120
b. Penentuan lokasi pengambilan sampel air sungai
Langkah awal dalam menentukan lokasi pengambilan sampel air sungaiadalah mengetahui keadaan geografi sungai dan aktifitas di sekitar
daerah aliran sungai. Secara umum, lokasi pengambilan sampel air sungai meliputi:
Daerah hulu atau sumber air alamiah, yaitu lokasi yang belum tercemar.
Lokasi ini berperan untuk identifikasi kondisi asal atau base line sistemtata air
Daerah pemanfaatan air sungai, yaitu lokasi di mana air sungai
dimanfaatkan untuk bahan baku air minum, air untuk rekreasi, industry, perikanan, pertanian, dan lain-lain. Tujuannya adalah untuk
mengetahui kualitas air sebelum dipengaruhi oleh suatu aktifitas
Daerah yang potensial terkontaminasi, yaitu lokasi yang mengalami perubahan kualitas air oleh aktivitas industrI, pertanian, domestik, dan
sebagainya. Lokasi ini dipilih untuk mengetahui hubungan antara pengaruh aktivitas tersebut dan penurunan kualitas air sungai
Daerah pertemuan dua sungai atau lokasi masuknya anak sungai. Lokasi
ini dipilih apabila terdapat aktivitas yang mempunyai pengaruh terhadap penurunan kualitas air sungai
Daerah hilir atau muara, yaitu daerah pasang surut yang merupakan
pertemuan antara air sungai dan air laut. tujuannya untuk mengetahui kualitas air sungai secara keseluruhan. Apabila data hasil pengujian di
daerah hilir dibandingkan dengan data untuk daerah hulu, evaluasi tersebut dapat menjadi bahan kebijakan pengelolaan air sungai secara
terpadu.
121
Gambar 24. Lokasi pengambilan sampel air sungai
Khusus untuk pertemuan dua sungai atau masuknya anak sungai, lokasi pengambilan sampel adalah di daerah di mana air di kedua sungai itu
diperkirakan telah tercampur secara sempurna. Untuk mengetahuinya perlu dilakukan uji homogenitas air sungai. Uji homogenitas dilakukan
dengan mengambil beberapa sampel di sepanjang lebar sungai dan pada kedalaman tertentu. Parameter ujinya adalah suhu, derajat keasaman atau
pH, oksigen terlarut atau DO, dan daya hantar listrik DHL. Apabila hasil pengujian parameter di beberapa titik tersebut tidak berbeda jauh, yaitu
kurang dari 10, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi pencampuran sempurna di antara dua air sungai tersebut. Tabel 11 menggambarkan
perkiraan jarak pencampuran sempurna untuk penentuan lokasi pengambilan sampel.