Pengelolaan obat merupakan salah satu pendukung penting dalam pelayanan kesehatan. Setiap upaya pengembangan dan penyempurnaan pengelolaan obat di
KabupatenKota harus dilakukan secara kontinyu. Hal ini perlu dilakukan agar dapat menghitung perbaikan kualitas pelayanan kesehatan dasar. Salah satu
bentuk perbaikan pada pengelolaan obat adalah dengan melakukan penilaian terhadap apa yang sudah dilaksanakan Kemenkes RI, 2010.
Kebijakan pemerintah terhadap peningkatan akses obat diselenggarakan melalui beberapa strata kebijakan yaitu Undang-Undang sampai Keputusan
Menteri Kesehatan yang mengatur berbagai ketentuan berkaitan dengan obat Depkes RI, 2007.
Tujuan subsistem obat dan perbekalan kesehatan adalah tersedianya obat dan perbekalan kesehatan yang aman, bermutu, bermanfaat serta terjangkau oleh
masyarakat untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya Depkes RI, 2007.
2.2.1 Perencanaan dan Pengadaan
Perencanaan kebutuhanobat publik dan perbekalan kesehatan adalah salah satu fungsi yang menentukan dalam proses pengadaan obat publik dan perbekalan
kesehatan. Tujuan perencanaan kebutuhan obat publik dan perbekalan kesehatan adalah untuk menetapkan jenis dan jumlah obat sesuai dengan pola penyakit dan
kebutuhan pelayanan kesehatan dasar termasuk program kesehatan yang telah ditetapkan. Proses perencanaan kebutuhan obat publik dan perbekalan kesehatan
diawali dari data yang disampaikan KabupatenKota keInstalasi Farmasi Provinsi yang selanjutnya dikompilasi menjadi rencana kebutuhan obat publik dan
perbekalan kesehatan di KabupatenKota yang dilengkapi dengan teknik-teknik perhitungannya. Selanjutnya dalam perencanaan kebutuhan buffer stok Pusat
maupun Provinsi dengan menyesuaikan terhadap kebutuhan obat publik dan perbekalan kesehatan di KabupatenKota dan tetap mengacu kepada Formularium
Nasional Depkes RI,2007. Tujuan perencanaan:
1. Mendapatkan jenis dan jumlah sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan yang sesuai kebutuhan
2. Menghindari terjadinya kekosongan obatpenumpukan obat Depkes RI, 2006.
2.2.2 Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat-obatan yang diterima pada tempat yang dinilai aman
dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat Depkes RI, 2007.
Dalam upaya pengobatan suatu penyakit, perlu diberikan beberapa jenis obat yang saling berbeda baik bentuk sediaannya maupun kemasannya. Maka
perlu dipikirkan cara menyimpan obat. Bila cara penyimpanan obat tidak memenuhi persyaratan cara menyimpan obat yang benar, maka akan terjadi
perubahan sifat obat tersebut, sampai terjadi kadaluwarsa Kemenkes RI, 2012. Tujuan penyimpanan obat-obatan adalah untuk :
- Memelihara mutu obat - Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
- Menjaga kelangsungan persediaan - Memudahkan pencarian dan pengawasan
Kegiatan penyimpanan obat meliputi : a. Pengaturan tata ruang. Untuk mendapatkan kemudahan dalam penyimpanan,
penyusunan, pencarian dan pengawasan obat-obatan, maka diperlukan pengaturan tata ruang gudang dengan baik.
b. Penyusunan stok obat.Obat disusun menurut bentuk sediaan dan alfabetis, dengan prinsip FEFO dan FIFO.
c. Pencatatan stok obat.Mutasi obat penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak atau kadaluwarsa sebaiknya segera dicatat pada kartu stok obat
d. Pengamatan mutu obat.Mutu obat yang disimpan di gudang dapat mengalami perubahan baik karena faktor fisik maupun kimiawi. Perubahan
mutu obat dapat diamati secara visual dan jika dari pengamatan visual diduga ada kerusakan yang tidak dapat ditetapkan dengan cara organoleptik,
harus dilakukan sampling untuk pengujian laboratorium Depkes RI,2007.
2.2.3 Distribusi