Penerapan Model Learning Strategies Tipe PQ4R Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik Terpadu Kelas IVC SD N 08 Metro Timur Tahun Pelajaran 2013/2014

(1)

PENERAPAN MODEL LEARNING STRATEGIES TIPE PQ4R UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMATIK TERPADU

KELAS IVC SD N 08 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Skripsi

Oleh Zulia Astriani

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(2)

ABSTRAK

Penerapan Model Learning Strategies Tipe PQ4R Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik Terpadu Kelas IVC SD N 08 Metro Timur

Tahun Pelajaran 2013/2014

Oleh Zulia Astriani

Penelitian ini berlatar belakang dari rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model PQ4R pada kelas IV C dengan jumlah siswa 24 orang yang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan.

Model penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Prosedur penelitian dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Data penelitian diperoleh dari lembar observasi dan tes formatif. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model PQ4R dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik. Aktivitas siswa pada siklus I 41,67% dan siklus II yakni 75% dimana terjadi peningkatan sebesar 33,33%. Hasil belajar kognitif siswa pada siklus I sebesar 65,96% dan meningkat menjadi 79,73% di siklus II, dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 13,77%. Kata kunci: Hasil Belajar, Learning Strategies, PQ4R, Tematik Terpadu.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

ii RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Ganjar Agung Kota Metro Provinsi Lampung pada tanggal 28 Juli 1990 dan merupakan putri pertama dari 2 bersaudara dari pasangan Bapak Sutrisno dan Ibu Sutini. Penulis mengenal pendidikan pertama dimulai dari TK ABA dan setelah selesai menempuh pendidikan di Taman Kanak-Kanak, penulis melanjutkan ke jenjang berikutnya yakni di SD Negeri 05 Metro Barat. Setelah penulis lulus dari Sekolah Dasar, penulis melanjutkan ke tingkat Sekolah Menengah Pertama yakni SMP Negeri 7 Metro pada tahun 2002 dan lulus pada tahun 2005, penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMA Negeri 1 Trimurjo dan lulus pada tahun 2008.

Pada tahun 2008 penulis kuliah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi S-1 Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Lampung namun tidak selesai. Pada tahun 2010 penulis kembali mendaftarkan diri sebagai mahasiswa program studi sarjana S-1 PGSD Universitas Lampung.


(8)

Moto

“Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh keihlasan, istiqomah dalam menghadapi cobaan.

Yakin, Ikhlas, Istiqomah itu kunci dalam hidup” (Muhammad Zainuddin Abdul Madjid)

“Lakukan apa yang anda sukai dengan ikhlas dan tanpa beban, karena dengan ikhlas dan tanpa beban maka semua akan terasa lebih ringan”


(9)

i PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk

Kedua orang tuaku tercinta yang selalu mendukung dan memotivasiku setiap waktu. Terima kasih ayah dan ibu, aku menyayangimu selalu.

Adikku satu-satunya yang aku sayang Noprian Tri Handoko yang kini sedang berjuang mencapai gelar yang sama. Terima kasih telah mendukung kakak selama ini.

Sahabat-sahabatku Lita, Reni, Yuyun, Risty, Saras, Mbak Indah dan Om Debi yang membantuku dalam mengerjakan tugas akhir studiku. Terima kasih sahabat.

Keluarga besar keduaku semester 8B, terima kasih karena selalu mendukung, membantu dan selalu menjadi tempat berbagi cerita tentang banyak hal.


(10)

iii

SANWACANA

Penulis menghaturkan doa serta puji syukur kehadirat Allah S.W.T, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Penerapan Model PQ4R Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik Terpadu Kelas IVC SD N 08 Metro Timur Tahun Pelajaran 2013/2014” yang merupakan syarat dalam memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi S-1 PGSD Universitas Lampung.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hi. Sugeng P. Hariyanto, M. S., selaku rektor

Universitas Lampung yang telah banyak berjasa dalam memajukan nama Universitas Lampung agar terus menjadi lebih baik di lingkup nasional. 2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., Dekan FKIP Universitas Lampung

yang telah memberikan semangat dalam memajukan program studi PGSD dan membantu peneliti menyelesaikan surat-surat sebagai syarat skripsi. 3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan program studi PGSD dan juga membantu peneliti dalam menyelesaikan surat-surat sebagai syarat skripsi.


(11)

iv

untuk memajukan kampus tercinta PGSD.

5. Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd., Ketua UPP PGSD Metro sekaligus Dosen Pembahas yang atas kesediaannya membimbing, membahas, memberikan kritik dan saran kepada penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Nelly Astuti, M. Pd., sebagai Pembimbing Akademik yang atas semua jasa dan kesabarannya dalam membimbing dan memberikan arahan serta masukan kepada penulis guna menyempurnakan skripsi

7. Bapak Drs. Rapani, M. Pd., sebagai Pembimbing I atas kesabaran, arahan, masukan serta bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini

8. Bapak Drs. Hi. A. Sudirman, S. Pd., M. H., selaku Pembimbing II yang telah memberikan masukan serta saran-saran yang sangat berarti dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini

9. Bapak/ Ibu dosen serta staff karyawan S-1 PGSD UPP Metro, yang telah membantu sampai skripsi ini terselesaikan

10. Kepala Sekolah SD Negeri 08 Metro Timur , Ibu Dwi Hastuti, S. Pd yang telah mengizinkan peneliti untuk melaksanakan penelitian disekolah tersebut

11. Ibu Suratun, S. Pd, wali kelas IVC SD Negeri 08 Metro Timur yang telah menjadi teman sejawat sekaligus berperan sebagai observer

12. Siswa dan siswi kelas IVC SD Negeri 08 Metro Timur yang telah berpartisipasi aktif sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik 13. Semua pihak yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.


(12)

v

Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Metro, September 2014 Penulis


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI. ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN... ... . ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... ..1

B. Identifikasi Masalah ... ..4

C. Rumusan Masalah ... ..5

D. Tujuan Penelitian ... ..5

E. Manfaat Penelitian ... ..5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Pembelajaran Tematik Terpadu ... . 7

1. Pengertian pembelajaran tematik. ... ..7

2. Kelebihan dan kekurangan pembelajaran tematik.. ... 11

3. Langkah-langkah pembelajaran tematik... ... 12

B. Belajar dan Pembelajaran ... 13

1. Belajar ... 13

a. Pengertian Belajar ... 13

b. Aktivitas Belajar ... 14

c. Hasil Belajar ... 16

2. Pembelajaran ... 18

a. Pengertian Pembelajaran ... 18

b. Penilaian Proses dan Hasil Belajar ... 19

c. Penilaian Authentic ... 21

C.Model Learning Strategies tipe PQ4R ... 22

1. Pengertian Model Learning Strategies ... 22

2. Jenis-jenis Learning Strategies ... 23

3. Learning Strategies Tipe PQ4R ... 24

4. Kelebihan dan Kelemahan Learning Strategies Tipe PQ4R ... 28

5. Langkah-langkah Pembelajaran Menggunakan Model Learning Strategies Tipe PQ4R ... 29


(14)

D.Hipotesis Tindakan... 31

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 32

B. Setting Penelitian ... 33

1. Subjek Penelitian ... 33

2. Tempat Penelitian ... 33

3. Waktu Penelitian ... 34

C.Teknik Pengumpulan Data ... 34

1. Teknik Non Tes ... 34

2. Teknik Tes ... 35

D.Alat Pengumpul Data ... 35

E. Teknik Analisis Data ... 36

1. Analisis Kualitatif ... 36

2. Analisis Kuantitatif ... 37

F. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 39

G.Indikator Keberhasilan ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Profil Lokasi Penelitian... ... 46

B.Deskripsi Awal... ... 47

C.Refleksi Awal.... ... 48

D.Hasil penelitian.... ... 48

1.1. Hasil Penelitian Siklus I. ... 48

1.1.1 Pertemuan I ... 49

1.1.2 Pertemuan II ... 51

1.2 Hasil Penelitian Siklus II ... 57

1.2.1 Pertemuan I ... 58

1.2.2 Pertemuan II ... 60

E. Pembahasan A. Kinerja Guru Dalam Proses Pembelajaran ... 65

B. Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran.... ... 67

C. Hasil Belajar Kognitif Siswa... ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.. ... 72

B. Saran... ... 73

DAFTAR PUSTAKA... ... 75


(15)

(16)

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan unsur yang sangat penting dalam mengembangkan sumber daya manusia agar mampu bersaing di era globalisasi. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Hal ini sesuai dengan UU Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 yang menjelaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pada pasal 40 ayat 2 Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis. Oleh karena itu guru diamanahkan untuk dapat melaksanakan pembelajaran aktif dengan mengeksplorasi dan mengelaborasi semua kemampuan siswa dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter dan menggunakan metode yang menyenangkan.


(18)

2

Menurut Tadkiroatun Musfiroh (Saminanto, 2012: 1.1), karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Pembelajaran tematik di kelas tinggi yang setiap pertemuannya menggunakan tema dapat mempermudah siswa dalam memahami semua mata pelajaran yang dijadikan satu tanpa mereka sadari sehingga pembelajaran bersifat terpadu. Dalam hal ini, guru memiliki pengaruh yang besar terhadap proses pembelajaran. Pengaruh ini dapat ditunjukkan guru dengan usaha mencari cara mengajar yang lebih baik. Diantaranya yang pertama yaitu, usaha menemukan model pembelajaran atau penyajian bahan ajar yang lebih baik. Kedua, usaha mengadakan perubahan yang fundamental dalam hubungan antara guru dan murid dalam kegiatan-kegiatan murid (Nasution, 2008: 12).

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 15 dan 17 Desember 2013, terlihat bahwa guru cukup baik dalam hal penguasaan kelas namun dalam memberikan materi pembelajaran kepada siswa guru masih belum cukup baik dalam penyampaian materi pembelajaran karena guru belum menemukan model pembelajaran yang tepat. Guru masih menggunakan metode ceramah sebagai metode utama dalam mengajar. Sebenarnya metode ceramah merupakan metode yang penting dalam kegiatan pembelajaran, hanya saja dalam menerapkan metode ceramah hendaknya guru perlu menempatkannya pada porsi yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran sehingga tidak terkesan


(19)

membosankan dan membuat siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IVC SD Negeri 08 Metro Timur diketahui bahwa hasil belajar beberapa siswa kelas IVC pada pembelajaran tematik masih belum mencapai Standar Keberhasilan yang telah ditentukan yakni 66. Hal ini terlihat pada nilai ulangan harian rata-rata siswa yang mendapatkan nilai kurang dari Standar Keberhasilan yakni 66 berjumlah 6 orang dari 24 orang siswa.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti terhadap siswa kelas IVC SD Negeri 08 Metro Timur ditemukan faktor-faktor yang menyebabkan hasil belajar beberapa siswa rendah, yaitu: (1) belum maksimalnya guru dalam menerapkan pembelajaran tematik dan mengajar dengan model pembelajaran yang menyenangkan, (2) kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, karena kegiatan lebih terpusat pada guru sehingga membuat siswa kurang terlibat dalam proses pembelajaran, dan terkadang guru masih menggunakan metode ceramah sehingga membuat anak merasa bosan atau jenuh dalam kegiatan belajar, dan (3) pengawasan serta pendampingan yang kurang terhadap siswa dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Artinya guru cenderung lebih aktif dibandingkan dengan siswa (teacher centered), sehingga hal ini mempengaruhi hasil belajar siswa di kelas IVC SD Negeri 08 Metro Timur.

Mencermati berbagai permasalahan diatas, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas


(20)

4

IVC di SD Negeri 08 Metro Timur. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran

Learning Strategies Tipe PQ4R (preview, questions, read, reflect, recite, review). Model pembelajaran ini merupakan strategi pembelajaran yang memudahkan siswa mengingat apa yang mereka baca dan ketahui, dan strategi ini membantu siswa dalam melakukan pemindahan informasi baru dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang melalui penciptaan gabungan dan hubungan antara informasi baru dan pengetahuan seperti apa yang telah mereka ketahui. Model pembelajaran Learning Strategies

Tipe PQ4R (preview, questions, read, reflect, recite, review) menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk menguasai materi pelajaran guna mencapai hasil yang maksimal. Melalui pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Learning Strategies Tipe PQ4R (preview, questions, read, reflect, recite, review) ini diharapkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik kelas IVC dapat meningkat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, bahwa hasil belajar siswa kelas IVC SD Negeri 08 Metro Timur masih tergolong rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, sebagai berikut :

1. Metode mengajar guru masih menggunakan metode ceramah yang membuat siswa merasa bosan dan jenuh dan pada sistem pembelajaran masih terpusat pada guru (teacher centered).

2. Guru belum maksimal dalam mengaplikasikan metode dan strategi mengajar yang tepat, guna mengaktifkan semangat siswa dalam


(21)

bertanya dan aktif dalam setiap tema dalam pembelajaran tematik Tahun 2013/2014.

3. Belum maksimalnya upaya guru untuk memotivasi siswa dalam bertanya tentang hal-hal yang belum mereka pahami sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal atau pertanyaan yang telah diberikan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana cara mengaplikasikan model Learning Strategies Tipe PQ4R (preview, questions, read, reflect, recite, review ) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IVC SD Negeri 08 Metro Timur Tahun Pelajaran 2013/2014 ?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian sebagai berikut : Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IVC SD Negeri 08 Metro Timur Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan menggunakan model Learning Strategies Tipe PQ4R (preview, questions, read, reflect, recite, review).

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian model Learning Strategies Tipe PQ4R (preview, questions, read, reflect, recite, review ) dalam pembelajaran tematik untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVC SD Negeri 08 Metro Timur Tahun Pelajaran 2013/2014 ini adalah sebagai berikut :


(22)

6

1. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Melalui penerapan model Learning Strategies tipe PQ4R siswa mampu meningkatkan hasil belajar.

b. Bagi guru

Penerapan model Learning Strategies tipe PQ4R dapat dijadikan salah satu alternatif mengajar dalam proses pembelajaran sehingga hasil belajar siswa meningkat dan guru dapat mengembangkan profesionalismenya.

c. Bagi sekolah

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran yang berguna bagi peningkatan hasil belajar siswa sebagai inovasi kegiatan pembelajaran di kelas.

d. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dan kemampuan penguasaan kelas dalam mengajar pada diri peneliti sekaligus menimbulkan rasa percaya diri pada peneliti untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran.


(23)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Tematik Terpadu 1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Kurikulum 2013 sudah banyak di uji cobakan dibeberapa SD di Indonesia dan merupakan pendidikan yang berbasis pembelajaran tematik. Sebagaimana diketahui bahwa kurikulum 2013 bertujuan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang memiliki sikap beriman, memiliki sikap yang jujur dan bertanggung jawab, sikap produktif dan memiliki rasa ingin tahu. Pembelajaran tematik adalah metode atau cara dalam memberikan materi pembelajaran yang baik dan tepat, sehingga dalam kegiatan pembelajaran terjadi kegiatan proses tanya jawab sehingga dapat mengeksplor dan mengembangkan pemikiran siswa dimana menggunakan tema yang seluruh bahasa pembelajarannya mudah dipahami sehingga dapat memfasilitasi siswa dengan baik agar siswa lebih produktif dalam membuat atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dibuat sendiri atau yang telah diberikan guru sehingga mampu memuaskan rasa ingin tahu siswa tentang dunia sekitar mereka. Tema yang diberikan merupakan pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi topik pembelajaran.


(24)

8

Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Depdiknas, 2006: 5). Konsep pembelajaran terpadu pada dasarnya telah lama dikemukakan oleh John Dewey sebagai upaya untuk mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan pengetahuannya (Udin Syaefudin, 2006: 4).

Landasan Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar meliputi landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan yuridis. Secara filosofis pembelajaran tematik dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat : (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, (3) humanisme. Landasan psikologis berkaitan dengan psikologis siswa dan psikologi belajar. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana siswa mempelajarinya. Melalui pembelajaran tematik diharapkan adanya perubahan perilaku siswa menuju kedewasaan, baik fisik, mental/intelektual, moral maupun sosial. Landasan yuridis berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di Sekolah Dasar. Pembelajaran tematik terpadu akan terjadi apabila peristiwa-peristiwa authentic atau eksplorasi topik atau tema menjadi pengendali di dalam kegiatan pembelajaran. Secara umum prinsip-prinsip pembelajaran tematik


(25)

dapat diklasifikasikan menjadi prinsip penggalian tema, prinsip pengelolaan pembelajaran, prinsip evaluasi, dan prinsip reaksi. Dengan berpartisipasi di dalam eksplorasi tema atau peristiwa tersebut, siswa mampu belajar memahami proses dan isi beberapa mata pelajaran secara serempak tanpa mereka ketahui.

Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran tematik terpadu adalah pendekatan scientific. Pendekatan scientific

merupakan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013 dan lebih menginspirasi siswa agar berfikir secara kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran. Pendekatan scientific

digunakan untuk memberikan pemahaman kepada siswa dalam mengenal dan memahami berbagai materi melalui pendekatan yang lebih ilmiah. Oleh karena itu, diharapkan kondisi pembelajaran yang tercipta mampu terarahkan dengan baik guna mendorong siswa dan memberikan inspirasi kepada siswa agar lebih aktif dalam mencari tahu sebuah informasi.

Pendekatan Scientific meliputi kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Pembelajaran yang bermakna perlu diberikan agar lebih memperjelas penyajian pembelajaran dan dapat dilihat dalam gambar dibawah ini:


(26)

10

Observing

(Mengamati)

Questioning

(Menanya)

Associating

(Menalar)

Experimenting

(Mencoba)

Networking

(Membentuk

Jejaring)

Gambar 1. langkah-langkah pendekatan scientific

Dalam pendekatan scientific, materi pembelajaran berbasis pada fakta yang dapat di jelaskan dengan logika dan bukan hanya sebatas teori semata. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif antara guru dan siswa mampu terjalin secara logis dan bukan penalaran yang menyimpang dari alur berfikir yang logis karena pemikiran dalam pendekatan scientific ini bersifat subjektif. Tujuan pembelajaran dalam pendekatan scientific dalam kurikulum 2013 ini dirumuskan dengan sederhana dan jelas namun mampu menarik perhatian siswa lewat sistem penyajiannya yang menarik. Pendekatan scientific mampu menyentuh 3 ranah sekaligus yakni ranah sikap, ranah pengetahuan, dan ranah keterampilan. Seperti dalam gambar diagram 1 berikut :

Gambar 2. Ranah pendekatan scientific

Lewat penguatan 3 ranah diatas yang diatur secara terstruktur, maka guru mampu menghasilkan siswa yang produktif, inovatif,


(27)

kreatif, dan afektif serta menjadi manusia yang memiliki soft skill

dan hard skills yang baik. Dalam hal ini, kita perlu mengerti benar bahwa penilaian proses dan hasil belajar itu saling berkaitan satu dengan lainnya, karena hasil belajar yang baik merupakan akibat dari suatu proses yang baik pula.

Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran tematik berkaitan dengan pembelajaran terpadu yang dimana kurikulum adalah induknya. Dengan kata lain, keberadaan pembelajaran tematik terpadu secara langsung ataupun tidak terkait erat dengan keberadaan kurikulum.

2. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Rusman (2012: 257), menyebutkan keunggulan pembelajaran tematik diantaranya yaitu:

1) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia Sekolah Dasar

2) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa 3) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa,

sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama

4) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa 5) Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai

dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya

6) Mengembangkan keterampilan sosial siswa seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Sedangkan menurut Sungkono (2013: http://staff.uny.ac.id diakses pada tanggal 05 Mei 2014 pukul 00.14) pelaksanaan pembelajaran tematik memiliki beberapa keuntungan dan juga kelemahan yang diperoleh, keuntungan yang dimaksud yaitu:


(28)

12

1. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa

2. Pengalaman dan kegiatan belajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa

3. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih terkesan dan bermakna

4. Menumbuhkan keterampilan sosial seperti bekerjasama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

Pembelajaran tematik disamping memiliki beberapa keuntungan yang sebagaimana telah dipaparkan diatas, juga terdapat beberapa kekurangan yang diperoleh. Kekurangan yang ditimbulkannnya yaitu:

1. Guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi

2. Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat. 3. Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

Trianto (2011: 210) mengemukakan bahwa pelaksanaan pembelajaran tematik terbagi atas tiga tahap utama kegiatan pembelajaran, yaitu:

1. Kegiatan pendahuluan/ awal/ pembukaan

Kegiatan ini terutama dilakukan untuk menciptakan suasana awal pembelajaran untuk mendorong siswa memfokuskan dirinya agar mampu mengikuti proses pembelajaran yang baik, hal ini dimaksudkan agar siswa mampu mengikuti proses pembelajaran. Pada tahap ini dapat dilakukan penggalian tentang tema yang akan disajikan, seperti bercerita atau bernyanyi.

2. Kegiatan inti/ penyajian

Dalam kegiatan ini lebih memfokuskan pada kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan kemampuan membaca, menulis, atau berhitung. Selain itu juga diperlukan latihan-latihan. Latihan yang dilakukan siswa diikuti dengan bimbingan dan koreksi atas kesalahan yang dibuatnya serta petunjuk cara memperbaikinya dari pengajar.


(29)

3. Kegiatan penutup/ akhir dan tindak lanjut

Sifat dari kegiatan penutup adalah untuk menenangkan. Beberapa contoh kegiatan penutup yang dapat dilakukan adalah menyimpulkan atau mengungkapkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pada kegiatan penutup ini dapat pula dilakukan tes dalam bentuk lisan, disamping untuk mengukur kemajuan siswa juga dapat memancing siswa lebih aktif.

B. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar

1.1. Pengertian Belajar

Belajar memiliki peranan yang penting dalam perubahan tingkah laku seseorang melalui pengalaman proses interaksi antara dirinya dengan lingkungan. Melalui belajar maka sikap, pengetahuan, dan keterampilan pun akan meningkat. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Seperti yang diungkapkan Witherington (Didi Sukiyadi, 2006: 129) mendefinisikan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai suatu pola-pola respon yang berupa keterampilan, sikap, kebiasaan, kecakapan atau pemahaman.

Menurut Gagne (Agus Suprijono, 2009: 2) belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara alamiah.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku menuju terbentuknya kepribadian serta usaha memperoleh kepandaian dengan penguasaan ilmu pengetahuan serta belajar


(30)

14

dapat meningkatkan dan mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan kegiatan atau usaha untuk memenuhi kebutuhannya dalam mendapatkan ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya sehingga dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki pengetahuan serta mengembangkannya.

1.2 Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran, seperti yang termuat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) aktivitas merupakan keaktifan, kegiatan. Aktivitas adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam melakukan sesuatu. Dalam proses pembelajaran, aktivitas adalah hal yang paling utama. Seperti yang diungkapkan Sardiman (2006: 93-95) bahwa pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku menjadi melakukan kegiatan dan dalam belajar sangat diperlukan aktivitas, tanpa aktivitas belajar tidak akan mungkin berjalan dengan baik. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Aktivitas fisik adalah siswa giat dan aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja, dan tidak hanya duduk, mendengarkan, melihat atau hanya pasif dalam kegiatan belajar.


(31)

Hamalik (Susanti, 2009: 28) mengemukakan aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang paling mendasar yang dituntut dalam proses pembelajaran adalah keaktifan siswa. Terdapat dua aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, yaitu aktivitas yang diinginkan (on task), dan aktivitas yang tidak diinginkan (off task). Aktivitas yang diinginkan (on task) meliputi kegiatan siswa bertanya pada guru, menjawab pertanyaan dari guru, memberikan tanggapan dalam diskusi, dan ketepatan mengumpulkan tugas. Sedangkan aktifitas yang tidak diinginkan (off task) meliputi kegiatan siswa mengobrol, mengganggu teman, mengantuk, melamun, dan keluar masuk kelas (Suyono, 2009: 18).

Aktivitas belajar banyak macamnya, salah satu pakar yang mengklasifikasikan aktivitas belajar ialah Paul D. Dierich (Sardiman, 1994: 99) yang dimana membagi aktivitas belajar menjadi 8 kelompok, sebagai berikut :

1. Kegiatan-kegiatan visual 2. Kegiatan-kegiatan lisan

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan 4. Kegiatan-kegiatan menulis 5. Kegiatan-kegiatan menggambar 6. Kegiatan-kegiatan metriks 7. Kegiatan-kegiatan mental 8. Kegiatan-kegiatan emosional

Dari beberapa teori di atas maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa yang dimaksud aktivitas belajar adalah segala kegiatan yang melibatkan kegiatan jasmani ataupun rohani dalam kegiatan belajar mengajar yang diperoleh melalui


(32)

16

pengalaman sendiri untuk mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan indikator. Aktivitas belajar sesungguhnya bersumber dari dalam diri siswa. Semakin banyak aktivitas belajar yang dilakukan oleh siswa, diharapkan siswa akan semakin memahami dan menguasai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru.

1.3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil perubahan tingkah laku yang mencakup ranah afektif, psikomotor, dan kognitif. Hasil belajar di dapat dari tujuan instruksional dengan proses belajar mengajar berupa pengalaman. Menurut Hamalik (2009: 33), hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Sedangkan menurut Sagala (2010: 22) berpendapat bahwa inti dari pembelajaran adalah interaksi dan proses untuk mengungkapkan ilmu pengetahuan oleh pendidik dan siswa yang menghasilkan sesuatu yang dinamakan hasil belajar. Menurut Gagne dan Briggs (Jamil Suprihatiningrum, 2013: 37) menyatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa, dan menurut Gagne (Agus Suprijono, 2012: 5) hasil belajar yang diperoleh setelah belajar berupa keterampilan motorik,


(33)

keterampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, dan sikap. Dalam lembaga pendidikan khususnya sekolah hasil belajar yang dimaksud adalah hasil belajar dari proses pembelajaran yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang diperoleh siswa melalui interaksi dengan lingkungan dan dalam kondisi pembelajaran tertentu.

Dimyati, (2009: 18), hasil belajar merupakan hal yang dipandang dari dua sisi yaitu segi sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan sebelum belajar. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.

Menurut Gagne (Wahyusin, dkk 2006: 3.32) ada lima hasil belajar yang berupa kapabilitas yang diperoleh siswa, yaitu :

1. Informasi verbal, berupa kapabilitas untuk mengungkapkan pengetahuan melalui bahasa, baik secara lisan ataupun tulisan.

2. Keterampilan intelektual, berupa kecakapan yang berfungsi untuk berinteraksi dengan lingkungan.

3. Strategi kognitif, berupa kemampuan strategis dalam menggunakan konsep, kaidah, maupun teori guna pemecahan masalah yang dihadapi.

4. Keterampilan motorik, berupa kemampuan untuk melakukan ragam kegiatan yang sifatnya fisik atau jasmani.

5. Sikap yaitu antara lain direfleksikan dalam kemampuan menerima atau menolak suatu objek berdasrkan kriteria penilaian yang dilakukan.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat di simpulkan bahwa hasil belajar merupakan kegiatan yang


(34)

18

dilakukan oleh siswa secara aktif dan sadar, yang tampak dari seorang individu setelah melakukan kegiatan belajar yang dapat diwujudkan dalam bentuk penilaian dan juga hasil belajar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh siswa setelah berinteraksi dengan lingkungan dan kondisi pembelajaran melalui pengalamannya. Alat pengukuran dalam penilaian, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan.

2. Pembelajaran

2.1 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran dalam dunia pendidikan memang terkait secara dekat. Disisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang sangat mirip dengan pengajaran tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan guru agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran dan tabiat serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa (http://wikipedia.com yang diakses pada tanggal 05 Mei 2014 pukul 00.42).


(35)

2.2 Penilaian Proses dan Hasil Belajar

Dalam pembelajaran tematik, penilaian pembelajaran dilakukan pada dua hal yaitu penilaian terhadap proses kegiatan dan hasil kegiatan. Penilaian proses adalah upaya pengumpulan informasi tentang kemajuan belajar siswa, yang selanjutnya digunakan untuk kebaikan pelaksanaan pembelajaran. Penilaian proses dilakukan sepanjang dan bersamaan dengan proses pembelajaran yang hasilnya sekaligus untuk umpan balik pembelajaran selanjutnya. Penilaian proses lebih tepat dilakukan dengan penilaian otentik. Penilaian proses meliputi dua jenis, yaitu penilaian terhadap siswa dan guru. Dalam penilaian proses, sasaran yang dilihat adalah tingkat keefektifan kegiatan pembelajaran dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.

Hasil belajar pada dasarnya merupakan kompetensi-kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap serta nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Penilaian hasil belajar adalah upaya mengumpulkan informasi untuk mengetahui seberapa jauh pengetahuan dan kemampuan yang telah dikuasai siswa pada akhir pembelajaran dalam periode tertentu. Sasaran yang dilihat dalam penilaian hasil belajar adalah tingkat penguasaan siswa terhadap apa yang telah dipelajarinya. Terdapat empat langkah penilaian hasil belajar yaitu :


(36)

20

1. Merumuskan atau menegaskan tujuan-tujuan pembelajaran mengingat fungsi penilaian hasil belajar adalah mengukur tercapainya tindaknya tujuan pembelajaran, maka diperlukan upaya mempertegas tujuan pembelajaran, sehingga dapat memberikan arah terhadap penyusunan alat-alat penilaian.

2. Mengkaji kembali materi pembelajaran berdasarkan kurikulum dan silabus mata pelajaran. Hal ini penting dilakukan mengingat hasil tes atau pertanyaan penilaian berkenaan dengan hasil pembelajaran yang diberikan. Penguasaan materi sesuai dengan tujuan pembelajaran yang merupakan isi dan sasaran penilaian hasil belajar.

3. Menyusun instrumen penilaian, baik tes maupun non tes yang cocok dalam menilai jenis-jenis tingkah laku yang tergambar dalam tujuan pembelajaran. Dalam menyusun alat penilaian hendaknya diperhatikan kaidah-kaidah penelitian soal.

4. Menggunakan hasil-hasil penilaian sesuai dengan tujuan penilaian tersebut, yaitu untuk kepentingan pendeskripsian kemampuan siswa, kepentingan perbaikan pembelajaran, kepentingan belajar, maupun kepentingan laporan pertanggung-jawaban pendidikan.

Dari penjelasan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa dalam penilaian proses dan hasil belajar dalam


(37)

pembelajaran tematik dapat diperoleh melalui sikap dan tindakan yang dilakukan antara siswa dan guru dalam ketercapaiannya tujuan pembelajaran yang maksimal.

2.3 Penilaian Authentic

Penilaian authentic merupakan penilaian terhadap tugas-tugas yang menyerupai kegiatan membaca dan menulis sebagaimana halnya di dunia nyata dan di sekolah. Penilaian

authentic menekankan pada kemampuan siswa untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki secara nyata dan bermakna. Sebagaimana dinyatakan oleh Mueller (Burhan Nurgiyantoro, 2011: 23) penilaian authentic merupakan suatu bentuk tugas yang menghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan keterampilan. Tujuan penilaian itu adalah untuk mengukur berbagai keterampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata dimana keterampilan-keterampilan tersebut digunakan. Penilaian authentic menuntut pembelajar mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan, dan strategi dengan mengkreasikan jawaban. Penilaian authentic

mementingkan penilaian proses dan penilaian hasil sekaligus. Dengan demikian, seluruh tampilan siswa dalam rangkaian kegiatan pembelajaran dapat dinilai secara objektif, apa adanya, dan tidak semata-mata hanya berdasarkan hasil akhir saja. Banyak jenis penilaian authentic yang dapat dilakukan


(38)

22

yakni wawancara lisan, menceritakan kembali teks, contoh karya tulis, proyek/eksibisi, eksperimen/demonstrasi, pertanyaan terbuka, dan menjawab soal dengan uraian, pengamatan oleh guru, dan portofolio. Penilaian authentic

melibatkan pengamatan siswa secara cermat dan sistematis dalam beragam konteks dan dalam situasi alamiah pada lingkungan pembelajaran.

C. Model Learnng Strategies Tipe PQ4R (preview, question, read, reflection, recite, review)

1. Pengertian Model Learning Strategies

Model pembelajaran Learning Strategies merupakan salah satu bagian dari strategi elaborasi yang dimana dapat membantu siswa mengingat apa yang mereka baca, dan dapat membantu proses belajar mengajar di kelas yang bertujuan untuk mempelajari sampai tuntas materi suatu tema pembelajaran. Menurut Isjoni (Sobry Sutikno, 2001: 52-53) mengulas bagaimana sebenarnya guru masa depan yang diidamkan, diantaranya :

1. Planner artinya guru memiliki program kerja pribadi yang jelas dan setiap pembelajaran yang di lakukan berhasil maksimal dan sudah terprogram dengan baik.

2. Inovator artinya memiliki kemauan untuk melakukan pembaharuan yang berkenaan dengan pola pembelajaran termasuk metode mengajar, media pembelajaran, sistem dan alat evaluasi. Secara individu maupun bersama-sama mampu untuk merubah pola lama yang selama ini tidak memberikan hasil maksimal, dengan merubah kepada pola baru pembelajaran, maka akan berdampak kepada hasil yang lebih maksimal.

3. Motivator artinya guru masa depan mampu memiliki motivasi untuk terus belajar dan belajar dan tentunya juga akan memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dan terus belajar.


(39)

4. Capable personal maksudnya guru dapat memiliki pengetahuan, kecakapan dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu mengelola proses pembelajaran yang secara efektif

5. Developer artinya guru mau untuk terus mengembangkan diri, dan tentunya mau pula menularkan kemampuan dan keterampilan kepada siswa dan untuk semua orang.

Strategi-strategi belajar mengacu pada perilaku dan proses berfikir siswa yang digunakan untuk mempengaruhi hal-hal yang dipelajari, termasuk proses memori dan metakognitif. Dengan melaksanakan model Learning Strategies memungkinkan siswa dapat mengingat apa yang mereka baca dan dapat membantu proses belajar mengajar. Lewat membaca dapat terjadi sebuah proses interaktif antara bahasa dan pikiran yang mampu melatar-belakangi faktor-faktor pengetahuan dan strategi dalam membaca. Gie (Trianto, 2009: 150-151).

2. Jenis jenis Learning Strategies

Di dalam model Learning Strategies terdapat empat variasi model Learning Strategies yang telah dikembangkan dan diteliti secara ekstensif. Empat model yang diterapkan sebagian besar yaitu: pertama adalah strategi mengulang (rehearsal strategies),

kedua adalah strategi elaborasi (elaboration strategies) yang termasuk didalamnya adalah pembuatan catatan, penggunaan analogi dan metode PQ4R (preview, questions, read, reflect, recite, review), ketiga adalah strategi organisasi (organization strategies)

dan yang termasuk dalam strategi ini adalah outlening (kerangka garis besar), mapping (pemetaan konsep), dan mnemonic (membuat


(40)

24

kategori baru), dan keempat adalah strategi metakognitif (Trianto, 2009: 143-144). Salah satu strategi yag paling banyak dikenal untuk membantu siswa memahami dan meningatkan materi yang mereka baca adalah tipe PQ4R Thomas dan Robinson.

3. Learning Strategies Tipe PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, review)

Metode Learning Strategies Tipe PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, review ) merupakan salah satu tipe dari model strategi pembelajaran dengan menggunakan bahan bacaan untuk mempelajari suatu bab agar siswa mampu memahami apa yang mereka pelajari lewat tema yang telah ditentukan. Diawali dengan membaca selintas dengan cepat dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebelum mengaktifkan pengetahuan awal dan menghubungkan antara informasi baru dengan apa yang telah diketahui, mempelajari tema atau topik-topik utama sehingga memudahkan siswa berpindah dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Dalam model Learning Strategies tipe PQ4R terdapat langkah-langkah yang harus digunakan. Pertama, guru menyajikan bahna diskusi dan meginformasikannya kepada siswa. Kedua, guru memberikan tugas kepads iswa untuk membuat pertanyaan. Ketiga, siswa diharapkan aktif kembali dalam menanggapi pertanyaan yang telah dibuatnya sendiri. Keempat, siswa melakukan demonstrasi tentang bahan diskusi tersebut. Dalam pembelajaran tematik dengan demonstrasi studi kasus ini diharapkan guru mendampingi dan membimbing siswanya agar


(41)

lebih memahami apa yang sedang mereka pelajari dan hendaknya guru mampu menjelaskan maksud dan tujuan pembelajaran tersebut dengan pemakaian kosakata yang tepat agar lebih mudah dipahami oleh siswanya. Seperti yang kita ketahui bahwa Learning Strategies Tipe PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, review) adalah strategi yang diharapkan memudahkan siswa untuk mengingat materi pembelajaran lalu memindahkan memori pengetahuan mereka dari jangka waktu yang pendek ke jangka waktu yang panjang. Resitasi informasi dasar, khususnya bila disertai dengan beberapa bentuk elaborasi, kemungkinan sekali akan memperkaya ilmu pengetahuan siswa. Menurut Weinstein dan Meyer (Arends, 1997: 243) adalah mengajar yang baik mencakup mengajari siswa bagaimana belajar, mengingat, berfikir, dan mendorong diri sendiri.” Pembelajaran dengan penerapan strategi -strategi belajar berpedoman pada premis, dimana hal tersebut memiliki arti bahwa keberhasilan siswa banyak bergantung kepada kemahiran mereka untuk belajar sendiri, memonitor dan memotivasi diri.

Dari kegiatan strategi pembelajaran di atas sangatlah sesuai dan cocok dengan penerapan Learning Strategies tipe PQ4R

(preview, question, read, reflect, recite, review), karena dalam penerapannya pun hampir tepat dan sesuai dengan tabel 1. Model pembelajaran Learning Strategies tipe PQ4R mengutamakan


(42)

26

pemindahan dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Langkah-langkah pembelajaran ini antara lain:

Tabel 1. Langkah-langkah pembelajaran PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, review).

No. Aktifitas Guru Aktifitas Siswa

I. Pendahuluan

a) Menyampaikan tujuan pembelajaran

b) Mengaitkan tema yang akan dipelajari dengan pengetahuan awal siswa c) Memotivasi siswa

a) Dalam pelaksanaan KBM guru menginformasikan tujuan pembelajaran secara lisan dan menuliskan tujuan pembelajaran khusus yang akan dicapai b) Mengingatkan kembali

materi-materi yang sebelumnya secara relevan dengan materi yang baru akan disampaikan c) Memotivasi siswa

dengan memperlihatkan fenomena tervisualisasi

II. Kegiatan Inti

a) Mempresentasikan materi b) Pemodelan strategi

mengajar PQ4R c) Pemberian latihan

terbimbing d) Umpan balik

e) Pemberian latihan mandiri

a) Sebelum melakukan strategi pembelajaran, guru mempresentasikan sedikit gambaran umum dari materi yang akan dipelajari

b) Guru memodelkan keterampilan strategi belajar metode PQ4R langkah per-langkah pada tiap-tiap tahapnya dengan tema dari materi yang


(43)

akan disampaikan

c) Siswa dibawah bimbingan guru

melakukan keterampilan strategi belajar PQ4R dengan mengerjakan lembar kerja

d) Pada tahapan umpan balik guru memberikan beberapa pertanyaan untuk mereka jawab dengan cara menunjuk siswa atau memotivasi siswa agar aktif menjawab

e) Guru memberikan latihan mandiri untuk membaca kelanjutan dari isi bacaan pada buku siswa dengan keterampilan metode PQ4R

III. Penutup

a) Merangkum pelajaran b) Catatan.

a. Guru bersama-sama dengan siswa merangkum materi pelajaran dengan cara membaca

kesimpulan yang telah di buat secara klasikal b. Guru selama KBM,

jangan membuat pesan yang monoton c. Guru hendaknya

menentukan waktu, kapan tiap-tiap tahap dilaksanakan

d. Tetap mempertahankan motivasi siswa


(44)

28

memakai kata-kata yang mudah dipahami siswa f. Guru hendaknya

membimbing siswa satu persatu pada saat melakukan pelatihan.

(Sumber: Trianto, 2009: 157)

4. Kelebihan dan Kelemahan Learning Strategies Tipe PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, review)

Model Learning Strategies Tipe PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, review ) juga mempunyai kelebihan dan kelemahan, menurut Trianto (2009: 150-153) sebagai berikut: a. Kelebihan Learning Strategies Tipe PQ4R (preview, question,

read, reflect, recite, review ) yaitu: (1) membantu siswa

mengingat apa yang mereka baca, (2) membantu proses belajar

mengajar di kelas yang dilaksanakan dengan kegiatan

membaca buku, (3) membantu siswa memahami tema

pembelajaran terutama terhadap subtema-subtema yang sulit

dipahami, (4) menolong siswa untuk berkonsentrasi lebih

lama, (5) Memacu siswa untuk aktif dalam kegiatan membaca,

(6) siswa yang berperan aktif mampu mencapai 70%.

b. Kelemahan model Learning Strategies Tipe PQ4R (preview,

question, read, reflect, recite, review ) yaitu: (1) Hanya dapat digunakan pada saat pembelajaran yang dilaksanakan dengan

kegiatan membaca buku, (2) Kegiatan dan keterampilan

membaca buku tidak dapat diganti dengan metode-metode pengajaran lainnya.


(45)

5. Langkah-Langkah Pembelajaran Menggunakan Model Learning Strategies Tipe PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, review)

Langkah-langkah Learning Strategies Tipe PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, review) terdapat enam langkah yang tersajikan dalam tabel berikut:

Tabel 2. Langkah-langkah Learning Strategies Tipe PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, review).

Langkah-langkah

Sikap Guru Aktifitas Siswa

Langkah 1 preview

a) Memberikan bahan bacaan atau gambaran kepada siswa untuk di pahami.

b) Menginformasikan kepada siswa untuk menemukan ide atau gambaran yang umum sesuai dengan kelasnya dan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai.

Membaca selintas untuk menemukan ide pokok atau tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.

Langkah 2 question

a) Menginformasikan kepada siswa agar memperhati-kan makna dari bacaan. b) Memberikan tugas

a) Memperhatikan penjelasan guru. b) Menjawab pertanyaan


(46)

30

kepada siswa untuk membuat ide-ide baru dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang mereka temukan dalam bahan bacaan dengan menggunakan kata-kata apa, mengapa, siapa, dan

bagaimana. Langkah 3

read

Memberikan tugas kepada siswa untuk membaca dan menjawab pertanyaan yang telah disusun

Membaca secara aktif sambil memberikan tanggapan terhadap apa yang mereka baca dan menjawab pertanyaan yang dibuat.

Langkah 4 reflection

Mensimulasikan atau menginformasikan materi yang ada pada bahan bacaan.

Bukan hanya sekedar menghafal dan mengingat tema pelajaran tetapi mencoba memecahkan masalah dari informasi yang disampaikan dengan pengetahuan yang ada. Langkah 5

recite

Meminta siswa membuat kesimpulan dari seluruh pembahasan tema yang

a) Menanyakan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan.


(47)

dipelajari. b) Melihat catatan-catatan atau intisari yang telah dibuat sebelumnya. c) Membuat intisari dari

seluruh pembahasan. Langkah 6

review

a) Menugaskan siswa membaca intisari yang dibuat dari rincian ide pokok yang ada dalam pemikiran mereka. b) Meminta siswa

membaca kembali bahan bacaan jika belum yakin dengan jawaban.

a) Membaca intisari yang telah dibuat.

b) Membaca kembali bahan bacaan jika belum yakin akan jawaban yang dibuatnya.

(Sumber: Trianto, 2009: 154

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas dirumuskan hipotesis tindakan kelas sebagai berikut: Apabila dalam pembelajaran tematik menerapkan model Learning Strategies tipe PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, review) dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka akan meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV C SD Negeri 08 Metro Timur Tahun Pelajaran 2013/2014.


(48)

32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sehingga hasil belajar siswa meningkat (Zainal Aqib, 2009: 3). Selanjutnya Arikunto (2006 : 16) mengemukakan bahwa secara garis besar terdapat empat tahap yang lazim dilalui dalam penelitian tindakan kelas, yaitu (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tidak hanya dilaksanakan dalam satu siklus atau satu kali pertemuan saja, tetapi harus dilaksanakan sampai tujuan pembelajaran tercapai.


(49)

Alur penelitian dapat diperhatikan dalam gambar berikut ini:

Gambar 3 Alur siklus penelitian (Arikunto, 2006: 16)

B. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif partisipatif antara peneliti dengan guru kelas IV C SD Negeri 08 Metro Timur. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IVC SD Negeri 08 Metro Timur Tahun Pelajaran 2013/2014, yaitu 1 orang guru kelas, serta siswa kelas IVC dengan jumlah 24 orang siswa, yang terdiri dari orang 13 orang laki – laki dan 11 orang perempuan.

2. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 08 Metro Timur yang beralamat di Jalan Stadion Tejosari 24A Margodadi, Metro Timur.

Perencanaan

SIKLUS II

Perencanaan Pengamatan

SIKLUS I

Pengamatan Refleks

Refleks

Pelaksanaan


(50)

34

3. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2013/2014 dalam kurun waktu empat bulan. Kegiatan penelitian ini dimulai dengan persiapan yaitu penyusunan proposal, PTK (Penelitian Tindakan Kelas), penyusunan RPP dan lembar kerja siswa secara kolaboratif dan partisipasif dengan guru kelas, sampai pada tahap pelaksanaan dan pelaporan.

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan kelas, yaitu dengan menggunakan lembar observasi untuk mendapatkan nilai aktifitas siswa dan hasil belajar dengan teknik non tes dan tes.

1. Teknik Non Tes

Teknik non tes digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat kualitatif. Teknik non tes yang dilakukan adalah observasi dan studi kasus. Observasi dapat diartikan sebagai prosedur sistematis dan baku untuk memperoleh data mengenai perilaku individu atau proses kegiatan tertentu. Observasi digunakan untuk mengetahui apakah dengan menerapkan model Learning Strategies Tipe PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, review ) akan meningkatkan hasil belajar siswa. Teknik non test Studi kasus digunakan untuk memperoleh data yang komprehensif mengenai kasus tertentu dari lingkungan sekitar. Observasi dilakukan oleh observer terhadap aktivitas siswa maupun guru selama proses pembelajaran berlangsung.


(51)

2. Teknik Tes

Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data nilai-nilai siswa, guna mengetahui hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik dengan menggunakan tes objektif sebagai alat penilaiannya. Data yang diperoleh melalui teknik tes berupa data kuantitatif. Melalui tes ini akan diketahui kapasitas hasil belajar siswa meningkat atau tidak dalam pembelajaran tematik dengan model Learning Strategies Tipe PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, review).

D. Alat Pengumpul Data

Penelitian ini menggunakan beberapa alat pengumpul data, hal ini dikarenakan agar data yang dikumpulkan mampu terbaca secara jelas dan valid serta komprehensif dalam mendukung keberhasilan suatu pembelajaran. Menurut Arikunto (2007: 101) alat pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Pada penelitian ini peneliti menggunakan instrument sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara memberi tanda √ (checklist) pada lembar observasi. Adapun aspek-aspek yang di observasi adalah sebagai berikut:

1. Memberikan pendapat dalam pemecahan masalah

2. Memberikan tanggapan terhadap pendapat orang lain


(52)

36

4. Termotivasi dalam mengerjakan tugas-tugas

5. Memiliki sikap toleransi dan mau menerima pendapat orang lain

6. Bertanggung jawab penuh sebagai individu yang baik

(Modifikasi Sudjana, 2010: 86-87)

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

1) Analisis Kualitatif

Analisisis data kualitatif menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar serta respon siswa terhadap proses pembelajaran yang terjadi. Data kualitatif diperoleh dari data non tes yaitu observasi, analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data di dalam proses pembelajaran yang dilakukan dengan memberikan makna secara kontekstual dan mendalam sesuai dengan masalah penelitian. Presentase aktivitas belajar siswa diperoleh dengan rumus :

Keterangan :

NP : nilai aktifitas yang dicari atau diharapkan. R : skor yang diperoleh siswa.

SM : skor maksimum dari tes yang ditentukan. 100 : bilangan tetap


(53)

Tabel 3. Kriteria Tingkat Keberhasilan Hasil Belajar Siswa Dalam Persentase.

No Rentang nilai Kategori

1 ≥ 80% Sangat tinggi

2 60% -79 % Tinggi

3 40% - 59% Sedang

4 20% - 39% Rendah

5 < 20% Sangat rendah

(Sumber: Zainal Aqib, 2009: 41)

a. Nilai kinerja guru diperoleh dengan rumus:

Keterangan :

N : nilai yang dicari atau diharapkan R : skor mentah yang diperoleh SM : skor maksimum

100 : bilangan tetap (Purwanto, 2008 : 102)

Tabel 4. Kategori kinerja guru mengajar berdasarkan perolehan nilai

Nilai Kategori

90 < A ≤ 100 Amat Baik

75 < B ≤ 90 Baik

60 < C ≤ 75 Cukup

≤ 60 Kurang

(Adaptasi Kemendikbud, 2013: 311-313)

2) Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan kemajuan kualitas belajar siswa yang sesuai dengan penguasaan materi yang telah diajarkan oleh guru. Data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif dilakukan secara deskriptif, yakni dengan menghitung ketuntasan klasikal dan ketuntasan individu dengan rumus sebagai berikut.


(54)

38

Keterangan:

S : Nilai yang dicari atau diharapkan R : Skor yang diperoleh

N : Skor maksimum dari tes 100 : Bilangan tetap

(Sumber: Purwanto, 2008 : 112)

a. Untuk menghitung nilai rata–rata kelas menggunakan rumus:

Keterangan :

X : rata–rata hitung nilai X1 : nilai siswa

N : banyaknya siswa

(Sumber: Heryanto, 2009 : 4.2)

b. Presentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal digunakan rumus sebagai berikut :

Tabel 5. Kriteria ketuntasan belajar

Nilai

Predikat Kategori

Skala 0-100

86-100 A

Sangat Baik

81-85 A-

76-80 B+

Baik

71-75 B

66-70 B-

61-65 C+

Cukup

56-60 C

51-55 C-

46-50 D+ Kurang


(55)

F. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas ini direncanakan terdiri dari dua siklus dan masing – masing siklus memiliki empat tahapan kegiatan, yaitu; perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Adapun siklus tersebut antara lain :

a) Siklus I

1. Perencanaan

Beberapa langkah yang harus dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan sebagai berikut.

a) Menganalisis Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti (KI) untuk menetapkan Tema pembelajaran yang akan diajarkan

b) Peneliti berdiskusi dengan guru tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

c) Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran tematik pada siklus I, yaitu: Pemetaan, Silabus, RPP, media pembelajaran, dan instrument penilaian dengan tema “Tempat Tinggalku”.

d) Menyiapkan lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa dan kinerja guru yang mengacu pada pembelajaran tematik melalui penerapan model Learning Strategies Tipe PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, review).

e) Menyiapkan bahan diskusi belajar dan meminta siswa untuk membuat pertanyaan lalu mencari jawaban melalui studi kasus tersebut.


(56)

40

f) Menyusun alat evaluasi pembelajaran siklus I 2. Pelaksanaan

Pada siklus I pembelajaran tematik adapun tahap-tahap dari pelaksanaan siklus I sebagai berikut:

1) Kegiatan Pembukaan a. Salam Pembuka

b. Guru mengkondisikan kelas c. Doa

d. Absensi e. Apersepsi

f. Memotivasi siswa 2) Kegiatan inti

a. Guru menyampaikan materi

b. Siswa mencari informasi tentang masalah yang disajikan oleh guru melalui tanya jawab dan dari penjelasan guru.

c. Permodelan strategi belajar tipe PQ4R

1. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengaitkan tema yang akan dipelajari dengan pengetahuan awal siswa serta memberikan motivasi kepada siswa

2. Guru menyajikan bahan diskusi dan menginformasikannya kepada siswa.

3. Siswa diharapkan aktif bertanya dan aktif dalam menanggapi pertanyaan yang telah dibuatnya sendiri.


(57)

d. Pemberian soal latihan e. Umpan Balik

f. Pemberian tes mandiri 3) Kegiatan penutup

a. Guru bersama siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran tematik hari ini

b. Membuat catatan khusus 3. Observasi

Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan kelas dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Adapun hal-hal yang diamati yaitu aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran.

4. Refleksi

Peneliti menganalisis hasil pengamatan tentang keaktifan siswa dan pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa. Analisis siswa meliputi sejauh mana siswa aktif mengikuti kegiatan pembelajaran dan sejauh mana siswa antusias terhadap pembelajaran melalui penerapan model

Learning Strategies Tipe PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, review). Analisis hasil belajar siswa dilakukan dengan melihat rata-rata nilai siswa. Hasil analisis digunakan sebagai kajian yang akan direncanakan untuk perencanaan dan pembanding terhadap siklus II.

b) Siklus II


(58)

42

Beberapa langkah yang harus dilakukan peneliti dalam tahap perencanaan siklus II sebagai berikut

a. Menganalisis kembali Standar Kompetensi Lulusan (SKL)/ Kompetensi Inti (KI) untuk melanjutkan Tema pembelajaran yang telah diajarkan

b. Menyiapkan kembali perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam proses pembelajaran tematik pada siklus II, yaitu: Pemetaan, Silabus, RPP, media pembelajaran, dan instrument penilaian.

c. Guru menggali kembali pengetahuan awal siswa dengan studi kasus pembelajaran yang lalu dan meminta siswa untuk mendemonstrasikan hasil pengetahuan siswa terhadap studi kasus tersebut

d. Siswa membuat pertanyaan dari studi kasus yang telah diberikan yang berhubungan dengan tema yang dilaksanakan

e. Guru memberikan tugas berupa lembar soal yang mudah dipahami dan dikerjakan oleh siswa kelas IVC dan meminta siswa menjawab lembar soal tersebut berdasarkan pengetahuan mereka terhadap studi kasus dan demonstrasi yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus II

f. Menyiapkan lembar observasi untuk melihat aktivitas siswa dan kinerja guru yang mengacu pada pembelajaran tematik melalui penerapan model Learning Strategies Type PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, review).


(59)

2) Pelaksanaan

Siklus II pembelajaran tematik dengan tema “Tempat Tinggalku” terdiri atas beberapa tahap sebagai berikut

1) Kegiatan Pembuka a. Salam Pembuka

b. Guru mengkondisikan kelas agar terlihat nyaman dan menyenangkan

c. Doa d. Absensi e. Apersepsi

f. Memotivasi siswa 2) Kegiatan inti

a. Guru mengganti materi yang lalu dengan materi yang baru b. Siswa mencari informasi tentang masalah yang disajikan oleh

guru melalui tanya jawab dan demonstrasi atas penjelasan yang telah dilakukan guru diawal siklus I

c. Guru memberikan latihan dan melakukan observasi sederhana d. Umpan Balik

3) Kegiatan penutup

a. Menyimpulkan pelajaran dan membuat catatan khusus dari hasil pembelajaran siklus I dan siklus II

b. Menentukan tindak lanjut pembelajaran dengan mengadakan tes objektif. Penggunaan tes ini dimaksudkan karena mempermudah siswa memahami dan mengetahui kegiatan pembelajaran yang


(60)

44

dilaksanakan pada setiap siklusnya. Dan juga untuk melihat sejauh mana tingkat penguasaan materi dengan tema tersebut. c. Menutup kegiatan belajar mengajar dengan mengucapkan salam

dan berdoa bersama. 3) Tahap Observasi

Pada tahap ini dilaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan kelas siklus II dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Adapun hal-hal yang diamati yaitu aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan nilai. 4) Tahap Refleksi

Peneliti menganalisis dan menevaluasi aktivitas dan kinerja guru terhadap hasil belajar. Dan ditahap ini apakah penerapan pendekatan pembelajaran model Learning Strategies Tipe PQ4R (preview, question, read, reflect, recite, review) sudah sesaui dengan tujuan pembelajaran. Hal yang dicapai dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap ini. Refleksi dilakukan dengan melihat data observasi apakah proses pembelajaran yang diterapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil analisis data yang dilaksanakan dalam tahap ini dipergunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah adanya peningkatan hasil belajar di setiap siklusnya dan dikatakan berhasil apabila


(61)

1. Keaktifan siswa dan nilai rata-rata siswa meningkat tiap siklusnya 2. Penelitian dinyatakan berhasil jika 75% dari jumlah siswa telah


(62)

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas IV C SD Negeri 08 Metro Timur pada pembelajaran tematik dengan menggunakan model PQ4R dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran tematik dengan menggunakan tipe PQ4R mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan terhadap hasil observasi dan pembahasan setiap siklusnya yang dimana diperoleh bahwa siklus I memperoleh niai rata-rata hasil belajar 65,96% dan belum mencapai target indikator ketuntasan dan pada siklus II hasil belajar kognitif siswa mencapai 79,73%. Pada siklus II ini hasil belajar kognitif siswa telah mencapai indikator ketuntasan yakni 75%

2. Dari model PQ4R ini hasil belajar siswa berkembang secara kognitifnya dan siswa mampu berfikir secara kritis dan logis dalam kegiatan pembelajaran sehingga mampu menemukan berbagai informasi sendiri. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran persiklusnya, persentase ketuntasan hasil belajar kognitif siswa pada siklus I sebesar 65,96% dengan jumlah siswa yang tuntas 15 orang siswa dan siswa yang tidak tuntas 9 orang siswa. Di dalam siklus


(63)

kedua jumlah persentase ketuntasan belajar meningkat menjadi 79,73% dengan jumlah siswa yang tidak tuntas turun menjadi hanya 2 orang siswa dan jumlah siswa yang tuntas naik menjadi 22 orang siswa.

B. Saran

1. Siswa

Diharapkan melalui model ini siswa dapat berperan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran serta dapat lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru serta siswa lebih percaya diri dalam menyampaikan tanggapan atau pendapat mereka sendiri serta siswa lebih bertanggung jawab atas tugas-tugas yang telah diberikan oleh guru.

2. Guru

Diharapkan guru lebih sering membimbing dan memberikan arahan yang lebih jelas agar semua siswa lebih memahami perintah yang diberikan serta diharapkan guru lebih kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran agar siswa lebih merasa tertarik dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

3. Sekolah

Agar model pembelajaran ini lebih dikembangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Peneliti

Dengan penelitian melalui model PQ4R ini diharapkan peneliti lebih mengembangkan dan melaksanakan perbaikan dalam mengajar agar


(64)

74

hasil belajar terus meningkat dan materi pembelajaran yang disampaikan lebih bervariasi dan inovatif agar siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.


(65)

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013. Prestasi Pustaka. Jakarta

Arief S, Sadiman, dkk. 2006. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, & TK. Yrama Widya. Bandung.

Depdiknas. 2006. Pembelajaran Tematik. Dikti. Jakarta.

_________. 2008. Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Dikti. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Fathurrohman, dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Refika Aditama. Bandung. Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. _____________. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bumi Angkasa. Jakarta.

Isjoni. 2007. Integrated Learning Pendekatan Pembelajaran IPS di Pendidikan Dasar. Falah Production. Bandung

Mudjiono, Dimyati,. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Citra. Jakarta. Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Remaja

Rosda Karya. Bandung

Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian Otentik Dalam Pembelajaran Tematik. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Prastowo, Andi. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Pedagogia. Yogyakarta.


(66)

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Assesment Pembelajaran di SD. Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rusman. 2012. Mengembangkan Profesionalitas Guru. Raja grafindo pustaka. Jakarta.

Rohman, Muhammad dan Amri, Sofan. 2013. Strategi dan Desain Pengembangan Sistem pembelajaran. Prestasi Pustaka. Jakarta

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung. Saminanto, 2012. Mengembangkan RPP Paikem, EEK, dan Berkarakter. Rasail

Media Group. Semarang.

Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosda Karya. Bandung.

Sukiyadi, Didi, dkk. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. UPI PRESS. Bandung. Sungkono. 2013. Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik.

http://staff.uny.ac.id/2014/05/17/keuntungan-dan-kelemahan-pembelajaran-tematik @00.14 Wib

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi dan pembelajaran Teori dan Aplikasi.

Arruz Media. Jogjakarta

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Radja Grafindo Perkasa. Jakarta Syaefudin Saud, Udin, dkk. 2006. Pembelajaran Terpadu. Upi press. Bandung. Tim Penyusun. 2006. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah (Peraturan Mendiknas No. 54 Tahun 2013). Depdiknas. Jakarta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif - Progresif. Kencana

Prenada Media Group. Jakarta.

______. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Kencana prenada media group. Jakarta.

Wardhani, Igak, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Jakarta.


(67)

Wikipedia. 2014. Pengertian Pembelajaran. http://wikipedia.com/pengertian-pembelajaran/2014/05/2014 @00.42


(1)

72

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas IV C SD Negeri 08 Metro Timur pada pembelajaran tematik dengan menggunakan model PQ4R dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran tematik dengan menggunakan tipe PQ4R mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan terhadap hasil observasi dan pembahasan setiap siklusnya yang dimana diperoleh bahwa siklus I memperoleh niai rata-rata hasil belajar 65,96% dan belum mencapai target indikator ketuntasan dan pada siklus II hasil belajar kognitif siswa mencapai 79,73%. Pada siklus II ini hasil belajar kognitif siswa telah mencapai indikator ketuntasan yakni 75%

2. Dari model PQ4R ini hasil belajar siswa berkembang secara kognitifnya dan siswa mampu berfikir secara kritis dan logis dalam kegiatan pembelajaran sehingga mampu menemukan berbagai informasi sendiri. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan pembelajaran persiklusnya, persentase ketuntasan hasil belajar kognitif siswa pada siklus I sebesar 65,96% dengan jumlah siswa yang tuntas 15 orang siswa dan siswa yang tidak tuntas 9 orang siswa. Di dalam siklus


(2)

73

kedua jumlah persentase ketuntasan belajar meningkat menjadi 79,73% dengan jumlah siswa yang tidak tuntas turun menjadi hanya 2 orang siswa dan jumlah siswa yang tuntas naik menjadi 22 orang siswa.

B. Saran 1. Siswa

Diharapkan melalui model ini siswa dapat berperan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran serta dapat lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru serta siswa lebih percaya diri dalam menyampaikan tanggapan atau pendapat mereka sendiri serta siswa lebih bertanggung jawab atas tugas-tugas yang telah diberikan oleh guru.

2. Guru

Diharapkan guru lebih sering membimbing dan memberikan arahan yang lebih jelas agar semua siswa lebih memahami perintah yang diberikan serta diharapkan guru lebih kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran agar siswa lebih merasa tertarik dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran.

3. Sekolah

Agar model pembelajaran ini lebih dikembangkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4. Peneliti

Dengan penelitian melalui model PQ4R ini diharapkan peneliti lebih mengembangkan dan melaksanakan perbaikan dalam mengajar agar


(3)

74

hasil belajar terus meningkat dan materi pembelajaran yang disampaikan lebih bervariasi dan inovatif agar siswa lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Amri, Sofan. 2013. Pengembangan dan Model Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013. Prestasi Pustaka. Jakarta

Arief S, Sadiman, dkk. 2006. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta.

Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru SD, SLB, & TK. Yrama Widya. Bandung.

Depdiknas. 2006. Pembelajaran Tematik. Dikti. Jakarta.

_________. 2008. Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Dikti. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta. Fathurrohman, dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Refika Aditama. Bandung. Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. _____________. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bumi Angkasa. Jakarta.

Isjoni. 2007. Integrated Learning Pendekatan Pembelajaran IPS di Pendidikan Dasar. Falah Production. Bandung

Mudjiono, Dimyati,. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Citra. Jakarta. Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Remaja

Rosda Karya. Bandung

Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian Otentik Dalam Pembelajaran Tematik. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Prastowo, Andi. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Pedagogia. Yogyakarta.


(5)

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Assesment Pembelajaran di SD. Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rusman. 2012. Mengembangkan Profesionalitas Guru. Raja grafindo pustaka. Jakarta.

Rohman, Muhammad dan Amri, Sofan. 2013. Strategi dan Desain Pengembangan Sistem pembelajaran. Prestasi Pustaka. Jakarta

Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta. Bandung. Saminanto, 2012. Mengembangkan RPP Paikem, EEK, dan Berkarakter. Rasail

Media Group. Semarang.

Sardiman. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosda Karya. Bandung.

Sukiyadi, Didi, dkk. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. UPI PRESS. Bandung. Sungkono. 2013. Keuntungan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik.

http://staff.uny.ac.id/2014/05/17/keuntungan-dan-kelemahan-pembelajaran-tematik @00.14 Wib

Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi dan pembelajaran Teori dan Aplikasi. Arruz Media. Jogjakarta

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Radja Grafindo Perkasa. Jakarta Syaefudin Saud, Udin, dkk. 2006. Pembelajaran Terpadu. Upi press. Bandung. Tim Penyusun. 2006. Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah (Peraturan Mendiknas No. 54 Tahun 2013). Depdiknas. Jakarta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif - Progresif. Kencana

Prenada Media Group. Jakarta.

______. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Kencana prenada media group. Jakarta.

Wardhani, Igak, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Jakarta.


(6)

Wikipedia. 2014. Pengertian Pembelajaran. http://wikipedia.com/pengertian-pembelajaran/2014/05/2014 @00.42


Dokumen yang terkait

Penerapan Model Pembelajaran Advance Organizer Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Kelas Vii-H

0 16 239

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Berbantuan Media Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Sejarah Siswa Kelas X MAN 2 Tanjung Karang Tahun Ajaran 2013/2014

0 5 72

Penerapan Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar dalam Pembelajaran Tematik Terpadu Siswa Kelas I B SD Negeri 11 Metro Pusat

1 16 85

Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Tema Indahnya Negeriku Melalui Metode Brainstorming Kelas IVC SD Negeri 4 Natar Tahun Pelajaran 2013/2014

0 3 61

Penerapan Model Learning Strategies Tipe PQ4R Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik Terpadu Kelas IVC SD N 08 Metro Timur Tahun Pelajaran 2013/2014

0 4 67

30 Penerapan Model Discovery Learning Berbantuan Alat Peraga Sederhana untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMPN 5 Jonggat Tahun Pelajaran 20152016

0 0 6

Mengoptimalkan Penerapan Model Discoveri Learning Di SD Negeri 4 Mataram Dalam Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Tematik Peserta Didik Kelas IV Semester Dua Tahun Pelajaran 20162017 Ni Luh Mertasiniwi

0 0 10

Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VI SD Negeri 35 Cakranegara Semester DuaTahun Pelajaran 2017/2018 Melalui Penerapan Pendekatan Cooperative Learning (CL) Tipe STAD

0 0 8

Penerapan Pembelajaran Cooperative Learning Tipe TAI Bermediakan Permianan Aktif Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa

0 0 14