Para Pihak dalam Putusan 26 Perbuatan Hukum Pihak-pihak dalam Putusan 26

24 memastikan, bahwa bagian-bagian tertentu atau unsur-unsur unjust enrichment yang telah diuraikan di dalam Bab II skripsi ini, ada juga di dalam Putusan itu. Dengan perkataan lain, analisis yang dilakukan Penulis terhadap Putusan 26 tersebut adalah menjawab rumusan masalah Penelitian seperti telah dikemukakan di dalam Bab I skripsi ini, dan sejatinya mencari kandungan apa yang di dalam Kontrak Sebagai Nama Ilmu Hukum disebut dengan prinsip hukum unjust enrichment. Adapun struktur dari Bab III ini akan dimulai dengan gambaran menyeluruh Putusan 26 yang akan disisun per sub bab, dan mengingat struktur analisis yang dipakai adalah struktur analisis ilmu hukum, maka Putusan 26 itu telah Penulis brake- down dan dimulai dengan unsur pertama dari kontrak yaitu mengemukakan siapa saja pihak-pihak the parties to contract yang ada di dalam satuan amatan utama penelitian dan penulisan karya tulis ilmiah skripsi kesarjanaan ini.

3.1. Para Pihak dalam Putusan 26

Temuan penelitian atas pihak-pihak the parties to contract atau orang yang melakukan unjust enrichment berjumlah sembilan. Kesembilan pihak itu telah diperiksa dan diputus oleh KPPU karena semula mereka menjadi Terlapor karena diduga melakukan pelanggaran 28 Pasal 5 UU No. 5 tahun 1999. Terlapor I sd Terlapor IX di bawah ini telah melakukan penetapan tarif SMS pada interval harga Rp 250 – Rp 350 yang diduga melanggar Undang-undang, yaitu: ”Pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan harga atas 28 Hal ini sudah tentu berbeda dengan gugatan perbuatan melawan hukum PMH, misalnya, yang berada pada yurisdiksi atau merupakan kewenangan mengadili yang absolut mulai dari pengadilan negeri, ditinjau dari hukum acara perdata yang berlaku di Indonesia. Yurisdiksi KPPU adalah suatu kompetensi absulut yang bukan kompetensi absulut peradilan perdata. 25 suatu barang dan atau jasa yang harus dibayar oleh konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan yang sama. ” Pihak-pihak Terlapor itu adalah PT Excelcomindo Pratama, Tbk., PT Telekomunikasi Selular, PT Indosat, Tbk., PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk., PT Hutchison CP Telecommunication, PT Bakrie Telecom, Tbk., PT Mobile-8 Telecom, Tbk., PT Smart Telecom, PT Natrindo Telepon Seluler. Kesembilan pihak ini adalah pelaku usaha yang berbentuk badan hukum yang didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia, berupa suatu Perseroan Terbatas, yang seluruh anggaran dasarnya dan perubahannya telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia melakukan kegiatan usaha di bidang jasa telekomunikasi 29 .

3.2. Perbuatan Hukum Pihak-pihak dalam Putusan 26

Dikemukakan di atas, dan atas dasar itu Penulis berpendapat bahwa berdasarkan kontrak, pihak-pihak di atas melakukan perbuatan hukum berupa jasa telekomunikasi. Perlu dukemukakan bahwa kegiatan telekomunikasi di Indonesia pertama kali dikuasai oleh negara. Negara kemudian mewaliamanatkan kepada Badan Usaha Milik Negara BUMN, yaitu PT Telkom, Tbk. yang sampai tahun 2006. Saham pihak BUMN di atas dimiliki oleh pemerintah sebesar 51,19 dan memonopoli jasa layanan telekomunikasi domestik serta PT Indosat, Tbk. “Indosat“ yang keseluruhan sahamnya diakuisisi oleh pemerintah pada tahun 1980 dan memonopoli layanan jasa telekomunikasi internasional. 29 Dalam analisis KPPU, yang dapat dilihat mulai halaman 27 Naskah Putusan No. 26 yang dirujuk sepenuhnya menjadi hasil penelitian untuk Bab III dan penulisan karya tulis ilmiah ini, yang dimaksud dengan pelaku usaha dalam Pasal 1 Angka 5 Undang-undang Nomor 5 tahun 1999 adalah orang perorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukumnegara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian, menyelenggarakan berbagai kegiatan usaha dalam bidang ekonomi. 26 Perkembangan teknologi telekomunikasi kemudian memungkinkan investasi jasa telekomunikasi untuk dikelola dan menghasilkan jasa telekomunikasi antara lain SMS yang lebih murah. Motifasi itulah yang membuka masuknya atau dimulainya era partisipasi swasta termasuk pihak-pihakthe parties to contract, perusahaan yang ada dalam sembilan pihak di atas dalam industri telekomunikasi. Revolusi teknologi telekomunikasi di Indonesia diawali dengan lahirnya PT Satelit Palapa Indonesia “Satelindo” pada tahun 1993 yang memperoleh lisensi untuk Sambungan Langsung Internasional, telepon selular, dan hak penguasaan eksklusif atas beberapa satelit komunikasi. Satelindo memperkenalkan layanan telepon selular pada bulan November 1994. Pada tanggal 26 Mei 1995 lahir PT Telekomunikasi Selular “Telkomsel” sebagai penyedia jasa layanan telekomunikasi selular sekaligus operator pertama di Asia yang memberikan layanan kartu pra-bayar. Pada bulan Oktober 1996, PT Excelcomindo Pratama “XL” mulai beroperasi di pasar selular Indonesia dan ikut meramaikan persaingan layanan telekomunikasi selular. Sampai tahun 1999, masih terdapat kepemilikan silang dalam struktur kepemilikan operator seluler yaitu: Satelindo, Telkomsel dan Excelcomindo, sebagaimana tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan No. 72 tahun 1999 tentang Cetak Biru Kebijakan Pemerintah Tentang Telekomunikasi. Hal tersebut merupakan konsekuensi amanat UU No. 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi yang mewajibkan adanya kerjasama atau usaha patungan antara Badan Penyelenggara Telekomunikasi Telkom danatau Indosat dengan Badan Lain, sehingga Telkom dan Indosat memiliki saham di Satelindo dan Telkomsel, sedangkan PT Telkom melalui PT Telekomindo Primabhakti memiliki saham di Excelcomindo. Sebagai tindak lanjut dari Kepmen No. 72 Tahun 1999 maka pada 3 April 2001, PT Indosat dan PT Telkom menyepakati untuk menghilangkan kepemilikan silang keduanya pada Telkomsel dan 27 Satelindo 30 . PT Indosat Multi Media Mobile ”IM3” didirikan oleh Indosat pada bulan Mei tahun 2001 dan mulai beroperasi pada pada bulan Agustus tahun 2001, juga turut meramaikan persaingan layanan telekomunikasi selular di Indonesia. Pada tahun 2003, IM3 melakukan merger vertikal dengan Indosat. Akibat dari penguasaan kepemilikan Telkomsel oleh Singtel yang merupakan anak perusahaan Temasek pada akhir tahun 2001 dan Indosat oleh STT yang merupakan anak perusahaan Temasek pada akhir tahun 2002, kepemilikan silang diantara operator seluler kembali terbentuk hingga saat ini 31 . Praktis pada periode tersebut hanya terdapat tiga operator seluler yang beroperasi di Indonesia dan menguasai jasa telekomunikasi seluler, yaitu Telkomsel, XL dan Indosat, dimana antara Telkomsel dan Indosat masih terdapat kepemilikan silang. Periode perkembangan telekomunikasi selanjutnya yaitu 2004 - 2007 ini diawali dengan masuknya operator baru ke pasar yaitu PT Mobile-8 Telecom dengan produk Fren pada bulan Desember 2003 yang beroperasi dengan tekonologi CDMA, namun memiliki lisensi seluler. Menyusul berubahnya PT Radio Telepon Indonesia Ratelindo menjadi PT Bakrie Telecom yang mendapatkan lisensi Fixed Wireless Access FWA pada tahun 2003, juga menambah pemain baru pada periode ini dengan produk Esia. Untuk memperluas jangkauannya, Telkom memperoleh lisensi FWA dan mulai meluncurkan produk Flexi pada tahun 2003. Jenis layanan FWA semakin diramaikan dengan kehadiran StarOne pada tahun 2004, yang merupakan produk dari Indosat. Pada akhir tahun 2005, PT Sampoerna Telekomunikasi Indonesia melakukan commercial launching layanan “The Blueprint [KM Perhubungan No. 72 Tahun 1999] call for progressive elimination of these shareholdings to promote competition and avoid any actual or potential conflict of interest in more competitive telecommunication environment and 31 Vide Putusan KPPU Perkara No. 07KPPU-L2007. 28 FWA dengan merek Ceria dan menambah jumlah pemain operator baru pada periode tersebut. Struktur pasar pada periode tersebut mengalami perubahan drastis, dimana yang pada periode sebelumnya hanya terdapat tiga operator di pasar, pada periode ini jumlah tersebut mengalami perubahan dengan dimulainya jenis layanan FWA. Dengan demikian, pada periode ini terdapat lonjakan jenis layanan operator hingga mencapai delapan operator. Kinerja dari masing-masing operator pada periode ini terlihat dari jumlah perolehan pelanggannya yang dapat dilihat pada tabel 32 . Tabel 1 Jumlah dan Pangsa Pelanggan Telepon Tetap Jumlah Pelanggan Pangsa Pelanggan 2004 2005 2006 2004 2005 2006 Telepon tetap 8,703,218 8,824,467 8,806,702 PT Telkom 8,559,350 8,686,131 8,709,211 98,35 98,43 98,89 PT Bakrie Telecom Ratelindo 1, 20,990 114,082 68,359 1.39 1.29 0.78 PT Indosat I-Phone 20,000 21,724 26,632 0.23 0.25 0.30 PT Batam Bintan TelakomunikasiBBT 2,878 2,530 2,500 0.03 0.03 0.03 Sumber: Putusan No 26KPPU-L2007. Secara keseluruhan, perbandingan jumlah pelanggan untuk masing-masing jenis layanan dapat dilihat pada tabel berikut. 32 Lihat Tabel 1. 29 Tabel 2 Jumlah dan Pangsa Pelanggan Fixed Wireless Access , Sumber: Putusan No 26KPPU-L2007. Pada periode 2007 sampai dengan ketika perkara dalam Putusan No. 26 mulai diproses, beberapa operator baru memasuki pasar dan semakin meramaikan situasi persaingan. Tanggal 30 Maret 2007, Hutchison melakukan commercial launching dengan merek 3. Menyusul kehadiran 3 di pasar, PT Smart Telecom juga meluncurkan produk seluler Smart dengan tekonologi CDMA pada tanggal 3 September 2007. Terakhir pada periode ini, NTS yang telah memiliki lisensi sejak tahun 2001, namun baru menyelenggarakan layanan telepon regional di Surabaya, dan melakukan launching nasional secara bertahap dengan merek Axis pada 28 Februari 2008. Jumlah Pelanggan Pangsa Pelanggan 2004 2005 2006 2004 2005 2006 Telepon Mobilitas Terbatas FWA 1,673,081 4,683,363 6,014,031 Pelanggan PT Telkom Flexi 1,429,368 4,061,800 4,175,853 85.43 86.73 69.44 Pelanggan Prabayar 3,240,500 3,381,426 69.19 56.23 Pelanggan Pasca bayar 821,300 794,427 17.54 13.21 Pelanggan PT Indosat 52,752 249,434 358,980 3.15 5.33 5.97 Pelanggan Prabayar 40,854 229,726 338,435 2.44 4.91 5.63 Pelanggan Pasca bayar 11,898 19,708 20,545 0.71 0.42 0.34 Pelanggan PT Bakrie Telecom ESIA 190.961 372,129 1,479,198 11.41 7.95 24.60 Pelanggan Prabayar 176,453 351,826 1,414,920 10.55 7.51 23.53 Pelanggan Pasca bayar 14,508 20,303 64,278 0.87 0.43 1.07 30 Tabel 3 Jumlah dan Pangsa Pelanggan Telepon Seluler Jumlah Pelanggan Pangsa Pelanggan 2004 2005 2006 2004 2005 2006 Telepon Seluler 30,336,607 46,992,118 63,803,015 Telkomsel 16,291,000 24,269,000 35,597,000 53.70 51.64 55.79 Pelanggan Prabayar Prepaid Subscibers 14,963,000 22,798,000 33,935,000 49.32 48.51 53.19 Pelanggan Pasca bayar Postpaid 1,328,000 1,471,000 1,662,000 4.38 3.13 2.60 Indosat 9,754,607 14,512,453 16,704,729 32.15 30.88 26.18 Pelanggan Prabayar Prepaid 9,214,663 13,836,046 15,878,870 30.37 29.44 24.89 Pelanggan Pasca bayar Postpaid 539,944 676,407 825,859 1.78 1.44 1.29 Excelkomindo 3,791,000 6,978,519 9,527,970 12.50 14.85 14.93 Pelanggan Prabayar Prepaid 3,743,000 6,802,325 9,141,331 12.34 14.48 14.33 Pelanggan Pasca bayar Postpaid 48.000 176,194 386,639 0.16 0.37 0.61 Mobile-8 Fren 500,000 1,200,000 1, ,825,888 1.65 2.55 2.86 Pelanggan Prabayar Prepaid 1,150,000 1,778,200 0.00 2.45 2.79 Pelanggan Pasca bayar Postpaid 50,000 47,688 0.00 0.11 0.07 Sampoerna Telekomunikasi INdonesia 10,609 134,713 0.00 0.02 0.21 Pelanggan Prabayar Prepaid 133,746 0.00 0.00 0.21 Pelanggan Pasca bayar Postpaid 967 0.00 0.00 0.00 Natrindo Telepon Seluler 21,537 12,715 0.00 0.05 0.02 Pelanggan Prabayar Prepaid 10,155 0.00 0.00 0.02 Pelanggan Pasca bayar Postpaid 2,560 0.00 0.00 0.00 Sumber: Putusan No 26KPPU-L2007. 31 Tabel 4 Jumlah Pelanggan Telekomunikasi Berdasarkan Jenis Telepon Jumlah Pelanggan Pangsa Pelanggan 2004 2005 2006 2004 2005 2006 Telepon Tetap 8,703,218 8,824,467 8,806,702 21.38 14.59 11.20 Telepon Mobilitas Terbatas FWA 1,673,081 4,683,363 6,014,031 4.11 7.74 7.65 Telepon Seluler 30,336,607 46,992,118 63,803,015 74.51 77.67 81.15 Total 40,712,906 60,499,948 78,623,748 100 100 100 Sumber: Putusan No 26KPPU-L2007. Pada periode ini struktur pasar telekomunikasi mengalami perubahan dengan bertambahnya operator, namun data pelanggan belum diperoleh sehingga belum diketahui pengaruh operator-operator tersebut terhadap pangsa pelanggan secara keseluruhan.

3.3. Perkembangan Tarif Jasa SMS