Pembatasan Masalah Perumusan Masalah

5 3. Belum diketahui pegaruh latihan pukulan l „… dengan latihan †‡ ˆ ll 30 kali pukulan terhadap ketepatan pukulan lo … dalam permainan bulutangkis. 4. Belum diketahui pengaruh latihan pukulan l „… dengan latihan †‡ ˆ ll 2 kali 15 pukulan terhadap ketepatan pukulan l „… dalam perrmain bulutangkis.

C. Pembatasan Masalah

Melihat berbagai masalah yang muncul dan disesuaikan dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini dibatasai seputar pengaruh latihan pukulan l „… metode †‡ ˆ ll 30 pukulan langsung dan 2 kali 15 pukulan terhadap ketepatan pukulan l „… dalam permainan bulutangkis pada peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 Ngaglik, Dusun Gadingan, Desa Sinduharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka masalah dalam penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Adakah pengaruh latihan pukulan l „… metode †‡ ˆ ll 30 pukulan langsung terhadap ketepatan pukulan l „… dalam permainan bulutangkis pada peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 Ngaglik kabupaten Sleman. 6 2. Adakah pengaruh latihan pukulan l ‰Š metode ‹ rill 2 kali 15 pukulan terhadap ketepatan pukulan l ‰Š dalam permainan bulutangkis pada peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 Ngaglik kabupaten Sleman. 3. Adakah perbedaan pengaruh latihan pukulan l ‰Š metode ‹Œ  ll 30 pukulan langsung dengan 2 kali 15 kali pukulan terhadap ketepatan pukulan l ‰Š dalam permainan bulutangkis pada peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 Ngaglik kabupaten Sleman. Ž . Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui adakah pengaruh latihan pukulan l ‰Š metode ‹Œ  ll 30 pukulan langsung terhadap ketepatan pukulan l ‰Š dalam permainan bulutangkis pada peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 Ngaglik kabupaten Sleman. 2. Untuk mengetahui adakah pengaruh latihan pukulan l ‰Š metode ‹Œ  ll 2 kali 15 pukulan terhadap ketepatan pukulan lo Š dalam permainan bulutangkis pada peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 Ngaglik kabupaten Sleman. 3. Untuk mengetahui adakah perbedaan pengaruh latihan pukulan lo Š metode ‹Œ  ll 30 pukulan langsung dengan 2 kali 15 kali pukulan terhadap ketepatan pukulan l ‰Š dalam permainan bulutangkis pada 7 peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 Ngaglik kabupaten Sleman.  . Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat secara teoritis Peneliti dapat menunjukan bukti-bukti secara ilmiah tentang pengaruh latihan pukulan l ‘ dengan metode ’“ ” ll 30 pukulan langsung dan 2 kali 15 pukulan terhadap ketepatan pukulan l ‘ dalam permainan bulutangkis pada peserta ekstrakurikuler bulutangkis SMP Negeri 2 Ngaglik, sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif untuk menyusun progam latihan teknik dan fisik kepada pemain bulutangkis muda. 2. Manfaat secara praktis 1. Bagi Sekolah Pihak sekolah dapat mengetahui tingkat keterampilan dan kemajuan keterampilan pukulan l ‘ pada peserta ekstrakurikuler SMP Negeri 2 Ngaglik. 2. Bagi Siswa Dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan pukulan l ‘ siswa peserta ekstrakurikuler SMP Negeri 2 Ngaglik. 8 3. Bagi Peneliti Berikutnya Dapat digunakan sebagai refrensi baca peneliti berikutnya ataupun bisa sebagai bahan untuk dapat dikembangkan oleh peneliti berikutnya. 4. Bagi Masyarakat Sebagai pengetahuan tentang pengaruh latihan pukulan l •– dengan metode —˜ ™ ll 30 pukulan langsung dan 2 kali 15 pukulan terhadap ketepatan pukulan l •– dalam permainan bulutangkis. 9 š›š œ œ  › ž œ › Ÿ ¡¢ £ ›  › › . Deskripsi Teori 1. Hakikat Bulutangkis Bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat popular dan digemari oleh masyarakat Indonesia. Bulutangkis adalah permainan yang menggunakan raket sebagai alat memukul sh u ttl ¤¥¦¥ k sebagai obyeknya. Tujuan permainan ini adalah menjatuhkan sh u ttl ¤¥¦¥ k di daerah lapangan lawan dengan melewati atas net untuk mendapatkan poin. Menurut Jhonson 1984: 5, permainan bulutangkis adalah salah satu jenis olahraga yang tidak banyak jumlahnya, yang dapat dimainkan oleh regu-regu campuran pria dan wanita dalam pertandingan daerah dan nasional. Mengenai tujuan dan cara bermainnya menyerupai tenis, keduanya menggunakan lapangan yang berbentuk empat persegi panjang dan raket untuk memukul suatu benda yang dimainkan. Menurut Tony Grice 1996: 6 bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di dunia. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, pria maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam maupun di luar ruangan sebagai rekreasi juga sebagai ajang persaingan. Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang dimainkan dengan menggunakan net, raket, dan sh u ttl ¤ ¥ ¦¥ k dengan teknik 10 pukulan yang bervariasi mulai dari yang relatif lambat hingga sangat cepat disertai gerakan tipuan. Menurut Subardjah 1999: 13, permainan bulutangkis merupakan permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang. Menurut Jhonson 1984: 5, bulutangkis atau §¨©ª in to n sebagai olahraga hiburan dan pertandingan digemari tua muda di seluruh dunia. Dalam hal ini permainan bulutangkis mempunyai tujuan bahwa seorang pemain berusaha agar lawan tidak dapat memukul sh u ttl « ¬­¬ k dan jatuhnya sh u ttl « ¬ o ¬ k tersebut di dalam daerah permainannya sendiri. Melihat dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bulutangkis merupakan permainan yang sangat digemari oleh masyarakat di seluruh dunia tanpa memandang umur, jenis kelamin maupun status sosial. ®¯ ° ±² ³ ² ± ´ µ u ² u ¶ ± · Lob Teknik pukulan adalah cara melakukan pukulan dalam permainan bulutangkis dengan tujuan untuk melambungkan sh u ttl « ¬­¬ k ke bidang lapangan lawan. Sebuah teknik pukulan dalam olahraga bulutangkis tersusun atas beberapa gerakan dasar yang terangkai secara sistematis dari gerakan awal sampai akhir. Pengambilan posisi untuk melakukan pukulan dapat berpengaruh terhadap hasil. Teknik pukulan bulutangkis yang tepat dapat sebagai acuan penilaian kualitas permainan, oleh karena itu, harus dapat 11 dipahami oleh seorang pelatih guna tercipta efektifitas gerak pukulannya. Istilah teknik adalah keterampilan khusus atau skill yang harus dikuasai oleh pemain bulutangkis dengan tujuan mengembalikan sh u ttl ¸¹º¹ k dengan cara sebaik-baiknya. Teknik pukulan adalah cara- cara melakukan pukulan dalam permain bulutangkis dengan tujuan menerbangkan sh u ttl ¸ ¹º¹ k ke bidang lapangan lawan. Seorang pemain bulutangkis yang baik dan berprestasi, dituntut untuk menguasai teknik-teknik pukulan dalam permainan bulutangkis. Pukulan l º » adalah pukulan yang melambung ke atas dan mengarah ke bagian belakang lapangan lawan. Pukulan l º » sangat penting dalam mengendalikan permainan bulutangkis, sangat baik untuk mempersiapkan serangan atau untuk membenahi posisi sulit saat mendapat tekanan dari lawan. Posisi tubuh sangat menentukan untuk dapat melakukan pukulan l º » yang baik, sehingga kaidah-kaidah teknik pukulan ini harus dilaksanakan saat latihan. Pemain harus berada diposisi sedemikian rupa sehingga bola dapat berada di atas depan kepalanya, posisi demikian memungkinkan pemain memukul bola dengan leluasa, sehingga arah bola sukar ditebak Sapta 2010:20. Pukulan l º » adalah suatu pukulan dalam permainan bulutangkis yang dilakukan dengan tujuan untuk menerbangkan sh u ttl ¸¹º¹ k setinggi mungkin mengarah ke belakang garis lapangan. Pukulan l º » dapat dilaksanakan dengan dua cara, yaitu: 12 1. Ov ¼½ ¾ ¼ ¿À l Á adalah pukulan l Á yang dilakukan dari atas kepala dengan cara menerbangkan sh u ttl ¼ à o à k melambung kearah belakang. 2. Underhand lob adalah pukulan lob dari bawah yang berada di bawah badan dan dilambungkan tinggi ke belakang. ÄÅ Æ ÇÈ t ÉÊ -faktor yang Mempengaruhi Tingkat Keterampilan Schmidt 1991 mencoba menggambarkan definisi keterampilan tersebut dengan meminjam definisi yang diciptakan oleh E.R. Guthrie, yang mengatakan bahwa: Keterampilan merupakan kemampuan untuk membuat hasil akhir dengan kepastian yang maksimum dan pengeluaran energi dan waktu yang minimum. Pernyataan di atas dapat diartikan bahwa keterampilan lebih berkaitan dengan tingkat kemahiran dalam penguasaan suatu tugas gerak yang peroleh dari hasil serangkaian latihan yang berulang-ulang sehingga mencapai derajat keberhasilan dalam mencapai tujuan dengan efisien dan efektif. Istilah keterampilan sulit untuk didefinisikan dengan suatu kepastian yang tidak dapat dibantah. Keterampilan dapat merujuk pada aksi khusus yang ditampilkan atau pada sifat dimana keterampilan itu dilaksanakan. Banyak kegiatan dianggap sebagai suatu keterampilan, atau terdiri dari beberapa keterampilan dan derajat penguasaan yang dicapai oleh seseorang menggambarkan tingkat keterampilannya. Hal ini bisa terjadi karena kebiasaan yang sudah diterima umum untuk menyatakan bahwa satu atau beberapa pola 13 gerak atau perilaku yang diperhalus bisa disebut keterampilan, misalnya menulis, berjalan, berlari, melompat, dan lain-lain. ËÌ Í ÎÏ Ð Ï Î Ñ ÒÓ t ÔÕ Ó Ö Î ÑÐ× Î Ø Metode latihan ÙÚ Û ll disebut juga sebagai metode t Ú Ü Û n i ÝÞß yaitu suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu, dan sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu, metode ini dapat digunakan untuk memperoleh suatu ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan ketrampilan. Sedangkan metode latihan menurut Roestiyah 2001: 33, adalah suatu cara mengajar dimana siswa melakukan kegiatan-kegiatan latihan agar siswa memiliki ketangkasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Menurut Yusuf Hadisasmita Aip Syarifuddin 1996: 109, beberapa syarat yang penting dari prinsip yang penting daam latihan beban adalah: a. Latihan beban harus didahului dengan pemanasan yang menyeluruh. b. Prinsip beban lebih harus diterapkan. c. Sebagai patokan dianjurkan untuk melakukan tidak lebih dari 12 dan tidak kurang dari 8 ulangan untuk setiap bentuk latihan. d. Setiap mengangkat, mendorong atau menarik beban harus dilaksanakan dengan teknik yang baik. e. Ulangan angkatan Ú à p à titio n sedikit dengan beban maksimum akan menghasilkan adaptasi terhadap kekuatan, artinya akan membentuk kekuatan sedangkan ulangan banyak dengan menggunakan beban ringan, pada umumnya akan menghasilkan perkembangan daya tahan otot. f. Setiap bentuk latihan harus dilakukan dalam ruang gerak seluas- luasnya, yaitu sampai batas gerak sendi-sendi, sehingga otot-otot agak terasa terarik. g. Setelah latihan peraturan pernafasan harus diperhatikan. 14 h. Pada akhir melakukan bentuk latihan, atlet harus berada dalam keadaan lelah otot yang berlangsung hanya untuk sementara. i. Latihan beban seharusnya dilakukan tiga kali dalam seminggu dan diselingi dengan satu hari istirahat. j. Latihan beban harus diawasi oleh pelatih yang mengerti betul dengan latihan. Menurut Tohar 1992: 62, didalam latihan bulutangkis pada taraf pemula tidak perlu diperhatikan mengenai ketinggian hasil pukulan tersebut, tapi yang diperhatikan adalah banyaknya atau frekuensi melakukan pukulan bagi pemain tersebut. Dalam latihan metode áâ ã ll ini menggunakan bentuk latihan pukulan l äå dengan 30 kali pukulan dan 2 kali 15 pukulan. Berikut adalah penjelasan masing- masing bentuk latihan yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Latihan 30 kali pukulan Latihan 30 kali pukulan adalah suatu bentuk dari latihan pukulan l äå metode áâ ã ll dimana latihan ini dilaksanakan dengan melakukan pukulan l äå secara terus-menerus sebanyak 30 kali pukulan langsung, yang bertujuan untuk meningkatkan ketepatan pukulan l äå dalam permainan bulutangkis. Persamaan latihan 30 kali pukulan dengan 2 kali 15 pukulan adalah latihan ini memiliki total jumlah pukulan yang sama yaitu sebanyak 30 kali pukulan. Sedangkan perbedaannya terletak pada proses pelaksanaannya dimana saat melakukan latihan 30 kali pukulan siswa tidak mempunyai jeda waktu istirahat untuk â æç o v æ ry , sedangkan 2 kali 15 pukulan mempunyai jeda waktu istirahat selama 30 detik untuk â æç o v æ ry . 15 Keunggulan pada latihan 30 kali pukulan terletak pada proses latihannya yang lebih cepat sehingga peserta didik tidak terlalu lama menunggu giliran. Sedangkan kelemahan latihan 30 kali pukulan adalah latihan ini membutuhkan lebih banyak sh u ttl è éêé k untuk proses latihannya, dan tidak mempunyai jeda waktu istirahat untuk ë è é o v è ry sehingga tidak ada waktu untuk pelatih memberikan instruksi jika peserta melakukan kesalahan. 2. Latihan 2 kali 15 pukulan Latihan 2 kali 15 pukulan adalah suatu bentuk dari latihan pukulan l êì metode í ë î ll dimana latihan ini dilaksanakan dengan melakukan pukulan l êì sebanyak 15 kali pukulan setelah itu siswa mempunyai waktu ë è é o v è ry selama 30 detik sebelum melakukan latihan sebanyak 15 kali pukulan lagi, bertujuan untuk meningkatkan ketepatan pukulan l êì dalam permainan bulutangkis. Persamaan latihan 2 kali 15 pukulan dengan 30 kali pukulan adalah latihan ini memiliki total jumlah pukulan yang sama yaitu sebanyak 30 kali pukulan. Sedangkan perbedaannya terletak pada proses pelaksanaannya dimana saat melakukan latihan 2 kali 15 pukulan siswa mempunyai jeda waktu istirahat selama 30 detik untuk ë è é o v è ry , sedangkan 30 kali pukulan tidak mempunyai jeda waktu istirahat untuk ë è é o v è ry . Keunggulan pada latihan 2 kali 15 pukulan adalah latihan ini membutuhkan lebih sedikit sh u ttl è éêé k untuk proses latihannya, 16 dan mempunyai jeda waktu istirahat untuk ï ðñ o v ð ry yang berguna untuk pelatih memberikan instruksi jika peserta melakukan kesalahan. Sedangkan kelemahan latihan 2 kali 15 pukulan terletak pada proses latihannya yang lebih lama dibandingkan latihan 30 kali pukulan. òó ôõöõ÷ t ø r ù st ù ÷ ú ù swa SMP Melihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh banyak ahli, anak usia sekolah menengah pertama SMP berada pada tahap perkembangangan pubertas Desmita, 2010: 36. Karakteristik masa usia SMP menurut Desmita 2010: 36 ada 8 diantaranya: a. Terjadi ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan. b. Mulai timbul ciri-ciri seks sekunder. c. Kecenderungan ûü ýþ v ûÿ ð antara keinginan menyendiri dan keinginan bergaul, serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua. d. Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa. e. Mulai mempertanyakan secara skeptic mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan keadilan tuhan. f. Reaksi dan emosi masih labil. g. Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri sesuai dengan dunia sosial. h. Kecenderungan minat dan pilihan relatif sudah lebih jelas. Anak usia SMP memiliki karakter fisik dan psikis yang khas, sehingga memerlukan aktivitas fisik yang proporsional agar dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya menjadi optimal. Perubahan yang terjadi di masa remaja memerlukan hal-hal yang menyenamgkan, penuh tantangan dan diisi dengan kegiatan- kegiatan yang merangsang organ tubuhnya agar berkembang secara 17 baik, sehingga terbentuk tingkat kesegaran tubuh seseorang yang akan berguna untuk melaksanakan kehidupannya di masa mendatang. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik siswa SMP terbagi menjadi tiga tahap pertumbuhan dan perkembangan yaitu mengenai keadaan jasmani, psikis, dan sosisal siswa. Siswa SMP mengalami masa transisi dari masa anak-anak menuju masa dewasa yang ditandai dari karateristiknya, antara lain mudah gelisah, emosi kurang tekontrol dan takut bertanggung jawab sendiri sebab takut gagal. Dengan keadaan ini siswa SMP memerlukan bimbingan dan dorongan oleh orang yang lebih berpengalaman. Dalam hal ini peran seorang guru sangat diperlukan untuk membimbing siswanya. str u r u r Hakikat Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang hampir di setiap sekolah dan perguruan tinggi ada tetapi tidak jarang kita perhatikan kegiatan ekstrakurikuler itu tidak seperti yang diharapkan. Maka lewat tulisan ini saya ingin menggambarkan kepada kita tentang hal-hal yang kurang tepat dalam memahami dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler disekolah. Pemahaman tentang pengertian dan hakikat ekstrakurikuler merupakan hal yang sangat penting, karena dari pemahaman inilah kegiatan ekstrakurikuler itu dapat dijabarkan dalam bentuk sub kegiatan. Kesalahan dalam memahami ekstrakurikuler akan mengakibatkan kesalahan dalam merumuskan sub kegiatan, pada 18 akhirnya tujuannya pun tidak akan tercapai. Kata ekstrakurikuler berasal dari dua kata atau dikenal dengan istilah majemuk, yaitu kata ekstra yang berarti di luar dan kurikuler yang berarti kurikulum. Maka secara sederhana dapat kita pahami bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar kurikulum yang dapat menambah pengetahuan dan keterampilan siswa. Ekstrakurikuler pada dasarnya adalah aktivitas penunjang dan sarana untuk mengembangkan minat dan bakat siswa. Ekstrakurikuler harus ditata dengan cara-cara yang modern dan gaya yang menarik serta lebih santai, dan tidak terkesan memberi beban tambahan kepada siswa serta mampu menampung keinginan dan partisipasi siswa. Siswa harus merasa senang dan bahagia apa yang dilakukannya di ekstrakurikuler, contoh di bidang seni, siswa harus mampu memberikan waktu dan perhatiannya demi untuk peran seni yang sedang ia geluti tanpa ada rasa beban, begitu juga bidang olah raga siswa dituntut senantiasa bahagia apa pun yang diinstruksikan oleh pelatihnya demi perkembangannya di dunia olah raga tersebut. Jadi apabila ada siswa yang merasa terbebani dengan adanya ekstrakurikuler yang ia ikuti maka ini sudah lari dari harapan yang idealnya. . Penelitian yang relevan Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini sangat diperlukan guru mendukung kajian teori yang telah ditemukan sebagai 19 dapat digunakan sebagai landasan pada kerangka berpikir untuk membuat penelitian yang baru. Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitia ini diharapkan dapat membantu memberikan arahan agar penelitian ini lebih bagus, penelitian tersebut antara lain: 1. Hasil penelitian Hardloan P. Sitompul 2012 yang berjudul i n sh o t is t k t t sh o t m rm u t is . Penelitian ini menggunakan metode eksperimen pretest posttest design. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 25 atlet PAB Yogyakarta, sedangkan sampel dalam penelitian sebanyak 18 atlet. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kemampuan drop shot atlet dengan latihan repetisi tetap set meningkat dan repetisi meningkat set tetap berbeda secara signifikan. 2. Hasil penelitian Hamdanu 2012 yang berjudul hubungan kemampuan pukulan smash dan pukulam lob dengan keterampilan bermain bulutangkis siswa ekstrakulikuler bulutangkis SMP Negeri 3 Ngaklik Kabupaten Sleman . Nilai kolerasi ganda antara kemampuan smash dan lob dengan keterampilan bulutangkis secara bersama-sama sebesar 0,708. Berdasarkan pengujian hipotesis, ternyata kolerasi dari kedua variabel bebas secara bersama-sama dengan keterampilan bulutangkis signifikan. Hubungan yang diberikan dari kedua variabel tersebut 0,708 dan koefisien determiasi sebesar 0,501. Ini berarti bahwa dari kedua variabel bebas mempunyai hubungan yang hamper sama. 20

C. Kerangka Berpikir

Dokumen yang terkait

Perbedaan Latihan Pukulan Lob Berpola dan Latihan Pukulan Lob Bebas Tidak Berpola terhadap Hasil Pukulan Lob dalam Permainan Bulutangkis pada Atlet PB. Pendowo Semarang Tahun 2008

0 4 83

Pengaruh Latihan Pukulan Overhead Lob dengan Pola Mengumpan dan Pola Bergantian Terhadap Hasil Pukulan Overhead Lob Pada Pemain Bulutangkis Putra Usia 11 13 Tahun PB. Pendowo Semarang Tahun 2011

0 70 97

PENGARUH MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PUKULAN LOB (CLEAR) DALAM PEMBELAJARAN BULUTANGKIS.

1 6 14

Perbedaan Hasil Latihan Pukulan Lob dengan Metode Pola Pukulan dan Metode Bertahap Terhadap Kemampuan Pukulan Lob Pada Pemain P.B. Sehat Semarang Tahun 2008.

0 0 1

Perbedaan Metode Latihan Drill antara Drill Bebas dan Drill Terfokus Terhadap Ketepatan Pukulan Lob dalam Permainan Bulutangkis Pada Atlet Pemula PB Pendowo Semarang Tahun 2008.

0 0 1

KEMAMPUAN DASAR PUKULAN SERVIS PANJANG DAN LOB DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA SISWA PUTRA SMP NEGERI 3 GOMBONG KEBUMEN YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS.

0 2 65

KETEPATAN PUKULAN SMASH BULUTANGKIS PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS PUTRA DI SMP NEGERI 13 YOGYAKARTA.

0 0 65

PENGARUH 30 KALI PUKULAN DAN 2 KALI 15 PUKULAN TERHADAP KETEPATAN PUKULAN SERVIS PENDEK MENGGUNAKAN BACKHAND SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP NEGERI 1 SALAM KABUPATEN MAGELANG.

0 0 111

PENGARUH LATIHAN PUKULAN DENGAN POSISI BERUBAH DAN POSISI TETAP TERHADAP HASIL PUKULAN OVERHEAD LOB

0 2 39

Hubungan Pendekatan Latihan Massed Practice dan Distributed Practice Terhadap Ketepatan Pukulan LOB Pemain Bulutangkis - Universitas Negeri Padang Repository

0 0 11