EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR SISWA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR SISWA

(Skripsi)

Oleh
AHMAD EKO PURNOMO
1013023023

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

ABSTRAK
EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR SISWA

Oleh

AHMAD EKO PURNOMO

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran
inkuiri terbimbing dalam meningkatkan kemampuan berpikir lancar pada materi
laju reaksi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA
Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014-2015. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah
kelas XI MIA3 dan XI MIA5. Metode pada penelitian ini adalah kuasi eksperimen
dengan Non Equivalent (Pretes and Postes) Control-Group Design. Efektivitas
model pembelajaran inkuiri terbimbing ditunjukkan oleh perbedaan n-Gain yang
signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata n-Gain keterampilan berpikir lancar pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen sebesar 0,62 dan 0,76. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan
bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi laju reaksi efektif
dalam meningkatkan kemampuan berpikir lancar.

Kata kunci: kemampuan berpikir lancar, laju reaksi,model pembelajaran inkuiri
terbimbing

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
PADA MATERI LAJU REAKSI DALAM MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR SISWA


Oleh

Ahmad Eko Purnomo

Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2015

RIWAYAT HIDUP


Penulis dilahirkan di Rukti Sediyo Lampung Timur pada tanggal 30 Januari 1991,
anak pertama dari dua bersaudara buah hati dari pasangan Bapak Rubini dan Ibu
Rukiyah.

Pendidikan diawali pada tahun 1997 di SDN 2 Rukti Sediyo Kec. Raman Utara
Lampung Timur yang diselesaikan tahun 2003, MTsN Raman Utara Kec. Raman
Utara Lampung Timur yang diselesaikan pada tahun 2006, dan SMAN Raman
Utara Kec. Raman Utara Lampung Timur yang diselesaikan tahun 2009. Pada
tahun berikutnya terdaftar sebagai mahasiswa di Program Studi Pendidikan Kimia
Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri).

Selama menjadi mahasiswa, penulis aktif di berbagai organisasi mahasiswa. Pada
tahun 2010 pernah menjadi anggota muda Kajian Islam UKMF FPPI, dan
EKSMUD HIMASAKTA FKIP UNILA. Pada tahun 2013 penulis mengikuti
Kuliah Kerja Nyata Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) dengan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 2 Way Tenung, di Desa Pekon
Padang Tambak, Kecamatan Way Tenung, Kabupaten Lampung Barat.


PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang selalu memberikan limpahan rahmat dan
karunia-Nya, dan dengan ridho-Nya skripsi ini bisa terselesaikan. Sholawat serta
salam selalu tercurahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW sebagai
panutan sepanjang masa. Dengan segala kerendahan hati saya persembahkan
tulisan di lembaran-lembaran sederhana ini kepada:
Ayahku Rubini dan Ibu Rukiyah yang teristimewa yang selalu mendoakan
dan meneteskan peluh dan keringatnya untuk kebaikan dan kebahagiaan
anak-anaknya serta selalu memberikan semangat, motivasi, dan inspirasi
melalui cinta dan kasih sayang yang Bapak dan Ibu berikan...

Adik saya Muhammad Abdul Latif yang telah memberikan dukungan,
keceriaan, canda dan tawa yang tiada henti...

Almamater tercinta, Universitas Lampung...

MOTTO

Di antara Tanda Kebaikan Keislaman Seseorang Adalah Ia

Meninggalkan Perkara yang Tidak Berguna Baginya.
(Al-Hadist)

Tiadanya Keyakinanlah Sehingga Mereka Takut Pada
Tantangan, Dan Saya Percaya Pada Diri Sendiri.
(Muhammad Ali)

Banyak berdo’a, selalu bersyukur, dan kerja keras, niscaya
semua akan tercapai
(Ahmad Eko Purnomo)

SANWACANA

Bismillahirrohmanirrohim.

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala limpahan rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga dapat diselesaikannya skripsi yang berjudul “Efektivitas Model Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing pada Materi Laju Reaksi dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir
Lancar Siswa”. Shalawat serta salam juga semoga selalu tercurah pada
Rasullulah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta umat-Nya yang senantiasa

istiqomah di jalan-Nya.

Melalui kesempatan ini, diucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.
2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.
3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
4. Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I, atas kesediaannya
memberikan motivasi, bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian
kuliah dan penyusunan skripsi.
5. Bapak Drs. Tasviri Efkar, M.S., selaku Dosen Pembimbing II dalam kesediaannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik dalam proses penyelesaian
kuliah dan penyusunan skripsi.

6. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik
dan Penguji atas segala bimbingan, saran dan kritik yang diberikan dalam
memperbaiki penulisan skripsi ini.
7. Seluruh Dosen dan staf di Jurusan Pendidikan MIPA khususnya Program
Studi Pendidikan Kimia Universitas Lampung.
8. Bapak Drs. Ahyauddin, M. Pd, selaku kepala SMAN 5 Bandar Lampung yang
telah memberikan izin penulis untuk melaksanakan penelitian, serta Ibu Puji
Astuti, S.Si., selaku guru mitra atas kerjasama dan bimbingannya terimaksih.

9. Sahabat-sahabatku teman KKN/PPL ada Agita, Angga, Dijah, Feni, Kiki,
Lilis, Sisca, Sulis, Wayan, and Feri. Tim Skripsi penelitian Ana dan Dian.
Terima kasih untuk semua dukungan, semangat, dan kenangan yang telah
kalian berikan selama ini kepada ku.
10. Teman-teman Pendidikan Kimia angkatan 2010 yang telah menjalani susah
senang bersama selama masa di kampus ini. Adik-adik tingkat di Pendidikan
kimia semuanya terimakasih atas kebersamaan dan kepeduliannya selama ini.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, serta
berkenan membalas semua budi baik yang diberikan. Disadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, namun diharapkan semoga skripsi ini bermanfaat
bagi kita semua. Amin.

Bandar Lampung, 30 April 2015
Penulis,

Ahmad Eko Purnomo

x


DAFTAR TABEL

Tabel
Halaman
1. Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing .......................................................9
2.

Perilaku siswa dalam keterampilan kognitif kreatif.....................................11

3.

Indikator kemampuan berpikir kreatif .........................................................11

4.

Analisis konsep materi laju reaksi ...............................................................14

5.

Desain penelitian ..........................................................................................21


6.

Hasil uji normalitas nilai pretes kemampuan berpikir lancar ......................32

7.

Hasil uji homogenitas nilai pretes kemampuan berpikir lancar ...................33

8.

Hasil uji kesamaan dua rata-rata nilai pretes kemampuan berpikir lancar ..34

9.

Hasil uji normalitas n-Gain kemampuan berpikir lancar .............................35

10. Hasil uji homogenitas n-Gain kemampuan berpikir lancar .........................36
11. Hasil uji perbedaan dua rata-rata n-Gain kemampuan berpikir lancar ........36


DAFTAR GAMBAR

Gambar
Halaman
1. Prosedur pelaksanaan penelitian ...................................................................... 25
2. Rata-rata nilai pretes dan postes kemampuan berpikir lancar .......................... 31
3. Rata-rata n-Gain kemampuan berpikir lancar .................................................. 34

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL ......................................................................................

xiv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................

xv

I.


PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................

1

B. Rumusan Masalah ........................................................................

4

C. Tujuan Penelitian ..........................................................................

4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................

5

E. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................

5

II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Konstruktivisme ......................................................

7

B. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing .......................................

8

C. Kemampuan Berpikir Kreatif ........................................................

10

D. Konsep Laju Reaksi ......................................................................

13

E. Kerangka Berpikir .........................................................................

18

F. Anggapan Dasar ............................................................................

19

G. Hipotesis Penelitian .......................................................................

19

III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel Penelitian .....................................................

20

B. Data Penelitian ..............................................................................

21

C. Metode dan Desain Penelitian .......................................................

21

D. Variabel Penelitian .......................................................................

22

E. Instrumen Penelitian dan Validitas instrumen ................................

22

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian....................................................

23

G. Teknik Analisis Data .....................................................................

25

H. Uji Hipotesis ................................................................................

26

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian dan Analisis Data .................................................

31

B. Pembahasan ..................................................................................

37

V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .......................................................................................

46

B. Saran .............................................................................................

46

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1. Analisis SKL-KI-KD-Indikator .....................................................
2. RPP Kelas Eksperimen ..................................................................
3. Lembar Kerja Siswa Kelas Eksperimen .........................................
4. Kisi-kisi Soal Pretes dan Postes .....................................................
5. Soal Pretes / Postes........................................................................
6. Rubrikasi Soal Pretes dan Postes ..................................................
7. Data Nilai Pretes, Postes, dan n-gain .............................................
8. Data Pemeriksaan Jawaban Siswa .................................................
9. Penilaian Afektif Siswa .................................................................
10. Rubrik Penilaian Afektif Siswa .....................................................
11. Penilaian Psikomotor Siswa ..........................................................
12. Observasi Kinerja Guru ................................................................

50
58
66
74
84
89
102
104
112
122
124
128

xii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mencakup tiga aspek yaitu proses, produk dan
sikap. Menurut Trowbridge dan Bybee (Suyatna, 2009), IPA sebagai proses
merupakan metode ilmiah yang dimulai dari mencari tahu tentang fenomena alam
secara sistematis; IPA sebagai produk merupakan kumpulan pengetahuan (body of
knowledge) yang berupa fakta, prinsip atau konsep; sedangkan IPA sebagai sikap,
dapat diperoleh dengan mengembangkan proses IPA seperti sikap ingin tahu,
menghargai pembuktian, berpikir kritis, kreatif, berbicara, bardasarkan kepada
bukti- bukti konkrit atau data, dan peduli terhadap lingkungan.

Ilmu kimia adalah salah satu rumpun dari IPA. Definisi kimia menurut Concise
Dictionary of Science & Computers (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIPUPI,2007) adalah sebagai cabang dari ilmu pengetahuan alam (sains), yang
berkenaan dengan kajian-kajian tentang struktur dan komposisi materi, perubahan
yang dapat dialami materi dan fenomena-fenomena lain yang menyertai
perubahan materi. Konten ilmu kimia yang berupa konsep, hukum dan teori,
merupakan produk yang dihasilkan dari rangkaian proses kerja ilmiah dengan
menggunakan sikap ilmiah.

2

Rangkaian proses kerja ilmiah dapat berupa kegiatan mengamati, menafsirkan
pengamatan, meramalkan, menerapkan konsep, merencanakan penelitian, mengkomunikasikan penelitian dan mengajukan pertanyaan. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang dapat melatih kemampuan berpikir kreatif siswa. Berpikir
kreatif dapat diartikan sebagai suatu proses berpikir yang menghasilkan
bermacam-macam kemungkinan jawaban (Munandar, 2008). Penerapan berpikir
kreatif dalam pemecahan masalah akan menghasilkan banyak ide-ide yang
berguna dalam penyelesaian masalah. Terdapat 5 macam kemampuan berpikir
kreatif, diantaranya kemampuan berpikir lancar (fluency).

Keterampilan berpikir kreatif juga menjadi salah satu Standar Kompetensi
Lulusan pada kurikulum 2013 untuk dimensi keterampilan, yakni siswa
diharapkan memiliki keterampilan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam
ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah
secara mandiri (Tim Penyusun, 2013). Kemampuan berpikir kreatif dapat
dilatihkan melalui penerapan model pembelajaran yang berpusat pada siswa dan
mengharuskan siswa membangun pengetahuannya sendiri.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan dengan guru
kimia SMA Negeri 5 Bandar Lampung diketahui bahwa kegiatan pembelajaran
kimia cenderung masih berpusat pada guru (teacher centered learning). Pembelajaran kimia di SMA Negeri 5 Bandar lampung lebih dominan menggunakan
metode ceramah, tetapi terkadang siswa juga dibentuk kelompok diskusi. Kegiatan praktikum hanya dilakukan pada materi tertentu saja untuk membuktikan
konsep kimia yang didapat. Kegiatan pembelajaran seperti ini siswa cenderung

3

bertindak sesuai dengan apa yang diinstruksikan oleh guru, tanpa berusaha sendiri
untuk memikirkan apa yang sebaiknya dilakukan untuk mencapai tujuan belajarnya sehingga kemampuan berpikir kreatif khususnya kemampuan berpikir lancar
siswa rendah termasuk pada materi laju reaksi.

Pembelajaran kimia di sekolah seharusnya dapat dikaitkan dengan lingkungan di
sekitar agar siswa terbiasa menyelesaikan masalah di kehidupan sehari-hari dan
melatih kemampuan berpikir kreatif. Misalnya pada materi laju reaksi, contohnya
fenomena meledaknya bom nuklir yang terjadi begitu cepat, serta terbentunya
korosi yang terjadi begitu lambat. Salah satu model pembelajaran yang
menghubungkan pembelajaran kimia dengan kehidupan sehari-hari dan dapat
melatih kemampuan berpikir kreatif siswa adalah model pembelajaran inkuiri
terbimbing.

Menurut Gulo (Trianto, 2010) inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar
yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Terdapat 5 fase pada model pembelajaran
inkuiri terbimbing yaitu, fase 1) mengajukan pertanyaan atau permasalahan. Fase
2) yaitu siswa merumuskan hipotesis dari permasalahan. Fase 3) yaitu siswa
mengumpulkan data. Fase 4) siswa menganalisis data. Fase 5) yaitu membuat
kesimpulan.

Salah satu hasil penelitian yang mengkaji penerapan pembelajaran inkuiri
terbimbing untuk melatihkan kemampuan berpikir lancar siswa, diantaranya yaitu
Andalan (2013) yang meneliti model pembelajaran inkuiri terbimbing untuk

4

meningkatkan keterampilan berpikir lancar siswa SMA Negeri 7 Bandar lampung
pada materi koloid,berdasarkan pengujian hipotesis menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir
lancar jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Yanti (2014) yang
meneliti tentang efektivitas inkuiri terbimbing pada materi larutan elektrolitnonelektrolit dalam meningkatkan keterampilan berpikir lancar, berdasarkan
pengujian hipotesis menunjukkan bahwa model pembelajaran inkuiri terbimbing
pada materi larutan elektrolit-nonelektrolit efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir lancar.
Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian dengan judul “Efektifitas
Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing pada Materi Laju Reaksi dalam
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Lancar Siswa”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah efektivitas model
pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi laju reaksi dalam meningkatkan
kemampuan berpikir lancar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan efektifitas model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi laju reaksi dalam meningkatkan kemampuan
berpikir lancar.

5

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, yaitu:
1.

Bagi siswa
Dengan diterapkannya model pembelajaran inkuiri terbimbing akan memberikan pengalaman baru bagi siswa dalam memecahkan masalah kimia dan
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif khususnya kemampuan berpikir
lancar.

2.

Bagi guru
Model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat menjadi salah satu alternatif
pembelajaran yang inovatif dan kreatif.

3.

Bagi sekolah
Menjadi informasi dan sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan
mutu pembelajaran kimia di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah:
1.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing dikatakan efektif meningkatkan
kemampuan berpikir lancar siswa, apabila secara statistik ada perbedaan
n-Gain yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.

2.

Model pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan dalam penelitian ini
menurut Gulo yang terdiri dari 5 fase, yaitu mengajukan pertanyaan atau permasalahan, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data,
dan menarik kesimpulan (Trianto, 2010).

6

3.

Kemampuan berpikir lancar merupakan salah satu indikator kemampuan
berpikir kreatif yang akan diteliti, yaitu dapat dengan cepat melihat kesalahan
dan kelemahan dari suatu objek atau situasi (Munandar, 2008).

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Konstruktivisme

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir pendekatan kontekstual, yaitu
bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yang hasilnya
diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan
bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diingat.
Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui
pengalaman nyata (Trianto, 2010).

Teori konstruktivis menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturanaturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak sesuai. Teori ini berkembang dari kerja Piaget, Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori
psikologi kognitif yang lain, seperti teori Bruner (Nur dalam Trianto, 2010).

Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang
anak dengan kegiatan asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi. Asimilasi ialah pemaduan data baru dengan stuktur kognitif yang ada. Akomodasi ialah penyesuaian stuktur kognitif terhadap situasi baru, dan equilibrasi ialah penyesuaian
kembali yang terus dilakukan antara asimilasi dan akomodasi (Bell, 1994).

8

B. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Inkuiri berasal dari bahasa Inggris inquiry yang dapat diartikan sebagai proses
bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan.
Pertanyaan ilmiah adalah pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kegiatan penyelidikan terhadap obyek pertanyaan. Dengan kata lain, inkuiri adalah suatu
proses untuk memperoleh dan mendapatkan informasi dengan melakukan
observasi atau eksperimen untuk mencari jawaban atau memecahkan masalah
dengan bertanya dan mencari tahu (Roestiyah, 2001).

Menurut Gulo (Trianto, 2010) inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar
yang melibatkan seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Pelaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing adalah :
1. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan
Kegiatan metode pembelajaran inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau permasalahan diajukan, kemudian siswa diminta untuk merumuskan
hipotesis.
2. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini,
guru membimbing siswa menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.
3. Mengumpulkan data
Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data. Guru
membimbing siswa untuk menentukan langkah-langkah pengumpulan
data. Data yang dihasilkan dapat berupa tabel atau grafik.
4. Analisis data
Siswa bertanggung jawab menguji hipotesis yang telah dirumuskan dengan
menganalisis data yang telah diperoleh. Setelah memperoleh kesimpulan,
dari data percobaan, siswa dapat menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
Bila ternyata hipotesis itu salah atau ditolak, siswa dapat menjelaskan
sesuai dengan proses inkuiri yang telah dilakukannya.

9

5. Membuat kesimpulan
Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan
berdasarkan data yang diperoleh siswa.

Sikap ilmiah sangat dibutuhkan oleh siswa ketika mengikuti proses pembelajaran
dengan menggunakan inkuri terbimbing. Seperti dikutip dari Lestari (Marlinda,
2012) sikap ilmiah adalah sikap yang dimiliki seseorang yang sesuai dengan
prinsip-prinsip ilmiah seperti:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jujur terhadap data,
Rasa ingin tahu yang tinggi,
Terbuka atau menerima pendapat orang lain serta mau mengubah
pandangannya jika terbukti bahwa pandangannya tidak benar,
Ulet dan tidak cepat putus asa,
Kritis terhadap pernyataan ilmiah, yaitu tidak mudah percaya tanpa
adanya dukungan hasil observasi empiris, dan
Dapat bekerja sama dengan orang lain. Sikap ilmiah merupakan faktor
psikologis yang mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan
siswa.

Pada penelitian ini, tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang digunakan mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing yang dikemukakan oleh
Gulo (Trianto, 2010). Tahapan pembelajaran inkuiri terbimbing tersebut dapat
dijelaskan pada Tabel 1. sebagai berikut:

Tabel 1. Tahap pembelajaran inkuiri terbimbing.
No.
1.

Fase
Mengajukan
pertanyaan atau
permasalahan

Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

Guru membimbing siswa
mengidentifikasi masalah.
Guru membagi siswa
dalam kelompok.

Siswa mengidentifikasi masalah dan
siswa duduk dalam
kelompoknya
masing-masing.

10

Tabel 1. (lanjutan)
Fase

Kegiatan Guru

Kegiatan Siswa

2.

Membuat hipotesis

Siswa memberikan
pendapat dan menentukan hipotesis
yang relevan dengan
permasalahan.

3.

Mengumpulkan
data

4.

Menganalisis data

Guru memberikan
kesempatan pada siswa
untuk curah pendapat
dalam membuat hipotesis.
Guru membimbing siswa
dalam menentukan
hipotesis yang relevan
dengan permasalahan dan
memprioritaskan hipotesis
mana yang menjadi
prioritas penyelidikan.
Guru membimbing siswa
mendapatkan informasi
atau data-data melalui
percobaan maupun telaah
literatur.
Guru memberi kesempatan pada tiap siswa untuk
menyampaikan hasil
pengolahan data yang
terkumpul.

5.

Membuat
kesimpulan

No.

Guru membimbing siswa
dalam membuat
kesimpulan.

Siswa melakukan
percobaan maupun
telaah literatur untuk
mendapatkan datadata atau informasi.
Siswa mengumpulkan dan
menganalisis data
serta menyampaikan
hasil pengolahan
data yang
terkumpul.
Siswa membuat
kesimpulan.

C. Kemampuan Berpikir Kreatif
Menurut model struktur intelek oleh Guilford (Munandar, 2008), “Berpikir
divergen (disebut juga berpikir kreatif) ialah memberikan macam-macam kemungkinan jawaban berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan
pada keragaman jumlah dan kesesuaian”.
Pemikiran kreatif akan membantu seseorang untuk meningkatkan kualitas dan keefektifan pemecahan masalah dan hasil pengambilan keputusan yang dibuat
(Evans, 1991). Definisi kemampuan berpikir secara kreatif (Arifin, 2000) dilaku-

11

kan dengan menggunakan pemikiran dalam mendapatkan ide-ide yang baru,
kemungkinan yang baru, ciptaan yang baru berdasarkan kepada keaslian dalam
penghasilannya.

Menurut model Killen (2009) perilaku siswa yang termasuk dalam keterampilan
kognitif kreatif dapat dijelaskan pada Tabel 2. sebagai berikut:

Tabel 2. Perilaku siswa dalam keterampilan kognitif kreatif.
Perilaku
1) Berpikir Lancar
(fluency)
2) Berpikir Luwes
(fleksibel)

a.
b.
a.
b.
c.

3) Berpikir Orisinil
(originality)

4) Berpikir Terperinci
(elaborasi)

Arti
Menghasilkan banyak
gagasan/jawaban yang relevan;
Arus pemikiran lancar.
Menghasilkan gagasan-gagasan
yang beragam;
Mampu mengubah cara atau
pendekatan;
Arah pemikiran yang berbeda.
Memberikan jawaban yang tidak
lazim,yang lain dari yang lain,
yang jarang diberikan kebanyakan
orang.

a. Mengembangkan, menambah,
memperkaya suatu gagasan;
b. Memperinci detail-detail;
c. Memperluas suatu gagasan.

Munandar (2008) memberikan uraian tentang aspek berpikir kreatif sebagai dasar
untuk mengukur kreativitas siswa seperti terlihat dalam Tabel 3. di bawah ini:
Tabel 3. Indikator kemampuan berpikir kreatif.
Pengertian
Berpikir Lancar (Fluency)

Perilaku
a. Mengajukan banyak pertanyaan.
b. Menjawab dengan sejumlah jawa-

12

Tabel 3. (lanjutan)
Pengertian
1) Mencetuskan banyak gagasan,
jawaban, penyelesaian masalah
atau jawaban.
2) Memberikan banyak cara atau
saran untuk melakukan berbagai
hal.
3) Selalu memikirkan lebih dari satu
jawaban.

Berpikir Luwes (Flexibility)
1) Menghasilkan gagasan, jawaban,
atau pertanyaan yang bervariasi.
2) Dapat melihat suatu masalah dari
sudut pandang yang berbeda.
3) Mencari banyak alternatif atau arah
yang berbeda.
4) Mampu mengubah cara pendekatan atau pemikiran.
Berpikir Orisinil (Originality)
1) Mampu melahirkan ungkapan yang
baru dan unik.
2) Memikirkan cara-cara yang tak
lazim untuk mengungkapkan diri.
3) Mampu membuat kombinasikombinasi yang tak lazim dari
bagian-bagian atau unsur-unsur.
Berpikir Elaboratif (Elaboration)
1)

2)

Mampu memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan atau
produk.
Menambah atau merinci detaildetail dari suatu objek, gagasan
atau situasi sehingga menjadi lebih
menarik.

Berpikir Evaluatif (Evaluation)
1) Menentukan kebenaran suatu per-

Perilaku
c.
d.
e.
f.

ban jika ada.
Mempunyai banyak gagasanmengenai suatu masalah.
Lancar mengungkapkan gagasangagasannya.
Bekerja lebih cepat dan melakukan
lebih banyak dari orang lain.
Dapat dengan cepat melihat
kesalahan dan kelemahan dari
suatu objek atau situasi.

a. Memberikan bermacam-macam
penafsiran terhadap suatu gambar,
cerita atau masalah.
b. Menerapkan suatu konsep atau
asas dengan cara yang berbedabeda.
c. Jika diberikan suatu masalah
biasanya memikirkan bermacammacam cara untuk menyelesaikannya.
a. Memikirkan masalah-masalah atau
hal yang tidak terpikirkan orang
lain.
b. Mempertanyakan cara-cara yang
lama dan berusaha memikirkan
cara-cara yang baru.
c. Memilih cara berpikir lain dari
pada yang lain.

a. Mencari arti yang lebih mendalam
terhadap jawaban atau pemecahan
masalah dengan melakukan
langkah-langkah yang terperinci.
b. Mengembangkan atau
memperkaya gagasan orang lain.
c. Menambah garis-garis, warnawarna,dan detail-detail (bagianbagian) terhadap gambaranya
sendiri atau gambar orang lain.
a. Memberi pertimbangan atas dasar
sudut pandang sendiri.
b. Mencetuskan pandangan sendiri

13

Tabel 3. (lanjutan)
Pengertian
tanyaan atau kebenaran suatu
penyelesaian masalah.
2) Mampu mengambil keputusan
terhadap situasi terbuka.
3) Tidak hanya mencetuskan gagasan
tetapijuga melaksanakannya.

Perilaku
mengenai suatu hal.
c. Mempunyai alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
d. Menentukan pendapat dan
bertahan terhadapnya.

Pada penelitian ini yang akan dijadikan tolak ukur kemampuan berpikir kreatif
adalah kemampuan berpikir lancar.

D. Analisis Konsep Laju Reaksi

Herron, dkk. berpendapat bahwa belum ada definisi tentang konsep yang diterima
atau disepakati oleh para ahli, biasanya konsep disamakan dengan ide. Markle
dan Tieman mendefinisikan konsep sebagai sesuatu yang sungguh-sungguh ada
(Fadiawati, 2011).

Lebih lanjut lagi, Herron, dkk. (Fadiawati, 2011) mengemukakan bahwa analisis
konsep merupakan suatu prosedur yang dikembangkan untuk menolong guru
dalam merencanakan urutan-urutan pengajaran bagi pencapaian konsep. Prosedur
ini telah digunakan secara luas oleh Markle dan Tieman serta Klausemer dkk.
Analisis konsep dilakukan melalui tujuh langkah, yaitu menentukan nama atau
label konsep, definisi konsep, jenis konsep, atribut kritis, atribut variabel, posisi
konsep, contoh, dan non contoh. Analisis konsep pada materi laju reaksi
ditampilkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Analisis konsep materi laju reaksi
No

Nama /
Label

Definisi Konsep

Jenis
Konsep

Atribut
Kritis

Posisi Konsep
Variabel

Super
ordinat

Ordinat

Contoh

Non Contoh

Sub
Ordinat

1

Laju reaksi

Laju berkurangnya
pereaksi atau laju
terbentuknya produk
tiap satuan waktu

Abstrak

Laju berkurang
nya pereaksi
Laju
bertambah
nya produk

Perubahan
laju reaksi

Teori
tumbukan

Laju reaksi
kimia

Reaksi cepat
Reaksi
lambat

Pita Mg dengan
larutan HCl
Logam Zn
dengan larutan
HCl
Kebakaran hutan

2

Faktor yang
mempengaruhi
laju reaksi

Semua faktor yang
dapat
mengendalikan laju
reaksi baik
melambatkan reaksi
maupun
mempercepat laju
reaksi

Abstrak

Mengendalikan
laju reaksi
Mempercepat
reaksi
Memperlam
bat
reaksi

Komposisi

Pengaruh
Perubahan
reaksi

Kecepatan
reaksi

Luas
permukaan
Konsentrasi
pereaksi
Suhu
Katalis

Makanan dalam
Laju meluruhnya batu
kulkas lebih awet pualam
dalam HCl
Bahan makanan
yang dipotongpotong lebih
cepat matang

Semakin besar
konsentrasi
pereaksi, maka laju
reaksinya semakin
cepat dan
sebaliknya makin
kecil konsentrasi
pereaksi, lajunya
semakin lambat

Konkrit

Konsentrasi
makin besar
Laju reaksi
makin cepat
Konsentrasi
makin kecil
Laju reaksi
semakin
lambat

Komposisi
konsentrasi

3

Konsentrasi
pereaksi

Waktu
perubahan

Faktor yang Suhu
mempengar
Luas
uhi laju
reaksi
permukaan
Katalis

Laju
berlansung
cepat
Laju
berlangsung
lambat

0,06 g Mg dalam HCl
1M lebih cepat
meluruh dibandingkan
dengan 0,06 g
Mg dalm 0,5 M
larutan HCl

14

Tabel 4. (lanjutan)

No

Nama /
Label

Definisi Konsep

Jenis
Konsep

Atribut
Kritis

4

5

6

Luas permukaan Semakin besar luas
permukaan suatu
zat, maka
lajunreaksinya
semakin cepat dan
sebaliknya makin
kecil luas
permukaan suatu
zat, lajunya semakin
lambat
Suhu

Katalis

Makin tinggi suhu
makin cepat laju
reaksi, sebaliknya
makin rendah suhu
makin lambat laju
reaksinya

Konkrit

Abstrak

Variabel

Luas
permukaan
makin besar
Laju reaksi
makin cepat
Luas
permukaan
kecil
Laju reaksi
semakin
lambat
Suhu tinggi
Laju reaksi
cepat
Suhu rendah
Laju reaksi
lambat

Besar
kecilnya luas
permukaan

Katalis
ditmbahkan

Zat yang
ditambahkan

Super
ordinat

Ordinat

Faktor yang Suhu
mempengar
uhi laju
Konsentrasi
pereaksi
reaksi
Katalis

Perubahan
suhu

Faktor yang Konsentrasi
mempengar pereaksi
uhi laju
Luas
reaksi
permukaan

Contoh
Sub
Ordinat
Laju
berlansung
cepat
Laju
berlangsung
lambat

Mengunyah
makanan
Sayur yang
dipotong kecil
lebih cepat
matang

Laju meluruhnya

Laju
berlansung
cepat
Laju
berlangsung
lambat

Air yang direbus
lebih cepat
mendidih pada
suhu tinggi
dbandingkan
dengan suhu
rendah
Makanan yang
dimasak pada
suhu tinggi akan
lebih cepat atang
dibandingkan
dengan suhu
rendah

Reaksi antara
Na2S2O3
dengan HCl
akan lebih
cepat beraeaksi
menghasilkan
endapan
belerang pada
suhu tinggi
dibandingkan
dengan pada suhu
rendah

Katalis

Faktor yang Konsentrasi
mempengar pereaksi

Non Contoh

Laju
berlansung

batu pualam dalam
HCl

Reaksi
H2 O2

H2O + O2

15

Penambahan katalis
dapat mempercepat

Konkrit

Posisi Konsep

Tabel 4. (lanjutan)
No

Nama /
Label

Definisi Konsep

Jenis
Konsep

Atribut
Kritis

laju reaksi

Laju reaksi
makin cepat

Posisi Konsep
Variabel

dalam
pereaksi

Super
ordinat
uhi laju
reaksi

Ordinat

Luas
permukaan
Suhu

8

Persamaan laju
reaksi

Hubungan
kuantitatif antara
konsentrasi pereaksi
dengan laju reaksi
yang dinyatakan
dalam suatu
persamaan

Abstrak

Hubungan
kuantitatif
antara
konsentrasi dan
pereaksi

Contoh

Non Contoh

Sub
Ordinat
cepat
Laju
berlangsung
lambat

berlangsung sangat
lambat pada suhu
kamar hingga sulit
teramati sehingga
dimbahkan FeCl3
sebagai kalatalis
H2(g)+I2(g)

Tetapan
laju reaksi
(k)
Orde reaksi
(x/y)
Laju reaksi

Pengaruh
kuantitatif
konsentrasi
terhadap
laju reaksi

Pengaruh
kualitatif
konsentrasi
terhadap laju
reaksi

Orde reaksi
Tetapan laju
reaksi
Laju reaksi

Orde Nol
Orde satu
Orde dua
Orde
negative

V= k

2HI(g)

[H2][I2]

Dinyatakan
dalam suatu
persamaan

9

Orde reaksi

Besarnya pengaruh
konsentrasi pereaksi
terhadap laju reaksi
ditentukan melalui
percobaan

Abstrak

Besarnya
pengaruh
konsentrasi
pereaksi
terhadap laju
reaksi

Penentuan
orde reaksi

Persamaan
laju reksi

Tetapan laju
reaksi

10

Orde Nol

Reaksi dikatakan
berorde nol terhadap
salah satu
pereaksinya apabila
tidak ada hubungan
antara konsentrasi

Abstrak

Tidak ada
hubungan antara
konsentrasi
pereaksi dengan
laju reaksi

Perubahan
konsentrasi
pereaksi

Orde
reaksi

Orde Satu
Orde dua
Orde negatif

16

Tabel 4. (lanjutan)
No

Nama /
Label

Definisi Konsep

Jenis
Konsep

Atribut
Kritis

Posisi Konsep
Variabel

Super
ordinat

Ordinat

Contoh

Non Contoh

Sub
Ordinat

pereaksi terhadap
laju reaksinya
11

12

13

Orde satu

Orde dua

Orde negativ

Reaksi dikatakan
berorde nol terhadap
salah satu
pereaksinya apabila
laju reaksi
berbanding lurus
dengan konsentrasi
pereaksi

Abstrak

Reaksi dikatakan
berorde nol terhadap
salah satu
pereaksinya apabila
laju reaksi
merupakan pangkat
dua dari konsentrasi
pereaksi

Abstrak

Reaksi dikatakan
berorde nol terhadap
salah satu
pereaksinya apabila
laju reaksi
berbanding terbalik
dengan konsentrasi
pereaksi.

Abstrak

Berbanding
lurus antara laju
reaksi dengan
konsentrasi
pereaksi

Perubahan
konsentrasi
pereaksi

Pangkat dua
dari konsentrasi
pereaksi

Perubahan
konsentrasi
pereaksi

Orde
reaksi

Orde nol
Orde dua
Orde
negative

Orde
reaksi

Orde nol
Orde satu
Orde negatif

laju reaksi
berbanding
terbalik dengan
konsentrasi
pereaksi

Perubahan
konsentrasi
pereaksi

Orde
reaksi

Orde nol
Orde satu
Orde dua

17

18

E. Kerangka Berpikir

Kegiatan pembelajaran inkuiri terbimbing dimulai ketika guru memberikan permasalahan kemudian siswa bekerja untuk menemukan jawaban terhadap permasalahan tersebut dibawah bimbingan guru. Pada tahap ini, siswa akan termotivasi untuk bertanya, menemukan berbagai kemungkinan jawaban termasuk
jawaban yang unik dan jarang diberikan oleh orang lain atas permasalahan yang
diberikan oleh guru. Setelah permasalahan diungkapkan, siswa mengembangkan
jawabannya dalam bentuk hipotesis yang akan diuji kebenarannya. Pada tahap
ini, siswa dilatihkan kemampuan berpikir lancar.

Setelah siswa mengembangkan hipotesis, langkah selanjutnya adalah siswa mengumpulkan data dengan melakukan percobaan, melengkapi tabel hasil pengamatan, mengamati gambar tumbukan partikel dan berdiskusi untuk membuktikan
bahwa hipotesis siswa tersebut benar, tepat, dan rasional. Pada tahap ini siswa
akan terpacu untuk mengajukan banyak pertanyaan/gagasan/cara berkaitan dengan
percobaan yang dilakukan atau gambar tumbukan partikel yang diamati kemudian
siswa diminta untuk menyajikan data hasil percobaan dalam bentuk tabel hasil
pengamatan.

Langkah berikutnya adalah menganalisis data hasil pengamatan. Pada tahap ini,
siswa dapat mengemukakan banyak gagasannya dalam menganalisis data dan
mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau jawaban atas
pertanyaan analisis. Kemudian guru memberikan kesempatan pada perwakilan
siswa dari setiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang
terkumpul. Pada tahap ini, siswa dilatihkan kemampuan berpikir lancar.

19

Tahap terakhir siswa dapat membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Pada tahap ini pula siswa diminta menyampaikan banyak gagasannya
dalam membuat kesimpulan dari masalah yang telah diberikan oleh guru pada
awal pembelajaran, kemudian siswa dibimbing oleh guru untuk mendapatkan
kesimpulan yang relevan. Berdasarkan uraian dan langkah-langkah di atas dengan
diterapkannya pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi laju reaksi akan dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif terutama pada indikator kemampuan
berpikir lancar siswa.

F. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:
1.

Perbedaan n-Gain kemampuan berpikir lancar siswa terjadi karena perbedaan perlakuan dalam proses belajar.

2.

Faktor-faktor lain diluar perlakuan pada kedua kelas diabaikan.

G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing
pada materi laju reaksi efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir lancar.

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI MIA SMA Negeri 5
Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014-2015 yang berjumlah 148 siswa. Siswa
tersebut merupakan satu kesatuan populasi karena adanya kesamaan-kesamaan
sebagai berikut:
a.

Siswa tersebut berada dalam lima kelas yang sama, yaitu kelas XI MIA SMA
Negeri 5 Bandar Lampung.

b.

Siswa tersebut berada dalam semester yang sama, yaitu semester ganjil.

c.

Dalam pelaksanaan pengajarannya, siswa tersebut diajar dengan kurikulum
yang sama (Kurikulum 2013), dan jumlah jam belajar yang sama (empat jam
pelajaran dalam setiap minggu).

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Purposive
sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang
sudah diketahui sebelumnya (Syaodih, 2009).

Berdasarkan pertimbangan kemampuan kognitif siswa yang relatif sama, peneliti
dengan bantuan guru mitra menentukan dua kelas sampel, yaitu kelas XI MIA3
dan XI MIA5. Kemudian berdasarkan pengundian, diperoleh kelas XI MIA3

21
sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing, sedangkan kelas XI MIA5 sebagai kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional.

B. Data Penelitian

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil tes sebelum pembelajaran (pretes), hasil tes setelah pembelajaran (postes), serta data pendukung, yaitu
kinerja guru, afektif dan psikomotor siswa.

C. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan menggunakan Non
Eqiuvalent (Pretes and Postes) Control-Group Design (Creswell, 1997) yang
ditunjukkan pada Tabel 5.
Tabel 5. Desain penelitian.

Kelas eksperimen
Kelas kontrol

Pretes
O1
O1

Perlakuan
X


Postes
O2
O2

Sebelum diterapkan perlakuan, kedua kelompok sampel diberikan pretes (O1)
Kemudian, pada kelas eksperimen diterapkan perlakuan model pembelajaran
inkuiri terbimbing (X) dan pada kelas kontrol diterapkan pembelajaran konvensional. Selanjutnya, kedua kelompok sampel diberikan postes (O2).

22
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Sebagai
variabel bebas, yaitu pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing. Sebagai variabel terikat adalah kemampuan berpikir lancar siswa pada materi laju
reaksi.

E. Instrumen Penelitian dan Validitas Instrumen

Instrumen adalah alat yang berfungsi mempermudah pelaksanaan sesuatu. Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan oleh pengumpul data
untuk melaksanakan tugasnya mengumpulkan data (Arikunto, 2004). Instrumen
yang digunakan pada penelitian ini antara lain silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS) kimia yang menggunakan model
inkuiri terbimbing pada materi laju reaksi sejumlah enam LKS, soal pretes dan
soal postes yang terdiri dari lima butir soal uraian untuk mengukur kemampuan
berpikir lancar, lembar observasi afektif siswa, lembar observasi psikomotor siswa, dan lembar observasi kinerja guru.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kesahihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan
dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Dalam konteks pengujian kevalidan instrumen dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu judgement atau penilaian dan pengujian empirik.

Instrumen pada penelitian ini menggunakan validitas isi. Validitas isi adalah kesesuaian antara instrumen dengan ranah atau domain yang diukur (Ali, 1992).

23
Pengujian kevalidan isi ini dilakukan dengan cara judgement. Dalam hal ini pengujian dilakukan dengan menelaah kisi-kisi, terutama kesesuaian antara tujuan
penelitian, tujuan pengukuran, indikator, dan butir-butir pertanyaannya. Apabila
antara unsur-unsur itu terdapat kesesuaian maka dapat dinilai bahwa instrumen dianggap valid untuk digunakan dalam mengumpulkan data sesuai kepentingan penelitian yang bersangkutan. Oleh karena itu, dalam melakukan judgement diperlukan ketelitian dan keahlian penilai maka peneliti meminta ahli untuk melakukannya. Dalam hal ini dilakukan oleh Ibu Dra. Ila Rosilawati, M.Si. dan Bapak
Drs. Tasviri Efkar, M.S. selaku dosen pembimbing untuk mengujinya.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Pra penelitian
Pada tahap pra penelitian ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Meminta izin kepada Kepala SMA Negeri 5 Bandar Lampung untuk melaksanakan penelitian.
b. Melakukan wawancara dengan guru kimia kelas XI untuk mendapatkan informasi mengenai pembelajaran kimia yang diterapkan di sekolah.
c. Melakukan observasi pada saat guru kimia kelas XI yang sedang mengajar di
dalam kelas untuk mengetahui metode pembelajaran yang digunakan dan suasana belajar mengajar.
2. Penelitian
a. Menentukan populasi dan sampel penelitian.

24
b. Menyusun instrumen penelitian yaitu: silabus, RPP, LKS, soal pretes dan
postes.
c. Melaksanakan penelitian, adapun prosedur pelaksanaan penelitian adalah:
(1) Melakukan pretes dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
(2) Melakukan analisis data pretes, yaitu uji persamaan dua rata-rata.
(3) Melaksanakan kegiatan pembelajaran pada materi laju reaksi sesuai dengan pembelajaran yang telah ditetapkan pada masing-masing kelas,
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing diterapkan di kelas eksperimen serta pembelajaran konvensional diterapkan di kelas kontrol.
(4) Melakukan postes dengan soal-soal yang sama pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
3. Analisis dan pelaporan hasil penelitian
Pada tahap ini, dilakukan pengolahan dan analisis data untuk memperoleh suatu
kesimpulan.

25

Pra penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
1. Mengajukan permohonan izin kepada pihak sekolah.
2. Melakukan wawancara dengan guru kimia di sekolah
3. Melakukan observasi.

Postes

Kelas eksperimen
(Pembelajaran
menggunakan
model inkuiri
terbimbing)

Analisis data
Pembahasan dan simpulan

Analisis dan
pelaporan
hasil

Pretes

Kelas kontrol
(Pembelajaran
konvensional)

Penelitian

1. Menentukan populasi dan sampel
penelitian
2. Menyusun instrumen penelitian

Gambar 1. Prosedur pelaksanaan penelitian

G. Teknik Analisis Data

Berikut tehnik analisis data dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengubah skor menjadi nilai
Nilai pretes dan postes pada penilaian kemampuan berpikir lancar siswa pada materi laju reaksi dirumuskan sebagai berikut:

Nilai siswa

Jumlah skor jawaban yang diperoleh
x 100
Jumlah skor maksimal

26
2. Menghitung n-Gain dari nilai siswa
Perhitungan n-Gain digunakan untuk melihat efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing pada sampel n-Gain dirumuskan sebagai berikut:
n - Gain

Nilai Postes - Nilai Pretes
Nilai Maksimum - Nilai Pretes

H. Uji hipotesis
1.

Uji kesamaan dua rata-rata nilai pretes

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah kedua sampel
memiliki kemampuan awal yang sama. Langkah-langkah uji kesamaan dua ratarata yaitu uji normalitas, uji homogenitas, dan uji t.
a.

Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas menggunakan
uji chi-kuadrat. Menurut Sudjana (2005) uji normalitas sebagai berikut:
Hipotesis: H0 : kedua sampel berasal dari populai yang berdistribusi normal.
H1 : kedua sampel berasal dari populai yang tidak berdistribusi normal.
Untuk uji normalitas, digunakan rumus sebagai berikut:

keterangan:
Oi = frekuensi pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
Kriteria uji:
Terima H0 jika

2

<

2

(1-α)(k-3)

atau

2

hitung <

2

Tabel

dengan taraf nyata 0,05.

27
b.

Uji homogenitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua sampel penelitian yang dibandingkan memiliki varians homogen.
Hipotesis untuk uji homogenitas :
H0 :

2
1

2
2

= kedua sampel penelitian mempunyai variansi yang homogen.

H1 :

2
1

2
2

= kedua sampel penelitian mempunyai variansi yang tidak
homogen.

Untuk uji homogenitas dua peubah terikat digunakan rumus yang terdapat dalam
Sudjana (2005) :
F

Varians terbesar
Varians terkecil

Keterangan : F = Kesamaan dua varians
Kriteria uji :
Terima H0 jika F < F ½ ( 1, 2) atau Fhitung < Ftabel dengan taraf nyata 0,05.
c.

Uji kesamaan dua rata-rata (uji t)

Uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan uji t (Sudjana, 2005).
Hipotesis:
H0 : µ 1x = µ 2x : Rata-rata nilai pretes kemampuan berpikir lancar siswa di kelas
eksperimen sama dengan rata-rata pretes kemampuan berpikir
lancar siswa di kelas kontrol pada materi laju reaksi.
H1 : µ 1x ≠ µ2x : Rata-rata nilai pretes kemampuan berpikir lancar siswa di kelas
Eksperimen tidak sama dengan rata-rata pretes kemampuan berpikir lancar siswa di kelas kontrol pada materi laju reaksi.
Keterangan:
µ 1 = Rata-rata nilai pretes (x) pada materi laju reaksi kelas eksperimen.

28
µ 2 = Rata-rata nilai pretes (x) pada materi laju reaksi kelas kontrol.
X = Kemampuan berpikir lancar.
Menurut Sudjana (2005) untuk uji t, digunakan rumus sebagai berikut:
X1

t hitung
s

1
n1

X2
1
n2

dan

s2

(n1 1)s12 (n2 1)s22
n1 n2 2

Keterangan :
X 1 = Rata-rata nilai kelas eksperimen

X 2 = Rata-rata nilai kelas kontrol
s2 = Varians
n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = Jumlah siswa kelas kontrol
s12 = Varians kelas eksperimen

s 22 = Varians kelas kontrol
Kriteria uji :
Terima H0 jika t < t(1-½α) atau thitung < ttabel dengan derajat kebebasan d(k) = n1 +
n2 – 2 dengan taraf nyata 0,05.
2.

Uji perbedaan dua Rata-rata

Untuk menentukan efektivitas model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam meningkatkan kemampuan berpikir lancar siswa pada materi laju reaksi; berlaku pada keseluruhan populasi, maka dilakukan uji perbedaan dua rata-rata, yaitu uji
normalitas, uji homogenitas, dan uji t.
a. Uji normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk uji normalitas menggunakan
uji chi-kuadrat. Menurut Sudjana (2005) uji normalitas sebagai berikut:
Hipotesis: H0 : kedua sampel berasal dari populai yang berdistribusi normal.
H1 : kedua sampel berasal dari populai yang tidak berdistribusi normal.

29
Untuk uji normalitas, digunakan rumus sebagai berikut:

keterangan:
Oi = frekuensi pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
Kriteria uji:
2

Terima H0 jika
b.

<

2

(1-α)(k-3)

atau

2

hitung <

2

Tabel

dengan taraf nyata 0,05.

Uji homogenitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah kedua sampel penelitian yang dibandingkan memiliki varians identik.
Hipotesis untuk uji homogenitas :
H0 :

2
1

2
2

= kedua sampel penelitian mempunyai variansi yang homogen.

H1 :

2
1

2
2

= kedua sampel penelitian mempunyai variansi yang tidak
homogen.

Untuk uji homogenitas dua peubah terikat digunakan rumus yang terdapat dalam
Sudjana (2005) :

F

Varians terbesar
Varians terkecil

Keterangan : F = Kesamaan dua varians
Kriteria uji :
Terima H0 jika F < F ½ ( 1, 2) atau Fhitung < Ftabel dengan taraf nyata 0,05.
c.

Uji perbedaan dua rata-rata (uji t)

Ho : µ 1x≤ µ2x : Rata-rata n-Gain kemampuan berpikir lancar siswa pada materi
laju reaksi yang diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing

30
lebih rendah atau sama dengan rata-rata n-Gain kemampuan
berpikir lancar siswa dengan pembelajaran konvensional.
H1 : µ 1x> µ 2x

:

Rata-rata n-Gain kemampuan berpikir lancar siswa pada materi
laju reaksi yang diterapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing
lebih tinggi daripada rata-rata n-Gain kemampuan berpikir lancar
siswa dengan pembelajaran konvensional.

Keterangan :
µ 1 = rata-rata kemampuan berpikir lancar siswa pada materi laju reaksi pada
kelas eksperimen.
µ 2 = rata-rata kemampuan berpikir lancar siswa pada materi laju reaksi pada
kelas kontrol.
x = kemampuan berpikir lancar.
Menurut Sudjana (2005) untuk uji t, digunakan rumus sebagai berikut:
t hitung

X1
1
s
n1

X2
1
n2

dan

s

2

(n1 1)s12 (n2 1)s22
n1 n2 2

Keterangan :
X 1 = Rata-rata n-Gain kelas eksperimen

X 2 = Rata-rata n-Gain kelas kontrol
s2 = Varians
n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = Jumlah siswa kelas kontr