PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB SD NEGERI 02 TULUNG BALAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN

HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB SD NEGERI 02 TULUNG BALAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

Renny Ambar Astika

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa kelas IVB SD Negeri 02 Tulung Balak Lampung Timur yang diketahui dari hasil observasi. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa melalui penerapan strategi active learning tipe ICM.

Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap siklus terdiri atas tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Alat pengumpulan data berupa lembar observasi dan soal-soal tes, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari persentase motivasi belajar siswa sebesar 57,89% dengan kategori “Kurang” pada siklus I, meningkat menjadi 73,68% dengan kategori “Cukup” pada siklus II, kemudian meningkat menjadi 84,21% dengan kategori “Baik” pada siklus III. Jumlah siswa yang memperoleh nilai hasil belajar ≥66 adalah 14 siswa (73,68%) pada siklus I dengan kategori “Cukup”, kemudian menjadi 15 siswa (78,95%) pada siklus II dengan kategori “Baik”, dan meningkat menjadi 17 siswa (89,47%) pada siklus III dengan kategori “Sangat Baik”.

Dengan demikian proses pembelajaran menggunakan strategi active learning tipe ICM dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di desa Pasuruan Kecamatan Penengahan Kabupaten Lampung Selatan Provinsi Lampung, pada tanggal 6 November 1992. Peneliti adalah anak pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Bapak Basroni dan Ibu Ernawati. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SD Negeri 02 Pasuruan, Lampung Selatan pada tahun 2004. Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselesaikan di SMP Negeri 1 Penengahan, Lampung Selatan pada tahun 2007. Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA Negeri 1 Penengahan, Lampung Selatan pada tahun 2010.

Tahun 2010 peneliti terdaftar sebagai mahasiswi S-1 PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).


(7)

x

MOTO

Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan

shalatmu sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta

orang-orang yang sabar

(QS. Al-Baqarah: 153)

Dengan ijin Tuhan, doamu bisa mengubah keadaan. Tapi yang

terpenting doamu mengubahmu


(8)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan Alhamdhulillah sebagai ucapan rasa syukur peneliti, kupersembahkan Skripsi ini dengan kerendahan hati untuk:

1. Kedua orang tuaku, Ayahanda dan Ibunda tercinta Bapak Basroni dan Ibu Ernawati, yang senantiasa melimpahkan kasih sayang kepada anak-anaknya, pengorbanan, dan doa yang ikhlas mengiringi perjalanan putrinya.

2. Adik-adikku tersayang, adinda Niken Prima Dita dan adinda Dzakiya Mahardika, semoga karya ini menjadi motivasi bagi kalian untuk menjadi lebih baik dari kakak mu.

3. Keluarga Besarku, Paktuo Rubiyanto, Paktuo Sismiharjo, Maktuo Suratiyem, Maktuo Rubiyem, Pakde Agus, Bude Sar, Om Joko, Bi Sum, Bi Eli, Om Juni, serta sepupu-sepupuku Mbak Vera, Mas Udin, Deni, Fadli, Lidya, Adil dan Julia, terima kasih selalu memberikan doa dan semangat.

4. Sahabat seperjuangan serta rekan dibalik layar; Annisa Yulistia, Fatih Istiqomah, Deasy Vivta Rini dan Mas Agus Hendro Wibowo, yang selalu menghabiskan waktu bersama dan memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.


(9)

5. Guru-guruku; SD, SMP, SMA, dan Bapak Ibu Dosen PGSD FKIP Universitas Lampung, yang telah membimbing dan membagi ilmunya kepada peneliti. 6. Sahabat-sahabatku dari kecil; Mbak Enji, Rara, Dina, Icha, Chima, Yola,

Neng Rohayati, dan Mbak Ita, sahabat-sahabat yang selalu siap berbagi cerita. 7. Teman-teman S1-PGSD FKIP Universitas Lampung angkatan 2010,

khususnya kelas A (Andi, Mbak Diah, Ana, Andel, Dayat, Astri, Dian, Fenti, Devy, Leni, Eni, Rena, Rita, Fajar, Ayu P, Lady, Sandi, Dwi, Mbak Gita, Ida, Ami, Meylisa, Melda, Ayu S, Habibi, Joni, Rio, Diah Nuraini, Feri, Diesna, Andri, Asri, Mery, dan Indah) terima kasih atas cerita dan bantuan selama berjuang meraih gelar Sarjana, semboyan kita “Wisuda Bersama”.

8. Semua pihak yang telah membantu, yang tidak bisa peneliti sebutkan namanya satu persatu namun bantuannya sangat berarti dalam penyusunan skripsi ini, terima kasih.


(10)

i SANWACANA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehinggsa skripsi dengan judul Penerapan Strategi Active Learning Tipe Index Card Match (ICM) untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas IVB SD Negeri 02 Tulung Balak Tahun Pelajaran 2013/2014 telah diselesaikan dengan baik.

Peneliti sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Dalam penyusunan skripsi ini, peneliti banyak sekali mendapat bantuan, bimbingan, motivasi, do’a, dan saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan semangat kemajuan serta dorongan untuk memajukan program studi PGSD dan membantu peneliti dalam menyelesaikan surat guna syarat skripsi;

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan program studi PGSD dan juga membantu peneliti dalam menyelesaikan surat guna syarat skripsi;


(11)

ii 3. Bapak Dr. H. Darsono, M. Pd., selaku ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan banyak ilmu kepada peneliti dan ide-ide kreatif untuk memajukan kampus PGSD tercinta;

4. Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd., selaku Ketua UPP PGSD Metro FKIP Universitas Lampung, sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing I, yang telah banyak memberikan arahan, saran-saran, dan masukan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini;

5. Ibu Dra. Siti Rachmah S., selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan masukan yang berarti kepada peneliti dengan penuh kesabaran dalam menyelesaikan skripsi ini;

6. Bapak Drs. Muncarno, M. Pd., selaku pembahas yang telah banyak memberikan masukan dan saran-saran yang membangun yang berarti bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini;

7. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf PGSD UPP Metro yang telah banyak membantu kelancaran penyusunan skripsi ini;

8. Bapak Lapiyo Tri Sumarno S. Pd., selaku Kepala SD Negeri 02 Tulung Balak, serta dewan guru dan staf administrasi yang telah membantu peneliti selama peneliti melaksanakan penelitian di SD Negeri 02 Tulung Balak;

9. Ibu Neli Lulita S. Pd. SD., selaku guru kelas IVB SD Negeri 02 Tulung Balak yang juga merupakan teman sejawat yang banyak membantu peneliti dalam kelancaran penyusunan skripsi ini;

10.Siswa-siswi kelas IVB SD Negeri 02 Tulung Balak yang termotivasi dengan baik sehingga penelitian ini dapat terlaksana;


(12)

iii 11.Rekan-rekan senasib dan seperjuangan, mahasiswa program studi PGSD angkatan 2009, 2010, 2011, 2012, dan 2013, terima kasih kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan selama ini;

12.Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu per satu yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.

Akhir kata peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi peneliti berharap semoga skripsi ini bermafaat bagi kita semua. Aamiin.

Metro, 14 Mei 2014 Peneliti

Renny Ambar Astika NPM 1013053076


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Pembelajaran Tematik ... 9

1. Pengertian Pembelajaran Tematik ... 9

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik ... 10

3. Tujuan Pembelajaran Tematik. ... 11

4. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik. ... 12

B. Belajar ... 14

1. Pengertian Belajar ... 14

2. Motivasi Belajar ... 15

a. Pengertian Motivasi Belajar. ... 15

b. Fungsi Motivasi Belajar. ... 16

c. Alat Ukur Motivasi Belajar. ... 17

3. Hasil Belajar... 18

a. Pengertian Hasil Belajar ... 18

b. Penilaian Otentik ... 19

C. Strategi Pembelajaran... 20

1. Pengertian Strategi Pembelajaran. ... 20

2. Macam-Macam Strategi Pembelajaran ... 20

3. Strategi Active Learning ... 22

a. Pengertian Strategi Active Learning ... 22

b. Macam-Macam Strategi Active Learning ... 23

4. Strategi Active Learning Tipe Index Card Match (ICM)... 24

a. Pengertian Strategi Active Learning Tipe ICM ... 24

b. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Active LearningTipe ICM ... 25


(14)

D. Hipotesis Tindakan ... 28

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian... 29

B. Rancangan Penelitian ... 31

1. Lokasi Penelitian ... 31

2. Subjek Penelitian ... 31

3. Waktu Penelitian ... 31

4. Sumber Data... 31

C. Teknik Pengumpulan Data ... 32

D. Alat Pengumpul Data ... 32

E. Teknik Analisis Data ... 33

1. Analisis Kualitatif ... 33

2. Analisis Kuantitatif ... 36

F. Alur Penelitian ... 37

1. Siklus I ... 38

2. Siklus II ... 41

3. Siklus III ... 44

G. Indikator Keberhasilan ... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 48

A. Profil SD Negeri 02 Tulung Balak... 48

B. Prosedur Penelitian ... 48

1. Deskripsi Awal... 48

2. Refleksi Awal... 49

3. Pelaksanaan Kegiatan ... 50

4. Persiapan Pembelajaran ... 51

C. Hasil Penelitian ... 51

1. Siklus I ... 51

a. Perencanaan ... 51

b. Pelaksanaan ... 52

c. Temuan Data Hasil Observasi Siklus I ... 56

1) Kinerja Guru ... 56

2) Motivasi Belajar Siswa ... 57

3) Hasil Belajar Siswa ... 58

d. Refleksi Siklus I ... 59

e. Saran Perbaikkan untuk Siklus II ... 61

2. Siklus II ... 62

a. Perencanaan ... 62

b. Pelaksanaan ... 63

c. Temuan Data Hasil Observasi Siklus II ... 67

1) Kinerja Guru ... 67

2) Motivasi Belajar Siswa ... 68

3) Hasil Belajar Siswa ... 69

d. Refleksi Siklus II ... 71

e. Saran Perbaikkan untuk Siklus III ... 72

3. Siklus III ... 73


(15)

b. Pelaksanaan ... 73

c. Temuan Data Hasil Observasi Siklus III... 77

1) Kinerja Guru... 77

2) Motivasi Belajar Siswa ... 78

3) Hasil Belajar Siswa ... 80

d. Refleksi Siklus III ... 81

D. Pembahasan... 83

1. Kinerja Guru ... 83

2. Motivasi Belajar Siswa ... 84

3. Hasil Belajar Siswa ... 86

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 89

A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 91


(16)

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Kategori nilai ulangan semester ganjil kelas IVB SD Negeri 02 Tulung

Balak tahun pelajaran 2013/2014 ... 4

2. Kategori Motivasi Siswa Per Individu Berdasarkan Perolehan Nilai . 33

3. Kategori Motivasi Siswa Secara Klasikal dalam Satuan Persen (%) ... 34

4. Kategori Psikomotor Siswa Per Individu Berdasarkan Perolehan Nilai ... 34

5. Kategori Psikomotor Siswa Secara Klasikal dalam Satuan Persen (%) ... 35

6. Kategori Tingkat Keberhasilan Kinerja Guru Berdasarkan Perolehan Nilai ... 36

7. Kategori Hasil Belajar Siswa Secara Individual ... 36

8. Kategori Hasil Belajar Siswa dalam Satuan Persen (%) ... 37

9. Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas... 50

10. Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus I ... 56

11. Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Siklus I .... 57

12. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I ... 58

13. Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus II ... 67

14. Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Siklus II .. 68

15. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II... 69

16. Rekapitulasi Hasil Observasi Kinerja Guru pada Siklus III ... 78

17. Rekapitulasi Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Siklus III . 79

18. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus III ... 80

19. Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus I, II dan III ... 83

20. Rekapitulasi Motivasi Belajar Siswa Siklus I, II dan III ... 84


(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 30

2. Grafik Peningkatan Kinerja Guru ... 83

3. Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Kelas IVB ... 85


(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa depan bangsa, baik buruknya peradaban suatu bangsa kelak sangat ditentukan oleh kualitas pendidikan saat ini. Dengan adanya pendidikan, setiap individu dapat mengembangkan potensi, karakter, dan jenjang hidupnya menjadi lebih baik. Berdasarkan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan adalah poses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.

Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh bagaimana pembelajaran dilaksanakan. Semakin baik pembelajaran dilakukan, maka akan semakin baik pula kualitas pembelajaran tersebut. Dalam rangka peningkatan kualitas


(20)

2

pembelajaran, mulai tahun pelajaran 2013/2014 secara bertahap pemerintah telah memberlakukan kurikulum baru yang disebut kurikulum 2013. Strategi pelaksanaan kegiatan belajar siswa SD yang dikehendaki sesuai kurikulum 2013 adalah dengan menerapkan pendekatan saintifik. Kemendikbud (2013: 4) menyatakan bahwa kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan saintifik/ilmiah. Pendekatan ilmiah dalam pembelajaran didalamnya mencakup komponen: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mengedepankan pengalaman personal dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran dengan memadukan semua mata pelajaran kecuali agama dan bahasa Inggris. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah menyebutkan bahwa sesuai standar kompetensi lulusan dan standar isi, maka prinsip pembelajaran yang digunakan dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu. Hal ini dipertegas kembali dalam Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum SD/MI menyebutkan bahwa, pelaksanaan kurikulum 2013 pada SD/MI dilakukan melalui pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik-terpadu adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema. Pembelajaran tersebut memberikan pengalaman bermakna kepada siswa secara utuh. Dalam pelaksanaannya pelajaran yang diajarkan oleh guru di SD/MI diintegrasikan melalui tema-tema yang telah


(21)

3

ditetapkan. Dalam kurikulum 2013 penilaian diubah dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja) menjadi penilaian otentik (mengukur kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor melalui proses dan hasil belajar).

SD Negeri 02 Tulung Balak merupakan salah satu dari enam SD Negeri di Kabupaten Lampung Timur yang sudah menerapkan kurikulum 2013 untuk kelas I dan IV sejak semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014. Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan guru dan siswa kelas IVB SD Negeri 02 Tulung Balak pada hari Sabtu tanggal 1 Februari 2014, terdapat beberapa masalah yang timbul dalam proses pembelajaran, yaitu: guru masih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga guru lebih aktif dibandingkan siswa, pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered) sehingga siswa menjadi pasif, siswa terlihat kurang bersemangat mengikuti pembelajaran karena siswa hanya mendengarkan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut dinilai kurang membangkitkan motivasi siswa untuk belajar.

Kecenderungan pembelajaran yang demikian, mengakibatkan pengembangan potensi diri siswa dalam pembelajaran menjadi tidak maksimal. Motivasi siswa untuk belajar sangat kurang sehingga hasil belajar yang dicapai masih rendah.

Kelas IV di SD Negeri 02 Tulung Balak berjumlah dua kelas, yaitu kelas IVA dan IVB. Peneliti memilih melakukan penelitian tindakan kelas di IVB dikarenakan kelas IVA akan diteliti oleh rekan mahasiswa. Selain itu, nilai ulangan semester ganjil kelas IVB SD Negeri 02 Tulung Balak tahun


(22)

4

pelajaran 2013/2014 menunjukkan masih banyak siswa yang belum mencapai nilai ≥66. Perolehan nilai ulangan semester ganjil kelas IVB dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 1. Kategori nilai ulangan semester ganjil kelas IVB SD Negeri 02 Tulung Balak tahun pelajaran 2013/2014

Kategori Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Sangat Baik Baik Cukup Kurang 3 5 8 3 15,8 26,3 42,1 15,8

Jumlah 19 100

Berdasarkan tabel di atas diperoleh data sebanyak 3 siswa (15,8%) mencapai kategori nilai “sangat baik”, sebanyak 5 siswa (26,3%) mencapai kategori nilai “baik”, sebanyak 8 siswa (42,1%) ada pada kategori nilai “cukup”, dan sebanyak 3 siswa (15,8%) ada pada kategori nilai “kurang”. Sehingga dapat disimpulkan dari 19 siswa diperoleh data sebanyak 8 siswa (42%) sudah mencapai nilai ≥66 dan sebanyak 11 siswa (58%) belum mencapai nilai minimal pada kategori “baik”, dengan nilai rata-rata kelas yaitu 60.

Dari masalah-masalah yang terungkap jelas bahwa rendahnya motivasi dan hasil belajar bukan hanya disebabkan faktor guru sebagai penyampai materi tetapi juga dari siswa sebagai subjek dan objek pembelajaran. Kurikulum 2013 menekankan pembelajaran yang berbasis aktivitas siswa, maka seorang guru harus mampu memberikan inovasi baru dalam pembelajarannya. Dengan adanya inovasi baru dalam pembelajaran, diharapkan siswa lebih termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kegiatan pembelajaran


(23)

5

dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar siswa, siswa dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Oleh karena itu, untuk memperbaiki pembelajaran diperlukan suatu strategi yang tepat, sehingga pembelajaran dapat memotivasi siswa agar lebih aktif, kreatif, dan inovatif.

Salah satu strategi guna memperbaiki pembelajaran tersebut adalah dengan menerapkan strategi active learning tipe index card match (ICM). Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum, active learning atau pembelajaran aktif sangat diperlukan oleh siswa, dengan belajar aktif siswa mendominasi aktifitas pembelajaran.

Active learning tipe ICM merupakan strategi yang menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran menyenangkan, dengan pola permainan mencari pasangan kartu soal dan kartu jawaban yang telah diacak, siswa diajak untuk mengingat kembali materi yang telah mereka pelajari sebelumnya. Strategi active learning tipe index card match atau pencocokan kartu indeks merupakan salah satu cara yang efektif untuk meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar pun dapat meningkat.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merasa perlu melakukan perbaikan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas

dengan judul “Penerapan Strategi Active Learning Tipe ICM untuk

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Kelas IVB SD Negeri 02 Tulung Balak Tahun Pelajaran 2013/2014”.


(24)

6

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut :

1. Rendahnya motivasi belajar siswa kelas IVB SD Negeri 02 Tulung Balak tahun pelajaran 2013/2014.

2. Guru masih banyak menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga guru lebih aktif dibandingkan siswa.

3. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered) sehingga siswa menjadi pasif.

4. Siswa terlihat kurang bersemangat mengikuti pembelajaran karena siswa hanya mendengarkan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. 5. Guru belum menggunakan variasi strategi, metode atau model

pembelajaran, antara lain ICM.

6. Rendahnya hasil belajar siswa kelas IVB SD Negeri 02 Tulung Balak tahun pelajaran 2013/2014.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, diperoleh rumusan masalah yaitu:

1. Bagaimanakah penerapan strategi active learning tipe ICM dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IVB SD Negeri 02 Tulung Balak tahun pelajaran 2013/2014?


(25)

7

2. Apakah penerapan strategi active learning tipe ICM dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVB SD Negeri 02 Tulung Balak tahun pelajaran 2013/2014?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IVB SD Negeri 02 Tulung Balak tahun pelajaran 2013/2014 dengan menggunakan strategi active learning tipe ICM.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVB SD Negeri 02 Tulung Balak tahun pelajaran 2013/2014 dengan menggunakan strategi active learning tipe ICM.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IVB SD Negeri 02 Tulung Balak ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada pembelajaran melalui strategi active learning tipe ICM.

b. Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan, menambah wawasan, meningkatkan kemampuan penguasaan penerapan strategi pembelajaran dengan active


(26)

8

learning tipe ICM sehingga menjadi guru yang profesional dan dapat memberikan manfaat bagi siswa.

c. Bagi Sekolah

Merupakan bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran melalui strategi active learning tipe ICM.

d. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan tentang Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan dapat meningkatkan pengetahuan serta penguasaan dalam menggunakan strategi active learning tipe ICM.


(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Depdiknas dalam Trianto, 2010: 79). Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik.

Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Rusman, 2012: 254). Mulyasa (2013: 170) mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis tematik-terpadu yang diterapkan pada tingkatan pendidikan dasar ini menyuguhkan proses belajar berdasarkan tema untuk kemudian dikombinasikan dengan mata pelajaran lain.


(28)

10

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu yang memadukan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

2. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2010: 91) pembelajaran tematik memiliki beberapa ciri khas antara lain:

a. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar;

b. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa; c. Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa,

sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama;

d. Membantu mengembangkan keterampilan berfikir siswa; e. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai

dengan permasalahan yang sering ditemui siswa dalam lingkungannya; dan

f. Mengembangkan keterampilan sosial siswa, seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggapan terhadap gagasan orang lain.

Menurut Rusman (2012: 258) pembelajaran tematik memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Berpusat pada siswa

Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered). Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, yaitu memberikan kemudahan-kemudahan pada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

b. Memberikan pengalaman langsung

Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung pada siswa (direct experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.


(29)

11

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antarmata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.

d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

e. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.

f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

Berdasarkan pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang fleksibel dimana guru dapat memadukan konsep dari beberapa mata pelajaran dengan menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang disesuaikan dengan minat dan kebutuhan siswa.

3. Tujuan Pembelajaran Tematik

Menurut Departemen Agama (dalam Prastowo, 2013: 140-141) tujuan pembelajaran tematik berdasarkan buku Panduan Penyusunan Pembelajaran Tematik Pendidikan Agama Islam (PAI) Sekolah Dasar (SD) adalah:


(30)

12

a. Agar siswa mudah memusatkan perhatian pada satu tema tertentu, karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.

b. Agar siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi dasar antara aspek dalam tema sama.

c. Agar pemahaman siswa terhadap materi lebih mendalam

d. Agar kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik, karena mengaitkan berbagai aspek atau topik dengan pengelaman pribadi dalam situasi nyata, yang diikat dalam tema tertentu.

e. Agar guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara sistematik dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan waktu selebihnya dapat digunakan untuk pendalaman.

Menurut Sukayati (dalam Prastowo, 2013: 140) tujuan pembelajaran terpadu adalah:

a. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna;

b. Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan memanfaatkan informasi;

c. Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan;

d. Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, serta menghargai pendapat orang lain;

e. Meningkatkan gairah dalam belajar; dan

f. Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan para siswa.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran tematik adalah meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mendalami konsep yang dipelajari dengan memusatkan perhatian pada satu tema tertentu.

4. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik

Sama seperti model pengembangan pembelajaran yang lainnya, dalam pelaksanaan pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan dan


(31)

13

kelemahan. Menurut Depdikbud (dalam Trianto, 2010: 88) pembelajaran terpadu memiliki kelebihan sebagai berikut:

a. Pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat perkembangannya.

b. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. c. Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat

bertahan lama.

d. Keterampilan berfikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.

e. Kegiatan belajar mengajar bersifat pragmatis sesuai lingkungan anak,

f. Keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu. Keterampilan sosial ini antara lain adalah kerja sama, komunikasi, dan mau mendengarkan pendapat orang lain.

Selain keunggulan yang dimiliki, pembelajaran tematik juga mempunyai sejumlah keterbatasan, terutama dalam pelaksanaannya, yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses. Suryosubroto (2009: 137) mengemukakan bahwa kekurangan yang ditimbulkan pembelajaran tematik, yaitu: (1) Guru dituntut memiliki keterampilan tinggi; (2) Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat.

Berdasarkan pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik memiliki kelebihan dimana kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan kebutuhan siswa dalam mengembangkan keterampilan berfikir dan sosialnya. Sedangkan kelemahan pembelajaran tematik adalah tidak semua guru memiliki kemampuan yang sama dalam mengembangkan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran dan melakukan evaluasi proses selama pembelajaran.


(32)

14

B. Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Belajar adalah suatu cara yang dilakukan oleh umat manusia untuk bisa mengetahui apa yang belum mereka ketahui, untuk bisa melakukan sesuatu yang mereka belum bisa melakukannya. Slameto (dalam Hadis, 2008: 60) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi individu dengan lingkungannya.

Sejalan dengan pendapat di atas, Sardiman (2011: 20) menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, dan meniru. Moeslichatoen (dalam Hadis, 2008: 60) mengemukakan bahwa belajar dapat diartikan sebagai proses yang membuat terjadinya proses belajar dan perubahan itu sendiri dihasilkan dari usaha dalam proses belajar. Menurut Hernawan (2007: 2) belajar adalah proses perubahan perilaku, dimana perubahan perilaku tersebut dilakukan secara sadar dan bersifat menetap, perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor.

Domain kognitif adalah domain pembelajaran yang berfokus pada pengetahuan dan keahlian intelektual, domain afektif terkait dengan sikap, motivasi, kesediaan berpartisipasi, menghargai apa yang sedang dipelajari dan pada akhirnya menghayati nilai-nilai itu ke dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan domain psikomtor berfokus pada menjalankan kegiatan motorik hingga satu tingkat


(33)

15

akurasi, kelancaran, kecepatan, atau kekuatan tertentu (Eggen, 2012: 8-9)

Dari beberapa pengertian tentang belajar yang telah dikemukakan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu dalam mencari dan menemukan hal-hal baru sehingga mengakibatkan perubahan perilaku seperti pemahaman, kemampuan, sikap dan keterampilan sebagai hasil dari pengalaman.

2. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motivasi diartikan sebagai “daya penggerak yang telah menjadi aktif”, maka terdapat tiga elemen/ciri pokok dalam motivasi yakni: motivasi mengawali terjadinya perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling, dan rangsangan karena adanya tujuan (Sardiman, 2011: 73).

Sebagaimana Anda duga, ada kolerasi tinggi antara motivasi dan pembelajaran (McDermott dkk dalam Eggen, 2012: 67). Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2011: 75). Thomas M. Risk (dalam Rohani, 2004: 11) mengemukakan


(34)

16

bahwa motivasi adalah usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri peserta didik/pelajar yang menunjang kegiatan ke arah tujuan-tujuan belajar.

Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan, peneliti menyimpulkan bahwa motivasi belajar adalah daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan belajar siswa dapat tercapai.

b. Fungsi Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan unsur penting di dalam kegiatan pembelajaran, untuk memperoleh hasil belajar yang lebih baik (Nashar, 2004: 91). Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil, dorongan kebutuhan belajar, dan harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Motivasi penting dalam belajar, karena keberadaannya sangat berarti bagi perbuatan belajar, motivasi belajar berpengaruh pada pencapaian tujuan pembelajaran.

Fungsi motivasi dalam belajar yaitu: (a) mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi, (b) menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, (c) menyeleksi perbuatan, yakni arah menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut (Sardiman, 2011: 85).


(35)

17

Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa motivasi berfungsi sebagai pengarah untuk perbuatan belajar kepada tujuan yang jelas diharapkan dapat dicapai.

c. Alat Ukur Motivasi Belajar

Menurut Notoatmodjo (2010: 135) ada beberapa cara untuk mengukur motivasi, yaitu: (a) tes proyektif, (b) kuesioner, dan (c) observasi perilaku. Selanjutnya menurut Hanafiah (2010: 29), ada beberapa alat ukur yang dapat digunakan untuk mengetahui motivasi seseorang, yaitu sebagai berikut:

(a) tes tindakan (performance test), yaitu alat untuk memperoleh informasi tentang, loyalitas, kesungguhan, targeting, kesadaran, durasi, dan frekuensi kegiatan, (b) kuesioner (questionaire) untuk memahami tentang kegigihan dan loyalitas, (c) mengarang bebas untuk memahami informasi tentang visi dan aspirasinya, (d) tes prestasi untuk memahami informasi tentang prestasi belajarnya, (e) skala untuk memahami informasi tentang sikapnya.

Keberhasilan proses belajar mengajar dapat dilihat dalam motivasi belajar yang ditunjukkan oleh para siswa pada saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Sudjana (2010: 61) mengemukakan bahwa kriteria dalam menilai motivasi belajar siswa yaitu:

a. Minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran

b. Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya

c. Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya

d. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru


(36)

18

e. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan

Berdasarkan pendapat diatas, peneliti menyimpulkan bahwa motivasi belajar siswa dapat diukur dengan beberapa instrumen yang disesuaikan dengan kebutuhan dengan indikator, yaitu minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya, tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya, reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru serta rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan lembar observasi untuk mengukur motivasi siswa selama pembelajaran berlangsung.

3. Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar memegang peranan penting dalam pembelajaran, karena hasil belajar menjadi tolok ukur keberhasilan suatu pembelajaran. Sebagaimana Hamalik (dalam Kunandar, 2013: 62) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, dan sikap-sikap serta kemampuan peserta didik. Lebih lanjut Sudjana (dalam Kunandar, 2013: 62) berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik


(37)

19

kognitif, afektif maupun psikomotor yang dicapai atau dikuasai siswa setelah mengikuti pembelajaran.

b. Penilaian Otentik

Salah satu penekanan dalam kurikulum 2013 adalah penilaian otentik (authentic assessement). Penilaian merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran. Penilaian (assessment) adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa (Kunandar, 2013: 35). Menurut Kunandar (2013: 35) penilaian otentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Penilaian otentik memberikan kesempatan bagi siswa untuk menunjukkan apa yang telah mereka pelajari selama proses belajar mengajar (Johnson dalam Komalasari, 2010: 147).

Langkah yang perlu ditempuh dalam pengembangan asesmen otentik, yaitu yang meliputi (1) penentuan standar, (2) penentuan tugas otentik, (3) pembuatan kriteria, dan (4) pembuatan rubrik (Mueller dalam Nurgiyantoro, 2011: 30).

Berdasarkan pengertian di atas maka peneliti menyimpulkan penilaian otentik adalah penilaian yang mengukur kemampuan


(38)

20

kognitif, afektif dan psikomotor siswa melalui proses dan hasil belajar.

C. Strategi Pembelajaran

1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran adalah rencana tindakan untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Adapun Kemp (dalam Ngalimun, 2013: 5) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Prastowo (2013: 372) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pembelajaran. Trianto (dalam Prastowo, 2013: 373) mengungkapkan bahwa strategi pembelajaran berkenaan dengan kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan perencanaan rangkaian kegiatan antara guru dan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Macam-Macam Strategi Pembelajaran

Strategi pembelajaran PAILKEM merupakan salah satu strategi yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran, PAILKEM merupakan sinonim dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan,


(39)

21

Kreatif, Efektif, dan Menarik (Uno, 2013: 10). Menurut Hartono dkk (2012: 5) PAIKEM merupakan sinonim dari Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Menyenangkan. Abimanyu (dalam Rimatrian, 2013) menyatakan bahwa PAIKEM sebagai suatu pendekatan pembelajaran di SD/MI telah memuat didalamnya kriteria utama dalam mengembangkan strategi pembelajaran, yaitu (a) pembelajaran aktif yang menekankan siswa untuk aktif terlibat secara mental tidak hanya terlibat secara fisik, (b) pembelajaran inovatif yang memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kecakapan hidup agar siap terjun di masyarakat, (c) pembelajaran kreatif yang menekankan pada pengembangan kreatifitas, (d) pembelajaran efektif yaitu mendidik dengan serentak agar siswa dapat menguasai ilmu pengetahuan sekaligus pengembangan karakter pribadinya, (e) pembelajaran menyenangkan yaitu pembelajaran yang dapat menciptakan gairah dan rasa ingin tahu siswa.

Sejalan dengan pendapat di atas, dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dapat pula dikembangkan model pembelajaran seperti learning strategis (strategi-strategi belajar), pembelajaran berbasis inkuiri, active learning, dan quantum learning (Trianto, 2010: 77).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat beberapa karakteristik dalam strategi pembelajaran yaitu pembelajaran aktif, inovatif, lingkungan, efektif dan menyenangkan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan strategi pembelajaran aktif yang menekankan siswa untuk terlibat secara fisik dan mental didalam pembelajaran.


(40)

22

3. Strategi Active Learning

a. Pengertian Strategi Active Learning

Untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimum siswa membutuhkan pembelajaran yang aktif. Siswa cenderung cepat melupakan tentang apa yang telah disampaikan guru ketika siswa pasif dalam pembelajaran. Pembelajaran aktif merupakan strategi pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mencari berbagai informasi dan pengetahuan. Silberman (2006: 23-24) memodifikasi dan memperluas pernyataan Konfusius tentang active learning (belajar aktif), yaitu:

Apa yang saya dengar, saya lupa.

Apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit.

Apa yang saya dengar, lihat dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman lain, saya mulai paham.

Apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan.

Apa yang saya ajarkan pada orang lain, saya kuasai.

Terdapat sejumlah alasan mengapa sebagian besar orang cenderung lupa tentang apa yang mereka dengar, salah satu alasan yang paling menarik, ada kaitannya dengan tingkat kecepatan berbicara guru dan tingkat kecepatan pendengaran siswa. Kemampuan peserta didik yang berbeda-beda dan daya kerja otak yang berbeda pula, hal ini juga sangat mempengaruhi daya serap pembelajaran yang telah dilakukan.

Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif (Zaini dkk, 2008: xiv). Mereka yang mendominasi aktivitas pembelajaran, mereka yang aktif menggunakan otak, menemukan ide pokok dari materi pelajaran, memecahkan setiap persoalan, mengaplikasikan apa yang baru dipelajari ke dalam kehidupan nyata (Djamarah, 2010: 372). Strategi


(41)

23

pembelajaran yang aktif dalam proses pembelajaran adalah siswa diharapkan aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran untuk berpikir, berinteraksi, berbuat untuk mencoba, menemukan konsep baru atau menghasilkan suatu karya (Uno, 2013: 77).

Hartono dkk (2012: 39) menyatakan bahwa pembelajaran aktif dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran. Dengan belajar aktif siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran, tidak hanya mental akan tetapi juga melibatkan fisik. Dengan cara ini siswa akan merasakan suasana yang lebih menyenangkan sehingga siswa termotivasi untuk belajar dan hasil belajar dapat dimaksimalkan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, peneliti menyimpulkan pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang menjaga perhatian siswa dengan mengajak siswa untuk aktif dalam pembelajaran agar siswa mendapatkan pengalaman yang bermakna dalam mencari informasi atau pengetahuan.

b. Macam-Macam Strategi Active Learning

Zaini dkk (2008: viii-x) menyatakan bahwa terdapat 46 tipe dalam strategi pembelajaran aktif, yaitu:

Critical incident (pengalaman penting); Prediction guide (tebak pelajaran); Teks acak; Reading guide (panduan membaca); Group resume (resume kelompok); Prediksi kawan; Assessment Search (menilai kelas); Questions students have (pertanyaan dari siswa); Instant assessment (penilaian instan); Active knowledge Sharing (saling tukar pengetahuan); True or false (benar apa salah); Benar salah berantai; Inquiring minds Want to know (bangkitkan minat);


(42)

24

Listening teams (tim pendengar); Guided note taking (catatan terbimbing); Synergetic teaching (pengajaran sinergis); Guided teaching (panduan mengajar); Active debat (debat aktif); Point-counterpoint (debat pendapat); Reading aloud (membaca keras); Learning starts with a question (pelajaran dimulai dengan pertanyaan); Plantet questions (pertanyaan rekayasa); Information search (mencari informasi); Card sort (sortir kartu); The power of two (kekuatan dua kepala); Team quiz (quiz kelompok); Jigsaw learning (belajar model jigsaw); Snow balling (bola salju); Everyone is teacher here (semua bisa jadi guru); Peer lessons (belajar dari teman); Learning contract (kontrak nilai); Index card match (mencari pasangan); Giving question and getting answers (memberi pertanyaan dan menerima jawaban); Modeling the way (membuat contoh praktek); Billboard ranking (urutan nilai); Silent demonstration (demonstrasi bisu); Practice-rehearsal pairs (praktek berpasangan); Lightening the learning climate (menghidupkan suasana belajar); Bermain jawaban; The learning cell (sel belajar); Metode ceramah; Role-play: dan Diskusi.

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan tipe pencocokkan kartu indeks (Index Card Match) untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa.

4. Strategi Active Learning Tipe Index Card Match (ICM) a. Pengertian Strategi Active Learning Tipe ICM

ICM adalah strategi yang cukup menyenangkan yang digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya (Zaini dkk, 2008: 67). Strategi ini menantang siswa untuk menemukan kartu pasangannya yang cocok (pertanyaan dengan jawaban). Pembelajaran dengan strategi ini lebih menarik karena siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep dalam suasana yang menyenangkan. ICM tidak hanya digunakan untuk mengulang materi yang telah diberikan sebelumnya. Materi baru pun tetap bisa diajarkan


(43)

25

dengan strategi ini dengan catatan, peserta didik diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan (Zaini dkk, 2008: 67)

Dari beberapa pendapat ahli di atas, peneliti menyimpulkan bahwa ICM merupakan salah satu tipe pembelajaran aktif yang mengajak siswa belajar sambil bermain dengan menggunakan kartu dalam situasi yang menyenangkan sehingga dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar.

b. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Active Learning Tipe ICM Strategi pembelajaran ICM sebagai salah satu alternatif yang dapat dipakai dalam penyampaian materi pelajaran selama pembelajaran juga memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan. Marwan & Bona dalam Kresnanto (2012) mengemukakan kelebihan dan kelemahan ICM, yaitu:

Kelebihan dari strategi pembelajaran ICM yaitu : (a) Menumbuhkan kegembiraan dalam kegitan belajar mengajar; (b) Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa; (c) Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan; (d) Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar; dan (e) Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain.

Kelemahan dari strategi pembelajaran ICM yaitu : (a) Membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan tugas dan prestasi; (b) Guru harus meluangkan waktu yang lebih; (c) Lama untuk membuat persiapan; (d) Guru harus memiliki jiwa demokratis dan ketermpilan yang memadai dalam hal pengelolaan kelas; (e) Menuntut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah; dan (f) Suasana kelas menjadi “gaduh” sehingga dapat mengganggu kelas lain.


(44)

26

c. Langkah-Langkah ICM

Zaini dkk (2008: 67-68) mengemukakan langkah-langkah penerapan strategi pembelajaran aktif tipe ICM ini yaitu :

1) Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah peserta didik yang ada dalam kelas.

2) Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama

3) Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

4) Pada separo kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang tadi dibuat.

5) Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.

6) Bagi setiap peserta didik satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separo peserta didik akan mendapatkan soal dan separo yang lain akan mendapatkan jawaban.

7) Yang sudah menemukan pasangan, minta mereka untuk duduk berdekatan. Terangkan juga agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.

8) Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain.

9) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.

Sejalan dengan pendapat di atas, Suprijono (dalam Ummah, 2013) mengemukakan bahwa langkah-langkah ICM yaitu:

(a) Guru membuat potongan-potongan kartu sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas; (b) Guru membagi potongan kartu-kartu tersebut menjadi dua bagian sama; (c) Pada separuh bagian potongan kartu-kartu, guru menuliskan pertanyaan tentang materi yang akan dipelajari. Setiap kartu berisi satu pertanyaan; (d)


(45)

27

Pada separuh kartu yang lain, guru menuliskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat; (e) Guru mengocok semua kartu sehingga akan tercampur antara pertanyaan dengan jawaban; (f) Guru membagikan satu kartu kepada setiap siswa. Guru selanjutnya menjelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh dari jumlah siswa akan mendapatkan pertanyaan dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban; (g) Guru meminta kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, guru meminta kepada mereka untuk duduk berdekatan. Guru juga menjelaskan agar mereka tidak memberitahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain. (h) setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, guru meminta kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan pertanyaan yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya pertanyaan tersebut dijawab oleh pasangannya. (i) Guru mengakhiri ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.

Berdasarkan langkah-langkah di atas maka peneliti dapat memodifikasinya sebagai berikut: sebelum memulai permainan guru membagikan nomer kepala sesuai dengan absen kepada siswa dengan tujuan agar guru lebih mudah memberikan penilaian selama pembelajaran berlangsung. Kemudian pada potongan kartu yang terpisah ditulis pertanyaan dan kunci jawaban. Bagikan potongan kartu kepada siswa masing-masing mendapatkan satu (ada yang mendapat kartu pertanyaan dan ada yang mendapat kartu kunci jawaban). Siswa yang mendapatkan kartu pertanyaan berkeliling mencari kartu pasangan kunci jawaban yang cocok, sedangkan siswa yang mendapat kartu kunci jawaban tetap duduk di bangkunya. Setelah semua pasangan duduk guru memerintahkan kepada pasangan secara bergiliran untuk membacakan pertanyaan yang ada pada kartu mereka dengan suara yang keras agar dapat dijawab oleh


(46)

pasangan-28

pasangan yang lain. Kemudian kegiatan akhir dari pertemuan ini adalah guru dan siswa membuat kesimpulan dari materi yang diperoleh.

Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa langkah yang paling penting dalam menerapkan strategi belajar aktif tipe ICM adalah menyiapkan kartu pertanyaan dan kunci jawaban yang sesuai dengan tema yang akan dipelajari. Strategi pembelajaran ini juga bisa divariasikan seperti langkah-langkah yang telah diuraikan sebelumnya, sehingga dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe ICM diharapkan motivasi dan hasil belajar siswa akan meningkat.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas berikut: Apabila dalam pembelajaran tematik menggunakan strategi active learning tipe ICM dengan memperhatikan langkah-langkah secara tepat, maka dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas IVB SD Negeri 02 Tulung Balak tahun pelajaran 2013/2014.


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research. PTK adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran (Suhardjono dalam Asrori, 2009: 5).

Menurut Arikunto (2010: 17) dalam pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang pelaksanaan tindakannya terdiri atas beberapa siklus. Setiap siklus terdiri atas tahap perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting).

Pada tahap perencanaan, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IVB menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Setelah perencanaan maka tahap berikutnya adalah pelaksanaan tindakan dengan penerapan strategi active learning tipe ICM. Tahap selanjutnya yaitu pengamatan menggunakan lembar observasi atas kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Tahap terakhir yaitu merespon kegiatan melalui kegiatan refleksi.


(48)

30

Siklus tindakan dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Arikunto dkk, 2010: 17)

Perencanaan I

SIKLUS I Refleksi I

Pengamatan 1

Perencanaan II

Pelaksanaan I

Pengamatan III SIKLUS II Refleksi II

Pengamatan II

Perencanaan III

Pelaksanaan III SIKLUS III

Pelaksanaan II

Refleksi III

Pengamatan III SIKLUS II Refleksi II

Pengamatan II

Perencanaan III

Pelaksanaan III SIKLUS III


(49)

31

B. Rancangan Penelitian 1. Lokasi Penelitian.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Tulung Balak Kecamatan Batanghari Nuban Kabupaten Lampung Timur.

2. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaborasi partisipan antara peneliti dengan guru Kelas IVB SD Negeri 02 Tulung Balak. Adapun subjek penelitian adalah seorang guru dan siswa kelas IVB SD Negeri 02 Tulung Balak yang berjumlah 19 siswa, terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 selama empat bulan (Februari-Mei).

4. Sumber data

Sumber data adalah pihak-pihak yang dapat memberikan data-data yang diinginkan. Sumber data penelitian ini diperoleh dari:

1). Siswa, data kualitatif diperoleh dari hasil observasi motivasi siswa sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang berbentuk skor (angka).

2). Guru, data kualitatif yang diperoleh dari hasil kinerja guru dalam proses pembelajaran.


(50)

32

C. Teknik Pengumpul Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat pengumpul data, antara lain teknik non tes dan tes.

a. Teknik non tes, dilakukan dengan mengobservasi motivasi siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana tingkat ketercapaian pembelajaran dengan menggunakan strategi active learning tipe ICM sesuai dengan langkah-langkah yang baik dan benar. b. Teknik tes, digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai

siswa, guna mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya strategi active learning tipe ICM. Teknik ini berupa tes hasil belajar yang diberikan pada akhir pembelajaran.

D. Alat Pengumpul Data

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Lembar panduan observasi, instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IVB, lembar observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai motivasi siswa dan kinerja guru selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran active learning tipe ICM.

b. Soal-soal tes, untuk mengetahui kemampuan siswa dalam penguasaan materi yang sudah dipelajari dengan menerapkan strategi active learning tipe ICM. Tes hasil belajar dilakukan pada akhir siklus.


(51)

33

E. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul melalui lembar observasi dan tes dalam penelitian tindakan kelas ini, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif.

1. Analisis Kualitatif

Data diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap motivasi siswa selama proses pembelajaran, data tersebut dicatat dengan menggunakan lembar observasi motivasi siswa, setelah diperoleh data hasil motivasi siswa pada saat pembelajaran kemudian data tersebut dianalisis. Analisis dan pendeskripsian data non tes ini bertujuan untuk mengungkapkan motivasi siswa dan perubahannya selama proses pembelajaran dari siklus I, siklus II, dan siklus III.

a. Nilai motivasi siswa diperoleh dengan rumus:

N= x100 SM

R

Keterangan:

N = Nilai yang dicari R = Skor yang diperoleh SM = Skor maksimum 100 = Bilangan tetap

(Sumber: Purwanto, 2012: 102)

Tabel 2. Kategori Motivasi Siswa Per Individu Berdasarkan Perolehan Nilai

No Konversi Nilai Akhir (skala 0-100)

Predikat Kategori

1 86-100 A Sangat Baik

2 81-85 A-

3 76-80 B+ Baik

4 71-75 B


(52)

34

No Konversi Nilai Akhir (skala 0-100)

Predikat Kategori

6 61-65 C+ Cukup

7 56-60 C

8 51-55 C-

9 46-50 D+ Kurang

10 0-45 D

(Sumber: Kemendikbud, 2013: 8)

b. Nilai persentase motivasi siswa secara klasikal diperoleh dengan rumus:

P =

x 100

(Sumber: Aqib dkk, 2010: 41)

Tabel 3. Kategori Motivasi Siswa Secara Klasikal dalam Satuan Persen (%)

No Siswa yang termotivasi (%) Arti

1 86 – 100 Sangat baik

2 76 – 85 Baik

3 60 – 75 Cukup

4 55 – 59 Kurang

5 ≤ 54 Kurang Sekali

(Sumber: Purwanto, 2012: 103)

c. Nilai psikomotor siswa diperoleh dengan rumus:

N= x100 SM

R

Keterangan:

N = Nilai yang dicari R = Skor yang diperoleh SM = Skor maksimum 100 = Bilangan tetap

(Sumber: Purwanto, 2012: 102)

Tabel 4. Kategori Psikomotor Siswa Per Individu Berdasarkan Perolehan Nilai

No Konversi Nilai Akhir (skala 0-100)

Predikat Kategori

1 86-100 A Sangat Baik


(53)

35

No Konversi Nilai Akhir (skala 0-100)

Predikat Kategori

3 76-80 B+ Baik

4 71-75 B

5 66-70 B-

6 61-65 C+ Cukup

7 56-60 C

8 51-55 C-

9 46-50 D+ Kurang

10 0-45 D

(Sumber: Kemendikbud, 2013: 8)

d. Nilai persentase psikomotor siswa secara klasikal diperoleh dengan rumus:

P =

x 100

(Sumber: Aqib dkk, 2010: 41)

Tabel 5. Kategori Psikomotor Siswa Secara Klasikal dalam Satuan Persen (%)

No Siswa yang memiliki Keterampilan (%) Arti

1 86 – 100 Sangat baik

2 76 – 85 Baik

3 60 – 75 Cukup

4 55 – 59 Kurang

5 ≤ 54 Kurang Sekali

(Sumber: Purwanto, 2012: 103)

e. Data kinerja guru dalam pembelajaran

Data kinerja guru diperoleh dari lembar observasi terhadap aktivitas guru dalam pembelajaran. Hasil observasi dianalisis perkembangan disetiap siklusnya sebagai bahan refleksi. Nilai kinerja guru diperoleh dengan rumus:

N= x100 SM

R

Keterangan:

N = Nilai yang dicari R = Skor yang diperoleh SM = Skor maksimum 100 = Bilangan tetap


(54)

36

Tabel 6. Kategori Tingkat Keberhasilan Kinerja Guru Berdasarkan Perolehan Nilai

No Tingkat Keberhasilan Nilai 1. Amat Baik (A) 90 < A ≤ 100

2. Baik (B) 75 < B ≤ 90

3. Cukup (C) 60 < C ≤ 75

4. Kurang (K) ≤ 60

. (Sumber: Kemendikbud, 2013: 311-313) 2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan belajar siswa dalam hubungannya dengan penguasaan materi yang diajarkan guru. Data yang didapat merupakan data kuantitatif seperti tes hasil belajar, dianalisis dengan menggunakan teknik berikut ini:

a. Untuk menghitung hasil belajar siswa secara individual digunakan rumus:

S= x100 N

R

Keterangan:

S = Nilai yang diharapkan

R = Jumlah skor/item yang dijawab benar N = Skor maksimum dari tes

100 = Bilangan tetap

(Sumber: Purwanto, 2012: 112)

Tabel 7. Kategori Hasil Belajar Siswa Secara Individual No Konversi Nilai Akhir

(skala 0-100)

Predikat Kategori

1 86-100 A Sangat Baik

2 81-85 A-

3 76-80 B+ Baik

4 71-75 B

5 66-70 B-

6 61-65 C+ Cukup

7 56-60 C

8 51-55 C-

9 46-50 D+ Kurang

10 0-45 D


(55)

37

b. Untuk menghitung nilai rata-rata seluruh siswa menggunakan rumus: =

Keterangan:

X = nilai rata-rata yang dicari Σx = jumlah nilai siswa

n = banyaknya siswa

(Sumber: Muncarno, 2010: 15)

c. Untuk menghitung persentase hasil belajar siswa secara klasikal dengan rumus:

(Sumber: Aqib dkk, 2010: 41)

Tabel 8. Kategori Hasil Belajar Siswa dalam Satuan Persen (%)

No Rentang Nilai Kategori

1 86 – 100 Sangat Baik

2 76 – 85 Baik

3 60 – 75 Cukup

4 55 – 59 Kurang

5 ≤ 54 Kurang Sekali

(Sumber: Purwanto, 2012: 103)

F. Alur Penelitian

Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas terlebih dahulu dilakukan sosialisasi tentang PTK kepada guru dan siswa di SD yang bersangkutan. Hal ini dilakukan agar guru dan siswa sebagai subjek penelitian lebih siap. Dalam penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam tiga siklus, dan setiap siklus mencakup empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.


(56)

38

Siklus I

1. Perencanaan

Kegiatan dalam tahap ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

a) Membuat jadwal perencanaan tindakan untuk menentukan tema yang akan diajarkan dengan strategi active learning tipe ICM.

b) Membuat rencana perbaikan pembelajaran (RPP) yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku di SD Negeri 02 Tulung Balak saat ini.

c) Menyiapkan media dan alat evaluasi pembelajaran.

d) Membuat instrumen atau alat observasi selama pembelajaran. 2. Pelaksanaan

Rencana pembelajaran yang dirancang pada tahap perencanaan, dilaksanakan pada tahap ini. Secara garis besar kegiatannya mencakup langkah-langkah sebagai berikut:

A. Kegiatan awal

a) Guru menyampaikan salam kepada siswa sebelum memulai pembelajaran.

b) Guru mengajak siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran agar mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.

c) Guru mengabsen siswa.

d) Guru membagikan nomor kepala sesuai absen kepada siswa dengan tujuan mempermudah guru dalam melakukan penilaian. e) Guru memotivasi siswa dengan yel-yel yang telah dicontohkan


(57)

39

f) Guru kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran serta menuliskan tanggal, bulan, tahun di sudut kiri atas papan tulis dan judul materi di papan tulis.

g) Guru melakukan apersepsi tentang “Hebatnya cita-citaku”. B. Kegiatan inti

a) Guru menjelaskan materi pembelajaran.

b) Guru membagikan kartu yang setengah bagian berisi pertanyaan dan setengahnya berisi jawaban yang telah disiapkan sebelumnya secara acak, dengan ketentuan satu siswa mendapat satu kartu. c) Setelah semua siswa mendapat kartu, guru memerintahkan siswa

untuk mencari pasangan kartu yang mereka pegang, dengan ketentuan siswa yang memegang kartu jawaban tetap duduk dibangkunya, sedangkan siswa yang memegang kartu soal berkeliling mencari pasangan kartu.

d) Guru memerintahkan siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk duduk berdekatan dan dilarang memberitahukan materi yang mereka dapat kepada teman yang lain.

e) Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, guru memerintahkan setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain.

f) Setelah semua pasangan mendapat giliran, guru memerintahkan siswa untuk mengumpulkan kembali kartu kepada guru.


(58)

40

g) Apabila waktu masih tersedia, kegiatan belajar sambil bermain di atas dapat diulang kembali dengan langkah yang sama, dengan tujuan agar siswa lebih dapat memahami materi yang mereka pelajari.

h) Guru membagikan lembar tes evaluasi. Siswa mengerjakan soal secara individu. Setelah selesai, siswa mengumpulkan lembar jawaban tes kepada guru.

C. Kegiatan penutup

a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran. b) Guru mengajak siswa berdoa sebelum mengahiri pembelajaran. c) Guru menyampaikan salam kepada siswa untuk mengakhiri

pelajaran. 3. Pengamatan

Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah IPKG, lembar observasi motivasi, dan lembar observasi psikomotor, karena lembar obervasi yang digunakan cukup banyak, maka peneliti menggunakan dua orang observer. Sebagai observer adalah wali kelas IVB yang mengamati kinerja guru dan motivasi belajar siswa serta seorang rekan mahasiswa yang mengamati psikomotor siswa dan siswa sebagai subjek belajar. Pada tahap ini diperoleh komentar langsung dari guru mitra mengenai kekurangan dalam proses pembelajaran, menganalisis keadaan siswa untuk mempertimbangkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran,


(59)

41

mencatat pada lembar observasi setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh guru dan peneliti berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari data hasil observasi dan hasil tes. Hasil dari siklus I digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya.

Siklus II

1. Perencanaan

Kegiatan dalam tahap ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

a) Membuat RPP yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku di SD Negeri 02 Tulung Balak.

b) Menyiapkan media dan alat evaluasi pembelajaran.

c) Membuat instrumen atau alat observasi selama pembelajaran 2. Pelaksanaan

Rencana pembelajaran yang dirancang pada tahap perencanaan, dilaksanakan pada tahap ini. Secara garis besar kegiatannya mencakup langkah-langkah sebagai berikut:

A. Kegiatan awal

a) Guru menyampaikan salam kepada siswa sebelum memulai pembelajaran.

b) Guru mengajak siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran agar mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.


(60)

42

c) Guru mengabsen siswa.

d) Guru membagikan nomor kepala sesuai absen kepada siswa dengan tujuan mempermudah guru dalam melakukan penilaian.

e) Guru memotivasi siswa dengan yel-yel yang telah dicontohkan oleh guru sebelumnya.

f) Guru kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran serta menuliskan tanggal, bulan, tahun di sudut kiri atas papan tulis dan judul materi di papan tulis.

g) Guru melakukan apersepsi tentang “Lingkungan tempat tinggalku”. B. Kegiatan Inti

a) Guru menjelaskan materi pembelajaran.

b) Guru membagikan kartu yang setengah bagian berisi pertanyaan dan setengahnya berisi jawaban yang telah disiapkan sebelumnya secara acak, dengan ketentuan satu siswa mendapat satu kartu. c) Setelah semua siswa mendapat kartu, guru memerintahkan siswa

untuk mencari pasangan kartu yang mereka pegang dengan ketentuan siswa yang memegang kartu jawaban tetap duduk dibangkunya, sedangkan siswa yang memegang kartu soal berkeliling mencari pasangan kartu.

d) Guru memerintahkan siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk duduk berdekatan dan dilarang memberitahukan materi yang mereka dapat kepada teman yang lain.

e) Setelah semua peserta didik menemukan pasangan dan duduk berdekatan, guru memerintahkan setiap pasangan secara bergantian


(61)

43

untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain.

f) Setelah semua pasangan mendapat giliran, guru memerintahkan siswa untuk mengumpulkan kembali kartu kepada guru.

g) Apabila waktu masih tersedia, kegiatan belajar sambil bermain di atas dapat diulang kembali dengan langkah yang sama, dengan tujuan agar siswa lebih dapat memahami materi yang mereka pelajari.

h) Guru membagikan lembar tes evaluasi. Siswa mengerjakan soal secara individu. Setelah selesai, siswa mengumpulkan lembar jawaban tes kepada guru.

C. Kegiatan penutup

a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran. b) Guru mengajak siswa berdoa sebelum mengahiri pembelajaran. c) Guru menyampaikan salam kepada siswa untuk mengahiri

pelajaran. 3. Pengamatan

Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi. Sebagai observer adalah wali kelas IVB serta seorang rekan mahasiswa dan siswa sebagai subjek belajar. Pada tahap ini diperoleh komentar langsung dari guru mitra mengenai kekurangan dalam proses pembelajaran, menganalisis keadaan siswa untuk mempertimbangkan kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa


(62)

44

dalam proses pembelajaran, mencatat pada lembar observasi setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi pada saat pembelajaran berlangsung. 4. Refleksi

Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh guru dan peneliti berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dari data hasil observasi dan hasil tes. Hasil dari siklus II digunakan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya.

Siklus III

1. Perencanaan

Kegiatan dalam tahap ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut:

a) Membuat RPP yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku di SD Negeri 02 Tulung Balak.

b) Menyiapkan media dan alat evaluasi pembelajaran.

c) Membuat instrumen atau alat observasi selama pembelajaran. 2. Pelaksanaan

Rencana pembelajaran yang dirancang pada tahap perencanaan, dilaksanakan pada tahap ini. Secara garis besar kegiatannya mencakup langkah-langkah sebagai berikut:

A. Kegiatan awal

a) Guru menyampaikan salam kepada siswa sebelum memulai pembelajaran.

b) Guru mengajak siswa berdoa sebelum memulai pembelajaran agar mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa.


(63)

45

c) Guru mengabsen siswa.

d) Guru membagikan nomor kepala sesuai absen kepada siswa dengan tujuan mempermudah guru dalam melakukan penilaian.

e) Guru memotivasi siswa dengan yel-yel yang telah dicontohkan oleh guru sebelumnya.

f) Guru kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran serta menuliskan tanggal, bulan, tahun di sudut kiri atas papan tulis dan judul materi di papan tulis.

g) Guru melakukan apersepsi tentang “Keunikan daerah tempat

tinggalku”. B. Kegiatan inti

a) Guru menjelaskan materi pembelajaran.

b) Guru membagikan kartu yang setengah bagian berisi pertanyaan dan setengahnya berisi jawaban yang telah disiapkan sebelumnya secara acak, dengan ketentuan satu siswa mendapat satu kartu. c) Setelah semua siswa mendapat kartu, guru memerintahkan siswa

untuk mencari pasangan kartu yang mereka pegang, dengan ketentuan siswa yang memegang kartu jawaban tetap duduk dibangkunya, sedangkan siswa yang memegang kartu soal berkeliling mencari pasangan kartu.

d) Guru memerintahkan siswa yang sudah menemukan pasangannya untuk duduk berdekatan dan dilarang memberitahukan materi yang mereka dapat kepada teman yang lain.


(64)

46

e) Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, guru memerintahkan setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain. Selanjutnya soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain.

f) Setelah semua pasangan mendapat giliran, guru memerintahkan siswa untuk mengumpulkan kembali kartu kepada guru.

g) Apabila waktu masih tersedia, kegiatan belajar sambil bermain di atas dapat diulang kembali dengan langkah yang sama, dengan tujuan agar siswa lebih dapat memahami materi yang mereka pelajari.

h) Guru membagikan lembar tes evaluasi. Siswa mengerjakan soal secara individu. Setelah selesai, siswa mengumpulkan lembar jawaban tes kepada guru.

C. Kegiatan penutup

a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan hasil pembelajaran. b) Guru mengajak siswa berdoa sebelum mengahiri pembelajaran. c) Guru menyampaikan salam kepada siswa untuk mengahiri

pelajaran. 3. Pengamatan

Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi. Sebagai observer adalah wali kelas IVB serta seorang rekan mahasiswa dan siswa sebagai subjek belajar. Pada tahap ini diperoleh komentar langsung dari guru mitra


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas melalui penerapan strategi active

learning tipe ICM pada siswa kelas IVB SD Negeri 02 Tulung Balak

Lampung Timur tahun pelajaran 2013/2014 dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan strategi active learning tipe ICM dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran tematik. Persentase motivasi belajar siswa pada siklus I adalah 57,89% dengan kategori “Kurang” kemudian meningkat sebesar 15,79% menjadi 73,68% dengan kategori “Cukup” pada siklus II, kemudian meningkat sebesar 10,53% menjadi 84,21% dengan kategori “Baik” pada siklus III.

2. Penerapan strategi active learning tipe ICM dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik. Jumlah siswa dengan nilai hasil belajar mencapai ≥66 pada siklus I adalah sebanyak 14 siswa (73,68%) dengan kategori “Cukup” kemudian menjadi 15 siswa (78,95%) dengan kategori “Baik” pada siklus II, dan menjadi 17 siswa (89,47%) dengan kategori “Sangat Baik” pada siklus III.


(2)

B. Saran 1. Siswa

Diharapkan dapat selalu aktif dan termotivasi serta memiliki antusias menunjukkan partisipasinya dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga dapat menghasilkan hasil belajar (kognitif, afektif dan psikomotor) yang baik.

2. Guru

Diharapkan guru lebih banyak berinovasi dengan menerapkan dan menggunakan strategi ataupun media pembelajaran yang menarik serta bersifat menyenangkan sehingga siswa termotivasi untuk belajar.

3. Sekolah

Penyediaan atau melengkapi fasilitas sarana dan prasarana penunjang yang diperlukan agar proses pembelajaran tematik kurikulum 2013 dapat berlangsung dengan baik.

4. Peneliti Berikutnya

Penelitian ini dilakukan melalui penerapan strategi active learning tipe ICM pada pembelajaran tematik kelas IV. Diharapkan skripsi ini dapat menjadi referensi bagi peneliti berikutnya dalam mengembangkan dan melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran serupa pada kelas yang berbeda.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal, dkk. 2010. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. CV Yrama Widya. Bandung

Arikunto, Suharsimi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta Asrori, Mohammad. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. CV Wacana Prima.

Bandung

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Guru Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Suatu

Pendekatan Teoritis Psikologis). PT Rineka Cipta. Jakarta

Eggen, Paul & Don Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran,

Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir Edisi Keenam. PT

Indeks. Jakarta

Hadis, Abdul. 2008. Psikologi dalam Pendidikan (Sangat Penting untuk: Dosen,

Guru, Mahasiswa, Orang tua, Masyarakat, dan Pemerhati Pendidikan).

Alfabeta. Bandung

Hanafiah, & Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama

Hartono, dkk. 2012. P A I K E M (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan

Menyenangkan). Zanafa Publishing. Riau

Hernawan, Asep Herry, dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. UPI PRESS. Bandung

Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. PT Refika Aditama. Bandung


(4)

Kresnanto, Deddy. 2012. Metode Pembelajaran Index Card Match. http://nongkrongplus.wordpress.com/2012/03/15/metode-pembelajaran-index-card-match/. Diakses pada 4 Februari 2014 pukul 15.00 WIB

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis Disertai Contoh.

PT Rajagrafindo Persada. Jakarta

Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Muncarno. 2010. Bahan Ajar statistik Pendidikan. Bahan Ajar. Metro.

Nashar. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan

Pembelajaran. Delia Press. Jakarta

Ngalimun. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran. Aswaja Pressindo. Yogyakarta

Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. PT Rineka Cipta. Jakarta

Nurgiyantoro, Burhan. 2011. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran. Gadjah Mada University PRESS. Yogyakarta

Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Diva PRESS. Yogyakarta

Purwanto, Ngalim. 2012. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosda. Bandung

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta

Rimatrian. 2013. Strategi dan Model Pembelajaran PAIKEM.

http://rimatrian.blogspot.com/2013/11/strategi-dan-model-model-pembelajaran.html?m=1. Diakses pada tanggal 13 Februari 2014 pukul 17.30 WIB

Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme Guru. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta


(5)

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta

Silberman, Melvin L. 2006. Active Learning 101 Cara belajar Siswa Aktif. NUANSA. Bandung

Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya. Bandung

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah (Wawasan Baru

Beberapa Komponen Layanan Khusus). Rineke Cipta. Jakarta

Tim Penyusun. 2009. UU Sisdiknas (UU RI NO 20 Th 2003). Sinar Grafika. Jakarta

. 2011. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung

. 2013. Panduan Teknis Pembelajaran Tematik Terpadu dengan Pendekatan

Saintifik di Sekolah Dasar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. Jakarta

. 2013. Panduan Teknis Penilaian di Sekolah Dasar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. Jakarta

. 2013. Permendikbud No 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan

Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta

. 2013. Permendikbud No 67 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan

Struktur Kurikulum SD/MI. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Jakarta

Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. PT Prestasi Pustakaraya. Jakarta

Ummah, Mashlahah. 2013. Teknik Index Card Match. http://metodepembelajarankhususpai.blogspot.com/2013/05/teknik-index-card-match.html?m=1. Diakses pada 4 Maret 2014 pukul 19.00 WIB


(6)

Uno, Hamzah B & Nurdin Mohammad. 2013. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif,

Menarik. PT Bumi Aksara. Jakarta

Zaini, Hisyam, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran Aktif. Pustaka Insan Madani. Yogyakarta


Dokumen yang terkait

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IVA SDN 1 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 16 43

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVB SD NEGERI 1 NUNGGALREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 9 67

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 TOTOKATON TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 11 58

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN AIR (AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV A SD NEGERI 02 TULUNG BALAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

13 68 66

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KELAS IVB SD NEGERI 02 TULUNG BALAK KABUPATEN LAMPUNG TIMUR

5 36 82

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI TEMA CITA-CITAKU SISWA KELAS IVB SD NEGERI 05 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 4 88

JUDUL INDONESIA: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MELALUI TEMA CITA-CITAKU SISWA KELAS IVB SD NEGERI 05 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 7 87

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB SD NEGERI 02 TULUNG BALAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 18 71

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVB SD NEGERI 07 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 25 71

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV B SD N 04 METRO UTARA

0 6 65