EKSPLORASI BAKTERI Bacillus spp. AMILOLITIK DARI LIMBAH CAIR NANAS

(1)

ABSTRAK

EKSPLORASI BAKTERIBacillusspp. AMILOLITIK DARI LIMBAH CAIR NANAS

Oleh

Ana Sulastri Sirait

Limbah cair nanas mengandung bahan organik diantaranya amilum. Amilum dapat dihidrolisis oleh mikroorganisme amilolitik. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya,diperoleh bakteri indigen dari limbah cair nanas yang memiliki kemampuan untuk mengdirolisis amilum diantaranyaBacillus cereus,dan

Bacillus substilis. Tujuan dari pelitian ini adalah untuk mengetahui karakter fisiologis dan indeks amilolitik bakteriBacillusdari limbah cair nanas.

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak kelompok (RAK) dengan tiga kali pengulangan. Data yang diperoleh dianalisis ragam, kemudian diuji lanjut dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) pada

taraf α 5 %.

Hasil penelitian diperoleh 5 isolat bakteriBacillusamilolitik yang memiliki kesamaan sifat yaitu bersifat Gram positif, katalase positif, motil, tidak dapat mencairkan gelatin namun dalam berbeda kemampuannya dalam

memfermentasikan gula-gula. Indeks amilolitik yang terbaik adalah isolat

Bacillussp.5 dengan nilai indeks 5,146, tergolong bakteri amilolitik dengan aktivitas tinggi, diikuti isolatBacillussp.4 sebesar 4,416 danBacillussp.3 sebesar 4,236, sedangkan indeks amilolitik yang sedang adalah isolatBacillussp.2 nilai indeks sebesar 1,216, isolatBacillussp.1 sebesar 2,609. Penentuan indeks amilolitik yang tertinggi di dapat pada hari ke-3 dengan nilai indeks 5,146.


(2)

(3)

(4)

(5)

Riwayat hidup

Penulis dilahirkan pada tanggal 21 februari 1993 di Medan, Sumatra Utara, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Sirait dan Mama br. Manik.

Riwayat pendidikan dimulai dengan belajar di Sekolah Dasar Xaverius 15 ( sekarang SD Charitas 01 ) Gumawang yang diselesaikan pada tahun 2004. Kemudian dilanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Charitas 01

Gumawang yang diselesaikan pada tahun 2007. Selanjutnya pendidikan menengah atasnya dilanjutkan ke SMA Xaverius 1 Belitang yang selesai pada tahun 2010. Pada tahun itu juga penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negri ( SNMPTN).

Sejak awal perkuliahan mahasiswa baru, penulis bergabung dengan Unit Kegiatan Mahasiswa Kristen (UKM-K) 2010-2014. Unit kegiatan mahasiswa tingkat universitas ini bergerak dalam bidang rohani kristen. Penulis juga aktif dalam Himpunan Mahasiswa Biologi ( Himbio) sebagai anggota bidang ekspedisi 2011-2012, dan Persekutuan rohani Kristen tingkat fakultas di MIPA 2011-2014.

Pada tahun 2013 penulis melaksanakan kerja praktek di laboratoriumAnimal Health Service, PT. Central Proteinaprima, Tbk.Tanjung Bintang .


(6)

Selama menjadi mahasiswa Biologi, penulis pernah menjadi asisten dosen pada tahun 2012 untuk mata kuliah Struktur Perkembangan Tumbuhan I dan tahun 2013 Struktur Perkembangan Tumbuhan II jurusan Biologi. Tahun 2013 menjadi asisten dosen Mikrobiologi Umum Peternakan, Keperawatan STIKES UMITRA, dan jurusan Biologi FMIPA UNILA. Penulis juga pernah menjadi pemakalah di Seminar Rapat Tahunan (SEMIRATA) Nasional tahun 2014 di Bogor.


(7)

PERSEMBAHAN

Teriring doa dan puji syukur kepada Tuhan

Yesus Kristus, penulis persembahkan karya

sederhana ini sebagai satu tanda bakti dan

kasih yang tulus kepada :

Bapak dan mama tersayang, yang selalu

berkorban, memotivasi, dan mendoakanku.

Abang Yosef Nelson Novendri Sirait dan

Adik Bernediktus Erlinson Sirait atas

kasih sayang, kebersamaan, doa,

dukungan dan motivasinya


(8)

Roma 12 : 12

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam

kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!

Filipi 4 : 6

Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga,

tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada

Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

Mazmur 90 : 12

Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga

kami beroleh hati yang bijaksana.

1 Korintus 2 : 9

Tetapi seperti ada tertulis: Apa yang tidak pernah dilihat

oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan

yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua

yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.

Kisah para rasul 2 : 28

Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan;

Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di


(9)

SANWACANA

Puji syukur pada Tuhan Yang Maha Esa, atas semua rahmat dan karunia-Nya sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik berjudulEksplorasi BakteriBacillusspp. Amilolitik dari Limbah Cair Nanasyang dilaksanakan mulai tanggal 5 Februari sampai dengan 21 April 2014. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kerja praktik ini tidak terlepas dari peranan dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada :

1. Ibu Dra. C.N. Ekowati, M.Si selaku Pembimbing I atas kesediaannya memberikan masukan, saran serta bimbingan selama proses penyelesaian skripsi ini.

2. Ibu Kusuma Handayani, M.Si selaku pembimbing II atas segala bimbingan serta kritik dan saran yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Dr. Sumardi, M.Si selaku pembahas yang telah memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

4. Bapak Dr. Agus Susanto, M. Si dari Universitas Muhamadyah Metro yang telah membiayai proyek penelitian ini.

5. Ibu Dra. Elly L. Rustiati, M. Sc., selaku koordinator Seminar Usul. 6. Bapak Drs. Hendri Busman, M. Si., selaku koordinator Seminar Hasil.


(10)

7. Bapak Drs. M. Kanedy, M. Si.,selaku koordinator Skripsi.

8. Ibu Endang L.Widiastuti, Ph.D selaku pembimbing Akademik atas

bimbingan dan nasehat yang diberikan selama penulis menjadi mahasiswa. 9. Ibu Dra. Nunig Nurcahyani, M.Sc., selaku ketua jurusan Biologi MIPA

Universitas Lampung.

10. Prof.Suharso, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

11. Seluruh Dosen Biolologi Unila atas ilmu yang telah dibagikan. Semoga menjadi suatu modal bagi penulis di proses kehidupan nyata selanjutnya. 12. Seluruh Staff dan Karyawan FMIPA Unila atas kerjasama dan bantuannya

selama perkuliahan.

13. Mama, Bapak, Abang dan Adikku tersayang, aku sangat bersyukur memiliki dan menjadi bagian hidup kalian. Terima kasih untuk segala kebaikan dan kasih sayang yang mungkin tak sanggup ku balas. 14. Sahabat-sahabat ku terkasih Novaria Situmorang dan Aris Indriawan,

banyak canda tawa kita lalui sebagai kenangan terindah selama perkuliahan. Terima kasih atas kasih sayang, motivasi, semangat, dan doanya. Semoga kita dapatkan masa depan yang cerah.

15. Keluarga kecilku SCAN ( Pesta Santi Lasria Silaban, Citra Oktrine Saragih, dan Novaria Situmorang) terima kasih atas kebersamaan, semangat dan motivasinya selama ini.

16. Saudaraku seiman Persekutuan Oikumene Mahasiswa Fakultas

Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam (POMMIPA), Rini Handayani Panjaitan, Tina Zebua, Pandapotan Tambunan, Billy Andreas, Togu


(11)

Situmorang, Maria Anggraini, Pita Utari, Widamay Fresha, Maria, Merry, Nike Sinaga, Leonardus Helly Nugroho, Freddy Sidauruk, Aventus Pande Samosir, Aknes Simanjuntak, Johar Sitohang, Ekindo Vanesah Sitinjak dan teman-teman semua yang tidak dapat disebut satu persatu, terima kasih atas kebersamaan dan mari bertumbuh terus dalam Kasih Tuhan Yesus Kristus.

17. Sahabat-sahabatku seperjuangan di Laboratorium : Shofia, Aulia, Nurul, Rizky, Lestari, atas kebersamaan, canda tawa, dan bantuannya, mengukir kenangan manis untuk masa depan.

18. Teman-teman angkatan 2010 yang tidak bisa disebutkan satu persatu atas kebersamaan dan bantuannya.

19. Orang yang ku kasihi dan selalu ada di waktu susah selama menyelesaikan study, Elia Manalu terima kasih untuk kebersamaan dan dukungannya. 20. Ibu, Bapak Kost dan teman-teman seperjuangan Kost Wisma Rizky Kp.

Baru, Lusiana, Fina, Ica, Devi, Ayu, Lilis , Rahma, Lutvi, Adik Wika dan Ezra, terima kasih atas kebersamaan dan dukungannya selama ini.

21. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Walau tidak tertulis dalam lembaran ini, namun nama dan kenangan bersama kalian telah tersimpan dalam hatiku. Terima kasih atas bantuan dan dukungannya.

Bandar Lampung, 17 Juli 2014 Penulis


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL ... ii

DAFTAR GAMBAR... iii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 3

C. Manfaat Penelitian ... 3

D. Kerangka Pemikiran... 3

E. Hipotesis ... 5

I. TINJAUAN PUSTAKA A. Bacillussp. ... 6

B. Bakteri Amilolitik ... 7

C. Enzim Amilase ... 8

D. Penentuan Karakter Bakteri ... 12

E. Limbah Cair Nanas (LCN)... 12

II. METODE KERJA A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 14


(13)

B. Bahan dan Alat... 14

C. Rancangan Percobaan ... 15

D. Jenis Bahan ... 15

E. Penyiapan Bahan... 15

F. Isolasi Bakteri ... 16

G. Replika dan pemurnian Isolat ... 16

H. Karakterisasi Bakteri Penghasil Amilase Secara Mikroskopis ... 17

I. Penentuan Indeks Amilolitik... 17

J. Uji Katalase... 18

K. Uji Motilitas ... 19

L. Uji Gelatin... 19

M. Uji Fermentasi Gula ... 20

N. Diagram Alir ... 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Seleksi BakteriBacillusAmilolitik ... 21

B. Penentuan Indeks Amilolitik Isolat Bakteri ... 22

C. Karakteristik Bakteri Amilolitik ... 26

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 31

B. Saran... 31

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

Tabel Gambar


(14)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. UjiBNT pada α 5 % ... 23

Tabel 2. Karakter Morfologi Koloni Bakteri Amilolitik ... 26 Tabel 3. Hasil Uji Penentuan Genus Bakteri dengan Pengecatan Gram. 27 Tabel 4. Hasil Pengamatan Uji Fisiologis BakteriBacillusAmilolitik. 28 Tabel 5. Uji Fermentasi Gula-Gula BakteriBacillusAmilolitik ... 30

Tabel 6. Perhitungan Potensi dan Indeks Amilolitik Isolat Bakteri Masa Inkubasi 24 Jam... 36 Tabel 7. Perhitungan Potensi dan Indeks Amilolitik Isolat Bakteri Masa

Inkubasi 48 Jam... 37 Tabel 8. Perhitungan Potensi dan Indeks Amilolitik Isolat Bakteri Masa

Inkubasi 72 Jam... 38 Tabel 9. Perhitungan Uji BNT... 39


(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Bacillusspp. ... 7

Gambar 2. Replika dan Pemurnian Isolat ... 16

Gambar 3. Penentuan Indeks Amilolitik ... 18

Gambar 4. Uji Katalase ... 19

Gambar 5. Koloni IsolatBacillussp.3 Inkubasi 72 Jam yang Dikelilingi oleh Zona Bening . ... 22

Gambar 6. Bacillusspp. Amilolitik Masa Inkubasi 24 Jam ... 40

Gambar 7. Bacillusspp. Amilolitik Masa Inkubasi 48 Jam ... 40

Gambar 8. Bacillusspp. Amilolitik Masa Inkubasi 72 Jam ... 41

Gambar 9. Hasil Pengecatan Gram Terhadap Isolat, Dibawah Mikroskop Perbesaran 1000 X ... 42

Gambar 10. Hasil Pengecatan Spora Terhadap Isolat, Di bawah Mikroskop Perbesaran 1000 X ... 43

Gambar 11. Hasil Uji Gelatin... 44

Gambar 12. Hasil Uji Motilitas ... 44

Gambar 13. Hasil Uji Katalase ... 45

Gambar 14. Uji Fermentasi Laktosa... 46

Gambar 15. Uji Fermentasi Galaktosa ... 46

Gambar 16. Uji Fermentasi Glukosa ... 46


(16)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Industri pertanian seperti PT.GGP (Green Giant Pinaeple) Lampung menggunakan nanas sebagai komoditas utama dalam produksi. Industri pengolahan nanas tidak hanya menghasilkan produk olahan nanas saja, namun salah satu limbah yang di hasilkan yaitu berupa cairan. Limbah cair berasal dari proses pengolahan seperti pembersihan, pemisahan, dan pengalengan olahan nanas. Dampak dari meningkatnya produksi nanas, maka limbah yang dihasilkan akan semakin meningkat pula.

Volume limbah yang dihasilkan setiap harinya berkisar 5000-7000 m3, namun sebelum di buang limbah tersebut ditampung terlebih dahulu dalam kolam IPAL selama 2-3 bulan, selanjutnya dialirkan ke sungai. Hal yang mempengaruhi lamanya proses degradasi dikarenakan kandungan limbah yang beragam (Julius, 2009). Rerata kandungan bahan organik limbah cair nanas yaitu 338 mg/l yang terdiri dari 81,72 % air, 20,87 % serat kasar, 17,53 % karbohidrat, 4,41% protein dan 13,65 % gula (Sutanto, 2010).

Nanas mengandung nutrien yang terdiri dari karbohirat dan gula cukup tinggi, dimanfaatkan bakteri sebagai substrat. Di dalam limbah cair nanas terdapat


(17)

2

bakteri yang mampu mendegradasi karbohidrat antara lain bakteri amilolitik. Degradasi amilum membutuhkan enzim amilase yang memecah polisakarida yang lebih pendek (dextrin), dan selanjutnya menjadi maltosa (Irianto, 2003).

Berdasarkan hasil penelitian, Sutanto (2010) diperoleh 15 spesies bakteri indigen yang mendegradasi bahan organik, namun hanya 3 spesies bakteri yang efektif mendegradasi amilum yaitu,Bacillus cereus, Acinetobacter baumanni, Bacillus substilis. Kemampuan bakteri dalam mendegradasi amilum dapat diketahui dari nilai indeks amilolitik yang dihasilkan. Nilai indeks ini terbentuk dari adanya luas zona jernih dan luas koloni. Semakin banyak bakteri itu menghasilkan enzim amilase ekstraseluler, maka luas zona jernih dan nilai indeks amilolitik yang dihasilkan semakin besar. Arifin (2011) mengisolasi 4 bakteri amilolitik anaerob dari limbah cair tapioka PT. Florindo Makmur Desa Bangun Rejo Kabupaten Lampung Selatan dengan diameter zona jernih masing-masing isolat berkisar 8,96 mm sampai 17,83 mm. Ari dan Subagiyo (2012) mengisolasi bakteri yang

berpotensi amilolitik dari sedimen kawasan mangrove sebanyak 25 isolat yang memiliki diameter zona jernih berkisar 12-30,5 mm. Nurmalinda (2013) mengisolasi bakteri amilolitik dari buah durian dengan nilai indeks amilolitik 4,69.

Keragaman jenis bakteri amilolitik yang dapat hidup dalam lingkungan limbah cair nanas memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam mendegradasi pati. Proses degradasi ini dapat berlangsung cepat dengan menggunakan jenis bakteri tertentu. Jenis dan efektivitas bakteri pendegradasi pati dalam limbah cair nanas


(18)

3

belum banyak diketahui. Oleh karena itu perlu di lakukan penelitian untuk mengetahui efektivitas dan karakter fisiologis masing-masing bakteri dalam mendegradasi pati dalam limbah cair nanas.

B. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui indeks bakteriBacillusamilolitik terbaik karakter fisiologis dan dari limbah cair nanas.

C. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai karakter fisiologis bakteri amilolitik dari limbah cair nanas.

D. Kerangka Pemikiran

Limbah cair nanas dari industri pengalengan nanas banyak mengandung pati dengan kisaran 17,53 % sehingga dibutuhkan agen yang mampu menghasilkan enzim amilase untuk memecah pati. Pati dapat dipecah enzim amilase menjadi komponen dengan berat molekul lebih rendah dan mudah larut dengan memecah

ikatan α-1,4- glikosida dari molekul pati (Fardiaz, 1989). Agen penghasil enzim amilase adalah bakteri amilolitik. Beberapa spesies bakteri yang mampu

mendegradasi amilum limbah cair nanas yang sudah diketahui yaituBacillus cereus, Acinetobacter baumanni, danBacillus substilis(Susanto,2010).


(19)

4

Kemampuan bakteri dalam menghidrolisis amilum dapat dilihat dari nilai indeks amilolitiknya. Nilai indeks amilolitik dibentuk dari perbandingan luas zona jernih dan luas koloni bakteri. Jumlah enzim amilase ektraseluler yang dihasilkan oleh bakteri sangat mempengaruhi besarnya luas zona jernih. Bagian zona jernih menandakan adanya amilum yang terhidrolisis mejadi senyawa yang lebih sederhana. Semakin luas zona jernih terbentuk, menandakan semakin banyak amilum yang terhidrolisis. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan indeks amilolitik yang dihasilkan oleh bakteri yaitu jumlah enzim yang

dihasilkan, kecepatan pertumbuhan, substrat yang digunakan sebagai nutrisi, lingkungan yang mendukung, dan pertumbuhan sel bakteri. Selain itu, penyebab berbedanya nilai indeks amilolitik dikarenakan gen pengkode enzim amilse setiap bakteri yang berbeda.

Sementara itu, volume limbah cair nanas yang meningkat setiap hari dapat membuat kondisi lingkungan yang berbeda dari sebelumnya. Perubahan kondisi ini dapat mempengaruhi keragaman dari genus bakteriBacillusamilolitik, terutama pada aspek karakter morfologi, fisiologis dan produksi enzim amilase yang di hasilkan bakteriBacillusuntuk menghidrolisis amilum. Karakterisasi bakteri dapat diuji secara fisiologis yang meliputi katalase, motilitas, gelatin dan fermentasi gula.


(20)

5

E. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini antara lain :

1. Terdapat perbedaan indeks amilolitik yang didapat dari limbah cair nanas. 2. Terdapat perbedaan fisiologis isolat bakteri amilolitik.


(21)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A.Bacillussp.

Bacillus spmerupakan bakteri berbentuk batang, tergolong bakteri gram positif, motil, menghasilkan spora yang biasanya resisten pada panas, bersifat aerob (beberapa spesies bersifat anaerob fakultatif), katalase positif, dan oksidasi bervariasi. Tiap spesies berbeda dalam penggunaan gula, sebagian melakukan fermentasi dan sebagian tidak (Barrow, 1993). Ditambahkan Claus & Barkeley (1986) genusBacillusmempunyai sifat fisiologis yang menarik karena tiap-tiap jenis mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, diantaranya : (1) mampu mengdegradasi senyawa organik seperti protein, pati, selulosa, hidrokarbon dan agar, (2) mampu menghasilkan antibiotik; (3) berperan dalam nitrifikasi dan dentrifikasi; (4) pengikat nitrogen; (7) bersifat khemolitotrof, aerob atau fakutatif anaerob, asidofilik, psikoprifilik, atau thermofilik.

Menurut Bergey's Manual of Determinative Bacteriology, 8 th editions dalam Hadioetomo (1985) kalsifikasiBacillusspp. adalah sebagai berikut:

Kingdom : Procaryotae Divisi : Bacteria Kelas : Schizomycetes Bangsa : Eubacteriales


(22)

7

Suku : Bacillaceae Marga :Bacillus

Jenis :Bacillusspp.

Gambar 1.Bacillusspp.

B. Bakteri amilolitik

Bakteri amilolitik merupakan bakteri yang memproduksi enzim amilase ( Frazier & Westhoff, 1988). Fungsi dari enzim amilase ini yaitu menghidrolisis pati yang dapat dihasilkan oleh bakteri, fungi, tumbuhan dan hewan. Amilase yang

dihasilkan oleh bakteri amilolitik ini banyak dimanfaatkan dalam industri kelompok bakteri amilolitik yang cukup dikenal luas antara lainBacillus, Clostridium, Bacteriodes, Micrococcus, Thermus,danActinomycetes(Reddyet al.2003). Naiola (2008) berhasil menemukan 8 isolat mikroba amilolitik pada Nira dan Laru dari pulau Timor, Nusa Tenggara Timur yang diidentifikasi sebagai

Bacillus licheniformis,Chromobacterium sp, Lactobacillus, Micrococcus roseus,


(23)

8

Syu & Chen, (1997) berhasil menenukanBacillus amyloliquefaciens yang juga mampu mendegradasi amilum.

C. Enzim Amilase

Enzim merupakan katalis seluler, hal itulah yang membuat reaksi biokimia dapat berlanjut berkali-kali lebih cepat. Selain mampu meningkatkan reaksi, enzim memiliki dua sifat lain sebagai katalis sejati. Pertama, enzim tidak diubah oleh reaksi yang dikatalisnya. Kedua, walaupun mempercepat reaksi, enzim tidak mengubah kedudukan normal dari kesetimbangan kimia. Dengan kata lain, enzim dapat membantu mempercepat pembentukan produk, tetapi akhirnya jumlah produk tetap sama dengan produk yang diperoleh tanpa enzim (Madiganet al., 1997).

Aktivitas enzim di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : a. Konsentrasi substrat

Aktivitas enzim berbanding lurus dengan konsentrasi substrat. Kecepatan reaksi akan meningkat apabila konsentrasi substrat meningkat, peningkatan kecepatan reaksi ini akan semakin kecil hingga tercapai pada suatu titik batas yang pada akhirnya penambahan konsentrasi substrat hanya akan sedikit meningkatkan kecepatan (Lehninger, 1998).

b. Pengaruh pH

Aktivitas enzim sangat bergantung pada pH dimana ia berada. Setiap enzim mempunyai pH optimum yang berarti konsentrasi tertentu dimana reaksi enzim berada dalam keadaan maksimal. pH optimal untuk beberapa enzim


(24)

9

pada umumnya terletak diantara netral atau asam lemah yaitu 4,5–8 (Tranggono dan Sutardi, 1990).

c. Temperatur

Suhu berpengaruh dalam mempercepat reaksi. Reaksi katalis enzim

umumnya hanya berlaku sampai 60OC. Enzim akan nonaktif jika berada di atas suhu ini. Minimumnya enzim menjadi lambat dan terhenti pada 70O C-80OC.

d. Konsentrasi enzim

Penambahan konsentrasi enzim akan meningkatkan kecepatan reaksi bila substrat tersedia secara berlebih. Dalam reaksi enzim, kecepatan reaksi sebanding dengan konsentrasi enzim. Semakin tinggi konsentrasi enzim maka kecepatan reaksi akan semakin tinggi (Martin, 1983).

e. Inhibitor

Inhibitor merupakan senyawa atau ion yang dapat menghambat aktivitas enzim (Lehninger, 1998).

Amilase adalah enzim yang memiliki kemampuan untuk memutuskan ikatan glikosida yang terdapat pada molekul amilum. Pemecahan molekul amilum ini adalah molekul-molekul yang lebih kecil seperti maltosa, dekstrin dan terutama molekul glukosa sebagai unit terkecil ( Reddyet al., 2003). Menurut Chung,et al.,(1997) Enzim amilase merupakan salah satu enzim yang paling banyak diproduksi dan digunakan. Amilase merupakan enzim yang menghidrolisa molekul pati untuk menghasilkan produk bervariasi.

Ditambahkan oleh Whittaker (1994) Amilase merupakan enzim yang bekerja menghidrolisis pati yang dapat dihasilkan oleh bakteri, fungi, tumbuhan dan


(25)

0

hewan. Amilase yang dihasilkan oleh bakteri banyak dimanfaatkan dalam

industri, terutama industri makanan, minuman, tekstil, farmasi, dan detergen. Hal ini karena umumnya amilase asal bakteri mempunyai aktivitas yang tinggi dan bersifat lebih stabil dibandingkan yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Sebagian besar industri, seperti industri makanan dan minuman menggunakan amilase tahan asam. Pemanfaatan enzim dalam bidang industri harus

memperhatikan faktor penting yang sangat mempengaruhi efisiensi dan efektivitas dari enzim yang digunakan. Amilase merupakan enzim yang paling penting dalam bidang bioteknologi.

Menurut Poejiadi (1994) amilase dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan enzim yaitu :

1. α-amilase

Enzim α-amilase termasuk dalam jenis enzim hidrolase karena memerlukan air dalam memecah ikatan spesifik α-1,4-glikosidik. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas enzim adalah konsentrasi substrat, konsentrasi enzim, pH, suhu, kofaktor enzim, dan inhibitor (Whitaker 1994). Enzimα-amilase (α-1,4 glukan-4-glukan hidrolase) terdapat pada tanaman, jaringan mamalia, dan mikroba.α -amilase murni dapat diperoleh dari berbagai sumber, misalnya dari malt (barley), ludah manusia, pankreas serta dapat juga diisolasi dari


(26)

✁✁

2. Beta amilase (β-amilase)

β-amilase (β-1,4 glukan maltohidrolase) terdapat pada berbagai hasil tanaman, tetapi tidak terdapat pada mamalia, dan mikroba. Secara murni telah dapat diisolasi dari kecambah barley, ubi jalar, dan kacang kedelai. Enzimβ-amilase memecah ikatan glukosida β-1,4 pada pati dan

glikogen dengan membalik konfigurasi karbon anomeri glukosa dari α menjadi β. Enzimβ-amilase aktif pada pH 5,0-6,0 (Winarno, 1986). β-amilase tidak dihasilkan pada jaringan hewan, kecuali jika

mikroorganisme terdapat dalam saluran pencernaannya. Beberapa mikroorganisme yang mampu menghasilkan enzim β-amilase yaituB.

polymyxa, B. cerens, B. megaterium, Streptomyces sp, Pseudomonas sp,

danR. japanicus( Cruger & Anneliese, 1984 )

3. Gamma amilase (γ-amilase)

Glukan 1,4-α-glukosidase, 1,4-α-D-glukan glukohidrolase, exo-1,4-α-glukosidase, glukoamilase, lisosomalα-glukosidase adalah nama lain dari Gamma amilase. Pemutusan ikatan akhir α (1-4) glikosida pada ujung non reduksi dari amilosa dan amilopektin, untuk menghasilkan unit glukosa, γ-amilase sangat efisien pada lingkungan yang bersifat asam dan bekerja pada pH optimum 3.


(27)

✂✄

D. Penentuan Karakter Bakteri

Koloni bakteri dibentuk oleh sel tunggal suatu jenis bakteri yang terus mengalami pertumbuhan. Setiap koloni bakteri dibedakan dari ukuran, tepi, warna

permukaan, elevasi serta variasi lainnya ( Utomo, 1983).

Berdasarkan pengecatan Gram, terdapat dua kelompok bakteri yaitu bersifat gram positif dan gran gram negatif. Pengelompokkan ini di dasarkan pada perbedaan peptidoglikan yang terdapat antara bakteri yang bersifat negatif dan positif ( Lay & Hastowo, 1994). Bakteri juga dapat dibedakan berdasarkan sifat morfologi selnya yang terdiri dari basilia, sprilia, koksi, pembentuk spora dan pleomorfik. Kemampuan fisiologis meliputi kemampuan meghidrolisis amilum, kasein, motilitas, katalase dan lainnya. Selain itu, terdapat perbedaan antara lain sumber energi, cara pemanfaatan nitrogen, cara pemanfaatan karbohidrat, dan

pemanfaatan oksigen (Sardjono, 2002). Ditambahkan Lay ( 1994) ciri lain yang dapat membantu dalam karakterisasi mikroba adalah pola pertumbuhan,

kemampuan memfermentasi karbohidrat dan penggunaan asam amino.

E. Limbah Cair Nanas

Limbah cair bersumber dari kegiatan industri seperti halnya pembersihan, proses pemisahan, dan prduk konsentrasi nanas. Tingginya rerata kandungan dari bahan organik (BOD,Biological Oxgen Demand) yang terdapat pada limbah nanas yaitu 338 mg/l, menjadikan suatu masalah dalam industri nanas. Setiap harinya,

volume limbah yang dihasilkan berkisar 5.000-7.000 m3. Limbah cair ini banyak mengandung kurang lebih 87 % air, karbohidrat 10,54 %, serat 1,7 %, serat kasar


(28)

☎✆

20,87 % protein 0,7 %, abu 0,5 %, dan lemak 0,02 %, (Atmodjo dalam biota journal, hal 131). Berdasarkan kandungan senyawa organik, limbah nanas ini tinggi akan karbohidrat dan gula, yang sering dimanfaatkan sebagai substrat untuk pertumbuhan bakteri natasynthesizer. Sebelum di buang ke lingkungan sekitar, limbah ini di beri pengolahan khusus, seperti halnya di tampung terlebih dahulu pada kolam IPAL selama 2-3 bulan. Beberapa teknik pengolahan limbah yang telah dikembangkan salah satunya pengolahan secara biologi. Karakteristik biologi digunakan untuk mengukur kualitas air terutama air yang dikonsumsi sebagai air minum dan air bersih.


(29)

✝4

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.

B. Bahan Dan Alat

Bahan-bahan yang digunakan adalah limbah cair nanas sebagai sample, media nutrien agar (NA), media Nutrien Broth (NB), pati (1%), aquades, lugol iodin kristal violet, safranin , etil alkohol, aquades, malachite green.

Alat-alat yang digunakan adalah cawan petri, bunsen, erlenmeyer, gelas objek, gelas beaker, neraca Ohaus, inkubator, jarum ose, kompor listrik, mikroskop, micropipet, oven, rak tabung, spatula, shaker, tabung reaksi, timbangan, tip, autoclave, water bath, vortex mixer, dan peralatan umum yang dipakai di laboratorium.


(30)

✞5

C. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK). Rancangan ini sesuai karena semua media, kondisi lingkungan dan perlakuan yang diberikan sama. Hasil pengamatan karakteristik mikroskopis dan uji fisiologis yang terdiri dari pengecatan gram, spora,uji katalase, uji motilitas, dan fermentasi gula dipaparkan secara deskriptif.

Penelitian disusun dalam percobaan faktorial dengan metode observasi. Faktor utama terdiri dari jenis isolat yang meliputi beberapa isolat dan lama inkubasi sebagai faktor kedua yang terdiri dari 3 waktu yaitu 24 jam, 48 jam, 72 jam. Sebanyak tiga kali satuan percobaan pengulangan dilakukan. Sebagai parameter setiap isolat diamati besar nilai indeks amilolitik yang didapat.

D. Jenis Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah cair nanas dari PT. GGP, Lampung Tengah.

E. Penyiapan Bahan

Sebanyak 30 ml limbah cair nanas dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan dipanaskan diatas waterbath dengan suhu 60oC selama kurang lebih 30 menit. Kemudian larutan diambil sebanyak 5 ml dan ditambahkan dengan 45 ml media

enrichmentNB (Nutrien Broth) dan amilum 1 %. Kultur media berturut-turut dihomogenkan dengan vortex mixer selama 5 menit. Kemudian kultur di inkubasi selama 24 jam pada orbital shaker.


(31)

✟✠

Setiap hasil kultur pengayaan diambil sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam 9 ml aquades steril, kemudian dihomogenkan selama 3 menit, ini adalah

pengenceran 10-1. Dari pengenceran 10-1diambil sebanyak 1 ml sampel

kemudian dimasukkan ke dalam aquadest steril dan homogenkan selama 3 menit, pengenceran ini merupakan pengenceran 10-2. Langkah kerja di atas diulangi untuk mendapatkan pengenceran 10-3sampai pengenceran 10-6.

F. Isolasi Bakteri

Sebanyak 1 ose bakteri dari pengenceran 10-4, 10-5, dan 10-6di goreskan dalam cawan petri yang berisi media starch agar ( komposisi yang terdiri dari NA dan pati sebanyak 1 %) secara aseptis. Metode yang dilakukan adalah metode gores kuadran.

G. Replika dan pemurnian isolat

Koloni bakteri dibuat replika pada dua cawan berisi pati agar. Biakan kemudian diinkubasi. Setelah inkubasi, salah satu cawan replika ditetesi larutan iodin. Terbentuknya zona jernih disekitar koloni bakteri dilanjutkan dengan seleksi bakteri amilolitik. Replika yang lain di ambil isolat bakteri yang memiliki zona jernih yang besar kemudian diinokulasikan ke NA miring.

Replika 1

Replika 2

Larutan iodin

Kode 1 amilolitik positif dimurnikan

NA miring 1 2

3 4

1 2

3 4


(32)

✡☛

H. Karakterisasi Bakteri Penghasil Amilase Secara Mikroskopis

Karakteristik mikroskopik yang diamati dari bakteri stok kultur murni meliputi bentuk sel, sifat bakteri terhadap pengecatan gram yang dilanjutkan dengan pengecatan spora.

I. Penentuan Indeks Amilolitik

Uji aktivitas enzim amilase ekstraseluler dilakukan dengan prosedur menurut Bairagiet al.(2002). Kultur isolat yang diperoleh dari hasil isolasi diinokulasikan pada cawan petri dengan media NA + amilum 1%. Kemudian diinkubasi pada 37°C selama 24 jam. Setelah inkubasi, larutan lugol’s iodine 1% dituangdi atas kultur. Adanya aktivitas enzim amilase ditunjukan oleh terbentuknya zona jernih disekitar koloni. Kemampuan amilolitik ditentukan berdasarkan indeks amilolitik (IA). Indeks amilolitik diukur dengan cara berikut :

Rumus Indeks Amilolitik Luas koloni total

= π.( . d koloni)2 Luas zona jernih B = π . R2

=π .( . DZona jernih)2 Indeks amilolitik: ( Rosenawati, 1996) Keterangan :

A : Luas koloni total B : Luas zona jernih total


(33)

☞✌

Π : 3,14 atau

R : jari-jari zona jernih r : jari-jari zona koloni D : diameter zona jernih d : diameter zona koloni

Gambar 3. Penentuan indeks amilolitik

J. Uji katalase

Dua tetes hidrogen peroksida (H2O2) 3% diteteskan pada kaca objek. Satu ose koloni bakteri diletakkan diatas cairan hidrogen peroksida.

Terbentukknya gelembung udara, menunjukkan katalase positif (Cappuccino,1983).

A

B r

D


(34)

✍9

Gambar 3. Uji Katalase

K. Uji Motilitas

Media NA semi padat tegak digunakan untuk uji motilitas. Isolat bakteri diambil menggunakan ose runcing kemudian diinokulasikan dengan cara menusukkan secara tegak lurus hingga setengah tinggi media. Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. Motilitas bakteri ditunjukkan dengan pertumbuhan koloni menyebar pada media.

L. Uji pencairan gelatin

Media yang digunakan untuk uji pencairan gelatin yaitu NB ditambah gelatin. Satu ose isolat bakteri diinokulasikan ke dalam medium secara aseptik. Kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam. Jika isolat

menghasilkan gelatinase ditandai dengan media gelatin yang padat mencair. Selanjutnya kultur diletakkan dalam lemari pendingin selama 30 menit dengan suhu 4oC. Reaksi positif jika gelatin tetap cair.


(35)

✎0

M. Uji Fermentasi Gula

Uji fermentasi gula dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri untuk memfermentasikan gula-gula tertentu. Hasil fermentasi yaitu terbentuk asam dan atau gas. Medium yang digunakan dalam uji fermentasi ini yaitu Glucose Broth, Galactose Broth, Lactose Broth,danSucrose Broth+ indicatorPhenol Redyang dilengkapi dengan tabung Durham. Satu ose isolat diinokulasikan pada masing-masing media gula. Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 ulangan. Kemudian isolat diinkubasi selama 24-48 jam dan diamati ada atau tidaknya aktivitas fermentasi. Adanya gelembung udara pada tabung Durham dan terbentuknya asam yang ditandai dengan perubahan warna media menjadi kuning menunjukkan aktivitas fermentasi oleh bakteri.

N. Diagram Alir

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini seperti dalam diagram alir dibawah.


(36)

✏✑

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada penelitian ini diperoleh 5 isolat bakteriBacillusamilolitik yang memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghidrolisis pati. Isolat yang memiliki indeks amilolitik tertinggi yaitu Ba5 masa inkubasi 72 jam dengan nilai 5,146.

2. Berdasarkan karakterisasi 5Bacillusspp. amilolitik yang diperoleh

Bacillussp.1,Bacillussp.2,Bacillussp.3,Bacillussp.4, danBacillussp.5, memiliki perbedaan motilitas dan letak spora.

B. Saran

1. Bagi Pihak Pengelola Limbah

Diharapkan menggunakan isolat bakteri Bacillus Ba5 sebagai

biodegradasi senyawa organik khususnya pati dalam mengelola limbah cair nanas.

2. Bagi Penelitian


(37)

✒✓

DAFTAR PUSTAKA

Ackhan, N. 2011.High Level Production Of Ekstra Cellular Α-Amilase From

Bacillus LincheformisAtcc 12759 In Submerged Fermentation.

Romanian bioteknolagi letters16 (6) : 6833-6840.

Alexander, N and N. Hiroshi. 2007.Microbial Biotechnology. Cambridge University Press, New York.

Arifin, M.Z. 2001.Isolasi Bakteri Amilolitik Anaerob Dari Limbah Cair Tapioka PT. Florindo Makmur Desa Bangun Rejo Kabupaten Lampung Selatan.

Skripsi. FMIPA Jurusan Biologi. Universitas Lampung.

Ari.W dan Subagiyo. 2012.Isolasi dan Seleksi Bakteri Penghasil Enzim Ekstraseluler (proteolitik, amilolitik, lipolitik dan selulolitik ) yang Berasal dari Sedimen Kawasan Mangrove.J.Sains. 17 (3): 164-168. Atlas, M. R. 1995.Micoorganism in Our World. Moasby year Book Inc. USA.

296 hlm.

Barrow, G.I. and Kromosom, A. F., 1993. Cowan and Steels Manual for the Indification of Medical Bacteria. Cambridge University Press, Great Britain.

Brock, T.D. and Madigan, M.T., 1991.Biology of Microorganisms (6th ed.)

Prentice hall. Eaglewood cliffs, New Jersey. USA. Pp. 771-775. Cappucino, J.G and N. Sherman. 1983.Microbiology: A Laboratory Manual.

Addison Wesley Publishing Company. New York.

Chung, A.P., F. Rainey., M.F. Nobre., J. Burghardt., and M.S. Costa., 1997,

Meiothermus Cerbereus sp.Nov., a New Slightly Tthermophilic Species with High Levels of 3-Hydroxy Fatty Acids,Int. J. Syst. Bacteriol, 47: 1225–1230.

Claus dan Berkeley, 1984. Endospore-Forming Rods and Cocci. Dalam: Krieg

NR dan Jolt JG (eds) Bergeys Manual of Determinative Bacteriology. Williams and Wilkins Baltimore, 529–551.


(38)

✔✔

Fardiaz S. 1989.Mikrobiologi Pangan Penuntun Praktek Laboratorium. Jawa Barat: Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Frazier, W.C., and Westhoff. 1988.Food Microbiology. New York: McGraw-Hill Book Company.

Haq I, Ashraf H, Qadeer MA & Iqbal J.2005. A Source of Alpha Amylase Production by Bacillus licheniformis. Bioresource Technol96: 1201-1204

Holt, J.G., N.R. Kreig, P.H.A Sneath, J.T. Staley, & S.T. Williams. 2000.

Bergey’s Manual of Determina tiveBacteriology. Ninth Edition. Lippincott Wiliams and Wilkins Philadelphia. 787 pages.

Hadietomo, R.S. 1985.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia Pustaka Jakarta.

Irianto, Agus. 2003.Petunjuk Praktikum Mikrobio0logi Fakultas Biologi

Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Jamilah, I. 2011. Penapisan Bacillus dan Karakterisasi Protease dan Amilase Ekstraseluler yang Dihasilkan untuk Degradasi Sisa Pakan Pada Budi Daya Udang.Tesis. Jawa Barat. Institut Pertanian Bogor.

Julius. 2009. Department Waste Water Treatment PT GGP Lampung, Indonesia,

Private Communication.

Kusmiati dan A. Malik. 2002. Aktivitas Bakteriosin dari Bakteri Leunostoc Mesentroides Pbac1 pada Berbagai Media.Makara Kesehatan6. Hal 1-17.

Lay, B.W., 1994.Analisis Mikroba Di Laboratorium. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Lay, B.W.,Hastowo S. 1992.Muikrobiologi Edisi Prtama. Rajawali Press. Jakarta.

Lehninger, A.L., 1998,Dasar-Dasar Biokimia. Penerjemah: Maggy Thenawijaya, cetakan kedua. Erlangga. Jakarta.

Madigan, M.T., Martinko J.M., Parker J. 1997.Brock Biology of Microorganism

Tenth Edition. USA:Prentice-Hall International, Inc.

Naiola, E. 2008. Mikroba Amilolitik pada Nira dan Laru dari Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur.J.Biodiversitas 9, (3):165-168.


(39)

✕✖

Nurmalinda. A, Peradnadi, Nurmiati. 2013. Isolasi dan Karakterisasi Parsial Bakteri Indigenous Perfermentasi dari Buah Durian( Durio zibethinus

murr).J.Bio.Unand. 2: 8-13.

Pelzcar, J. Michael, E.C.S. 1986.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Diterjemahkan oleh Ratna Siri H.,dkk. Penerbit Universitas Indonesia (UI Press). Jakarta. Pelczar, M. J.Jr, E. C. S Chan, and N.R. Krieg. 1993.Microbiology. 5thEd. Mc

Graw-Hill Book Company Inc. New York, p : 594-600

Poedjadi A. 1994.Dasar-dasar Biokimia. Penerbit Universitas Indonesia. Rahman, A. 1992.Teknologi Fermentasi Industrial II. Penerbit PT. Gramedia.

Jakarta.

Reedy, N.S., Nimmangada. A, Rao KRS., and Sambasiva. 2003. An Overview of the Microbiology α-amylase Family African .J. Biotechnol. 2. 645-648. Sardjono, J.H. 2002. Studi Perubahan Populasi Bakteri Pebentuk Spora di Tanah oleh Adanya Herbisida Lindomin.J. Sains Dan Teknologi. Unila-pres. Bandar Lampung.

Schaetecther, Moselio. 2004.The Desk Encyclopedia of Microbiology. Elsevier Ltd. UK.

Schegel, H. G. Dan K. Schmidt. 1994.Mikrobiologi Umum. Angkasa. Bandung. Suarsini, E. 2006. Bioremediasi Limbah Cair Rumah Tangga menggunakan

Konsorsia Bakteri Indigen yang berpotensi Pereduksi Polutan.Disertasi.

Program Studi Pendidikan Biologi. Universitas Negeri Malang. 211 hal. Susanto, A. 2010.Bioremediation of Pineaple Liquid Waste (PLW).UMM Press,

Malang,p.90.

Syu MJ & Chen YH. 1997. A study on the-amylase fermentation

perfomed by Bacillus amyloliquefaciens.Chem. Eng.Journal. 65: 237– 247.

Tilman, Allen D. 1998.Ilmu Makanan Ternak. UGM Press. Yogyakarta. 76 hlm. Whittaker JR. 1994.Principles of Enzymology for the Food Sciences. New York:

Marcel Dekker Inc.

Winarno, FG. 1986.Enzim Pangan. Jakarta: PT. Gramedia. 57-59. Zahidah, D. 2013. Isolasi, Karakterisasi dan Potensi Bakteri Aerob

Sebagai Pendegradasi Limbah Organik.J.Sains dan Seni Pomits2. (1) : 12-15.


(1)

✍9

Gambar 3. Uji Katalase

K. Uji Motilitas

Media NA semi padat tegak digunakan untuk uji motilitas. Isolat bakteri diambil menggunakan ose runcing kemudian diinokulasikan dengan cara menusukkan secara tegak lurus hingga setengah tinggi media. Kemudian diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC. Motilitas bakteri ditunjukkan dengan pertumbuhan koloni menyebar pada media.

L. Uji pencairan gelatin

Media yang digunakan untuk uji pencairan gelatin yaitu NB ditambah gelatin. Satu ose isolat bakteri diinokulasikan ke dalam medium secara aseptik. Kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam. Jika isolat

menghasilkan gelatinase ditandai dengan media gelatin yang padat mencair. Selanjutnya kultur diletakkan dalam lemari pendingin selama 30 menit dengan suhu 4oC. Reaksi positif jika gelatin tetap cair.


(2)

✎0

M. Uji Fermentasi Gula

Uji fermentasi gula dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri untuk memfermentasikan gula-gula tertentu. Hasil fermentasi yaitu terbentuk asam dan atau gas. Medium yang digunakan dalam uji fermentasi ini yaitu Glucose Broth, Galactose Broth, Lactose Broth,danSucrose Broth+ indicatorPhenol Redyang dilengkapi dengan tabung Durham. Satu ose isolat diinokulasikan pada masing-masing media gula. Masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 ulangan. Kemudian isolat diinkubasi selama 24-48 jam dan diamati ada atau tidaknya aktivitas fermentasi. Adanya gelembung udara pada tabung Durham dan terbentuknya asam yang ditandai dengan perubahan warna media menjadi kuning menunjukkan aktivitas fermentasi oleh bakteri.

N. Diagram Alir

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini seperti dalam diagram alir dibawah.


(3)

✏✑

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada penelitian ini diperoleh 5 isolat bakteriBacillusamilolitik yang memiliki kemampuan yang berbeda dalam menghidrolisis pati. Isolat yang memiliki indeks amilolitik tertinggi yaitu Ba5 masa inkubasi 72 jam dengan nilai 5,146.

2. Berdasarkan karakterisasi 5Bacillusspp. amilolitik yang diperoleh

Bacillussp.1,Bacillussp.2,Bacillussp.3,Bacillussp.4, danBacillussp.5, memiliki perbedaan motilitas dan letak spora.

B. Saran

1. Bagi Pihak Pengelola Limbah

Diharapkan menggunakan isolat bakteri Bacillus Ba5 sebagai

biodegradasi senyawa organik khususnya pati dalam mengelola limbah cair nanas.

2. Bagi Penelitian


(4)

✒✓

DAFTAR PUSTAKA

Ackhan, N. 2011.High Level Production Of Ekstra Cellular Α-Amilase From Bacillus LincheformisAtcc 12759 In Submerged Fermentation. Romanian bioteknolagi letters16 (6) : 6833-6840.

Alexander, N and N. Hiroshi. 2007.Microbial Biotechnology. Cambridge University Press, New York.

Arifin, M.Z. 2001.Isolasi Bakteri Amilolitik Anaerob Dari Limbah Cair Tapioka PT. Florindo Makmur Desa Bangun Rejo Kabupaten Lampung Selatan. Skripsi. FMIPA Jurusan Biologi. Universitas Lampung.

Ari.W dan Subagiyo. 2012.Isolasi dan Seleksi Bakteri Penghasil Enzim Ekstraseluler (proteolitik, amilolitik, lipolitik dan selulolitik ) yang Berasal dari Sedimen Kawasan Mangrove.J.Sains. 17 (3): 164-168. Atlas, M. R. 1995.Micoorganism in Our World. Moasby year Book Inc. USA.

296 hlm.

Barrow, G.I. and Kromosom, A. F., 1993. Cowan and Steels Manual for the Indification of Medical Bacteria. Cambridge University Press, Great Britain.

Brock, T.D. and Madigan, M.T., 1991.Biology of Microorganisms (6th ed.) Prentice hall. Eaglewood cliffs, New Jersey. USA. Pp. 771-775. Cappucino, J.G and N. Sherman. 1983.Microbiology: A Laboratory Manual.

Addison Wesley Publishing Company. New York.

Chung, A.P., F. Rainey., M.F. Nobre., J. Burghardt., and M.S. Costa., 1997, Meiothermus Cerbereus sp.Nov., a New Slightly Tthermophilic Species with High Levels of 3-Hydroxy Fatty Acids,Int. J. Syst. Bacteriol, 47: 1225–1230.

Claus dan Berkeley, 1984. Endospore-Forming Rods and Cocci. Dalam: Krieg

NR dan Jolt JG (eds) Bergeys Manual of Determinative Bacteriology. Williams and Wilkins Baltimore, 529–551.


(5)

✔✔

Fardiaz S. 1989.Mikrobiologi Pangan Penuntun Praktek Laboratorium. Jawa Barat: Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Frazier, W.C., and Westhoff. 1988.Food Microbiology. New York: McGraw-Hill Book Company.

Haq I, Ashraf H, Qadeer MA & Iqbal J.2005. A Source of Alpha Amylase Production by Bacillus licheniformis. Bioresource Technol96: 1201-1204

Holt, J.G., N.R. Kreig, P.H.A Sneath, J.T. Staley, & S.T. Williams. 2000. Bergey’s Manual of Determina tiveBacteriology. Ninth Edition. Lippincott Wiliams and Wilkins Philadelphia. 787 pages.

Hadietomo, R.S. 1985.Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Gramedia Pustaka Jakarta.

Irianto, Agus. 2003.Petunjuk Praktikum Mikrobio0logi Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.

Jamilah, I. 2011. Penapisan Bacillus dan Karakterisasi Protease dan Amilase Ekstraseluler yang Dihasilkan untuk Degradasi Sisa Pakan Pada Budi Daya Udang.Tesis. Jawa Barat. Institut Pertanian Bogor.

Julius. 2009. Department Waste Water Treatment PT GGP Lampung, Indonesia, Private Communication.

Kusmiati dan A. Malik. 2002. Aktivitas Bakteriosin dari Bakteri Leunostoc Mesentroides Pbac1 pada Berbagai Media.Makara Kesehatan6. Hal 1-17.

Lay, B.W., 1994.Analisis Mikroba Di Laboratorium. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Lay, B.W.,Hastowo S. 1992.Muikrobiologi Edisi Prtama. Rajawali Press. Jakarta.

Lehninger, A.L., 1998,Dasar-Dasar Biokimia. Penerjemah: Maggy Thenawijaya, cetakan kedua. Erlangga. Jakarta.

Madigan, M.T., Martinko J.M., Parker J. 1997.Brock Biology of Microorganism Tenth Edition. USA:Prentice-Hall International, Inc.

Naiola, E. 2008. Mikroba Amilolitik pada Nira dan Laru dari Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur.J.Biodiversitas 9, (3):165-168.


(6)

✕✖

Nurmalinda. A, Peradnadi, Nurmiati. 2013. Isolasi dan Karakterisasi Parsial Bakteri Indigenous Perfermentasi dari Buah Durian( Durio zibethinus murr).J.Bio.Unand. 2: 8-13.

Pelzcar, J. Michael, E.C.S. 1986.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Diterjemahkan oleh Ratna Siri H.,dkk. Penerbit Universitas Indonesia (UI Press). Jakarta. Pelczar, M. J.Jr, E. C. S Chan, and N.R. Krieg. 1993.Microbiology. 5thEd. Mc

Graw-Hill Book Company Inc. New York, p : 594-600

Poedjadi A. 1994.Dasar-dasar Biokimia. Penerbit Universitas Indonesia. Rahman, A. 1992.Teknologi Fermentasi Industrial II. Penerbit PT. Gramedia.

Jakarta.

Reedy, N.S., Nimmangada. A, Rao KRS., and Sambasiva. 2003. An Overview of the Microbiology α-amylase Family African .J. Biotechnol. 2. 645-648. Sardjono, J.H. 2002. Studi Perubahan Populasi Bakteri Pebentuk Spora di Tanah oleh Adanya Herbisida Lindomin.J. Sains Dan Teknologi. Unila-pres. Bandar Lampung.

Schaetecther, Moselio. 2004.The Desk Encyclopedia of Microbiology. Elsevier Ltd. UK.

Schegel, H. G. Dan K. Schmidt. 1994.Mikrobiologi Umum. Angkasa. Bandung. Suarsini, E. 2006. Bioremediasi Limbah Cair Rumah Tangga menggunakan

Konsorsia Bakteri Indigen yang berpotensi Pereduksi Polutan.Disertasi. Program Studi Pendidikan Biologi. Universitas Negeri Malang. 211 hal. Susanto, A. 2010.Bioremediation of Pineaple Liquid Waste (PLW).UMM Press,

Malang,p.90.

Syu MJ & Chen YH. 1997. A study on the-amylase fermentation

perfomed by Bacillus amyloliquefaciens.Chem. Eng.Journal. 65: 237– 247.

Tilman, Allen D. 1998.Ilmu Makanan Ternak. UGM Press. Yogyakarta. 76 hlm. Whittaker JR. 1994.Principles of Enzymology for the Food Sciences. New York:

Marcel Dekker Inc.

Winarno, FG. 1986.Enzim Pangan. Jakarta: PT. Gramedia. 57-59. Zahidah, D. 2013. Isolasi, Karakterisasi dan Potensi Bakteri Aerob

Sebagai Pendegradasi Limbah Organik.J.Sains dan Seni Pomits2. (1) : 12-15.