Kesimpulan Implikasi Hasil Penelitian Keterbatasan Penelitian

63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kesiapan Guru Penjas dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan dengan Materi Pendidikan Seks Usia Dini Sekolah Dasar di Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo sebagian besar adalah sangat siap dengan persentase 65 jika dilihat dari semua faktor pendukungnya. Secara rinci terdapat 13 guru 65 masuk dalam kategori sangat siap, 2 guru 10 masuk dalam kategori siap, 5 guru 25 untuk kategori kurang siap, dan 0 guru 0 untuk kategori tidak siap. Frekuensi terbanyak adalah 65 termasuk dalam kategori sangat siap. Dengan demikian kesiapan guru penjas dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dengan materi pendidikan seks usia dini Sekolah Dasar di Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo, masuk dalam kategori sangat siap.

B. Implikasi Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian ini, mempunyai implikasi untuk pihak-pihak terkait, khususnya dalam bidang pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yaitu: 1. Hasil penelitian kesiapan Guru Penjas dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan dengan Materi Pendidikan Seks Usia Dini Sekolah Dasar di Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo masuk dalam kategori sangat baik. 64 2. Dengan diketahuinya kesiapan guru penjas dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dengan materi pendidikan seks usia dini, maka hasil penelitian tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pedoman untuk lebih meningkatkan dan memperhatikan segala kekurangan atau keluhan dari pihak sekolah atau guru khususnya guru pendidikan jasmanai olahraga dan kesehatan terutama dalam hal-hal yang memungkinkan menjadi hambatan dalam guru mengajarkan materi pendidikan seks usia dini kepada peserta didik.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memang telah berhasil mengungkapkan kesiapan Guru Penjas dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan dengan Materi Pendidikan Seks Usia Dini Sekolah Dasar di Kecamatan Temon Kabupaten Kulon Progo, bukan berarti hasil penelitian ini sempurna tanpa kesalahan, banyak keterbatasan yang peneliti alami diantaranya adalah: 1. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa angketkuesioner, sehingga sangat mungkin terjadi reponden memberikan jawaban yang tidak sebenarnya dialami dan menjawab asal-asalan, sehingga dapat mempengaruhi adanya perbedaan hasil penelitian pada saat dilakukan survey dengan hasil pengolahan data yang didapat melalui koesioner tersebut. Belum adanya tes kejujuran untuk mengatasinya. 65 2. Keterbatasan tenaga dan waktu penelitian mengakibatkan peneliti tidak mampu mengontrol kesungguhan, kondisi fisik, dan psikis pada setiap responden dalam penelitian ini. 3. Penelitian hanya melakukan penelitian pada guru penjas Sekolah Dasar di Kecamatan Temon saja, alangkah baiknya jika penelitian dilakukan di seluruh kabupaten Kulon Progo sehingga penelitian dapat digeneralisasikan dalam lingkup yang lebih luas. 4. Instrumen penelitian ini ada 12 soal yang tidak valid dari soal keseluruhan awal 60 menjadi 48 soal, dikarenakan saat expert jugsment hanya dilakukan kepada dosen saja, yang mungkin memliki pemahaman yang berbeda dengan responden. Sebaik untuk expert jugsment dapat juga dilakukan dengan beberapa responden untuk mengetahui tingkat pamahaman responden terhadap instrumen yang dibuat.

D. Saran-saran