FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013

(1)

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013

Oleh Rio Ristayudi

Skripsi

Sebagai Salah Satu Sarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(2)

ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN ROTAN DI DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR

KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013

Oleh: RIO RISTAYUDI

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang faktor-faktor pendukung berdirinya industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013, dengan titik tekan kajian pada lokasi, bahan baku, modal, tenaga kerja, sarana transportasi dan pemasaran hasil produksi.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah 8 pengusaha industri kerajinan rotan. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara terstruktur, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan persentase yang digunakan sebagai dasar interpretasi kemudian dideskripsikan sebagai laporan hasil penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) lokasi industri kerajinan rotan memiliki letak yang strategis yaitu terletak di pinggir jalan Lintas Sumatra, sehingga memudahkan dalam pengangkutan bahan baku ke lokasi industri maupun pemasaran. (2) 75% pengusaha industri kerajinan rotan mudah untuk mendapatkan bahan baku sebagai faktor pendukung keberadaan industri kerajinan rotan karena CV. Serikat Jaya di Desa Candimas selalu menyediakan bahan baku. (3) 50% pengusaha industri kerajinan rotan tidak mudah mendapatkan modal dalam proses produksi industri. (4) 75% pengusaha industri kerajinan rotan mudah mendapatkan tenaga kerja dari tetangga sekitar Desa Candimas, dan ada sebagian didatangkan dari Cirebon dan Pringsewu. (5) 75 % pengusaha industri mudah mendapatkan transportasi dalam pengangkutan bahan baku dan pemasaran hasil produksi sebagai faktor pendukung berdirinya industri. (6) 62,5% pengusaha mudah memasarkan hasil produksinya, tanpa harus melakukan promosi-promosi, konsumen sudah datang sendiri ke lokasi industri untuk membeli atau memesan hasil produksi.


(3)


(4)


(5)

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

I . PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Kegunaan Penelitian ... 7

F. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka ... 9

1. Geografi Industri ... 9

2. Pengertian Industri ... 9

3. Industri Dalam Geografi ... 10

4. Syarat Mendirikan Industri ... 11

5. Klasifikasi Industri ... 12

6. Faktor Pendukung Berdirinya industri ... 13

a. Lokasi industri ... 13

b. Bahan Baku ... 14

c. Modal ... 15

d. Tenaga Kerja ... 16

e. Sarana Transportasi ... 18

f. Pemasaran ... 18


(7)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 22

B. Populasi ... 22

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Penelitian ... 23

1. Variabel Penelitian ... 23

2. Definisi Operasional Penelitian ... 23

a. Lokasi ... 24

b. Bahan Baku ... 24

c. Modal ... 25

d. Tenaga Kerja ... 25

e. Sarana Transportasi ... 25

f. Pemasaran Hasil Produksi ... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

1. Teknik Observasi ... 26

2. Teknik wawancara terstruktur ... 27

3. Teknik Dokumentasi ... 27

E. Teknik Analisis Data ... 28

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Geografis Desa Candimas ... 29

1. Letak Astronomis ... 29

2. Letak Administratif ... 30

3. Luas Wilayah ... 33

4. Iklim ... 33

5. Letak Sosial Ekonomi ... 37

B. Keadaan Penduduk Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan ... 37

1.Jumlah Dan Kepadatan Penduduk ... 38

2.Komposisi Penduduk ... 39

a. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 39

b. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 41

c. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 42

C. Industri Kerajinan Rotan ………. ... 44

1.Bahan Baku ……… ... 44

2.Proses Pengolahan Bahan Baku ………... 48

3.Produksi Industri ………... 49


(8)

2.Pendidikan Pengusaha ... 55

3.Jenis Kelamin Pengusaha ... 56

4.Faktor Pendukung Berdirinya Industri Kerajinan Rotan di Desa Candimas ... 56

a. Lokasi ... 56

b. Bahan Baku ... 59

c. Modal . ... 63

d. Tenaga Kerja ... 66

e. Sarana Transportasi ... 70

f. Pemasaran ... 72

V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ... 75

2. Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA


(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan industri memiliki peranan penting dalam rangka mewujudkan usaha untuk lebih meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Secara umum tujuan pembangunan industri adalah untuk memperluas kesempatan berusaha dan meningkatkan produksi untuk memenuhi kebutuhan hidup masyarakat.

Dalam arti sempit industri merupakan serangkaian kegiatan yang sengaja mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi yang bertujuan sebagai pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat. Menurut Edy Haryono (2004:2), dalam arti luas industri mencakup semua usaha dan kegiatan di bidang ekonomi yang sifatnya produktif. Kegiatan industri memiliki kriteria tertentu berdasarkan tenaga kerja yang dimilikinya, salah satunya adalah industri kecil yang ada di Desa Candimas yang memiliki jumlah tenaga kerja rata-rata 5 orang. Industri kecil merupakan kegiatan industri yang bergerak dengan jumlah tenaga kerja yang sedikit, modal relatif kecil, daerah pemasaran terbatas serta penggunaan alat sederhana.

Dalam suatu masyarakat yang sedang berkembang, di mana pembangunan ekonomi telah mulai berjalan, pemanfaatan instrumen pasar dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam proses ekonomi menjadi sangat penting guna


(10)

meningkatkan keuntungan industri rumah tangga demi menumbuhkembangkan kelangsungan hidup industri tersebut. Pada masa lalu di mana pembangunan ekonomi belum seperti saat ini, di mana pemasaran hanya terpusat pada distribusi barang-barang secara fisik. Pengetahuan mengenai konsumen pada waktu itu belum begitu penting, tetapi sebagai akibat dari kemajuan teknologi di mana kualitas produk, harga dan desain produk haruslah menjadi pusat perhatian para pelaku ekonomi, hal ini akan mendorong gairah pasar dalam mengkonsumsi komoditi yang ditawarkan.

Kenyataan bahwa standar hidup secara ekonomi ditentukan oleh interaksi dari pada barang yang diperdagangkan, daya beli konsumen, dan segmentasi (kelompok) pasar yang dimasuki untuk pemenuhan kebutuhan konsumen dalam mengkonsumsi barang tersebut. Berkaitan dengan hal tersebut bahwa industri kecil di dalam menjalankan aktivitas usaha selalu dihadapkan pada masalah persaingan usaha, hal ini dilatarbelakangi dari adanya ketidakmampuan industri kecil dalam hal pemilihan lahan tempat industri, kemudahan mendapatkan modal, kemudahan mendapatkan bahan baku, kemudahan mendapatkan tenaga kerja, kemudahan dalam sarana transportasi, dan kemudahan dalam pemasaran hasil produksi. Sehingga pada setiap kegiatan industri perlu mempertimbangkan terhadap hal-hal tersebut, guna menunjang keberlansungan usaha yang dijalankannya, seperti industri kerajinan rotan yang ada di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

Berdasarkan penelitian bulan Januari tahun 2013, usaha rumah tangga pada kegiatan industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten


(11)

3

Lampung Selatan keberadaannya sudah ada sejak tahun 1993 yang dibawa oleh transmigran asal Kabupaten Jepara Propinsi Jawa Tengah. Pada tahun 1993 jumlah pengusaha industri pengrajin rotan jumlahnya hanya 1 kemudian dalam perkembangannya pada tahun 2013 jumlahnya mencapai 8 unit industri pengrajin rotan yang diusahakan oleh masarayakat di Desa Candimas.

Untuk melangsungkan kegiatan industri tersebut, maka kegiatan industri berkaitan dengan upaya pengambilan dan pengumpulan bahan baku, kegiatan proses pengolahan bahan baku serta upaya pamasaran hasil. Upaya pengambilan dan pengumpulan bahan baku sangat erat hubungannya dengan lokasi sumber bahan baku tersebut. Upaya pengolahan bahan baku harus memperhitungkan isi sumber bahan baku dan pangsa pasar hasil kegiatan industri. Sehingga industri harus memperhitungkan terhadap lokasi yang mendukung segala bahan dan proses kegiatan industri berlangsung.

Penentuan lokasi industri didasarkan pada biaya transportasi minimum dilihat dari kedudukan pasar dan sumber bahan baku. Hal ini sesuai dengan pendapat Weber dalam Daldjoeni (1992:68), bahwa lokasi optimal bagi pabrik adalah di sentral, karena biaya transportasi dari manapun sama kecilnya, m aksudnya adalah menyangkut biaya pengangkutan bahan mentah dan biaya pemasaran hasil produksi.

Berdasarkan data keadaan geografis di Desa Candimas memiliki jarak tempuh sejauh 5 km dari Ibukota Kecamatan dan 12 km dari Ibukota Propinsi Lampung. Jarak tersebut merupakan pembatas yang bersifat alami yang berkaitan dengan lokasi dan upaya perkembangan industri rotan (Propil Desa Candimas, 2010).


(12)

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suharyono dan Amin (1994:28) bahwa jarak berkaitan erat dengan arti lokasi dan upaya pemenuhan kebutuhan atau keperluan pokok kehidupan (air, tanah subur, pusat pelayanan), pengangkutan barang dan penumpang.

Kegiatan industri kerajinan rotan yang merupakan kegiatan industri kecil dalam mengolah bahan baku dari rotan menjadi bahan jadi. Industri kerajinan rotan sendiri, terbuat dari bahan baku utamanya yaitu berasal dari rotan yang diolah sebagai perlengkapan rumah tangga, seperti; sofa, kursi santai, lemari, rak, tudung saji, kuda-kudaan, ayunan bayi, hulahuf, kranjang, sekat dan lain sebagainya. Agar industri dapat berjalan lancar diperlukan modal yang cukup. Modal diperlukan sejak awal pada waktu perusahaan dimulai dan dipergunakan untuk membeli perbagai input, termasuk tanah sebagai lokasi perusahaan. Selain itu, modal dapat pula merupakan bangunan dan peralatan yang pada umumnya tetap dan sulit untuk dipindahkan, sekali barang tersebut dibangun atau dipasang (Marsudi Djojodipuro, 1999:38).

Tenaga kerja adalah suatu hal yang yang harus dipertimbangkan dalam suatu industri, baik tenaga kerja yang berasal dari daerah sekitar maupun yang berasal dari luar daerah maupun dari keluarga sendiri. Begitu juga dalam industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar.

Sarana transportasi dalam suatu usaha industri sangat penting, guna mendukung kemudahan pemasaran dan pengambilan bahan baku, sehingga sangat diperlukan adanya kelancaran dalam sarana transportasi.


(13)

5

Pemasaran adalah sebuah proses kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai dengan orang lain.

Perkembangan industri memerlukan berbagai faktor yang dapat mendukungnya, misalnya faktor geografis yang ada dan turut mendukung keberadaan industri tersebut, seperti dinyatakan Robinson dalam Daldjoeni (1992:58), bahwa beberapa faktor yang dapat mendukung terciptanya suatu kegiatan industri antara lain adalah bahan mentah, sumber daya tenaga, suplai tenaga kerja, suplai air, pasaran dan fasilitas transportasi.

Maka dalam pendirian suatu industri unsur geografis fisis maupun sosial yang mendukung keberadaan dan perkembangan industri dalam proses produksi adalah lokasi, bahan mentah atau bahan baku, ketersediaan tenaga, pemasaran dan transportasi. Namun, pada kenyataannya di lapangan bahwa tidak sepenuhnya faktor-faktor tersebut dapat tersedia di lokasi industri yang sudah berdiri dan berkembang.

Kondisi yang seperti ini, nampaknya menjadi daya tarik sendiri bagi peneliti untuk mengadakan penelitian tentang: “Faktor-Faktor Pendukung Berdirinya Industri Kerajinan Rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013.


(14)

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Lokasi 2. Bahan baku 3. Modal 4. Tenaga kerja 5. Transportasi 6. Pemasaran

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah lokasi industri sebagai faktor pendukung berdirinya industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013?

2. Apakah mudah untuk mendapatkan bahan baku sebagai faktor pendukung berdirinya industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013?

3. Apakah mudah untuk mendapatkan modal sebagai faktor pendukung berdirinya industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013?

4. Apakah mudah untuk mendapatkan tanaga kerja sebagai faktor pendukung berdirinya industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013?


(15)

7

5. Apakah mudah untuk mendapatkan sarana transportasi sebagai faktor pendukung berdirinya industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013?

6. Apakah mudah untuk memasarkan hasil produksi sebagai faktor pendukung berdirinya industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat faktor-faktor pendukung berdirinya industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013, diantaranya faktor lokasi, bahan baku, modal, tenaga kerja, tranfortasi dan pemasaran.

E. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai sumbangan pemikiran berupa teori dalam kajian ilmu geografi pada umumnya, dan geografi industri pada khususnya.

3. Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan bagi industri pengrajin rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan dalam menentukan kebijakan usaha dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi.


(16)

4. Sebagai suplemen bahan ajar dalam Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya mata pelajaran Geografi SMA kelas XII semester 1 (ganjil) tentang perindustrian dan persebaran industri di Indonesia dengan pokok bahasan pengolahan industri di indonesia dan pemanfaatan berdirinya industri.

F. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup subyek penelitian adalah pengusaha industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

2. Ruang lingkup obyek penelitian adalah lokasi, bahan baku, modal, tenaga kerja, transportasi dan pemasaran.

3. Ruang lingkup tempat penelitian adalah Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

4. Ruang lingkup waktu penelitian adalah tahun 2013. 5. Ruang lingkup ilmu penelitian adalah Geografi Industri.

Geografi industri adalah cabang dari geografi, khususnya geografi ekonomi, yang secara khusus mempelajari usaha dan kegiatan industri terutama mengidentifikasi, menganalisis lokasi, persebaran industri, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya (Edy Haryono, 2004:7). Industri kerajinan rotan di Desa Candimas merupakan suatu kegiatan manusia yang memanfaatkan sumber daya alam melalui serangkaian proses pengolahan bahan baku berupa rotan menjadi barang jadi untuk mencapai hasil yang setinggi-tingginya. Geografi industri digunakan sebagai ilmu yang melatarbelakangi penelitian ini adalah karena kegiatan industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar merupakan pusat perhatian dari geografi industri.


(17)

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Tinjauan Pustaka

1. Geografi Industri

Sebagai dasar pada penelitian ini, maka perlu dikemukakan landasan teoritis dan pendapat para ahli yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian. Geografi industri adalah suatu sub bidang kajian dari geografi ekonomi dan berhubungan dengan aktivitas manufaktur (perpabrikan) atau aktivitas sekunder (Nursid Sumaatmadja, 1988:179).

Dapat disimpulkan bahwa geografi industri sebagai bagian dari geografi ekonomi yang mempelajari lokasi industri, pemusatan industri dan persebarannya yang dipengaruhi oleh keberadaan faktor-faktor produksi seperti lokasi, modal, bahan baku, tenaga kerja, pasar, dan lainnya.

2. Pengertian Industri

Industri adalah suatu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi (manufacturing industri) (Nursid Sumaatmadja, 1988: 179). Sedangkan Bintarto (1977:87) berpendapat bahwa pengertian industri adalah setiap usaha yang merupakan unit produksi yang membuat suatu barang atau mengerjakan suatu barang atau bahan lain dari suatu tempat tertentu untuk


(18)

keperluan masyarakat. Pendapat lain menyatakan bahwa industri yaitu kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, barang setengah jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri (Kartasapoetra 1987:6).

3. Industri Dalam Ilmu Geografi

Geografi industri adalah studi tentang ruang yang berkenaan dengan tempat penyelenggaraan dari aktivitas industri atau dengan kata lain Geografi industri adalah suatu sub bidang kajian Geografi Ekonomi dan yang berhubungan dengan aktivitas manusia dibidang manufaktur (perpabrikan) atau aktifitas sekundar (Johnston, 1981:164).

Suatu industri dapat berdiri tidak terlepas dari keberadaan faktor pendukung, diantaranya: faktor fisik, meliputi lahan, bahan mentah, dan sumber tenaga/energi, dan faktor sosial yaitu suatu industri tidak terlepas dari teknis ekonomi antara lain: pasar, tenaga kerja, sarana transportasi yang dapat mendukung keberadaan industri disuatu wilayah.

Ilmu geografi memandang industri sebagai sebuah sistem yang merupakan perpaduan antara dua sistem, yaitu :

1. Sub-sistem fisis yang mendukung pendirian dan perkembangan industri adalah komponen-komponen lahan, bahan mentah, sumberdaya energi, iklim dan segala proses alamiahnya.

2. Sub-sistem sosial (manusia) yang mendukung pendirian dan perkembangan industri adalah tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi, keadaan politik


(19)

11

(pemerintah), transportasi dan komunikasi, konsumen dan pasar (Nursid Sumaatmadja, 1988:179-180).

Perpaduan sub-sistem fisik dan sub-sistem sosial tidak dapat dipisahkan satu dengan lainya. Keduanya akan saling mendukung dalam pendirian serta perkembangan suatu industri dan merupakan faktor penentu berdirinya industri di suatu tempat.

4. Syarat Mendirikan Industri

Menurut Bintarto (1977:88), bahwa munculnya industri disuatu wilayah didukung oleh tersedia bahan mentah atau dasar, tersedia tenaga kerja, tersedia modal, lalu lintas yang baik, organisasi yang baik, keinsafan dan kejujuran masyarakat.

Sedangkan menurut Robinson dalam Daljoeni (1992:58), memasukan kedalam faktor geografis itu sebanyak enam hal: bahan mentah, sumber daya tenaga, suplai tenaga kerja, suplai air, pasaran dan pasilitas transportasi.

Suatu industri dapat terdiri tidak terlepas dari keberadaan faktor pendukung, diantaranya yaitu faktor lokasi sebagai unsur fisis yang menyediakan bahan mentah yang memungkinkan berdirinya industri dan faktor sosial yaitu suatu industri tidak terlepas dari teknis ekonomi antara lain: pasar, tenaga kerja, kemudahan transportasi sehingga dapat mendukung keberadaan industri disuatu wilayah. Begitu juga dengan berdirinya industri kerajinan rotan yang berada di Desa Candimas, yang tidak terlepas dari faktor fisik seperti bahan mentah, dan faktor sosial seperti pasar, tenaga kerja, transportasi, dan pemasaran.


(20)

5. Klasifikasi Industri

Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku (Edy Haryono, 2004:15) antara lain: a. Industri Ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari

alam, seperti pertanian, pertambangan dan perikanan. Industri Ekstraktif dibagi menjadi 2 yaitu :

1) Industri reproduksi, yaitu industri yang bahan bakunya dari alam dan hasil produksinya berupa barang-barang yang baru.

2) Industri manufaktur, yaitu industri yang mengolah bahan baku dan menghasilkan barang yang akan digunakan lagi untuk keperluan industri lain.

b. Industri Non Ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh dari kegiatan industri lain.

c. Industri Fasilitatif, yaitu industri yang sifatnya memberikan jasa atau fasilitas bagi keperluan orang lain.

Dapat disimpulkan bahwa industri dalam penelitian ini adalah kegiatan kerajinan rotan yang menghasilkan barang-barang atau memproses bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi yang berguna untuk mencukupi kebutuhan hidup manusia. Kualitas dan kuantitas barang yang dihasilkan dipengaruhi oleh kemampuan dan keterampilan sumber daya manusianya. Industri kerajinan rotan di Desa Candimas termasuk dalam industri reproduksi yang merupakan bagian dari industri ekstraktif. Seperti halnya industri kerajinan rotan yang berada di Desa Candimas dalam kegiatannya industri ini mengolah rotan untuk dijadikan


(21)

13

berbagai barang perlengkapan rumah tangga. Seperti kursi, meja, rak sepatu, tudung saji serta hasil produksi lainnya yang berguna untuk berbagai keperluan. 6. Faktor Pendukung Berdirinya Industri Kerajinan Rotan

a. Lokasi Industri

Lokasi industri ini berkaitan dengan wilayah bahan mentah, pemasaran, sumber suplai, tenaga kerja, wilayah bahan bakar dan tenaga, jalur transportasi, medan wilayah, pajak dan persatuan penyalur (zoning) kota (Daldjoeni, 1992:167). Menurut Marsudi Djojodipuro (1999:31), faktor yang mempengaruhi lokasi industri pada umumnya adalah faktor endowment, pasar dan harga, bahan baku dan energi, aglomerasi, keterkaitan antar industri dan penghematan ekstern, kebijaksanaan pemerintah, dan biaya angkutan.

Dalam pendirian suatu industri pada umumnya selalu memperhitungkan faktor wilayah lokasi industri demi adanya kelancaran dan keuntungan yang didapat suatu industri. Hal ini sesuai dengan pendapat Marsudi Djojodipuro (1999:30) yang mengatakan bahwa dalam usahanya untuk meminimumkan biaya, maka suatu perusahaan antara lain berusaha untuk memilih lokasi yang tepat.

Dalam membuat rencana bisnis, pemilihan lokasi usaha adalah hal utama yang perlu dipertimbangkan. Lokasi strategis menjadi salah satu faktor penting dan sangat menentukan keberhasilan suatu usaha. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi, sebagai salah satu faktor mendasar, yang sangat berpengaruh pada penghasilan dan biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Lokasi usaha juga akan berhubungan dengan masalah efisiensi transportasi, sifat bahan baku atau sifat produknya, dan kemudahannya mencapai


(22)

konsumen. Lokasi juga berpengaruh terhadap kenyamanan pembeli dan juga kenyamanan pemilik usaha.

Lokasi yang strategi dalam teori wirausaha ditafsirkan sebagai lokasi yang dekat dengan bahan baku dan jalur transportasi dimana banyak ada calon pembeli, dalam artian lokasi ini mudah dijangkau, gampang dilihat konsumen, dan lokasi yang banyak dilalui atau dihuni target konsumen yang berpotensi membeli produk atau jasa yang dijual. http://www.miswans.com/lokasi-usaha.html

Selanjutnya Kartasapoetra (1987:61) mengemukakan bahwa suatu usaha dibidang industri akan selalu berkaitan dengan produksi, yaitu mengolah bahan-bahan mentah atau bahan baku ataupun bahan setengah jadi menjadi suatu produk jadi yang diharapkan memenuhi pasaran dengan memuaskan. Kegiatan produksi pada industri kerajinan rotan di Desa Candimas adalah pengolahan rotan menjadi bahan jadi untuk membuat perabotan rumah tangga seperti kursi, meja, rak sepatu, dan lainnya.

b. Bahan Baku

Menurut Kartasapoetra (1987: 17), bahan baku adalah bahan mentah yang diolah atau tidak di olah dan dapat di manfaatkan sebagai sarana produksi dalam industri. Bahan baku merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu industri perkembagan suatu industri.

Sehubungan dengan kegiatan usaahanya, Perusahaan industri sangat berkepentingan dengan ketersediaan bahan mentah atau bahan baku ataupun barang setengah jadi, dengan ketentuan mudah didapat, tersedianya sumber yang dapat menunjang usaha untuk jangka panjang, harganya layak, sesuai dengan kualitas yang diharapkan yang artinya bila diolah akan manjadi produk yang baik, dan biaya pengangkutannya/


(23)

15

penyampaiannya ke pabrik/perusahaan dapat dikatakan murah dan layak, Kartasapoetra (1987:73)

Berdasarkan pendapat diatas, dapat diketahui bahwa banyak/sedikitnya bahan baku yang akan diperoleh merupakan petunjuk yang sangat penting dalam perkembangan proses produksi industri. Artinya, proses produksi mengalami perkembangan dan dapat berlangsung, apabila semakin bertambah bahan baku yang diolah dalam industri dan mudah untuk didapatkan serta dengan harga terjangkau oleh pengusaha industri tersebut.

c. Modal

Modal merupakan salah satu syarat penting dalam suatu industri, mulai dari memulai/mendirikan, persiapan, proses hingga pemasaran. Modal dapat menjadi penentu lancar atau tidaknya industri, karena modal harus tetap ada pada setiap usaha untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal diperlukan sejak pada waktu perusahaan dimulai dan dipergunakan untuk membeli berbagai input, termasuk tanah sebagai lokasi perusahaan.

Modal dapat diartikan sebagai apa saja yang dibuat oleh manusia dan dipergunakan dalam proses produksi. Modal dapat berupa bangunan, mesin, dan peralatan lainnya maupun berupa sejumlah uang atau dana (marsudi Djojopuro 1999:38)

Bambang Rianto (1990:8) memberikan pengertian modal dalam artian yang lebih luas, dimana modal itu meliputi baik modal dalam bentuk uang (geldkapital),


(24)

maupun dalam bentuk barang (sachkapital), misalnya mesin, barang-barang dagangan.

Berdasarkan pengertian modal di atas, modal dapat berupa uang atau barang yang dapat digunakan untuk menunjang usaha. Dalam industri kerajinan ada yang berupa rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan modal ada yang berupa uang yang nantinya akan digunakan untuk membeli bahan baku dan biaya produksi sedangkan modal yang berbentuk barang yaitu berupa lahan yang digunakan sebagai tempat produksi dan pemasaran hasil produksi. d. Tenaga Kerja

Untuk mendirikan suatu industri kerajinan rotan selain didukung oleh faktor-faktor seperti bahan mentah, juga perlu didukung oleh sejumlah tenaga kerja yang mudah diperoleh dari setiap pengusaha, baik yang berhubungan dengan keterampilan yang sesuai, pendidikan, usia, dan daerah asalnya.

Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Penduduk tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Adapun batasan usia kerja yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun sampai 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja.

Untuk mendapatkan tenaga kerja dalam melakukan proses produksi baik dari segi kuantitatif artinya banyaknya orang yang ikut bekerja dan segi kualitatif artinya


(25)

17

berdasarkan keterampilan yang dimiliki tersebut, penting sebagai pertimbangan sesuai dengan tuntutan kebutuhan. Tenaga kerja yang mampu melakukan kegiatan produksi untuk menghasilkan barang atau jasa menjadi pertimbangan bagi pengusaha sebagai faktor pendorong berdirinya industri, baik yang berasal dari keluarga sendiri maupun yang berasal dari lingkungan sekitar. Tenaga kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah orang yang bekerja pada industri kerajinan rotan ini dengan upah atau imbalan dari pemilik industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

Industri apabila ditinjau dari banyaknya pekerja, oleh Departemen Perindustrian dalam Edy Haryono (2004:14) industri di klasifikasikan berdasarkan jumlah tenga kerja dapat digolongkan ke dalam 4 golongan, yaitu: 1. Industri kerajinan, jumlah tenaga kerja antara 1 – 4 orang

2. Industri kecil, jumlah tenaga kerja antara 5 – 19 orang 3. Industri sedang, jumlah tenaga kerja antara 20 – 99 orang 4. Industri besar, jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang

Berdasarkan penggolongan industri dilihat dari jumlah tenaga kerjanya, maka industri kerajinan rotan yang ada di Desa Candimas dapat digolongkan ke dalam industri kecil karena dari rata-rata jumlah tenaga kerja industri tersebut berjumlah 5 orang. Atas dasar tersebut, maka kemudahaan mendapatkan tenaga kerja sangat dibutuhkan dalam proses produksi pada industri kerajinan rotan di Desa Candimas.


(26)

e. Sarana Transportasi

Guna mendukung terhadap kemudahan dalam pemasaran dan pengadaan bahan mentah, maka sangat diperlukan akan adanya kelancaran dan kemudahan dalam sarana transportasi. Kartasapoetra (1987:70) menyatakan bahwa transportasi sangat penting bagi setiap perusahaan baik bagi pengangkutan bahan-bahan mentah ataupun bahan baku ke perusahaan maupun produk-produk jadi dari perusahaan, untuk ini prasarananya sampai jauh ke pedalaman. Jelas bahwa kemudahan atau kelancaran transportasi yang dimaksud merupakan sarana untuk memindahkan barang dari satu tempat ke tempat lain. Sarana transportasi yang biasa digunakan adalah berupa mobil truck, dan mobil pick up, yang digunakan untuk memudahkan pengadaan bahan baku atau bahan mentah, dan untuk pemasaran produksi yang dilakukan. Seperti halnya industri kerajinan rotan di Desa Candimas yang sangat membutuhkan sarana transportasi yang berupa mobil pick up dan truck demi kelancaran memperoleh bahan baku dan pemasaran. Sehingga dengan adanya kelancaran sarana transportasi dapat menjadi faktor pendukung berdirinya industri tersebut.

f. Pemasaran

Proses pemasaran adalah aktivitas terakhir dari proses industri untuk menyalurkan barang dan jasa kepada masyarakat guna memenuhi kebutuhan hidup manusia. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh N. Daldjoeni (1992:60), bahwa tujuan satu-satunya dari perindustrian adalah memproduksi barang-barang untuk dijual dan pasar itu penting kedudukannya.


(27)

19

Selanjutnya Manulang (1998:179) mengemukakan pemasaran adalah segala aktivitas yang dikerjakan untuk memindahkan barang dari tangan produsen sehingga ketangan konsumen. Tujuan seorang pengusaha dalam proses pemasaran adalah membuat keuntungan. Maka pemilik industri kerajinan rotan di Desa Candimas harus mampu memasarkan barang yang dihasilkannya dengan harga tinggi dari pada biaya yang dikeluarkan. Pemasaran pada industri kerajinan rotan dapat dilakukan di lokasi industri dimana konsumen datang ke lokasi untuk memesan barang hasil produksi yang dibutuhkan ataupun dilakukan melalui agen- agen.

Selanjutnya Robinson dalam N. Daldjoeni (1992:60) mengemukakan bahwa tujuan satu-satunya dari perindustrian adalah memproduksi barang-barang untuk dijual dan untuk itu pasaran penting kedudukannya. Luasnya pasaran, artinya: banyak penjual-belian atau omset pasarannya (the possible purchasers) di samping itu kuatnya pasaran (the purchasing power of the market) khasus ini tergantung lagi dari taraf hidup pelanggannya.

Semakin banyak barang yang terjual maka semakin besar keuntungannya. Dengan demikian kemudahan proses pemasaran berkaitan erat dengan kemudahan transportasi dan jarak dari tempat industri sampai kepada konsumen serta ditentukan oleh luas pasarnya.

Pemasaran hasil produksi akan lebih mudah jika setiap pengusaha mengetahui atau menerapkan cara pemasaran yang akan dilakukan untuk menyalurkan hasil produksi kepada konsumen. Cara pemasaran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana upaya penjualan hasil produksi industri kerajinan rotan yang


(28)

berhasil diselesaikan dapat dipasarkan dengan baik dari produsen kepada konsumen.

Menurut Marius (1999:195-196) mengemukakan bahwa salah satu cara pemasaran adalah pemasaran langsung yaitu bentuk penyaluran barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen dengan atau tidak melalui perantara. Bentuk pemasaran secara langsung dapat dibagi dalam empat metode yaitu: a. Selling at the point production

Merupakan bentuk penjualan langsung dilakukan di tempat produksi. b. Selling at the producer’s retail store

Merupakan penjualan yang dilakukan di tempat pengecer. Bentuk penjualan ini biasanya produsen tidak melakukan penjualan langsung kepada konsumen tetapi melalui atau dilimpahkan kepada pihak pengecer.

c. Selling door to door

Merupakan penjualan yang dilakukan oleh produsen langsung ke konsumen dengan mengerahkan salesmen ke rumah-rumah.

d. Selling through mail

Merupakan penjualan dengan jasa pos. B. Kerangka Pikir

Keberadaan suatu industri tidak terlepas dari berbagai unsur-unsur geografi yang mendukung terhadap kelancaran suatu industri tersebut, yaitu seperti: faktor lokasi, ketersediaan bahan mentah, ketersediaan modal, ketersediaan tenaga kerja, sarana transportasi, sumber tenaga, pemasaran hasil produksi yang mudah, dan keamanan. Namun, dalam realita yang terjadi di lapangan tidak semua unsur-unsur tersebut ada dalam wilayah industri karena antara wilayah satu dengan yang lain memiliki unsur-unsur yang berbeda.

Mendirikan suatu industri perlu memperhatikan unsur-unsur yang dapat membantu kelancaran proses produksi, seperti: ketersediaan bahan mentah,


(29)

21

ketersediaan tenaga kerja, sarana transportasi, dan adanya pasar sebagai tempat pemasaran hasil produksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan kerangka pikir berikut:

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Faktor-Faktor Pendukung:

- Lokasi - Bahan baku - Modal - Tenaga kerja - Sarana transportasi - Pemasaran


(30)

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam peneletian ini adalah metode penelitian deskriptif. Secara harfiah, penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian- kejadian. Metode penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat penjelasan secara sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu (Suryabrata, 2009:75). Sedangkan metodologi penelitian geografi adalah pelajaran yang menjelaskan tentang metode-metode ilmiah untuk mengkaji kebenaran dan mengembangkan pengetahuan yang menyangkut permukaan bumi dan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial (Pabundu Tika, 2005:2). Metode deskriptif dalam penelitian ini adalah suatu metode yang digunakan untuk meneliti tentang faktor-faktor pendukung berdirinya industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013, yaitu dengan tujuan menggambarkan suatu keadaan secara objektif.

B. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2002:106). Berdasarkan hal tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah


(31)

23

semua pengusaha industri pengrajin rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan sebanyak 8 (delapan) pengusaha.

Dalam penelitian ini karena jumlah populasi hanya 8 maka tidak dilakukan penarikan sampel. Jadi dalam penelitian ini menggunakan penelitian populasi. C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2006:96). Variabel penelitian merupakan faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti (Sumadi Suryabrata, 2003:25). Berdasarkan pendapat tersebut, maka variabel dalam peneltian ini adalah faktor-faktor yang mendukung berdirinya industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan, yang meliputi: lokasi, bahan baku, modal, tenaga kerja, sarana transportasi, dan pemasaran hasil produksi.

2. Definisi Operasional Variabel

Menurut Masri Singarimbun (2006:46) devinisi oprasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Sedangkan Sofian Efendi (1989:46), mengatakan devinisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang amat membantu peneliti yang ingin menggunakan variabel yang sama. Jadi, definisi operasional variabel adalah unsur penelitian yang memberikan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Definisi operasional ini memberikan informasi yang diperlukan untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Dengan


(32)

kata lain, definisi operasional adalah definisi yang dibuat oleh peneliti itu sendiri. Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini:

a. Lokasi

Pendirian suatu industri umumnya memperhitungkan faktor wilayah lokasi, bertujuan untuk mndapatkan biaya angkutan yang minimum. Lokasi yang dimaksut adalah strategis atau tidaknya dengan jalur transportasi dan wilayah bahan baku. Adapun kireterianya adalah:

1) Lokasi dikatan strategis apabila lokasi industri dekat dengan jalur tranportasi

dan dekat wilayah bahan baku

2) Lokasi dikatan tidak strategis apabila lokasi industri jauh dengan jalur

tranportasi dan wilayah bahan baku.

b. Bahan Baku

Bahan baku yang dimaksud adalah mudah atau tidak mudahnya memperoleh bahan baku yang berupa batang rotan yang dibutuhkan dalam proses produksi pada industri kerajinan rotan. Adapun kriteria kemudahan mendapatkan bahan baku adalah:

1) Bahan baku mudah didapat, apabila sejumlah bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi pada industri tersebut selalu terpenuhi dan mudah didapatkan.

2) Bahan baku tidak mudah didapat, apabila sejumlah bahan baku yang diperlukan dalam proses produksi pada industri tersebut tidak terpenuhi dan sulit didapatkan.


(33)

25

c. Modal

Modal adalah sejumlah uang yang dikeluarkan oleh pengusaha kerajinan rotan untuk proses produksi seperti bahan baku (rotan) yang diukur dengan satuan rupiah. Adapun kriteria kemudahan mendapatkan modal adalah:

1) Modal mudah didapat, apabila sejumlah uang yang diperlukan dalam proses produksi pada industri tersebut selalu terpenuhi dan mudah didapatkan.

2) Modal tidak mudah didapat, apabila sejumlah uang yang diperlukan dalam proses produksi pada industri tersebut tidak terpenuhi dan sulit didapatkan. d. Tenaga Kerja

Berkaitan dengan tenaga kerja, dalam penelitian ini yang akan dikaji adalah mengenai kemudahan memperoleh tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi pada industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Tenaga kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua orang menjadi pekerja dan bekerja pada industri tersebut. Kemudahan mendapatkan tenaga kerja yang dimaksud adalah:

1) Tenaga kerja mudah, apabila sejumlah tenaga kerja yang diperlukan dalam proses produksi pada industri tersebut selalu tersedia dan mudah didapatkan. 2) Tenaga kerja tidak mudah, apabila sejumlah tenaga kerja yang diperlukan

dalam proses produksi pada industri tersebut tidak tersedia dan tidak mudah didapatkan.

e. Sarana Transportasi

Kemudahan transportasi yang dimaksud adalah kemudahan semua sarana dan prasarana yang berkaitan dengan pemindahan dan pengangkutan barang dari satu


(34)

tempat ke tempat yang lain dalam mendukung proses produksi industri. Sedangkan kemudahan mendapatkan saran transportasi yang dimaksud yaitu: 1) Transportasi mudah, apabila sarana transportasi yang dibutuhkan dalam

mendukung kegiatan industri selalu mudah didapatkan dan selalu ada.

2) Transportasi tidak mudah, apabila sarana transportasi yang dibutuhkan dalam mendukung kegiatan industri tidak mudah didapatkan dan tidak selalu ada. f. Pemasaran Hasil Produksi

Pemasaran hasil produksi dalam peneltiian ini adalah penjualan barang hasil produksi industri kepada konsumen atau pelanggan. Sedangkan kemudahan dalam pemasaran produksi industri yang dimaksud adalah:

1) Pemasaran mudah, apabila barang hasil produksi industri tersebut mudah di pasarkan artinya mudah dan lancar dipasarkan kepada konsumen atau

pelanggan.

2) Pemasaran tidak mudah, apabila barang hasil produksi industri tersebut tidak mudah dipasarkan artinya tidak mudah dan tidak lancar dipasarkan kepada konsumen atau pelanggan.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Observasi

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian (Pabundu Tika, 2005:44). Teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai letak atau lokasi industri, mengetahui kondisi dan kegiatan serta berbagai sarana dan prasarana yang menunjang dalam kegiatan


(35)

27

industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan.

2. Teknik Wawancara Terstruktur

Teknik wawancara terstruktur adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi (Nasution, 2006:113). Teknik ini digunakan untuk memperoleh data secara langsung untuk membantu teknik kuesioner dalam pengumpulan data primer agar data sesuai dengan kenyataan tanpa terpengaruh oleh keinginan peneliti. Sehingga dapat diperoleh data mengenai bahan baku, modal, tenaga kerja, sarana transportasi, pemasaran hasil produksi, dan data lainnya dengan tujuan agar jawaban sesuai dengan kenyataan tanpa terpengaruh keinginan peneliti (subyektif).

3. Teknik Dokumentasi

Dokumentasi yaitu berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan teknik dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti: buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya (Arikunto, 2006:158).

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini dipergunakan untuk memperoleh data berupa catatan-catatan, laporan, dan keterangan yang diperoleh dari profil Desa Candimas, yaitu berupa data mengenai jumlah penduduk, mata pencaharian, peta kelurahan, luas lahan, serta data lain yang dapat menunjang dalam penelitian ini.


(36)

E. Teknik Analisis Data

Proses selanjutnya setelah pengumpulan data yaitu analisis data. Untuk menganalisis data yang telah terkumpul digunakan tabel dan persentase. Analisis data yang digunakan yaitu analisis data kuantitatif. Data kuantitatif disajikan dengan angka maupun persentase dalam bentuk tabel frekuensi. Dari data yang di proleh, di klasifikasikan dan di persentasekan untuk memberikan pengertian dari data dalam tabel yang di sajikan dan selanjutnya disusun dan di analisis sebagai laporan hasil penelitian. Untuk menghitung persentase dari data kuantitatif dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Rumus Analisis Persentase:

Keterangan:

% = Persentase yang di peroleh n = Jumlah nilai yang di peroleh N = Jumlah responden

100% = Konstanta (Muhamad Ali, 1987:184)

100

%

x

N

n


(37)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian mengenai faktor-faktor pendukung berdirinya industri kerajian rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan tahun 2013 dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Lokasi industri strategis sebagai faktor pendukung berdirinya industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013, karena letaknya di pinggir jalan Lintas Sumatra, memudahkan dalam pengankutan bahan baku dan proses pemasaran.

2. Mudahnya untuk mendapatkan bahan baku sebagai faktor pendukung berdirinya industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013, karena 75% pengusaha menyatakan mudah dalam memperoleh bahan baku.

3. Tidak mudah untuk mendapatkan modal sehingga bukan sebagai faktor pendukung berdirinya industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013, karena 50% pengusaha manyatakan sulit untuk mendapatkan modal dalam proses produksi.


(38)

4. Mudahnya untuk mendapatkan tanaga kerja sebagai faktor pendukung berdirinya industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013, karena 75% pengusaha menyatakan mudah dalam mendapatakan tenaga kerja.

5. Mudahnya untuk mendapatkan sarana transportasi sebagai faktor pendukung berdirinya industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013, karena semua pengusaha menyatakan mudah untuk mendapatkan sarana transportasi untuk pengambilan bahan baku dan peroses pengangkutan hasil produksi.

6. Mudahnya untuk memasarkan hasil produksi sebagai faktor pendukung berdirinya industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013, karena 62,5% pengusaha menyatakan hanya butuh waktu satu sampai tiga hari untuk terjualnya hasil produksi.

B. Saran

1. Disarankan kepada pengusaha industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan lebih meningkatkan kreativitas dalam membuat kerajinan rotan sehingga hasil kerajinan lebih menarik dan di minati oleh para konsumen.

2. Disarankan kepada pengusaha industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan agar lebih meningkatkan pemasaran, sehingga hasil kerajinan mudah terjual dan dapat cepat memperoleh modal.


(39)

77

3. Disarankan kepada pengusaha industri kerajinan rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan lebih meningkatkan modal dengan cara meminjam kepada Bank agar dengan bertambahnya modal industri akan memproduksi kerajinan lebih banyak sehingga memperoleh keuntungan semakin banyak.


(40)

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Rianto. 1990. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Bagoes Mantra. 2003. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Plajar. Bintarto. 1977. Geografi Sosial. Yogyakarta: UP Spring.

Cholit Narbuko dan Abu Achmadi. 2010. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.

Daljoeni N. 1992. Geografi Baru Organisasi Keruangan Dalam Teori dan Praktik. Bandung: Alumni.

Edy Haryono. 2004. Geografi industri. Buku ajar. Bandar Lampung: FKIP.Unila. Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad. 1986. Petani Desa dan Kemiskinan.

Yogyakarta. BPFE.

Johnston R.J. 1981. The Dictionary Of Human Geography. Johnston Blackwell Reference Oxford.

Kartasapoetra 1987 Pembentukan Prusahaan Industri. Jakarta: Bina Aksara. Manulang. 1998. Pengantar Ekonomi perusahaan. Yogyakarta: Liberty.

Marius P. Agipuro. 1999. Dasar-dasar Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Mardalais. 2009. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.

Marsudi Djojodipuro. 1992. Teori Lokasi. Jakarta: Fakultas Ekonomi UI.

_________________. 1999. Teori Lokasi. Jakarta: Lembaga Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.


(41)

Muhammad Ali. Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strateg.. Bandung: Angkasa.

Nasri Bachtiar dan Efendi. 2004. Teori Mikro Ekonomi. Padang Universitas Andalas.

Nathanael Daljoeni. 1997. Geografi baru Organisasi Keruangan Dalam Teori dan Praktik. Bandung: Alumni.

Nasution, S. 2006. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara

Nursid Sumaadmadja.1988. Geografi Pembangunan. Jakarta: P2LPTK. Pabandu Tika, Moh. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara. Sadono Sukirno. 2001. Teori Mikro Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sofian Efendi. 1989. Unsur-unsur Penelitian Survei. Jakarta, Dalam Metode

Penelitian Survei. Masri singarimbun dan Sofian Efendi (Editor), LP3ES. Sukardi. 2003. Metode Pelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Suharsimi Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

________________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Suharyono dan Moch. Amin. 1994. Pengantar Filsafat Geografi. Dirjendikti. Jakarta: Depdikbud.

Sumadi Suryabrata. 2009. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sumadi dan Bambang Sumitro.1989. Geografi Regional Indonesia. Buku Ajar.

Bandar Lampung. FKIP. Unila.

Trisnaningsih. 2006. Geografi Sumberdaya. Buku Ajar. Bandar Lampung: FKIP. Unila.


(42)

(43)

KUESIONER

A.Idenditas Pengusaha

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Alamat Tinggal :

B.Kemudahan Mendapatkan Bahan Baku

1. Apakah yang mendukung bapak/ibu membuka usaha industri kerajinan rotan ini?

a. Karena kemauan sendiri b. Mengikuti usaha tetangga

c. Karena keterampilan dan proses produksinya mudah d. Lainnya, sebutkan...

2. Darimana bapak/ibu memperoleh bahan baku? a. Dalam Provinsi lampung

b. Luar Provinsi lampung c. Lainnya, sebutkan...

3. Berapa lama Bapak/Ibu mendapatkan bahan baku? Jawab :

4. Apakah bahan baku selalu tersedia dalam proses produksi? a. Ya selalu

b. Kadang-kadang tersedia c. Lainya, sebutkan...

5. Berapa lama waktu bapak/ibu membeli bahan baku? a. setiap minggu

b. 1-2 kali dalmsatu bulan c. Satu bulan sekamli d. Dua bulan sekali


(44)

6. Jenis bahan produksi apa sajakah yang bapak/ibu buat, dan berapa jumlah produksinya?

No Jenis bahan produksi Jumlah

1 Kursi

2 Meja

3 Rak buku

4 Rak sepatu

5 Lainnya, sebutkan :---

7. Apabila tidak selalu tersedia bahan baku yang digunakan bagaimana cara mengatasinya ?

a. Membeli ke tempat lain yang bukan langganan b. Berhenti sementara tidak memproduksi

c. Cara lainnya...

8. Apakah dalam peroses produksi kerajinan rotan ini menggunakan jenis rotan tertentu?

a. Ya b. Tidak

9. Apa bila menggunakan jenis rotan tertentu, apa jenis rotan tersebut dan apa kegunaannya?

Jawab : ...

10.Berapakah jumlah bahan baku yang dibutuhkan setiap kali dalam proses produksi?

Jawab:

No Asal Bahan Baku Jumlah Bahn Baku

1 2 3 4

11. Tahap-tahap apa saja yang perlu dilakukan dalam mengelola bahan baku ? Jawab: ...


(45)

C.Kemudahan mendapatkan modal

12.Darimanakah modal yang didapatkan dalam mendukung dan keberlansungan industri ini, dan brapa jumlahnya?

No Asal Jumlah

1 Sendiri Rp :

2 Swasta Rp :

3 Koprasi Rp :

4 Bank Rp :

5 Lainnya :... Rp :

Jumlah Rp :

13.Apakah kegunaan modal tersebut dan berapa jumlahnya?

No Kegunaan modal Jumlah

1 Membeli totan Rp:

2 Membeli paku Rp:

3 Membeli plitur Rp:

4 Lainnya, sebutkan:... Rp:

Jumlah Rp:

14.Bagaimankah sistem pembayaran jika modal itu adalah pinjaman?

No Asal Jumlah

1 Sendiri

2 Swasta

3 Koprasi

4 Bank

5 Lainnya :... Jumlah

15.Dari modal tersebut berapakah keuntungan yang bapak ibu proleh

No Jumlah Modal Keuntungan

1 Sendiri Rp :

2 Swasta Rp :

3 Koprasi Rp :

4 Bank Rp :

5 Lainnya :... Rp :

Jumlah Rp :

16.Berapa lama bapak/ibu mendapatkan modal? Jawab:


(46)

17.Apabila tidak selalu tersedia modal yang dibutuhkan bagaimana cara mengatasinya?

a. Berhenti berproduksi b. Pinjam modal ke Bank c. lainnya, sebutkan...

D.Kemudahan Mendapatkan Tenaga Kerja

18.Berapakah jumlah tenaga kerja dalam industri kerajinan rotan ini? a. Laki-laki : ... orang

b. Perempuan : ... orang

19.Dari mana asal dan jumlah tenaga kerja tersebut? a. Dari anggota keluarga : ... orang

b. Dari tetangga sekitar :... orang c. Lainya, sebutkan :...orang

Jika dari luar anggota keluarga, darimana asalnya? sebutkan... 20.Berdasarkan pendidikannya maka tenaga kerja yang ada adalah?

a. SD sederaja : ...orang b. SMP sederajat : ...orang c. SMA sederajat : ...orang d. Lainya, sebutkan : ...orang 21.Bagaimana sistem kerja karyawan industri ini?

Jawab:

22.Bearpa jumlah jam kerja dari tenaga kerja industri kerajianan rotan bapak/ibu (perhari/produksi)?

a. Perhari : ... jam b. Perproduksi :... jam c. Borongan :... jam d. Lainnya, : ... jam

23.Apakah tenaga kerja yang dibutuhkan selalu tersedia ? a. Ya

b. Tidak

24.Berapa lama bapak/ibu mendapatkan tenaga kerja industri ini? Jawab:

25.Apakah kireteria tenaga kerja yang bapak/ibu butuhkan? a. Pendidikan

b. Keterampilan c. Pengalaman


(47)

E.Kemudahan Sarana Transportasi

26.Bagaiman cara pengangkutan bahan baku ke lokasi industri kerajinan rotan ini?

a. Diambil sendiri

b. Diatar ketempat tujuan c. Lainya, sebutkan ...

27.Apakah jenis transportasi yang digunakan dalam memperoleh bahan baku dan proses pemasaran industri kerajinan rotan?

a. Mobil pick up b. Sepeda motor c. Gerobak

d. Lainya, sebutkan ...

28.Apakah kemudahan sarana transportasi mendukung bapak/ibu dalam usaha industri kerajinan rotan?

a. Ya b. Tidak

Alasannya : ...

29.Berapa biaya yang dikeluarkan bapak/ibu untuk kegiatan transportasi dalam satu hari ?

Jawab : Rp ...

30.Apabila bapak/ibu mengalami kesulitan dalam menyediakan alat transportasi bagaimana cara mengatasinya ?

a. Menunda pengiriman barang b. Membatalkan pengiriman barang c. Lainya, sebutkan ...

31.Berapa lama bapak/ibu mendapatkan tranportasi? a. 1 hari

b. 2 hari c. 1 Minggu d. Lainnya...

32.Berapa lama waktu ke konsumen ?

33.Berapa lama waktu dari bahan baku ke tempat industri? F. Kemudahan Pemasaran

34.Bagaimana cara memasarkan hasil produksi kerajinan rotan ini? a. Konsumen langsung ke produsen

b. Kepedagang-pedagang/ pengecer c. Lainya, sebutkan ...


(48)

35.Kemana bapak/ibu memasarkan hasil produksi kerajian rotan ini?

No Kecamatan Kabupaten

1. 2. 3.

36.Berapa lama bapak/ibu memasarkan hasil industri iini? Jawab:

37.Produk manakah yang paling banyak laku terjual? a. Kursi

b. Meja c. Rak buku d. Rak sepatu

e. Lainnya, sebutkan:...

38.Apakah kesulitan yang dihadapi dalam memasarkan hasil proses produksi industri ?


(49)

Tabel Rekapitulasi Data Hasil Penelitian Pada Industri Kerajinan Rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013 N o Nama Pengu -saha Um-ur J k Pendi -dikan

Asal BK Keter -sediaan BK Lama Men - dapat - kan BK

Jenis dan Jumlah Produksi Stiap Dua Minggu Jumlah Bahan Baku Sofa lem

ari

Rak T.

Saji Kuda-kudaan Ayun an bayi Hulah uf Keranj ang

Sket Ukuran

kecil (kg) Ukuran besar (batang ) 1 Rianto 33 L SLTA CV. serikat

jaya,

baruraja, dan jambi

Sulit 1 hari 6 2 30 50 50 50 100 60 4 8

kwintal

700 batang 2 Rusnu

n

52 P SLTP CV. serikat jaya

Selalu tersedia

3 hari 3 1 20 20 40 20 50 30 2 5

kwintal

400 batang 3 Sujana 50 L SD CV. serikat

jaya

Selalu tersedia

1 jam 1 - 20 50 50 10 40 20 1 2

kwintal

200 batang 4 Kadori 44 L SLTA CV. serikat

jaya

Selalu tersedia

1 jam 2 - 10 10 20 5 30 5 3 3

kwintal

250 batang 5 Tajar 40 L SLTA CV. serikat

jaya

Selalu tersedia

1 jam 3 - 20 10 5 15 30 10 2 5

kwintal

400 batang 6 Komar

iah

39 P SLTP CV. serikat jaya

Selalu tersedia

1 jam 3 - 20 10 20 10 100 50 1 4

kwintal

300 batang 7 Nandi 29 L SLTA Cv. Serikat

Jaya dan Cirebon Kadang -kadang sulit 1 minggu

4 - 10 30 30 20 50 50 3 6

kwintal

500 batang 8 Adi 22 L SLTA Cv. Serikat

Jaya

Selalu tersedia

2 hari 1 - 20 30 10 10 20 5 - 5

kwintal

400 batang


(50)

No Asal Moda l Jumlah Modal Kemudaha n Mendapat-kan Modal Lama Mendapa t-kan Modal Jumlah TK

Asal TK Sistem Kerja Lama Waktu Mendapat TK Jenis Transportasi Lama Mendapat Tranportasi Lama Pemasaran

1 Sendir i dan Bank

120 juta

sulit 3 minggu 16 orang Candimas dan Cirebon Harian dan borongn

1 hari Pick up 1 jam 1 minggu

2 sendir i

90 juta sulit 3 minggu 5 orang Candimas dan Pringsewu Harian dan borongn

1 hari Pick up 1 hari 1 minggu

3 sendir i

40 juta mudah 3 hari 2 orang

candimas Borongan dan harian

1 hari Pick up 1 hari 3 hari

4 sendir i

50 juta mudah 2 hari 3 orang

Cirebon borongn 1 hari Pick up 1 jam 3 hari

5 sendir i

60 juta Sedang 1 minggu 5 orang

Candimas Harian dan borongn

3 hari Pick up 3o menit 1 minggu

6 Sendir i dan Bank

45 juta sulit 1 bulan 3 orang

candimas borongan 1 hari Pick up 1 hari 1 hari

7 sendir i

85 juta sulit 1 bulan 6 orang

Cirebon Harian dan borongn

3 hari Pick up 1 hari 1 hari

8 sendir i

45 juta sedang 1 minggu 2orang Cirebon dan desa candimas


(51)

(52)

(53)

(54)

(1)

Tabel Rekapitulasi Data Hasil Penelitian Pada Industri Kerajinan Rotan di Desa Candimas Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2013 N o Nama Pengu -saha Um-ur J k Pendi -dikan

Asal BK Keter -sediaan BK Lama Men - dapat - kan BK

Jenis dan Jumlah Produksi Stiap Dua Minggu Jumlah Bahan Baku

Sofa lem ari

Rak T. Saji Kuda-kudaan Ayun an bayi Hulah uf Keranj ang

Sket Ukuran

kecil (kg) Ukuran besar (batang ) 1 Rianto 33 L SLTA CV. serikat

jaya,

baruraja, dan jambi

Sulit 1 hari 6 2 30 50 50 50 100 60 4 8

kwintal

700 batang

2 Rusnu n

52 P SLTP CV. serikat jaya

Selalu tersedia

3 hari 3 1 20 20 40 20 50 30 2 5

kwintal

400 batang 3 Sujana 50 L SD CV. serikat

jaya

Selalu tersedia

1 jam 1 - 20 50 50 10 40 20 1 2

kwintal

200 batang 4 Kadori 44 L SLTA CV. serikat

jaya

Selalu tersedia

1 jam 2 - 10 10 20 5 30 5 3 3

kwintal

250 batang 5 Tajar 40 L SLTA CV. serikat

jaya

Selalu tersedia

1 jam 3 - 20 10 5 15 30 10 2 5

kwintal

400 batang 6 Komar

iah

39 P SLTP CV. serikat jaya

Selalu tersedia

1 jam 3 - 20 10 20 10 100 50 1 4

kwintal

300 batang 7 Nandi 29 L SLTA Cv. Serikat

Jaya dan Cirebon Kadang -kadang sulit 1 minggu

4 - 10 30 30 20 50 50 3 6

kwintal

500 batang 8 Adi 22 L SLTA Cv. Serikat

Jaya

Selalu tersedia

2 hari 1 - 20 30 10 10 20 5 - 5

kwintal

400 batang


(2)

No Asal Moda l Jumlah Modal Kemudaha n Mendapat-kan Modal Lama Mendapa t-kan Modal Jumlah TK

Asal TK Sistem Kerja Lama Waktu Mendapat TK Jenis Transportasi Lama Mendapat Tranportasi Lama Pemasaran

1 Sendir i dan Bank

120 juta

sulit 3 minggu 16 orang Candimas dan Cirebon Harian dan borongn

1 hari Pick up 1 jam 1 minggu

2 sendir i

90 juta sulit 3 minggu 5 orang Candimas dan Pringsewu Harian dan borongn

1 hari Pick up 1 hari 1 minggu

3 sendir i

40 juta mudah 3 hari 2 orang

candimas Borongan dan harian

1 hari Pick up 1 hari 3 hari

4 sendir i

50 juta mudah 2 hari 3 orang

Cirebon borongn 1 hari Pick up 1 jam 3 hari

5 sendir i

60 juta Sedang 1 minggu 5 orang

Candimas Harian dan borongn

3 hari Pick up 3o menit 1 minggu 6 Sendir

i dan Bank

45 juta sulit 1 bulan 3 orang

candimas borongan 1 hari Pick up 1 hari 1 hari

7 sendir i

85 juta sulit 1 bulan 6 orang

Cirebon Harian dan borongn

3 hari Pick up 1 hari 1 hari

8 sendir i

45 juta sedang 1 minggu 2orang Cirebon dan desa candimas


(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA PENYULUH PERTANIAN TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 8 11

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN REMAJA DESA TIDAK MELANJUTKAN PENDIDIKAN KEJENJANG SEKOLAH LANJUTAN DI DUSUN CISARUA DESA MUARA PUTIH KEC. NATAR KAB. LAMPUNG SELATAN TAHUN 2013

0 13 73

ANALISIS KEMENANGAN SUPAING DALAM PEMILIHAN KEPALA DESA CANDIMAS KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

3 71 73

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REMAJA USIA PRODUKTIF MELAKUKAN JUDI SABUNG AYAM DI DESA BANDAREJO KECAMATAN NATAR KABABUPATEN LAMPUNG SELATAN

0 32 87

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG BERDIRINYA INDUSTRI KERAJINAN DARI BAHAN BAKU KAIN PERCA DI DESA SUKAMULYA KECAMATAN BANYUMAS KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2012

5 30 54

KINERJA SEKRETARIS DESA DALAM TERTIB ADMINISTRASI DESA DI DESA NATAR KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN

2 20 62

DESKRIPSI INDUSTRI KERAJINAN SULAM USUS DI DESA NATAR KECAMATAN NATAR KABUPATEN LAMPUNG SELATAN TAHUN 2014

4 24 46

STRATEGI KELANGSUNGAN USAHA INDUSTRI ROTAN ( Strategi Kelangsungan Usaha Industri Kerajinan Rotan di Sentra Indusri Rotan di Desa Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo )

3 7 119

KEBERLANGSUNGAN INDUSTRI KERAJINAN KUNINGAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Keberlangsungan usaha industri kerajinan kuningan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya di Kecamatan Juwana Kabupaten Pati tahun 2007.

1 3 16

ANALISIS PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL KERAJINAN ROTAN (Studi Kasus di Sentra Industri Kecil Kerajinan Rotan di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo).

0 0 14