EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN POE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LANCAR SISWA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

(1)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN POE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR

ELABORASI SISWA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

Oleh

Ni Wayan Novita Sari

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan efektivitas model pembe-lajaran POE dalam meningkatkan kemampuan berpikir elaborasi siswa pada mate-ri larutan penyangga. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negemate-ri 15 Bandar Lampung yang populasi penelitiannya yaitu seluruh siswa kelas XI IPA. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposif sampling dan diperolah kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol yang diten-tukan dengan pengundian. Metode penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen dengan nonequivalent (pretest-posttest) control group design, yakni dengan memberi suatu perlakuan pada subyek penelitian dari dua kelas yang dipilih ke-mudian diobservasi. Kelas eksperimen diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran POE sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Teknik analisis data model pembelajaran POE dalam meningkatkan kemampuan berpikir elaborasi siswa dalam penelitian ini yaitu menggunakan rata-rata nilai n-Gain dan pengujian hipotesis menggunakan Independent Sample T Test. Hasil penelitian diperoleh data yang berbeda secara statistik yaitu rata-rata


(2)

Ni Wayan Novita Sari

iii

nilai n-Gain kelas eksperimen yaitu 0,64 (berkategori sedang) dan rata-rata nilai n-Gain kelas kontrol yaitu 0,28 (berkategori rendah). Hal ini menunjukan model pembelajaran POE efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir elaborasi siswa pada materi larutan penyangga.


(3)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN POE DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ELABORASI SISWA PADA MATERI

LARUTAN PENYANGGA

(Skripsi)

Oleh

NI WAYAN NOVITA SARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016


(4)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN POE DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR

ELABORASI SISWA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

Oleh

Ni Wayan Novita Sari

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan efektivitas model pembe-lajaran POE dalam meningkatkan kemampuan berpikir elaborasi siswa pada mate-ri larutan penyangga. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negemate-ri 15 Bandar Lampung yang populasi penelitiannya yaitu seluruh siswa kelas XI IPA. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposif sampling dan diperolah kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 4 sebagai kelas kontrol yang diten-tukan dengan pengundian. Metode penelitian ini menggunakan kuasi eksperimen dengan nonequivalent (pretest-posttest) control group design, yakni dengan memberi suatu perlakuan pada subyek penelitian dari dua kelas yang dipilih ke-mudian diobservasi. Kelas eksperimen diberi perlakuan menggunakan model pembelajaran POE sedangkan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Teknik analisis data model pembelajaran POE dalam meningkatkan kemampuan berpikir elaborasi siswa dalam penelitian ini yaitu menggunakan rata-rata nilai n-Gain dan pengujian hipotesis menggunakan Independent Sample T Test. Hasil penelitian diperoleh data yang berbeda secara statistik yaitu rata-rata


(5)

Ni Wayan Novita Sari

iii

nilai n-Gain kelas eksperimen yaitu 0,64 (berkategori sedang) dan rata-rata nilai n-Gain kelas kontrol yaitu 0,28 (berkategori rendah). Hal ini menunjukan model pembelajaran POE efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir elaborasi siswa pada materi larutan penyangga.


(6)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN POE DALAM

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR ELABORASI SISWA PADA MATERI

LARUTAN PENYANGGA

Oleh

NI WAYAN NOVITA SARI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Kimia

Jurusan Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2016


(7)

(8)

(9)

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Sidowaluyo, Kecamatan Sidomulyo, Lampung Selatan, pada tanggal 14 Oktober 1994, sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Ketut Sarye dan Ibu Nyoman Sari. Penulis mengawali pendidikan formal pada tahun 2000 di Sekolah Dasar Negeri 1 Sidowaluyo, Kecamatan Sidomulyo dan lulus pada tahun 2006. Kemudian pada tahun 2006 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Sidomulyo dan lulus tahun 2009. Selanjutnya pada tahun 2009 penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Kalianda dan lulus tahun 2012.

Tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten dosen Agama Hindu pada tahun 2013 dan aktif menjadi anggota di Organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Hindu (UKM-H) Unila. Bulan Juli- September 2015, penulis telah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata dan Praktik Pengalaman Lapangan di SMP Negeri Satu Atap 1 Suoh, Pekon Banding Agung, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat.


(11)

MOTO

“Lebih baik mengerjakan kewajiban sendiri walaupun tidak sempurna

Daripada dharmanya orang lain yang dilakukan dengan baik, Lebih baik mati dalam tugas sendiri daripada dalam

Tugas orang lain yang sangat berbahaya”

(Bhagavad-Gita, III. 35)

“Saya tidak patah semangat karena setiap usaha yang salah adalah satu langkah maju”

(Thomas Alva Edison)

“Raihlah cita-citamu dan jangan katakan tidak bisa kalau orang lainpun

bisa”


(12)

PERSEMBAHAN

Dengan sejuta kasih,

Kupersembahkan karya kecilku yang teramat berharga dan sederhana ini

kepada:

Ayah

anda ‘Ketut Sarye’

dan Ibu

nda ‘Nyoman Sari’ tercinta, yang telah

mencurahkan seluruh cinta, kasih, do’a dan peluh keringatnya untuk

keberhasilanku, yang telah menempaku untuk kuat dan tegar dalam menjalani

pelik dan terjalnya kehidupam.

Untuk Saudara-saudaraku

Untuk Adikku tercinta

‘Ni Made Ita Dwi Jayani’ Jyoti yang selalu

memberikan dorongan semangat dan motivasi, tawa dan canda yang senantiasa

menguatkan serta doa yang tiada henti untuk keberhasilanku.

Untuk Kekasih Tercinta Adnan Alit Suprayogi, S.H . yang selalu memberikan

motivasi untuk keberhasilanku

Untuk Keluarga besarku yang selalu memberikan dorongan semangat serta d’oa

untuk kesuksesan ku di kemudian hari.


(13)

SANWACANA

Puji syukur kehadapan Brahman (Hyang Widhi Wasa) yang telah melimpahkan anugrah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan

judul “ Efektivitas Model Pembelajaran POE dalam Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Elaborasi Siswa pada Materi Larutan Penyangga” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia di FKIP Universitas Lampung. Selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. H. Muhammad Fuad, M.Hum. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA.

3. Ibu Dr. Noor Fadiawati, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia. 4. Ibu Dr. Ratu Betta Rudibyani, M.Si. selaku Pembimbing Akademik dan

Pembimbing I atas keikhlasannya memberikan bimbingan, saran, dan motivasi dalam proses penyusunan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Nina Kadaritna, M.Si. selaku Pembimbing II, atas kesediaannya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi selama proses penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Dr. Sunyono, M.Si. selaku Pembahas atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik kepada penulis dalam proses


(14)

xii penyusunan skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi Pendidikan Kimia dan Jurusan Pendidikan MIPA.

8. Mba Wayan Yanti, Mba Rini, Mba Lilis, Mba Sista, Mba Rika, Mba Ayu, Mba Tuti, Bli Made, Adek Agus, Dedek Oti, Adek dian, Adek Dava, Adek Dicky, Adek Bela, Adek Komeng) yang senantiasa memberikan canda tawa, terima kasih atas doanya.

9. Sahabat seperjuangan Pendidikan Kimia A dan Kimia B 2012 ( Okta, Yossie, Suci, Venny, Reza, Tisa, Andayu, Reni, Acca, Devi, Tugiyah) yang selalu memberikan semangat dan dukungannya.

10.My partner Nindya Indah Pertiwi yang selalu bekerja sama dengan baik dalam penyusunan penelitian ini.

11.Sahabat kimiaku Erviana Mawarni Malau dan Ayu Ulva H.Y. yang selalu memotivasiku, memberikan semangat, nasehat, dan canda tawa, terima kasih atas persahabatan ini.

12.Sahabat-sahabatku UKM Hindu Unila angkatan 2012 ( Eka, Rani, Sugi, Dewi, Desi Purnama, Dewa Ayu, Okta, Budi, Viska, Dekwik, Herman, Rasta,

Novyanta, Krisma, Suda) yang selalu memberikan semangat dan dukungannya.

13.Terima kasih untuk Adnan Alit Suprayogi, S.H. yang selalu menemani dan memberikan semangat juga yang menjadi editor dalam penulisan skripsi ini. 14.Sahabat KKN dan PPL Pekon Banding Agung, Kecamatan Suoh, Kabupaten


(15)

xiii

Novanda, Linda) terimakasih atas kekompakannya hingga saat ini dan selamanya.

Semoga Tuhan yang Maha Kuasa membalas semua kebaikan kalian. (Svaha) Penulis sangat berharap skripsi ini bisa bermanfaat dan berguna bagi kita semua terkhusus bagi pembaca.

Bandar Lampung, 16 Juni 2016 Penulis,


(16)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL LUAR ... i

ABSTRAK ... ii

JUDUL DALAM ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN ... v

LEMBAR PENGESAHAN ... vi

SURAT PERNYATAAN ... vii

RIWAYAT HIDUP ... viii

MOTTO ... ix

PERSEMBAHAN ... x

SANWACANA ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Efektivitas Pembelajaran ... 7


(17)

xiv

B. Model Pembelajaran POE... 8

C. Keterampilan Berpikir Kreatif ... 11

D. Kerangka Pemikiran ... 15

E. Anggapan Dasar ... 17

F. Hipotesis ... 17

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian ... 18

B. Metode dan Desain Penelitian ... 19

C. Variabel Penelitian ... 19

D. Perangkat Pembelajaran ... 20

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian... 20

F. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 23

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 30

B. Pembahasan... 37

C. Kendala Selama Penelitian ... 45

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 47

B. Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA


(18)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Perilaku siswa dalam keterampilan kognitif kreatif ... 15 Tabel 2 Desain penelitian ... 19 Tabel 3 Kriteria nilai n-Gain ... 25 Tabel 4 Harga koefisien validitas pretes/postes kemampuan berpikir

elaborasi ... 30 Tabel 5 Hasil uji normalitas nilai pretes kemampuan berpikir elaborasi siswa

pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 33 Tabel 6 Hasil uji normalitas nilai n-Gain kemampuan berpikir elaborasi

siswa ... 34 Tabel 7 Nilai afektif siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol ... 36 Tabel 8 Nilai psikomotor siswa pada kela eksperimen dan kelas kontrol ... 37


(19)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Prosedur pelaksanaan penelitian ... 22 Gambar 2 Rata-rata nilai pretes dan postes kemampuan berpikir elaborasi

siswa ... 31 Gambar 3 Rata-rata nilai n-Gain kemampuan berpikir elaborasi


(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Analisis SKL KI KD ... 48

2. Silabus KD 3.13 ... 52

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 59

4. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1 ... 77

5. Lembar Kerja Siswa (LKS) 2 ... 88

6. Kisi-Kisi Soal Pretes/Postes ... 98

7. Lembar Soal pretes/postes ... 99

8. Rubrikasi Penilaian Soal Pretes/Postes ... 101

9. Lembar Penilaian Observasi Afektif ... 108

10. Rubrikasi Penilaian Observasi Afektif ... 110

11. Lembar Penilaian Observasi Psikomotor ... 111

12. Rubrikasi Penilaian Observasi Psikomotor ... 113

13. Data Uji Validitas dan Reabilitas Soal Pretes/Postes ... 114

14. Data Rekapitulasi Hasil Pretes Kelas Eksperimen ... 115

15. Data Rekapitulasi Hasil Postes Kelas Eksperimen ... 117

16. Data Rekapitulasi n-Gain Kelas Eksperimen... 119

17. Data Rekapitulasi Penilaian Psikomotor Kelas Eksperimen... 121

18. Data Rekapitulasi Penilaian Afektif Kelas Eksperimen ... 123

19. Data Rekapitulasi Hasil Pretes Kelas Kontrol ... 129

20. Data Rekapitulasi Hasil Postes Kelas Kontrol ... 131

21. Data Rekapitulasi n-Gain Kelas Kontrol ... 133

22. Data Rekapitulasi Penilaian Psikomotor Kelas Kontrol ... 135

23. Data Rekapitulasi Penilaian Afektif Kelas Kontrol ... 137

24. Uji Persamaan Dua Rata-Rata... 143


(21)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya dalam menghasilkan sis-wa yang berkualitas, yaitu manusia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif (Wibowo, 2014). Mempelajari IPA bukan hanya penguasaan kumpul-an pengetahukumpul-an ykumpul-ang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Amal, dkk, 2013). Proses pem-belajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengem-bangkan kompetensi siswa agar mampu memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA diharapkan menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dan menerap-kannya dalam kehidupan sehari-hari (BNSP, 2006).

Salah satu cabang IPA yaitu ilmu kimia. Ilmu kimia mempelajari struktur, susun-an, sifat dan perubahan materi, serta energi yang menyertai perubahan materi (Reniwati, 2012). Menurut Concise Dictionary of Science & Computers (dalam Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI 2007), ilmu kimia adalah sebagai cabang dari ilmu pengetahuan alam, yang berkenaan dengan kajian-kajian tentang struktur dan komposisi materi, perubahan materi dan fenomena-fenomena lain


(22)

2 yang menyertai perubahan materi.Karakteristik ilmu kimia ada tiga yaitu kimia sebagai produk, kimia sebagai proses atau kerja ilmiah, dan kimia sebagai sikap

(Tim Penyusun, 2013). Proses pembelajaran ilmu kimia yang baik dan ideal,

sis-wa dituntut untuk dapat menerapkan ilmu pengetahuan, mampu memecahkan ma-salah, menemukan sesuatu, dan menampilkan ide-ide pemikiran mereka sendiri (Wibowo, 2014). Hal ini sesuai dengan tujuan dari kurikulum 2013 yaitu untuk mempersiapkan manusia indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pri-badi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradab-an dunia (Permendikbud, 2014a).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan di SMA Negeri 15 Bandar Lampung, diperoleh bahwa dalam kegiatan pembelajaran kimia masih menggunakan pembelajaran konvensional yaitu ceramah, diskusi, dan tanya jawab. Pembelajaran yang diterapkan tersebut masih didominasi oleh guru. Pada pembelajaran, aktivitas siswa hanya mencatat hal-hal penting dan hanya mende-ngarkan materi yang disampaikan oleh guru. Menurut Sukmadinata (2011), pembelajaran yang berpusat pada guru mengakibatkan siswa berperan pasif, mereka berusaha menerima, menghafal, memahami dan menggunakan pengetahu-an ypengetahu-ang diberikpengetahu-an oleh guru. Siswa berperpengetahu-an pasif dalam hal ini yaitu pasif dalam mengolah, menguraikan atau merinci persoalan umum kepada bagian-bagian bahan-bahan jadi yang diberikan oleh guru . Suatu model pembelajaran yang khusus dalam kegiatan pembelajaran kimia di SMA Negeri 15 Bandar Lampung belum pernah diterapkan. Menurut Sukmadinata (2011), bentuk-bentuk kegiatan belajar yang dilakukan siswa di sekolah, sangat ditentukan oleh


(23)

3 model-model pengajaran yang diberikan oleh guru. Model-model dapat diguna-kan untuk menentudiguna-kan materi (konten) pembelajaran untuk penyampaian materi tersebut. Tidaklah tepat untuk menggunakan suatu model secara buta. Guru hendaknya memilih model yang menurut mereka cocok dengan falsafah mengajar mereka (Munandar, 2012). Berdasarkan hal tersebut, dalam pembelajaran diper-lukan suatu model pembelajaran yang menuntut siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran kimia yang mampu memperkaya, mengembangkan, atau-pun merinci detail-detail suatu gagasan.

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran kimia yaitu model pembelajaran predict-observe-explain (POE). Beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan model pembelajaran POE dalam penelitiannya yaitu : (1) Penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2013) yang menyatakan bahwa model pembelajaran POE efektif dalam meningkatkan keterampilan infe-rensi dan penguasaan konsep siswa; (2) Penelitian yang dilakukan oleh Sari (2013) yang menyatakan bahwa model pembelajaran POE efektif dalam mening-katkan keterampilan mengkomunikasikan dan menyimpulkan pada siswa; dan (3) Penelitian yang dilakukan oleh Giriyanti (2013) yang menyatakan bahwa model pembelajaran POE efektif dalam meningkatkan keterampilan memprediksi siswa.

Model pembelajaran POE (prediction, observation, explanation) merupakan sa-lah satu model pembelajaran yang dikembangkan untuk menemukan kemampuan siswa dalam memprediksi suatu fenomena alam serta alasan mereka dalam mem-buat prediksi tersebut (Supamo dalam Wahyuni, dkk 2013). Model POE


(24)

4 memiliki sintaks yang terdiri atas prediksi, observasi, dan menjelaskan (Nuraini, dkk, 2014). Model pembelajaran POE ini dilakukan melalui serangkaian tahap (fase pembelajaran) yang diorganisasi sedemikian rupa sehingga siswa dapat menguasai kompetensi (Indrawati dan Wawan, 2009). Perkembangan optimal dari kemampuan berpikir kreatif berhubungan erat dengan cara mengajar (Munandar, 2012). Berdasarkan pernyataan tersebut, model pembelajaran POE ini diharapkan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa pada materi kimia.

Berpikir kreatif adalah memberikan macam-macam kemungkinan jawaban berda-sarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuaian (Munandar, 2012). Kemampuan berpikir kreatif meliputi kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi (perincian) (Munandar, 2012). Pada pene-litian ini hanya mengukur kemampuan siswa dalam berpikir elaborasi. Elaborasi adalah kemampuan untuk menyempurnakan suatu gagasan dengan menambahkan detail-detail yang akan membuatnya semakin bermutu (Sarwono, 2011). Kemam-puan berpikir elaborasi siswa dapat diukur apabila mampu mengembangkan, me-nambah, memperkaya suatu gagasan, memperinci detail-detail, dan memperluas suatu gagasan (Munandar, 2012)

Larutan penyangga merupakan salah satu materi pembelajaran kimia yang diajar-kan di kelas XI IPA semester genap. Kompetensi dasar pengetahuannya yaitu menganalisis peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup dan kompeten-si dasar keterampilannya yaitu merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk menentukan sifat larutan penyangga.


(25)

Pembe-5 lajaran ini siswa dituntut untuk mampu memahami sifat larutan penyangga, menghitung pH larutan penyangga, dan memahami peran larutan penyangga da-lam tubuh makhluk hidup . Berdasarkan uraian tersebut, maka akan dilakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran POE dalam Meningkat-kan Kemampuan Berpikir Elaborasi Siswa pada Materi Larutan Penyangga”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam peneliti-an ini adalah: “bagaimanakah efektivitas model pembelajaran POE dalam

me-ningkatkan kemampuan berpikir elaborasi siswa pada materi larutan penyangga?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: men-deskripsikan efektivitas model pembelajaran POE dalam meningkatkan kemam-puan berpikir elaborasi siswa pada materi larutan penyangga.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi : 1. Siswa

Melalui model pembelajaran POE diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir elaborasi siswa sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran khususnya pada materi larutan penyangga. 2. Guru dan calon guru


(26)

6 yang kreatif sehingga menambah informasi dan wawasan tentang penerapan mo-del pembelajarannya dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif khususnya kemampuan berpikir elaborasi siswa.

3. Sekolah

Penerapan model pembelajaran POE dalam proses pembelajaran merupakan alter-natif untuk meningkatkan mutu pembelajaran kimia di sekolah.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada:

1. Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apa-bila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan perbedaan yang signifikan antara pemahaman awal sebelum pembelajaran dengan pemahaman sesudah pembelajaran (Wicaksono, 2008).

2. Model pembelajaran POE melalui 3 (tiga) langkah utama, yaitu (a) Predict, (b) Observe dan (c) Explain (Indrawati dan Wawan, 2009).

3. Kemampuan berpikir elaborasi adalah kemampuan untuk mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan, memperinci detail-detail, memperluas suatu gagasan (Munandar, 2012).

4. Materi larutan penyangga yang dibahas dalam penelitian ini adalah: (a) sifat larutan penyangga dan spesi penyusun larutan penyangga, (b) nilai pH larutan penyangga dan (c) peran larutan penyangga dalam tubuh makhluk hidup.


(27)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Efektivitas Pembelajaran

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Nuraeni (2010) definisi efekti-vitas adalah suatu yang memiliki pengaruh atau akibat yang ditimbulkan, manjur, membawa hasil dan merupakan keberhasilan dari suatu usaha atau tindakan, dalam hal ini efektivitas dapat dilihat dari tercapai tidaknya tujuan instruksional khusus yang telah dicanangkan. Efektivitas model pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Menurut Wicaksono (2008), efektivitas model pembelajaran merupakan suatu ukuran yang berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Kriteria efektivitas dalam penelitian ini mengacu pada Wicaksono (2008) yaitu :

a. Ketuntasan belajar, pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa telah memperoleh nilai > 60 dalam pening-katan hasil belajar.

b. Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil belajar siswa apa-bila secara statistik hasil belajar siswa menunjukan perbedaan yang signifikan antara pemahaman awal dengan pemahaman setelah pembelajaran (gain yang signifikan).


(28)

8

B. Model Pembelajaran POE

POE adalah singkatan dari Predict-Observe-Explain. POE ini sering juga disebut suatu model pembelajaran dimana guru menggali pemahaman siswa dengan cara meminta mereka untuk melaksanakan tiga tugas utama, yaitu prediksi, observasi dan memberikan penjelasan (eksplanasi) (Indrawati dan Wawan, 2009). Ketiga tugas siswa dalam model POE yaitu: predict. Tahap ini, siswa mengamati hal yang didemonstrasikan serta mengamati fenomena yang didemonstrasikan, kemu-dian memprediksi hasilnya dan mempertimbangkan hasil prediksinya. Tahap se-lanjutnya yaitu observe. Tahap ini, siswa melaksanakan kegiatan dan melaksana-kan proses serta demonstrasi dan mencatat hal-hal yang terjadi selama demonstra-si berlangsung. Tahap terakhir yaitu explain. Tahap ini, guru meminta demonstra-siswa un-tuk mengajukan hipotesis mengenai mengapa terjadi seperti yang mereka lakukan dan menjelaskan perbedaan antara prediksi yang dibuat dengan hasil observasinya (Indrawati dan Wawan, 2009)

POE adalah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menuliskan pre-diksinya sebelum melakukan kegiatan pembelajaran lalu setelah kegiatan prediksi tersebut dilanjutkan dengan kegiatan observasi dan membuktikan apakah benar atau tidak prediksi yang sudah dilakukan di awal pembelajaran tersebut (Tlala, 2011). Tahapan-tahapan dalam pembelajaran ini terdapat 3 tahap yaitu predict , observe dan explain.

Predict

Guru meminta siswa untuk memberikan prediksi dan juga alasan atas prediksi yang dilakukannya. Siswa menuliskan prediksi mereka pada lembar kerja yang


(29)

9

sudah disediakan oleh guru. Siswa dapat melakukan prediksi secara individual atau berkelompok (Tlala, 2011).

Observe

Guru meminta siswa untuk melakukan demonstrasi secara berkelompok. Setelah dilakukan observasi dan mendapatkan hasil observasinya siswa diminta untuk menuliskan hasil observasi tersebut dalam lembar kerja secara individu atau ber-kelompok. Hasil observasi ini akan digunakan sebagai alasan benar atau tidaknya prediksi yang sudah dituliskan (Tlala, 2011).

Explain

Setelah melakukan kegiatan observasi, guru meminta siswa untuk mengemukakan alasan dan menuliskannya di dalam lembar kerja . Alasan ini akan membuktikan bagaimana prediksi yang sudah dibuat di awal pembelajaran , apakah prediksi yang telah dikemukakan tepat atau tidak dengan hasil observasi (Tlala,2011). Melalui aspek kemampuan menyusun prediksi, model pembelajaran POE membu-at siswa terbiasa meramalkan jawaban sementara membu-atas setiap pertanyaan yang diajukan dalam panduan eksperimen. Tahap predict memberi ruang gerak bagi siswa untuk mengajukan jawaban sementara sebelum melakukan eksperimen atau percobaan. Tahap kegiatan observasi, rasa keingintahuan siswa mengenai suatu gejala dapat meningkatkan motivasi belajar yang sangat tinggi. Tahap observe ini memfasilitasi rasa keingintahuan siswa mengenai konsep-konsep fisika yang dipe-lajari serta memudahkan mereka untuk membangun sendiri pengetahuannya. Tahap explain memfasilitasi siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mengomu-nikasikan hasil pengamatan mereka baik di dalam kelompok maupun di luar kelompoknya. Hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar tersebut menunjukkan


(30)

10

terjadinya peningkatan kemampuan siswa dalam mengajukan dan menjawab pertanyaan (Mursalin, 2014).

Model pembelajaran POE ada tiga hal penting yang harus dilakukan oleh siswa. Pertama siswa terlebih dahulu melakukan prediksi jawaban terhadap pertanyaan yang diberikan, kemudian melakukan observasi untuk mengetahui kebenaran dari hasil prediksi atau untuk membangun pemahaman siswa agar materi yang dipela-jari tidak bersifat abstrak, yang ketiga adalah tahap penjelasan, pada tahap ini sis-wa harus bisa menganalisis hasil prediksi dengan observasi jika jasis-waban mere-ka tidak sesuai dengan yang diobservasi mamere-ka siswa harus bisa memberimere-kan pen-jelasannya secara logis (Anisa, 2013).

Menurut Supamo dalam Wahyuni, dkk (2013), model pembelajaran POE (predic-tion, observa(predic-tion, explanation) merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan untuk menemukan kemampuan siswa dalam memprediksi suatu fenomena alam serta alasan mereka dalam membuat prediksi tersebut. Kelebihan model pembelajaran POE yaitu merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam mengajukan prediksi, dengan melakukan eksperimen dalam prediksinya dapat mengurangi verbalisme. Model pembelajaran ini lebih difokuskan dalam menemukan gejala yang diprediksi, diobservasi, dan dijelaskan kesesuaian antara prediksi dengan hasil observasi. Model POE memiliki beberapa metode saintifik yang merupakan bagian dari pembelajaran IPA, yaitu membuat hipotesis (pre-dict), melakukan pengamatan (observe), dan menganalisis (explain) (Wahyuni dkk, 2013).


(31)

11

C. Keterampilan Berpikir Kreatif

Salah satu kemampuan utama yang memegang peranan penting dalam kehidupan dan perkembangan manusia adalah kreativitas (Sukmadinata, 2011). Kemampuan ini banyak dilandasi oleh kemampuan intelektual seperti inteligensi, bakat, dan kecakapan hasil belajar, tetapi juga didukung oleh faktor-faktor afektif dan psiko-motor. Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mene-mukan dan menciptakan sesuatu hal baru, cara-cara baru, model baru yang bergu-na bagi dirinya dan bagi masyarakat (Sukmadibergu-nata, 2011). Hal baru itu tidak per-lu selaper-lu sesuatu yang sama sekali tidak pernah ada sebeper-lumnya, unsur-unsurnya mungkin telah ada sebelumnya, tetapi individu menemukan kombinasi baru, hu-bungan baru, konstruk baru yang memiliki kualitas yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Jadi hal baru itu adalah sesuatu yang sifatnya inovatif (Sukmadinata, 2011).

Beberapa ahli walaupun mengemukakan rumusan yang agak berbeda tetapi inti-nya sama. David Campbell menekankan bahwa kreativitas adalah suatu kemam-puan untuk menciptakan hasil yang sifatnya baru, inovatif, belum ada sebelum-nya, menarik, aneh dan berguna bagi masyarakat (Sukmadinata, 2011). Penjelas-an Utami MunPenjelas-andar (dalam Sukmadinata, 2011) memberikPenjelas-an rumusPenjelas-an tentPenjelas-ang kreativitas sebagai berikut : a) untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi atau unsur yang ada, b) berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kualitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban, c) yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orsinilitas dalam berpikir serta


(32)

12

kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. Kreativitas atau perbuatan krea-tif banyak berhubungan dengan inteligensi. Seorang yang kreakrea-tif pada umumnya memiliki inteligensi yang cukup tinggi. Seorang yang tingkat inteligensinya ren-dah, maka kreativitasnya juga relatif kurang. Kreativitas juga berkenaan dengan kepribadian. Seorang yang kreatif adalah orang yang memiliki ciri-ciri kepribadi-an tertentu : mkepribadi-andiri, bertkepribadi-anggung jawab, bekerja keras, motivasi tinggi, optimis, punya rasa ingin tahu yang besar, percaya diri, terbuka, memiliki toleransi, kaya akan pemikiran dll. Empat tahap perbuatan atau kegiatan kreatif pada penjelasan Walls (dalam Sukmadinata, 2011) :

1. Tahap persiapan atau preparation, merupakan tahap awal berisi kegiatan pengenalan masalah, pengumpulan data-informasi yang relevan, melihat hubungan antara hipotesis dengan kaidah-kaidah yang ada. Pada tahap ini belum sampai menemukan sesuatu, tetapi baru menjajagi kemungkinan-kemungkinan.

2. Tahap pematangan atau incubation, merupakan tahap menjelaskan, memba-tasi, membandingkan masalah. Pada proses inkubasi atau pematangan ini diharapkan ada pemisahan mana hal-hal yang benar-benar penting dan mana yang tidak, mana yang relevan dan mana yang tidak.

3. Tahap pemahaman atau illumination, merupakan tahap mencari dan menemu-kan kunci pemecahan, menghimpun informasi dari luar untuk dianalisis dan disinte-siskan, kemudian merumuskan beberapa keputusan.

4. Tahap pengetesan atau verification, merupakan tahap mentes dan membukti-kan hipotesis, apakah keputusan yang diambil itu tepat atau tidak.


(33)

13

Orang yang disebut pribadi kreatif memiliki dua kelompok ciri khusus, yaitu bakat kreatif dan sikap kreatif (Sarwono, 2011). Bakat kreatif (dalam hal ini yang menentukan mutu dari produk kreatif yang diciptakannya) adalah kepekaan terha-dap masalah kelancaran, keluwesan, elaborasi, dan orisinalitas (Sarwono, 2011). Semakin tinggi kepekaan terhadap masalah, semakin besar peluangnya untuk dapat menemukan cara dalam mengatasi masalah tersebut. Kelancaran berpikir adalah kecepatan seseorang dalam menghasilkan banyak gagasan, sedangkan keluwesan berpikir adalah keanekaragaman gagasan (Sarwono, 2011). Bisa saja orang menghasilkan banyak gagasan, namun gagasannya kurang beragam. Elabo-rasi adalah kemampuan untuk menyempurnakan suatu gagasan dengan menam-bahkan detail-detail yang akan membuatnya semakin bermutu (Sarwono, 2011). Orisinalitas adalah keunikan dari gagasan, sesuatu yang tak terpikirkan oleh orang lain. Setiap orang memiliki bakat kreatif dalam derajat yang berbeda dan dengan profil yang berbeda (Sarwono, 2011).

Apabila bakat kreatif menentukan mutu dari produk kreatif, maka sikap kreatif lebih menentukan apakah suatu produk kreatif akan muncul atau tidak. Sikap kreatif antara lain adalah rasa ingin tahu, kesediaan untuk bekerja keras dan dalam waktu yang panjang, terbuka pada pengalaman baru yang luar biasa, bebas dalam ekspresi, percaya diri, bebas dari penilaian dan kesediaan untuk mengambil resiko yang diperhitungkan (Sarwono, 2011). Menurut Munandar (2012) sikap kreatif dioperasionalisasi dalam dimensi sebagai berikut :

1. keterbukaan terhadap pengalaman baru, 2. kelenturan dalam berpikir,


(34)

14

4. menghargai fantasi,

5. minat terhadap kegiatan kreatif,

6. kepercayaan terhadap gagasan sendiri, dan 7. kemandirian dalam memberikan pertimbangan.

Pada perspektif psikologis dari Guilford dalam Setiawan (2012), bahwa berpikir kreatif mengandaikan empat unsur sekaligus di dalamnya, yaitu unsur kelancaran, fleksibilitas (kelenturan), orisinalitas, dan elaborasi. Kelancaran berpikir kreatif bersifat mendorong seseorang untuk memikirkan banyak kemungkinan (alternatif) jawaban (solusi) terhadap suatu persoalan (problems) (Setiawan, 2012). Ruang eksplorasinya bukan hanya pada area personal, tetapi banyak area sumber (community area). Fleksibilitas berpikir kreatif merujuk pada usaha mengelom-pokkan ide-ide yang muncul (Setiawan, 2012). Orisinalitas atau keaslian berpikir kreatif merujuk pada upaya penemuan ide-ide yang tidak biasa (tidak lazim) (Setiawan, 2012). Sementara itu, elaborasi merujuk pada upaya mengembangkan dan melengkapi (menyempurnakan) ide sesuai dengan masukan-masukan (setelah didiseminasikan) sehingga dapat diterapkan dan dikomersialisasikan (Setiawan, 2012).

Model tiga dimensi dari Guilford tentang struktur intelek mencakup dimensi ope-rasi (proses) dengan lima kategori mental, dimensi Content dengan empat katego-ri, dan dimensi produk dengan enam kategori (Munandar, 2012). Hal yang teruta-ma berkaitan dengan kreativitas ialah berpikir divergen sebagai operasi mental yang menuntut penggunaan kemampuan berpikir kreatif, meliputi kelancaran, ke-lenturan, orisinalitas, dan elaborasi (perincian). Berpikir divergen (juga disebut berpikir kreatif) ialah memberikan macam-macam kemungkinan jawaban


(35)

berda-15

sarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuaian. Kreativitas ialah kemampuan untuk melihat atau memikirkan hal-hal yang luar biasa, yang tidak lazim, memadukan informasi yang tampaknya tidak berhubungan dan mencetuskan solusi-solusi baru atau gagasan-gagasan baru, yang menunjukkan kelancaran, kelenturan, dan orisinalitas dalam berpikir (Munandar, 2012).

Keterampilan kognitif kreatif ialah : berpikir lancar, berpikir lentur (fleksibel), berpikir orisinal, dan berpikir elaboratif atau merinci (Munandar, 2012). Tabel 1. Perilaku siswa dalam keterampilan kognitif kreatif (Munandar, 2012)

Prilaku Arti

1) Berpikir Lancar (fluency)

a. Menghasilkan banyak gagasan/jawaban yang relevan;

b. Arus pemikiran lancar. 2) Berpikir Luwes

(fleksibel)

a. Menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam;

b. b. Mampu mengubah cara atau pendekatan; c. Arah pemikiran yang berbeda.

3) Berpikir Orisinil (originality)

Memberikan jawaban yang tidak lazim, yang lain dari yang lain, yang jarang diberikan kebanyakan orang.

4) Berpikir Terperinci (elaborasi)

a. Mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan;

b. Memperinci detail-detail; c. Memperluas suatu gagasan

Pada penelitian ini yang akan dijadikan tolak ukur kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir elaborasi.

D. Kerangka Pemikiran

Kegiatan pembelajaran yang direncanakan oleh seorang guru berkaitan dengan hasil belajar siswa karena perencanaan pembelajaran berpengaruh terhadap hasil


(36)

16

belajar siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Mo-del pembelajaran POE adalah salah satu moMo-del pembelajaran yang akan mendu-kung pencapaian tujuan pembelajaran menempati peran penting dalam proses pembelajaran. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran POE merupakan pembelajaran yang dapat mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.

Langkah-langkah model pembelajaran POE dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi predict, observe, dan explain apa yang sudah ditemukan da-lam kegiatan analisis untuk semua mata pelajaran. Penelitian ini akan meneliti ba-gaimana perbedaan kemampuan berpikir elaborasi siswa yang menggunakan mo-del pembelajaran POE dengan siswa yang menggunakan momo-del pembelajaran konvensional. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu model pembelajaran POE dan model pembelajaran konvensional, sedangkan variabel terikatnya yaitu kete-rampilan siswa dalam berpikir elaborasi pada materi pokok larutan penyangga siswa kelas XI IPA SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015-2016.

Semua data diambil dari dua kelas yang berbeda. Sebelum diterapkan perlakuan kedua kelompok sampel diberikan pretes. Kemudian pada kelas eksperimen dite-rapkan perlakuan pembelajaran menggunakan model pembelajaran POE dan pada kelas kontrol diterapkan model pembelajaran konvensional. Selanjutnya, kedua kelompok sampel diberikan postes. Tujuan pemberian pretes adalah untuk menge-tahui penguasaan materi pembelajaran yang akan diberikan atau untuk melihat


(37)

17

kemampuan awal siswa terhadap materi pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran POE dengan langkah diatas, diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa terutama pada indikator kemam-puan berpikir elaborasi pada materi larutan penyangga.

E. Anggapan Dasar

Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah:

1. Tingkat kedalaman dan keluasan materi yang dibelajarkan sama. 2. Perbedaan kemampuan berpikir elaborasi siswa pada materi larutan

penyangga terjadi karena perbedaan perlakuan dalam proses pembelajaran. 3. Faktor-faktor lain di luar perlakuan yang mempengaruhi peningkatan

kemampuan siswa dalam berpikir elaborasi pada kedua kelas diabaikan.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran POE efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir elaborasi siswa pada materi larutan penyangga.


(38)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Subyek Penelitian

Salah satu langkah yang harus dilakukan oleh seorang peneliti sebelum mengum-pulkan data adalah menentukan subyek. Pada penelitian ini, subyek penelitian-nya, yaitu siswa kelas XI IPA SMA Negeri 15 Bandar Lampung tahun ajaran 2015/2016. Terdapat kelas XI IPA yaitu XI IPA 1, XI IPA 2, XI IPA 3, XI IPA 4 yang masing-masing kelas berturut-turut terdiri dari 27 siswa, 28 siswa , 28 siswa dan 27 siswa sehingga jumlah keseluruhan siswanya berjumlah 110 siswa.

Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan peneliti yaitu teknik purposif sampling. Pertimbangan dalam menggunakan teknik ini yaitu mengambil sampel yang memiliki karakteristik yang sesuai dengan keinginan peneliti. Berdasarkan pada karakteristik siswa yang aktif dalam pembelajaran, peneliti mengambil kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA 4 sebagai sampel penelitian. Hal ini karena siswa kelas XI IPA 1 dan Kelas XI IPA 4 memiliki keaktifan terbanyak divbandingkan dengan kelas XI IPA 2 dengan XI IPA 3. Setelah diperoleh dua kelas sebagai sampel penelitian, kedua sampel tersebut kemudian diundi untuk memperoleh kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pengundian diperoleh kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan XI IPA 4 sebagai kelas kontrol.


(39)

19

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian ini adalah penelitian kuasi eksperimen dengan nonequivalent (pretest-posttest) control group design (Cresswell, 2007). Pada desain nonequi-valent (pretest-posttest) control group design ini melihat perbedaan pretes maupun postes di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini dilakukan dengan memberi suatu perlakuan pada subyek penelitian dari dua kelas yang dipilih kemudian diobservasi (Cresswell, 2007).

Tabel 2. Desain penelitian

Kelas Pretes Perlakuan Postes

Kelas eksperimen O1 X O2

Kelas kontrol O1 C O2

Sebelum diterapkan perlakuan kedua kelompok sampel diberikan pretes (O1). Kemudian pada kelas eksperimen diterapkan perlakuan pembelajaran mengguna-kan model POE (X) dan pada kelas kontrol diterapmengguna-kan pembelajaran

konvensional. Selanjutnya, kedua kelompok sampel diberikan postes (O2).

C. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran yang digunakan, yaitu mo-del pembelajaran POE dan momo-del pembelajaran konvensional. Pada penelitian ini yang sebagai variabel terikat adalah kemampuan siswa dalam berpikir elaborasi pada materi larutan penyangga kelas XI IPA SMA Negeri 15 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2015/2016.


(40)

20

D. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Analisis KI-KD.

2. Silabus.

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

4. Lembar Kerja Siswa (LKS) kimia yang menggunakan model pembelajaran POE pada materi larutan penyangga sejumlah 2 LKS, yaitu LKS 1 mengenai penentuan sifat dan komponen penyusun larutan penyangga, dan LKS 2 men-genai penentuan pH larutan penyangga dan fungsi larutan penyangga dalam tubuh mahkluk hidup.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen tes dan non tes. Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan yaitu:

a) Tes tertulis yang digunakan yaitu soal pretes dan soal postes. b) Lembar penilaian afektif siswa, diadopsi dari Fadilah (2015). c). Lembar penilaian psikomotor siswa, diadopsi dari Fadilah (2015).

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian Pendahuluan

Prosedur observasi pendahuluan :

a) Meminta izin kepada Kepala SMA Negeri 15 Bandar Lampung untuk melaksanakan penelitian.


(41)

21

informasi mengenai : Data siswa, karakteristik siswa, jadwal pelajaran kimia dan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

c) Menentukan populasi dan sampel penelitian. 2. Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari beberapa tahap yaitu : a) Tahap Persiapan

Mempersiapkan perangkat pembelajaran yaitu, analisis konsep, analisis KI-KD, silabus, RPP, LKS dan instrumen penelitian Selanjutnya melaku-kan uji validitas terhadap soal pretes dan postes kepada siswa kelas XII yang telah menerima materi larutan penyangga.

b) Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaannya, penelitian dilakukan pada dua kelas, yaitu kelas kontrol dengan pembelajaran konvensional dan kelas eksperimen dengan model pembelajaran POE.

Urutan prosedur pelaksanaannya sebagai berikut: 1) Melakukan pretes pada kedua kelas penelitian,

2) Melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan model yang telah ditetapkan

3) Melakukan postes pada kedua kelas penelitian 4) Analisis data

5) Pembahasan 6) Kesimpulan.

Prosedur pelaksanaan penelitian tersebut dapat digambarkan dalam bentuk bagan yang terdapat pada Gambar 1.


(42)

22

Gambar 1. Prosedur Pelaksanaan Penelitiaan 1. Meminta izin kepada kepala sekolah

2. Observasi Sekolah

3. Menentukan populasi dan sampel penelitian

a. Tahap Persiapan

1. Mempersiapkan perangkat pembelajaran 2. Uji validitas dan reliabilitas instrumen tes b. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretes Postes

Pembelajaran POE

Pembelajaran Konvensional

Postes Postes

Analisis Data

Pembahasan

Kesimpulan

Penelitian Pendahuluan

Pelaksanaan Penelitian


(43)

23

F. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis

1. Analisis validitas dan reliabilitas instrumen tes

Teknik pengolahan data digunakan untuk mengetahui kualitas instrumen yang di-gunakan dalam penelitian. Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui dan mengukur apakah instrumen yang digunakan telah memenuhi syarat dan layak di-gunakan sebagai pengumpul data. Instrumen yang baik harus memenuhi dua per-syaratan penting yaitu valid dan reliabel (Arikunto, 2013). Berdasarkan hasil uji coba tersebut maka akan diketahui validitas dan reliabilitas instrument tes. a) Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen tes (Arikunto, 2013). Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Instrumen dikatakan valid apabila nilai koefisien korelasi (rxy) lebih besar dibandingkan

dengan r tabel. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17.0.for windows.

b) Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kepercayaan instrumen penelitian yang digunakan sebagai alat pengumpul data. Suatu alat evaluasi disebut reliabel jika alat tersebut mampu memberikan hasil yang da-pat dipercaya dan konsisten. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach yang kemudian diinterpretasikan dengan mengguna-kan derajat reliabilitas alat evaluasi menurut Guilford (Suherman, 2003), dalam hal ini analisis dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17,0.


(44)

24

Kriteria derajat reliabilitas (r11) alat evaluasi menurut Guilford:

0,80 < r11≤ 1,00; derajat reliabilitas sangat tinggi

0,60 < r11≤ 0,80; derajat reliabilitas tinggi

0,40< r11≤ 0,60; derajat reliabilitas sedang 0,20< r11≤ 0,40; derajat reliabilitas rendah 0,00 < r11≤ 0,20; tidak reliabel

2. Analisis data kemampuan berpikir elaborasi siswa

Tujuan analisis data yang dikumpulkan adalah untuk memberikan makna atau arti yang digunakan untuk menarik suatu kesimpulan.

a) Perhitungan nilai siswa

Nilai pretes dan postes pada penilaian memperoleh dan menyajikan data serta menganalisis data dirumuskan sebagai berikut:

Nilai Akhir : ∑skor ang diperoleh sis askor maksimum 100 ………(1) Data yang diperoleh kemudian dianalisis, dengan menghitung n-Gain yang selanjutnya digunakan pengujian hipotesis.

b) Perhitungan n-Gain

Kemampuan berpikir elaborasi ditunjukkan oleh skor yang diperoleh siswa dalam tes (pretes dan postes). Peningkatan ditunjukkan kemampuan berpikir elaborasi melalui nilai n-Gain, yaitu selisih antara nilai postes dan nilai pretes, dan dihitung berdasarkan rumus berikut Perhitungan nilai n-Gain dilakukan dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Hake (2002)

<g> = pottensial gain actual gain 100 = postes100 - pretes


(45)

25

Kriteria n-Gainnya terdapat dalam Tabel 3 adalah sebagai berikut: Tabel 3. Kriteria nilai n-Gain

Nilai n-Gain Kriteria > 0,7 Tinggi 0,3 < gain < 0,7 Sedang < 0,3 Rendah

3. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji persamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata. Sebelum dilakukan ada-lah uji persamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata, ada beberapa uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel dan SPSS versi 17.0 for windows. a) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi yang didapatkan berdistribusi normal atau tidak (Nisfianoor, 2009). Uji normalitas yang digu-nakan dalam penelitian ini adalah dengan menggudigu-nakan kolmogorov-smirnov test, langkah-langkah uji normalitas sebagai berikut:

1) Hipotesis

Ho: data penelitian berdistribusi normal

H1 : data penelitian berdistribusi tidak normal

2) Memasukkan data penelitian berupa pretes dan nilai n-Gain ke dalam program SPSS versi 17.0 for windows dengan menggunakan taraf signifikan (α) sebesar 0,05.

3) Kriteria Uji


(46)

26

Smirnov dan Shapiro-Wilk > 0,05 dan terima H1 jika nilai sig (p) dari

Kolmogorov-Smirnov dan Shapiro-Wilk < 0,05

b) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi antara ke-lompok data yang diuji berbeda atau tidak (Nisfianoor, 2009) Uji homoge-nitas yang digunakan dalam percobaan ini adalah levene statistics test, langkah-langkah uji homogenitas sebagai berikut :

1) Hipotesis

H0 : (kedua sampel penelitian memiliki varians yang

homogen)

H1 : (kedua sampel penelitian memiliki varians yang tidak

homogen)

2) Memasukkan data penelitian berupa (pretes dan nilai n-Gain) ke dalam program SPSS versi 17.0 for windows dengan menggunakan taraf sig-nifikan (α) sebesar 0,05.

3) Kriteria Uji

Kriteria pengujian adalah terima H0 jika nilai sig (p) dari Levene

Statistics > 0,05 dan terima H1 jika nilai sig (p) dari Levene Statistics

< 0,05

c) Uji Kesamaan Dua Rata-Rata

Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah kemam-puan awal siswa dalam kemamkemam-puan berpikir elaborasi siswa di kelas eks-perimen tidak berbeda secara signifikan dengan kemampuan awal siswa dalam kemampuan berpikir elaborasi siswa di kelas kontrol. Apabila data penelitian yang diperoleh berdistribusi normal dan mempunyai varians


(47)

27

yang homogen. Uji kesamaan dua rata-rata yang digunakan dalam peneli-tian ini adalah dengan menggunakan indepent sampel t-test. Langkah-langkah uji persamaan dua rata-rata sebagai berikut :

1) Hipotesis

H0: Rata-rata nilai pretes kemampuan berpikir elaborasi siswa di kelas

eksperimen sama dengan rata-rata nilai pretes kemampuan berpikir elaborasi siswa di kelas kontrol pada materi larutan penyangga. H0 : µ1x = µ2x

H1: Rata-rata nilai pretes kemampuan berpikir elaborasi siswa di kelas

eksperimen tidak sama dengan rata-rata nilai pretes kemampuan berpi-kir elaborasi siswa di kelas kontrol pada materi larutan penyangga

H1 : µ1x≠ µ2x

Keterangan:

µ1 = Rata-rata nilai pretes (x) kelas eksperimen.

µ2 = Rata-rata nilai pretes (x) kelas kontrol.

x = kemampuan berpikir elaborasi siswa.

2) Memasukkan data penelitian berupa pretes ke dalam program SPSS versi 17.0 for windows dengan menggunakan taraf signifikan (α) sebe -sar 0,05.

3) Kriteria Uji

Kriteria pengujian adalah terima H0 jika nilai sig (2-tailed) > 0,05 dan

terima H1 jika nilai sig (2-tailed) < 0,05

d) Uji Perbedaan dua rata-rata


(48)

28

antara postest dan pretes pada model pembelajaran POE dan model pem-belajaran konvensional. Apabila data penelitian yang diperoleh berdistri-busi normal dan mempunyai varians yang homogen. Uji perbedaan dua rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan indepent sampel t-test. Langkah-langkah uji perbedaan dua rata-rata sebagai berikut :

1) Hipotesis

H0 : rata-rata n-Gain kemampuan berpikir elaborasi siswa pada materi

larutan penyangga yang diterapkan dengan model pembelajaran POE berbeda dengan rata-rata n-Gain kemampuan berpikir elaborasi siswa dengan pembelajaran konvensional.

H0 : µ1x≠ µ2x

H1 : rata-rata n-Gain kemampuan berpikir elaborasi siswa pada materi

larutan penyangga yang diterapkan dengan model pembelajaran POE tidak berbeda dengan rata-rata n-Gain kemampuan berpikir elaborasi siswa dengan pembelajaran konvensional.

H1 : µ1x = µ2x

Keterangan:

µ1 : Rata-rata n-Gain pada materi larutan penyangga yang diterapkan

dengan model pembelajaran POE.

µ2 : Rata-rata n-Gain pada materi larutan penyangga yang

diterapkan dengan model pembelajaran konvensional.

2) Memasukkan data penelitian berupa n-Gain ke dalam program SPSS versi 17.0 for windows dengan menggunakan taraf signifikan (α) sebesar 0,05.


(49)

29

3) Kriteria Uji

Kriteria pengujian adalah terima H0 jika nilai sig (2-tailed) < 0,05 dan


(50)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dalam hasil penelitian serta pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran POE efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir elaborasi siswa pada materi larutan penyangga. Hal ini karena diperoleh rata-rata nilai n-Gain kelas eksperimen yaitu 0,64 yang berkate-gori “sedang” dan rata-rata nilai n-Gain kelas kontrol yaitu 0,28 yang berkategori “rendah.”

B. Saran

Berdasarkan pada penelitian ini, saran penulis yaitu :

1. Model pembelajaran POE dapat digunakan sebagai alternatif model pembela-jaran bagi guru pada materi larutan penyangga karena telah terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir elaborasi siswa.

2. Bagi peneliti lain, model pembelajaran POE dapat digunakan sebagi alternatif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif seperti berpikir elaborasi pada materi larutan penyangga dan materi lainnya yang memiliki karakteristik sama, namun harus memperhatikan alokasi waktu dalam proses tahapan pembelajarannya.


(51)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, P. Efektivitas Model Pembelajaran Poe pada Materi Termokimia dalam Meningkatkan Keterampilan Inferensi dan Penguasaan Konsep. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung, 2 (2)

Amal, A., A. Rifa’i., dan N. Hindarto., 2013. Pengembangan Model Pembelajaran Predict, Observe, Discuss, dan Explain (PODE) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Sekolah Dasar Negeri Kompleks IKIP Makassar. Journal of Primary Educational, 2 (2)

Anisa, D. N. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Poe (Predict, Observe, And Explanation) Dan Sikap Ilmiah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Asam, Basa Dan Garam Kelas Vii Semester 1 Smp N 1 Jaten Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal.Universitas Sebelas Maret, 2 (2)

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Kimia SMA/MA. BSNP. Jakarta.

Cresswell, J.W. 2007. Research Design Qualitative & Quantitative Approaches. Thousand Oaks-London-New. Sage Publications. New Delhi.

Fadilah, I. 2015. Efektivitas Pendekatan Ilmiah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Lancar Siswa pada Materi Larutan Penyangga. Skripsi. Bandar Lampung : FKIP, Universitas Lampung.

Giriyanti, N. W. 2013. Efektifitas Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain Pada Materi Laju Reaksi dalam Meningkatkan Keterampilan Memprediksi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung, 2 (2) Hake, R. 2002. Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in

Mechanics with Gender, High-School Physics, and Pretest Scores on Mathematics and Spatial Visualization [Online]. Tersedia:

http://www.physics.indiana.edu/-hake/ [19 Januari 2016]

Indrawati dan Wawan S. 2009. Pembelajaran Aktif Kreatif Efektiv dan Menyenangkan. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam


(52)

Karamustafaoğlu, S dan Mamlok-Naaman, R. 2015. Understanding

Electrochemistry Concepts using the Predict-ObserveExplain Strategy. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 11,(5), 923-936

Munandar, U. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta. Jakarta.

Mursalin. 2014. Meminimalkan Miskonsepsi Pada Materi Rangkaian Listrik Dengan Pembelajaran Predict-Observe-Explain. Jurnal Ilmu Pendidikan, 20 (2)

Nisfiannor, M. 2009. Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Salemba Humanika. Jakarta.

Nuraeni, N. 2010. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia Nuraini, N., P. Karyanto, dan S. Sudarisman. 2014. Pengembangan Modul

Berbasis POE (Predict, Observe, And Explain) Disertai Roundhouse Diagram Untuk Memberdayakan Keterampilan Proses Sains Dan Kemampuan Menjelaskan Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta (Penelitian Dan Pengembangan Materi Pencemaran Lingkungan Tahun Pelajaran 2013/2014). Jurnal Universitas Sebelas Maret, 7 (1) : 37-43 Permendikbud No. 59 Tahun 2014a Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah.

Reniwati. 2012. The Improvement Of Predict And Classifying Skill In Oxidation Reduction Reaction Material Through Predict-Observe-Explain (POE) Learning Model. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung, 1 (1)

Sari, M. M. 2013. Peningkatan Keterampilan Mengkomunikasikan Dan Menyimpulkan Melalui Model Pembelajaran Predict-Observe-Explan. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung, 2 (2) Sarwono, S. W. 2011. Akselerasi A-Z Informasi Program Percepatan Belajar dan

Anak Berbakat Intelektual. PT Grasindo. Jakarta.

Setiawan, I. 2012. Agribisnis Kreatif Pilar Wirausaha Masa Depan Kekuatan Dunia Baru Menuju Kemakmuran Hijau. Penebar Swadaya. Jakarta. Suherman, E. 2003. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Universitas Pendidikan


(53)

Sukmadinata, N. S. 2011. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Tlala, K.M. 2011. The Effect Of Predict-Observe-Explain Strategy On Learner’s Misconceptions About Dissolved Salts. Dissertation University Of Limpopo. South Africa

Tim Penyusun. 2013. Konsep Pendekatan Ilmiah. Kemendikbud. Jakarta.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. PT. Imperial Bhakti Utama. Bandung.

Treagust, D. F., Mthembu, Z., dan Chandrasegaran, A.L. 2014. Evaluation of the Predict-Observe-Explain Instructional Strategy to Enhance Students’ Understanding of Redox Reactions. Australia Journal of Science and Mathematics Education Centre, 1, 265-286

Wahyuni, S. E., S. Sudarisman., dan P. Karyanto. 2013. Pembelajaran Biologi Model Poe (Prediction, Observation, Explanation) Melalui Laboratorium Riil Dan Laboratorium Virtuil Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Dan Kemampuan Berpikir Abstrak. Jurnal Inkuiri, 2

Wati, D. A., N. Fadiawati., dan L. Tania., 2014. Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Menggunakan Model Discovery Learning dalam Meningkatkan Keterampilan Elaborasi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung, 3 (3)

Wibowo, A. I. S. 2014. Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Elaborasi PadaLarutan Elektrolit Non-Elektrolit. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung, 3 Wicaksono, A. 2008. Efektivitas Pembelajaran. Agung (ed) 5 April 2008 (diakses


(1)

28

antara postest dan pretes pada model pembelajaran POE dan model pem-belajaran konvensional. Apabila data penelitian yang diperoleh berdistri-busi normal dan mempunyai varians yang homogen. Uji perbedaan dua rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan indepent sampel t-test. Langkah-langkah uji perbedaan dua rata-rata sebagai berikut :

1) Hipotesis

H0 : rata-rata n-Gain kemampuan berpikir elaborasi siswa pada materi larutan penyangga yang diterapkan dengan model pembelajaran POE berbeda dengan rata-rata n-Gain kemampuan berpikir elaborasi siswa dengan pembelajaran konvensional.

H0 : µ1x ≠ µ2x

H1 : rata-rata n-Gain kemampuan berpikir elaborasi siswa pada materi larutan penyangga yang diterapkan dengan model pembelajaran POE tidak berbeda dengan rata-rata n-Gain kemampuan berpikir elaborasi siswa dengan pembelajaran konvensional.

H1 : µ1x = µ2x Keterangan:

µ1 : Rata-rata n-Gain pada materi larutan penyangga yang diterapkan dengan model pembelajaran POE.

µ2 : Rata-rata n-Gain pada materi larutan penyangga yang diterapkan dengan model pembelajaran konvensional.

2) Memasukkan data penelitian berupa n-Gain ke dalam program SPSS versi 17.0 for windows dengan menggunakan taraf signifikan (α) sebesar 0,05.


(2)

29

3) Kriteria Uji

Kriteria pengujian adalah terima H0 jika nilai sig (2-tailed) < 0,05 dan terima H1 jika nilai sig (2-tailed) > 0,05


(3)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data dalam hasil penelitian serta pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran POE efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir elaborasi siswa pada materi larutan penyangga. Hal ini karena diperoleh rata-rata nilai n-Gain kelas eksperimen yaitu 0,64 yang berkate-gori “sedang” dan rata-rata nilai n-Gain kelas kontrol yaitu 0,28 yang berkategori “rendah.”

B. Saran

Berdasarkan pada penelitian ini, saran penulis yaitu :

1. Model pembelajaran POE dapat digunakan sebagai alternatif model pembela-jaran bagi guru pada materi larutan penyangga karena telah terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan berpikir elaborasi siswa.

2. Bagi peneliti lain, model pembelajaran POE dapat digunakan sebagi alternatif dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif seperti berpikir elaborasi pada materi larutan penyangga dan materi lainnya yang memiliki karakteristik sama, namun harus memperhatikan alokasi waktu dalam proses tahapan pembelajarannya.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, P. Efektivitas Model Pembelajaran Poe pada Materi Termokimia dalam Meningkatkan Keterampilan Inferensi dan Penguasaan Konsep. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung, 2 (2)

Amal, A., A. Rifa’i., dan N. Hindarto., 2013. Pengembangan Model Pembelajaran Predict, Observe, Discuss, dan Explain (PODE) untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Sekolah Dasar Negeri Kompleks IKIP Makassar. Journal of Primary Educational, 2 (2)

Anisa, D. N. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Poe (Predict, Observe, And Explanation) Dan Sikap Ilmiah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Asam, Basa Dan Garam Kelas Vii Semester 1 Smp N 1 Jaten Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal.Universitas Sebelas Maret, 2 (2)

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta.

Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). 2006. Standar Isi Mata Pelajaran Kimia SMA/MA. BSNP. Jakarta.

Cresswell, J.W. 2007. Research Design Qualitative & Quantitative Approaches. Thousand Oaks-London-New. Sage Publications. New Delhi.

Fadilah, I. 2015. Efektivitas Pendekatan Ilmiah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Lancar Siswa pada Materi Larutan Penyangga. Skripsi. Bandar Lampung : FKIP, Universitas Lampung.

Giriyanti, N. W. 2013. Efektifitas Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain Pada Materi Laju Reaksi dalam Meningkatkan Keterampilan Memprediksi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung, 2 (2) Hake, R. 2002. Relationship of Individual Student Normalized Learning Gains in

Mechanics with Gender, High-School Physics, and Pretest Scores on Mathematics and Spatial Visualization [Online]. Tersedia:

http://www.physics.indiana.edu/-hake/ [19 Januari 2016]

Indrawati dan Wawan S. 2009. Pembelajaran Aktif Kreatif Efektiv dan Menyenangkan. Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam


(5)

Karamustafaoğlu, S dan Mamlok-Naaman, R. 2015. Understanding

Electrochemistry Concepts using the Predict-ObserveExplain Strategy. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 11,(5), 923-936

Munandar, U. 2012. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka Cipta. Jakarta.

Mursalin. 2014. Meminimalkan Miskonsepsi Pada Materi Rangkaian Listrik Dengan Pembelajaran Predict-Observe-Explain. Jurnal Ilmu Pendidikan, 20 (2)

Nisfiannor, M. 2009. Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Salemba Humanika. Jakarta.

Nuraeni, N. 2010. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Dalam Mata Pelajaran Teknologi Informasi Dan Komunikasi. Jurnal Universitas Pendidikan Indonesia Nuraini, N., P. Karyanto, dan S. Sudarisman. 2014. Pengembangan Modul

Berbasis POE (Predict, Observe, And Explain) Disertai Roundhouse Diagram Untuk Memberdayakan Keterampilan Proses Sains Dan Kemampuan Menjelaskan Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta (Penelitian Dan Pengembangan Materi Pencemaran Lingkungan Tahun Pelajaran 2013/2014). Jurnal Universitas Sebelas Maret, 7 (1) : 37-43 Permendikbud No. 59 Tahun 2014a Tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah

Atas/Madrasah Aliyah.

Reniwati. 2012. The Improvement Of Predict And Classifying Skill In Oxidation Reduction Reaction Material Through Predict-Observe-Explain (POE) Learning Model. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung, 1 (1)

Sari, M. M. 2013. Peningkatan Keterampilan Mengkomunikasikan Dan Menyimpulkan Melalui Model Pembelajaran Predict-Observe-Explan. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung, 2 (2) Sarwono, S. W. 2011. Akselerasi A-Z Informasi Program Percepatan Belajar dan

Anak Berbakat Intelektual. PT Grasindo. Jakarta.

Setiawan, I. 2012. Agribisnis Kreatif Pilar Wirausaha Masa Depan Kekuatan Dunia Baru Menuju Kemakmuran Hijau. Penebar Swadaya. Jakarta. Suherman, E. 2003. Evaluasi Pembelajaran Matematika. Universitas Pendidikan


(6)

Sukmadinata, N. S. 2011. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Tlala, K.M. 2011. The Effect Of Predict-Observe-Explain Strategy On Learner’s Misconceptions About Dissolved Salts. Dissertation University Of Limpopo. South Africa

Tim Penyusun. 2013. Konsep Pendekatan Ilmiah. Kemendikbud. Jakarta.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. PT. Imperial Bhakti Utama. Bandung.

Treagust, D. F., Mthembu, Z., dan Chandrasegaran, A.L. 2014. Evaluation of the Predict-Observe-Explain Instructional Strategy to Enhance Students’ Understanding of Redox Reactions. Australia Journal of Science and Mathematics Education Centre, 1, 265-286

Wahyuni, S. E., S. Sudarisman., dan P. Karyanto. 2013. Pembelajaran Biologi Model Poe (Prediction, Observation, Explanation) Melalui Laboratorium Riil Dan Laboratorium Virtuil Ditinjau Dari Aktivitas Belajar Dan Kemampuan Berpikir Abstrak. Jurnal Inkuiri, 2

Wati, D. A., N. Fadiawati., dan L. Tania., 2014. Pembelajaran Kesetimbangan Kimia Menggunakan Model Discovery Learning dalam Meningkatkan Keterampilan Elaborasi. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung, 3 (3)

Wibowo, A. I. S. 2014. Pembelajaran Problem Solving untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Elaborasi PadaLarutan Elektrolit Non-Elektrolit. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Kimia Universitas Lampung, 3 Wicaksono, A. 2008. Efektivitas Pembelajaran. Agung (ed) 5 April 2008 (diakses