Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Masa remaja sebagai periode perkembangan yang paling penting bagi individu karena merupakan periode yang penuh dengan perubahan dan rentan munculnya berbagai masalah. Masa remaja awal memiliki beberapa ciri tahapan perkembangan yaitu tahap periode peralihan, perubahan, bermasalah dan periode pencarian identitas Hurlock, 2006. Kebahagiaan juga dipengaruhi oleh hal-hal yang dapat mempengaruhi pola berfikir seseorang. Kebahagiaan pada masa remaja sangat penting karena saat para remaja dapat menemukan suatu kebahagiaan dalam hidupnya, maka pada akhirnya akan menjadikan remaja tumbuh dengan jati dirinya yang positif dan sehat baik secara mental maupun emosional. Masa remaja juga merupakan suatu periode yang unik dan selalu menarik untuk dikaji, karena remaja merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke dewasa. Pada masa inilah timbul berbagai kemungkinan bagi seseorang mengalami perubahan-perubahan, baik perubahan fisik, sikap, perilaku maupun emosinya dalam Nissa, 2003. Piaget Hurlock, 1993 mengatakan secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan Calon, dalam Monks dkk, 2001 karena remaja belum memperoleh status orang dewasa tetapi tidak lagi memiliki status kanak-kanak. Sehingga kaum remaja dapat dikatakan juga sebagai masa pencarian jati diri, termasuk dalam proses perilaku konsumtif yang dilakukan. Istilah konsumtif biasanya digunakan pada masalah yang berkaitan dengan perilaku konsumen dalam kehidupannya. Dewasa ini salah satu gaya hidup konsumen yang cenderung terjadi di dalam masyarakat adalah gaya hidup yang menganggap materi sebagai sesuatu yang bisa mendatangkan kepuasan. Gaya hidup seperti ini dapat menimbulkan adanya gejala komsumtivisme, sedangkan konsumtivisme untuk membeli barang yang kurang atau tidak diperlukan Nissa, 2003. Fromm 1998 mengatakan bahwa manusia sering dihadapkan pada persoalan untuk memenuhi kebutuhannya dan mempertahankan kehidupannya. Oleh karena itu, manusia harus melengkapi kebutuhannya tersebut. Pada masa awal peradaban manusia, segala kebutuhan tersebut langsung dipenuhi sendiri dengan jalan memproduksi atau menghasilkan berang yang dibutuhkannya secara langsung. Cahyana 1995 memberikan definisi perilaku konsumtif sebagai tindakan yang dilakukan dalam mengkonsumsi berbagai macam barang kebutuhan. Tambunan 2001 mengatakan bahwa perilaku konsumtif menunjukkan pada perilaku konsumen yang memanfaatkan nilai uang lebih besar dari nilai produksinya untuk barang dan jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok. Kesadaran akan perilaku konsumtif itu sendiri tidak terlepas dari keberadaan media yang cenderung memberikan pencitraan akan model terkini tentang gaya hidup yang konsumtif. Namun ini tentunya tidak terlepas dari realitas kehidupan sehari-hari, menunjukkan kemajuan teknologi yang meniadakan ruang, memungkinkan orang melihat apa yang terjadi di daerah lain. Semuanya dapat terjadi karena adanya media yang menjadi perantaranya yang membuat semuanya itu dapat terlihat secara jelas, termasuk dalam mengkonsumsi produk makanan dan minuman. Kondisi yang menjadi trend sekarang ini yaitu adanya perilaku remaja yang mengkonsumsi makanan pedas berlebihan, dimana perilaku remaja tersebut lebih dikarenakan adanya perilaku sesaat yang tidak memperhatikan efek samping terhadap risiko dengan banyak mengkonsumsi pedas tersebut. Trend atas perilaku remaja telah menjadi salah satu gaya hidup sehingga perilaku tersebut telah menjadi hal yang biasa dilakukan oleh seorang remaja, dengan mengikuti trend yang ada sekarang ini yaitu mengkonsumsi makanan pedas maka akan mempengaruhi perilaku seorang remaja tersebut untuk tetap mengkonsumsi jenis makanan pedas tersebut tanpa memperhatikan efek samping yang dapat terjadi. Beberapa risiko dengan mengkonsumsi makanan pedas secara berlebihan yaitu pertama, dapat meningkatkan asam lambung. Rasa pedas pada cabe di makanan pedas itu sebenarnya berasal dari kombinasi asam. Jika masuk dalam sistem pencernaan, dimana sebenarnya kadar asamnya pun tinggi, maka asam dalam masakan pedas akan menambah jumlah asam di lambung. Dampak yang kedua yaitu adanya gangguan lambung akut. Peningkatan jumlah asam lambung yang drastis, jika terjadi terus-menerus akan memicu gangguan lambung akut di lambung. Gejalanya mual, muntah, demam, diare, sakit kepala dan muntah. Ketiga yaitu terjadinya peradangan. Hal ini adalah kelanjutan dari gangguan lambung akut, yang menyebabkan lambung terluka. Luka parah di lambung ini membuat nanah muncul dan keluar dari luka tersebut. Dampak keempat yaitu sulit tidur atau insomnia. Makanan pedas meningkatkan suhu tubuh dan memicu keluarnya keringat. Ini menyebabkan sulit tidur Thakur, 2012. Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti melalui wawancara dengan mahasiswa dari Perguruan Tinggi Universitas Muhammadiyah Malang di salah satu tempat dimana menyediakan makanan pedas yaitu saudara Iwan mengatakan “ Saya senang mengkonsumsi ceker pedas ini, selain rasanya yang super pedes rasanya juga bikin lidah gemeteran. Saya tahu bahwa mengkonsumsi makanan pedas maka akan mengganggu proses pencernaan, tapi hal itu sering saya lakukan ”. Adapun salah satu mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang yang juga saya wawancarai disana bernama Yoffrita, dia mengatakan bahwa “Ya suka saja, walaupun saya tahu mengganggu kesehatan saya tapi saya tetap mengkonsumsinya dan mungkin karena hobi juga ya”. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa perilaku konsumtif seseorang terhadap makanan pedas telah menjadi trend meskipun memiliki dampak yang kurang baik terhadap pencernaan. Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka peneliti tertarik mengangkat penelitian yang berjudul “Identifikasi Gangguan Pencernaan Pada Remaja Di Kota Malang Studi Fenomologi Pada Remaja Dengan Perilaku Konsumtif Makanan Pedas ”.

1.2 Rumusan Masalah