PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVB SD NEGERI 1 NUNGGALREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

i PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE

SHARINGUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK

KELAS IVB SD NEGERI 1 NUNGGALREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(Skripsi)

Oleh DIAH NURAINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(2)

ABSTRAK

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARANACTIVE KNOWLEDGE SHARINGUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL

BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVB SD NEGERI 1 NUNGGALREJO

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh DIAH NURAINI

Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas IVB SD Negeri 1 Nunggalrejo, menunjukkan rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa. Siswa yang mencapai standar nilai minimal pada semester ganjil baru mencapai 43,48% dengan kategori rendah. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa melalui penerapan strategi pembelajaranactive knowledge sharing.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas dan dilaksanakan sebanyak 2 siklus yang terdiri dari 4 tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi motivasi belajar, sikap, dan psikomotor siswa, serta Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG), dan test hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi pembelajaran active knowledge sharing pada pembelajaran tematik kelas IVB SD Negeri 1 Nunggalrejo dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus I (51,19) dengan kategori cukup, dan siklus II (68,26) dengan kategori baik. Selain itu, persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada aspek sikap pada siklus I (52,17%) dan siklus II (78,26%), aspek psikomotor pada siklus I (52,17%) dan siklus II (82,61%), serta aspek kognitif pada siklus I (65,21%) dan pada siklus II (82,61%) dengan nilai rata-rata pada siklus I (63,48) dengan kategori cukup dan siklus II (69,78) dengan kategori baik.


(3)

(4)

(5)

(6)

(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Metro, pada tanggal 13 Januari 1992, merupakan putri tunggal dari Bapak Dwin Zahriadi dan Ibu Sopiah.

Riwayat pendidikan penulis dimulai dari Taman Kanak-kanak (TK) Pertiwi Totokaton, kemudian dilanjutkan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Totokaton.yang diselesaikan tahun 2004. Selanjutnya penulis menempuh pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Punggur yang diselesaikan pada tahun 2007, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Punggur pada tahun 2010.

Tahun 2010, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Universitas Lampung pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan melalui jalur SNMPTN.


(8)

MOTO

Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang

kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang

dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk

(Q.S Al Qashash : 56)

Pekerjaan hebat tidak dilakukan dengan kekuatan, tapi dengan ketekunan dan

kegigihan


(9)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbilalamiin, dengan penuh rasa syukur atas nikmat dan karunia Allah SWT yang telah memberi kemudahan jalanku untuk menyelesaikan skripsi ini. Aku persembahkan karyaku ini kepada:

1. Kedua orang tuaku, Bapak Dwin Zahriadi dan Ibu Sopiah yang selalu memberikan kasih sayang, dukungan, serta doa yang tak pernah berhenti untuk kebaikan, kebahagiaan, dan kesuksesanku.

2. Keluarga besar yang selalu memberikan doa dan dukungan demi terwujudnya cita-citaku.

3. Feri Kusnun Cahyo, yang selalu memberikan motivasi, kekuatan dan menyirami semangatku untuk terus berusaha.

4. Sahabat-sahabatku yang selalu menjadi inspirasi di setiap langkahku. 5. Almamater tercinta.


(10)

SANWACANA

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik Kelas IVB SD Negeri 1 Nunggalrejo Tahun Pelajaran 2013/2014” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, arahan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Hariyanto, M. S, selaku Rektor Universitas Lampung yang telah banyak berjasa dan membawa nama Universitas Lampung menjadi yang terbaik;

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. selaku Dekan FKIP Unila yang telah memberikan semangat serta dorongan untuk memajukan program studi PGSD dan membantu peneliti dalam menyelesaikan surat-surat sebagai syarat skripsi;

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan


(11)

program studi PGSD dan juga membantu peneliti dalam menyelesaikan surat-surat sebagai syarat skripsi;

4. Bapak Dr. Darsono, M. Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD, sekaligus sebagai Pembimbing Akademik dan Pembimbing Kedua yang telah bersedia memberikan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini;

5. Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd. selaku Ketua UPP PGSD Metro yang telah memberikan banyak ilmu kepada peneliti selama masa kuliah dan memberikan bantuan untuk kelancaran penyusunan skripsi ini;

6. Bapak Drs. Muncarno, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Pertama yang telah bersedia memberikan bimbingan, saran, kritik dalam proses penyelesaian skripsi ini;

7. Bapak Drs. Sarengat, M. Pd. selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran yang membangun untuk kesempurnaan skripsi ini; 8. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf PS PGSD UPP Metro yang telah memberikan

banyak ilmu pengetahuan kepada peneliti selama melaksanakan perkuliahan; 9. Ibu Rumyati S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri 1 Nunggalrejo yang telah

memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di SD Negeri 1 Nunggalrejo;

10. Ibu Nuraini, S.Pd, SD. selaku Guru Kelas IVB SD Negeri 1 Nunggalrejo dan teman sejawat yang telah berkenan untuk bekerja sama dan memberikan bimbingan sehingga penelitian ini berjalan dengan lancar;

11. Siswa-siswi kelas IVB SD Negeri 1 Nunggalrejo yang telah berpartisipasi aktif sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik;


(12)

12. Sahabat-sahabatku (Ida, Risty, Ami, Saras, Joni, Devy, Andel, Lady, Ana, Meylisa, Melda, Rita, Habibie), terima kasih untuk bantuan dan dukungannya; 13. Rekan-rekan senasib dan seperjuangan, mahasiswa Program S-1 PGSD

angkatan 2010 khususnya untuk kelas A, terimakasih atas kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan selama ini; dan

14. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu per satu yang telah banyak membantu peneliti.

Peneliti menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati peneliti mengharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak guna perbaikan dan penyempurnaan pada penelitian berikutnya.

Akhirnya Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi peneliti, AminYa Rabbal‘Alamin.

Metro, September 2014 Peneliti

Diah Nuraini NPM 1013053047


(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL. ... xv

DAFTAR GAMBAR. ... xvii

I. PENDAHULUAN. ... 1

A. Latar Belakang. ... 1

B. Identifikasi Masalah. ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian... 6

E. Manfaat Penelitian... 7

II KAJIAN PUSTAKA. ... 8

A. Strategi Pembelajaran... 8

1. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 8

2. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif ... 9

3. Strategi PembelajaranActive Knowledge Sharing... 12

B. Belajar ... 15

1. Pengertian Belajar ... 15

2. Motivasi Belajar ... 17

3. Hasil Belajar... 19

C. Pembelajaran Tematik... 20

1. Pengertian Pembelajaran Tematik ... 20

2. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik. ... 22

3. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) dalam Pembelajaran Tematik. ... 22

4. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Tematik. ... 24

D. Hipotesis Tindakan... 26

III METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian. ... 27

B. Setting Penelitian... 28

1. Subjek Penelitian... 28

2. Tempat Penelitian... 28

3.Waktu Penelitian. ... 29


(14)

1. Teknik Tes... 29

2. Teknik Non Tes... 29

D. Alat Pengumpul Data. ... 30

1. Lembar Panduan Observasi... 30

2. Tes Hasil Belajar. ... 30

E. Teknik Analisis Data. ... 30

1. Analisis Kualitatif. ... 30

2. Analisis Kuantitatif. ... 36

F. Indikator Keberhasilan. ... 37

G. Prosedur Penelitian... 38

IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ... 44

A. Hasil Penelitian... 44

1. Profil SD Negeri 1 Nunggalrejo... 44

2. Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil Penelitian Siklus I ... 44

3. Pelaksanaan Kegiatan dan Hasil Penelitian Siklus II... 66

B. Pembahasan. ... 84

1. Motivasi Belajar Siswa ... 84

2. Kinerja Guru... 86

3. Sikap Siswa ... 87

4. Psikomotor Siswa... 89

5. Hasil Belajar pada Aspek Kognitif ... 92

V. KESIMPULAN. ... 95

A. Kesimpulan... 95

B. Saran ... 96 DAFTAR PUSTAKA


(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Aspek Motivasi Belajar ... 31

3.2 Kategori Motivasi ... 31

3.3 Aspek Kinerja Guru ... 32

3.4 Kategori Kinerja Guru ... 33

3.5 Aspek Sikap Siswa... 33

3.6 Rubrik Penilaian pada Aspek Sikap Siswa ... 34

3.7 Kategori Sikap Siswa ... 34

3.8 Aspek Psikomotor Siswa ... 35

3.9 Kategori Hasil Belajar Psikomotor ... 35

3.10 Kriteria Ketuntasan Belajar ... 36

3.11 Kriteria Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa dalam Persen (%) ... 37

4.1 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Siklus I. ... 55

4.2 Nilai Kinerja Guru pada Siklus I... 56

4.3 Nilai Sikap Siswa pada Siklus I ... 60

4.4 Nilai Psikomotor Siswa pada Siklus I... 62

4.5 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus I ... 63

4.6 Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa pada Siklus II... 75

4.7 Nilai Kinerja Guru pada Siklus II ... 76


(16)

4.9 Nilai Psikomotor Siswa pada Siklus II ... 81

4.10 Nilai Hasil Belajar Siswa pada Aspek Kognitif Siklus I ... 83

4.11 Rekapitulasi Nilai Motivasi Belajar Siswa ... 85

4.12 Rekapitulasi Nilai Kinerja Guru ... 86

4.13 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Sikap Siswa ... 87

4.14 Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Hasil Belajar pada Aspek Sikap ... 88

4.15 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Psikomotor Siswa ... 90

4.16 Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Hasil Belajar pada Aspek Psikomotor Siswa... 91

4.17 Rekapitulasi Nilai Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Siswa ... 92

4.18 Rekapitulasi Persentase Ketuntasan Hasil Belajar pada Aspek Kognitif ... 93


(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 28

4.1 Grafik Peningkatan Motivasi Belajar Siswa. ... 85

4.2 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Kinerja Guru... 86

4.3 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Sikap Siswa ... 88

4.4 Grafik Persentase Ketuntasan Klasikal Sikap Siswa ... 89

4.5 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Psikomotor Siswa ... 90

4.6 Grafik Persentase Ketuntasan Klasikal Psikomotor Siswa ... 91

4.7 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Kognitif Siswa... 93


(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Surat-surat

1. Penelitian Pendahuluan ... 101

2. Izin Penelitian... 102

3. Keterangan Penelitian. ... 103

4. Izin Penelitian SD ... 104

5. Keterangan Penelitian SD ... 105

6. Surat Pernyataan... 106

Perangkat Pembelajaran dan Hasil Belajar Siswa 1. Silabus Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1... 108

2. Silabus Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2... 113

3. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1... 118

4. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 126

5. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2... 127

6. Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 134

7. Tes Formatif Siklus I... 135

8. Nilai Hasil Belajar Siklus I ... 139

9. Silabus Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 ... 140

10. Silabus Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 ... 144

11. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 ... 150

12. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 156

13. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 ... 157

14. Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 163

15. Tes Formatif Siklus II ... 164

16. Nilai Hasil Belajar Siklus II ... 168

Hasil Observasi Motivasi Belajar Siswa 1. Penilaian Observasi Motivasi Siswa Siklus I Pertemuan 1... 170

2. Penilaian Observasi Motivasi Siswa Siklus I Pertemuan 2... 172

3. Penilaian Observasi Motivasi Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 174

4. Penilaian Observasi Motivasi Siswa Siklus II Pertemuan 2. ... 176

Hasil Observasi Sikap Siswa 1. Lembar Observasi Sikap Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 179

2. Lembar Observasi Sikap Siswa Siklus I Pertemuan 2. ... 182

3. Lembar Observasi Sikap Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 185


(19)

Hasil Observasi Psikomotor Siswa

1. Lembar Observasi Psikomotor Siklus I Pertemuan 1 ... 192

2. Lembar Observasi Psikomotor Siklus I Pertemuan 2. ... 194

3. Lembar Observasi Psikomotor Siklus II Pertemuan 1 ... 196

4. Lembar Observasi Psikomotor Siklus II Pertemuan 2. ... 198

Hasil Observasi Kinerja Guru 1. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 1... 201

2. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I Pertemuan 2... 204

3. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 1 ... 207

4. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II Pertemuan 2. ... 210

Dokumentasi 1. Foto Kegiatan Pembelajaran ... 214


(20)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu usaha yang mencetak seseorang menjadi generasi yang berkualitas dan memiliki daya saing. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan perbaikan mutu belajar-mengajar yang tak sekedar menyampaikan materi pembelajaran, tetapi juga mentransfer nilai-nilai moral. Hal ini tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar atau terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kemampuan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Keberhasilan pendidikan akan sangat ditentukan oleh kerja sama antara komponen yang terkait didalamnya, yakni antara guru dan siswa. Dimana guru memiliki peranan yang paling besar dalam pelaksanaan pendidikan, yang mana upaya perbaikan proses pembelajaran menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh guru. Ki Gunawan (Suparlan, 2011: 17) mengungkapkan konsepsi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara, yaitu:

Anak sebagai figure sentral dalam pendidikan dengan memberikan kemerdekaan sepenuh-penuhnya untuk berkembang. Semetara itu, Guru


(21)

2

hanya membimbing dari belakang dan baru mengingatkan kalau anak sekiranya mengarah kepada sesuatu tindakan yang membahayakan (tut wuri handayani) sambil terus membangkitkan semangat dan memberikan motivasi (ing madyo mangun karso) dan selalu menjadi contoh dalam perilaku dan ucapannya (ing ngarso sung tulodho).

Dengan diberlakukannya kurikulum 2013, diharapkan dapat membenahi kualitas dalam penyelenggaraan pendidikan. Permendikbud No. 67 Tahun 2013 menyatakan bahwa kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Yang akhirnya keberhasilan implementasi kurikulum 2013 dalam pembentukan kompetensi dan karakter siswa dapat dilihat dari segi proses dan dari segi hasil (Mulyasa, 2013: 131).

Proses pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar pada kurikulum 2013 adalah menggunakan pembelajaran tematik, yaitu suatu pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema (Kunandar, 2013: 46). Beberapa mata pelajaran tersebut dilibatkan dan dikemas dalam beberapa tema untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa. Sekaligus, didalam proses pembelajarannya menggunakan pendekatan saintis yang membelajarkan siswa untuk aktif dan kreatif terlibat dalam mengenal masalah, melakukan penyelidikan untuk menemukan fakta dan mencari solusi dalam pemecahan masalah. Pendekatan yang dimaksud adalah pendekatan ilmiah (scientific approach).


(22)

3

Bukan hanya dalam proses pembelajarannya saja, penilaian yang dilakukan pada kurikulum 2013 pun berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Penilaian dilakukan secara komprehensif untuk menilai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, meliputi: ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaian yang dimaksud adalah penilaian autentik. Dalam penilaian ini, guru dapat mengetahui perkembangan siswa baik dalam proses maupun hasil belajar secara utuh.

Sebagai pengajar yang bertanggung jawab dan profesional, guru dituntut untuk selalu menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan program pembelajaran yang akan berlangsung. Tujuannya agar pembelajaran dapat berjalan efektif dan efesien, sehingga tercapainya tujuan dari pembelajaran tersebut. Oleh karena itu agar siswa dapat belajar secara aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa sehingga siswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar (Mulyasa dalam Hartono dkk, 2012: 44).

Motivasi merupakan aspek penting dalam kegiatan belajar. Karena pada prinsipnya, motivasi mempunyai korelasi positif dengan hasil belajar siswa. Siswa yang sangat termotivasi untuk belajar tentu akan mendapatkan hasil yang berbeda dengan siswa yang tidak mempunyai motivasi kuat untuk belajar. Oleh karena itu, Dalyono (Amri, 2013: 169) menyatakan bahwa motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya.


(23)

4

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan guru kelas IVB SD Negeri 1 Nunggalrejo pada tanggal 23 sampai 25 Januari 2014, diperoleh permasalahan dalam proses pembelajaran, diantaranya proses pembelajaran yang masih bersifat teacher centered. Selanjutnya, guru belum maksimal dalam menerapkan strategi pembelajaran yang menarik minat dan perhatian siswa untuk terlibat aktif dalam kegiatan belajar, hal ini menyebabkan motivasi belajar siswa rendah. Siswa cenderung pasif, dan ketika guru mengajukan pertanyaan, banyak siswa yang masih takut dalam menjawab atau mengemukakan pendapatnya. Ditemukan pula hasil belajar pada semester ganjil yang masih rendah, yakni diperoleh 43,48%, atau hanya 10 dari 23 siswa yang mencapai standar nilai minimal yaitu≥66 atau dengan kriteria baik.

Sehubungan dengan permasalahan di atas, diperlukan sebuah strategi pembelajaran yang mampu menjadikan siswa termotivasi dan lebih aktif bukan hanya sekedar memahami materi, tetapi juga melibatkan siswa didalam pembelajaran sehingga menjadi bersemangat dan aktif dalam pembelajaran. Karena keterlibatan siswa baik secara fisik maupun mental akan menimbulkan keaktifan yang optimal, sehingga dapat mempengaruhi kualitas belajar siswa. Strategi pembelajaran aktif tipe active knowledge sharing merupakan salah satu cara untuk meningkatkan dan membangun keaktifan siswa dalam proses belajarnya (Aprilianti, 2013). Penggunaan strategi ini dapat memotivasi siswa sehingga tertarik untuk mengikuti pembelajaran, karena pada awal pembelajaran siswa telah diberi motivasi berupa pertanyaan yang akan menarik perhatian siswa untuk mengikuti pembelajaran. Sehingga strategi ini


(24)

5

mampu menciptakan interaksi antara siswa dengan siswa, dan juga antara guru dengan siswa, karena siswa akan saling bertukar pengetahuan, dan guru akan membahas pendapat-pendapat yang disampaikan siswa, hal ini akan membuat suasana belajar menjadi lebih menarik.

Berdasarkan uraian di atas, perlu kiranya dilakukan perbaikan kualitas pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Penerapan Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik Kelas IVB SD Negeri 1 NunggalrejoTahun Pelajaran 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut:

1. Pembelajaran masih bersifatteacher centered.

2. Guru belum maksimal dalam menerapkan strategi pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran, hal ini menyebabkan motivasi belajar siswa di dalam mengikuti pembelajaran rendah. 3. Siswa cenderung pasif dan belum berani dalam menjawab atau

mengemukakan pendapatnya.

4. Rendahnya hasil belajar siswa, yakni hanya 43,48% yang mampu mencapai standar minimal.


(25)

6

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan strategi pembelajaran active knowledge sharing dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IVB SD Negeri 1 Nunggalrejo tahun pelajaran 2013/2014?

2. Bagaimanakah penerapan strategi pembelajaran active knowledge sharingdapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVB SD Negeri 1 Nunggalrejo tahun pelajaran 2013/2014?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IVB SD Negeri 1 Nunggalrejo tahun pelajaran 2013/2014 dengan menerapkan strategi pembelajaranactive knowledge sharing.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IVB SD Negeri 1 Nunggalrejo tahun pelajaran 2013/2014 dengan menerapkan strategi pembelajaran active knowledge sharing.


(26)

7

E. Manfaat Penelitian

Adapun hasil dari penelitian yang dilaksanakan di kelas IVB SD Negeri 1 Nunggalrejo memiliki manfaat:

1. Bagi siswa dapat meningkatkan motivasi belajar siswa agar siswa menjadi lebih aktif di dalam pembelajarannya, sehingga dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar siswa dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor melalui strategi pembelajaranactive knowledge sharing.

2. Bagi guru dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam memilih strategi pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan pada siswa sekaligus bahan masukan bagi guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga dapat menjadi guru yang profesional.

3. Bagi sekolah dapat memberikan saran atau masukan dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan mutu serta kualitas pembelajaran di SD Negeri 1 Nunggalrejo sehingga menghasilkan output yang berkualitas pula.

4. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman tentang penelitian tindakan kelas dan pembelajaran tematik menggunakan strategi pembelajaran active knowledge sharing, sehingga kelak dapat menjadi guru yang profesional.


(27)

8

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Strategi Pembelajaran

1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan diamanatkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi siswa untuk berperan secara aktif. Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Menurut Sanjaya (2007: 126), strategi diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan tertentu. Hartono (2013: 43-44) menyatakan bahwa strategi dalam dunia pendidikan diartikan sebagai sebuah proses perencanaan yang memuat serangkaian kegiatan yang telah didesain dengan baik untuk mencapai tujuan pendidikan. Sedangkan di dalam pembelajaran, strategi dilakukan guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.


(28)

9

Selanjutnya Prastowo (2013: 70) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran dapat juga diartikan sebagai ilmu atau seni dalam menggunakan sumber daya pembelajaran, sehingga kompetensi dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dan terlaksana sesuai dengan perencanaan pembelajaran.

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah sebuah rencana kegiatan yang siapkan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar agar terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif untuk tercapainya tujuan pembelajaran.

2. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

Strategi pembelajaran aktif (active learning strategy) merupakan sebuah rencana yang berisi tentang prosedur dan langkah-langkah yang didesain sedemikian rupa oleh guru untuk menyampaikan materi sehingga akan memudahkan siswa menerima dan memahami materi pembelajaran yang hasil akhir dari penggunaan strategi yang dipakai oleh guru ini adalah tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Hartono dkk. (2012: 39) mengungkapkan pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh siswa, sehingga semua siswa dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki.


(29)

10

Silbermen (2009: 116) menjelaskan bahwa pembelajaran aktif atas informasi keterampilan, dan sikap berlangsung melalui proses penyelidikan atau proses bertanya. Siswa dikondisikan dalam sikap mencari (aktif) bukan sekedar menerima (reaktif). Dengan kata lain, mereka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada mereka atau pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan sendiri. mereka mengupayakan pemecahan atas permasalahan yang diajukan oleh guru. Mereka tertarik untuk mendapatkan informasi atau menguasai keterampilan guna menyelesaikan tugas yang diberikan kepada mereka. Dan mereka dihadapkan pada persolan yang membuat mereka tergerak untuk mengkaji apa yang mereka nilai dan yakini.

Para pemerhati dan praktisi pendidikan telah banyak melakukan terobosan inovatif untuk mencari strategi dan ragam model pembelajaran yang baik dan menyenangkan sehingga siswa terlibat lebih aktif di dalam pembelajaran. Karena menurut Hartono dkk. (2012: 37) pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar. Sehingga dengan strategi pembelajaran yang aktif ini diharapkan akan tumbuh dan berkembang segala potensi yang mereka miliki sehingga pada akhirnya dapat mengoptimalkan hasil belajar mereka (Uno dan Mohamad, 2013: 10).

Gibs (Amri, 2013: 119-120) menyatakan hal-hal yang perlu dilakukan agar siswa lebih aktif dan kreatif dalam belajarnya, yaitu:

a. Dikembangkannya rasa percaya diri para siswa dan mengurangi rasa takut,

b. Memberikan kesempatan kepada seluruh siswa untuk berkomunikasi ilmiah secara bebas terarah,

c. Melibatkan siswa dalam menentukan tujuan belajar dan evaluasinya,

d. Memberikan pengawasan yang tidak terlalu ketat dan tidak otoriter,

e. Melibatkan mereka secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran secara keseluruhan.


(30)

11

Uno dan Mohamad (2013: 77) mengungkapkan strategi pembelajaran yang aktif dalam proses pembelajaran adalah siswa diharapkan aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran untuk berpikir, berinteraksi, berbuat untuk mencoba, menemukan konsep baru atau menghasilkan suatu karya. Keterlibatan siswa dapat mendorong aktivitas mereka untuk berpikir, menganalisa, dan mengaplikasikan apa yang mereka pelajari dan bukan hanya sekedar pendengar yang pasif.

Selanjutnya, Hamruni (2011: 160) mengemukakan bahwa dalam strategi pembelajaran aktif terdapat berbagai macam tipe strategi yang dapat diterapkan pada pembelajaran di kelas diantaranya the power of two, reading guide,info search,index card match,everyone is a teacher here, giving questions getting answers, active knowledge sharing, dan student questions have.

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif merupakan seperangkat rencana yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran dengan melibatkan siswa secara aktif di dalam pembelajaran agar tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam hal ini peneliti memilih salah satu strategi, yaitu active knowledge sharing yang diharapkan dapat digunakan dengan tepat dalam proses belajar di kelas.


(31)

12

3. Strategi PembelajaranActive Knowledge Sharing

3.1 Pengertian StrategiActive Knowledge Sharing

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan pemberian stimulus-stimulus kepada siswa. Menurut Hartono, dkk (2012: 33) dalam pandangan psikologi modern, belajar bukan hanya sekadar menghafal sejumlah fakta atau informasi, akan tetapi peristiwa mental dan proses berpengalaman. Keterlibatan siswa secara fisik maupun mental dalam proses pembelajaran akan menimbulkan keaktifan yang optimal dan akhirnya dapat mempengaruhi hasil belajarnya.

Strategi pembelajaran active knowledge sharing atau berbagi pengetahuan secara aktif merupakan salah satu strategi yang dapat membawa siswa untuk siap belajar materi pelajaran dengan cepat. Strategi ini dapat digunakan untuk melihat tingkat kemampuan siswa dan membentuk kerjasama tim. Strategi ini dapat dilakukan pada hampir semua mata pelajaran (Zaini, 2007: 22).

Strategi active knowledge sharing yang dilakukan antar siswa merupakan suatu strategi yang dapat diterapkan dalam membahas materi yang diberikan oleh guru pada proses pembelajaran sehingga membuat siswa memiliki pengetahuan yang lebih luas mengenai materi yang mereka terima, selain itu sikap sosial mereka dapat terlatih dengan baik dikarenakan adanya sikap saling menghargai pendapat antar siswa dalam diskusi kelompok dan dalam mengemukakan pendapat sehingga pembelajaran menjadi lebih aktif dan bermakna bagi siswa.


(32)

13

Sedangkan Sutaryo (2008: 21) menjelaskan bahwa strategi active knowledge sharing merupakan sebuah strategi pembelajaran dengan memberikan penekanan kepada siswa untuk saling membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahui teman lainnya. Artinya bahwa siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan disilahkan untuk mencari jawaban dari teman yang mengetahui jawaban tersebut dan siswa yang mengetahui jawabannya ditekankan untuk membantu teman yang kesulitan. Penggunaan strategiactive knowledge sharingmembuat siswa semakin aktif dan lebih mengoptimalkan potensi yang ada di dalam dirinya. Siswa dapat menggunakan gaya belajar yang dimiliki dalam proses pembelajaran. Karena pada strategi ini siswa yang akan menentukan bagaimana cara siswa belajar.

Dari penjelasan di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran active knowledge sharing adalah strategi yang menjadikan siswa menjadi lebih aktif dalam pembelajaran. Karena dalam strategi ini siswa di ajak untuk saling berbagi pengetahuan dan membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahui oleh temannya.

3.2 Langkah-Langkah StrategiActive Knowledge Sharing

Adapun secara umum langkah-langkah dalam menerapkan active knowledge sharingmenurut Zaini (2007: 22), yaitu:

a. Guru membuat pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang akan diajarkan. Pertanyaan berupa soal uraian.


(33)

14

b. Guru meminta siswa untuk menjawab berbagai pertanyaan dengan sebaik-baiknya yang mereka bisa.

c. Guru meminta semua siswa untuk berkeliling mencari teman yang dapat membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahui atau diragukan jawabannya. Guru menekankan pada siswa untuk saling membantu.

d. Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk masing-masing. Kemudian guru memeriksa jawaban mereka. Pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh siswa, diulas dan dijawab oleh guru bersama siswa.

e. Kemudian jawaban-jawaban yang muncul digunakan sebagai jembatan untuk mengenalkan topik-topik yang penting di kelas.

3.3 Kelebihan dan Kelemahan StrategiActive Knowlegde Sharing

Strategi pembelajaran active knowledge sharing memiliki kelebihan dan kelemahan ketika diimplementasikan pada proses pembelajaran. Adapun kelebihan penggunaan strategi active knowledge sharing menurut Daris (http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-daris-285-2-babii.pdf) antara lain:

a). Adanya kolaborasi melibatkan siswa bukan hanya mental tetapi juga melibatkan fisik.

b). Memberikan tekanan dan efek sosial dari belajar aktif dengan strategiactive knowledge sharing.


(34)

15

c). Adanya motivasi siswa untuk berinteraksi sesama siswa secara langsung yang dapat membantu meningkatkan prestasi.

Sedangkan kelemahan strategiactive knowledge sharingantara lain: a). Aktivitas siswa menjadikan di kelas ramai

b). Jumlah siswa yang besar dalam satu kelas menjadikan guru kurang maksimal untuk mengamati kegiatan belajar.

c). Guru dituntut bekerja keras untuk menyiapkan alat pembelajaran antara lain soal dan lembar jawab.

d). Memerlukan waktu dan biaya yang banyak dalam mempersiapkan maupun melaksanakan pembelajaran.

B. Belajar

1. Pengertian Belajar

Kegiatan pokok yang terdapat dalam proses pendidikan di sekolah adalah belajar. Ada beberapa pandangan tentang belajar diantaranya menurut Sudjana (2009 : 28) bahwa:

Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang ada pada individu.

Pengertian belajar menurut Winkel (Susanto, 2013: 4) adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi aktif antara seseorang dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam


(35)

16

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap yang bersifat relatif konstan dan berbekas.

Belajar merupakan proses aktif dari pembelajar dalam membangun pengetahuannya. Proses belajar terjadi ketika kita memperoleh sesuatu dari yang ada di lingkungan sekitar. Sementara itu, Sanjaya (2008: 229) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses aktivitas mental seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya, sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku yang bersifat positif, baik perubahan dalam aspek pengetahuan, afeksi, maupun psikomotorik.

Amri (2013: 36) menyatakan bahwa dalam teori belajar konstruktivisme guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi juga memberikan kesempatan siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri. Para ahli konstruktivisme memandang belajar sebagai hasil dari konstruksi mental. Para siswa belajar dengan mencocokkan informasi baru yang mereka peroleh bersama-sama dengan apa yang telah mereka ketahui. Siswa akan dapat belajar dengan baik jika mereka mampu mengaktifkan konstruk pemahaman mereka sendiri (Asrori, 2009: 28).

Kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok dalam proses pendidikan di sekolah. Siswa yang akan menjadi penentu terjadi atau tidaknya proses belajar. Interaksi yang terjadi merupakan proses transfer ilmu pengetahuan dan sebagainya sebagai kegiatan belajar di sekolah.


(36)

17

Berdasarkan pengertian belajar yang telah dikemukakan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah segala kegiatan yang dilakukan siswa untuk memperoleh dan membangun pengetahuan sehingga menghasilkan perubahan dalam baik dalam aspek pengetahuan, afeksi, serta psikomotorik.

2. Pengertian Motivasi Belajar

Dalam melakukan setiap kegiatan untuk mencapai hasil yang baik dibutuhkan dorongan baik dalam diri maupun dari luar. Dorongan inilah yang disebut dengan motivasi. Asrori (2009: 183) mendefinisikan motivasi sebagai: (1) dorongan yang timbul pada diri seseorang, secara disadari atau tidak disadari, untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu; (2) usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang ingin dicapai. Demikian halnya di dalam pembelajaran. Motivasi memiliki peranan penting, baik dalam proses maupun pencapaian hasil dari pembelajaran.

Sardiman (2011: 75) menjelaskan bahwa dalam kegiatan belajar, motivasi dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Hal ini berarti dorongan atau motivasi untuk belajar bukan hanya keinginan dari dalam


(37)

18

diri siswa tersebut (intrinsik) tetapi motivasi yang berasal dari luar (ekstrinsik) juga berperan dalam memotivasi siswa untuk belajar.

Uno dan Mohamad (2013: 38) mengemukakan bahwa tugas utama guru adalah menciptakan suasana kelas sedemikian rupa agar terjadi interaksi belajar-mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Menurut Nashar (2004: 38) melalui proses pembelajaran akan berkembang secara sempurna atau tercapai hasil yang optimal bila guru maupun siswa terlibat aktif dan memiliki motivasi tinggi. Karena menurut Dalyono (Amri, 2013: 169) motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan. Sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya.

Motivasi sangat diperlukan bagi terciptanya proses pembelajaran di kelas secara efektif. Siswa yang termotivasi untuk belajar, akan berusaha mempelajarinya dengan tekun, dengan harapan akan mendapatkan hasil yang baik. Keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari motivasi yang ditunjukkan siswa saat pembelajaran berlangsung. Indikator motivasi menurut Sudjana (2010: 61) yaitu: (1) minat dan perhatian siswa terhadap pelajaran, (2) semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya, (3) tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya, (4) reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru, dan (5) rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan.


(38)

19

Berdasarkan yang telah dikemukakan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa motivasi belajar adalah dorongan baik dari dalam (intrinsik) maupun dari luar (ekstrinsik) yang menyebabkan siswa belajar terhadap sesuatu dengan baik dan sungguh-sungguh agar memperoleh hasil yang baik.

3. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui tingkat penguasaan suatu bahan atau materi yang sudah pelajari dan di ajarkan. Adanya perubahan dari kegiatan belajar siswa di sekolah akan tampak dalam prestasi belajar siswa, tes atau tugas yang diberikan oleh guru.

Kunandar (2013: 62) berpendapat bahwa hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu, baik kognitif, afektif (sikap) maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Hasil belajar pada aspek kognitif adalah pencapaian atau penguasaan siswa dalam aspek pengetahuan yang meliputi ingatan atau hafalan, pemahaman, penerapan atau aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi (Kunandar, 2013: 159).Sedangkan pada aspek sikap dapat dilihat dan dinilai dari perilaku disiplin, santun, peduli, toleransi dan bekerja sama setelah proses belajar. Selain itu, penilaian hasil belajar pada psikomotor siswa menurut Sudjana (2010: 32) meliputi beberapa aspek, meliputi: (1) menyampaikan ide atau pendapat, (2) melakukan interaksi dengan teman


(39)

20

saat berdiskusi, (3) mengangkat tangan dan bertanya pada guru, (4) mencari tahu dalam menemukan jawaban atas soal yang diberikan, dan (5) melakukan komunikasi antara siswa dengan guru. Secara sederhana, hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar (Susanto, 2013: 5).

Sementara itu, Sudjana (dalam Susanto, 2013: 15), mengemukakan bahwa hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yakni faktor dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan siswa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang diperoleh siswa setelah melakukan proses belajar. Perubahan tersebut meliputi pengetahuan, sikap , dan keterampilan.

C. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran merupakan upaya yang untuk menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa agar terjadinya interaksi yang optimal baik antara guru dengan siswa maupun antar siswa.


(40)

21

Dengan diberlakukannya kurikulum 2013, maka model pembelajaran di kelas berbeda. Beberapa mata pelajaran dilibatkan dan disatukan dalam suatu tema tertentu (tematik). Jika dalam kurikulum sebelumnya pembelajaran tematik hanya diterapkan untuk kelas awal sekolah dasar, maka dalam kurikulum 2013 ini pembelajaran tematik akan diterapkan di setiap kelas.

Menurut Suryosubroto (2009: 133) pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam 3 (dua) hal, yaitu integrasi sikap, kemampuan/keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran serta pengintegrasian berbagai konsep dasar yang berkaitan.

Selanjutnya Rusman (2012: 254) menyatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan autentik. Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi siswa.


(41)

22

2. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik

Menurut Suryosubroto (2009: 136-137) pelaksanaan pembelajaran tematik memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

a. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa. b. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan siswa.

c. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.

d. Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain

Sementara itu, Indrawati (dalam Trianto, 2009: 90) mengemukakan selain kelebihan atau keunggulan yang dimiliki, pembelajaran tematik juga memiliki keterbatasan, terutama dalam pelaksanaannya, yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih banyak menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja.

3. Pendekatan Ilmiah (Scientific Approach) dalam Pembelajaran Tematik

Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengisyaratkan tentang proses pembelajaran yang dipandu dengan kaidah-kaidah pendekatan ilmiah. Upaya ini disebut-sebut sebagai ciri khas dari keberadaan kurikulum 2013. Dimana dalam


(42)

23

pembelajarannya harus menyentuh tiga ranah, yaitu sikap (attitude), keterampilan (skill), dan pengetahuan (knowledge). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

Hasil akhir yang diharapkan dari proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills). Aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan ini dikembangkan melalui pembelajaran tematik yang dilaksanakan dengan pendekatan ilmiah.

Kemendikbud (2013: 4) mengemukakan bahwa pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan,dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Tujuh aktivitas belajar tersebut merupakan aktivitas dalam mengembangkan keterampilan berpikir untuk mengembangkan ingin tahu siswa. Dengan itu diharapkan siswa termotivasi untuk mengamati fenomena yang terdapat di sekitarnya, mencatat atau mengidentifikasi fakta, lalu merumuskan masalah yang ingin diketahuinya dalam pernyataan menanya. Dari langkah ini diharapkan siswa mampu merumuskan masalah atau merumuskan hal yang ingin diketahuinya.


(43)

24

Berdasarkan pengertian di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pendekatan ilmiah merupakan suatu pendekatan yang menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian.

4. Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Tematik

Depdiknas (dalam Trianto, 2009: 221) mengemukakan penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar.

Penilaian yang memiliki relevansi terhadap pembelajaran tematik dan pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sekaligus menjadi penekanan pada kurikulum 2013 adalah penilaian autentik (autentic assesment). Menurut Kunandar (2013: 35) penilaian autentik adalah kegiatan menilai siswa yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi atau Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar. Hal ini berarti guru bukan hanya menilai pada hasilnya saja, tetapi juga sikap, keterampilan, dan pengetahuannya.


(44)

25

Selanjutnya Kunandar (2013: 42) menyatakan bahwa dalam melakukan penilaian autentik ada tiga hal yang harus diperhatikan guru, yakni:

a. Autentik dari instrumen yang digunakan. Artinya dalam melakukan penilaian autentik guru perlu menggunakan instrumen yang bervariasi (tidak hanya satu instrumen) yang disesuaikan dengan karakteristik atau tuntutan kompetensi yang ada di kurikulum

b. Autentik dari aspek yang diukur. Artinya, dalam melakukan penilaian autentik guru perlu menilai aspek-aspek hasil belajar secara komprehensif yang meliputi kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan

c. Autentik dari aspek kondisi peserta didik. Artinya, dalam melakukan penilaian autentik guru perlu menilai input (kondisi awal) peserta didik, proses (kinerja dan aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar), dan output (hasil pencapaian kompetensi, baik sikap, pengetahuan, maupun keterampilan yang dikuasai atau ditampilkan peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar)

Penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual, memungkinkan siswa untuk menunjukkan kompetensi mereka dalam pengaturan yang lebih autentik. Karenanya, penilaian autentik sangat relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembelajaran, khususnya jenjang sekolah dasar atau untuk mata pelajaran yang sesuai.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa penilaian autentik merupakan penilaian atas perkembangan siswa yang menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau belum dimiliki oleh siswa untuk kemudian dilakukan tindakan lebih lanjut.


(45)

26

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut “Apabila dalam pembelajaran tematik menerapkan strategi pembelajaran active knowledge sharing dengan memperhatikan langkah-langkah yang tepat, maka akan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas IVB SD Negeri 1 Nunggalrejo Tahun Pelajaran 2013/2014”.


(46)

27

III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) atau dikenal dengan classroom action research, yaitu suatu penelitian tindakan yang dilakukan dalam kelas (Wardhani, 2004: 3). Sedangkan Arikunto (2006: 58) mengemukakan penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Dalam hal ini guru melakukan penelitian dengan berkolaborasi untuk memecahkan permasalahan pembelajaran yang dihadapi di kelas melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus, di mana siklus ini tidak hanya berlangsung satu kali, tetapi beberapa kali hingga tercapai tujuan pembelajaran di kelas. Daur ulang dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan tindakan (planning), melaksanakan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observer and evaluation), dan melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (Hopkins dalam Arikunto, 2006: 105).


(47)

28

Siklus dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas. (diadopsi dari Arikunto 2007: 74)

B. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif partisipatif antara peneliti dengan guru kelas IVB SD Negeri 1 Nunggalrejo. Subjek penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas IVB SD Negeri 1 Nunggalrejo dengan jumlah siswa 23 orang yang terdiri 12 orang perempuan dan 11 orang laki-laki.

2. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IVB SD Negeri 1 Nunggalrejo. Jalan raya Nunggalrejo Kecamatan Punggur Lampung Tengah.

Perencanaan Siklus I

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi

Perencanaan Siklus II

Pengamatan

Pelaksanaan Refleksi


(48)

29

3. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014, yang dimulai dari bulan Februari sampai dengan bulan Juni selama kurang lebih 5 bulan. Kegiatan penelitian dimulai dari perencanaan sampai penelitian laporan hasil penelitian.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti mengunakan teknik pengumpulan data yaitu dengan teknik tes dan teknik non tes.

1. Teknik tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individual atau kelompok (Arikunto, 2006: 150). Dalam penelitian ini, tes dilaksanakan setiap akhir siklus. Guru memberikan beberapa pertanyaan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh data hasil belajar siswa setelah pemberian tindakan dengan strategi pembelajaranactive knowledge sharing.

2. Teknik non tes

Teknik nontes yang digunakan yaitu observasi. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru, motivasi, sikap dan psikomotor siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe active knowledge sharing. Lembar observasi disusun dan diisi oleh


(49)

30

observer dengan cara memberi tanda checklist pada saat berlangsungnya pembelajaran.

D. Alat Pengumpul Data

Penelitian ini menggunakan beberapa alat pengumpulan data, hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang komprehensif dan valid, yang dapat mendukung keberhasilan dalam penelitian ini. Alat yang digunakan antara lain:

1. Lembar observasi, instrumen ini dirancang peneliti berkolaborasi dengan guru kelas. Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengetahui kinerja guru serta motivasi, sikap, dan psikomotor siswa selama pelajaran berlangsung.

2. Tes Hasil Belajar, berupa post-test, instrumen ini digunakan untuk menjaring data mengenai peningkatan hasil belajar siswa khususnya mengenai penguasaan terhadap materi yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaranactive knowledge sharing.

E. Teknik Analisis Data

1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif akan digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses yaitu: data motivasi, sikap, dan psikomotor siswa dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung.


(50)

31

a. Motivasi belajar

Tabel 3.1 Aspek Motivasi Belajar

No. Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4

1. Minat dan perhatian siswa terhadap pembelajaran

2. Semangat siswa untuk melakukan tugas-tugas belajarnya

3. Tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas-tugas belajarnya 4. Reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru

5. Rasa senang dan puas dalam mengerjakan tugas yang diberikan Kriteria skor:

1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik

4 = Sangat Baik

Nilai motivasi belajar siswa diperoleh dengan rumus: x

SM R

N 100

Keterangan:

N = nilai yang dicari atau diharapkan R = skor yang diperoleh

SM = skor maksimum 100 = bilangan tetap

(Adaptasi dari Purwanto, 2009: 102) Tabel 3.2 Kategori Motivasi

No. Rentang nilai Kategori

1 0–20 Sangat kurang

2 21–40 Kurang

3 41–60 Cukup

4 61–80 Baik

5 81–100 Sangat baik


(51)

32

b. Kinerja guru

Tabel 3.3 Aspek Kinerja Guru

No Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4 5

1.

Kegiatan Pendahuluan a. Apersepsi dan motivasi b. Penyampaian kompetensi

dan rencana kegiatan

2.

Kegiatan Inti

a. Penguasaan materi pelajaran b. Penerapan strategi

pembelajaran aktif yang mendidik

c. Penerapan pendekatan scientific

d. Penerapan pembelajaran tematik terpadu

e. Pemanfaatan sumber belajar/media dalam pembelajaran

f. Pelibatan peserta didik dalam pembelajaran g. Penggunaan bahasa yang

benar dan tepat dalam pembelajaran

3. Kegiatan Penutup

a. Penutup pembelajaran Kriteria skor:

1 = Sangat Kurang 2 = Kurang Baik 3 = Cukup Baik 4 = Baik

5 = Sangat Baik

Nilai kinerja guru diperoleh dengan rumus: x

SM R

N 100

Keterangan:

N = nilai yang dicari atau diharapkan R = skor yang diperoleh

SM = skor maksimum 100 = bilangan tetap


(52)

33

Tabel 3.4 Kategori Kinerja Guru

Peringkat Nilai

Amat baik (A) 91–100

Baik (B) 76–90

Cukup (C) 61–75

Kurang (K) ≤ 60

(Adaptasi dari Kemendikbud, 2013: 31) c. Sikap (afektif)

Tabel 3.5 Aspek Sikap Siswa

No. Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4

1.

Disiplin

a.Membiasakan hadir tepat waktu b.Patuh pada tata tertib bersama/sekolah c.Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai

dengan waktu yang ditentukan

d.Tertib dalam menerapkan aturan penulisan yang baku.

2.

Santun

a.Menghormati orang yang lebih tua b.Tidak berkata kotor, kasar dan takabur c.Mengucapkan terima kasih setelah menerima

bantuan dari orang lain

d.Meminta ijin ketika akan keluar saat pelajaran berlangsung

3.

Peduli

a.Berempati kepada sesama teman kelas b.Memelihara lingkungan kelas

c.mengingatkan pekerjaan teman yang kurang tepat

d.Memiliki keinginan untuk tahu

4.

Toleransi

a.Menghormati teman yang berbeda suku, agama, ras, budaya dan gender

b.Tidak mengganggu teman yang berbeda pendapat

c.Dapat menerima kekurangan orang lain d.Dapat memaafkan kesalahan orang lain

5.

Bekerja Sama

a.Bersedia membantu teman tanpa mengharap imbalan

b.Aktif dalam kerja kelompok

c.Mendahulukan kepentingan kelompok daripada kepentingan pribadi

d.Membagi tugas kepada teman dalam diskusi/ tidak mendominasi


(53)

34

Tabel 3.6 Rubrik Penilaian pada Aspek Sikap Siswa

Nilai

Angka Nilai Mutu Keterangan

1 Kurang Jika hanya satu poin, pada aspek yang diamati yang muncul selama pengamatan

2 Cukup Jika hanya dua poin, pada aspek yang diamati yang muncul selama pengamatan

3 Baik Jika hanya tiga poin, pada aspek yang diamati yang muncul selama pengamatan

4 Sangat Baik Jika empat poin, pada aspek yang diamati yang muncul selama pengamatan

Nilai sikap siswa diperoleh dengan rumus: x

SM R

N 100

Keterangan:

N = nilai yang dicari atau diharapkan R = skor yang diperoleh

SM = skor maksimum 100 = bilangan tetap

(Adaptasi dari Purwanto, 2009: 102) Tabel 3.7 Kategori Sikap Siswa

Nilai

Predikat Kategori

Skala

86–100 A

Sangat Baik

81–85

A-76–80 B+

Baik

71–75 B

66–70

B-61–65 C+

Cukup

56–60 C

51–55

C-46–50 D+

Kurang

0–45 D


(54)

35

d. Psikomotor

Tabel 3.8 Aspek Psikomotor Siswa

No. Aspek yang diamati Skor

1 2 3 4

1. Menyampaikan ide atau pendapat 2. Melakukan interaksi dengan teman

saat berdiskusi

3. Mengangkat tangan dan bertanya kepada guru

4. Mencari tahu dalam menemukan jawaban atas soal yang diberikan 5. Melakukan komunikasi antara

siswa dengan guru Kriteria skor:

1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik

4 = Sangat Baik

Nilai psikomotor siswa diperoleh dengan rumus: 100

SM R

N x

Keterangan:

N = nilai yang dicari atau diharapkan R = skor yang diperoleh

SM = skor maksimum 100 = bilangan tetap

(Adaptasi dari Purwanto, 2009: 102)

Tabel 3.9 Kategori Hasil Belajar Psikomotor

Nilai

Predikat Kategori

Skala 0100

86–100 A

Sangat Baik

81–85

A-76–80 B+

Baik

71–75 B


(55)

B-36

Nilai

Predikat Kategori

Skala 0-100

61–65 C+

Cukup Baik

56–60 C

51–55

C-46–50 D+

Kurang Baik

0–45 D

(Modifikasi dari Kemendikbud, 2013: 131)

2. Analisis Kuantitatif

Digunakan untuk mengetahui kemajuan hasil belajar siswa terhadap penguasaan materi yang telah dipelajari. Nilai tes hasil belajar siswa diperoleh dari tes pada setiap siklus.

a. Nilai individual diperoleh menggunakan rumus: S = R

N x 100 Keterangan

S = nilai yang dicari R = skor yang diperoleh N = skor maksimum dari tes 100= bilangan tetap

(Diadopsi dari Purwanto, 2008: 112) Tabel 3.10 Kriteria Ketuntasan Belajar

Nilai

Predikat Kategori

Skala

86–100 A

Sangat Baik

81–85

A-76–80 B+

Baik

71–75 B

66–70

B-61–65 C+

Cukup

56–60 C

51–55

C-46–50 D+

Kurang

0–45 D


(56)

37

b. Nilai rata-rata hasil belajar diperoleh dengan rumus: x = x

N

Keterangan:

 =Nilai rata-rata yang dicari

x =Jumlah nilai N =Aspek yang dinilai

(diadopsi dari Sudjana, 2010: 109) c. Nilai klasikal

P = siswa yang tuntas belajar

siswa x 100%

Tabel 3.11 Kriteria Tingkat Ketuntasan Belajar Siswa dalam Persen (%)

No. Tingkat Keberhasilan Keterangan

1. 86–100 Sangat Tinggi

2. 71–85 Tinggi

3. 56–70 Sedang

4. 41–55 Rendah

5. 26–40 Sangat Rendah

(Adaptasi dari Aqib, dkk 2009: 41)

F. Indikator Keberhasilan

Segi proses pembentukan kompetensi dan karakter dikatakan berhasil dan berkualitas apabila setidak-tidaknya sebagian besar (75%) siswa terlibat secara aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran (Mulyasa, 2013: 13).


(57)

38

Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila ≥75% dari jumlah keseluruhan siswa mencapai standar nilai minimal yaitu 66 atau dengan kriteria baik, serta adanya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa secara klasikal pada setiap siklusnya.

G. Prosedur Penelitian

SIKLUS I

Pada siklus I dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Dan pada akhir siklus diadakan tes akhir (post test).

1. Perencanaan

a. Melakukan diskusi dengan guru kelas mengenai materi pembelajaran yaitu pada tema tempat tinggalku subtema lingkungan tempat tinggalku.

b. Menyusun perangkat pembelajaran meliputi: pemetaan, silabus, dan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) secara kolaboratif antara peneliti dan guru sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar yang akan di ajarkan.

c. Menyiapkan lembar kerja siswa, lembar panduan observasi motivasi, sikap, psikomotor dan kinerja guru

2. Pelaksanaan

Tindakan yang dilakukan dalam pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:


(58)

39

a. Kegiatan awal

1) Guru memberikan salam dan mengajak siswa untuk berdoa. 2) Guru mengondisikan siswa agar siap belajar.

3) Guru mengabsen siswa.

4) Guru menyampaikan apersepsi. b. Kegiatan inti

1) Siswa mengamati gambar peta Pulau Papua yang ada di buku siswa dan membaca teks bacaannya.

2) Siswa menuliskan batas-batas pulau Papua di buku siswa. 3) Siswa mendiskusikan jawaban dalam kelompoknya.

4) Siswa bereksplorasi mengenai arah (utara, selatan, timur, dan barat)

5) Siswa menentukan arah mata angin berdasarkan arah yang ditunjukkan oleh tangan kanan dan kiri.

6) Guru memberikan informasi yang berkaitan dengan materi yang di ajarkan.

7) Siswa diberikan kesempatan untuk mendiskusikan materi yang diberikan oleh guru dengan teman sekelompoknya.

8) Siswa ditugasi untuk menceritakan lingkungan tempat tinggalnya. Hal-hal yang harus ada dalam dalam cerita adalah batas wilayah, mata pencaharian, hasil bumi, lagu daerah, kebiasaan atau yang lainnya.

9) Guru mendorong siswa untuk aktif memberikan pendapat dan menemukan jawaban dari setiap pertanyaan.


(59)

40

10) Guru meminta siswa untuk berkeliling mencari teman yang dapat membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahuinya. Dalam hal ini guru menekankan siswa untuk saling membantu. 11) Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk

masing-masing dan menginformasikan jawaban siswa.

12) Berdasarkan jawaban-jawaban tersebut siswa menentukan topik-topik penting dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. c. Kegiatan akhir

1) Dengan bimbingan guru, siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan.

2) Guru memberikan tes siklus I untuk menguji ketercapaian siswa setelah pembelajaran.

3) Guru menyampaikan pesan moral agar siswa senantiasa berdoa dan bersyukur atas anugerah Tuhan Yang Maha Esa. 4) Guru mengucapkan salam dan doa penutup.

3. Observasi

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Aspek-aspek yang diamati adalah perilaku siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang disiapkan adalah lembar observasi motivasi, sikap dan keterampilan siswa serta kinerja guru. Kegiatan observasi ini dilakukan secara langsung oleh teman sejawat, dan peneliti selama berlangsungnya pembelajaran.


(60)

41

4. Analisis dan Refleksi

Hasil observasi dan tes hasil belajar kemudian dianalisis untuk dijadikan bahan refleksi yang digunakan sebagai acuan untuk membuat perencanaan/pertemuan siklus berikutnya.

SIKLUS II

Pada akhir siklus I telah dilakukan refleksi oleh tim peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus II. Adapun pelaksanaan pada siklus II ini meliputi:

1. Perencanaan

Secara umum perencanaan pada siklus II hampir sama dengan perencanaan siklus I. Namun pada siklus II, peneliti merancang perbaikan untuk proses pembelajaran pada siklus II berdasarkan refleksi pada siklus I.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan dalam siklus II dilakukan sama dengan pada siklus I. Pada tahap ini pembelajaran dilanjutkan pada sub tema 2 yaitu ”Keunikan daerah tempat tinggalku” dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipeactive knowledge sharing.

a. Kegiatan awal

1) Guru memberikan salam dan mengajak siswa untuk berdoa. 2) Guru mengondisikan siswa agar siap belajar.

3) Guru mengabsen siswa.


(61)

42

b. Kegiatan inti

1) Siswa mengamati gambar yang terdapat pada buku siswa. 2) Guru memberikan informasi yang berkaitan dengan materi

yang di ajarkan.

3) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang ingin ditanyakan lebih lanjut tentang materi yang sedang di ajarkan.

4) Siswa mengamati dan memberikan pendapatnya tentang gambar kepadatan penduduk Jakarta.

5) Siswa mengamati dan berdiskusi tentang cara pengolahan sampah.

6) Guru mengajak siswa untuk berfikir kritis dengan mengajukan beberapa pertanyaan.

7) Guru mendorong siswa untuk aktif memberikan pendapat dan menemukan jawaban dari setiap pertanyaan.

8) Guru meminta siswa untuk berkeliling mencari teman yang dapat membantu menjawab pertanyaan yang tidak diketahuinya. Dalam hal ini guru menekankan siswa untuk saling membantu. 9) Guru meminta siswa untuk kembali ke tempat duduk

masing-masing dan menginformasikan jawaban siswa.

10) Siswa menentukan topik-topik penting dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan.

c. Kegiatan akhir


(62)

43

pembelajaran yang telah dilaksanakan.

2) Guru memberikan tes siklus I untuk menguji ketercapaian siswa setelah pembelajaran.

3) Guru menyampaikan pesan moral agar siswa senantiasa berdoa dan bersyukur atas anugerah Tuhan Yang Maha Esa. 4) Guru mengucapkan salam dan doa penutup.

3. Observasi

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Aspek-aspek yang diamati adalah perilaku siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang disiapkan adalah lembar observasi motivasi, sikap dan keterampilan siswa serta kinerja guru. Kegiatan observasi ini dilakukan secara langsung oleh teman sejawat, dan peneliti selama berlangsungnya pembelajaran.

4. Analisis dan Refleksi

Hasil observasi dan tes hasil belajar pada siklus II dianalisis di jadikan bahan refleksi yang digunakan untuk menentukan dilaksanakan atau tidaknya tindakan pada siklus III. Jika pada siklus II belum mencapai target yang diharapkan, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus III.


(63)

95

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas IVB SD Negeri 1 Nunggalrejo, dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan strategi pembelajaran active knowledge sharing dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil pembahasan, nilai rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus I adalah 51,19 dengan kategori cukup, dan pada siklus II meningkat menjadi 68,26 dengan kategori baik. 2. Penerapan strategi pembelajaran active knowledge sharing pada

pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik pada aspek sikap, psikomotor maupun kognitif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian tindakan kelas yang menunjukkan persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada aspek sikap pada siklus I adalah sebesar 52,17% dan pada siklus II sebesar 78,26%, sedangkan untuk aspek psikomotor pada persentase yang dicapai pada siklus I adalah 52,17% dan pada siklus II adalah 82,61%. Demikian pula hasil belajar kognitif siswa persentase ketuntasan pada siklus I adalah 65,21% dengan nilai rata-rata siswa 63,48, dan pada siklus II 82,61% dengan nilai rata-rata 69,78.


(64)

96

B. Saran

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan, maka terdapat beberapa saran yang akan peneliti sampaikan, yaitu:

1. Bagi Siswa

Siswa hendaknya selalu aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga dapat mempermudah memahami materi pembelajaran dan hasil belajar dapat meningkat.

2. Bagi Guru

Guru hendaknya dapat menggunakan strategi active knowledge sharing dan menggunakan media dalam pembelajaran, sehingga dapat membuat siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran. Selain itu, guru hendaknya dapat lebih memperhatikan dalam pemilihan strategi atau model pembelajaran yang sesuai dalam menyampaikan materi.

3. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah perlu melakukan arahan dan sosialisasi kepada guru untuk berinovasi dalam pembelajaran tentang penggunaan media pembelajaran dan strategi lainnya untuk menambah wawasan dan kemampuan guru dalam pembelajaran

4. Bagi Peneliti Lanjutan

Penggunaan strategi active knowledge sharing dapat digunakan sebagai acuan dan bukan merupakan satu-satunya strategi dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti harus terus mencoba dan melaksanakan serta memperbaiki kekurangan-kekurangan agar menerapkan strategi lainnya yang dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.


(65)

97

DAFTAR PUSTAKA

Amri, S. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. PT Prestasi Pustakaraya. Jakarta.

Aprilianti, Fitria. 2013. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn Melalui Metode Active Knowledge Sharing.Jurnal PPKn Online. http://skripsippknunj.org// diakses pada tanggal 1 Februari 2014 @ 13.30.

Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, & TK. Yrama Widya. Bandung.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2006.Penelitian Tindakan Kelas.Bumi Aksara.Jakarta. Asrori, M. (2009).Psikologi Pembelajaran. CV Wacana Prima. Bandung.

. 2007.Menejemen penelitian. Rineka cipta. Jakarta.

Daris. 2013. Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing. http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-daris-285-2-babii.pdf diakses pada tanggal 1 Februari 2014 @ 13.30

Depdikbud. 2013.Teknik Penilaian di SD. Ditjen Dikti Depdiknas. Jakarta. Hartono, Sri Murhayati, Helmiati, Promadi, Zulhidah dan Akbarizan. 2012.

PAIKEM; Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan. ZANAFA PUBLISHING. Riau.

Hartono, R. 2013. Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. DIVA Press. Jogyakarta.


(66)

98

Kemendikbud. 2013. Kerangka Dasar Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar . Jakarta

.2013. Panduan Teknis Penilaian di Sekolah Dasar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. Jakarta

Kunandar, 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013).Rajawali Pers. Jakarta.

Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Nashar. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran. Delia Press.Jakarta.

Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang perubahan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Permendikbud No. 65 Tahun 2013Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permendikbud No. 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Prastowo, A. 2013.Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Diva Press. Jogyakarta. Purwanto, N. 2009.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosdakarya.

Bandung.

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Prenada Media Group. Jakarta.

2008. Kurikulum dan Pembelajaran; Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Media Group. Jakarta.


(67)

99

Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta.

Silberman, Mel. 2009. Active Learning:101 cara siswa belajar aktif. Penerbit Nusamedia. Jakarta.

Sudjana, N. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Yrama Widya.

. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Suparlan. 2011. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Suryosubroto. 2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta. Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana

Prenada Media Group. Jakarta.

Sutaryo. 2008.Pembelajaran Model PAKEM Strategi Active Knowledge Sharing. KKGPAI. Jawa Timur.

Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. PT Prestasi Pustakaraya. Jakarta.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003,Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta.

Universitas Lampung. 2009. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Uno, Hamzah dan Nurdin Mohamad. 2013. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM; Pembelajaran Aktif, inovatif, lingkungan, kreatif, Efektif, Menarik. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Wardhani, IGAK, dkk. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.

Zaini, Hisyam. dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Pustaka Insan Madani. Yogyakarta.


(1)

3) Guru menyampaikan pesan moral agar siswa senantiasa berdoa dan bersyukur atas anugerah Tuhan Yang Maha Esa. 4) Guru mengucapkan salam dan doa penutup.

3. Observasi

Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Aspek-aspek yang diamati adalah perilaku siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang disiapkan adalah lembar observasi motivasi, sikap dan keterampilan siswa serta kinerja guru. Kegiatan observasi ini dilakukan secara langsung oleh teman sejawat, dan peneliti selama berlangsungnya pembelajaran.

4. Analisis dan Refleksi

Hasil observasi dan tes hasil belajar pada siklus II dianalisis di jadikan bahan refleksi yang digunakan untuk menentukan dilaksanakan atau tidaknya tindakan pada siklus III. Jika pada siklus II belum mencapai target yang diharapkan, maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus III.


(2)

V. KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas IVB SD Negeri 1 Nunggalrejo, dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan strategi pembelajaran active knowledge sharing dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Berdasarkan hasil pembahasan, nilai rata-rata motivasi belajar siswa pada siklus I adalah 51,19 dengan kategori cukup, dan pada siklus II meningkat menjadi 68,26 dengan kategori baik. 2. Penerapan strategi pembelajaran active knowledge sharing pada

pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik pada aspek sikap, psikomotor maupun kognitif. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian tindakan kelas yang menunjukkan persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada aspek sikap pada siklus I adalah sebesar 52,17% dan pada siklus II sebesar 78,26%, sedangkan untuk aspek psikomotor pada persentase yang dicapai pada siklus I adalah 52,17% dan pada siklus II adalah 82,61%. Demikian pula hasil belajar kognitif siswa persentase ketuntasan pada siklus I adalah 65,21% dengan nilai rata-rata siswa 63,48, dan pada siklus II 82,61% dengan nilai rata-rata 69,78.


(3)

1. Bagi Siswa

Siswa hendaknya selalu aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga dapat mempermudah memahami materi pembelajaran dan hasil belajar dapat meningkat.

2. Bagi Guru

Guru hendaknya dapat menggunakan strategi active knowledge sharing dan menggunakan media dalam pembelajaran, sehingga dapat membuat siswa berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran. Selain itu, guru hendaknya dapat lebih memperhatikan dalam pemilihan strategi atau model pembelajaran yang sesuai dalam menyampaikan materi.

3. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah perlu melakukan arahan dan sosialisasi kepada guru untuk berinovasi dalam pembelajaran tentang penggunaan media pembelajaran dan strategi lainnya untuk menambah wawasan dan kemampuan guru dalam pembelajaran

4. Bagi Peneliti Lanjutan

Penggunaan strategi active knowledge sharing dapat digunakan sebagai acuan dan bukan merupakan satu-satunya strategi dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti harus terus mencoba dan melaksanakan serta memperbaiki kekurangan-kekurangan agar menerapkan strategi lainnya yang dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Amri, S. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. PT Prestasi Pustakaraya. Jakarta.

Aprilianti, Fitria. 2013. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar PKn Melalui Metode Active Knowledge Sharing.Jurnal PPKn Online. http://skripsippknunj.org// diakses pada tanggal 1 Februari 2014 @ 13.30.

Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, & TK. Yrama Widya. Bandung.

Arikunto, Suharsimi dkk. 2006.Penelitian Tindakan Kelas.Bumi Aksara.Jakarta. Asrori, M. (2009).Psikologi Pembelajaran. CV Wacana Prima. Bandung.

. 2007.Menejemen penelitian. Rineka cipta. Jakarta.

Daris. 2013. Strategi Pembelajaran Active Knowledge Sharing. http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/6/jhptump-a-daris-285-2-babii.pdf diakses pada tanggal 1 Februari 2014 @ 13.30

Depdikbud. 2013.Teknik Penilaian di SD. Ditjen Dikti Depdiknas. Jakarta.

Hartono, Sri Murhayati, Helmiati, Promadi, Zulhidah dan Akbarizan. 2012. PAIKEM; Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan Menyenangkan. ZANAFA PUBLISHING. Riau.

Hartono, R. 2013. Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid. DIVA Press. Jogyakarta.


(5)

Pembinaan Sekolah Dasar. Jakarta

Kunandar, 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013).Rajawali Pers. Jakarta.

Mulyasa, E. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Nashar. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan Pembelajaran. Delia Press.Jakarta.

Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 tentang perubahan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005Tentang Standar Nasional Pendidikan.

Permendikbud No. 65 Tahun 2013Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah.

Permendikbud No. 67 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Prastowo, A. 2013.Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Diva Press. Jogyakarta. Purwanto, N. 2009.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosdakarya.

Bandung.

Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Prenada Media Group. Jakarta.

2008. Kurikulum dan Pembelajaran; Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Media Group. Jakarta.


(6)

Sardiman, A.M. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Pers. Jakarta.

Silberman, Mel. 2009. Active Learning:101 cara siswa belajar aktif. Penerbit Nusamedia. Jakarta.

Sudjana, N. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Yrama Widya.

. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Suparlan. 2011. Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum dan Materi Pembelajaran. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Suryosubroto. 2009.Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Rineka Cipta. Jakarta. Susanto, A. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana

Prenada Media Group. Jakarta.

Sutaryo. 2008.Pembelajaran Model PAKEM Strategi Active Knowledge Sharing. KKGPAI. Jawa Timur.

Trianto. 2009. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. PT Prestasi Pustakaraya. Jakarta.

Undang-undang No. 20 Tahun 2003,Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta.

Universitas Lampung. 2009. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung

Uno, Hamzah dan Nurdin Mohamad. 2013. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM; Pembelajaran Aktif, inovatif, lingkungan, kreatif, Efektif, Menarik. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Wardhani, IGAK, dkk. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.

Zaini, Hisyam. dkk. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Pustaka Insan Madani. Yogyakarta.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVB SD NEGERI 1 NUNGGALREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 9 67

PENERAPAN STRATEGI PAIKEM PADA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV C SD NEGERI 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 47

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVB SD NEGERI 01 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 8 142

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IV B SD NEGERI 1 NUNGGALREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 4 71

PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IVB SD NEGERI 01 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 70

PENGGUNAAN METODE INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA KELOMPOK DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IVB SD NEGERI 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 8 63

PENERAPAN STRATEGI CONCEPT MAPPING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IVA SDN 05 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2013/2014

6 66 71

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB SD NEGERI 02 TULUNG BALAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 18 71

PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVA SD NEGERI 1 NUNGGALREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 75

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN BERTANYA DAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IIS 1 SMA NEGERI 1 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2015 2016

0 0 15