Hasil dari pembinaan kesejahteraan keluarga melalui program Bina Keluarga Balita.

dengan adanya kegiatan BKB pertumbuhan, perkembangan dan pengasuhan menjadi optimal. 4.2.3. Komponen-komponen Pendukung Pelaksanaan Kegiatan Bina Keluarga Balita di BKB Kasih Ibu I. Faktor pendukung antara lain sasaran, partisipasi dan alat permainan. Untuk sasarannya yaitu peserta kegiatan dalam mengikuti kegiatan Bina Keluarga Balita begitu antusias. Kehadiran peserta cukup baik karena mereka selalu menyempatkan diri untuk hadir dalam kegiatan tersebut. Untuk partisipasi kegiatan, masyarakat ikut berpartisipasi dalam kegiatan BKB di BKB Kasih Ibu I, begitupun dengan pemerintah setempat, mereka sangat mendukung pelaksanaan kegiatan BKB di Kelurahan Bulukerto khususnya di BKB Kasih Ibu I. Alat Permainan telah sesuai dengan jumlah balita yang ada, karena APE disini sudah cukup banyak. Menurut Nur Siwi 2009:29 bahwa usia 5 tahun pertama sorang anak adalah usia sangat menentukan. Usia tersebut dikenal dengan istilah Golden Age atau usia keemasan. Istilah itu muncul karena pada usia tersebut aspek kognitif, fsik, motorik, dan psikososial seorang anak berkembang secara pesat. Salah satu cara untuk mengoptimalkan kemampuan-kemampuan tersebut itu adalah dengan menstimulasinya merangsangnya dengan menggunakan mainan. Memilih mainan harus disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan anak

4.2.4. Hambatan dalam Proses Pembinaan Keluarga di BKB Kasih Ibu I.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kendala dalam pelaksanaan kegiatan BKB di BKB Kasih Ibu. Kendala-kendala tersebut yaitu jumlah kader di BKB Kasih Ibu I hanya ada 5 orang, ada beberapa kader yang belum menguasai materi kegiatan karena belum pernah mengikuti pelatihan sebelumnya, dan pemanfaatan waktu kegiatan yang kurang efisien oleh para kader dalam melaksanakan kegiatan. Berdasarkan hasil penelitian di atas, hal tersebut dapat menghambat jalannya kegiatan. Sebagaimana dalam BKB Prop Jateng 1996:10 bahwa kader adalah anggota masyarakat yang telah mendapatkan pendidikan serta menjalankan tugasnya secara sukarela. Setiap kelompok ibu sasaran kelompok umur dibina 2 orang kader. Sedangkan pada kegiatan BKB Kasih Ibu hanya terdapat 5 kader sehingga dalam setiap kelompok umur hanya terdapat 1 orang kader. Sedangkan menurut Judith L. Evans dan P. A. Stansbery 2006 :