Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya merealisasikan atau mencerminkan ajaran Islam. Menurut Drs Ahmad D. Marimba aspek-aspek kepribadian dapat digolongkan ke dalam 3 hal, yaitu: 1 Aspek-aspek kejasmaniahan; meliputi tingkah laku luar yang mudah nampak dan ketahuan dari luar. 27 2 Aspek-aspek kejiwaan; meliputi aspek-aspek yang tidak segera dilihat dan ketahuan dari luar. 3 Aspek-aspek kerohanian yang luhur; meliputi aspek-aspek kejiwaan yang lebih abstrak yaitu filsafat hidup dan kepercayaan.

c. Pengertian Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam

dan Budi Pekerti Dari pengertian prestasi belajar dan pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang telah diuraikan, maka dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah suatu hasil yang dicapai setelah melakukan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti.

2. Aspek-aspek Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

a. Aspek Kognitif 27 Nur Uhbiyati Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, h. 31. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Dalam hubungan dengan satuan pelajaran, ranah kognitif memegang peranan paling utama. Yang menjadi tujuan pengajaran pada umumnya adalah peningkatan kemampuan siswa dalam aspek kognitif. Aspek kognitif dibedakan atas enam jenjang menurut taksonomi Bloom. 28 1 Pengetahuan Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, fakta atau istilah-istilah, dan lain sebagainya tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. 2 Pemahaman Kemampuan ini umumnya mendapat penekanan dalam proses belajar- mengajar. Siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menhubungkannya dengan hal- hal lain. 29 3 Penerapan Dalam jenjang kemampuan ini dituntut kesanggupan ide-ide umum, tata cara, ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, serta teori-teori dalam situasi baru dan konkret. 30 28 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1999, h. 101. 29 Ibid., h. 106. 30 Ibid., h. 109-113. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id 4 Analisis Dalam jenjang kemampuan ini seseorang dituntut untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur atau komponen-komponen pembentuknya. 5 Sintesis Pada jenjang ini seseorang dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada. 6 Penilaian Dalam jenjang ini seseorang dituntut untuk dapat mengevaluasi situasi, keadaan, pernyataan, atau konsep berdasarkan suatu kriteria tertentu. b. Ranah Afektif Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan 1 Menerima receiving Jenjang ini berhubungan dengan kesediaan atau kemauan siswa untuk ikut dalam fenomena atau stimuli khusus kegiatan dalam kelas, musik, baca buku, dan sebagainya. 31 2 Menjawab responding Kemampuan ini bertalian dengan partisipasi siswa. Hasil belajar dalam jenjang ini dapat menekankan kemauan untuk menjawab misalnya 31 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, h. 117. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id secara sukarela membaca tanpa ditugaskan atau kepuasan dalam menjawab misalnya membaca untuk kenikmatan atau kegembiraan. 3 Menilai valuing Jenjang ini bertalian dengan nilai yang dikenakan siswa terhadap suatu objek, fenomena, atau tingkah laku tertentu. 4 Organisasi Tingkat ini berhubungan dengan menyatukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan memecahkan konflik di antara nilai-nilai itu, dan mulai membentuk suatu sistem nilai yang konsisten secara internal. 5 Karakteristik dengan suatu nilai atau kompleks nilai Pada jenjang ini individu memiliki sistem nilai yang mengontrol tingkah lakunya untuk suatu waktu yang cukup lama sehingga membentuk karakteristik “ pola hidup”. 32 c. Ranah Psikomotik Ranah psikomotorik berhubungan erat dengan kerja otot sehingga menyebabkan geraknya tubuh atau bagian-bagiannya. Yang termasuk ke dalam klasifikasi gerak di sini mulai dari gerak yang paing sederhana yaitu melipat kertas sampai dengan merakit suku cadang televisi serta komputer. 33 32 Daryanto, Evaluasi Pendidikan, h. 118. 33 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1996, h. 119. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id Jenis prestasi dalam ranah psikomotorik adalah dalam bidang keterampilan skill. Secara garis besar, keterampilan itu mempunyai beberapa tingkat: 34 1 Gerakan refleks: respon gerakan yang tidak disadari yang dimiliki sejak lahir 2 Dasar gerakan-gerakan dasar: gerakan yang menuntun kepada ketrampilan yang sifatnya kompleks 3 Perceptual abilities: kombinasi dari kemampuan kognitif dan gerakan 4 Physical abilities: kemampuan yang diperlukan untuk mengembangkan gerakan-gerakan keterampilan tingkat tinggi. 5 Skilled movements: gerkan yang memerlukan belajar 6 Nondiscoursive communication: kemampuan untuk berkomunikasi dengan menggunakan gerakan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pendidikan Agama

Islam dan Budi Pekerti Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dalam diri faktor internal maupun dari luar diri faktor eksternal individu. Pengenalan terhadap faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam 34 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, h. 120.

Dokumen yang terkait

Model Pembelajaran Kooperatif Student Facilitator and Explaining (SFE) dengan Peta Konsep dalam Peningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa. (Kuasi Eksperimen di SMP Jayakarta)

0 2 225

PENERAPAN STRATEGI STUDENT FACILITATOR ADN EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN Penerapan Strategi Student Facilitator And Explaining Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Dan Kemampuan Komunikasi Pada Pembelajaran IPA Siswa Kel

0 6 13

PENERAPAN STRATEGI STUDENT FACILITATOR ADN EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR DAN Penerapan Strategi Student Facilitator And Explaining Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Dan Kemampuan Komunikasi Pada Pembelajaran IPA Siswa Ke

0 5 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Strategi Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa KelaS V SD N

0 1 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Strategi Pembelajaran Student Facilitator And Explaining Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa KelaS V SD N

0 1 15

Pengaruh kreatifitas guru terhadap peningkatan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMP Negeri 4 Lamongan.

0 0 144

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING TERHADAP KEAKTIFAN SISWA PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS V SDN KEDUNGREJO WARU SIDOARJO.

0 2 136

1. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti - PENGARUH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI TERHADAP KARAKTER RELIGIUS SISWA DI SMPN 1 SUMBERGEMPOL TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 26

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI

0 0 11

BAB II IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR - IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI MEMAHAMI TATACARA SHOLAT JUMA

0 1 18