IDENTIFIKASI GANGGUAN PENCERNAAN PADA REMAJA DI KOTA MALANG (STUDI FENOMENA PADA REMAJA DENGAN PERILAKU KONSUMTIF MAKANAN PEDAS)

(1)

SKRIPSI

IDENTIFIKASI GANGGUAN PENCERNAAN PADA REMAJA DI

KOTA MALANG (STUDI FENOMENA PADA REMAJA

DENGAN PERILAKU KONSUMTIF MAKANAN PEDAS)

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh:

JEFRI SUHANDANI

NIM. 08060003

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2013


(2)

(3)

(4)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Jefri Suhandani

NIM : 08060003

Program Studi : Ilmu Keperawatan

Judul Skripsi : Identifikasi Gangguan Pencernaan Pada Remaja di Kota Malang (Studi Fenomenologi Perilaku Konsumtif Pada Remaja Dalam Mengkonsumsi Makanan Pedas)

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau ide pikiran dari orang lain yang kemudian saya akui sebagai hasil tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, 13

Februari 2013

Yang Membuat

Pernyataan,

Jefri Suhandani NIM.08060003


(5)

v

LEMBAR PERSEMBAHAN

Buat Kedua orang tuaku “Handoko dan Saeni”

Terima kasih pa.. terima kasih ma.. aku bangga menjadi anak papa dan mama. Terima kasih telah menguliahkan aku, terima kasih untuk doanya yang tak henti-hentinya untuk anakmu ini.

Mungkin ini hanya kado kecil buat papa dan mama yang aku berikan.. semoga aku bisa membuat kalian lebih bangga lagi

suatu hari nanti.. Amin

Buat Ketiga adikku (Chandra Suhandani, Martha Suhandani, Mardi Suhandani)

Terima kasih sudah menjadi adik yang baik, kokomu sekarang sudah sarjana. Tinggal kalian yang aku tunggu buat hadir

diwisudamu nanti.. Amin

Buat Ranger’s (Adit, Ferry, Ivan, Itok, dan Kharis)

Terima kasih banyak buat kebersamaannya selama kuliah dan diluar kuliah.. bagiku kalian sudah menjadi saudara sendiri..

tak terasa waktu cepat berlalu.. buat itok gendud ndang cepet nyusul and semangat le.. suatu hari nanti kita bisa kumpul bareng lagi dan aku pengen lihat kita semua sukses dengan

mimpi-mimpi kita.. Amin

Buat Keluarga besar PSIK 2008 tercinta

Bagiku kalian semua hebat, terima kasih buat senang sedih duka suka cita bersama selama ini..

Buat Dosen kampus II UMM

Kalian orang-orang yang terbaik, terima kasih buat ilmunya.. semoga menjadi ilmu yang tak terputus hingga akhir masa.


(6)

vi

M

o

t

t

o

Jadilah yang berbeda dari yang lain, tak peduli seberapa banyak orang yang akan menertawakanmu, tetaplah

pada pendirianmu. Pintar bukanlah suatu hal yang harus dikejar, tapi kebodohanlah yang selalu mengajarimu tentang suatu hal. Ingatlah bahwa terkadang kita harus belajar bersabar dan tak putus asa,

tapi terkadang kita lupa akan arti sebuah keikhlasan

Berprinsiplah “Beri aku waktu satu menit untuk tau, beri

aku waktu satu jam untuk bisa, dan beri aku waktu satu hari untuk tak terkalahkan”


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “Identifikasi Gangguang Pencernaan Pada Remaja (Studi Fenomenologi Pada Remaja dengan Perilaku Konsumtif Makanan Pedas)”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana keperawatan (S.Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat bantuan, arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada yang terhormat:

1. Ibu Tri Lestari Handayani, M. Kep., Sp. Mat, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Nurul Aini, M.Kep.,selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

3. Bapak Drs. Atok Miftachul Hudha M.pd., selaku Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dukungan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

4. Rohmah Susanto, S.Kep. Ns. selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dukungan, arahan, dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

5. Kedua orang tua yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan moril dan materil bagi terselesaikanya skripsi ini.


(8)

viii

6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah memberikan ilmunya.

7. Kepala Lurah Oro-oro dowo Malang yang telah memberi ijin dalam penelitian ini.

8. Remaja di Kota Malang yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Penulis hanya mampu berdoa semoga amal kebaikannya mendapat imbalan dan diterima sebagai ibadah oleh Allah SWT. Penulis menyadari masih banyak kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Malang, 04 Februari 2013


(9)

ix

IDENTIFIKASI GANGGUAN PENCERNAAN PADA REMAJA DI

KOTA MALANG (STUDI FENOMENOLOGI PADA REMAJA

DENGAN PERILAKU KONSUMTIF MAKANAN PEDAS)

Jefri Suhandani1, Drs.Atok Miftachul Hudha,M.pd2, Rohmah Susanto,S.Kep.Ns3

INTISARI

Latar Belakang: Dua tahun terakhir ini di Kota Malang terjadi fenomena yaitu berupa munculnya warung-warung yang menjajakan makanan pedas yang semakin tahun semakin bertambah jumlahnya. Remaja adalah salah satu yang mendominasi sebagai konsumen terbanyak karena dalam tahapan perkembangan remaja merupakan periode dimana banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang memepengaruhi remaja untuk berperilaku konsumtif.

Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis yang meneliti identifikasi gangguan pencernaan pada remaja dengan perilaku konsumtif makanan pedas .Penelitian dilakukan di warung ceker pedas jl. Jakarta kelurahan oro-oro dowo Kota Malang. Subjek penelititian adalah remaja yang mengkonsumsi makanan pedas diambil dengan metode nonprobability sampling

dengan teknik purposive sampling. Analisa data dilakukan dengan menggunakan teknik

content analysis dengan uji credibility, transferability, dependenbility, dan confirmability.

Hasil: Dari lima (5) subyek yang telah diteliti maka berdasarkan dari hasil penelitian maka didapatkan bahwa berperilaku konsumtif makanan pedas ini bukan berdasarkan

trend, namun keinginan diri responden itu sendiri untuk mencari dan membeli makanan pedas tersebut. Selanjutnya untuk gangguan pencernaan jarang dan hampir tidak pernah didapat oleh para responden, namun ada satu (1) subyek yang sering mengalaminya. Adapun responden tersebut juga tidak pernah berusaha untuk mengkonsumsi obat untuk mengobati gangguan pencernaannya. Walaupun demikian, para suyek tahu tentang dampak makanan pedas tersebut bagi kesehatan mereka, namun mereka tetap ingin membeli dan mengkonsumsi makanan pedas tersebut dikarenakan hobi dan kesenangan responden itu sendiri.

Kesimpulan: Perilaku konsumtif remaja mengenai makanan pedas tidak selalu memberikan dampak terhadap terjadinya gangguan pencernaan seseorang. Gangguan pencernaan akibat makanan pedas tersebut lebih dikarenakan kurang terbiasanya seorang subyek dalam mengkonsumsi jenis makanan tersebut. Adanya hobi terhadap makanan pedas tersebut menjadikan subyek kurang menghiraukan dampak atau akibat mengkonsumsi makanan pedas yang terlalu berlebihan.

Kata Kunci : Gangguan pencernaan, remaja, perilaku konsumtif makanan pedas

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang.


(10)

x

INDENTIFICATION OF DIGESTION DISORDER ON TEENAGERS IN MALANG (FENOMENOLOGICAL STUDY ON TEENAGERS

CONSUMTIVE BEHAVIOUR TOWARD SPICY FOOD) Jefri Suhandani1, Drs.Atok Miftachul Hudha,M.pd2, Rohmah Susanto,S.Kep.Ns3

ABSTRACT

Background : for the past two years in Malang has been distinctive phenomena, the increasing appearance of food stalls peddling spicy food. Teenagers has become the most dominant consumers since poeple of their ages are in the period where there are many influences, one of which is consumtive behaviour.

Research Method : the research design used in this study is qualitative research with fenomenological approach, that focuses on the identification of digestion disorder on teenagers with consumtive behaviour toward spicy food. The study was conducted in

“ceker pedas (spicy chicken feet)” food stall on jl. Jakarta, Oro-oro Dowo, Malang. The subject of the study were the teenagers consumiong the spicy food, and the data was taken by nonprobability sampling method with purposive sampling technique. The data analisys was conducted by using content analysis technique wih the tests of credibility, transferability, dependability, and conformability.

Result: of the five (5) subject analized, it can be concluded that the spicy food consumtive behaviour was not only caued by trend, but it also due to the respondents’ own interest in searcing and buying the spicy food. And for the digestion disorder, it is rarely and almost hardy experienced by the respondents, yet there was one (1) subject in exception. This respondent, however, never takes any medication for curing the indisgestion. The subjects knows the impact of spicy food toward their health, yet they still eager to buy and consume this spicy food due to their own interwest and enjoyment. Conclusion: teenagers consumtive behaviour toward spicy food does not always

contribute to accurence of ones’ digestion disorder. This disorder is more likely

happened because the subject does not familiar in consuming the food. The interest in consuming spicy food has made the subjects pay less attantion on the impact and consequence in taking too much spicy food.

Keywords: digestion disorder, teenagers, consumtive bahviour, spicy food

4. Student of nursing science program, faculty of health science, University of Muhammadiyah Malang.

5. Lecturer of of nursing science program, faculty of health science, University of Muhammadiyah Malang.

6. Lecturer of of nursing science program, faculty of health science, University of Muhammadiyah Malang.


(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman judul………. i

Lembar Persetujuan………. ii

Lembar Pengesahan……….iii

Lembar Pernyataan Keaslian………....iv

Lembar Persembahan………...v

Motto………...vi

Kata Pengantar……… vii

Intisari………... ix

Abstract………... x

Daftar Isi………. xi

Daftar Tabel……… xv

Daftar Gambar……… xvi

Daftar Lampiran……… xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Rumusan Masalah……… 4

1.3 Tujuan Penelitian………. 5

1.3.1 Tujuan Umum……….. 5

1.3.2 Tujuan Khusus………. 5


(12)

xii

1.4.1 Bagi Pendidikan Keperawatan……….. 5

1.4.2 Bagi Peneliti……….5

1.4.3 Bagi Peneliti Lain………. 6

1.5 Keaslian Penelitian………... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen……… 8

2.2 Perilaku Konsumtif……….. 9

2.2.1 Pengertian Perilaku Konsumtif……….9

2.2.2 Aspek-Aspek Terkait Dengan Perilaku Konsumtif………….. 10

2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif…….. 11

2.3 Remaja………. 13

2.3.1 Definisi Remaja……… 13

2.3.2 Ciri-Ciri Remaja………... 15

2.3.3 Perkembangan Fisik dan Psikologis Pada Remaja………. 16

2.3.4 Tugas-Tugas Perkembangan Remaja……… 19

2.4 Makanan Pedas……… 21

2.5 Gangguan Pencernaan...………... 24

BAB III KERANGKA KONSEP 3.1 Deskripsi Kerangka Konsep……… 27


(13)

xiii

4.1 Desain Penelitian………. 28

4.2 Teknik Pengambilan Sampel………... 28

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian……….. 29

4.4 Instrumen Penelitian……… 29

4.5 Teknik Pengumpulan Data………... 29

4.5.1 Wawancara…………..……… 29

4.5.2 Dokumentasi………....………… 30

4.5.3 Observasi………. 30

4.5.4 Angket………. 31

4.6 Teknik Analisa Data……… 31

4.7 Uji Keabsahan Data………. 33

4.7.1 Uji Kredibilitas………. 33

4.7.2 Uji Transferbility………... 35

4.7.3 Uji Dependability………. 35

4.7.4 Uji Konfirmability……… 35

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA 5.1 Deskripsi Subyek………. 37

5.2 Deskripsi Data………. 39

5.3 Hasil Member Checklist………... 46

BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Perilaku Konsumtif Makanan Pedas Pada Remaja Di Kota Malang….. 48 6.2 Gangguan Pencernaan Akibat Perilaku Konsumtif Makanan Pedas Pada


(14)

xiv

Remaja Di Kota Malang………... 51

6.3 Keterbatasan Penelitian……… 52

6.4 Implikasi Keperawatan……… 53

BAB VII KESIMPULAN 7.1 Kesimpulan………. 54

7.2 Saran……… 54

Daftar Pustaka……….. 56


(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Subyek Penelitian……….. 37 Tabel 5.3 Identifikasi Gangguan Pencernaan Remaja Dengan Perilaku Konsumtif

Makanan Pedas……….. 46


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden………... 58

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden………... 59

Lampiran 3 Lembar Pertanyaan Pada Saat Wawancara………. 60

Lampiran 4 Checklist……… 61

Lampiran 5 Lembar Pengkodean Hasil Wawancara……….. 62

Lampiran 6 Hasil Member Checklist Responden……….. 63

Lampiran 7 Transkrip Wawancara, Observasi, dan Dokumentasi………. 64

Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian……… 65


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Masa remaja sebagai periode perkembangan yang paling penting bagi individu karena merupakan periode yang penuh dengan perubahan dan rentan munculnya berbagai masalah. Masa remaja awal memiliki beberapa ciri tahapan perkembangan yaitu tahap periode peralihan, perubahan, bermasalah dan periode pencarian identitas (Hurlock, 2006). Kebahagiaan juga dipengaruhi oleh hal-hal yang dapat mempengaruhi pola berfikir seseorang. Kebahagiaan pada masa remaja sangat penting karena saat para remaja dapat menemukan suatu kebahagiaan dalam hidupnya, maka pada akhirnya akan menjadikan remaja tumbuh dengan jati dirinya yang positif dan sehat baik secara mental maupun emosional.

Masa remaja juga merupakan suatu periode yang unik dan selalu menarik untuk dikaji, karena remaja merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Pada masa inilah timbul berbagai kemungkinan bagi seseorang mengalami perubahan-perubahan, baik perubahan fisik, sikap, perilaku maupun emosinya (dalam Nissa, 2003). Piaget (Hurlock, 1993) mengatakan secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan (Calon, dalam Monks dkk, 2001) karena remaja belum memperoleh status orang dewasa tetapi tidak lagi memiliki status kanak-kanak. Sehingga kaum


(19)

2

remaja dapat dikatakan juga sebagai masa pencarian jati diri, termasuk dalam proses perilaku konsumtif yang dilakukan.

Istilah konsumtif biasanya digunakan pada masalah yang berkaitan dengan perilaku konsumen dalam kehidupannya. Dewasa ini salah satu gaya hidup konsumen yang cenderung terjadi di dalam masyarakat adalah gaya hidup yang menganggap materi sebagai sesuatu yang bisa mendatangkan kepuasan. Gaya hidup seperti ini dapat menimbulkan adanya gejala komsumtivisme, sedangkan konsumtivisme untuk membeli barang yang kurang atau tidak diperlukan (Nissa, 2003). Fromm (1998) mengatakan bahwa manusia sering

dihadapkan pada persoalan untuk memenuhi kebutuhannya dan

mempertahankan kehidupannya. Oleh karena itu, manusia harus melengkapi kebutuhannya tersebut.

Pada masa awal peradaban manusia, segala kebutuhan tersebut langsung dipenuhi sendiri dengan jalan memproduksi atau menghasilkan berang yang dibutuhkannya secara langsung. Cahyana (1995) memberikan definisi perilaku konsumtif sebagai tindakan yang dilakukan dalam mengkonsumsi berbagai macam barang kebutuhan. Tambunan (2001) mengatakan bahwa perilaku konsumtif menunjukkan pada perilaku konsumen yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai produksinya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok.

Kesadaran akan perilaku konsumtif itu sendiri tidak terlepas dari keberadaan media yang cenderung memberikan pencitraan akan model terkini tentang gaya hidup yang konsumtif. Namun ini tentunya tidak terlepas dari realitas kehidupan sehari-hari, menunjukkan kemajuan teknologi yang meniadakan ruang, memungkinkan orang melihat apa yang terjadi di daerah lain.


(20)

3

Semuanya dapat terjadi karena adanya media yang menjadi perantaranya yang membuat semuanya itu dapat terlihat secara jelas, termasuk dalam mengkonsumsi produk makanan dan minuman.

Kondisi yang menjadi trend sekarang ini yaitu adanya perilaku remaja yang

mengkonsumsi makanan pedas berlebihan, dimana perilaku remaja tersebut lebih dikarenakan adanya perilaku sesaat yang tidak memperhatikan efek samping

terhadap risiko dengan banyak mengkonsumsi pedas tersebut. Trend atas perilaku

remaja telah menjadi salah satu gaya hidup sehingga perilaku tersebut telah

menjadi hal yang biasa dilakukan oleh seorang remaja, dengan mengikuti trend

yang ada sekarang ini yaitu mengkonsumsi makanan pedas maka akan mempengaruhi perilaku seorang remaja tersebut untuk tetap mengkonsumsi jenis makanan pedas tersebut tanpa memperhatikan efek samping yang dapat terjadi.

Beberapa risiko dengan mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan yaitu pertama, dapat meningkatkan asam lambung. Rasa pedas pada cabe di makanan pedas itu sebenarnya berasal dari kombinasi asam. Jika masuk dalam sistem pencernaan, dimana sebenarnya kadar asamnya pun tinggi, maka asam dalam masakan pedas akan menambah jumlah asam di lambung. Dampak yang kedua yaitu adanya gangguan lambung akut. Peningkatan jumlah asam lambung yang drastis, jika terjadi terus-menerus akan memicu gangguan lambung akut di lambung. Gejalanya mual, muntah, demam, diare, sakit kepala dan muntah. Ketiga yaitu terjadinya peradangan. Hal ini adalah kelanjutan dari gangguan lambung akut, yang menyebabkan lambung terluka. Luka parah di lambung ini membuat nanah muncul dan keluar dari luka tersebut. Dampak keempat yaitu sulit tidur atau insomnia. Makanan pedas meningkatkan suhu tubuh dan memicu keluarnya keringat. Ini menyebabkan sulit tidur (Thakur, 2012).


(21)

4

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui wawancara dengan mahasiswa dari Perguruan Tinggi Universitas Muhammadiyah Malang di salah satu tempat dimana menyediakan makanan pedas yaitu saudara Iwan

mengatakan “ Saya senang mengkonsumsi ceker pedas ini, selain rasanya yang

super pedes rasanya juga bikin lidah gemeteran. Saya tahu bahwa mengkonsumsi makanan pedas maka akan mengganggu proses pencernaan, tapi hal itu sering

saya lakukan”. Adapun salah satu mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang

yang juga saya wawancarai disana bernama Yoffrita, dia mengatakan bahwa “Ya

suka saja, walaupun saya tahu mengganggu kesehatan saya tapi saya tetap

mengkonsumsinya dan mungkin karena hobi juga ya”. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa perilaku konsumtif seseorang terhadap makanan pedas

telah menjadi trend meskipun memiliki dampak yang kurang baik terhadap

pencernaan.

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka peneliti tertarik

mengangkat penelitian yang berjudul “Identifikasi Gangguan Pencernaan

Pada Remaja Di Kota Malang (Studi Fenomologi Pada Remaja Dengan Perilaku Konsumtif Makanan Pedas)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimanakah perilaku konsumtif makanan pedas pada remaja di Kota

Malang?

2. Bagaimana gangguan pencernaan terjadi akibat perilaku konsumtif makanan


(22)

5

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi gangguan pencernaan pada remaja dengan perilaku konsumtif makanan pedas.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi gangguan pencernaan akibat mengkonsumsi makanan

pedas di Kota Malang.

2. Mengidentifikasi perilaku konsumtif dalam mengkonsumsi makanan

pedas pada remaja di Kota Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Pendidikan Keperawatan

Sebagai bahan referensi tambahan dan informasi bagi institusi pendidikan keperawatan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan keperawatan sehingga institusi keperawatan dapat mencetak lulusan perawat yang memiliki kompetensi di bidangnya khususnya perilaku konsumsi remaja dalam mengkonsumsi makanan.

1.4.2 Bagi Peneliti

1. Dapat digunakan sebagai sarana ilmiah untuk mengimplementasikan mata

kuliah metode penelitian dan medical bedah.

2. Dapat dijadikan pengalaman sebagai peneliti awal untuk melakukan


(23)

6

1.4.3 Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan acuan dan informasi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang lebih bermutu dan berkualitas sehingga memperoleh hasil yang lebih representatif.

1.5 Keaslian Penelitian

Peneliti selama ini belum pernah melakukan penelitian dengan topik penelitian yaitu mengenai identifikasi gangguan pencernaan (studi fenomenologi perilaku konsumtif makanan pedas pada remaja). Namun demikian terdapat penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan yaitu terkait dengan gangguan pencernaan, yaitu hubungan antara pemberian makanan tambahan dengan timbulnya gangguan saluran pencernaan studi tentang pemberian makanan tambahan pada bayi usia 0-6 bulan dengan timbulnya gangguan saluran pencernaan di puskesmas desa padomasan kecamatan jombang Kabupaten Jember (Ika Rosalin Wahyuningtyas, 2005)

Penelitian diatas peneliti menggunakan desain penelitian korelasional dan dua variabel (bebas dan terikat). Pengambilan sampel secara purposive sampel, 30 bayi yang berusia 0-6 bulan direkruit sebagai sampel dalam penelitian. Pemberian makanan tambahan diukur dengan menggunakan kuesioner. Lokasi penelitian ini di Puskesmas Desa Padomasan Kecamatan Jombang Kabupaten Jember. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 30 responden telah memberikan makanan tambahan pada bayi saat usianya kurang dari 6 bulan, sebanyak 28 responden menyatakan bahwa terjadi gangguan saluran pencernaan yang meliputi diare dan muntah sebanyak 93,3 % sedangkan yang megalami sembelit dan perut kembung sebanyak 86,7 %.


(24)

7

Setelah dilakukan analisa data diperoleh nilai r = 0,735. Nilai tersebut berdasarkan indeks korelasi terletak antara 0,600 ? 0,800. Kesimpulan: Dari nilai koefisien korelasi dapat disimpulkan bahwa pemberian makanan tambahan pada bayi usia 0-6 bulan mempunyai hubungan yang cukup terhadap timbulnya gangguan saluran pencernaan. Yang penting untuk diimplementasikan adalah mengetahui waktu pemberian ASI dan PASI sesuai dengan usia balita.


(1)

remaja dapat dikatakan juga sebagai masa pencarian jati diri, termasuk dalam proses perilaku konsumtif yang dilakukan.

Istilah konsumtif biasanya digunakan pada masalah yang berkaitan dengan perilaku konsumen dalam kehidupannya. Dewasa ini salah satu gaya hidup konsumen yang cenderung terjadi di dalam masyarakat adalah gaya hidup yang menganggap materi sebagai sesuatu yang bisa mendatangkan kepuasan. Gaya hidup seperti ini dapat menimbulkan adanya gejala komsumtivisme, sedangkan konsumtivisme untuk membeli barang yang kurang atau tidak diperlukan (Nissa, 2003). Fromm (1998) mengatakan bahwa manusia sering dihadapkan pada persoalan untuk memenuhi kebutuhannya dan mempertahankan kehidupannya. Oleh karena itu, manusia harus melengkapi kebutuhannya tersebut.

Pada masa awal peradaban manusia, segala kebutuhan tersebut langsung dipenuhi sendiri dengan jalan memproduksi atau menghasilkan berang yang dibutuhkannya secara langsung. Cahyana (1995) memberikan definisi perilaku konsumtif sebagai tindakan yang dilakukan dalam mengkonsumsi berbagai macam barang kebutuhan. Tambunan (2001) mengatakan bahwa perilaku konsumtif menunjukkan pada perilaku konsumen yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai produksinya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok.

Kesadaran akan perilaku konsumtif itu sendiri tidak terlepas dari keberadaan media yang cenderung memberikan pencitraan akan model terkini tentang gaya hidup yang konsumtif. Namun ini tentunya tidak terlepas dari realitas kehidupan sehari-hari, menunjukkan kemajuan teknologi yang meniadakan ruang, memungkinkan orang melihat apa yang terjadi di daerah lain.


(2)

Semuanya dapat terjadi karena adanya media yang menjadi perantaranya yang membuat semuanya itu dapat terlihat secara jelas, termasuk dalam mengkonsumsi produk makanan dan minuman.

Kondisi yang menjadi trend sekarang ini yaitu adanya perilaku remaja yang mengkonsumsi makanan pedas berlebihan, dimana perilaku remaja tersebut lebih dikarenakan adanya perilaku sesaat yang tidak memperhatikan efek samping terhadap risiko dengan banyak mengkonsumsi pedas tersebut. Trend atas perilaku remaja telah menjadi salah satu gaya hidup sehingga perilaku tersebut telah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh seorang remaja, dengan mengikuti trend yang ada sekarang ini yaitu mengkonsumsi makanan pedas maka akan mempengaruhi perilaku seorang remaja tersebut untuk tetap mengkonsumsi jenis makanan pedas tersebut tanpa memperhatikan efek samping yang dapat terjadi.

Beberapa risiko dengan mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan yaitu pertama, dapat meningkatkan asam lambung. Rasa pedas pada cabe di makanan pedas itu sebenarnya berasal dari kombinasi asam. Jika masuk dalam sistem pencernaan, dimana sebenarnya kadar asamnya pun tinggi, maka asam dalam masakan pedas akan menambah jumlah asam di lambung. Dampak yang kedua yaitu adanya gangguan lambung akut. Peningkatan jumlah asam lambung yang drastis, jika terjadi terus-menerus akan memicu gangguan lambung akut di lambung. Gejalanya mual, muntah, demam, diare, sakit kepala dan muntah. Ketiga yaitu terjadinya peradangan. Hal ini adalah kelanjutan dari gangguan lambung akut, yang menyebabkan lambung terluka. Luka parah di lambung ini membuat nanah muncul dan keluar dari luka tersebut. Dampak keempat yaitu sulit tidur atau insomnia. Makanan pedas meningkatkan suhu tubuh dan memicu keluarnya keringat. Ini menyebabkan sulit tidur (Thakur, 2012).


(3)

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui wawancara dengan mahasiswa dari Perguruan Tinggi Universitas Muhammadiyah Malang di salah satu tempat dimana menyediakan makanan pedas yaitu saudara Iwan mengatakan “ Saya senang mengkonsumsi ceker pedas ini, selain rasanya yang super pedes rasanya juga bikin lidah gemeteran. Saya tahu bahwa mengkonsumsi makanan pedas maka akan mengganggu proses pencernaan, tapi hal itu sering saya lakukan”. Adapun salah satu mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang yang juga saya wawancarai disana bernama Yoffrita, dia mengatakan bahwa “Ya suka saja, walaupun saya tahu mengganggu kesehatan saya tapi saya tetap mengkonsumsinya dan mungkin karena hobi juga ya”. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa perilaku konsumtif seseorang terhadap makanan pedas telah menjadi trend meskipun memiliki dampak yang kurang baik terhadap pencernaan.

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka peneliti tertarik

mengangkat penelitian yang berjudul “Identifikasi Gangguan Pencernaan Pada Remaja Di Kota Malang (Studi Fenomologi Pada Remaja Dengan Perilaku Konsumtif Makanan Pedas)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian maka rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimanakah perilaku konsumtif makanan pedas pada remaja di Kota Malang?

2. Bagaimana gangguan pencernaan terjadi akibat perilaku konsumtif makanan pedas pada remaja di Kota Malang ?


(4)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi gangguan pencernaan pada remaja dengan perilaku konsumtif makanan pedas.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi gangguan pencernaan akibat mengkonsumsi makanan pedas di Kota Malang.

2. Mengidentifikasi perilaku konsumtif dalam mengkonsumsi makanan pedas pada remaja di Kota Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Pendidikan Keperawatan

Sebagai bahan referensi tambahan dan informasi bagi institusi pendidikan keperawatan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan keperawatan sehingga institusi keperawatan dapat mencetak lulusan perawat yang memiliki kompetensi di bidangnya khususnya perilaku konsumsi remaja dalam mengkonsumsi makanan.

1.4.2 Bagi Peneliti

1. Dapat digunakan sebagai sarana ilmiah untuk mengimplementasikan mata kuliah metode penelitian dan medical bedah.

2. Dapat dijadikan pengalaman sebagai peneliti awal untuk melakukan penelitian terkait dengan masalah kesehatan.


(5)

1.4.3 Bagi Peneliti Lain

Sebagai bahan acuan dan informasi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang lebih bermutu dan berkualitas sehingga memperoleh hasil yang lebih representatif.

1.5 Keaslian Penelitian

Peneliti selama ini belum pernah melakukan penelitian dengan topik penelitian yaitu mengenai identifikasi gangguan pencernaan (studi fenomenologi perilaku konsumtif makanan pedas pada remaja). Namun demikian terdapat penelitian terdahulu yang memiliki kesamaan yaitu terkait dengan gangguan pencernaan, yaitu hubungan antara pemberian makanan tambahan dengan timbulnya gangguan saluran pencernaan studi tentang pemberian makanan tambahan pada bayi usia 0-6 bulan dengan timbulnya gangguan saluran pencernaan di puskesmas desa padomasan kecamatan jombang Kabupaten Jember (Ika Rosalin Wahyuningtyas, 2005)

Penelitian diatas peneliti menggunakan desain penelitian korelasional dan dua variabel (bebas dan terikat). Pengambilan sampel secara purposive sampel, 30 bayi yang berusia 0-6 bulan direkruit sebagai sampel dalam penelitian. Pemberian makanan tambahan diukur dengan menggunakan kuesioner. Lokasi penelitian ini di Puskesmas Desa Padomasan Kecamatan Jombang Kabupaten Jember. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa sebanyak 30 responden telah memberikan makanan tambahan pada bayi saat usianya kurang dari 6 bulan, sebanyak 28 responden menyatakan bahwa terjadi gangguan saluran pencernaan yang meliputi diare dan muntah sebanyak 93,3 % sedangkan yang megalami sembelit dan perut kembung sebanyak 86,7 %.


(6)

Setelah dilakukan analisa data diperoleh nilai r = 0,735. Nilai tersebut berdasarkan indeks korelasi terletak antara 0,600 ? 0,800. Kesimpulan: Dari nilai koefisien korelasi dapat disimpulkan bahwa pemberian makanan tambahan pada bayi usia 0-6 bulan mempunyai hubungan yang cukup terhadap timbulnya gangguan saluran pencernaan. Yang penting untuk diimplementasikan adalah mengetahui waktu pemberian ASI dan PASI sesuai dengan usia balita.