tujuan agar pesan-pesan tersebut ditanggapi konsumen yang bersangkutan, baik melalui telepon, pos atau datang langsung ketempat pemasaran.
2.2 Omzet Penjualan
Kata Omzet berarti jumlah, sedang penjualan berarti kegiatan menjual barang yang yang bertujuan mancari laba atau pendapatan. Omzet penjualan
berarti jumlah penghasilan atau laba yang diperoleh dari hasil menjual barang atau jasa. Chaniago 2002 memberikan pendapat tentang omzet penjualan adalah
keseluruhan jumlah pendapatan yang didapat dari hasil penjulan suatu barang atau jasa dalam kurun waktu tertentu. Swastha 2005 memberikan pengertian omzet
penjualan adalah akumulasi dari kegiatan penjualan suatu produk barang-barang dan jasa yang dihitung secara keseluruhan selama kurun waktu tertentu secara
terus menerus atau dalam satu proses akuntansi. Definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa omzet penjualan adalah
keseluruhan jumlah penjualan barang atau jasa dalam kurun waktu tertentu, yang dihitung berdasarkan jumlah uang yang diperoleh dan berdasarkan volume.
Seorang pengelola usaha dituntut untuk selalu meningkatkan omzet penjualan dari hari kehari, dari minggu ke minggu, dari bulan ke bulan dan dari tahun ke tahun.
Hal ini diperlukan kemampuan dalam mengelola modal terutama modal kerja agar kegiatan operasional perusahaan dapat terjamin kelangsungannya.
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan omzet penjualan adalah hasil besarnya barang pada konsumen yang dicapai oleh pengusaha industri yang
diukur menggunakan volume.
2.3 Faktor- Faktor Penyebab Penurunan Omzet Penjualan
Pertumbuhan usaha dari masing-masing masyarakat tidak selalu sama karena adanya perbedaan faktor yang mendasari, misalnya faktor ekonomi, sosial,
politik, kultural maupun sejarah. Lingkungan mayarakat yang sedang berkembang, sektor usaha sering menghadapi situasi rumit karena banyaknya
keterbatasan dan hambatan untuk tumbuh sesuai kondisi tradisional yang sering dialami masyarakat pada umumnya yang sedang berkembang
As’ad, 2000: 148. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi suatu bisnis yang ada disekitar
bisnis tersebut yaitu yang disebut lingkungan usaha, diantaranya faktor internal terdiri dari: tenaga kerja, peralatan dan mesin-mesin, permodalan, bahan baku,
sistem informasi dan administrasi, dan faktor eksternal terdiri dari: keadaan alam, perekonomian, pendidikan dan teknologi, sosial dan budaya, pemasok, pelanggan,
pesaing Rachmawati, 2009: 11. Swastha
1999:121 mengemukakan
bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi besar kecilnya omzet dibagi menjadi dua faktor yaitu: 1 faktor
internal faktor yang dikendalikan oleh pihak-pihak perusahaan diantaranya: kemampuan perusahaan untuk mengelola produk yang akan dipasarkan,
kebijaksanaan harga dan promosi yang digariskan perusahaan serta kebijaksanaan untuk memilih perantara yang digunakan, 2 Faktor eksternal faktor yang tidak
dapat dikendalikan oleh pihak perusahaan diantaranya: perkembangan ekonomi dan perdagangan baik nasional maupun internasional, kebijakan pemerintah di
bidang ekonomi, perdagangan dan moneter dan suasana persaingan pasar.
Nitisemito 1994:196 mengemukakan bahwa faktor penyebab turunnya omzet penjualan meliputi dua faktor yaitu: 1 fakor intern turunnya omzet
penjualan dapat terjadi karena kesalahan perusahaan itu sendiri yang dibagi kedalam beberapa bagian antara lain: kualitas produk turun, service yang
diberikan bertambah jelek, sering kosongnya persediaan barang, penurunan komisi penjualan yang diberikan, pengetatan terhadap piutang yang diberikan,
turunnya kegiatan salesmen, penurunan kegiatan sales promotion dan penetapan harga jual yang tinggi, 2 faktor ekstern turunnya omzet penjualan dapat terjadi
diluar kekuasaan perusahaan itu sendiri yang di bagi kedalam beberapa bagian: perubahan selera konsumen, munculnya saingan baru, munculnya barang
pengganti, pengaruh faktor psycologis, perubahan atau tindakan baru dalam kebijaksanaan pemerintah, adanya tindakan dari pesaing.
Forsyth 1990:24 mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi turunnya penjualan meliputi: 1 faktor internal yaitu sebab yang terjadi karena
perusahaan itu sendiri yang meliputi penurunan promosi penjualan, penurunan komisi penjualan, turunnya kegiatan salesman, turunnya jumlah saluran distribusi,
pengetatan terhadap piutang yang diberikan, 2 faktor eksternal yaitu sebab yang terjadi karena pihak lain yang meliputi perubahan kebijakan pemerintah, bencana
alam, perubahan pola konsumen, munculnya saingan baru, munculnya pengganti.
Pemaparan faktor-faktor yang menyebabkan penurunan omzet penjualan di atas, secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dimasukkan sebagai indikator
penyebab penurunan omzet penjualan pada industri kerajinan monel yang dikategorikan menjadi faktor intern meliputi kualitas barang, persediaan bahan
baku, teknologi dan faktor ektern yang meliputi selera konsumen, barang pengganti subsitusi, persaingan, pemasok supplier dengan penjelasan sebagai
berikut:
2.3.1 Faktor Intern
Nitisemito 1994:196 menyatakan, faktor intern adalah faktor-faktor yang timbul karena pengaruh rangsangan dari dalam. Faktor-faktor intern penyebab
penurunan omzet penjualan antara lain: kualitas barang, persediaan bahan baku, teknologi.
2.3.1.1 Kualitas Barang
Widjaja 2000 :1- 3 mengemukakan, kualitas adalah kesesuaian atau kecocokan dengan spesifikasi dan standar yang berlaku ataupun dapat memuaskan
keinginan, kebutuhan dan pengharapan pelanggan dengan biaya yang kompetitif. Kualitas produk adalah krusial untuk memenangkan peperangan dan hanya
terjamin apabila departemen inspeksi dapat mengendalikan proses produksi. Apabila suatu barang mutunya menurun, maka akan segera berpaling
kepada barang lain yang lebih baik mutunya, dan sementara itu mereka pun dengan sendirinya akan menyebarluaskan berita buruk itu kepada orang lain, jika
pengendalian mutu barang tidak segera diatasi maka akan terjadi penurunan omzet penjualan. Dalam penelitian ini kualitas monel yang baik adalah berdasarkan
kualitas bahan bakunya. Desain merupakan proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru
http:id.wikipedia.orgwikiDesain. Desain dalam pembuatan kerajinan monel ini sangat penting untuk membuat model aksesoris monel yang beraneka macam
ragam dan tidak selalu monoton, sehingga dalam penelitian ini pembuatan desain atau model aksesoris kerajinan monel dapat dilakukan dengan melakukan inovasi
dan meciptakan kreasi baru serta mengikuti perkembangan zaman.
2.3.1.2 Persediaan Bahan Baku
Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi akan
memerlukan persediaan bahan baku. Tersedianya persediaan bahan baku maka
diharapkan perusahaan industri dapat melakukan proses produksi sesuai kebutuhan atau permintaan konsumen
.
Persediaan merupakan salah satu aktiva lancar berupa barang dagang yang siap dijual dalam kegiatan pokok operasional
perusahaan. Sofjan Assauri 2004: 169 menyatakan, persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual
dalam satu periode usaha yang normal atau persediaan barang baku yang menunggu penggunaannya dalam suatu proses produksi. Rangkuti 2004:1
menyatakan, persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau
persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi, ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaannya pada suatu proses
produksi. Bahan baku merupakan bahan yang membentuk bagian besar produk jadi,
bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur dapat diperoleh dari pembelian lokal, impor atau hasil pengolahan sendiri Masiyal Kholmi, 2003: 29.
Mulyadi 2005:275 mengemukakan bahan baku adalah bahan yang memebentuk bagian menyeluruh. Prawirosentono 2001: 61 menyatakan, bahan baku adalah
bahan utama dari suatu produk atau barang. Bahan baku meliputi semua barang dan bahan yang dimiliki perusahaan dan digunakan untuk proses produksi
Wibowo, 2002: 38.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa persediaan bahan baku adalah persediaan dari barang-barang berwujud yang digunakan dalam
proses produksi, barang mana dapat diperoleh dari sumber-sumber alam ataupun dibeli dari suplier atau perusahaan yang menghasilkan bahan baku bagi
perusahaan pabrik yang menggunakannya. Adapun jenis-jenis bahan baku menurut Adisaputro dan Asri 2003: 185
terdiri dari : 2.3.1.2.1
Bahan baku langsung Direct material Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang merupakan bagian
daripada barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan mentah langsung ini mempunyai hubungan yang erat dan sebanding dengan
jumlah barang jadi yang dihasilkan. 2.3.1.2.2
Bahan baku tak langsung Indirect material Bahan baku tak langsung adalah bahan baku yang ikut berperanan dalam
proses produksi, tetapi tidak secara langsung tampak pada barang jadi yang dihasilkan. Seandainya barang jadi yang dihasilkan adalah aksesoris monel maka
lembaran-lembaran logam dan nikel merupakan bahan baku langsung, sedangkan gergaji andang dan alat pemoles merupakan bahan mentah tak langsung.
2.3.1.3 Teknologi
Teknologi adalah proses mengubah masukan kedalam keluaran Thee Wiee, 1994: 228. Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis
atau keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi
kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia Departemen Pendidikan Nasional, 2002: 1158.
Pengertian teknologi secara estimologis, akar kata teknologi adalah techno yang berarti prinsip atau metode rasional yang berkaitan dengan perbuatan suatu
obyek atau kecakapan tertentu, pengetahuan tentang prinsip-prinsip atau metode, seni sedangkan menurut The Lian Gie, teknologi adalah kegiatan manusia yang
efisien dan bertujuan tertentu berarti kegiatan manusia itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan, memecahkan masalah atau mengatasi kesulitan tertentu dan
umumnya menyangkut kebendaan Bridgemen, 1995: 89. Teknologi adalah kemampuan teknik yang berlandaskanpengetahuan ilmu
eksakta yang berlandaskan proses teknik Departemen PK,1989: 28. Dalam The International Enyclopedia Of Higher Education, terdapat 3 arti
teknologi sebagai berikut : 1
The Systematic study dan application of science to the practical and industial arts studi sistematik dan penerapan ilmu pada seni-seni praktis dan
penerapan ilmu pada seni-seni praktis dan industri. 2
The fact dan principle knowledges relted to men understanding and control of his physical enviroment fakta-fakta, azaz-azaz dan pengetahuan yang
berkaitan dengan pemahaman dan pengendalian manusia atas lingkungan alamiahnya.
3 The solution of practical problem by the use of applied science pemecahan,
problem-problem praktis dengan menggunakan ilmu terapan. Proses pengubahan input menjadi output dapat dibedakan satu dengan
lainnya dari jenis teknologi yang digunakan. Teknologi dalam hal ini dinyatakan sebagai tingkat kecanggihan ilmu pengetahuan pada proses konversi ini yakni
pada jenis pabrikasi, peralatan, keterampilan dan jenis prosedur serta tahapannya. Proses suatu barang dapat menggunakan mesin-mesin otomatis dengan sedikit
tenaga kerja atau dengan tenaga buruh yang banyak dan dengan jumlah penggunaan mesin yang sedikit. Penerapan ilmu pengetahuan dan keahlian
merupakan inti dari penggunaan teknologi pada proses produksi. Tantangan saat ini adalah seberapa jauh penggunaan peralatan atau mesin sebagai tenaga manusia
akan meningkatkan produktivitas dan mutu. Pengembangan teknologi terjadi sejak revolusi industri dimana tenaga mesin atau mekanis menggantikan tenaga
manusia. Teknologi dapat diklasifikasikan berdasrkan jenisnya antara lain:
1 Teknologi modern
Suatu jenis teknologi mutakhir yang dikembangkan dari hasil penerapan ilmu pengetahuan terbaru. Ciri-ciri teknologi modern ini adalah padat modal,
didukung fasilitas riset dan pengembangan, biaya perawatan tinggi, keterampilan operatornya tinggi, dan masyarakat penggunaanya ilmiah.
Contohnya: komputer, laser, telegrafik. 2
Teknologi semi modern Suatu jenis teknologi yang dapat dikembangkan dan didukung masyarakat
yang lebih sederhana dan dapat digunakan dengan biaya dan kegunaan yang paling menguntungkan. Ciri teknologi madya adalah tidak memerlukan
modal yang tidak terlalu besar dan tidak memerlukan pengetahuan baru. Penerapan teknologi ini bersifat setengah padat modal dan padat karya, unsur-
unsur yang mendukung industrinya biasanya dapat diperoleh di dalam negeri dan keterampilannya tidak terlalu tinggi.
3 Teknologi tradisional
Teknologi ini dicirikan dengan skala modal kecil, peralatan yang digunakan sederhana, dan pelaksanaannya bersifat padat karya. Biasanya dilakukan
dinegara berkembang, karena dapat membantu perekonomian di pedesaan, mengurangi urbanisasi, dan menciptakan tradisi teknologi dari tingkat yang
paling sederhana.
2.3.2 Faktor Ekstern
Nitisemito 1994:9-29 mengemukakan faktor ekstern adalah faktor-faktor yang timbul karena pengaruh rangsangan dari luar. Faktor-faktor ekstern
penyebab penurunan omzet penjualan antara lain: selera konsumen, barang pengganti subsitusi, persaingan, pemasok supplier.
2.3.2.1 Selera Konsumen
Dalam manajemen pemasaran, konsumen sering diartikan dengan pelanggan, pasar, permintaan, permintaan pasar, pembeli dan sebagainya. Selain
itu konsumen juga dapat diasumsikan mudah tertarik dengan sesuatu yang baru atau berbeda dari apa yang biasa dilihatnya sehari-hari. Sedangkan selera diartikan
sebagai minat atau keinginan, sehingga selera konsumen dapat diartikan sebagai minat atau keinginan konsumen untuk membeli suatu produk, dalam rangka
memenuhi kebutuhannya. Konsumen biasanya, menghendaki harga monel yang murah, dan motif
atau corak yang bagus karena ingin menunjukkan status dan prestasinya dalam masyarakatnya. Dalam hal ini, pengusaha harus menemukan tentang keinginan
apa yang penting bagi konsumen. Konsumen yang dituju merupakan individu-
individu yang harus dilayani oleh perusahaan dengan memuaskan mereka, sehingga pasar potensialnya akan menjadi lebih besar, selain itu menjaga selera
konsumen juga penting dengan menciptakan inovasi dan kreasi baru, dikarenakan selera konsumen yang dapat berubah setiap saat.
2.3.2.2 Barang Pengganti Subsitusi
Barang pengganti adalah barang yang dapat berperan sebagai pengganti barang lain. Seiring kemajuan teknologi, ditemukan barang pengganti aksesoris
lain selain monel diantaranya barang import seperti titanium yang berasal dari Cina, barang impor yang berasal dari Thailand, selain itu perak dan kuningan
sehingga banyak pengusaha seperti kerajinan monel kurang laku dipasaran, karena konsumen cenderung membeli aksesoris import tersebut, yang terlihat lebih bagus
dan lebih mudah didapat. 2.3.2.3
Persaingan Menjalankan suatu usaha tidak akan lepas dari yang namanya persaingan,
karena persaingan sudah menjadi bagian di dalam pelaksanaan perekonomian yang khususnya dalam melakukan pemasaran, sehingga menjadi hal yang yang
mau tidak mau harus dilakukan dalam mejalankan usaha perusahaan. Persaingan adalah keadaan dimana perusahaan pada pasar produk atau jasa tertentu akan
memperlihatkan keunggulannya masing-masing, dengan atau tanpa terikat peraturan tertentu dalam rangka meraih pelanggannya Kotler, 2002. Persaingan
akan terjadi pada beberapa kelompok pesaing yang tidak hanya pada produk atau jasa sejenis, dapat pada produk atau jasa substitusi maupun persaingan pada hulu
dan hilir Porter, 2007.
Persaingan memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif dari persaingan adalah pelaku usaha menekan harga menjadi lebih rendah dengan cara
melakukan efisiensi dan formula lainnya supaya pelaku usaha tersebut dapat menarik lebih banyak konsumen dibanding pesaingnya, pelaku usaha selalu
berlomba untuk melakukan inovasi dan menciptakan produk baru demi terus menjaga pangsa pasar, pelaku usaha terus melakukan pelayanan-pelayanan kepada
konsumen lebih baik dibanding pesaing-pesaingnya. Dampak negatif dari persaingan adalah persaingan memerlukan biaya-
biaya lebih dan kesulitan-kesulitan tertentu yang tidak ada dalam sistem monopoli, persaingan menimbulkan lebih banyak pengorbanan dengan
keuntungan yang lebih rendah dibanding dengan monopoli, maka dari itu banyak pelaku usaha yang ingin meniadakan adanya persaingan karena dengan
menghilangkan persaingan memungkinkan pelaku usaha untuk mendapatkan keuntungan yang jauh lebih besar. Adapun persaingan kerajinan monel di Desa
Kriyan Kabupaten Jepara dalam penelitian ini adalah persaingan dengan daerah lain penghasil monel yang terus melakukan inovasi baru dan kreasinya pun lebih
bagus. 2.3.2.4
Pemasok supplier Pemasok adalah perusahaan yang menyediakan usaha baku, tenaga kerja,
keuangan dan sumber informasi kepada perusahaan lain, terdapat hubungan saling ketergantungan antara pemasok dan perusahaan. Ketergantungan perusahaan pada
pemasok adalah pentingnya produk pemasok bagi perusahaan dan sulitnya mencari sumber lain sebagai pengganti. Ketergantungan pemasok pada
perusahaan adalah suatu tingkat dimana perusahaan pembeli sebagai pelanggan bagi pemasok dan sulitnya menjual produk kepada pembeli lain dan semakin
banyak permintaan pasar, pemasok harus cepat tanggap dalam menanganinya, serta harga bahan baku harus disesuaikan dengan modal yang ada, sehingga
hubungan antara investor sangat erat juga demi kelancaran proses produksi.
2.4 Tinjauan Tentang Industri
2.4.1 Pengertian Industri
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 1984 tentang perindustrian, industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah,
bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rencana bangun
dan rekayasaan industri. Industri menurut kantor perindustrian dan perdagangan berdasarkan nilai
investasinya dibedakan menjadi industri besar 5 milyar rupiah, menengah 200 juta rupiah 5 milyar dan kecil 200 juta rupiah.
Perindustrian adalah tatanan dan segala kegiatan industri. Sedangkan industri adalah kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang, melalui
pengelolaan barang baku, kegiatan pembuatan atau perakitan barang dari bahan- bahan atau komponen penyusunnya menjadi barang yang memiliki nilai kegunaan
dan nilai ekonomi yang tinggi termasuk industri perangkat lunak teknologi informasi dan komunikasi, dan kegiatan jasa keteknikan industri yang terkait erat
dengannya.
2.4.2 Jenis-jenis Industri
2.4.2.1 Jenis Industri Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja
Berikut jenis industri berdasarkan jumlah tenaga kerja antara lain: 1 Industri besar adalah industri yang memiliki tenaga kerja mencapai 100 orang
atau lebih, 2 Industri sedang adalah industri yang memiliki tenaga kerja antara 20 sampai 99 orang, 3 Industri kecil adalah industri yang mempunyai tenaga
kerja antara 5 sampai 19 orang, 4 Industri rumah tangga adalah industri yang mempunyai tenaga kerja antara 1 sampai 4 orang.
Sebagian besar industri kerajinan monel yang ada di Desa Kriyan Kabupaten Jepara adalah industri kecil, yaitu industri yang mempunyai tenaga
kerja antara 5 sampai 19 orang. 2.4.2.2
Jenis Industri Berdasarkan Besar Kecil Modal Berikut jenis industri berdasarkan besar kecil modal yaitu: 1 Industri
padat modal adalah industri yang dibangun dengan modal yang jumlahnya besar untuk kegiatan operasional maupun pembangunannya, 2 Industri padat karya
adalah industri yang lebih dititik beratkan pada sejumlah besar tenaga kerja atau pekerja dalam pembangunan serta pengoperasiannya.
2.4.2.3 Jenis Industri Berdasarkan Pemilihan Lokasi
Berikut jenis industri berdasarkan pemilihan lokasi antara lain: 1 Industri yang berorientasi atau menitikberatkan pada pasar market oriented industry
,
adalah industri yang didirikan sesuai dengan lokasi potensi target konsumen, 2 Industri
yang berorientasi
atau menitikberatkan
pada tenaga
kerja man power oriented industry, adalah industri yang berada pada lokasi di pusat
pemukiman penduduk karena bisanya jenis industri tersebut membutuhkan banyak pekerja atau pegawai untuk lebih efektif dan efisien, 3 Industri yang
berorientasi atau menitikberatkan pada bahan baku supply oriented industry, adalah jenis industri yang mendekati lokasi di mana bahan baku berada untuk
memangkas atau memotong biaya transportasi yang besar. 2.4.2.4
Jenis Industri Berdasarkan Produktifitas Perorangan Berikut jenis industri berdasarkan produktifitas perorangan antara lain: 1
Industri primer adalah industri yang barang-barang produksinya bukan hasil olahan langsung atau tanpa diolah terlebih dahulu, misalnya: hasil produksi
pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan dan sebagainya, 2 Industri sekunder adalah industri yang bahan mentah diolah sehingga menghasilkan
barang-barang untuk diolah kembali, misalnya: pemintalan benang sutra, komponen elektronik dan sebagainya, 2 Industri tersier adalah industri yang
produk atau barangnya berupa layanan jasa. Misalnya telekomunikasi, transportasi, perawatan kesehatan, dan masih banyak lagi yang lainnya.
2.5 Tinjauan Tentang Kerajinan Monel
2.5.1 Pengertian Kerajinan Monel
Kerajinan Monel merupakan perhiasan terbuat dari baja putih yang anti karat, dan berhasil menjadi ciri khas Jepara setelah dirintis para perajin di Desa
Kriyan, Kecamatan Kalinyamatan sejak tahun 1970-an. Monel adalah paduan kombinasi dua atau lebih elemen yang setidaknya
satu adalah logam, dan dimana materi yang dihasilkan memiliki sifat logam. Hal ini didasarkan pada nikel 65-70 dan tembaga 20-29 dan juga mengandung
zat besi dan mangan 5 dan senyawa lainnya. Monel ditemukan oleh Robert Crooks Stanley yang bekerja untuk International Nickel Company INCO pada
tahun 1901 http:en.wikipedia.orgwikiMonel. Monel merupakan merek dagang dari Corporation Logam Khusus untuk
serangkaian paduan nikel, terutama terdiri dari nikel hingga 67 dan tembaga, dengan beberapa besi dan unsur lainnya jejak. Monel diciptakan oleh David H.
Browne, metalurgi utama untuk paduan International Co Nikel monel 400 adalah paduan biner dari proporsi yang sama nikel dan tembaga seperti yang ditemukan
secara alami dalam bijih nikel dari Ontario tambang Sudbury. Monel juga merupakan nama untuk perusahaan Ambrose Monell presiden, dan dipatenkan
pada tahun 1906. Salah satu L dihilangkan, karena nama keluarga tidak diizinkan sebagai merek dagang pada waktu itu.
Monel biasa disebut juga baja putih, monel ini lebih bersahabat dengan kulit sensitif dan tidak akan berubah warna ataupun berkarat, walaupun sering
kena air, bahkan lama kelamaan setelah sering dipakai warnanya akan menjadi semakin berkilau http:aeonmaterials.commonel.aspx. Kerajinan monel yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses pekerjaan yang mengolah bahan baku monel menjadi berbagai macam produk aksesoris dan perhiasan
seperti kalung, gelang, anting-anting, giwang, cincin, leontin dan lain sebagainya.
2.5.2 Karakteristik dan Komposisi Monel
Monel banyak disukai oleh para penggemar aksesoris, selain karena harganya yang relatif murah juga karena karakteristiknya. Karakteristik monel
antara lain :
1.
Sangat tahan terhadap korosi. monel dikenal sebagai korosi yang kuat, bahan
tahan karat. Hal ini tahan terhadap korosi dan asam, dan beberapa paduan dapat menahan api di murni oksigen.
2. Kuat dari baja
3. Kristalnya isometrik
4. Koefisien ekspansi termal rendah
5. Sangat tahan terhadap alkali
6. dapat dilas, brazing dan patri
Pembuatan Monel terdiri dari logam paduan nikel dan tembaga. Komposisinya mengandung lebih kurang 66 nikel dan 32 tembaga, memiliki
sifat lebih tahan terhadap perkaratan dan logam, Monel R 405 dengan
30
Cu di sebut hot rolled dan Monel K-500 dengan komposisi
29
Cu dan 3 Al yang disebut age hardened http:www.aircraftmaterialsuk.comdatanickelmonel400.html.
Secara lebih rinci, dijelaskan dalam tabel berikut: Tabel 2.1 Komposisi Monel
http:www.corrosion-doctors.orgSeawatermonel.htm
2.5.3 Cara Pengolahan Monel
Bahan logam monel yang masih berbentuk lembaran-lembaran logam pertama-tama dibakar untuk mengeratkan molekul-molekul logam monel agar
monel yang dihasilkan menjadi lebih kuat dan logam monel mudah dibentuk
Komposisi Kimia Batas Berat
Ni C
Mn S
Si Fe
Co Cu
PADUAN 400 63-
70 0,30
maks 2.0
max 0,024
maks Max
.50 2,50
maks 1.0
max Keseimbangan
menjadi bentuk kerajinan yang diinginkan seperti cincin, giwang, kalung dan gelang. Setelah logam monel sudah dibentuk sesuai dengan model yang
dikehendaki, kemudian digergaji menggunakan gergaji khusus, selanjutnya model monel tersebut diamplas, dikikir, dan dihaluskan dengan proses smoothing
sehingga didapatkan model kerajinan monel yang indah, halus, dan kuat. Gambar dibawah ini menunjukkan bahan baku dalam pembuatan monel
yang berupa lembaran-lembaran logam dan nikel.
Gambar 2.1 Bahan Baku Pembuatan Monel
2.5.4 Jenis-jenis Aksesoris Monel
Monel dibuat menjadi berbagai macam aksesoris monel seperti kalung monel, cincin monel, gelang monel, anting-anting atau giwang monel, dan lain-
lain. Contoh-contoh aksesoris monel pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.2 Kalung Monel
Gambar 2.3 Cincin Monel
Gambar 2.4 Anting-anting dan Giwang Monel
Gambar 2.5 Gelang Monel
Gambar 2.6 Pengaplikasian Monel
Gambar 2.7 Proses Pembuatan Kerajinan Monel
2.5.5 Manfaat Monel
Monel merupakan produk handmade yang dikerjakan oleh para pengrajin monel, dengan mengolah bahan baku monel menjadi berbagai macam perhiasan
dan aksesoris busana seperti cincin, anting-anting, gelang, bros, leontin dan lain sebagainya yang dapat digunakan sebagai pelengkap busana. Produk ini sangat
bagus untuk digunakan sebagai perhiasan dengan sifatnya yang tahan karat, tidak akan berubah warna walaupun sering dipakai, bersahabat dengan kulit sensitif,
selain itu monel juga dapat digunakan sebagai souvenir pernikahan, perabot rumah tangga, hiasan rumah, pernak-pernik miniatur dan lain sebagainya.
2.6 Desa Kriyan
Masyarakat Desa Kriyan memiliki banyak potensi seperti kerajinan monel, konveksi, ikan asap, krupuk, dan juga rokok, namun kenyataan yang terlihat pada
data mengenai jenis mata pencaharian penduduk Desa Kriyan, penduduk yang bermata pencaharian pada kerajinan monel mendominasi jenis mata pencaharian
penduduk. Terdapat banyak masyarakat bekerja pada sektor home industri kerajinan monel, yang membuat berbagai macam perhiasan dan aksesoris busana
yang dihasilkan seperti cincin, anting-anting, gelang, kalung, bros, leontin dan lain sebagainya.
Secara geografis letak Desa Kriyan berbatasan dengan beberapa desa yang berada di wilayah Kabupaten Jepara. Secara terperinci batas wilayah administrasi
Desa Kriyan Kabupaten Jepara adalah sebagai berikut: -
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Margoyoso. -
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Robayan.
- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Purwogondo, yang dipisahkan dengan
sungai Sesek. -
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bakalan. Desa Kriyan Kabupaten Jepara, terkenal sebagai sentra monel karena
sebagian besar masyarakatnya sebagai pengrajin monel, dan usaha kerajinan ini dikerjakan serta dikelola secara turun temurun dari tiap-tiap generasi. Selain itu
dukungan Pemkab Jepara membentuk sentra monel di Desa Kriyan pada tahun 1989, dan ingin menunjukkan kepada tamu tempat yang layak dijadikan sebagai
buah tangan atau oleh-oleh ketika mengunjungi Kota Jepara, maka desa ini terkenal dengan nama Desa monel.
2.7 Kerangka Berfikir