Evaluasi Pengelolaan Obat Program Diare di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

(1)

1

EVALUASI PENGELOLAAN OBAT PROGRAM DIARE

DI INSTALASI FARMASI DINAS KESEHATAN

PROVINSI SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

OLEH:

RAHMAH MAYA SARI NIM 122410048

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ANALIS FARMASI DAN MAKANAN

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

2

LEMBAR PENGESAHAN

EVALUASI PENGELOLAAN OBAT PROGRAM DIARE

DI INSTALASI FARMASI DINAS KESEHATAN

PROVINSI SUMATERA UTARA

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Oleh:

RAHMAH MAYA SARI NIM 122410048

Medan, April 2015 Disetujui Oleh: Dosen Pembimbing,


(3)

3

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul

“Evaluasi Pengelolaan Obat Program Diare di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara”.

Pada dasarnya Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan untuk

menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III Analis Farmasi dan

Makanan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Tugas Akhir ini disusun

berdasarkan apa yang penulis lakukan pada Praktek Lapangan Kerja (PKL) di

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

Selama penyusunan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapat bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., selaku Dekan Fakultas

Farmasi USU.

2. Ibu Dra. Aswita Hafni Lubis, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing yang

telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan Tugas

Akhir ini.

3. Bapak Prof. Dr. Jansen Silalahi, M.App.Sc., Apt., selaku Ketua Program

Studi Diploma III Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi USU.

4. Ibu Sri Suriani Purnamawati, S.Si., Apt., M.Kes., selaku Kepala Bidang

Bina Jamian dan Sarana Kesehatan yang telah memberikan izin pelaksanaan


(4)

4

5. Bapak Awaluddin Saragih, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing

Akademik selama melaksanakan pendidikan pada Program Diploma III

Analis Farmasi dan Makanan Fakultas Farmasi USU.

6. Bapak dan Ibu Dosen beserta seluruh staf di Fakultas Farmasi USU.

7. Seluruh staf dan karyawan Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang

telah membantu selama melaksanakan PKL.

8. Sahabat-sahabat terbaik penulis Rahmadhani dan April Sabri Nasution yang

telah memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan Tugas Akhir

ini.

Dan penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

ayahanda Munasri dan ibunda Hanizar, abang dan kakak penulis yang telah

memberikan dorongan sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan.

Dalam menulis Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak

luput dari kekurangan dan kelemahan. Harapan kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tulisan ini. Akhirnya

penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2015 Penulis,

RAHMAH MAYA SARI NIM 122410048


(5)

5 DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan ... 2

1.3 Manfaat ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Diare ... 4

2.1.1 Pengertian Diare ... 5

2.1.2 Penyebab Diare ... 6

2.1.3Pengobatan Diare ... 8

2.2Pengelolaan Obat ... 11

2.2.1 Perencanaan dan Pengadaan ... 12

2.2.2Penyimpanan ... 13

2.2.3Distribusi ... 14


(6)

6

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

3.1 Jenis Penelitian ... 17

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 17

3.2.2 Waktu Penelitian ... 17

3.3 Prosedur Tetap ... 17

3.3.1 ProsedurPerencanaanObat ... 17

3.3.2Prosedur PengadaanObat ... 18

3.3.3 Prosedur Penerimaan Obat ... 18

3.3.4Prosedur PenyimpananObat ... 18

3.3.5Prosedur PendistribusianObat ... 19

3.3.6Prosedur Pencatatan dan Pelaporan Obat ... 19

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 20

4.1 Hasil ... 20

4.1.1 HasilPerencanaanObat ... 20

4.1.2Hasil PengadaanObat... 20

4.1.3 Hasil Penerimaan Obat ... 20

4.1.4Hasil PenyimpananObat ... 20

4.1.5Hasil PendistribusianObat ... 21

4.1.6Hasil Pencatatan dan Pelaporan Obat ... 21

4.2 Pembahasan ... 21

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 24


(7)

7

5.2 Saran ... 24


(8)

8

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penderita DiareTahun 2014 ... 5


(9)

9

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Permintaan dan Pendistribusian . ... 15


(10)

10

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Kebutuhan Obat Program Diare Tahun 2014 .... 26

Lampiran 2 Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara ... 27

Lampiran 3Daftar Distribusi Kabupaten/Kota Tahun 2014 ... 30

Lampiran 4 Surat Bukti Barang Keluar ... 31

Lampiran 5 Berita Acara Pengeluaran Barang ... 32

Lampiran 6 Kartu Stok ... 33


(11)

11 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

diperhatikan oleh Pemerintah.Kesehatan juga merupakan salah satu indikator

penting dalam menentukan kesejahteraan suatu bangsa di samping ekonomi dan

sosial. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar tahun 1945 pasal 28 H

ayat 1, yang menyatakan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan

kesehatan. Selain itu Undang-Undang No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan juga

menjelaskan dengan tegas tentang hak dan kewajiban pemerintah maupun

masyarakat yang berkenaan dengan pemenuhan akan kesehatan (Indriani, 2014).

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran,

kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Dalam rangka tercapainya tujuan

tersebut pembangunan kesehatan harus dilaksanakan secara terarah,

berkesinambungan dan realistis melalui peningkatan upaya kesehatan,

peningkatan pembiayaan kesehatan, pemenuhan sumber daya manusia kesehatan,

penyediaan obat dan perbekalan kesehatan, peningkatan manajemen dan sistem

informasi kesehatan serta peningkatan partisipasi masyarakat melalui upaya

pemberdayaan masyarakat (Dinkes Prov. SU., 2014).

Diare adalah keadaan buang-buang air dengan banyak cairan (mencret) dan


(12)

12

banyak terdapat di Negara-negara berkembang dengan standar hidup yang rendah,

dimana dehidrasi akibat diare merupakan salah satu penyebab kematian penting

pada anak-anak (Tjay dan Rahardja, 2007).

Pada pengamatan ini, dilakukan evaluasi pengelolaan obat diare di Instalasi

Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara dengan membandingkan

pedoman pengelolaan yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Utara.

Sehubungan dengan masih banyaknya kasus penderita diare di Provinsi

Sumatera Utara ini dan keingintahuan penulis dalam pengelolaan obat program

diare di Dinas Keseahatan Provinsi Sumatera Utara, maka penulis tertarik untuk

menulis Tugas Akhir yang berjudul “Evaluasi Pengelolaan Obat Program Diare di

Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara”.

1.2Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Apakah pengadaan obat program diare di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan perencanaan yang dibuat?

2. Apakah penyimpanan obat program diare di Instalasi Farmasi Dinas

Kesehatan Provinsi Sumatera Utara memenuhi persyaratan yang telah

ditetapkan?

3. Apakah pendistribusian obat program diaredi Instalasi Farmasi Dinas

Kesehatan Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan pengeluaran dari stok


(13)

13

4. Apakah pencatatan dan pelaporanobat program diare di Instalasi Farmasi

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara terdata dengan lengkap?

1.3Manfaat

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Agar masyarakat mengetahui pengadaan obat program diare di Instalasi

Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan

perencanaan yang dibuat atau tidak

2. Agar masyarakat mengetahui penyimpanan obat program diare di Instalasi

Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara memenuhi persyaratan

yang telah ditetapkan atau tidak

3. Agar masyarakat mengetahui pendistribusian obat program diare di

Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan

pengeluaran dari stok gudang atau tidak

4. Agar masyarakat mengetahui pencatatan dan pelaporan obat program diare

di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara terdata


(14)

14 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1Diare

2.1.1Pengertian Diare

Diare menurut defenisi Hippocrates adalah buang air besar dengan frekuensi

yang tidak normal(meningkat) dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair.

(Nelson, dkk.,1969; Morley,1973) berpendapat bahwa istilah gastroenteritis

hendaknya dikesampingkan saja, karena memberikan kesan terdapatnya suatu

radang sehingga selama ini penyelidikan tentang diare cenderung lebih ditekankan

pada penyebabnya (Suharyono, 2008).

Pada diare terdapat gangguan dari resorpsi, sedangkan sekresi getah

lambung–ususdan motilitas usus meningkat.Menurut teori klasik diare disebabkan

oleh meningkatnya peristaltik usus tersebut, sehinga pelintasan chymus sangat

dipercepat dan masih mengandung banyak air pada saat meninggalkan tubuh

sebagai tinja (Tjay dan Rahardja, 2007).

Penelitian dalam tahun-tahun terakhir menunjukkan bahwa penyebab

utamanya adalah bertumpuknya cairan di usus akibat terganggunya resorpsi air

atau/dan terjadinya hipersekresi. Pada keadaan normal proses resorpsi dan sekresi

dari air dan elektrolit-elektrolit berlangsung pada waktu yang sama di sel-sel

epitel mukosa. Proses ini diatur oleh beberapa hormon, yaitu resorpsi oleh

enkefalin sedangkan sekresi diatur oleh prostaglandin dan neurohormon V.I.P

(Vasoactive Intestinal Peptide). Biasanya resoprsi melebihi sekali tetapi karena


(15)

15

diare.Keadaan ini sering kali terjadi pada gastroenteritis (radang lambung–usus)

disebabkan oleh virus, kuman dan toksinnya (Tjay dan Rahardja, 2007).

Tabel 2.1 Penderita Diare Tahun 2013

No Kabupaten/Kota Jumlah Perkiraan Kasus

1 Nias 2.855

2 Mandailing Natal 8.848

3 Tapanuli selatan 5.753

4 Tapanuli tengah 6.934

5 Tapanuli utara 6.123

6 Labuhan batu 3.746

7 Labuhan batu utara 9.217

8 Asahan 14.590

9 Simalungun 17.832

10 Dairi 5.911

11 Karo 7.784

12 Deli serdang 40.369

13 Langkat 20.945

14 Nias selatan 6.334

15 Humbang hansundutan 3.776

16 Pakpak bharat 902

17 Samosir 2.609

18 Serdang bedagai 12.959

19 Batubara 8.195

20 Padang lawas 5.077

21 Padang lawas utara 4.981

22 Labuhan batu selatan 6.199

23 Nias selatan 7.220

24 Nias utara 2.762

25 Nias barat 1.773

26 Sibolga 1.840

27 Tanjung balai 3.394

28 Pematang siantar 5.081

29 Tebing tinggi 3.190

30 Medan 45.437

31 Binjai 5.398

32 Padang sidempuan 4.379

33 Gunung sitoli 2.769

Jumlah 285.183


(16)

Pada tahun 2013, jumlah perkiraan kasus ada sebanyak 285.183 kasus, yang

ditemukan dan ditangani sebanyak 223.895 kasus (78,5%), dan pada tahun 2012

dari 559.011 perkiraan kasus diare yang ditemukan dan yang ditangani sebanyak

216.175 kasus (38,67%) (Dinkes Prov. SU., 2014).

Dari 33 Kabupaten/Kota yang ada, penemuan dan penanganan kasus diare

tertinggi pada tahun 2013 di 3 Kabupaten yaitu Padang Lawas sebesar 224%,

Labuhan Batu Selatan sebesar 204,3%, dan Samosir sebesar 118,33%. Penemuan

dan penanganan kasus diare terendah pada tahun 2013 yaitu di Kabupaten Karo

sebesar 8,4% (Dinkes Prov. SU., 2014).

Dalam upaya tatalaksana diare diketahui bahwa 100% kasus diare yang

dilaporkan telah diberikan upaya rehidrasi oral menggunakan cairan oralit dengan

rata-rata 6 bungkus per penderita (Dinkes Prov. SU., 2014).

2.1.2Penyebab Diare

Adapun Penyebab diare diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Diare akibat virus, misalnya ‘influenza perut’ yang disebabkan antara lain

oleh rotavirus dan adenovirus. Virus melekat pada sel-sel mukosa usus yang

menjadi rusak sehingga kapasitas resorpsi menurun dan sekresi air dan

elektrolit memegang peranan. Diare yang terjadi bertahan terus sampai

beberapa hari sesudah virus lenyap dengan sendirinya, biasanya dalam 3 – 6

hari.

b. Diare bakterial invasif (bersifat menyerbu) agak sering terjadi, tetapi mulai

berkurang berhubungan semakin meningkatnya derajat higiene masyarakat.


(17)

mukosa, di mana terjadi perbanyakan diri sambil membentuk toksin.

Enterotoksin ini dapat diresorpsi ke dalam darah dan menimbulkan gejala

hebat, seperti demam tinggi, nyeri kepala dan kejang-kejang. Selain itu

mukosa usus yang telah dirusak mengakibatkan mencret berdarah dan

berlendir. Penyebab terkenal dari pembentukan enterotoksin ialah bakteri

Eschericia coli spec, Shigella, Salmonella dan Campylobacter. Diare ini

bersifat selflimiting, artinya akan sembuh dengan sendirinya dalam kurang

lebih 5 hari tanpa pengobatan, setelah sel yang rusak diganti dengan

sel-sel mukosa baru.

c. Diare parasit akibat protozoa seperti Entamoeba histolytica dan Giardia

lamblia, yang terutama terjadi di daerah subtropis. Yang pertama

membentuk enterotoksin pula. Diare akibat parasit ini biasanya bercirikan

mencret cairan yang intermiten dan bertahan lebih lama dari satu minggu.

Gejala lainnya dapat berupa nyeri perut, demam, anoreksia, nausea,

muntah-muntah dan rasa letih umum (malaise).

d. Akibat penyakit, misalnya Colitis ulcerosa, kanker colon dan infeksi–HIV.

Juga akibat gangguan-gangguan seperti alergi terhadap makanan/minuman

dan protein susu sapi gluten (coeliakie).

e. Akibat obat, yaitu digoksin, kinidin, reserpin, dan antibiotika berspektrum

luas (ampisilin, amoksisilin, tetrasiklin). Semua obat ini dapat menimbulkan

diare ‘baik’ tanpa kejang perut dan perdarahan.

f. Akibat keracunan makanan, biasanya disertai pula dengan muntah-muntah.


(18)

toksis dan diperkirakan atau disebabkan oleh mengkonsumsi makanan atau

minuman yang tercemar. Penyebab utamanya adalah tidak memadainya

kebersihan pada waktu pengolahan, penyimpanan dan distribusi dari

makanan/minuman dengan akibat pencemaran meluas

(Tjay dan Rahardja, 2007).

Table 2.2Bakteri Penyebab Diare

Kuman Sumber Masa

inkubasi

Gejala Pemulihan

Bacillus cereus

Makanan 1-6 jam Muntaber, dehidrasi Cepat

Clostrid. perfring.

Makanan 8-22 jam Diare, nyeri, kejang 2 – 3 hari

E.coli Daging sapi,

susu

12-48 jam

Diare darah 10 – 12

hari Campylob. jejuni. Daging sapi/unggas, susu 48-96 jam

Diare dengan darah, demam, nyeri perut

3 – 5 Hari Clostrid. botulin. Makanan dalam kaleng/botol 18-24 jam

Diare dan gangguan saraf

10 – 14 hari

Salmon. Daging

sapi/unggas, susu

12-48 jam

Muntaber, demam 3 – 6 hari / sampai 2

minggu

Shigella. Makanan/air 24-48

jam

Diare dengan darah 7 – 10 hari

Staphyl. aur. Makanan/air 2-4 jam Muntaber, dehidrasi Kurang

dari 24 jam

2.1.3Pengobatan Diare

Pada diare hebat yang sering kali disertai muntah-muntah, tubuh kehilangan

banyak air dengan garam-garamnya, terutama natrium dan kalium.Hal ini

mengakibatkan tubuh kekeringan(dehidrasi), kekurangan kalium(hipokaliemia)

dan adakalanya acidosis(darah menjadi asam).Yang tidak jarang berakhir dengan


(19)

Gejala pertama dari dehidrasi adalah perasaan haus, mulut dan bibir kering,

kulit menjadi keriput (hilang kekenyalannya), berkurangnya air seni dan

menurunnya berat badan, juga keadaan gelisah.Kekurangan kalium terutama

mepengaruhi sistem neuromuskuler dengan gejala mengantuk (letargi), lemah

otot dan sesak napas (dyspnoea) (Tjay dan Rahardja, 2007).

Setiap tahun lebih kurang 5 juta anak-anak di bawah usia 5 tahun meninggal

akibat diare, kurang lebih 65% diantaranya karena dehidrasi, terutama di

Negara-negara dengan hawa panas. Maka penting sekali untuk pertama-tama diambil

tindakan guna mencegah atau mengatasi keadaan dehidrasi dan kehilangan garam,

terutama pada bayi dan anak-anak (sampai usia lebih kurang 3 tahun) dan lansia

(di atas 65 tahun). Untuk tujuan ini WHO menganjurkan ORS(=Oral Rehydration

Solution) (Tjay dan Rahardja, 2007).

ORS adalah suatu larutan dari campuran NaCl 3,5 g, KCl 1,5 g, Na-trisitrat

2,5 g dan glukosa 20 g dalam 1 liter air matang (Oralit). Dasar ilmiah dari

penggunaan ORS ini adalah penemuan kurang lebih 25 tahun lalu bahwa glukosa

menstimulasi secara aktif transpor Na dan air melalui dinding usus.Dengan

demikian resorpsi air dalam usus halus meningkat dengan 25 kali

(Sladen&Dawson). Begitu pula bahan gizi lainnya (asam amino, peptida)

memperlancar penyerapan air (Tjay dan Rahardja, 2007).

Oralit/garam rehidrasi oral mengandung garam-garam mineral dan glukosa

yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Penggunaannya dengan dilarutkan dalam air,

dan akan segera menggantikan cairan dan garam yang hilang selama diare dan


(20)

Selain oralit, zinc juga diberikan kepada penderita diare. Zinc merupakan

salah satu zat gizi mikro yang penting untuk kesehatan dan pertumbuhan anak.

Zinc yang ada dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar ketika anak

mengalami diare. Untuk menggantikan zinc yang hilang selama diare, anak dapat

diberikan zinc yang akan membantu penyembuhan diare serta menjaga agar anak

tetap sehat (Indriani, 2014).

Sejak tahun 2004, WHO dan UNICEF menandatangani kebijakan bersama

dalam hal pengobatan diare yaitu pemberian oralit dan zinc selama 10 – 14 hari.

Hal ini didasarkan pada penelitian selama 20 tahun (1983 – 2003) yang

menunjukkan bahwa pengobatan diare dengan pemberian oralit disertai zinc lebih

efektif dan terbukti menurunkan angka kematian akibat diare pada anak-anak

sampai 40% (Indriani, 2014).

Pada saat diare, anak akan kehilangan zinc dalam tubuhnya. Pemberian Zinc

mampu menggantikan kandungan zinc alami tubuh yang hilang dan mempercepat

penyembuhan diare. Zinc juga meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga

dapat mencegah resiko terulangnya diare selama 2 – 3 bulan setelah anak sembuh

dari diare (Indriani, 2014).

Obat zinc merupakan tablet dispersible yang larut dalam waktu sekitar 30

detik. Zinc diberikan dengan dosis sebagai berikut :

- Balita umur < 6 bulan : ½ tablet (10 mg)/hari

- Balita umur > 6 bulan : 1 tablet (20 mg)/hari

Zinc diberikan dengan cara dilarutkan dalam satu sendok air matang atau


(21)

dengan oralit. Zinc diberikan satu kali sehari sampai semua tablet habis (selama

10 hari) sedangkan oralit diberikan setiap kali anak buang air besar sampai diare

berhenti (Indriani, 2014).

Zinc diberikan satu kali sehari selama 10 hari berturut-turut. Pemberian zinc

harus tetap dilanjutkan meskipun diare sudah berhenti. Hal ini dimaksudkan untuk

meningkatkan ketahanan tubuh terhadap kemungkinan berulangnya diare pada 2-3

bulan ke depan. Pemberian zinc selama 10 hari terbukti membantu memperbaiki

mukosa usus yang rusak dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh secara

keseluruhan. Petugas kesehatan harus menekankan pentingnya pemberian dosis

penuh selama 10 hari dengan menyampaikan pada ibu tentang manfaat jangka

pendek dan panjang zinc, termasuk mengurangi lamanya diare, menurunkan

keparahan diare, membantu anak melawan episode diare dalam 2 – 3 bulan

selanjutnya setelah perawatan. Selama itu juga zinc dapat membantu pertumbuhan

anak lebih baik dan meningkatkan nafsu makan (Indriani, 2014).

2.2Pengelolaan Obat

Pelayanan kesehatan adalah hak asasi manusia dan setiap penduduk berhak

mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal sesuai dengan kebutuhan tanpa

memandang kemampuan membayar (Kemenkes RI, 2010).

Pembangunan dibidang obat antara lain bertujuan untuk menjamin

tersedianya obat dengan jenis dan jumlah yang cukup sesuai kebutuhan dengan

mutu terjamin, tersebar secara merata dan teratur, sehingga mudah diperoleh pada


(22)

Pengelolaan obat merupakan salah satu pendukung penting dalam pelayanan

kesehatan. Setiap upaya pengembangan dan penyempurnaan pengelolaan obat di

Kabupaten/Kota harus dilakukan secara kontinyu. Hal ini perlu dilakukan agar

dapat menghitung perbaikan kualitas pelayanan kesehatan dasar. Salah satu

bentuk perbaikan pada pengelolaan obat adalah dengan melakukan penilaian

terhadap apa yang sudah dilaksanakan (Kemenkes RI, 2010).

Kebijakan pemerintah terhadap peningkatan akses obat diselenggarakan

melalui beberapa strata kebijakan yaitu Undang-Undang sampai Keputusan

Menteri Kesehatan yang mengatur berbagai ketentuan berkaitan dengan obat

(Depkes RI, 2007).

Tujuan subsistem obat dan perbekalan kesehatan adalah tersedianya obat

dan perbekalan kesehatan yang aman, bermutu, bermanfaat serta terjangkau oleh

masyarakat untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna

meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2007).

2.2.1Perencanaan dan Pengadaan

Perencanaan kebutuhanobat publik dan perbekalan kesehatan adalah salah

satu fungsi yang menentukan dalam proses pengadaan obat publik dan perbekalan

kesehatan. Tujuan perencanaan kebutuhan obat publik dan perbekalan kesehatan

adalah untuk menetapkan jenis dan jumlah obat sesuai dengan pola penyakit dan

kebutuhan pelayanan kesehatan dasar termasuk program kesehatan yang telah

ditetapkan. Proses perencanaan kebutuhan obat publik dan perbekalan kesehatan

diawali dari data yang disampaikan Kabupaten/Kota keInstalasi Farmasi Provinsi


(23)

perbekalan kesehatan di Kabupaten/Kota yang dilengkapi dengan teknik-teknik

perhitungannya. Selanjutnya dalam perencanaan kebutuhan buffer stok Pusat

maupun Provinsi dengan menyesuaikan terhadap kebutuhan obat publik dan

perbekalan kesehatan di Kabupaten/Kota dan tetap mengacu kepada Formularium

Nasional (Depkes RI,2007).

Tujuan perencanaan:

1. Mendapatkan jenis dan jumlah sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan

yang sesuai kebutuhan

2. Menghindari terjadinya kekosongan obat/penumpukan obat (Depkes RI,

2006).

2.2.2Penyimpanan

Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan

cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman

dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat

(Depkes RI, 2007).

Dalam upaya pengobatan suatu penyakit, perlu diberikan beberapa jenis

obat yang saling berbeda baik bentuk sediaannya maupun kemasannya. Maka

perlu dipikirkan cara menyimpan obat. Bila cara penyimpanan obat tidak

memenuhi persyaratan cara menyimpan obat yang benar, maka akan terjadi

perubahan sifat obat tersebut, sampai terjadi kadaluwarsa (Kemenkes RI, 2012).

Tujuan penyimpanan obat-obatan adalah untuk :

- Memelihara mutu obat


(24)

- Menjaga kelangsungan persediaan

- Memudahkan pencarian dan pengawasan

Kegiatan penyimpanan obat meliputi :

a. Pengaturan tata ruang. Untuk mendapatkan kemudahan dalam penyimpanan,

penyusunan, pencarian dan pengawasan obat-obatan, maka diperlukan

pengaturan tata ruang gudang dengan baik.

b. Penyusunan stok obat.Obat disusun menurut bentuk sediaan dan alfabetis,

dengan prinsip FEFO dan FIFO.

c. Pencatatan stok obat.Mutasi obat (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak

atau kadaluwarsa) sebaiknya segera dicatat pada kartu stok obat

d. Pengamatan mutu obat.Mutu obat yang disimpan di gudang dapat

mengalami perubahan baik karena faktor fisik maupun kimiawi. Perubahan

mutu obat dapat diamati secara visual dan jika dari pengamatan visual

diduga ada kerusakan yang tidak dapat ditetapkan dengan cara organoleptik,

harus dilakukan sampling untuk pengujian laboratorium (Depkes RI,2007).

2.2.3Distribusi

Distribusi adalah suatu rangkaian kegiatan dalam rangka pengeluaran dan

pengiriman obat-obatan yang bermutu, terjamin keabsahan serta tepat jenis dan

jumlah dari gudang obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan

unit-unit pelayanan kesehatan.Tujuan distribusi adalah terlaksananya distrubusi

obat secara merata dan teratur sehingga dapat diperoleh pada saat dibutuhkan dan

terjaminnya kecukupan persediaan obat di unit pelayanan kesehatan (Depkes


(25)

Keterangan : = Jalur Permintaan

= Jalur Pengiriman

Gambar 2.1 Permintaan dan Pendistribusian

2.2.4 Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan data obat di Instalasi Farmasi Kabupaten/ Kota

merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka pengelolaan obat secara tertib

baik obat yang diterima, disimpan, didistribusikan maupun yang digunakan di

unit pelayanan kesehatan seperti Puskesmas (Depkes RI,2007). Depkes

Posko Kes

Dinkespro vinsi

Pustu

Yankes TNI-Polri

Yankes Swasta RSU

PKM

Dinkes kab/kota (UPOPPK)


(26)

Tujuan pencatatan dan pelaporan adalah tersedianya data mengenai jenis

dan jumlah penerimaan, persediaan, pengeluaran/ penggunaan dan data

mengenai waktu dari seluruh rangkaian kegiatan mutasi obat(Depkes RI,2007).

‘-

Gambar 2.2 Pencatatan dan Pelaporan Depkes

Posko Kes

Dinkes provinsi

Pustu

Yankes TNI-Polri RSU

PKM

Dinkes kab/kota (UPOPPK)

Yankes Swasta


(27)

BAB III

METODE PENELITAN 3.1Jenis Penelitiam

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif non analitik yaitu penelitian

yang bertujuan untuk memaparkan data tentang pengelolaan obat program diare di

Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara tahun

2014.Pengamatan dilakukan selama sebulan, dengan melihat pengelolaan obat

yang terjadi, seperti: perencanaan obat, penerimaan obat, penyimpanan obat,

pendistribusian obat dan pencatatan serta pelaporan obat program diare.

3.2Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Instalasi Farmasi di Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Utara.

3.2.2Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Februari tahun 2015.

3.3Prosedur Tetap

3.3.1Prosedur Perencanaan Obat

- Menentukan obat diare yang diperlukan

- Menentukan jumlah kebutuhan obat prgram filariasis dengan metode konsumsi dari data kebutuhan obat diare dari tahun sebelumnya


(28)

3.3.2Prosedur Pengadaan Obat

- Perencanaan yang sudah jadi kemudian dibuat sebagai usulan pengadaan obatprogram diare

- Usulan tersebut, selanjutnya dilaporkan ke Dinas Kesehatan Pusat.

- Penyesuaian jumlah kebutuhan obat dengan alokasi dana

- Obat program diare yang diadakan harus memiliki izin edar dan nomor registrasi

3.3.3Prosedur Penerimaan Obat

- Memeriksa kesesuaian fisik terhadap jumlah, nomor batch, tanggal

kadaluwarsa, harga perolehan, pabrik dan distributor obat-obatan dengan

berita acara serah terima barang dari distributor

- Menginformasikan kepada bendahara barang apabila terjadi ketidaksesuaian

agar dilakukan perbaikan

- Mencatat jumlah, nomor batch, tanggal kadaluwarsa, harga perolehan,

pabrik dan distributor obat-obatan ke dalam buku penerimaan

3.3.4Prosedur Penyimpanan Obat

- Mencatat informasi obat program diare kedalam kartu stok dan kartu stok induk

- Menyimpan obat diare pada rak/lemari sesuai dengan program obat diare

- Menyimpan obat program diare pada kondisi yang sesuai, layak dan mampu menjamin mutu dan stabilitasnya

- Setiap penyimpanan obat harus mengikuti prinsip FIFO dan FEFO dan harus dicatat dikartu persediaan obat


(29)

- Mengisi mutasi obat pada kartu stok (penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak dan kadaluwarsa)

- Kartu stok dibuat rangkap dua dan satu diletakkan berdekatan obat dan satu lagi untuk kartu stok induk

- Mencantumkan nama obat di rak

3.3.5Prosedur Pendistribusian Obat

- Instalasi Farmasi di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara melaksanakan distribusi obat program diare ke Instalasi Farmasi

Kabupaten/Kota diwilayah kerjanya sesuai dengan kebutuhannya

- Obat–obatan yang akan didistribusikan harus disertai dengan SBBK (Surat Bukti Barang Keluar)

- Tiap pengeluaran obat dari Instalasi Farmasi harus segera dicatat pada kartu stok obat dan kartu stok induk obat serta buku harian pengeluaran obat

3.3.6Prosedur Pencatatan dan Pelaporan obat

- Menyiapkan kartu stok, kartu stok induk dan SBBK

- Mencatat obat kadaluwarsa dan obat rusak

- Melakukan perhitungan yang akurat pada setiap laporan

- Melakukan pencatatan dan pelaporan secara rutin

- SBBK dan dokumen pencatatan dan pelaporan disimpan dan diarsipkan


(30)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil

4.1.1Hasil Perencanaan Obat

Hasil dari perencanaan obat program diare tahun 2014 yang dibuat pada

tahun 2013 diperoleh jumlah kebutuhan obat oralit tahun 2014 adalah 1.437.779

sachet dan jumlah kebutuhan obat zinc tahun 2014 adalah 2.161.914 tablet.

Data Rencana Kebutuhan Obat Program Diare Tahun 2014 dapat dilihat pada

lampiran 1.

4.1.2Hasil Pengadaan Obat

Hasil dari pengadaan obat program diperoleh bahwa pengadaan dilakukan

dengan melihat dari kesesuaian rencana kebutuhan obat dengan alokasi dana

kemudian ditetapkan menjadi jumlah pengadaanobat. Pengadaan obat diare hanya

dilakukan setahun sekali.

4.1.3Hasil Penerimaan Obat

Hasil dari penerimaan yang diamati, penerimaan obat oralit sejumlah

898.100 sachet dan obat zinc yang diterima sejumlah 640.200 tablet. Nama obat,

jenis obat, nomor batch, tanggal kadaluwarsa sesuai dengan barang yang diterima.

Data Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara obat diare dapat dilihat

pada lampiran 2.

4.1.4Hasil Penyimpanan Obat

Obat oralit dan zinc yang telah diterima diletakkan di dalam rak dengan


(31)

programdiare. Penyimpanan obat oralit dan zinc mengikuti prinsip FIFO dan

FEFO dan dicatat informasi obat kedalam kartu stok. Nama obat tercantumdi rak

dengan rapi.

4.1.5Hasil Pendistribusian Obat

Obat oralit dan zinc didistribusikan ke masing–masing Instalasi Farmasi

Kabupaten/Kota sesuai kebutuhan dari setiap Kabupaten/Kota tersebut. Daftar

Distribusi Kabupaten/Kota Tahun 2014 dapat dilihat pada lampiran 3.

Pengeluaran obat oralit dan zinc dari Instalasi Farmasi Provinsi Sumatera Utara

segera dicatat pada kartu stok obat dan kartu stok induk obat.

4.1.6Hasil Pencatatan dan Pelaporan Obat

Data pencatatan dan pelaporan meliputi SBBK, Surat Berita Acara, kartu

stok dan data persediaan obat tahun 2014. SBBK, Surat Berita Acara, kartu stok

dan data persediaan obat diare tahun 2014 secara berurutan dapat dilihat di

lampiran 4,5,6 dan 7.

4.2Pembahasan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada proses pengelolaan obat

memberikan hasil bahwa dalam hal perencanaan, pengadan dan penerimaan obat,

obat yang diterima pada tahun 2014 tidak sesuai dengan rencana kebutuhan obat

dengan obat yang diberikan oleh droping pusat. Jumlah pengadaan obat yang

diterima lebih sedikit dari pada yang direncanakan kemungkinan dikarenakan


(32)

Kemudian dalam hal penyimpanan obat oralit dan zinc dapat dikatakan

bahwa penyimpanan obat tersebut memenuhi syarat karena suhu pada gudang

adalah 30o C sesuai dengan suhu yang dibutuhkan agar obat tersebut tetap

terjamin mutunya (Suhu yang dibutuhkan adalah 30o C atau dibawah 30o C).

Obat oralit dan zinc tersebut juga diletakkan di tempat/rak yang layak.

Lalu dalam hal pendistribusian dilakukan sesuai dengan prosedur yang

ditetapkan dan diperoleh bahwa obat program diare didistribusi ke masing-masing

Kabupaten/Kota sesuai kebutuhan setiap Kabupaten/Kota tersebut.

Dalam hal pencatatan dan pelaporan diperoleh bahwa data obat program

diare yang terdapat di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

ada yang tidak lengkap yaitu data rencana kebutuhan obat program diare tahun

2014sehingga mempersulit dalam pengamatan data. Ini terjadi akibat software

data yang hilang.

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

komponen bangsa agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

setinggi-tingginya. Dalam rangka tercapainya tujuan tersebut pembangunan kesehatan

harus dilaksanakan secara terarah, berkesinambungan dan realistis melalui

peningkatan upaya kesehatan, peningkatan pembiayaan kesehatan, pemenuhan

sumber daya manusia kesehatan, penyediaan obat dan perbekalan kesehatan,

peningkatan manajemen dan sistem informasi kesehatan serta peningkatan

partisipasi masyarakat melalui upaya pemberdayaan masyarakat (Dinkes Prov.


(33)

Pengelolaan obat merupakan salah satu pendukung penting dalam pelayanan

kesehatan. Setiap upaya pengembangan dan penyempurnaan pengelolaan obat di

Kabupaten/Kota harus dilakukan secara kontinyu. Hal ini perlu dilakukan agar

dapat menghitung perbaikan kualitas pelayanan kesehatan dasar. Salah satu

bentuk perbaikan pada pengelolaan obat adalah dengan melakukan penilaian

terhadap apa yang sudah dilaksanakan (Kemenkes RI, 2010).

Perencanaan kebutuhanobat publik adalah salah satu fungsi yang

menentukan dalam proses pengadaan obat publik. Penyimpanan adalah suatu

kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan

yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari gangguan fisik yang dapat

merusak mutu obat. Distribusi adalah suatu kegiatan dalam rangka pengeluaran

dan pengiriman obat-obatan yang bermutu, terjamin keabsahan serta tepat jenis

dan jumlah dari gudang obat secara merata untuk memenuhi kebutuhan unit-unit

pelayanan kesehatan.Pencatatan dan pelaporan data obat di Instalasi Farmasi

Kabupaten/ Kota merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka pengelolaan obat

secara tertib baik obat yang diterima, disimpan, didistribusikan maupun yang


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

- Pengadaan obat program diare di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan Provinsi

Sumatera Utara yang direncanakan tidak sesuai karena jumlah pengadaan

yang terjadi kurang dari perencana yang telah ditetapkan

- Penyimpanan obat program diare di Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Utara memenuhi persyaratan karena suhu serta

penempatan obat oralit dan zinc sesuai standar yang ditetapkan

- Data pendistribusian obat program diaredi Instalasi Farmasi Dinas Kesehatan

Provinsi Sumatera Utara sesuai dengan data pengeluaran strok gudang karena

data pendistribusian dibuat dengan melihat data pengeluaran obat diare

tersebut dan hasil yang diperoleh sesuai

- Pencatatan dan pelaporan obat program diare di Instalasi Farmasi Dinas

Kesehatan Provinsi Sumatera Utara terdata dengan lengkap

5.2 Saran

Disarankan kepada penulisselanjutnya untuk melakukan pengamatan terhadap


(35)

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2006). Pedoman Informasi Obat Bagi Pengelola Obat di Puskesmas. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 106

DepkesRI. (2006). Petunjuk Teknis Pelaksanaan Standar Pelayanan Kefarmasian

di Apotek. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Halaman

6

Depkes RI. (2007). Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan di Daerah Kepulauan. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia. Halaman 24, 27, 36 – 37, 47 – 48

Depkes RI. (2007). Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan

Kesehatan di Daerah Perbatasan. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia. Halaman 5

Dinkes Prov SU. (2014). Profil Kesehatan Proviinsi Sumatera Utara 2013. Medan: Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Halaman 33, 81

Dinkes Prov SU. (2014). Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera

Utara 2013 – 1018. Medan: Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.

Halaman 1

Indriani, R.A. (2014). Analisis Pelaksanaan Program Diare di Puskesmas Medan

Deli Kecamatan Medan Deli tahun 2014. Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Halaman 1 – 2, 19 – 21

Kemenkes RI. (2010). Profil Pengelolaan Obat dan Perbekalan KEsehatan di

Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 1, 32

Kemenkes RI. (2012). Modul II Materi Pelatihan Peningkatan Pengetahuan dan

Keterampilan Memilih Obat Bagi Kader. Jakarta: Departemen Kesehatan

Republik Indonesia. halaman 30

Suharyono. (2008). Diare Akut. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 1

Tjey dan Rahardja. (2007). Obat-obat Penting. Jakarta: PT. Alex Media Komputindo. Halaman 288 – 291


(36)

(37)

Lampiran 2.

Berita Acara Serah Terima Barang Milik Negara

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL

PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN Jalan Percetakan Negara No 29 Jakarta Pusat 10560

Kotak Pos 223,Telepon (021) 4247608, Faksimile: (021) 4207807

BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG MILIK NEGARA DARI RIREKTORAT PENGENDALIAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG

DITJEN PP DAN PL KEMENTERIAN KESEHATAN KEPADA

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Nomor: KN.03.01/1.2/ /2014

Pada hari ini tanggal bulan tahun Dua ribu empat belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini 1.Nama : Dr. Andi Muhadir, MPH

NIP : 195504251982031005

Jabatan : Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Yang selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

2.Nama :

NIP :

Jabatan : Kepala Dinas Kesehtan Provinsi Sumatera Utara Yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

Berdasarkan kepada

1.Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

2.Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008

3.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 96/PMK 06/2007 tentang Tata Cara Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara

4.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 120/PMK 06/2007 tentang penatausahaan Barang Milik Negara 5.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 171/PMK 05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan 6.Peraturan Direktorat Jenderal Perbendaharaan Nmor 24/24/2006 tentang Pelaksanaan Penyusunan

Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga

7.Peraturan Menter Keuangan Nomr 29/PMK 06/2010 tentang Penggolongan dan Kodefikasi Barang Miik Negara.

8.Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1539/SK/XI/2003 tentang Petunjuk Tata Cara Penghapusan dan Pemanfaatan Barang Milik Negara di Lingkungan Departemen Kesehatan RI

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk melakukan serah terima Barang Milik Negara dengan ketentuan sebagai berikut

Pasal 1

Barang Milik Negara dimaksud dalam Berita Acara Serah Terima ini adalah hasil pengadaan Kantor Pusat Ditjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yang dikirimkan ke:

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Sesuai daftar terlampir


(38)

(Lanjutan Lampiran 2)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL

PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN Jalan Percetakan Negara No 29 Jakarta Pusat 10560

Kotak Pos 223,Telepon (021) 4247608, Faksimile: (021) 4207807 Pasal 2

PIHAK PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima dan PIHAK PERTAMA, berupa Branga MIlik Negara sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 berikut dokumen

pendukungnya Pasal 3

PIHAK KDUA berkewajiban memelihara BArang Mlik Negara sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 dengan sebaik-baiknya dan memanfaatkan sesuai dengan fungsi guna mendukung operasional program

Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lngkungan di Dinas Kesehatan Provins Sumatera Utara

Pasal 4

(1)PIHAK PERTAMA berkewajiban mengeluarkan Barang Milik Negara yang tersebut pada Pasal 1 dan pencatatan Laporan Barang Milik Negara PIHAK PERTAMA

(2)PIHAK KEDUA berkewajiban untuk mencatat Barang Mlik Negara yang tersebut pada Pasal 1 ke dalam Laporan Barang Milik Daerah PIHAK KEDUA

(3)PIHAK PERTAMA DAN PIHAK KEDUA berkewajiban melaporkan serah terima dan pemidahtanganan tersebut pada laporan BArang Milik Negara dan Laporan Barang Milik Daerah masing-masing pihak sesuai dengan ketentuan yang berlaku segera setelah Berita Acara Serah Terima

ini ditandatangan kedua belah pihak

Demikian Berita Acara ini dibuat dengan sesnungguhnya untuk dipergunakan seperlunya Apabila di kemudian hari terapat kekeliruan pada Berita Acara Serah Terima ini akan dilakukan perubahan dan pembetulan sebagaimana mestinya.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Kepala Direktur Pengendalian

Penyakit

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Bersumber BInatang Utara

Dr. Siti Hatati Surjantini, M.Kes Dr. Andi Muhadir, MPH

NIP. 195907121988012002 NIP


(39)

(Lanjutan Lampiran 2)

LAMPIRAN BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG MILIK NEGARA DARI RIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN

KEPADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BERUPA OBAT PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR TAHUN 2014

NOMOR: KN.02.03/5/ /2014 TANGGAL:

Dinas Kesehatan Provinsi : Sumatera Utara

NO. JENIS OBAT/

PERBEKKES SATUAN JUMLAH

HARGA SAT. /Rp.

JU MLAH HARGA / Rp.

A OBAT DIARE

1 Garam Oralit sachet 898.100 303,00 272.124.300,00

2 Zinc 20 mg tablet 640.200 497,00 318.179.400,00

Total Harga 590.303.700,00

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Dr. R. R. S. H. Surjantini, M. Kes Dra. Engk Sosialine, M. Apt


(40)

(Lanjutan Lampiran 2)

Lampiran Berita Acara Serah Terima

BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG MILIK NEGARA

DARI RIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN KEPADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BERUPA OBAT PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR TAHUN 2014

NOMOR: KN.02.03/5/ /2014 TANGGAL:

Dinas Kesehatan Provinsi : Sumatera Utara

NO. JENIS OBAT/

PERBEKKES SATUAN JUMLAH

HARGA SAT. /Rp.

JU MLAH HARGA / Rp.

A OBAT DIARE

1 Garam Oralit sachet 898.100 303,00 272.124.300,00

2 Zinc 20 mg tablet 640.200 497,00 318.179.400,00

Total Harga 590.303.700,00

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA

Dr. R. R. S. H. Surjantini, M. Kes Dra. Engk Sosialine, M. Apt


(41)

Lampiran 3

Daftar Distribusi Kabupaten/Kota Tahun 2014

No Kabupaten/Kota Jumlah

Oralit Zinc

1 Humbang hasudutan 40000 -

2 Tanjung balai 8500 13000

3 Asahan 53000 18000

4 Gunung sitoli - -

5 Nias utara - -

6 Nias barat - -

7 Nias - -

8 Nias selatan - -

9 Toba samosir 43000 23000

10 Tapanuli utara - -

11 Padang lawas utara 15700 12000

12 Simalungun 48000 18000

13 Sibolga - -

14 Batubara 38000 13000

15 Labuhan batu utara 135200 13000

16 Labuhan batu 21000 16400

17 Labuhan batu selatan 201000 13000

18 Karo 45000 13000

19 Pakpak barat 87000 13000

20 Dairi 50000 18000

21 Serdang bedagai 9500 33000

22 Binjai 3000 28800

23 Langkat 58000 23000

24 Deli serdang 68500 33000

25 Medan 79200 57600

26 Samosir 48500 23000

27 Pematang siantar 6500 27000

28 Tapanuli tengah 9000 23000

29 Padang lawas 10000 -

30 Mandailing natal 10000 6000

31 Tapanuli selatan 10000 6000

32 Padang sidempuan 139800 -

33 Tebing tinggi 60000 -


(42)

Lampiran 4

SURAT BUKTI BARANG KELUAR

Nomor : 440.442 / / IX / 2014 Kepada Yth.

Perihal : Pengiriman Obat Diare

Dinas Kesehatan Kab. Labuhanbatu Selatan

di-

Kotapinang

NO URAIAN SATUAN JUMLAH KETERANGAN

1 Garam Oralit Sachets

75000 ( Tujuh Puluh

Lima Ribu ) 62 Koli

Barang tersebut telah diterima

dengan baik dan cukup Medan , 8 September 2014

Penerima Barang Penyimpan Barang

(Hj. Titin Insani H. Ritonga) ( Meilan Sri Yanti Harahap, S.Si, Apt )

NIP : 19730105 199203 2 003 NIP : 19810505 201001 2 036

Diketahui :

An. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Ka. Bidang Bina Jaminan dan Sarana Kesehatan

Sri Suriani Purnamawati, S.Si, Apt, M.Kes Pembina / IV A


(43)

Lampiran 5

BERITA ACARA PENGELUARAN BARANG

Pada Hari senin Tangggal DepalanBulan September Tahun Dua Ribu Empat Belas sesuai denngan surat Bukti Barang Keluar (SBBK)

Nomor: 440.442/ / IX/2014, Tanggal 8 September 2014

Telah diserahkan Garam Oralit dari Gudang Farmasi Dinas KEsehatan Provinsi Sumatera Utara kepada Dinas Kesehatan Kab. Labuhanbatu Selata, dengan kondisi baik dan lengkap

Barang-barang tersebut terdiri-dari

NO URAIAN SATUAN JUMLAH KETERANGAN

1 Garam Oralit Sachets

75000 ( Tujuh Puluh

Lima Ribu )

62 Koli

Barang tersebut telah diterima dengan baik dan

cukup

Medan , 8 September 2014

Penerima Barang Penyimpan Barang

(Hj. Titin Insani H. Ritonga) ( Meilan Sri Yanti Harahap, S.Si, Apt)


(44)

Lampiran 6

KARTU STOK

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

Nama Barang : ZINC Dinas Kesehatan

Satuan : Kotak Provinsi Sum. Utara

Tgl No.

Fac Dari / Kepada

Jumlah Satuan

Keterangan Masuk Keluar Sisa

30-5-14 652

14-8-14 KLB Paluh 60 592

14-8-14 KLB Madani 60 532

25-8-14 KLB Diare Paluh 60 472

25-8-14 KLB Diare Tapsel 60 412

21-10-14 Barang Masuk T.A 2014 6.402 6.814

11-11-14 Dinkes Kab Serdang

Berdagai

330 6.484

11-11-14 Dinkes Kota Binjai 288 6.196

11-11-14 Dinkes Kab Langkat 230 5.966

11-11-14 Dinkes Kab Deli Serdang 330 5.636

11-11-14 Dinkes Kota Medan 516 5.060

17-11-14 Dinkes Kab Batu Bara 130 4.930

11-11-14 Dinkes Kab Asahan 180 4.750

11-11-14 Dinkes Kab Labura 130 4.620

11-11-14 Dinkes Kab Labuhan Batu 164 4.456

11-11-14 Dinkes Kab Labusel 130 4.326

11-11-14 Dinkes Kab Tanjung Balai 130 4.196


(45)

(1)

Lampiran Berita Acara Serah Terima

BERITA ACARA SERAH TERIMA BARANG MILIK NEGARA

DARI RIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN KEPADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BERUPA OBAT PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR TAHUN 2014

NOMOR: KN.02.03/5/ /2014 TANGGAL:

Dinas Kesehatan Provinsi : Sumatera Utara

NO. JENIS OBAT/

PERBEKKES SATUAN JUMLAH

HARGA SAT. /Rp.

JU MLAH HARGA / Rp.

A OBAT DIARE

1

Garam Oralit

sachet

898.100

303,00

272.124.300,00

2

Zinc 20 mg

tablet

640.200

497,00

318.179.400,00

Total Harga

590.303.700,00

PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA

Dr. R. R. S. H. Surjantini, M. Kes

Dra. Engk Sosialine, M. Apt


(2)

Daftar Distribusi Kabupaten/Kota Tahun 2014

No

Kabupaten/Kota

Jumlah

Oralit

Zinc

1

Humbang hasudutan

40000

-

2

Tanjung balai

8500

13000

3

Asahan

53000

18000

4

Gunung sitoli

-

-

5

Nias utara

-

-

6

Nias barat

-

-

7

Nias

-

-

8

Nias selatan

-

-

9

Toba samosir

43000

23000

10 Tapanuli utara

-

-

11 Padang lawas utara

15700

12000

12 Simalungun

48000

18000

13 Sibolga

-

-

14 Batubara

38000

13000

15 Labuhan batu utara

135200

13000

16 Labuhan batu

21000

16400

17 Labuhan batu selatan

201000

13000

18 Karo

45000

13000

19 Pakpak barat

87000

13000

20 Dairi

50000

18000

21 Serdang bedagai

9500

33000

22 Binjai

3000

28800

23 Langkat

58000

23000

24 Deli serdang

68500

33000

25 Medan

79200

57600

26 Samosir

48500

23000

27 Pematang siantar

6500

27000

28 Tapanuli tengah

9000

23000

29 Padang lawas

10000

-

30 Mandailing natal

10000

6000

31 Tapanuli selatan

10000

6000

32 Padang sidempuan

139800

-

33 Tebing tinggi

60000

-


(3)

SURAT BUKTI BARANG KELUAR

Nomor : 440.442 / / IX / 2014 Kepada Yth.

Perihal : Pengiriman Obat Diare

Dinas Kesehatan Kab. Labuhanbatu Selatan

di-

Kotapinang

NO URAIAN SATUAN JUMLAH KETERANGAN

1 Garam Oralit Sachets

75000 ( Tujuh Puluh

Lima Ribu ) 62 Koli

Barang tersebut telah diterima

dengan baik dan cukup Medan , 8 September 2014

Penerima Barang Penyimpan Barang

(Hj. Titin Insani H. Ritonga) ( Meilan Sri Yanti Harahap, S.Si, Apt )

NIP : 19730105 199203 2 003 NIP : 19810505 201001 2 036

Diketahui :

An. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Ka. Bidang Bina Jaminan dan Sarana Kesehatan

Sri Suriani Purnamawati, S.Si, Apt, M.Kes Pembina / IV A


(4)

BERITA ACARA PENGELUARAN BARANG

Pada Hari senin Tangggal DepalanBulan September Tahun Dua Ribu Empat Belas sesuai denngan surat Bukti Barang Keluar (SBBK)

Nomor: 440.442/ / IX/2014, Tanggal 8 September 2014

Telah diserahkan Garam Oralit dari Gudang Farmasi Dinas KEsehatan Provinsi Sumatera Utara kepada Dinas Kesehatan Kab. Labuhanbatu Selata, dengan kondisi baik dan lengkap

Barang-barang tersebut terdiri-dari

NO URAIAN SATUAN JUMLAH KETERANGAN

1 Garam Oralit Sachets

75000 ( Tujuh Puluh

Lima Ribu )

62 Koli

Barang tersebut telah diterima dengan baik dan

cukup

Medan , 8 September 2014

Penerima Barang Penyimpan Barang

(Hj. Titin Insani H. Ritonga) ( Meilan Sri Yanti Harahap, S.Si, Apt)


(5)

KARTU STOK

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

Nama Barang : ZINC Dinas Kesehatan

Satuan : Kotak Provinsi Sum. Utara

Tgl No.

Fac Dari / Kepada

Jumlah Satuan

Keterangan Masuk Keluar Sisa

30-5-14 652

14-8-14 KLB Paluh 60 592

14-8-14 KLB Madani 60 532

25-8-14 KLB Diare Paluh 60 472

25-8-14 KLB Diare Tapsel 60 412

21-10-14 Barang Masuk T.A 2014 6.402 6.814

11-11-14 Dinkes Kab Serdang

Berdagai

330 6.484

11-11-14 Dinkes Kota Binjai 288 6.196

11-11-14 Dinkes Kab Langkat 230 5.966

11-11-14 Dinkes Kab Deli Serdang 330 5.636

11-11-14 Dinkes Kota Medan 516 5.060

17-11-14 Dinkes Kab Batu Bara 130 4.930

11-11-14 Dinkes Kab Asahan 180 4.750

11-11-14 Dinkes Kab Labura 130 4.620

11-11-14 Dinkes Kab Labuhan Batu 164 4.456

11-11-14 Dinkes Kab Labusel 130 4.326

11-11-14 Dinkes Kab Tanjung Balai 130 4.196


(6)