Definisi Variabel Operasional PENGARUH LATIHAN PUKULAN LOB METODE DRILL 30 PUKULAN LANGSUNG DAN 2 KALI 15 PUKULAN TERHADAP KETEPATAN PUKULAN LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP NEGERI 2 NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN.

28

C. Definisi Variabel Operasional

Definisi operasional diperlukan untuk mempermudah dalam melakukan identifikasi dan pengukuran terhadap variabel penelitian. Menurut Suharsimi Arikuto 2006: 118 variabel adalah obyek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian dari suatu penelitian. Ada dua macam variabel dalam penelitian yaitu variabel yang di ujicobakan terdiri dari variabel bebas dan terikat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan latihan antara latihan 30 kali pukulan dengan 2 kali 15 pukulan terhadap ketepatan pukulan l z{ pada siswa peserta ekstrakurikuler bulutangkis di SMP Negeri 2 Ngaglik serta untuk mengetahui model latihan yang lebih efektif. Untuk menghindari salah pemahaman dalam penelitian ini, maka dikemukakan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian yaitu: 1. Variabel Bebas a. Latihan 30 kali pukulan Latihan 30 kali pukulan adalah latihan untuk melatih pukulan l z{ dengan menggunakan model latihan |} ~ ll dengan melakukan 30 kali pukulan l z{ secara berulang-ulang tanpa istirahat. b. Latihan 2 kali 15 pukulan Latihan 2 kali 15 pukulan adalah latihan untuh melatih pukulan l z{ dengan menggunakan model latihan |} ~ ll dengan melakukan 2 kali 15 pukulan l z{ secara berulang-ulang dengan 15 29 kali kemudian istirahat selam 30 detik dan dilanjutkan kembali melakukan 15 kali pukulan. 2. Variabel Terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil ketepatan pukulan l € pada siswa ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 Ngaglik. Secara operasional hasil ketepatan pukulan l € adalah skor yang diperoleh siswa saat melakukan pukulan l € , yang dinilai dengan keseluruhan dan dihitung 10 terbaik dari jumlah angka yang dihasilkan dari 12 kali percobaan.  . Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2008: 117. Sedangkan menurut Suharsimi 2006: 30, populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Jumlah populasi dalam penelitian adalah seluruh peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 Ngaglik. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti Suharsimi Arikunto, 2002: 131. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan sim p l ‚ ƒ „…†  ‡ ˆ „‡ p li …‰ yaitu pengambilan sampel secara acak dengan alasan populasi dianggap homogen, sehingga 30 pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan srata yang ada dalam populasi itu. Pada penelitian ini ditentukan 20 anak sebagai sampel yang diambil secara acak. Š . Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngaglik yang beralamatkan di Dusun Gadingan, Desa Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. 2. Waktu Penelitian Proses penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2015.

F. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Instrumen Penelitian

Dokumen yang terkait

Perbedaan Latihan Pukulan Lob Berpola dan Latihan Pukulan Lob Bebas Tidak Berpola terhadap Hasil Pukulan Lob dalam Permainan Bulutangkis pada Atlet PB. Pendowo Semarang Tahun 2008

0 4 83

Pengaruh Latihan Pukulan Overhead Lob dengan Pola Mengumpan dan Pola Bergantian Terhadap Hasil Pukulan Overhead Lob Pada Pemain Bulutangkis Putra Usia 11 13 Tahun PB. Pendowo Semarang Tahun 2011

0 70 97

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PUKULAN LOB (CLEAR) DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS.

1 6 14

Perbedaan Hasil Latihan Pukulan Lob dengan Metode Pola Pukulan dan Metode Bertahap Terhadap Kemampuan Pukulan Lob Pada Pemain P.B. Sehat Semarang Tahun 2008.

0 0 1

Perbedaan Metode Latihan Drill antara Drill Bebas dan Drill Terfokus Terhadap Ketepatan Pukulan Lob dalam Permainan Bulutangkis Pada Atlet Pemula PB Pendowo Semarang Tahun 2008.

0 0 1

KEMAMPUAN DASAR PUKULAN SERVIS PANJANG DAN LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA PUTRA SMP NEGERI 3 GOMBONG KEBUMEN YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS.

0 2 65

KETEPATAN PUKULAN SMASH BULUTANGKIS PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS PUTRA DI SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA.

0 0 65

PENGARUH 30 KALI PUKULAN DAN 2 KALI 15 PUKULAN TERHADAP KETEPATAN PUKULAN SERVIS PENDEK MENGGUNAKAN BACKHAND SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP NEGERI 1 SALAM KABUPATEN MAGELANG.

0 0 111

PENGARUH LATIHAN PUKULAN DENGAN POSISI BERUBAH DAN POSISI TETAP TERHADAP HASIL PUKULAN OVERHEAD LOB

0 2 39

Hubungan Pendekatan Latihan Massed Practice dan Distributed Practice Terhadap Ketepatan Pukulan LOB Pemain Bulutangkis - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 11