Kajian Pustaka T1 682006008 Full text

3

2. Kajian Pustaka

Penelitian tentang Sistem Informasi Geografis SIG sudah banyak dilakukan, salah satunya adalah “Sistem Informasi Geografis Layanan Pendidikan Tingkat SMU – Se-Kodya Semarang”. Pada penelitian ini, aplikasi dibangun dengan mengemukakan informasi tentang layanan pendidikan untuk tingkat SMU di Kota Semarang. Dalam penyajian data, aplikasi ini sudah mampu menyediakan informasi mengenai lokasi sekolah dan fasilitas atau objek pendukung lainnya, tapi aplikasi ini tidak membahas tingkat kelayakan fasilitas, rasio siswa, maupun tingkat sumber daya manusia dalam hal ini guru [2]. Sementara itu, penelitian dengan judul “Analisis Dan Penyajian Spatial Kualitas Pendidikan Sekolah Menengah Atas di Surakarta menggunakan Sistem Informasi Geografis Berbasis Web ”. Penelitian ini, memiliki beberapa kelebihan diantaranya menjelaskan tentang pemetaan kualitas pendidikan SMU, selain itu di dalam penilitian ini sudah mampu menjelaskan APK [1]. Dalam “Workshop On School Mapping And Micro Planning” di New Delhi, India 29-30 Juli 1997, menjelaskan pendidikan dasar di India didominasi, didanai dan dikelola oleh pemerintah, oleh karena itu keputusan investasi oleh pemerintah menentukan pola perluasan fasilitas pendidikan. School Mapping merupakan alat perencanaan yang penting untuk mengatasi kemungkinan ketidaksetaraan daerah yang timbul dari kebijakan investasi. [3] P enelitian tentang “Pengembangan Model Sistem Informasi Geografi SIG Untuk Pengelolaan Pendidikan Dalam Era Otonomi Daerah Studi Pengembangan di Kabupaten Sukab umi”. Membahas tentang ratio murid dan siswa, serta persebaran guru yang berstatus pendidikan S1 maupun yang belum berstatus pendidikan S1 serta persebaran guru yang masih berstatus belum PNS atau honorer [4]. Berdasarkan penelitian terdahulu, maka dalam penelitian ini akan dirancang aplikasi “Sistem Informasi Pemetaan Sekolah School Mapping Berbasis WebGis Studi Kasus : SMU dan SMK Se-Kotama dya Ambon”, untuk menyajikan informasi layanan pendidikan. Selain itu, aplikasi ini juga dirancang untuk mengolah APK, Angka Kelulusan, Mutu Guru, Peta Tematik perbandingan jumlah siswa dan Persebaran SMU dan SMK. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu karena penelitian ini menggunakan representasi SIG baik itu bar chart, tabel maupun peta tematik untuk menampilkan hasil input, proses, output berupa analisis. Aplikasi ini dapat diakses oleh pihak Dinas Pendidikan Kotamadya Ambon maupun pihak-pihak yang terkait karena aplikasi ini berbasis web, sehingga para pengambil kebijakan dapat mengetahui sejauh mana tingkat kualitas pendidikan, fasilitas penunjang, maupun persebaran guru dan murid SMU dan SMK di Kotamadya Ambon. Sistem Informasi Geografis SIG merupakan gabungan tiga unsur pokok : sistem, informasi, dan geografis, yang mana lebih menekankan pada unsur “informasi geografis”. Dengan melihat kata-kata penyusun nama SIG, maka nama SIG dapat dijabarkan sebagai berikut : Sistem, istilah ini digunakan untuk mewakili pendekatan sistem yang digunakan dalam SIG, dengan lingkungan yang kompleks dan komponen yang terpisah-pisah, sistem digunakan untuk mempermudah pemahaman dan penanganan yang terintegrasi. Teknologi komputer sangat dibutuhkan untuk pendekatan ini jadi hampir semua sistem informasinya berdasarkan pada komputer. Informasi, berasal dari pengolahan 4 sejumlah data. Dalam SIG informasi memiliki volume terbesar. Setiap objek geografi memiliki setting data tersendiri karena tidak sepenuhnya data yang ada dapat terwakili dalam peta. Jadi, semua data harus diasosiasikan dengan objek spasial yang dapat membuat peta menjadi intelligent. Ketika data tersebut diasosiasikan dengan permukaan geografi yang representatif, data tersebut mampu memberikan informasi dengan hanya memilih objek. Geografis, istilah ini digunakan karena SIG dibangun berdasarkan pada geografi atau spasial. Objek ini mengarah pada spesifikasi lokasi dalam suatu space. Objek bisa berupa fisik, budaya atau ekonomi. Sistem Informasi Geografis SIG dapat merepresentasikan real-world dunia nyata di atas monitor komputer sebagaimana lembaran peta dapat merepresentasikan dunia nyata di atas kertas. Sistem Informasi Geografis SIG memiliki kekuatan lebih dan fleksibilitas daripada lembaran kertas. Peta merupakan representasi grafis dari dunia nyata, obyek-obyek yang direpresentasikan diatas peta disebut unsur peta atau map features, sebagai contoh adalah sungai, taman, kebun, dan jalan. Peta mengorganisasikan unsur-unsur berdasarkan lokasi-lokasinya, peta sangat baik dalam memperlihatkan hubungan atau relasi yang dimiliki oleh unsur-unsurnya [5]. Simbol, warna dan gaya garis digunakan untuk mewakili setiap spasial yang berbeda pada peta dua dimensional. Saat ini, teknologi komputer telah mampu membantu proses pemetaan melalui pengembangan dari automated cartography Pembuatan Peta dan Computer Aided Design CAD [6]. Sistem Informasi Geografis SIG menyimpan semua informasi deskriptif unsur-unsurnya sebagai atribut-atribut di dalam basisdata. Kemudian SIG membentuk dan menyimpannya di dalam tabel-tabel relasional. SIG juga menghubungkan unsur-unsur dengan tabel-tabel yang bersangkutan, sehingga atribut-atribut dapat di akses melalui lokasi unsur-unsur peta, dan sebaliknya unsur-unsur peta juga dapat di akses melalui atribut-atributnya [1]. Subsistem SIG terdiri dari beberapa subsistem, seperti yang ditujukan pada gambar 1 yaitu: data input, data output, data management, data manipulation analysis [6]: Gambar 1 Subsistem SIG [6] Subsistem data input bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan data spasial dan atribut berbagai sumber dan bertanggung jawab dalam mengkonversi format data-data aslinya ke dalam format yang dapat digunakan oleh SIG. 5 Subsistem data output menampilkan atau menghasilkan keluaran seluruh atau sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy seperti tabel, grafik, peta dan lain-lain. Subsistem data management mengorganisasikan baik data spasial maupun atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga muda dipanggil, di-update dan di-edit. Subsistem data manipulation analysis menetukan informasi-informasi yang dapat dihasilkan oleh SIG. Selain itu, subsistem ini juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan. Jenis-Jenis Representasi SIG adalah 1 Tabel atau daftar merupakan kumpulan angka yang disusun menurut kategori-kategori atau karakteristik- karakteristik data sehingga memudahkan analisis data. Terdapat tiga jenis tabel yaitu tabel satu arah atau satu komponen, tabel dua arah atau dua komponen, tabel tiga arah atau tiga komponen. Dalam penyusunan tabel memerlukan identitas seperti judul atau nama tabel, judul baris, judul kolom, badan tabel, catatan dan sumber, atau keterangan yang diperlukan [7]; 2 Grafik merupakan gambar- gambar yang menunjukkan data berupa angka dan biasanya dibuat berdasarkan tabel yang telah ada sebelumnya. Terdapat beberapa jenis grafik yaitu : grafik garis line chart, grafik batangbalok bar chart, grafik lingkaran pie chart, dan grafik gambar pictogram [7]; 3 Peta tematik merupakan salah satu cara yang ampuh untuk melakukan visualisasi dan analisis data. Terdapat beberapa metode pemetaan tematik yaitu [8]; a Ranges of values, pemetaan tematik dengan cara ini akan mengelompokkan setiap record ke dalam interval yang ditentukan secara otomatis; b Graduated symbols, tematik dengan cara ini menggunakan simbol untuk menunjukkan nilai-nilai yang berbeda; c Dot density, penyajian nilai data menggunakan kepadatan titik-titik di dalam poligon. Setiap titik mewakili nilai tertentu dan besarnya titik memiliki dua pilhan yaitu besar dan kecil; d Individual values, peta tematik dengan cara ini akan menampilkan point, line, boundary yang ditentukan berdasarkan nilai-nilai setiap record secara individual. Jadi setiap nilai memiliki sendiri jenis warna maupun symbol; e Bar and pie charts, gambar statistik batang akan ditampilkan pada posisi centroid di boundary atay di lokasi lain sesuai dengan kebutuhan. Variabel tematik yang digunakan lebih dari satu variabel. Sama seperti bar chart map, maka pada pie chart menampilkan bentuk grafik lingkaran. Kemampuan SIG antara lain [9]: 1 Memetakan Letak, data realita di permukaan bumi akan dipetakan ke dalam beberapa layer dengan setiap layernya merupakan representasi kumpulan benda feature yang mempunyai kesamaan, contohnya layer jalan, layer bangunan, dan layer customer. Layer-layer ini kemudian disatukan dengan disesuaikan urutannya. Kemampuan ini memungkinkan seseorang untuk mencari dimana letak suatu daerah, benda, atau lainnya di permukaan bumi. Fungsi ini dapat digunakan seperti untuk mencari lokasi rumah, mencari rute jalan, mencari tempat-tempat penting dan lainnya yang ada di peta; 2 Memetakan Kuantitas yaitu sesuatu yang berhubungan dengan jumlah, seperti dimana yang paling banyak atau dimana yang paling sedikit. Dengan melihat penyebaran kuantitas tersebut dapat mencari tempat-tempat yang sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan digunakan untuk pengambilan keputusan, ataupun juga untuk mencari hubungan dari masing-masing tempat tersebut. Pemetaan ini akan lebih memudahkan pengamatan terhadap data statistik dibanding database biasa; 3 Memetakan Kerapatan Densities, sewaktu orang melihat konsentrasi dari penyebaran lokasi dari feature, di wilayah yang 6 mengandung banyak feature mungkin akan mendapat kesulitan untuk melihat wilayah mana yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi dari wilayah lainnya. Peta kerapatan dapat mengubah bentuk konsentrasi ke dalam unit-unit yang lebih mudah untuk dipahami dan seragam, misal membagi dalam kotak-kotak selebar 10 km2, dengan menggunakan perbedaan warna untuk menandai tiap-tiap kelas kerapatan. Pemetaan kerapatan sangat berguna untuk data-data yang berjumlah besar seperti data penduduk atau data siswa SMU dan SMK . Dengan cara ini orang akan lebih mudah melihat daerah mana yang kepadatan siswa tinggi dan mana yang kepadatan siswa rendah; 4 Memetakan apa yang ada di dalam dan di luar suatu area. SIG digunakan juga untuk memonitor apa yang terjadi dan keputusan apa yang akan diambil dengan memetakan apa yang ada pada suatu area dan apa yang ada di luar area. School Mapping atau Pemetaan Sekolah adalah pendekatan normatif perencanaan mikro dari lokasi sekolah. School Mapping juga digunakan untuk menyelidiki dan menjamin distribusi yang efisien dan merata dari sumber daya dalam dan di antara sistem sekolah ketika skala besar reformasi atau ekspansi yang signifikan dari sistem pendidikan terjadi [10]. School Mapping sebagai latihan teknis telah menjadi praktek yang relatif normal dan dilembagakan dalam perencanaan mikro pendidikan. Serta berfungsi dalam menawarkan masukan data teknis dan data non teknis ke dalam setiap perencanaan mikro pendidikan. Perlu dicatat bahwa School Mapping proses tidak sama dengan peta sekolah, tapi lebih dari sekedar suatu tabel, representasi grafis atau kartografis dari ruang tertentu atau tempat. Sebagai sebuah proses yang menghasilkan produk fungsional tertentu, School Mapping fundamental perencanaan mikro pendidikan merupakan perencanaan yang didasari dengan ketentuan atau standar, kondisi geografis, demografis, infrastruktur di daerah dan aspirasi serta peran serta masyarakat dalam pendidikan dan difokuskan pada peningkatan efisiensi sumber daya sekolah dan ekuitas [11]. School Mapping menggabungkan dimensi spasial dan demografi ke dalam proses perencanaan pendidikan. Pertanyaan utama yang dijawab oleh School Mapping adalah tempat untuk mencari fasilitas pendidikan. School Mapping membantu untuk mengidentifikasi lokasi yang paling tepat. Tujuan utama School Mapping adalah untuk menciptakan kesetaraan kesempatan pendidikan dengan meratakan kesenjangan yang ada dalam distribusi fasilitas pendidikan. Teknik ini berguna untuk merencanakan semua tingkat pendidikan. Namun, lebih banyak digunakan untuk perencanaan untuk fasilitas pada tingkat pendidikan wajib [3]. Indikator Pendidikan adalah variabel-variabel yang menunjukkan pada suatu keadaan atau kondisi tertentu yang digunakan untuk mengukur perubahan [12]. Dalam hal ini indikator merupakan statistik yang digunakan untuk melengkapi informasi tentang komponen-komponen signifikan dari sistem pendidikan. Tujuan dari indikator adalah untuk menunjukkan seberapa baik suatu sistem bekerja. Seandainya sistem tersebut bekerja dengan kurang baik, maka suatu indikator dapat membantu menentukan arah kemana atau apa yang harus diperbaiki. Kualitas pendidikan di suatu daerah diukur dengan menggunakan beberapa indikator diantaranya [13]: 1. APK, diperoleh dengan membagi jumlah murid dengan jumlah penduduk menurut kelompok usia sekolah yang sesuai dikalikan 100 persen. APK yaitu perbandingan jumlah murid pada jenjang pendidikan SMU dan SMK dengan penduduk kelompok usia SMU dan SMK 16-19 tahun 7 dan dinyatakan dalam persentase. APK ini berguna untuk mengukur persentase banyaknya penduduk usia sekolah yang telah bersekolah dijenjang pendidikan SMU dan SMK. Semakin tinggi APK berarti semakin banyak penduduk usia SMU dan SMK yang bersekolah. Nilai APK bisa lebih besar dari 100 karena adanya siswa yang bersekolah diluar usia sekolah dan bersekolah di wilayah lain [1]. APK SMU = Jumlah siswa SMU x 100 Jumlah penduduk usia 16-19 tahun APK SMK = Jumlah siswa SMK x 100 Jumlah penduduk usia 16-19 tahun 2. Angka Lulusan diperoleh dengan membagi jumlah murid yang berhasil menyelesaikan pendidikan untuk suatu jenjang pendidikan tertentu dengan jumlah murid tingkat terakhir pada tahun sebelumnya. Angka Kelulusan, yaitu perbandingan jumlah siswa yang lulus dengan jumlah siswa yang mengikuti ujian pada tingkat atau kelas III. Semakin tinggi angka kelulusan maka semakin baik kualitas sekolah [1]. AK SMU = Jumlah siswa lulus x 100 Jumlah siswa mengikuti ujian AK SMK = Jumlah siswa lulus x 100 Jumlah siswa mengikuti ujian 3. Persentase Guru Layak Mengajar diperoleh dengan membagi jumlah guru yang memiliki tingkat pendidikan yang sesuai untuk mengajar bidang studi tertentu pada jenjang pendidikan tertentu dibagi dengan jumlah guru seluruhnya dikalikan 100 persen. Mutu Guru merupakan perbandingan antara jumlah guru yang tingkat pendidikan lebih dari atau sama dengan S1 dengan total guru pada SMU dan SMK. Jika nilai mutu guru 100 berarti semua guru memiliki tingkat pendidikan sesuai dengan bidang yang diajarkan [1]. MG SMU = Jumlah guru ≥ S1 x 100 Total guru MG SMK = Jumlah guru ≥ S1 x 100 Total guru

3. Metodologi dan Perancangan Sistem