59 25 masuk dalam kategori siap, 1 guru 5 untuk kategori
kurang siap, dan 1 guru 5 untuk kategori tidak siap. Frekuensi terbanyak adalah 65 yang yang termasuk dalam kategori sangat
siap. Dengan demikian kesiapan guru penjas dengan Behavioral readiness kesiapan perilaku dalam pembelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan dengan materi pendidikan seks usia dini Sekolah Dasar di Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo,
masuk dalam kategori sangat siap.
C. Pembahasan
Penelitian ini membahas hasil dari analisis data sebelumya dengan mengaitkan antar masalah penelitiandengan tujuan dari penelitian.
Masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya kesiapan Guru Penjas dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan
dengan Materi Pendidikan Seks Usia Dini Sekolah Dasar di Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo. Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui kesiapan Guru Penjas dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan dengan materi pendidikan seks usia dini
di Sekolah Dasar Seluruh Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo. Berdasarkan hasil data yang telah dianalisis, kesiapan guru dalam
pembelajaran pendidikan jasmanai olahraga dan kesehatan dengan materi pendidikan seks usia dini Sekolah Dasar di Kecamatan Temon Kabupaten
Kulon Progo yaitu sebanyak 13 guru 65 masuk dalam kategori sangat siap, 2 guru 10 masuk dalam kategori siap, 5 guru 25 untuk
60 kategori kurang siap, dan 0 guru 0 untuk kategori tidak siap. Frekuensi
terbanyak yang adalah 65 dengan jumalah 13 guru, termasuk dalam kategori sangat siap.
Hasil tersebut dapat dikarenakan mulai diperhatikannya pendidikan seks dan reproduksi di Kabupaten Kulon
Progo melalui adanya muatan khusus untuk Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dengan materi pendidikan kesehatan dan reproduksi yang
harus dilaksanakan oleh seluruh guru penjas dari SD, SMP, dan SMA yang dilengakapi modul untuk setiap jenjang sekolah. Sehingga Guru lebih
mempersiapkan dirinya untuk melaksanakan pendidikan seks usia dini dan kesehatan reproduksi ini. Terdapat 5 guru 25 termasuk dalam kategori
kurang siap, hasil tersebut dapat dikarenakan kurangnya kemampuan dan kemauan guru untuk melaksanakan pembelajaran pendidikan seks usia dini
ini di Sekolah Dasar. Untuk 2 10 yang termasuk dalam kategori siap, dikarenakan masih ada beberapa kekurangan pada aspek seperti materi
atau bahan ajar yang kurang lengkap dan minimnya metode yang guru dapat gunakan saat pelaksanaan pembelajaran pendidikan seks usia dini,
hal tersebut yang menyebabkan guru belum dapat masuk dalam kategori sangat siap.
Kesiapan guru Sekolah Dasar dalam pembelajaran pendidikan seks usia dini terdiri dari 3 faktor yaitu, Emotive Attitudeinal Readiness
kesiapan sikap dan emosi, Cognitive Readinesskesiapan kognitif, dan Behavioral readiness kesiapan perilaku. Kesiapan guru penjas dari faktor
Emotive Attitudeinal Readiness kesiapan sikap dan emosi kebanyakan
61 masuk dalam kategori sangat siap dengan persentasi 60 .Tingginya hasil
persentase pada faktor tersebut dikarenakan adanya tangung jawab, antusiasme, kemauan beradaptasi, kemandirian dan kemampuan
mengapresiasi nilai intrinsik dari tugas yang tinggi pada guru-guru Penjas Sekolah Dasar di wilayah Kecamatan Temon.
Kesiapan guru penjas dari faktor Cognitive Readiness kesiapan kognitif memiliki hasil dengan frekueansi sebesar 75 yang termasuk
dalam kategori sangat siap. Hasil tersebut dikarenakan adanya kemampuan dan pemahaman guru dalam pembelajaran pendidikan seks usia dini, sadar
akan nilai diri dan kemauan, kemampuan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu,dan pola piker konstektual yang tinggi menjadikan guru-guru
masuk dalam kategori sangat siap. Hal tersebut ditambah lagi, semua Guru Penjas telah mendapat modul tentang pendidikan kesehatan reproduksi
pendidikan seks usia dini dari pemerintah kabupaten kulon progo sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran.
Kesiapan guru penjas dari faktor dan Behavioral readiness kesiapan perilaku memiliki hasil rata-rata sebesar 65 yang termasuk
dalam kategori sangat siap.Hal ini dikarenakan, berjalanya fungsi kemitraan yang baik antara guru, sekolah, orangtua wali, masyarakat, dan
dinas terkait, serta kemampuan melakukan refleksi dan keteraturan dalam mengatur waktu yang tersaedia dengan baik.
Berdasarkan pembahasan kesiapan guru dari tiga faktor tersebut, rata-rata Guru Penjas Sekolah Dasar di Kecamatan Temon Kabupaten
62 Kulon Progo sangat siap untuk melaksanakan pembelajaran pendidikan
seks usia dini dengan baik.
63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN