, baik dari segi waktu pengerjaan dan kebebasan siswa dalam menentukan topik berita.

3.4.1.2 Pemberian Perlakuan di Kelas Eksperimen dan Kelas Pembanding

Setelah mendapatkan data melalui tes awal kegiatan selanjutnya adalah memberikan perlakuan pembelajaran menulis teks berita. Perlakuan yang diberikan kepada siswa kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran CORE sedangkan untuk siswa kelas pembanding hanya dengan menggunakan


(21)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

metode ceramah. Perlakuan yang diberikan kepada kepada siswa kelas eksperimen dan kelas pembanding sebanayak tiga kali perlakuan.

3.4.1.3 Kegiatan Tes Akhir di Kelas Eksperimen dan Kelas Pembanding

Setelah siswa mendapatkan perlakuan maka langkah selanjutnya adalah mengadakan kegiatan tes akhir. Tes akhir dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pemberian perlakuan terhadap kemampuan siswa dalam menulis teks berita.

3.4.2 Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan setelah semua data terkumpul. Data berupa hasil tes awal dan tes akhir siswa dalam menulis teks berita. Langkah selanjutnya adalah mengadakan pengolahan data dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan rumus statistik. Pengolahan data dilakukan secara kuantitatif kemudian data yang diperoleh dari hasil tes akan diolah dengan cara membandingkan data tes awal dan tes akhir kelas eksperimen dan kelas pembanding. Langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai berikut.

a. Menilai dan menganlisis data tes awal dan tes akhir pada kelas eksperimen dan kelas pembanding berdasarkan kriteria penilaian yang telah ditetapkan, kemudian dianalisis dan ditabulasikan. Tujuannya untuk mengetahui rata-rata nilai tes awal dan tes akhir yang diperoleh siswa. Penilaian hasil tes awal dan tes akhir menulis teks berita siswa dinilai oleh tiga orang peneliti. Langkah-langkah analisis datanya adalah sebagai berikut.


(22)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

a) Menganalisis hasil tulisan siswa.

b) Menentukan hasil skor prates dan pascates, setelah itu mengubah skor menjadi nilai dengan rumus:

Nilai skor = x 100

c) Mendeskripsikan beberapa hasil tes awal dan tes akhir kelas eksperimen dan kelas pembanding.

b. Penilaian tes menulis teks berita dinilai oleh lebih dari satu orang maka peneliti melakukan uji reliabilitas antar penimbang untuk skor tes awal dan tes akhir di kelas eksperimen dan kelas pembanding. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi unsur subjektivitas. Langkah-langkah uji reliabilitasnya sebagai berikut.

a) Membuat tabel-tabel data hasil uji antarpenimbang hasil skor tes awal dan tes akhir kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b) Untuk menguji penilaian yang diberikan oleh penimbang maka uji reliabilitas dilakukan dengan:

1) Mencari jumlah kuadrat responden dengan menggunakan rumus:

�� 2

= ( )2–( )2

.

Keterangan:

�� 2

= jumlah kuadrat responden (testi)

( )2 = jumlah kuadrat benar dari responden ( )2 = kuadrat dari jumlah skor total

k = banyaknya item (dari penguji) N = banyaknya responden atau testi


(23)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2) Mencari jumlah kuadrat penimbang dengan menggunakan rumus:

�� 2

= ( )2–( )2

.

Keterangan:

�� 2

= jumlah kuadrat item (penilai berjumlah tiga orang)

( )2 = jumlah kuadrat benar dari seluruh item

( )2 = kuadrat dari jumlah skor total k = banyaknya item (dari penguji) N = banyaknya responden atau testi

3) Mencari jumlah kuadrat total dengan menggunakan rumus:

�� 2

= 2 –( )2

.

Keterangan:

�� 2

= jumlah kuadrat total penilaian

2 = jumlah kuadrat dari tiap hasil responden ( )2 = kuadrat dari jumlah skor total

k = banyaknya item (dari penguji) N = banyaknya responden atau testi

4) Mencari jumlah kuadrat sisa (kekeliruan) dengan menggunakan rumus:

�� 2

= 2 – 2 – 2

Keterangan:

�� 2

= jumlah kuadrat kekeliruan 2 = jumlah kuadrat total 2 = jumlah kuadrat responden


(24)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2 = jumlah kuadrat penimbang

5) Mencari varians responden, varians penimbang, dan varians sisa dengan tabel ANAVA sebagai berikut.

Sumber Varian (SV)

Jumlah Kuadrat (SS)

derajat kebebasan (db)

Variansi

Dari responden �� 2

= ( )2–( )2

.

= N - 1

= �� 2

Dari penimbang �� 2 = ( )2 –( )2

. = k - 1 � = ��

2

Dari kekeliruan �� 2 = 2 –

2 2

= (N – 1) (k – 1)

� = �� 2

6) Setelah itu, hasil data-data tersebut dimasukan dalam format ANAVA. Reliabilitas antarpenimbang dilakukan dengan menggunakan rumus Hyot.

11=� −�

Keterangan:

11 = reliabilitas antarpenimbang

� = varians responden (testi) � = varians kekeliruan


(25)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

7) Dari hasil uji reliabilitas antarpenimbang itu, dilanjutkan dengan melihat tabel Guilford sebagai berikut.

Koefisien korelasi Validitas

< dari 0,20 Tidak ada korelasi

0,20 – 0,40 Korelasi rendah

0,40 – 0,60 Korelasi sedang

0,60 – 0,80 Korelasi tinggi

0,80 – 0,90 Korelasi tinggi sekali

1,00 Korelasi sempurna

(Subana dan Sudrajat, 2005: 104) c. Melakukan uji normalitas nilai tes menulis teks berita hasil tes awal dan tes

akhir

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah data yang terkumpul tersebar secara normal atau tidak. Peneliti melakukan uji normalitas dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1) Menentukan daftar distribusi mean dengan ketentuan: - Rentang skor (R) = skor terbesar – skor terkecil - Banyak kelas (Bk) = 1 + 3,3 log n

- Panjang kelas =

- Derajat kebebasan = Bk – 3

2) Menentukan nilai rerata mean dengan menggunakan rumus: X =

Keterangan: X = mean


(26)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

= jumlah nilai siswa = jumlah siswa

3) Menentukan simpangan baku (standar deviasi) dengan menggunakan rumus:

s =

2( )²

−1 Keterangan:

S = simpangan baku

² = jumlah nilai siswa dikuadratkan = jumlah nilai siswa

n = jumlah siswa

4) Menentukan daftar frekuensi observasi dan ekspetasi skor tes awal dan tes akhir untuk menentukan nilai X². Rumus yang digunakan adalah:

∑ − 2

Keterangan:

2 = nilai chi-kuadrat

= frekeunsi yang diobservasi (frekuensi empiris) = frekuensi yang diharapkan (frekuensi teoritis) d. Melakukan uji homogenitas varians

Uji homogenitas dilakukan untuk membuktikan homogen tidaknya sebuah data yang diperoleh. Uji homogenitas dilakukan dengan cara menghitung varian (sd²) data tes awal dan tes akhir lalu dihitung � . Kemudian, dihitung pula � . Setelah mendapatkan hasilnya, data dibuktikan dengan perhitungan. Jika


(27)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

data hasil tes awal – data tes akhir � < � maka data tersebut dinyatakan homogen. Rumus yang digunakan adalah:

� = �

Keterangan:

� = nilai yang dicari Vb = varians terbesar Vk = varians terkecil

Data dinyatakan homogen jika � < �

(Subana dan Sudrajat, 2005: 188) e. Melakukan pengujian hipotesis dengan menentukan signifikan perbedaan dua variabel dengan kriteria jika < , maka hipotesis nol diterima atau hipotesis kerja ditolak. Artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks berita siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan model CORE dan dengan tanpa menggunakan model CORE. Jika > , maka hipotesis nol ditolak dan hipotesis kerja diterima. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis teks berita siswa yang diberi perlakuan dengan menggunakan model CORE dan dengan tanpa menggunakan model CORE. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.

a) Mencari =


(28)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keterangan:

= nilai deviasi kelas eksperimen = jumlah gain kelas eksperimen = banyaknya subjek

b) Mencari 2

2 = 2 – 2

Keterangan:

2 = jumlah gain varians kelas pembanding

= jumlah gain kelas pembanding = banyaknya subjek

c) Mencari = Keterangan:

= nilai deviasi kelas pembanding = jumlah gain kelas eksperimen = banyaknya subjek

d) Mencari 2

2 = 2 - 2

Keterangan:

2 = jumlah gain varians kelas pembanding

= jumlah gain kelas pembanding = banyaknya subjek


(29)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

e) Menghitung

t = −

+2+ 22 1 +1

Keterangan:

M = nilai hasil rata-rata per kelas N = banyaknya subjek

2 = deviasi setiap nilai

2 dan 1 2 = deviasi setiap nilai

2 dan 1 f) Menentukan derajat kebebasan

db = 1+ 2- 2

g) Menentukan dengan taraf signifikansi (α) = 0,05 dan derajat kebebasan yang telah dicari sebelumnya

= t (1-a) (db) Kriteria pengujian :

Ho ditolak dan Ha diterima jika > Ho diterima dan Ha ditolak jika <

(Subana dan Sudrajat, 2005:163) f. Pengolahan Hasil Observasi

Data hasil observasi yang diperoleh dari pengamatan observer diakumuliasikan untuk mengetahui nilai rata-rata yang diberikan observer. Berikut adalah rumus untuk menghitung skor aktivitas guru:

S =

��


(30)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

S : nilai dari tiap observer

O : jumlah nilai aspek yang diperoleh J A : jumlah seluruh aspek

Setelah mendapatkan skor dari setiap observer kemudian menghitung skor total dari seluruh observer

� = �1+�2+�3 3 Keterangan: � = skor total

1 = skor dari pengamat 1

2 = skor dari pengamat 2

3 = skor dari pengamat 3

Selanjutnya nilai tersebut diinterpretasikan dengan interval penilaian sebagai berikut:

Nilai Kategori Penilaian

3,50 – 4,00 A

2,50 – 3,40 B

1,50 – 2,40 C

0 – 1,50 D

3.5 Definisi Operasional

Berdasarkan judul dan tujuan penelitian ini, peneliti akan mendefinisikan beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman yang terjadi antara peneliti dan pembaca. Adapun definisi istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.


(31)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

1) Pembelajaran menulis teks berita adalah suatu proses belajar atau pengalaman belajar seseorang dalam membuat teks berita yang mengandung unsur-unsur penulisan berita yang baik.

2) Model CORE yaitu suatu model pembelajaran yang memberdayakan seluruh keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sehingga dapat membantu siswa untuk lebih mudah dalam menulis teks berita. Siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil untuk memahami unsur-unsur teks berita. Siswa pun diajak untuk berdiskusi bersama teman sekelas untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak. Proses pembelajaran ini dianggap lebih menyenangkan bagi siswa sehingga dapat memotivasi siswa untuk lebih kreatif dalam menulis teks berita.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2010:192). Instrumen yang digunakan sangat menentukan terhadap keberhasilan suatu kegiatan penelitian. Untuk menghasilkan data yang sesuai dengan permasalahan yang peneliti teliti, peneliti menggunakan tes. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar soal, format penilaian, dan lembar observasi.

3.6.1 Lembar Soal

Lembar soal dalam penelitian ini berisi soal tes kemampuan menulis teks berita yang harus dikerjakan oleh siswa sebanyak dua kali, yaitu pada saat


(32)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sebelum mendapat perlakuan dan sesudah mendapat perlakuan. Format soal yang digunakan adalah sebagai berikut.

Soal!

Petunjuk Umum!

1. Tulislah nama Anda dan kelas pada selembar kertas! 2. Tulislah dengan jelas!

3. Lembar jawaban dan soal dikumpulkan kembali kepada guru!

Petunjuk Khusus!

1. Amatilah peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitarmu, baik itu di sekolah ataupun di sekitar tempat tinggalmu. Peristiwa-peristiwa itu misalnya kegiatan Pramuka, PMR, upacara bendera, kerja bakti, kecelakaan lalu lintas, dan lain-lain sesuai dengan kejadian terkini atau teraktual yang dapat kamu amati.

2. Dari peristiwa terkini yang paling menarik itu, catatlah data dari unsur-unsur peristiwa itu dengan berpedoman pada pertanyaan berikut ini! a. Peristiwa apakah yang terjadi?

b. Siapa saja yang terlibat dalam peristiwa tersebut? c. Kapan peristiwa itu terjadi?

d. Dimanakah letak peristiwa tersebut? e. Mengapa peristiwa itu dapat terjadi?

3. Setelah data dari unsur-unsur peristiwa itu kamu catat, tulislah berita dengan singkat, padat, dan jelas. Jika sudah selesai berilah judul pada teks tersebut agar menjadi sebuah teks berita yang menarik!

3.6.2 Format Penilaian

Format penilaian teks berita ini berupa kriteria penilain teks berita yang digunakan sebagai pedoman dalam mengevaluasi hasil teks berita siswa. Format penilaian yang digunakan adalah sebagai berikut.


(33)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Tabel 3.1

Format Penilaian Menulis Teks Berita

Aspek yang dinilai Skala Penilaian Skor

1 2 3 4 5

1. Daya tarik judul

2. Kelengkapan unsur-unsur

berita

3. Ketepatan struktur penulisan

berita

4. Keefektifan kalimat

5. Ketepatan ejaan/tanda baca

Nilai Autentik

Keterangan:

1) nilai autentik maksimal 100.

2) persentase kemampuan siswa dalam menulis teks berita setiap aspek penilaian merupakan hasil dari:

nilai yang diperoleh

nilai maksimal x 100%

3) arti skala secara umum: 1 = sangat kurang 2 = kurang 3 = cukup 4 = baik 5 = sangat baik


(34)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4) kriteria penilain secara umum:

Tabel 3.2

Kriteria Penilaian Teks Berita

No Aspek Skor Deskriptor

1 Daya Tarik Judul 5 Judul sesuai dengan tema, isi berita, singkat dan menarik

4 Judul sesuai dengan tema, isi berita, singkat tetapi kurang menarik

3 Judul sesuai dengan tema, isi berita, terlalu panjang dan tidak menarik

2 Judul dibuat sama dengan tema dan isi berita 1 Judul tidak sesuai dengan tema dan isi berita

2 Kelengkapan

Unsur-unsur Berita

5 Isi berita memuat semua unsur-unsur kelengkapan sebuah berita

4 Isi berita hanya memuat 5 unsur kelengkapan sebuah berita

3 Isi berita hanya memuat 4 unsur kelengkapan sebuah berita

2 Isi berita hanya memuat 3 unsur kelengkapan sebuah berita


(35)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

sebuah berita

3 Ketepatan Struktur

Penulisan Berita (Permulaan, isi, dan penutup)

5 Penulisan berita telah memenuhi struktur berita terdapat permulaan, isi, dan penutup yang urut dan jelas

4 Penulisan berita cukup memenuhi struktur berita terdapat permulaan, isi, dan penutup yang tidak urut tetapi jelas

3 Penulisan berita kurang memenuhi struktur berita terdapat permulaan, isi, dan penutup yang tidak urut dan kurang jelas

2 Penulisan berita sangat kurang memenuhi struktur berita hanya terdapat permulaan dan isi 1 Penulisan berita tidak memenuhi struktur berita

tidak terdapat permulaan, isi, dan penutup

4 Keefektifan

kalimat

5 Kalimat dalam berita lugas, singkat dan menarik

4 Kalimat dalam berita lugas, cukup singkat dan menarik

3 Kalimat dalam berita lugas, kurang singkat dan kurang menarik


(36)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2 Kalimat dalam berita tidak lugas, tidak singkat tetapi menarik

1 Kalimat dalam berita tidak lugas, tidak singkat, dan tidak menarik

5 Ketepatan

Ejaan/Tanda Baca

5 Ejaan/tanda baca yang digunakan sangat sesuai dengan EYD

4 Ejaan/tanda baca yang digunakan sesuai dengan EYD

3 Ejaan/tanda baca yang digunakan cukup sesuai dengan EYD

2 Ejaan/tanda baca yang digunakan kurang sesuai dengan EYD

1 Ejaan/tanda baca yang digunakan tidak dengan EYD

3.5.3 Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati proses pengambilan data. Peneliti menetapkan dua format observasi dalam penelitian ini, yaitu untuk aktivitas guru dan aktivitas siswa. Manfaat observasi ini adalah untuk mengetahui hal-hal yang tidak dapat diamati oleh peneliti sebagai guru selama proses pembelajaran berlangsung sehingga bisa menjadi bahan evaluasi dan bahan masukan bagi peneliti agar pertemuan-pertemuan selanjutnya jauh lebih baik.


(37)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tujuan observasi ini dilakukan yaitu untuk mengetahui proses pembelajaran dan akibat yang ditimbulkan setelah pembelajaran tersebut. Format observasi guru dan siswa yang digunakan adalah sebagai berikut.

Format Observasi Aktivitas Guru Hari/tanggal :

Kelas :

Pokok Pembelajaran :

Observer :

No Aktivitas yang diamati Penilaian

1 2 3 4

1 Penguasaan Model Pembelajaran a. Kemampuan dalam membuat siswa

memahami informasi yang baru b. Kemampuan dalam membuat siswa

mampu mengorganisasikan informasi-informasi yang diperolehnya

c. Kemampuan dalam membuat siswa memikirkan secara mendalam konsep yang dipelajarinya

d. Kemampuan dalam membuat siswa memperluas pengetahuan yang dimilikinya

2 Implementasi Langkah-langkah Pembelajaran (Skenario)


(38)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

indikator yang ada dalam RPP b. Proses pembelajaran

mencerminkan model pembelajaran yang dipergunakan oleh guru c. Kecermatan dalam melakukan

langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan skenario yang ada dalam RPP

d. Kecermatan dalam memanfaatkan waktu, sesuai dengan alokasi yang direncanakan

3 Penggunaan Media Pembelajaran a. Memperhatikan prinsip-prinsip

penggunaan media

b. Ketepatan saat penggunaan media pembelajaran

c. Keterampilan dalam mengopersionalkan media pembelajaran

e. Media pembelajaran yang digunakan dapat membantu

meningkatkan proses pembelajaran Jumlah Nilai Aspek

Nilai Penampilan

Keterangan: 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik


(39)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4 = Sangat Baik

Kualifikasi Nilai Observasi

Nilai Rentang Skor Arti

A 3,5 – 4,0 Baik sekali

B 2,5 – 3,4 Baik

C 1,5 – 2,2 Cukup

D 0 -1,5 kurang

Format Observasi Aktivitas Siswa Pertemuan :

Hari/tanggal : Tujuan observasi :

No Aktivitas Jumlah Siswa

1 Menjawab pertanyaan guru

2 Berkelompok dengan baik

3 Berdiskusi dengan bahasa yang baik dan santun

4 Mampu menyelesaikan persoalan dengan baik 5 Inisiatif dalam mengajukan pendapat atau

bertanya

6 Memperhatikan penjelasan guru 7 Serius dalam mengerjakan tugas 8 Perilaku yang tidak sesuai dalam KBM


(40)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran CORE (Connecting,

Organizing, Reflecting, Extending) dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita”. Latar belakang dilaksanakannya penelitian ini adalah rendahnya kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Faktor utama yang menyebabkan siswa tidak mampu membuat teks berita adalah dalam membuat teks berita harus memperhatikan fakta-fakta yang ada. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk mengujicobakan model CORE jika digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII.

Model CORE adalah suatu model pembelajaran yang mampu lebih memberikan pemahaman dan pengalaman secara baik kepada siswa melalui diskusi yang dilakukan oleh para siswa. Diskusi yang dilakukan tidak hanya dengan teman sekelompok, melainkan berdiskusi dengan teman sekelas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan model CORE. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen semu dengan sampel yaitu kelas VIII-11 sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang diberikan perlakuan berupa model CORE dengan jumlah sampel sebanyak 35 siswa. VIII-7 sebagai kelas


(41)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembanding yaitu kelas yang tidak diberi perlakuan apapun dengan jumlah sampel sebanyak 35 siswa.

Berdasarkan pembahasan dalam bab sebelumnya yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian dan hasil pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model CORE di SMP Negeri 9 Bandung, diperoleh simpulan sebagai berikut.

1) Kemampuan siswa kelas eksperimen dalam menulis teks berita sebelum mendapat pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model CORE berkategori cukup. Hal ini terlihat dari perolehan skor rata-rata tes awal sebesar 53,6. Begitu pula kemampuan siswa setelah mendapat pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model CORE berkategori sangat baik, terlihat dari perolehan skor rata-rata tes akhir sebesar 77,5.

2) Kemampuan siswa kelas pembanding dalam menulis teks berita termasuk berkategori cukup dengan skor rata-rata tes awal sebesar 56,3, dan setelah diadakan tes akhir, kemampuan menulis teks berita siswa dikategorikan baik, terlihat dari perolehan skor rata-rata tes akhir sebesar 67,7.

3) Model CORE terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita sehingga siswa dapat menulis teks berita dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil perbandingan antara kelas eksperimen dan kelas pembanding yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata yang lebih besar.


(42)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 5.2 Saran

Berdasarkan pengolahan, pembahasan, dan simpulan yang peneliti uraikan sebelumnya, dan sebagai bagian akhir dari penelitian ini peneliti sampaikan beberapa saran yang dapat dijadikan masukan.

1) Guru Bahasa dan Sastra Indonesia dapat menggunakan model CORE, khususnya dalam pembelajaran menulis teks berita karena model pembelajaran ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis teks berita siswa.

2) Peneliti mengharapkan pada penelitian pembelajaran menulis teks berita selanjutnya, dapat menggunakan model pembelajaran yang lebih menarik dan variatif, agar pembelajaran menulis teks berita tidak membosankan dan mampu menumbuhkan minat siswa dalam proses pembelajaran.

3) Penelitian terhadap model CORE disarankan untuk dilanjutkan dengan aspek penelitian yang lain pada kajian yang lebih luas, misalnya pada kemampuan berbahasa lain seperti berbicara.

4) Penelitian lanjutan tentang pembelajaran menulis teks berita, perlu dicari format penilaian yang lebih objektif lagi agar hasil penelitian jauh lebih baik.


(43)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 205

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Erlangga: Jakarta.

Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. 2007. Pokoknya Menulis. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.

Anshori, Dadang S dan Khaerudin Kurniawan. 2005. Bahasa Jurnalistik. Bandung: Pusat Studi Literasi.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. Bahasa Jurnalistik. 2010. PT. Rineka Cipta: Jakarta.

Damaianti, Vismaia dan Syamsuddin AR. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djuroto, Totok. 2003. Teknik Mencari & Menulis Berita. Semarang: Dahar Prize. Hartono. 2010. “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran PKn Dengan Metode CORE pada siswa SMP 3 Magelang”. (On Line). Tersedia: http.meilanikasim.wordpress.com. [23 Maret 2012]. Hernowo. 2003. Quantum Writing. Bandung: MLC.

Hernowo. 2005. Quantum Writing. Bandung: Mizan Media Utama.

Jacob, C. 2005. Pengembangan Model CORE dalam Pembelajaran Logika dengan Pendekatan Reciprocal Teaching bagi Siswa SMA Negeri 9

Bandung dan SMA Negeri 1 Lembang. Bandung: Laporan Piloting FPMIPA UPI: tidak diterbitkan.

Keraf, Gorys. 1997. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.

Kosasih, E. 2010. Menjadi Penulis Remaja. Jakarta:Nobel Edumedia.

Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama K. 2009. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(44)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 206

Mondry. 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Nurussyfa, Fitri. “Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Kemampuan Kecakapan Siswa Kelas VII E Dalam Menulis Teks Berita”. Skripsi Pendidikan Bahsa dan Sastra Indonesia UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Olii, Helena. 2007. Berita dan Informasi, Jurnalistik Radio. Jakarta: PT. Indeks. Priatna, N. 2009. “Perbandingan Kompetensi Strategis Siswa SMP yang

Memperoleh Pembelajaran Matematika Melalui Model CORE dengan Metode ekspositoris”. Mimbar Pendidikan: Jurnal Kependidikan No. 2 vol. XXVIII, Tahun 2009. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Romli, Asep Syamsul M. 2005. Jurnalistik Terapan. Bandung: Batic Press. Rusyana, Yus. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung:

Diponegoro.

Santana K, Setiawan. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Semi, M. Atar. 1995. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Mugantara. Subana dan Sudrajat. 2005. Metode Statistika. Bandung: Pustaka Setia.

Sudarman, Paryati. 2008. Menulis di Media Massa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suhendar. 1992. Bahasa Indonesia: Pengajaran dan Uji Keterampilan Menulis.

Bandung: Pionir Jaya.

Sumadiria, Haris. 2008. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. Bandung: Remaja Rosakarya Offset.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1998. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.


(45)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 207

Tresnawati, Y. 2006. “Penerapan Model CORE dengan Pendekatan Keterampilan Kognitif Pada Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA”. Skripsi Pendidikan Matematika UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(1)

202

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran CORE (Connecting,

Organizing, Reflecting, Extending) dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita”.

Latar belakang dilaksanakannya penelitian ini adalah rendahnya kemampuan siswa dalam menulis teks berita. Faktor utama yang menyebabkan siswa tidak mampu membuat teks berita adalah dalam membuat teks berita harus memperhatikan fakta-fakta yang ada. Selain itu, penelitian ini dilakukan untuk mengujicobakan model CORE jika digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita pada siswa kelas VIII.

Model CORE adalah suatu model pembelajaran yang mampu lebih memberikan pemahaman dan pengalaman secara baik kepada siswa melalui diskusi yang dilakukan oleh para siswa. Diskusi yang dilakukan tidak hanya dengan teman sekelompok, melainkan berdiskusi dengan teman sekelas.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan model CORE. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen semu dengan sampel yaitu kelas VIII-11 sebagai kelas eksperimen yaitu kelas yang diberikan perlakuan berupa model


(2)

203

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pembanding yaitu kelas yang tidak diberi perlakuan apapun dengan jumlah sampel sebanyak 35 siswa.

Berdasarkan pembahasan dalam bab sebelumnya yang berkaitan dengan pelaksanaan penelitian dan hasil pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model CORE di SMP Negeri 9 Bandung, diperoleh simpulan sebagai berikut.

1) Kemampuan siswa kelas eksperimen dalam menulis teks berita sebelum mendapat pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model CORE berkategori cukup. Hal ini terlihat dari perolehan skor rata-rata tes awal sebesar 53,6. Begitu pula kemampuan siswa setelah mendapat pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan model CORE berkategori sangat baik, terlihat dari perolehan skor rata-rata tes akhir sebesar 77,5.

2) Kemampuan siswa kelas pembanding dalam menulis teks berita termasuk berkategori cukup dengan skor rata-rata tes awal sebesar 56,3, dan setelah diadakan tes akhir, kemampuan menulis teks berita siswa dikategorikan baik, terlihat dari perolehan skor rata-rata tes akhir sebesar 67,7.

3) Model CORE terbukti efektif digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita sehingga siswa dapat menulis teks berita dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil perbandingan antara kelas eksperimen dan kelas pembanding yang menunjukkan bahwa kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata yang lebih besar.


(3)

204

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5.2 Saran

Berdasarkan pengolahan, pembahasan, dan simpulan yang peneliti uraikan sebelumnya, dan sebagai bagian akhir dari penelitian ini peneliti sampaikan beberapa saran yang dapat dijadikan masukan.

1) Guru Bahasa dan Sastra Indonesia dapat menggunakan model CORE, khususnya dalam pembelajaran menulis teks berita karena model pembelajaran ini terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis teks berita siswa.

2) Peneliti mengharapkan pada penelitian pembelajaran menulis teks berita selanjutnya, dapat menggunakan model pembelajaran yang lebih menarik dan variatif, agar pembelajaran menulis teks berita tidak membosankan dan mampu menumbuhkan minat siswa dalam proses pembelajaran.

3) Penelitian terhadap model CORE disarankan untuk dilanjutkan dengan aspek penelitian yang lain pada kajian yang lebih luas, misalnya pada kemampuan berbahasa lain seperti berbicara.

4) Penelitian lanjutan tentang pembelajaran menulis teks berita, perlu dicari format penilaian yang lebih objektif lagi agar hasil penelitian jauh lebih baik.


(4)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

205

DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Erlangga: Jakarta.

Alwasilah, A. Chaedar dan Senny Suzanna Alwasilah. 2007. Pokoknya Menulis. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.

Anshori, Dadang S dan Khaerudin Kurniawan. 2005. Bahasa Jurnalistik. Bandung: Pusat Studi Literasi.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. Bahasa Jurnalistik. 2010. PT. Rineka Cipta: Jakarta.

Damaianti, Vismaia dan Syamsuddin AR. 2009. Metode Penelitian Pendidikan

Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djuroto, Totok. 2003. Teknik Mencari & Menulis Berita. Semarang: Dahar Prize. Hartono. 2010. “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran PKn Dengan Metode CORE pada siswa SMP 3 Magelang”. (On Line). Tersedia: http.meilanikasim.wordpress.com. [23 Maret 2012]. Hernowo. 2003. Quantum Writing. Bandung: MLC.

Hernowo. 2005. Quantum Writing. Bandung: Mizan Media Utama.

Jacob, C. 2005. Pengembangan Model CORE dalam Pembelajaran Logika

dengan Pendekatan Reciprocal Teaching bagi Siswa SMA Negeri 9

Bandung dan SMA Negeri 1 Lembang. Bandung: Laporan Piloting FPMIPA

UPI: tidak diterbitkan.

Keraf, Gorys. 1997. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah.

Kosasih, E. 2010. Menjadi Penulis Remaja. Jakarta:Nobel Edumedia.

Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama K. 2009. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(5)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

206

Mondry. 2008. Pemahaman Teori dan Praktik Jurnalistik. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Nurussyfa, Fitri. “Penerapan Model Pembelajaran Picture And Picture Untuk Meningkatkan Kemampuan Kecakapan Siswa Kelas VII E Dalam Menulis Teks Berita”. Skripsi Pendidikan Bahsa dan Sastra Indonesia UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Olii, Helena. 2007. Berita dan Informasi, Jurnalistik Radio. Jakarta: PT. Indeks. Priatna, N. 2009. “Perbandingan Kompetensi Strategis Siswa SMP yang

Memperoleh Pembelajaran Matematika Melalui Model CORE dengan Metode ekspositoris”. Mimbar Pendidikan: Jurnal Kependidikan No. 2 vol. XXVIII, Tahun 2009. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Romli, Asep Syamsul M. 2005. Jurnalistik Terapan. Bandung: Batic Press. Rusyana, Yus. 1984. Bahasa dan Sastra dalam Gamitan Pendidikan. Bandung:

Diponegoro.

Santana K, Setiawan. 2005. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Semi, M. Atar. 1995. Dasar-dasar Keterampilan Menulis. Bandung: Mugantara. Subana dan Sudrajat. 2005. Metode Statistika. Bandung: Pustaka Setia.

Sudarman, Paryati. 2008. Menulis di Media Massa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Suhendar. 1992. Bahasa Indonesia: Pengajaran dan Uji Keterampilan Menulis.

Bandung: Pionir Jaya.

Sumadiria, Haris. 2008. Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature. Bandung: Remaja Rosakarya Offset.

Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1998. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.


(6)

Nurul Hidayati, 2012

Penerapan Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

207

Tresnawati, Y. 2006. “Penerapan Model CORE dengan Pendekatan Keterampilan Kognitif Pada Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA”. Skripsi Pendidikan Matematika UPI Bandung: tidak diterbitkan.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) PADA MATERI SISTEM GERAK UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

5 40 100

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING AND EXTENDING) TERHADAP HASIL BELAJAR KOSMETIKA SISWA TATA KECANTIKAN SMK NEGERI 10 MEDAN.

1 5 24

MODÉL CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA CERITA BABAD SUMEDANG.

1 16 42

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP.

2 14 39

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CORE (Connecting, Upaya Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Core (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) (PTK Pembelajaran M

0 3 17

PENERAPAN MODEL CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI (Penelitian Eksperimen Semu pada Peserta Didik Kelas X SMA Negeri 11 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014).

0 0 52

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA SMP - repository UPI S MTK 0902192 Title

0 0 3

1. Model Pembelajaran CORE (Connecting, Organizing, Reflecting, Extending) - PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CORE (CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING) DAN OEL (OPEN ENDED LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA PADA MATA PELA

2 6 37

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SD NEGERI GUMPANG 3 SUKOHARJO TAHUN 2017

0 0 20

PENGARUH PEMBELAJARAN CONNECTING ORGANIZING REFLECTING EXTENDING (CORE) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH SOKARAJA

0 0 18