4.4. Topik 4. Rangkaian Pemicuan Digital.
Pada percobaan ini, thyristor dapat dipicu dengan menggunakan suatu rangkaian digital dengan bentuk tegangan thyristor yang diharapkan terlihat pada Gambar 4.38.
Gambar 4.38. Tegangan Thyristor.
Hasil yang didapat saat percobaan hampir sama bergantung dengan frekuensi yang diberikan akibat keluaran rangkaian
timer
. Untuk analisisnya dapat dilihat berikut. Dari Gambar 3.6, dapat dilihat bahwa pemicu thyristor berupa rangkaian
digital. Rangkaian digital yang dipakai adalah rangkaian
timer
yang menggunakan IC NE555. Tegangan keluaran yang dihasilkan dari rangkaian
timer
berupa sinyal kotak. Tegangan yang digunakan pada rangkaian
timer
tersebut diantara 5 Volt dan 10 Volt. Batas minimum ini digunakan dengan tujuan agar keluaran rangkaian
timer
tersebut dapat membuat thyristor aktif. Sedangkan batas maksimum 10 Volt dengan tujuan
agar tidak merusak IC NE555. Grafik tegangan SCR yang dihasilkan berupa grafik sinusoidal yang terkadang nilai positifnya terpotong. Ini karena frekuensi antara
sinyal masukan dan sinyal
timer
tidak sama.
Gambar 4.39. Rangkaian
Timer
.
Pada Gambar 4.39, resistor RA berupa potensiometer dengan nilai batas 0-500 kΩ, resistor RB 51 kΩ, dan kapasitor C bernilai 0.1uF. Dari ketiga nilai tersebut
dapat digunakan untuk menghitung frekuensi gelombang kotak yang akan dikerluarkan dengan menggunakan Persamaan 4.3.
C RB
RA f
2 2
ln 1
4.3 Dari Persamaan 4.3 dapat diketahui frekuensi minimum dan maksimum yang
bekerja pada rangkaian
timer
Gambar 4.39 secara teoritis yaitu sebagai berikut.
Hz f
f
97 .
23 10
51000 2
500000 2
ln 1
m in 7
m in
Hz f
f
44 .
141 10
51000 2
2 ln
1
max 7
max
Namun pada praktek frekuensi maksimum melebihi teori dikarenakan toleransi komponen yang digunakan.
Gambar 4.40. Tegangan keluaran
timer
dengan frekuensi 200 Hz.
Gambar 4.41. Tegangan SCR dengan frekuensi
timer
200 Hz.
Gambar 4.42. Tegangan keluaran
timer
dengan frekuensi 100 Hz.
Gambar 4.43. Tegangan SCR dengan frekuensi
timer
100 Hz.
Dari rangkaian Gambar 3.6 dapat dianalisis saat siklus positif, SCR aktif tergantung dengan frekuensi
timer
sehingga SCR dapat dianggap hubung singkat. Sehingga tegangan SCR V
SCR
bernilai 0 Volt. Saat masukan berada pada siklus negatif maka SCR berada pada kondisi tidak aktif dan SCR dianggap sebagai hubung
buka. Ini memberikan nilai tegangan SCR sama dengan tegangan masukan.
Duty- cycle
pada percobaan ini tidak berpengaruh pada bentuk gelombang yang dikeluarkan.
4.5. Topik 5. Rangkaian Pengendali Tegangan AC dengan Menggunakan Kombinasi