300 10.0
800 27.3
400 13.6
900 30.8
500 17.2
1000 34.4
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Output Frekuensi untuk Motor Spindel Berdasarkan hasil pengujian, kecepatan putaran motor spindel akan semakin
meningkat seiiring dengan kenaikan frekuensi yang dikeluarkan oleh komputer yang mana akan diproses sedemikian rupa oleh inverter.
1.1.3 Pengujian Mekanik
Pengujian mekanik ini dimaksudkan untuk menguji apakah sistem dapat bekerja dengan keakurasian dan repeatabilitas yang baik atau tidak. Dalam
pengujian ini komponen yang akan diuji meliputi komponen pada sistem spindel, sistem pencekaman alat potong, sistem pelumasan, dan sistem sumbu.
Pengujian untuk spindle kita menggunakan alat yang disebut Rpm Meter dengan ketelitian 1Rpm. Kita menggunakan metode kontak langsung dengan media
yang diukur baik untuk soindle horizontal maupun vertical.
Gambar 4.3 RPM meter
1.1.3.1 Sistem Spindel
Pada sistem spindel telah dilakukan percobaan untuk menghidupkan motor iinduksi dengan menghubungkan tegangan ke motor induksi 3 fasa. Motor
dirangkai secara star untuk mendapatkan daya yang besar. Rangkaian star motor
menjadikan daya maksimal yang mampu dihasilkan oleh motor induksi AEG dengan tipe AMBX112MZ yaitu sebesar 4kW.
Berikut data hasil pengujian pada mekanik motor spindel setelah dilakukan beberapa parameterisasi pada Mach3 dan inverter sehingga menghasilkan putaran
motor yang konstan. Putaran motor diukur dengan tachometer mengingat bahwa rangkaian pada sistem ini menggunakan rangkaian open loop sehingga tidak ada
feedback yang masuk ke kontroler. Mach3
Spindel speed
rpm Kecepatan
Putaran Motor
Induksi rpm
Kecepatan Putaran
CW Spindel
rpm Kecepatan
Putaran CCW
Spindel rpm
Frekuensi Inverter
Hz
100 102
100.1 100.8
3.1 200
205 202
205.3 6.5
300 306
307.4 311.5
10.0 400
409 399.6
418.3 13.6
500 508
512.6 520.1
17.2 600
609 616.6
615.9 20.2
700 704
717.3 727.9
23.7 800
810 819.6
824.7 27.3
Tabel 4.4 Hasil Pengujian Kecepatan Putar Motor Induksi dan Putaran Horisontal Spindel yang Didapat
Mach3 Spindel
speed rpm
Kecepatan Putaran
Motor Induksi
rpm Kecepatan
Putaran CW
Spindel rpm
Kecepatan Putaran
CCW Spindel
rpm Frekuensi
Inverter Hz
100 102
98.2 96.1
3.3
200 205
194.5 193.3
6.6 500
508 496.2
494.8 16.7
700 704
679.5 683.3
23.4 900
909 903.3
892.2 30.3
1000 1014
977.5 1158
34.6 1200
1215 1194
1194 41.1
1300 1320
1261 1261
44.7 Tabel 4.5 Hasil Pengujian Kecepatan Putar Motor Induksi dan Putaran
Vertical Spindel yang Didapat
1.1.3.2 Sistem Pencekaman Alat Potong
Percobaan pada sistem pencekaman alat potong dengan hidrolik yang digunakan untuk pencekaman alat potong tersebut. Percobaan dilakukan secara
manual dengan tambahan pengaman overload dan MCB yang dialih fungsikan sebagai saklar.
Motor hidrolik yang digunakan untuk memompa oli menggunakan motor induksi 3 fasa. Input tegangan yang masuk ke U V W motor dirangkai secara star.
Kabel line R dihubungkan dengan U motor, line S dengan V motor dan line T dengan W motor. Setelah dicoba, tidak ada respon apapun dari output hidrolik.
Ternyata U V pada motor terbalik sehingga putaran motor juga terbalik yang mengakibatkan motor hidrolik tidak menghisap oli tetapi menyemburkan oli.
Setelah mengetahui permasalahan yang menyebabkan proses clamping- unclamping tool tidak berjalan dengan semestinya, pengujian dilakukan kembali
untuk kedua kalinya dengan membalik kabel line R dan S. Line R dipasang pada V motor dan line S dipasang pada U motor kemudian mulai mencoba
mengaktifkan kembali sistem hidrolik. Putaran motor pada percobaan kedua berputar sesuai arah yang dibutuhkan oleh sistem hidrolik untuk melepas ataupun
memasang tool holder. Saat rangkaian total, mencoba kembali sistem pencekaman alat potong. Ada
suatu kendala yaitu terjadinya switching dengan kecepatan tinggi pada relay. Itu
disebabkan oleh pemasangan input tegangan 24VDC yang masuk ke koil pada solenoid hidrolik terbalik. Walaupun sudah ada dioda sebagai pengaman rangkaian
jika terjadi tegangan yang terbalik Gambar 73, namun arus yang dilewatkan terlalu besar 10A dan dioda tidak dapat menahan lagi sehingga terjadi short
tegangan dan dioda terbakar.
1.1.3.3 Sistem Pelumasan