Masa Kecilnya Biografi Sayyidah Aisyah RA.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id meninggal, barulah ia menikah dengan Abu Bakar dan dikaruniai dua orang anak, yaitu Abdurrahman dan Aisyah. Tidak ada catatan sejarah yang pasti tentang tahun kelahiran Aisyah. Namun ada beberapa peristiwa yang telah disepakati validitasnya oleh para sejarawan yang dapat dijadikan pedoman untuk menentukan tahun kelahiran Aisyah. Berikut adalah daftar peristiwa-peristiwa tersebut: 7 a. Aisyah menikah dengan Rasulullah saw. tiga tahun sebelum hijrah. Saat itu, Aisyah berusia enam tahun. b. Rasulullah saw. baru mengajak Aisyah hidup bersama pada bulan Syawwal, tahun pertama hijriyah. Ketika itu, Aisyah berusia sembilan tahun. c. Rasulullah saw. meninggal dunia pada bulan Rabi’ul Awwal, tahun 11 hijriyah. Usia Aisyah saat itu adalah delapan belas tahun. Dengan demikian, versi yang paling benar adalah Aisyah lahir pada bulan Syawwal, tahun kesembilan sebelum hijriyah, bertepatan dengan bulan Juli tahun 614 M. 8

2. Masa Kecilnya

Tanda-tanda kejeniusan Aisyah sudah nampak sejak masih masa kanak-kanak. Pada suatu ketika, Aisyah kecil sedang asik bermain boneka. Melihat boneka itu Rasulullah saw. bertanya, “Apa ini wahai Aisyah?” 7 As-Sayyid Sulaiman an-Nadawi, ‘Aisyah ra.: The True Beauty..., h. 6. 8 Ibid., h. 7. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id “Kuda” jawab Aisyah. “Adakah kuda memiliki dua sayap?” tanya Rasulullah saw. “Bukankah kuda Nabi Sulaiman memiliki banyak sayap?” Rasulullah saw. pun tertawa mendengar jawaban spontan Aisyah yang akurat tersebut. HR. Abu Dawud Hal semacam ini tidak lain adalah bukti kecerdasan dan keluasan pemahamannya tentang persoalan-persoalan agama. Anak-anak kecil, dimanapun mereka berada, cenderung tidak memiliki perhatian terhadap apapun. Tidak ada urusan yang mengganggu pikiran mereka. Dan mereka pun tidak merasa perlu untuk memikirkan sesuatu. Hal seperti itu biasanya terus terjadi hingga mereka berusia tujuh atau delapan tahun. Akan tetapi, Aisyah bukan anak kecil biasa. Ia mengingat dengan baik apa yang terjadi pada masa kecilnya, termasuk hadits-hadits yang didengarnya dari Rasulullah saw. Ia memahami hadits-hadits itu, meriwayatkannya, menarik kesimpulan darinya. Ia juga sering menjelaskan hikmah-hikmah dari peristiwa yang dialaminya pada masa kecil. Aisyah menceritakan, bahwa telah turun ayat al- Qur’an kepada Nabi Muhammad di Makkah. Saat itu aku masih kecil dan sedang bermain. Ayat itu berbunyi: digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id رَمَأَو ىَْدَأ ُةَعاّسلاَو ْمُُدِعْوَم ُةَعاّسلا ِلَب ٤٦ “Sebenarnya hari kiamat itulah hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit. ” QS. al-Qamar [54]: 46 Tatkala Nabi berhijrah ke Madinah, Aisyah belum berumur delapan tahun, tetapi dia bisa memahami dan menghafal dengan baik berbagai peristiwa hijrah Nabi Muhammad dan hal-hal lain yang berhubungan dengan peristiwa tersebut. Tidak ada seorang sahabat pun yang menghafal peristiwa bersejarah tersebut yang lebih urut dan lengkap dibanding Aisyah. 9

3. Pernikahannya dengan Rasulullah SAW.