4. Jurnal penelitian skripsi oleh Abied Luthfi Safitri 2013 yang berjudul
Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, Return On Asset, Debt to Equity Ratio dan Market Value Added terhadap Harga Saham dalam
Kelompok Jakarta Islamic Index. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa EPS, PER dan MVA mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan
dalam kelompok Jakarta Islamic Index tahun 2008-2011. Variabel lainnya seperti ROA dan DER tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap
harga saham pada perusahaan dalam kelompok Jakarta Islamic Index tahun 2008-2011. Secara simultan, variabel EPS, PER, ROA, DER, dan
MVA berpengaruh terhadap harga saham dalam kelompok JII tahun 2008- 2011.
Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama meneliti faktor yang mempengaruhi harga saham dan ada beberapa
variabel penelitian yang sama PER, DER dan harga saham. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan yaitu perusahaan yang akan digunakan
termasuk kedalam Jakarta Islamic Index dan rentang waktu penelitian hanya 4 tahun 2008-2011.
C. Kerangka Berpikir
Menurut Abdul Halim 2005: 5 untuk melakukan analisis terhadap suatu efek atau kelompok efek tentang harga yang terlalu tinggi atau terlalu rendah
ada 2 pendekatan yaitu pendekatan teknikal dan pendekatan fundamental. Pendekatan teknikal adalah pendekatan yang digunakan untuk menganalisis
harga saham dengan data historis harga saham sedangkan pendekatan fundamental adalah pendekatan yang digunakan untuk mengalisis harga
saham dengan menggunakan laporan keuangan yang diterbitkan emiten maupun administrator bursa efek laporan keuangan. Laporan keuangan
bertujuan untuk membantu meramalkan laba dan dividen masa depan Brigham, 2013: 133.
Laporan keuangan suatu perusahaan Go Public terdiri dari empat laporan keuangan, yaitu neraca, laporan labarugi, laporan perubahan modal, dan
laporan arus kas. Di dalam laporan keuangan tersebut, terdapat lima rasio keuangan yang biasa digunakan untuk menganalisis faktor apa saja yang
mempengaruhi harga saham. Kelima rasio tersebut diantaranya adalah rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, rasio aktivitas dan rasio harga
pasar. Tidak semua rasio yang digunakan peneliti untuk menganalisis faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi harga saham. Peneliti mengambil salah
satu rumus dari masing-masing rasio keuangan. Untuk rasio likuiditas hanya diambil Current Ratio CR, rasio solvabilitas diambil Debt Equity Ratio
DER, rasio rentabilitasprofitabilitas diambil Return On Equity ROE, rasio aktivitas diambil Inventory Turnover ITO, dan rasio pasar hanya diambil
Price Earning Ratio PER. Setelah mengetahui CR, DER, ROE, ITO, PER, dan harga saham kemudian dianalisis untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh kinerja keuangan yang diwakili kelima rasio tersebut terhadap harga
saham perusahaan tekstil dan produk tekstil yang Go Public. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 8. Kerangka Berpikir Penelitian Untuk melihat bagaimana pengaruh dari masing-masing variabel terhadap
harga saham dapat dijelaskan sebagai berikut: 1.
Pengaruh Current Ratio CR terhadap Harga Saham Current Ratio menunjukkan seberapa besar nilai aktiva lancar dapat
menutupi besarnya harta lancar. Current Ratio merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan. Jika likuiditas
perusahaan lemah akan menghalangi perusahaan untuk mendapatkan keuntungan yang nantinya akan mengakibatkan menurunnya laba yang
dihasilkan oleh perusahaan. Jika Current Ratio rendah maka akan terjadi
penurunan pada harga pasar saham pada perusahaan tersebut. Begitu juga sebaliknya, apabila Current Ratio yang terlalu tinggi, itu juga tidak terlalu
baik, karena hal tersebut mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba kurang maksimal terbukti adanya akitivitas yang
dilakukan oleh perusahaan sedikit. Dapat disimpulkan bahwa ketika Current Ratio yang tinggi dapat memperlihatkan bahwa harga saham juga
akan tinggi dan sebaliknya jika Current Ratio yang semakin rendah mengindikasikan harga saham rendah.
2. Pengaruh Debt to Equity Ratio DER terhadap Harga Saham
Debt to Equity Ratio DER menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total pinjaman hutang terhadap total modal yang dimiliki
perusahaan. Semakin kecil rasio hutang terhadap modal maka semakin baik dan untuk keamanan pihak luar, rasio terbaik jika jumlah modal lebih
besar dari jumlah hutang atau minimal sama. Jika DER yang terlalu tinggi maka menunjukkan komposisi total hutang semakin besar dibandingkan
dengan total modal sendiri sehingga semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar. Dapat disimpulkan bawah ketika DER tinggi maka
harga saham akan turun dan sebaliknya ketika DER yang rendah menunjukkan harga saham akan naik.
3. Pengaruh Return On Equity ROE terhadap Harga Saham
Return On Equity ROE merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas suatu perusahaan. Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan untuk
diperhitungkan pengembalian perusahaan berdasarkan modal saham yang dimiliki oleh perusahaan. Jika ROE semakin tinggi maka perusahaan dapat
menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dapat menguntungkan para pemegang saham. Besar kecilnya nilai ROE akan
mempengaruhi pula harga saham perusahaan. Semakin tinggi nilai ROE, tentunya juga akan menarik minat para investor untuk menanamkan
modalnya pada perusahaan bersangkutan karena mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik dan akibatnya harga
saham pun akan ikut tinggi. Dapat disimpulkan bahwa ROE yang tinggi mengindikasikan harga saham yang tinggi dan ketika ROE rendah
mengindikasikan harga saham yang rendah. 4.
Pengaruh Inventory Turnover ITO terhadap Harga Saham Rasio perputaran persediaan merupakan rasio yang menunjukkan berapa
kali pos penjualan dan persediaan berputar sepanjang tahun. Jika rasio perputaran pada suatu perusahaan lebih rendah dibandingkan dengan
perusahaan lain maka dapat dikatakan perusahaan tersebut terlalu banyak menyimpan persediaan. Kelebihan persediaan tersebut tentunya tidak
produktif dan dapat menjadikan patokan bahwa tingkat pengembalian dari investasi tersebut rendah atau nol. ITO tinggi mengakibatkan harga saham
akan naik dan sebaliknya jika ITO yang rendah mengakibatkan harga saham yang rendah.
5. Pengaruh Price Earning Ratio PER terhadap Harga Saham
Price Earning Ratio PER merupakan salah satu rumus yang digunakan untuk mengukur rasio pasar suatu perusahaan. PER adalah rasio harga per
lembar saham saat ini Current Price terhadap laba bersih Earning perusahaan. Perusahaan dengan nilai PER yang tinggi berarti memiliki
laba yang rendah sedangkan perusahaan dengan nilai PER yang rendah berarti memiliki laba yang tinggi. Dengan kata lain PER berbanding
terbalik dengan laba perusahaan. Perusahaan dengan PER yang rendah berarti memiliki laba yang tinggi, hal ini akan menarik minat investor akan
return yang akan diterimanya. Dapat disimpulkan bahwa ketika PER yang tinggi menunjukkan harga saham juga tinggi sebaliknya jika PER yang
rendah maka harga saham juga akan rendah.
Current Ratio X
1
Return On Equity X
3
Harga Saham Y
Price Earning Ratio X
5
Debt to Equity Ratio X
2
Inventory Turnover X
4
D. Paradigma Penelitian