Musim Buru Daya Dukung Pemburu

47

1. Musim Buru

Di Indonesia, lamanya masa berburu untuk setiap periode buru ditentukan berdasarkan masa berlakunya surat izin perburuan SIB yang dikeluarkan oleh Kepala Kepolisian Daerah yang didasarkan atas Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 543Kpts-II1997, yakni 10 hari Priyono, 2006. Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 461 Kpts-II1999, musim buru ditetapkan dengan memperhatikan keadaan populasi dan jenis satwa buru, musim kawin, musim beranak, perbandingan jantan betina, serta umur satwa buru. Van Bemmel 1949 dalam Schroder 1976 menyebutkan bahwa rusa-rusa di Indonesia melahirkan anak sepanjang tahun, tidak dibatasi musim tertentu seperti spesies rusa di daerah iklim sedang. Namun demikian, puncak frekuensi melahirkan anak terjadi hanya pada satu atau dua periode setiap tahunnya. Periode puncak ini bervariasi menurut daerah dan kadang-kadang menurut waktu. Kaitan yang agak jelas biasanya nampak sehubungan dengan datangnya musim hujan, dimana pada awal musim ini kelahiran meningkat bersamaan dengan melimpahnya tetumbuhan sumber makanan bagi rusa. Menurut Semiadi dan Nugraha 2004, secara alami lama musim kawin untuk rusa tropis khususnya rusa jawa adalah 4 bulan yaitu antara bulan Februari hingga Juni, sedangkan untuk musim kelahiran anak jatuh pada bulan April-Juni dan September di Pulau Jawa serta Maret di Flores serta Januari dan Agustus di Sulawesi. Berdasarkan pertimbangan data iklim yang diperoleh, bahwa daerah Kecamatan Tanjungsari memiliki delapan bulan basah, dua bulan lembab, serta dua bulan kering, maka disarankan bahwa lamanya waktu buru yang tepat di kawasan ini adalah dua bulan dengan pertimbangan bahwa pada bulan basah adalah waktu yang sesuai untuk kawin dan berkembangbiak rusa jawa sehingga tidak tepat untuk melaksanakan kegiatan berburu. Menurut sody 1940 dalam Fakultas Kehutanan 1991 musim kelahiran anak rusa jawa jatuh pada bulan April-Juni dan September di Pulau Jawa, Maret di Flores, serta Januari dan Agustus di Sulawesi. Menurut Van Bemmel 1949 dalam Schroder 1976, bahwa periode puncak musim berkembang biak rusa bervariasi menurut daerah dan kadang-kadang juga menurut waktu. Kaitan yang jelas biasanya berhubungan dengan musim hujan dan musim kering dimana pada awal musim hujan kelahiran rusa meningkat bersama melimpahnya tetumbuhan sumber pakan. Berdasarkan data yang diperoleh dari BMG tahun 2005 tentang bulan basah dan kering di daerah Penangkaran Rusa Jonggol dan 48 sekitarnya, diketahui bahwa bulan kering atau bulan yang memiliki intensitas hujan yang paling rendah ádalah bulan Juli dan Oktober.Berdasarkan itu, maka bulan yang tepat untuk diadakan untuk kegiatan berburu adalah bulan Juli dan Oktober, sehingga dalam satu tahun ada 6 periode buru. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa pada bulan Juli dan desember adalah bulan yang memiliki intensitas hujan yang paling rendah bulan kering dimana seperti diketahui bahwa pada musim kemarau bukan merupakan waktu kawin rusa jawa dan pada bulan ini juga tidak terjadi kelahiran satwa buru rusa jawa.

2. Metode Buru