EFEKTIFITAS BIBLIOTHERAPY TERHADAP PENINGKATAN KECERDASAN EMOSIONAL NARAPIDANA REMAJA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK (LPA) BLITAR

(1)

i

EFEKTIFITAS BIBLIOTHERAPY TERHADAP

PENINGKATAN KECERDASAN EMOSIONAL

NARAPIDANA REMAJA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN

ANAK (LPA) BLITAR

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh:

SYARIEFAH HIDYATI WALIULU

NIM. 07060051

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2011


(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

EFEKTIFITAS

BIBLIOTHERAPY

TERHADAP PENINGKATAN

KECERDASAN EMOSIONAL NARAPIDANA REMAJA DI LEMBAGA

PEMASYARAKATAN ANAK (LPA) BLITAR

SKRIPSI

Disusun Oleh:

SYARIEFAH HIDAYATI WALIULU

NIM. 07060051

Skripsi ini Telah Disetujui Tanggal 26 April 2011

Pembimbing I, Pembimbing II,

Yoyok Bekti P., M.Kep.,Sp.Kom Sri Widowati, S.Kep,Ns

NIP. UMM. 112.0309.0405 NIP.UMM.112.0303.0393

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Ririn Harini, S.Kep.,Ns


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

EFEKTIFITAS BIBLIOTHERAPY TERHADAP PENINGKATAN KECERDASAN EMOSIONAL NARAPIDANA REMAJA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK

(LPA) BLITAR SKRIPSI

Disusun Oleh:

SYARIEFAH HIDAYATI WALIULU

NIM.07060051 Di Ujikan

Pada Tanggal 29 April 2011

Penguji I, Penguji II,

Yoyok Bekti P,M.Kep.,Sp.Kom Sri Widowati, S.Kep,Ns

NIP. UMM. 112.0309.0405 NIP.UMM.112.0303.0393

Penguji III, Penguji IV,

Nurul Aini, M.Kep. Nur Lailatul M., S.Kep. Ns.

NIP. UMM. 112.0501.0419 NIP.UMM.112.0501.0421

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp. Mat


(4)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Syariefah Hidayati Waliulu

NIM : 07060051

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Efektifitas Bibliotherapy Terhadap Peningkatan Kecerdasan Emosional Narapidana Remaja Di lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) Blitar

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Skripsi ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Malang, April 2011 Yang Membuat Pernyataan,

Syariefah Hidayati Waliulu NIM. 07060051


(5)

v


(6)

vi

Segala puji hanya bagi Allah, Rabb semesta alam yang melimpahkan Rahmat dan Kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang menjadi teladan dalam menjalankan aktivitas.

Skripsi ini kupersembahkan untuk orang-orang terkasih :

Semua orang tuaku, terima kasih yang tak terkira ku ucapkan atas segala doa dan dukungan yang diberikan selama perkuliahan. Semoga Allah memberikan balasan yang setimpal dari sisi-NYA. Keluarga besar tercinta, keluarga Waliulu, Marasabessy,dan Hayoto, terima kasih atas dukungan moril dan motivasi yang selalu diberikan saat masa2 yang sulit. Terma kasih atas kasih sayang yang selalu tercurah untuk ku.

Sahabat2 ku: buat Farie terima kasih atas segala bantuan dan kemurahan hati, terima kasih atas

segala canda dan tawa yang mengeringi kebersamaan kita. Buat Echa, Nina,Ayu, terima kasih

untuk semua kebaikan, support, kemurahan hati, senyum dan semua yang menginspirasi selama perkuliahan. Semoga apa yang kalian berikan bernilai ibadah di sisi Allah.

Terima kasih buat segenap dosen dan staff PSIK FIKES UMM, atas semua ilmu yang diberikan, semoga bernilai amal jariah di sisi ALLAH..

Teman2 PSIK angkatan 2007 kelas A, Na2, Indy, Nicky, Dinah, Ana, Meru, Ari, Septi, Sita, Sigit, Eka, Ipul, Daniel, Dining, Afi, Dhea, Merlin, Veti, Vero, Yuli, Adit, Ali, Eni, Indah, Paska, Oris, Faries, Hasan, Angger, Herian, Afni. Kharisma, Fandhi, Afan, Brian, Muafi, Ubay, Rengga, Wulan, Zery, Aning, Bayu, Irwan, Amin, Andhika, Bagus, Aris, dan teman2 PSK B, terima kasih buat teman2 smw yg menjadi inspirasi.

Teman2 IMM FIKES Komisariat Cardiovascular: Ida, Nina, Nia, Lia, Indy, Dinah, Ana, Brian, Sem, Nia, Adi, Tya, Lisman, Lalu Agung, Rizal, Aris, Eri, Izi, Susan, Vi2, Mas Fiqih, dan semuanya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Terima kasih untuk ilmu dan pengalaman yang sangat membangun.

Teman2 tim Lapas Blitar: Dinah, Ayu, Meru, Wahyu, terima kasih bwt kerja sama dan bantuannya. Terima kasih juga buat adik2 napi dan segenap petugas LPA Blitar.

Teman2 seperjuangan dari Masohi: Ona, Hilda, Yasni, Iin, Inda, Winner, Nandar, Asis, Ratna, terima kasih sudara2…

Teman2 Chailand, Ema, Ida, Sarah, Napsia, Siti, Lela, Yati, Jama, Indra, Ramla, M. Nasir, Raudhi, Taher, Ucen, Dadang, Jusni, Ipul M., Ipul O., Nawi, Dudi, Haming, Enal, Mochal, M.Safi`i, Akip, Fahri.M, Vhikal, Fahri T., Man, Chatong, Eda, Ani, Bida, Metho, Rani, Roy, Ojy, Boban, JeQ, Mona, terima kasih par kamong smw…


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan seikhlas-ikhlasnya kepada Allah SWT karena atas Rahmat dan Hidayah-Nya lah penyususnan skripsi dengan judul “Efektifitas Bibliotherapy Terhadap Peningkatan Kecerdasan Emosional Narapidana Remaja Di Lembaga Pemasyarakatan

Anak (LPA) Blitar” dapat diselesaikan meskipun dalam jangka waktu yang cukup lama. Shalawat dan salam semoga sselalu tercurah kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita semua dari jaman jahiliyah ke jaman yang terang benderang yakni Addinul Islam.

Bersamaan dengan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada :

1. Tri Lestari Handayani, M.Kep., Sp.Mat. selaku dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ririn Harini, S.Kep. selaku ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Yoyok Bekti Prasetyo, M.Kep. Sp.Kom. selaku pembimbing I yang telah sabar dan bijaksana memberikan bimbingan dan masukan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini. Selaku dosen wali PSIK kelas A angkatan 2007, saya ucapkan terima kasih atas setiap ilmu yang telah diberikan.

4. Sri Widowati, S.Kep. Ns. selaku pembimbing II yang telah memberikan ilmu dan menginspirasi penulis dalam menyelasaikan skripsi ini.


(8)

viii

6. Kepada Ayah, Ibu dan saudara-saudara tercinta yang selalu memberikan dukungan dan do`a dalam menempuh perkuliahan ini.

7. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah memberikan dukungan baik moril, spirit, dan materi yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, saya berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Malang, 27 April 2011 Penulis


(9)

ix

INTISARI

EFEKTIFITAS BIBLIOTHERAPY TERHADAP PENINGKATAN KECERDASAN EMOSIONAL NARAPIDANA REMAJA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN ANAK

(LPA) BLITAR

Syariefah Hidayati Waliulu.1, Yoyok Bekti P. ,M.Kep., Sp. Kom.2, Sri Widowati, S.Kep. Ns.3

Latar Belakang: Pemenjaraan akan merampas hak belajar anak karena selama proses peradilan menuju pemenjaraan dapat dipastikan anak mengalami gangguan dalam belajar. Bibliotherapy merupakan metode pembinaan dengan menggunakan buku dan cerita-cerita sebagai bagian dari pengobatan emosional dan mental individu yang mengalami gangguan. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui efektifitas bibliotherapy terhadap peningkatan kecerdasan emosional narapidana remaja di Lembaga Peasyarakatan Anak (LPA) Blitar.

Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah One Group Pretest-Postest With Control Group Design, dengan sampel 20 narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) Blitar. Sedangkan, analisa data yang digunakan yaitu uji T-paired dan T-independent.

Hasil: Bibliotherapy efektif terhadap peningkatan kecerdasan emosional narapidana remaja di Lembaga Peasyarakatan Anak (LPA) Blitar (p value = 0,008 < α = 0,05). Bibliotherapy efektif terhadap peningkatan kecerdasan emosional narapidana remaja pada kelompok intervensi dibandingkan kelompok kontrol di Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) Blitar (p value = 0,002 < α = 0,05).

Saran: Bibliotherapy dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembinaan emosional di Lembaga Pemasyaraktan Anak untuk mencapai kepribadian narapidana yang lebih positif.

Kata kunci: Kecerdasan emosional, Narapidana remaja, Bibliotherapy

1. Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Malang

2. Dosen Universitas Muhammadiyah Malang 3. Dosen Universitas Muhammadiyah Malang


(10)

x

ABSTRACT

THE EFFECTIVENESS OF BIBLIOTHERAPY TO IMPROVE EMOTIONAL INTELLIGENT OF ADOLESCENT PRISONER AT CHILDREN PENITENTIARY

IN BLITAR

Syariefah Hidayati Waliulu.1, Yoyok Bekti P. ,M.Kep., Sp. Kom.2, Sri Widowati, S.Kep. Ns.3

Background: Imprisonment will deprive children’s right to learn because during the judicial

process, children’s chance to learn will be forced to cancel. Bibliotherapy is a method of coaching by using books and stories as part of the treatment of emotionally and mentally disturbed individuals. The aim of the study is to determine the effectiveness of bibliotherapy to the increasing of emotional intelligence in adolescent prisoner at children penitentiary in Blitar.

Methods: The research design that was used was pretest-posttest One Group With Control Group Design, with sample of 20 adolescent prisoner at children penitentiary in Blitar. Meanwhile, the analysis of the data that was used was T-test and T-Independent.

Results: Bibliotherapy is effective to increase emotional intelligence of adolescent prisoner at children penitentiary in Blitar (p value = 0.008 <α = 0.05). Bibliotherapy is effective to increase emotional intelligence of adolescent prisoner in the intervention group than control group at children penitentiary in Blitar (p value = 0.002 <α = 0.05)

Suggestions: Bibliotherapy can be used as an alternative emotional development to increase

emotional intelligence of adolescent prisoner more positive.

Keywords: Emotional intelligence, Adolescent prisoner, Bibliotherapy

1. Student of Nursing Science Program, Faculty of Health Sciences, University of Muhammadiyah Malang

2. Lecturer of University of Muhammadiyah Malang 3. Lecturer of University of Muhammadiyah Malang


(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Lembar Pernyataan Keaslian ... iv

Kata Pengantar ...vii

Intisari….. .. ……….ix

Abstract… ... x

Daftar Isi.. ... xi

Daftar Tabel ...xiv

Daftar Gambar ...xv

Daftar Lampiran ...xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... ...1

1.2 Rumusan Masalah... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.3.1 Tujuan Umum ... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

1.4.1 Bagi Institusi Keperawatan ... 5

1.4.2 Bagi Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) ... 5

1.4.3 Bagi Peniliti ... 5

1.4.3 Bagi Peniliti Selanjutnya ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Bibliotherapy... 7

2.1.1 Pengertian Bibliotherapy ... 7

2.1.2 Tujuan Bibliotherapy ... 8

2.1.3 Pemilihan Buku dan Tahapan Bibliotherapy ...14


(12)

xii

2.2.1 Konsep Kecerdasan Emosional ...16

2.2.2 Instrumen Kecerdasan Emosional ...23

2.2.3 Kecerdasan Emoional Narapidana ...24

2.3 Efektifitas Bibliotherapy terhadap Perubahan Kecerdasan Emosional... ...26

2.4 Peran Perawat dalam Agregat Narapidana Remaja ...27

BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ...29

3.1 Kerangka Konseptual ...29

3.2 Hipotesis Penelitian ...29

BAB IV METODE PENELITIAN ...31

4.1 Desain Penelitian ...31

4.2 Populasi, Sampel dan Sampling ...32

4.2.1 Populasi Penelitian ...32

4.2.2 Sampel Penelitian ...33

4.2.3 Sampling ...34

4.3 Variabel Penelitian ...34

4.4 Definisi Operasional ...34

4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ...36

4.6 Instrumen Penelitian...36

4.7 Prosedur Pengumpulan Data ...39

4.8 Analisis Data ...40

4.9 Etika Penelitian ...40

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA ...42

5.1 Karakteristik Sampel ...42

5.2 Kecerdasan Emosional Narapidana Remaja Di LPA Blitar , Sebelum Dilakukan Bibliotherapy ...48

5.3 Kecerdasan Emosional Narapidana Remaja Di LPA Blitar , Sebelum dan Sesudah Dilakukan Bibliotherapy...49

5.4 Perbandingan Kecerdasan Emosional Narapidana Remaja Di LPA Blitar , Antara Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol ...50


(13)

xiii

BAB VI PEMBAHASAN ...51

6.1 Interpretasi dan Hasil ...51

6.1.1 Karakteristik Responden ...51

6.1.2 Kecerdasan Emosional Narapidana Remaja Di LPA Blitar , Sebelum Dilakukan Bibliotherapy...52

6.1.3 Kecerdasan Emosional Narapidana Remaja Di LPA Blitar , Sebelum dan Sesudah Dilakukan Bibliotherapy ...53

6.1.4 Perbandingan Kecerdasan Emosional Narapidana Remaja Di LPA Blitar , Antara Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol54 6.2 Implikasi Keperawatan ...55

BAB VII PENUTUP...56

7.1 Kesimpulan ...56

7.2 Saran ...57

DAFTAR PUSTAKA ...58


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Defenisi Operasional ...35

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin,Agama, dan Tingkat Pendidikan………..………...43

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Masa Tahanan ...46

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi berdasrkan kecerdasan emosional ...48

Tabel 5.4 Paired Sample Test ...49


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Kerangka Konsep ...45 Gambar 4.1 Desain Penelitan ...32 Gambar 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Tindakan Kriminal ....47


(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi skripsi ...60

Lampiran 2 Lembar Permohonan Menjadi Responden...63

Lampiran 3 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ...64

Lampiran 4 Kuisioner Kecerdasan Emosional ...65

Lampiran 5 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ...67

Lampiran 6 Prosedur Pelaksanaan Bibliotherapy ...68

Lampiran 7 Data Pretest dan Post Test ...70

Lampiran 8 Paired Samples Test ...71

Lampiran 9 Independent Sample Test ...72

Lampiran 10 Tabel Statistic ...73

Lampiran 11 Tabel Uji Normalitas ...74

Lampiran 12 Permohonan Studi Ijin Penelitian………...75


(17)

58

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2005). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Budiarto, Eko. (2002). Metodologi Penelitian Kedokteran. Sebuah Pengantar. Jakarta: EGC Cooke, dkk. (2008). Menyikap Dunia Gelap Penjara. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Dahlan, Sopiyudin. (2001). Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika Donohue & Cummings. (2008). Evidence-based Adjunctive Treatments . USA. Academic

press publication.

Goleman, Daniel (2000). Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Goleman, Daniel (2001). Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka

Halsted, judith. (2009). Some of My Best Friend Are Book Guiding Gifted Readers From Prescholl to High School. 3rd Edition. United state. Great Potential Press

Hidayat, A. (2008). Riset Keperawatan dan Tekhnik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika

Hidayat, A. (2009). Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika Jones, E. (2001). Bibliotherapy for Bereaved Children. Healing Reading. London: Jessica Kingslei Publisher. Kurniasari, I. (2005). Hubungan Antara Kematangan Emosional Dengan Persepsi Remaja Putri Tentang

Kehamilan Remaja Di SMUN 1 Lawang. Skripsi (tidak diterbitkan). Malang: PSIK Universitas Brawijaya

Ngalim, Purwanto. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya

Nursalam. (2003). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Potter dan Perry. (2005). Fundamental Of Nursing: Concepts, Process and Practice. 4/E.Alih Bahasa Asih,

Yasmin dkk. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik Vol.1 E/4. Jakarta: EGC

Prasetyono, Dwi. (2009). Tes IQ dan EQ Plus. Jogjakarta: Buku Biru

Shapiro, LE. (2001). Mengajarkan Emotional Intelligence pada Anak. Jakarta: PT: Gramedia Pustaka Utama


(18)

59

Shechtman, zipora. (2009). Treating Child and Adolescent Aggresion Through Bibliotherapy. USA. Springer Science+business media

Stein, Robert. (2010).Tes IQ. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya Sugiyono. (2010). Statistik untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta

Sulistyo, Joko. (2010). 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta: Penerbit Cakrawala Supeno. (2010). Krminalisasi Anak. Jakarta: PT. Gramedia

Handayani, T. (2010). Kesejahteraan Psikologi Narapidana Remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak Kutoarjo Studi Kualitatif Fenomenologis. Skripsi(diterbitkan). Semarang: Fakultas Psikologi

Universitas Dipponegoro.

(http://eprints.undip.ac.id/11132/1/RINGKASAN_SKRIPSI_Kesejahteraan_Psikologis_Na rapidana _Remaja_di_Lembaga_Pemasyarakatan_Anak_Kutoa.pdf, diperoleh 19 Oktober2010)

Jasmine. (2010). Kecerdasan Emosi. ( http://jasmine.student.umm.ac.id/download-as-pdf/ umm_blog_article_83.pdf, di akses pada tanggal 5 Februari 2011).


(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Goleman (1995, dalam Tridhonanto, 2009:4) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang mampu menempatkan emosi secara tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati.

Ditinjau lebih dalam, ternyata terdapat tiga unsur pokok mengenai kecerdasan emosional, yakni mengenai kecakapan pribadi (mengelola diri sendiri), kecakapan sosial (menangani suatu hubungan) dan keterampilan sosial (kepandaian menggugah tanggapan yang dikehendaki orang lain). Ketiga unsur pokok inilah yang membentuk kecerdasan emosional secara utuh (Goleman, 2007).

Dari generasi ke generasi anak-anak makin cerdas, sedangkan kecerdasan emosional dan sosialnya merosot tajam. Jika kecerdasan emosional diukur menggunakan statistik kesehatan mental dan faktor-faktor sosiologi lain, akan terlihat bahwa dewasa ini dalam banyak hal anak-anak berberperilaku jauh lebih buruk daripada generasi-generasi

sebelumnya. Children`s Defense Fund, suatu lembaga bantuan nirlaba bagi anak-anak,

menggambarkan profil kehidupan sehari-hari kaum muda Amerika yaitu: (1) 3 remaja di bawah 25 tahun meninggal akibat infeksi HIV dan 25 lainnya mulai terinfeksi; (2) 6.042 anak ditahan; (3) 6 anak melakukan bunuh diri; (4) 342 anak di bawah usia 18 tahun ditangkap


(20)

2

karena tindak kekerasan; (5) 1.407 bayi dilahirkan oleh ibu usia belasan tahun; (6) 2.833 anak putus sekolah; (7) 135.000 anak ketahuan membawa senjata api ke sekolah (Shapiro, 2001).

Dalam kajian psikologi, anak bukanlah manusia dewasa dalam bentuk mini. Anak adalah pribadi otonom yang sedang berproses menemukan jati dirinya. Tugas orang dewasa adalah mambantu anak tumbuh kembang dan memberinya pencerahan agar dia menemukan takdir dirinya. Penanganan anak yang berkonflik dengan hukum tidak boleh mengganggu tumbuh kembang anak. Anak akan mencapai pertumbuhan (fisik) dan perkembangan (psikis) optimal apabila memperoleh jaminan pemenuhan hak-haknya. Dongeng, karya tulis, dan karya seni telah lama dimanfaatkan oleh para profesional kesehatan mental untuk membantu anak-anak mempelajari banyak di antara keterampilan-ketermpilan kecerdasan emosional. Dalam sesi-sesi konseling, anak-anak menggambar lukisan-lukisan dan menulis cerita-cerita yang mencerminkan masalah atau keprihatinannya dan menemukan bahwa melalui ekspresi diri, mereka dapat menemukan cara-cara baru dalam berpikir dan bertindak (Supeno, 2010).

Berdasarkan studi pendahuluan di Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) Blitar pada tanggal 05 Oktober 2010, jenis pembinaan yang diterapkan, diantaranya; 1) Kepribadian, terdiri dari fisik (olahraga, pendidikan formal, rekreasi, kesenian, perpustakaan, pramuka, kesehatan), sosial (menerima kunjungan keluarga), mental dan spiritual (agama, ceramah-ceramah, pesantren kilat); 2) Kemandirian/keterampilan terdiri dari penjahitan, montir, pertukangan kayu, pertanian, peternakan, las besi, handycraft, seni ukir). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya di LPA Blitar menunjukaan tingakat kecerdasan emosional dari 91 narapidana, 42% memiliki kecerdasan emosi tinggi dan 58% memiliki kecerdasan emosinal rendah (Saputro, 2011).


(21)

3

Pada masa remaja, anak sedang memenuhi kewajiban dan memperoleh haknya untuk belajar. Pemenjaraan akan merampas hak belajar anak karena selama proses peradilan menuju pemenjaraan dapat dipastikan anak mengalami gangguan dalam belajar.

Walaupun kelak di Lapas anak diadakan kegiatan belajar mengajar, hal itu lebih kepada pengajaran ilmu pengetahuan semata. Belajar yang sesungguhnya, yakni berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sebaya dalam suasana kegembiraan untuk saling berimajinasi dan berobsesi merajut bangunan masa depan, tidak ada lagi. Pengajaran yang ada sangatlah kering karena semuanya berada dalam suasana pengurungan dalam arti lahir dan batin (Supeno, 2010).

Bibliotherapy merupakan metode pembinaan dengan menggunakan buku dan cerita-cerita sebagai bagian dari pengobatan emosional dan mental individu yang mengalami

gangguan (Jones, 2001). Tujuan bibliotherapy yaitu mendampingi individu yang tengah

mengalami emsional yang berkecamuk karena permasalahan yang dia hadapi dengan menyediakan bahan-bahan bacaan dengan topik yang tepat atau sesuai dengan kondisi individu. Kisah dalam buku akan membantu pembaca untuk menyelami hidupnya sehingga mampu memutuskan jalan keluar yang paling mungkin bisa diambil (Suparyo, 2007,

Bagaimana Menerapkan Biblioterapi, ¶ 2,

http://web.kombinasi.net/wp-content/uploads/Bagaimana-Menerapkan-Biblioterapi1.pdf, diperoleh tanggal 05 Oktober 2010).

Novitawati (2001, dalam Suparyo, 2010, Biblioterapi, ¶ 8,

http://indonesiabuku.com/4264, diperoleh tanggal 05 Oktober 2010) intervensi bibliotherapy

dapat dikelompokan dalam empat tingkatan, yaitu intelektual, sikap, sosial, dan emosional. Teknik ini dapat menyediakan solusi-solusi terbaik dari rujukan masalah sejenis yang telah


(22)

4

dialami orang lain sehingga merangsang kemauan yang kuat pada individu untuk memecahkan masalahnya. Pada tingkat emosional, individu dapat terbawa perasaanya dan mengembangkan kesadaran menyangkut wawasan emosional.

Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti bermaksud untuk meneliti efektifitas

bibliotherapy terhadap peningkatan kecerdasan emosional narapidana remaja khususnya di Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) Blitar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti menemukan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana efektifitas bibliotherapy terhadap peningkatan kecerdasan emosional narapidana

remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) Blitar?

2. Bagaimana perbandingan efektifitas bibliotherapy terhadap peningkatan kecerdaan

emosional narapidana remaja pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) Blitar?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui efektifitas bibliotherapy terhadap peningkatan kecerdasan

emosional narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) Blitar.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi karakteristik narapidana di Lembaga Pemsyarakatan Anak

(LPA) Blitar.

2. Mengidentifikasi kecerdasan emosional narapidana remaja di Lembaga


(23)

5

3. Mengidentifikasi kecerdasan emosional sebelum dan sesudah dilakukan

bibliotherapy dalam meningkatkan kecerdasan emosional narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) Blitar.

4. Mengidentifikasi efektifitas bibliotherapy dalam meningkatkan kecerdasan

emosional narapidana remaja antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) Blitar.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian diantaranya:

1.4.1 Bagi Institusi Keperawatan

Sebagai penambah referensi akademik dan pengembangan penelitian di bidang keperawatan dalam penanganan anak berkebutuhan khusus.

1.4.2 Bagi Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA)

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkenalkan metode baru dalam meningkatkan kecerdasan emosional bagi narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA).

1.4.3 Bagi Peneliti

Memberikan pengetahuan yang nyata untuk peneliti pemula dalam proses penelitian.


(24)

6

1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai berbagai fungsi bibliotherapy yang lain dalam bidang kesehatan


(1)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Goleman (1995, dalam Tridhonanto, 2009:4) mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosional tersebut seseorang mampu menempatkan emosi secara tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati.

Ditinjau lebih dalam, ternyata terdapat tiga unsur pokok mengenai kecerdasan emosional, yakni mengenai kecakapan pribadi (mengelola diri sendiri), kecakapan sosial (menangani suatu hubungan) dan keterampilan sosial (kepandaian menggugah tanggapan yang dikehendaki orang lain). Ketiga unsur pokok inilah yang membentuk kecerdasan emosional secara utuh (Goleman, 2007).

Dari generasi ke generasi anak-anak makin cerdas, sedangkan kecerdasan emosional dan sosialnya merosot tajam. Jika kecerdasan emosional diukur menggunakan statistik kesehatan mental dan faktor-faktor sosiologi lain, akan terlihat bahwa dewasa ini dalam banyak hal anak-anak berberperilaku jauh lebih buruk daripada generasi-generasi sebelumnya. Children`s Defense Fund, suatu lembaga bantuan nirlaba bagi anak-anak, menggambarkan profil kehidupan sehari-hari kaum muda Amerika yaitu: (1) 3 remaja di bawah 25 tahun meninggal akibat infeksi HIV dan 25 lainnya mulai terinfeksi; (2) 6.042 anak ditahan; (3) 6 anak melakukan bunuh diri; (4) 342 anak di bawah usia 18 tahun ditangkap


(2)

karena tindak kekerasan; (5) 1.407 bayi dilahirkan oleh ibu usia belasan tahun; (6) 2.833 anak putus sekolah; (7) 135.000 anak ketahuan membawa senjata api ke sekolah (Shapiro, 2001).

Dalam kajian psikologi, anak bukanlah manusia dewasa dalam bentuk mini. Anak adalah pribadi otonom yang sedang berproses menemukan jati dirinya. Tugas orang dewasa adalah mambantu anak tumbuh kembang dan memberinya pencerahan agar dia menemukan takdir dirinya. Penanganan anak yang berkonflik dengan hukum tidak boleh mengganggu tumbuh kembang anak. Anak akan mencapai pertumbuhan (fisik) dan perkembangan (psikis) optimal apabila memperoleh jaminan pemenuhan hak-haknya. Dongeng, karya tulis, dan karya seni telah lama dimanfaatkan oleh para profesional kesehatan mental untuk membantu anak-anak mempelajari banyak di antara keterampilan-ketermpilan kecerdasan emosional. Dalam sesi-sesi konseling, anak-anak menggambar lukisan-lukisan dan menulis cerita-cerita yang mencerminkan masalah atau keprihatinannya dan menemukan bahwa melalui ekspresi diri, mereka dapat menemukan cara-cara baru dalam berpikir dan bertindak (Supeno, 2010).

Berdasarkan studi pendahuluan di Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) Blitar pada tanggal 05 Oktober 2010, jenis pembinaan yang diterapkan, diantaranya; 1) Kepribadian, terdiri dari fisik (olahraga, pendidikan formal, rekreasi, kesenian, perpustakaan, pramuka, kesehatan), sosial (menerima kunjungan keluarga), mental dan spiritual (agama, ceramah-ceramah, pesantren kilat); 2) Kemandirian/keterampilan terdiri dari penjahitan, montir, pertukangan kayu, pertanian, peternakan, las besi, handycraft, seni ukir). Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya di LPA Blitar menunjukaan tingakat kecerdasan emosional dari 91 narapidana, 42% memiliki kecerdasan emosi tinggi dan 58% memiliki kecerdasan emosinal rendah (Saputro, 2011).


(3)

Pada masa remaja, anak sedang memenuhi kewajiban dan memperoleh haknya untuk belajar. Pemenjaraan akan merampas hak belajar anak karena selama proses peradilan menuju pemenjaraan dapat dipastikan anak mengalami gangguan dalam belajar.

Walaupun kelak di Lapas anak diadakan kegiatan belajar mengajar, hal itu lebih kepada pengajaran ilmu pengetahuan semata. Belajar yang sesungguhnya, yakni berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sebaya dalam suasana kegembiraan untuk saling berimajinasi dan berobsesi merajut bangunan masa depan, tidak ada lagi. Pengajaran yang ada sangatlah kering karena semuanya berada dalam suasana pengurungan dalam arti lahir dan batin (Supeno, 2010).

Bibliotherapy merupakan metode pembinaan dengan menggunakan buku dan cerita-cerita sebagai bagian dari pengobatan emosional dan mental individu yang mengalami gangguan (Jones, 2001). Tujuan bibliotherapy yaitu mendampingi individu yang tengah mengalami emsional yang berkecamuk karena permasalahan yang dia hadapi dengan menyediakan bahan-bahan bacaan dengan topik yang tepat atau sesuai dengan kondisi individu. Kisah dalam buku akan membantu pembaca untuk menyelami hidupnya sehingga mampu memutuskan jalan keluar yang paling mungkin bisa diambil (Suparyo, 2007,

Bagaimana Menerapkan Biblioterapi, ¶ 2,

http://web.kombinasi.net/wp-content/uploads/Bagaimana-Menerapkan-Biblioterapi1.pdf, diperoleh tanggal 05 Oktober 2010).

Novitawati (2001, dalam Suparyo, 2010, Biblioterapi, ¶ 8,

http://indonesiabuku.com/4264, diperoleh tanggal 05 Oktober 2010) intervensi bibliotherapy dapat dikelompokan dalam empat tingkatan, yaitu intelektual, sikap, sosial, dan emosional. Teknik ini dapat menyediakan solusi-solusi terbaik dari rujukan masalah sejenis yang telah


(4)

dialami orang lain sehingga merangsang kemauan yang kuat pada individu untuk memecahkan masalahnya. Pada tingkat emosional, individu dapat terbawa perasaanya dan mengembangkan kesadaran menyangkut wawasan emosional.

Berdasarkan fenomena tersebut, maka peneliti bermaksud untuk meneliti efektifitas bibliotherapy terhadap peningkatan kecerdasan emosional narapidana remaja khususnya di Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) Blitar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka peneliti menemukan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana efektifitas bibliotherapy terhadap peningkatan kecerdasan emosional narapidana

remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) Blitar?

2. Bagaimana perbandingan efektifitas bibliotherapy terhadap peningkatan kecerdaan emosional narapidana remaja pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) Blitar?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui efektifitas bibliotherapy terhadap peningkatan kecerdasan emosional narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) Blitar.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi karakteristik narapidana di Lembaga Pemsyarakatan Anak (LPA) Blitar.

2. Mengidentifikasi kecerdasan emosional narapidana remaja di Lembaga


(5)

3. Mengidentifikasi kecerdasan emosional sebelum dan sesudah dilakukan bibliotherapy dalam meningkatkan kecerdasan emosional narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) Blitar.

4. Mengidentifikasi efektifitas bibliotherapy dalam meningkatkan kecerdasan emosional narapidana remaja antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol di Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA) Blitar.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian diantaranya:

1.4.1 Bagi Institusi Keperawatan

Sebagai penambah referensi akademik dan pengembangan penelitian di bidang keperawatan dalam penanganan anak berkebutuhan khusus.

1.4.2 Bagi Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA)

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkenalkan metode baru dalam meningkatkan kecerdasan emosional bagi narapidana remaja di Lembaga Pemasyarakatan Anak (LPA).

1.4.3 Bagi Peneliti

Memberikan pengetahuan yang nyata untuk peneliti pemula dalam proses penelitian.


(6)

1.4.4 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian dapat dijadikan pertimbangan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya mengenai berbagai fungsi bibliotherapy yang lain dalam bidang kesehatan