PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVB SD NEGERI 07 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

(1)

ii

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI

STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH

PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVB SD NEGERI 07 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Oleh

BAGUS RIYAN DIGUNA

Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik kelas IV B SD Negeri 07 Metro Pusat tahun pelajaran 2013/2014, yakni 8 siswa (28,57%) tuntas dan 20 siswa (71,42%) belum tuntas dari KKM 66. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui strategi pembelajaran aktif tipe index card match..

Metode penelitian ini adalah tindakan kelas (classroom action research). Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus, tiap siklusnya terdiri tiga pertemuan, yang terdiri dari tahapan perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), observasi (observating), dan refleksi (reflecting). Alat pengumpul data berupa lembar observasi aktivitas siswa dan kinerja guru serta tes hasil belajar. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data kualitatif dan kuantitatif.

Hasil pembelajaran melalui strategi pembelajaran aktif tipe index card match menunjukkan peningkatan terhadap aktivitas dan hasil belajar siswa. Terlihat dari rata-rata aktivitas siswa siklus I yaitu 54,68 kategori cukup aktif dan siklus II 81,91 kategori sangat aktif, terjadi peningkatan sebesar 27,23. Ketuntasan hasil belajar siswa terdiri dari tiga aspek yaitu afektif, kognitif, dan psikomotor. Nilai rata-rata afektif siswa siklus I sebesar 68,74 dan Siklus II sebesar 77,85, terjadi peningkatan sebesar 9,11. Kognitif siswa siklus I sebesar 65,92 dan siklus II sebesar 83,91, terjadi peningkatan sebesar 17,99. Rata-rata psikomotor siswa siklus I sebesar 66,51 dan siklus II sebesar 74,51, terjadi peningkatan sebesar 8. Kata kunci: Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, Index Card Match


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

vii

Peneliti dilahirkan di Notoharjo Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah Provinsi Lampung pada tanggal 02 Desember 1992, sebagai anak pertama dari tiga bersaudara, dari Bapak Drs. Suryanto dan Ibu Dra. Simping Suharti. Pendidikan peneliti dimulai dari Sekolah Dasar (SD) Negeri 01 Murni Jaya Tulang Bawang diselesaikan pada tahun 2004. Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 01 Tumijajar Tulang Bawang dan telah selesai pada tahun 2007, selanjutnya peneliti melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 02 Metro dan diselesaikan pada tahun 2010.

Pada tahun 2010 peneliti tercatat sebagai mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri Universitas Lampung di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).


(7)

x

SANWACANA

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini dengan

judul “Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa melalui Strategi

Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match Pada Pembelajaran Tematik Kelas IV B SDN 07 Metro Pusat Tahun Pelajaran 2013/2014 merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Skripsi ini tersusun berkat adanya masukan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., Dekan FKIP Unila.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Unila.

3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M. Pd., Ketua Program Studi PGSD FKIP Universitas Lampung.

4. Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd., Ketua UPP PGSD Metro.

5. Bapak Drs. Herman Tarigan, M.Pd., Dosen Pembimbing Akademik dan juga Dosen Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada peneliti selama masa kuliah dan selama proses pembuatan skripsiini.

6. Bapak Drs. Siswantoro, M.Pd., Pembimbing I atas semua tenaga dan pikiran yang tercurahkan untuk bimbingan, masukan, saran, dan nasihat serta bantuan yang diberikan di sela kesibukannya.


(8)

xi

8. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Karyawan S1 PGSD UPP Metro, yang telah membantu sampai skripsi ini selesai.

9. Ibu Tri Sulistyowati, S.Pd., Kepala Sekolah SD Negeri 07 Metro Pusat. 10. Ibu Yohana, S.Pd., Wali kelas IV B dan teman sejawat yang berperan sebagai

observer.

11. Siswa-siswi Kelas IV B SD Negeri 07 Metro Pusat yang telah berpartisipasi aktif sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

12. Rekan-rekan senasib dan seperjuangan, mahasiswa Program Studi S1 PGSD angkatan 2010, khususnya kelas B terimakasih atas kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan selama ini.

13. Kedua orangtua tercinta dan saudaraku yang selalu memberikan dukungan

dan do’anya selama ini.

14. Sahabat-sahabatku dan teman-temanku, yang selalu ada disaat senang maupun susah.

15. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu per satu yang telah banyak membantu peneliti.


(9)

xii

akan tetapi peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada umumnya. Semoga segala bantuan yang telah diberikan kepada peneliti mendapatkan amal dari Allah SWT.

Metro, September 2014 Peneliti


(10)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Penjelasan Judul ... 7

II. KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Belajar ... 9

1. Pengertian Belajar ... 9

2. Pengertian Aktivitas ... 10

3. Pengertian Hasil Belajar ... 12

B. Strategi Pembelajaran Aktif ... 12

1. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 12

2. Pengertian Pembelajaran Aktif ... 14

3. Macam-macam Strategi Pembelajaran Aktif ... 16

C. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match ... 18

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match ... 18

2. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match ... 19

3. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match ... 20

D. Pembelajaran Tematik... 21

1. Pengertian Pembelajaran Tematik ... 21

2. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik ... 23

3. Pendekatan Scientific (Scientific Approach) ... 25


(11)

xiv

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Setting Penelitian ... 31

C. Teknik Pengumpulan Data ... 31

D. Alat Pengumpulan Data ... 32

E. Teknik Analisis Data ... 38

F. Prosedur Penelitian ... 43

G. Indikator Keberhasilan Pembelajaran ... 51

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Profil SD Negeri 07 Metro Pusat ... 52

B. Deskripsi Awal ... 53

C. Hasil Penelitian ... 53

1. Siklus I ... 54

2. Siklus II ... 77

D. Pembahasan ... 92

1. Kinerja Guru ... 92

2. Aktivitas Belajar Siswa ... 94

3. Afektif Siswa ... 96

4. Kognitif Siswa ... 98

5. Psikomotor Siswa ... 100

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 103

A. Kesimpulan ... 103

B. Saran ... 104 DAFTAR PUSTAKA


(12)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Peringkat Aktivitas Siswa Per Individu Berdasarkan Perolehan Nilai ... 39

2. Peringkat Afektif (Sikap) Siswa Berdasarkan Perolehan Nilai... 40

3. Peringkat Psikomotor Siswa Berdasarkan Perolehan Nilai. ... 40

4. Kategori Kinerja Guru Mengajar Berdasarkan Perolehan Nilai ... 41

5. Peringkat Hasil Belajar (Kognitif) Siswa Berdasarkan Perolehan Nilai. ... 43

6. Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ... 54

7. Rekapitulasi Nilai Kinerja Guru Siklus I ... 64

8. Rekapitulasi Nilai Aktivitas SiswaSiklus I ... 66

9. Rekapitulasi Nilai Afektif Siswa Siklus I ... 69

10.Rekapitulasi Nilai Kognitif Siswa Siklus I ... 69

11.Rekapitulasi Nilai Psikomotor SiswaSiklus I ... 71

12.Rekapitulasi Nilai Kinerja Guru Siklus II. ... 85

13.Rekapitulasi Nilai Aktivitas SiswaSiklus II ... 87

14.Rekapitulasi Nilai Afektif SiswaSiklus II ... 88

15.Rekapitulasi Nilai Kognitif SiswaSiklus II ... 89

16.Rekapitulasi Nilai Psikomotor SiswaSiklus II ... 90

17.Rekapitulasi Peningkatan Kinerja Guru ... 93

18.Rekapitulasi Aktivitas Siswa ... 95

19.Rekapitulasi Afektif Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 97

20.Rekapitulasi Kognitif Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 98


(13)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Lampiran Surat-Surat Penelitian ... 102

2. Lampiran RPP ... 109

3. Lampiran Kinerja Guru ... 169

4. Lampiran Aktivitas Belajar Siswa ... 182

5. Lampiran Hasil Belajar Siswa (Afektif, Kognitif, Psikomotor) ... 191


(14)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Penerapan strategi pembelajaran aktif ... 15

2. Bagan langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan Strategi pembelajaran aktif tipe index card match... 17

3. Alur siklus PTK ... 30

4. Grafik rekapitulasi peningkatan kinerja guru selama PTK ... 94

5. Grafik rekapitulasi rata-rata aktivitas siswa ... 96

6. Grafik rekapitulasi afektif siswa ... 97

7. Grafik rekapitulasi kognitif siswa ... 99


(15)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan bagi negara yang sedang berkembang seperti Indonesia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan dengan perkembangan zaman. Pendidikan yang dikelola secara tertib, teratur, efektif, dan efisien akan mempercepat tercapainya tujuan nasional. Di Indonesia pendidikan formal terbagi menjadi empat jenjang, mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai pada Perguruan Tinggi (PT) (Ihsan, 2008: 3-4).

Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas SDM (Mulyasa, 2002: 15). Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Suharjo (2006: 1) mengemukakan bahwa pendidikan di SD dimaksudkan sebagai upaya pembekalan kemampuan dasar siswa berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang bermanfaat bagi dirinya sesuai tingkat


(16)

perkembangannya, serta mempersiapkan mereka untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya yang lebih tinggi.

Menurut Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang standar proses untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, disebutkan bahwa visi pendidikan nasional adalah terwujudnya pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

Upaya untuk mendukung tercapainya visi pendidikan maka harus didukung oleh kegiatan belajar mengajar yang baik. Strategi pembelajaran yang dikembangkan oleh guru mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kualitas dan keberhasilan pembelajaran. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan dan ketepatan guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran, oleh karena itu guru harus dapat memilih strategi yang sesuai dengan pembelajaran sehingga dapat mengkondisikan siswa agar proses pembelajaran menjadi lebih kondusif sehingga tercapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan Kemendikbud (2013: 7) kurikulum yang sekarang mulai diterapkan adalah kurikulum 2013. Pada Kurikulum 2013 disusun terpadu antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya sehingga pedoman pelaksanaan pembelajaran memiliki hasil belajar yang mencakup tiga ranah berimbang antara sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Kurikulum 2013 ini juga menerapkan pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik, serta menggunakan penilaian otentik. Pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik dan menggunakan penilaian otentik diterapkan di kelas rendah dan di kelas tinggi.


(17)

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada bulan Januari 2014 dengan guru kelas IV B SD Negeri 07 Metro Pusat, diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas IV B masih rendah, yakni hanya 8 siswa (28,57%) yang tuntas atau yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan yang belum mencapai KKM yakni 20 siswa (71,42%) dari jumlah 28 siswa dengan rata-rata kelas yang belum memenuhi KKM yaitu 57,32 (data nilai ulangan tema 4 tahun pelajaran 2013/2014) dari nilai KKM yang ditentukan untuk pembelajaran tematik yaitu ≥66.

Masalah tersebut timbul dikarenakan antara lain: (1) Guru belum menggunakan variasi metode yang menarik secara maksimal, (2) Pembelajaran tematik masih berpusat pada guru (teacher centered), (3) Siswa masih pasif ketika ada kegiatan diskusi, (4) Siswa terlihat jenuh dan kurang tertarik terhadap pembelajaran yang disampaikan oleh guru sehingga pembelajaran dirasakan kurang menyenangkan dan siswa kurang aktif, (5) Siswa mudah sekali lupa terhadap materi pelajaran yang baru disampaikan oleh guru, (6) Pembelajaran di kelas IVB belum menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe index card match.

Hal ini mendorong peneliti untuk menggunakan strategi pembelajaran aktif yang tepat untuk menghadapi permasalahan tersebut. Ada banyak jenis strategi pembelajaran aktif, salah satu diantaranya adalah strategi pembelajaran aktif tipe index card match. Strategi pembelajaran aktif tipe index card match adalah strategi pembelajaran yang paling tepat untuk mengatasi permasalahan yang telah diuraikan di atas. Strategi pembelajaran aktif tipe index card match merupakan strategi pembelajaran yang menuntut


(18)

siswa untuk saling bekerja sama dan meningkatkan rasa tanggungjawab siswa atas apa yang telah dipelajari dengan cara yang menyenangkan, saling bekerja sama dan saling membantu untuk menyelesaikan pertanyaan dan melempar pertanyaan kepada pasangan lain (Kresnanto, 2014).

Pembelajaran yang dapat menarik minat dan motivasi siswa dalam belajar, akan berdampak positif terhadap hasil belajar siswa, akibatnya hasil belajar yang diraih siswapun menjadi optimal dan begitu juga sebaliknya pembelajaran yang tidak menarik minat dan motivasi siswa dalam belajar maka berdampak negatif terhadap hasil belajar siswa. Maka dari itu perlu diadakan perbaikan kualitas pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti melakukan perbaikan pembelajaran dengan mengangkat judul penerapan strategi pembelajaran aktif tipe index card match untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik kelas IV B SD Negeri 07 Metro Pusat, sehingga diharapkan melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe index card match, aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 07 Metro Pusat dapat meningkat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut.

1. Rendahnya aktivitas belajar siswa pada pembelajaran tematik di kelas IV B SD Negeri 07 Metro Pusat.


(19)

2. Rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik di kelas IV B SD Negeri 07 Metro Pusat.

3. Siswa masih pasif ketika ada kegiatan diskusi atau berkelompok. 4. Siswa mudah sekali lupa terhadap materi pelajaran yang baru

disampaikan oleh guru.

5. Guru belum menggunakan variasi metode yang menarik secara maksimal seperti guru lebih banyak menggunakan metode ceramah. 6. Pembelajaran tematik masih berpusat pada guru (teacher centered). 7. Siswa terlihat jenuh dan kurang tertarik terhadap pembelajaran yang

disampaikan oleh guru sehingga pembelajaran dirasakan kurang menyenangkan dan siswa kurang aktif.

8. Pembelajaran di kelas IV B belum menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe index card match.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimanakah penerapan strategi pembelajaran aktif tipe index card match pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV B SD Negeri 07 Metro Pusat tahun pelajaran 2013/2014? 2. Bagaimanakah penerapan strategi pembelajaran aktif tipe index card

match pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 07 Metro Pusat tahun pelajaran 2013/2014?


(20)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk:

1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV B SD Negeri 07 Metro Pusat melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe index card match pada pembelajaran tematik tahun pelajaran 2013/2014.

2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 07 Metro Pusat melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe index card match pada pembelajaran tematik tahun pelajaran 2013/2014.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan penelitian yang dikemukakan di atas, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi.

1. Bagi siswa

a. Dapat meningkatan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran tematik melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe index card match pada siswa kelas IV B SD Negeri 07 Metro Pusat tahun pelajaran 2013/2014.

b. Dapat meningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe index card match pada siswa kelas IVB SD Negeri 07 Metro Pusat tahun pelajaran 2013/2014.


(21)

2. Bagi Guru

Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan guru pada pembelajaran tematik di SD Negeri 07 Metro Pusat mengenai strategi pembelajaran aktif tipe index card match sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan profesional guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas.

3. Bagi Sekolah

Dapat menjadi bahan masukan dan memberikan kontribusi yang berguna bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri 07 Metro Pusat, sehingga memiliki output yang berkualitas dan kompetitif.

4. Bagi Peneliti

Dapat menambah pengetahuan dan penguasaan dalam menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe index card match pada pembelajaran tematik, sehingga akan tercipta guru yang profesional guna meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.

F. Penjelasan Judul

Berikut ini penjelasan judul penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan di kelas IV B SD Negeri 07 Metro Pusat.

1. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 733) meningkatkan adalah suatu upaya untuk mempertinggi kualitas suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai suatu kepentingan yang diinginkan yang telah direncanakan.


(22)

2. Menurut Mulyono (2011: 1) aktivitas adalah segala kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non fisik.

3. Menurut Dimyati (2002: 3) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.

4. Menurut Syah (2002: 113) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

5. Menurut Jamil (2013: 56) strategi pembelajaran adalah rancangan procedural yang memuat tindakan yang harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan.

6. Menurut Suprijono (2013: 120) index card match adalah suatu strategi yang cukup menyenangkan digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya.

7. Menurut Kokom (2011: 3) pembelajaran adalah sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek siswa / pembelajaran yang direncanakan atau didesain dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek siswa/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

8. Menurut Rusman (2012: 255) tematik terpadu adalah suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual maupun kelompok, aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik.


(23)

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar, Aktivitas Belajar, dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar

Belajar adalah sebuah proses yang akan terus dialami oleh manusia sepanjang hidupnya. Perubahan seseorang yang asalnya tidak tahu menjadi tahu merupakan hasil dari proses belajar. Belajar merupakan perubahan perilaku yang dilakukan secara sadar dan bersifat menetap, yang meliputi perubahan dalam hal kognitif, afektif dan psikomotor (Hernawan, dkk., 2007: 2). Belajar juga bisa disebut sebuah proses perubahan di dalam kepribadian manusia yang ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku, seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan,sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan kemampuan-kemampuan yang lain.

Belajar menurut Gagne dalam Hernawan, dkk. (2007: 62), adalah perubahan tingkah laku manusia atau kemampuan yang dapat dipelihara yang bukan berasal dari proses pertumbuhan. Hal itu ditunjukkan dalam suatu perubahan tingkahlaku yang dapat diamati yang terjadi berdasarkan syarat-syarat tertentu yang dapat diamati pula. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya.


(24)

Menurut Thorndike dalam Budiningsih (2005: 21), belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan.

Sedangkan Yaefudin Sa’ud (2006: 3) menyatakan belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang sebagai hasil dari pengalaman dan latihan. Perubahan sebagai hasil belajar dapat ditimbulkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan serta kemampuan.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka penulis menyimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku, dengan belajar setiap individu akan mampu menngembangkan kemampuannya dibidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.

2. Pengertian Aktivitas Belajar

Proses pembelajaran tidak akan terlepas dari aktivitas belajar, baik aktivitas yang bersifat positif maupun aktivitas yang bersifat negatif. Belajar yang berhasil harus melalui berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat aktif dengan dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain ataupun bekerja, ia tidak hanya duduk dan mendengarkan, melihat dan pasif.


(25)

Peserta didik yang memiliki aktivitas pasif (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran.

Seluruh peranan dan kemauan dikerahkan supaya daya ingat tetap aktif untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal sekaligus mengikuti proses pengajaran secara aktif. Ia mendengar, mengamati, menyelidiki, mengingat, menguraikan, mengasosiasikan ketentuan satu dengan lainnya, dan sebagainya. Kegiatan/keaktifan jasmani fisik sebagai kegiatan yang tampak yaitu saat peserta didik melakukan percobaan, membuat konstruksi model, dan lain-lain. Sedangkan kegiatan psikis tampak bila ia sedang mengamati dengan teliti, memecahkan dengan persoalan, mengambil keputusan dan sebagainya (Rohani, 2006: 6).

Kunandar (2010: 277) menjelaskan bahwa aktivitas siswa dalam belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses belajar mengajar dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut. Proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikofisis peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan prilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.

Berdasarkan beberapa teori di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan aktivitas belajar adalah segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh seorang siswa dalam proses pembelajaran, baik aktivitas fisik maupun aktivitas psikis.


(26)

3. Pengertian Hasil Belajar

Interaksi yang dihasilkan akibat dari stimulus dan respon dalam proses belajar adalah hasil belajar. Menurut Susanto (2013: 5) hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Menurut Kunandar (2013: 62) hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. Sedangkan menurut Suprijono (2009: 5) hasil belajar adalah pola-pola perubahan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis mengambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa melalui kegiatan pembelajaran sehingga terjadi perubahan baik di bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik.

B. Strategi Pembelajaran Aktif

1. Pengertian Strategi Pembelajaran

Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan peserta didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar


(27)

yang dilakukan diarahkan untuk mencapai tujuan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pembelajaran secara sistematis. Dalam mengajar guru harus pandai memilih dan menggunakan strategi pembelajaran sehingga tercipta situasi dan kondisi serta hasil belajar yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

Sehingga mengajarkan siswa bagai mana belajar merupakan suatu tujuan pendidikan yang sangat penting dan menjadi tujuan utama. Dikatakan bahwa pentingnya mengajarkan siswa bagaimana belajar atau disebut strategi pembelajaran berlandaskan pada dalil bahwa keberhasilan siswa sebagian besar bergantung pada kemahiran untuk belajar secara mandiri dan memonitor belajar mereka sehingga strategi belajar mutlak diajarkan kepada mereka.

Menurut Kemp (dalam Jamil, 2013: 56) menjelaskan strategi pembelajaranadalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.Titik tekan strategi pembelajaran adalah pada operasionalnya

(action), sedangkan model menekankan pada pola (pattern).Menurut Jamil (2013: 56) strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai rancangan

prosedural yang memuat tindakan yang harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai sebuah tujuan.

Menurut Asril (2010: 13) mengemukakan bahwa konsep umum strategi pembelajaran dapat berarti suatu garis besar haluan pembelajaran untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Jika dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi dapat diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan


(28)

umum guru dalam membina peserta didik melalui kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang digariskan. Sedangkan menurut Hamruni (2011: 3) strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang digunakan oleh guru untuk menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik sehingga diharapkan dapat tercapai tujuan pembelajaran yang telah digariskan.

2. Pengertian Pembelajaran Aktif

Aktivitas dan hasil belajar siswa dapat meningkat apabila di dalam proses pembelajaran siswa aktif. Oleh karena itu, seorang guru dituntut untuk mampu menerapkan pembelajaran aktif agar siswa aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Betapa pentingnya srategi pembelajaran aktif dalam suatu pembelajaran.Strategi pembelajaran aktif itu diadakan guna membuat suasana belajar lebih hidup, atau bisa disebut pembelajaran yang menekankan pada siswa agar aktif.

Strategi pembelajaran merupakan suatu serangkaian rencana kegiatan yang termasuk didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran.Strategi pembelajaran disusun untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Strategi


(29)

pembelajaran di dalamnya mencakup pendekatan, model, metode dan teknik pembelajaran secara spesifik (Dedi: 2006).

Apabila dalam kegiatan belajar mengajar guru menerapkan strategi aktif maka akan berpengaruh terhadap keaktifan dan hasil belajar siswa, yaitu siswa akan lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan hasil belajar siswa akan meningkat. Gambar bagan penerapan strategi pembelajaran aktif adalah sebagai berikut.

Gambar 1. Penerapan strategi pembelajaran aktif Proses Pembelajaran

Peserta Didik Guru

Kegiatan Belajar Mengajar

Tujuan Pembelajaran

Metode Konvensional

Berpusat pada guru, proses

pembelajaran monoton, siswa pasif.

Solusi Menggunakan strategi pembelajaran aktif

Siswa Aktif Hasil Belajar


(30)

Dalam aktive learning setiap materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Agar siswa dapat belajar secara aktif guru perlu menciptakan strategi yang tepat, sehingga siswa mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar (Mulyasa, 2004: 241)

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif merupakan suatu pembelajaran yang di dalam proses pembelajarannya mengajak/ mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat dan tercapai tujuan pembelajaran sesuai yang diharapkan.

3. Macam-macam Strategi Pembelajaran Aktif

Strategi pembelajaran aktif memiliki macam-macam strategi yang dapat diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Menurut Hamruni (2011: 160) mengemukakan bahwa dalam strategi pembelajaran aktif terdapat berbagai macam tipe strategi yang dapat diterapkan di kelas diantaranya tipe the power of two, reading guide, info search, index card match, everyone is a teacher here, giving questions getting answer, active knowledge sharing, dan questions student have.

Menurut Silberman (2006: 289) banyak jenis strategi pembelajaran aktif yang disesuaikan dengan tipe-tipe strateginya antara lain:


(31)

2) Strategi penilaian sederhana yaitu instant assessment, representative sample, dan class concerns.

3) Strategi keterlibatan belajar langsung yaitu active knowledge sharing dan exchange viewpoint.

4) Strategi stimulus diskusi kelas yaitu active debate reading aloud. 5) Strategi belajar bersama yaitu thestudy group, information

research dan the power of two.

6) Strategi pengembangan keterampilan yaitu triple role playing, active observation and feedback dan thefiring line.

7) Strategi peninjauan kembali yaitu index card match dan slide review.

8) Strategi penilaian sendiri yaitu phisycal self assessment dan reconsidering.

Dalam penerapan strategi pembelajaran aktif di kelas guru dituntut untuk mampu menerapkan berbagai macam tipe dari strategi pembelajaran aktif, salah satunya yaitu strategi pembelajaran aktif tipe index card match. Skenario pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe index card match tertuang dalam prosedur penelitian dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Secara garis besar langkah-langkahnya yaitu kegiatan pembuka, pelaksanaan (penerapan strategi pembelajaran aktif tipe index card match, evaluasi dan penutup.

Gambar 2. Bagan langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe index card match

Pelaksanaan

(penerapan strategi pembelajaran aktif tipe index card match)

Kegiatan pembuka


(32)

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif memiliki banyak sekali tipe strategi yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran tematik. Dari berbagai macam tipe strategi di atas, penulis memilih satu tipe strategi yaitu strategi index card match. Strategi index card matchini diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

C. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match

1. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match

Salah satu strategi pembelajaran aktif yang dapat digunakan oleh seorang guru adalah strategi pembelajaran aktif tipe index card match. Suprijono (2013: 120) menjelaskan index card match (mencari pasangan kartu) adalah suatu strategi yang cukup menyenangkan digunakan untuk memantapkan pengetahuan siswa terhadap materi yang dipelajari.

Index card match merupakan salah satu strategi yang menyenangkan yang akan mengajak siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Index card match adalah salah satu teknik instruksional dari belajar aktif yang termasuk dalam berbagai reviewing strategis (strategi pengulangan). Tipe index card match ini berhubungan dengan cara-cara belajar agar siswa lebih lama mengingat materi pelajaran yang dipelajari dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan (Silberman, 2006: 250)


(33)

Strategi ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpasangan dan memainkan kuis kepada teman sekelas.Menurut Hamruni (2011: 162) menyatakan bahwa index card match adalah cara menyenangkan lagi aktif untuk meninjau ulang materi pelajaran.

Berdasarkan pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif tipe index card match adalah strategi untuk mengingat kembali apa yang telah mereka pelajari dan menguji pengetahuan serta kemampuan mereka dengan teknik mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban atau soal sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana menyenangkan.

2. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match

Menurut Suprijono (2013: 120) metode “mencari pasangan kartu” atau

index card match cukup menyenangkan digunakan untuk mengulangi materi pembelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut.

a. Buatlah potongan kertas sebanyak jumlah siswa yang ada di dalam kelas dan bagilah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama. b. Pada separuh bagian, tulis pertanyaan tentang materi yang akan di

belajarkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

c. Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang telah dibuat.Kemudian kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.

d. Setiap siswa diberi satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan yang dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban. e. Mintalah kepada siswa untuk menemukan pasangan mereka. Jika ada

yang sudah menemukan pasangan, mintalah kepada mereka untuk duduk berdekatan. Jelaskan juga agar mereka tidak memberi tahu materi yang mereka dapatkan kepada teman yang lain.

f. Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, mintalah kepada setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan


(34)

soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-temannya yang lain. Selanjutnya soal-soal tersebut dijawab oleh pasangannya.

g. Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.

Siberman (2006:250) menyatakan langkah-langkah strategi index card matchyaitu sebagai berikut:

a. Pada kartu indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun yang diajarkan di kelas. Buatlah kartu pertanyaan dengan jumlah yang sama dengan stengah jumlah siswa.

b. Pada kartu yang terpisah, tulislah jawaban atas masing-masing pertanyaan itu.

c. Campurkan dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agar benar-benar tercampuraduk.

d. Berikan satu kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa ini merupakan latihan pencocokan. Sebagian siswa mendapat pertanyaan tinjauan dan sebagian lain mendapat kartu jawabannya.

e. Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasangan mereka. Yaitu kartu yang berupa soal dengan kartu yang cocok atau yang merupakan jawaban dari kartu soal tersebut.

f. Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, perintahkan tiap pasangan untuk memberikan kuis kepada siswa lain dengan membacakan keras-keras pertanyaan mereka dan menantang siswa lain untuk memberikan jawabannya.

3. Kelebihan dan Kekurangan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match

3.1 Kelebihan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match Setiap strategi pembelajaran, model pembelajaran, ataupun metode pembelajaran pasti memiliki kelebihan dan kelemahan termasuk strategi pembelajaran aktif tipe index card match. Menurut Marwan (2012)menyatakan bahwa kelebihan index card match adalah sebagai berikut.

1. Menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa.


(35)

3. Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenagkan. 4. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan

belajar.

Marwan (dalam Sanjaya, 2008: 163) menyatakan bahwa terdapat kelebihan dari index card match yaitu sebagai berikut.

a. Menumbuhkan kegembiraan dalam kegiatan belajar mengajar. b. Materi pelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa. c. Mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenagkan. d. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf

ketuntasan belajar.

e. Penilaian dilakukan bersama pengamat dan pemain.

3.2 Kekurangan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match Menurut Marwan (2012) Menyatakan bahwa kekuranganindex card match adalah sebagai berikut.

1. Guru harus meluangkan waktu yang lebih. 2. Lama untuk membuat persiapan.

3. Guru harus memiliki jiwa demokratis dan keterampilan yang memadai dalam hal pengelolaan kelas.

Marwan (dalam Sanjaya, 2008: 163) menyatakan bahwa terdapat kekurangan index card match yaitu sebagai berikut.

a. membutuhkan waktu yang lama bagi siswa untuk menyelesaikan tugas dan prestasi.

b. guruharus meluangkan waktu yang lebih lama untuk membuat persiapan.

c. Menuntut sifat tertentu dari siswa atau kecenderungan untuk bekerja sama dalam menyelesaikan masalah.

D. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik berasal dari kata integrated teaching and learning atau integrated curriculum approach yang konsepnya telah lama dikemukakan oleh Jhon dewey sebagai usaha mengintegrasikan


(36)

perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan perkembangannya (Udin Sa’ud dkk: 2013).

Menurut Kemendikbud (2013: 193) pembelajaran tematik dilaksanakandengan menggunakan prinsip pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka, untuk memberikan pengalaman yang bermakna bagi peserta didik. Karena peserta didik dalam memahami sebuah konsep yang mereka pelajari selalu melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dikuasainya.

Menurut Suryosubroto, (2009: 133) “pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi

beberapa mata pelajaran dalam satu tema atau topik tertentu”. Lebih

lanjut Sungkono (dalam Suryosubroto, 2006: 132) mengungkapkan pembelajaran tematik secara singkat diuraikan meliputi prinsip-prinsip, ciri-cirinya, pemilihan tema, dan contoh implikasinya di sekolah.

Menurut Trianto (2011: 139) pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik. Sedangkan menurut Mamat (dalam Andi, 2013: 125) pembelajaran tematik sebagai pembelajaran terpadu, dengan mengelola pembelajaran yang


(37)

mengintegrasikan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu topik pembicaraan yang disebut tema.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, penulis menyimpulkan bahwa pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang mengintegrasikan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu topik pembicaraan yang disebut tema sehingga dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada peserta didik.

2. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki beberapa kelebihan dan juga kelemahan. Menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Trianto 2011: 159), pembelajaran tematik memiliki kelebihan antara lain:

a. Pengalaman dan kegiatan belajar anak relevan dengan tingkat perkembangannya.

b. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. c. Kegiatan belajar bermakna bagi anak, sehingga hasilnya dapat

bertahan lama.

d. Keterampilan berfikir anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu.

e. Kegiatan belajar mengajar bersifat pramagtis sesuai lingkungan anak.

f. Keterampilan sosial anak berkembang dalam proses pembelajaran terpadu. Keterampilan sosial ini antara lain: kerja sama, komunikasi, dan mau mendengar pendapat orang lain. Kelemahan pembelajaran tematik menurut Udin Sa’ud dkk (2006: 18) kelemahan-kelemahannya sebagai berikut :

a. Dilihat dari aspek guru, pembelajaran tematik menuntut tersedianya peran guru yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, kreatifitas tinggi,ketrampilan metodologik yang handal, kepercayaan diri dan etos akademik yang tinggi, dan berani untuk mengemas dan mengembangkan materi.


(38)

Tanpa adanya kemampuan diatas, pelaksanaan pembelajaran tematik sulit diwujudkan.

b. Dilihat dari aspek siswa, pembelajaran tematik termasuk memiliki peluang untuk mengembangkan kreatifitas akademik yang menuntut kemampuan belajar siswa yang relatif “baik” baik dalam aspek intelegensi maupun kreatifitasnya. Hal tersebut karena model pembelajaran tematik menekankan pada pengembangan kemampuan analitik(menjiwai), kemampuan asosiatif (menghubung-hubungkan) dan kamampuan eksploratif dan elaboratif (menemukan dan menggali). Bila kondisi diatas tidak dimiliki siswa, maka maka pelaksanaan model tersebut sulit diterapkan.

c. Dilihat dari aspek sarana dan sumber pembelajaran, pembelajaran tematik memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan berguna seperti yang dapat menunjang dan memperkaya serta mempermudah pengembangan wawasan dan pengetahuan yang diperlukan.misalnya perpustakaan, bila hal ini tidak dipenuhi maka akan sulit menerapkan model pembelajaran tersebut. d. Dilihat dari aspek kurikulum, pembelajaran tematik

memerlukan jenis kurikulum yang terbuka untuk pengembangannya.

e. Dilihat dari system penilaian dan pengukurannya, pembelajaran tematik membutuhkan system penilaian dan pengukuran (objek, indikator, dan prosedur) yang terpadu. f. Dilihat dari suasana penekanan proses pembelajaran,

pembelajaran tematik cenderung mengakibatkan penghilangan pengutamaan salah satu atau lebih mata pelajaran.

Salah satu pendekatan pembelajaran yang harus digunakan dalam implementasi kurikulum 2013 yaitu pendekatan scientific (pendekatan ilmiah). Perubahan yang sangat nyata dalam kurikulum 2013 adalah model pendekatan yang digunakan dan penerapan penilaian autentik (autentic assesment). Penulis akan mengulas tentang apa itu pendekatan scientific dan penilaian autentik serta bagaimana penerapannya dalam pembelajaran tematik di tingkat sekolah dasar.


(39)

3. Pendekatan Scientific (Scientific Approach)

Pendekatan merupakan konsep dasar yang mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari pemikiran tentang bagaimana metode pembelajaran diterapkan berdasarkan teori tertentu (Hendi 2013). Pendekatan ilmiah merupakan konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Pendekatan pembelajaran ilmiah merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah.

Menurut Kemendikbud (2013: 209) pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menganalisis, menalar, kemudian mnyimpulkan, dan mencipta. Langkah-langkah pendekatan scientific menurut Kemendikbud (2013: 227) yaitu: 1) mengamati; 2) menanya; 3) menalar; 4) mencoba; 5) mengolah; 6) menyajikan; 7) menyimpulkan; dan 8) mengkomunikasikan.

Pendekatan Scientific (Scientific Approach) berisikan materi pembelajaran berbasis fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu. Pendekatan scientific atau sering disebut dengan pendekatan ilmiah ini mendorong dan menginspirasi siswa untuk berpikir kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami,memecahkan masalah dan mengaplikasikan materi pembelajaran. Hal tersebut relevan dengan Permendikbud No. 67 tahun


(40)

2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah dasar,yaitu kurikulum 2013 dikembangkan melalui penyempurnaan pola pikir pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains/ilmiah).

Proses pembelajaran pada pendekatan ini meliputi tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil belajar melahirkan siswa yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terpadu.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan scientific adalah pendekatan dimana siswa dituntut lebih aktif dalam proses pembelajaran, pendekatan ini lebih menekankan pada pembelajaran secara ilmiah meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan.

4. Penilaian Autentik

Penilaian autentik sebagai suatu penilaian belajar yang merujuk

pada situasi atau konteks “dunia nyata”,yang memerlukan berbagai

macam pendekatan untuk memecahkan masalah dengan alternatif jawaban yang bermacam-macam. Dengan kata lain penilaian autentik memonitor dan mengukur semua aspek hasil belajar yang mencakup kognitif, sikap, serta keterampilan. Baik yang tampak sebagai hasil


(41)

akhir maupun berupa perubahan dan perkembangan aktivitas dan perolehan selama proses pembelajaran (Komalasari,2011:148).

Menurut Kemendikbud (2013: 41) penilaian autentik (authenticassesment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar siswa untuk ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Secara konseptual penilaian autentik lebih bermakna secara signifikan dibandingkan dengan tes pilihan jamak terstandar sekalipun. Sedangkan menurut Muller (dalam Nurgiyantoro,2011:23) penilaian autentik adalah suatu bentuk tugas yang menghendaki pembelajar untuk menunjukan kinerja di dunia nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan.

Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum 2013. Hal ini sesuai dengan Permendikbud No.66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan pada Bab II dijelaskan Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, mengkomunikasikan, membuat jejaring dll. Selain itu, penilaian ini juga relevan dengan pendekatan tematik terpadu dalam pembelajaran khususnya jenjang SD.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan selama


(42)

proses pembelajaran yang menuntut siswa untuk menunjukkan kemampuan dan keterampilannya dalam memecahkan masalah yang dengan pengetahuan yang dimiliki. Dapat disimpulkan juga bahwa penilaian autentik memonitor dan mengukur semua aspek hasil belajar yang mencakup kognitif, sikap, serta keterampilan.

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian

tindakan kelas ialah “Apabila dalam pembalajaran tematik guru menerapkan

strategi pembelajaran aktif tipe index card match (ICM) dengan memperhatikan langkah-langkahnya secara tepat, maka dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 07 Metro Pusat tahun


(43)

III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research (CAR). Arikunto (2006: 58) mengemukakan penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Sedangkan menurut Arikunto dkk.(2010: 2-3) menyatakan penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodelogi tertentu untuk memperoleh data atau informasi. Tindakan menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Sedangkan kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi pada pengertian yang lebih spesifik.

Prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus. Daur ulang siklus dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencanaan (planning), tindakan (action), mengobservasi (observation), serta melakukan refleksi (reflecting), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai.


(44)

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDNegeri 07 Metro Pusat kota Metro dan berkolaborasi dengan guru kelas IV B. Adapun siklus penelitian tindakan kelas sebagai berikut.

Gambar 3. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Sumber: Adaptasi dari Muhajir, (dalam Tarigan 2011 : 103)

Keterangan:

a. = Perencanaan (Planning) b. = Pelaksanaan (Action) c. = Pengamatan (Observation) d. = Refleksi (Reflecting)

I = Siklus I II = Siklus II

Dst = dan seterusnya

Dst.

II


(45)

Gambar 3. Siklus penelitian tindakan kelas menggambarkan bahwa prosedur penelitian yang digunakan berbentuk siklus. Daur ulang siklus dalam penelitian tindakan kelas dimulai dari a (perencanaan), b (pelaksanaan), c (pengamatan), d (refleksi), dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai.

B. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaborasi partisipan antara peneliti dengan guru kelas IV B SD Negeri 07 Metro Pusat. Adapun subjek penelitiannya adalah seorang guru dan siswa kelas IV B SD Negeri 07 Metro Pusat dengan jumlah 28 orang siswa, terdiri dari 15 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

2. Tempat Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV B SD Negeri 07 Metro Pusat yang berlokasi di Jl. Hasanudin No. 91 Yosomulyo Kecamatan Metro Pusat Kota Metro.

3. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap Tahun Pelajaran 2012/2013 dan dilaksanakan selama kurang lebih 4 bulan, dimulai dari bulan januari sampai bulan April tahun 2014.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan alat pengumpul data, antara lain teknik nontes dan tes.


(46)

1. Teknik non tes digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa terhadap pembelajaran tematik dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe index card match berupa lembar observasi.

2. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data siswa yang berupa nilai-nilai hasil belajar siswa untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam pembelajaran tematik. Teknik ini berupa tes hasil belajar siswa.

D. Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar observasi dan tes

1. Lembar observasi digunakan oleh peneliti untuk mengamati penelaian kinerja guru, aktivitas siswa, afektif, dan psikomotor.

a) Lembar Penilaian Kinerja Guru

Lembar penilaian kinerja guru digunakan dengan tujuan memperoleh informasi tentang kemampuan guru dalam melaksanakan praktik mengajar yang baik dan benar.

Tabel 1. Lembar Penilaian Kinerja Guru

Aspek yang diamati skor

1 2 3 4

Kegiatan pendahuluan Apersepsi dan motivasi

1. Mengaitkan materi pembelajaran dengan penggalaman peserta didik atau pembelajaran sebelumnya

2. Mengajukan pertanyaan menantang

3. Menyampaikan manfaat dan tujuan pembelajaran 4. Mendemonstrasikan sesuatu yang berkaitan dengan tema. Penyampaian Kompetensi dan Rencana Kegiatan

1. Menyampaiakan kemampuan yang akan dicapai peserta didik

2. Menyampaikan rencana kegiatan misalnya individual, kerja kelompok, dan melakukan observasi


(47)

Penguasaan Materi Pelajaran

1. Kemampuan menyesuaikan materi dengan tujuan pembelajaran 2. Kemampuan mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan,

perkembangan iptek dan kehidupan nyata

3. Menyajikan pembahasan materi pembelajaran dengan tepat

4. Menyajikan materi secara sistematis (mudah ke sulit, dari konkret ke abstrak) Penerapan Strategi Pembelajaran aktif Tipe Index card Matchyang Mendidik 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai 2. Memfasilitai peserta didik dalam penyelidikan suatu masalah yang kontekstual 3. Membantu peserta didik dalam mencari alternatif jawaban yang bermacam-macam 4. Memfasilitasi peserta didik dalam mengkomunikasikan hasil kerjanya

5. Memenejemen kelas

6. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif (nurturant effect)

7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan Penerapan Pendekatan Scientific

1. Memberikan pertanyaan mengapa dan bagaimana 2. Memancing peserta didik untuk bertanya

3. Memfasilitasi peserta didik untuk mencoba 4. Memfasilitasi peserta didik untuk mengamati 5. Memfasilitasi peserta didik untuk menganalisis

6. Memberikan pertanyaan kepada peserta didik untuk menalar berpikir logis dan sistematik

7. Memfasilitasi kegiatan agar peserta didik mampu berkomunikasi Penerapan Pembelajaran Tematik Terpadu

1. Menyajikan pembelajaran sesuai tema

2. Menyajikan pembelajaran dengan memadukan berbagai mata pelajaran dalam setiap subtema

3. Menyajikan pembelajaran yang memuat komponen karakteristik terpadu 4. Menyajikan pembelajaran yang bernuansa aktif dan menyenangkan Pemanfaatan Sumber Belajar/ MediaGrafis dalam pembelajaran

1. Menunjukan keterampilan dalam penggunaan sumber belajar 2. Pemilihan media grafis yang tepat sesuai dengan materi pelajaran 3. Menunjukan keterampilan dalam menggunakan media grafis 4. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan sumber belajar 5. Melibatkan peserta didik dalam pemanfaatan media grafis Pelibatan Peserta Didik Dalamm Pembelajaran

1. Menumbuhkan partisipasi aktif peserta didik dalam diskusi kelompok 2. Merespon positif partisipasi peserta didik

3. Menunjukan sikap terbuka terhadap respon peserta didik 4. Menunjukan hubungan antar pribadi yang kondusif

5. Menumbuhkan keceriaan atau antusiasme peserta didik dalam belajar Penggunaan Bahasa yang Benar dan Tepat dalam Pembelajaran

1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar Kegiatan Penutup

Penutup Pembelajaran

1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan peserta didik 2. Memberikan tes lisan atau tertulis

3. Mengoreksi dan mengumpulkan hasil kerja

4. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan kegiatan berikutnya dan tugas di rumah.

Jumlah skor Nilai Kategori (Kemendikbud, 2013: 123)


(48)

Rubrik penilaian kinerja guru

Skor Keterangan Indikator

4 Sangat Baik Apabila aspek yang dinilai/diamati semua dilakukan dengan baik dan benar oleh guru

3 Baik Apabila aspek yang dinilai/diamati semua dilakukan namun dengan sedikit kesalahan oleh guru.

2 Cukup Apabila aspek yang dinilai/diamati sebagian dilakukan dengan baik dan dengan sedikit kesalahan oleh guru 1 Kurang Apabila aspek yang dinilai/diamati sebagian dilakukan

dengan banyak kesalahan oleh guru.

b) Lembar Observasi Penilaian Aktivitas Siswa

Lembar observasi penilaian aktivitas siswa ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Tabel 2.Lembar observasi penilaian aktivitas siswa No. Nama

Aspek yang diamati Skor Skor mak

Nilai K Partisipasi Minat Perhatian Presentasi

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. 2. 3. 4. 5. Jumlah nilai

Nilai rata-rata klasikal Presentase ketuntasan klasikal

Ket : melaksanakan = (√) Tidak melaksanakan = (-) Keterangan :

a. Partisipasi:

1. Mengajukan pertanyaan

2. Merespon aktif pertanyaan lisan dari guru 3. Mengemukakan pendapat

4. Melakukan semua tahapan pembelajaran dengan baik b. Minat:

1. Antusias/semangat dalam mengikuti pembelajaran 2. Tertib terhadap instruksi yang diberikan

3. Menampakkan rasa ingin tahu ketika menggunakan media 4. Tanggap terhadap instruksi yang diberikan

c. Perhatian:


(49)

2. Mendengarkan pendapat teman

3. Mendengarkan penjelasan guru dengan seksama 4. Melaksanakan perintah guru

d. Presentasi

1. Mengidentifikasikan masalah

2. Melakukan penyelidikan terhadap masalah di dalam kelompok 3. Mencari lebih dari satu alternatif jawaban

4. Mengkomunikasikan hasil dari kerja kelompok c) Lembar Penilaian Afektif

Lembar penilaian afektif ini digunakan untuk mengetahui karakter setiap siswa selama proses pembelajaran.

Tabel 3. Lembar penilaian afektif

No Nama

siswa

Aspek sikap yang diamati

Skor Skor

maks Nilai K

Disiplin Kerja sama

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. 2. 3. 4. 5. Jumlah nilai Nilai rata-rata klasikal Presentase ketuntasan klasikal Ket : melaksanakan = (√)

Tidak melaksanakan = (-) Keterangan :

a. Indikator sikap disiplin

1 = Berdoa menurut kepercayaan masing-masing sebelum dan sesudah belajar

2 = Masuk kelas tepat waktu

3 = Tidak gaduh dan mengobrol ketika guru menjelaskan

4 = Memberi tanda ketika ingin bertanya atau berpendapat dengan cara mengangkat tangan kanan atau mengacungkan jari telunjuk.

5 = Mengerjakan/mengumpulkan tugas sesuai dengan waktu yang ditentukan

b. Indikator sikap kerja sama


(50)

2 = Membantu teman yang kesulitan dalam berdiskusi 3 = Aktif dalam kerja kelompok

4 = Mendahulukan kepentingan kelompok daripada kepentingan pribadi

5 = Membagi tugas kepada teman dalam berdiskusi/ tidak mendominasi d) Lembar Penilaian Kognitif Siswa

Lembar penilaian kognitif ini digunakan untuk mengetahui pengetahuan setiap siswa dalam proses pembelajaran.

Tabel 4. Lembar Penilaian Kognitif Siswa No Nama

Siswa

Tes awal

Siklus I Siklus II

PI P2 P1 P2

1 2 3 4 5 Total nilai Nilai maks Rata-rata Presentase ketuntasan

e) Lembar Penilaian Psikomotor Siswa

Lembar penilaian psikomotor ini digunakan untuk mengetahui keterampilan setiap siswa selama pembelajaran .

Tabel 5. Lembar Penilaian Psikomotor Siswa

No Nama siswa

Aspek sikap yang diamati

Skor Skor mak

N K Terampil menganalisis

gambar yang ditampilkan oleh guru

Aktif berkomunikasi saat kegiatan diskusi

Terampil menyajikan data hasil diskusi

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1. 2. 3. 4. 5. Jumlah skor Skor maksimal Nilai


(51)

Ket : berikan tanda ceklis (√) sesuai skor yang diperoleh siswa Indikator aspek psikomotor siswa

a. Terampil menganalisis gambar yang ditampilkan oleh guru 1. Mampu menceritakan gambar yang ditampilkan guru

2. Mampu mengumpulkan informasi berdasarkan gambar yang ditampilakn oleh guru

3. Mampu menyimpulkan isi gambar yang ditampilkan oleh guru

4. Mampu menyelesaikan masalah berdasarkan gambar yang ditampilkan guru 5. Mampu mengajukan pertanyaan berdasarkan gambar yang ditampilkan guru b. Aktif berkomunikasi saat kegiatan diskusi

1. Siswa sering mengajukan pertanyaan 2. Siswa sering mengemukakan pendapat

3. Siswa sering merespon akti pertanyaan dari guru 4. Siswa aktif mencari informasi

5. Siswa aktif dalam kegiatan diskusi c. Terampil menyajikan data hasil diskusi

1. Menyajikan informasi secara runtut

2. Menggunakan bahasa yag mudah dimengerti 3. Menyampaikan informasi dengan singkat dan jelas 4. Tidak menggunakan kata-kata yang bermakna ganda 5. Informasi dapat tersampaikan sesuai tujuan

2. Instrument tes hasil belajar yaitu soal-soal tes yang dikerjakan siswa pada setiap akhir pembelajaran atau akhir siklus atau tes formatif. Instrument ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai peningkatan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 07 Metro Pusat pada pembelajaran tematik dengan menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe index card match.


(52)

Kisi-kisi soal hasil belajar kognitif siswa

No Soal tes

Siklus I Siklus II

1 Dimanakah letak kepulauan seribu? Sebutkan 4 arah mata angin! 2 Tuliskan lima pulau yang ada di

kepulauan seribu!

Apakah arti dari kata apuse? 3 Bagaimanakah kedaan air tawar di

kepulauan seribu?

Apakah yang dimaksud dengan dataran tinggi?

4 Apa mata pencaharian penduduk kepulauan seribu?

Apakah yang dimaksud dengan dataran rendah?

5 Apakah yang dimaksud dengan dataran tinggi?

Apakah yang dimaksud dengan pantai?

6 Apakah yang dimaksud dengan dataran rendah?

Pantai yang landai biasanya digunakan untuk....

7 Apakah yang dimaksud dengan pantai?

Tuliskan 3 pantai yang ada di pulau Bali!

8 Pantai yang landai biasanya digunakan untuk...

Apakah yang dimaksud dengan selat?

9 Dataran tinggi biasanya

dimanfaatkan untuk....

Apakah yang dimaksud dengan teluk?

10 Dataran rendah banyak digunakan untuk....

Tuliskan pemanfaatan sumber daya alam berupa rotan!

Keterangan:

Jika jawaban benar nilai 1 Jika jawaban salah nilai 0

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data penelitian tindakan kelas menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif:

1. Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang terdiri dari data aktvitas siswa, nilai sikap (afektif) siswa dan kinerja guru


(53)

selama proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkanstrategi pembelajaran aktif tipe index card match. Data yang diperoleh berdasarkan perilaku yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Nilai aktivitas siswa, sikap (afektif) siswa, dan kinerja guru diperoleh dengan rumus berikut di bawah ini:

a) Nilai aktivitas setiap siswa diperoleh dengan rumus: NP =

x 100 Keterangan:

NP = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh SM = Skor maksimumyang ditentukan 100 = Bilangan tetap

(Purwanto, 2008: 102).

Tabel 1.Peringkat Aktivitas Siswa Per Individu Berdasarkan Perolehan Nilai

No Tingkat Keberhasilan Kategori

1 80,1 – 100,0 Sangat Aktif

2 60,1 – 80,0 Aktif

3 40,1 – 60,0 Cukup Aktif

4 20,1 – 40,0 Kurang Aktif

5 0,1 – 20,0 Pasif

(Aqib, dkk. 2009: 41)

b) Nilai rata-rata aktivitas belajar siswa diperoleh dengan rumus: NP =

x 100 Keterangan:

NP = nilai yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh


(54)

SM = skor maksimum 100 = bilangan tetap (Purwanto, 2008: 102)

c) Nilai Hasil Belajar Afektif siswa diperoleh dengan rumus:

Tabel 2. Peringkat Sikap (Afektif) Siswa Berdasarkan Perolehan Nilai.

No Interval Nilai Kategori

1 86 – 100

Sangat Baik

2 81 – 85

3 76 – 80

Baik

4 71 – 75

5 66 – 70

6 61 – 65

Cukup

7 56 – 60

8 51 – 55

9 46 – 50

Kurang

10 0 – 45

(Kemendikbud, 2013: 122)

d) Nilai Hasil Belajar Psikomotor siswa diperoleh dengan rumus:

Tabel 3. Peringkat psikomotor Siswa Berdasarkan Perolehan Nilai.

No Interval Nilai Kategori

1 86 – 100

Sangat Baik

2 81 – 85

3 76 – 80

Baik

4 71 – 75


(55)

6 61 – 65

Cukup

7 56 – 60

8 51 – 55

9 46 – 50

Kurang

10 0 – 45

(Kemendikbud, 2013: 122)

e) Nilai kinerja guru diperoleh dengan rumus: N =

x 100 Keterangan :

N = nilai yang dicari/diharapkan R = skor mentah yang diperoleh

SM = skor maksimum ideal yang diamati 100 = bilangan tetap

(Purwanto, 2008: 102)

Tabel 4. Kategori Kinerja Guru Mengajar Berdasarkan Perolehan Nilai.

No Interval Nilai Kategori

1 86 – 100

Sangat Baik

2 81 – 85

3 76 – 80

Baik

4 71 – 75

5 66 – 70

6 61 – 65

Cukup

7 56 – 60

8 51 – 55

9 46 – 50

Kurang

10 0 – 45

(Kemendikbud, 2013: 198)

f) Analisis data kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan berbagai dinamika kemajuan kualitas hasil belajar siswa dalam hubungannya


(56)

dengan penugasan materi yang diajarkan guru. Dalam hal ini nilai akhir siswa dibandingkan dengan nilai awal siswa kemudian dihitung selisihnya, selisih tersebut menjadi peningkatan atau penurunan belajar.

Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara individual digunakan rumus berikut di bawah ini.

a. Nilai individual ini diperoleh menggunakan rumus: S = x 100

Keterangan :

S = nilai yang dicari atau diharapkan R = skor yang diperoleh

N = skor maksimum dari tes 100 = bilangan tetap

(Purwanto, 2008: 112)

b. Nilai rata-rata kelas diperoleh dengan rumus:

∑ X1

X = N Keterangan:

X = rata-rata hitung nilai X1 = jumlah nilai siswa N = banyaknya siswa (Muncarno, 2009: 15).

c. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal, digunakan rumus sebagai berikut.


(57)

P = ∑

∑ x 100%

Tabel 5. Peringkat Hasil Belajar Siswa Berdasarkan Perolehan Nilai.

No Interval Nilai Kategori

1 86 – 100

Sangat Baik

2 81 – 85

3 76 – 80

Baik

4 71 – 75

5 66 – 70

6 61 – 65

Cukup

7 56 – 60

8 51 – 55

9 46 – 50

Kurang

10 0 – 45

F. Prosedur Penelitian

Secara rinci pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi langkah-langkah berikut:

1. Siklus I

a. Tahap perencanaan (planning)

Pada tahap ini, peneliti membuat rencana pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan oleh peneliti. Dalam siklus pertama, peneliti merencanakan proses pembelajaran tematik melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe index card match dengan langkah-langkah:

1) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe index card match.


(58)

2) Menentukan tema pembelajaran yang akan diajarkan yaitu tema

7 “.cita-citaku” subtema 1 “Aku dan Cita-citaku”

3) Membuat perangkat pembelajaran berupa silabus, pemetaan, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta media yang akan digunakan selama proses pembelajaran.

4) Menyiapkan potongan-potongan kartu berisi pertanyaan dan jawaban yang akan diberikan kepada siswa.

5) Menyiapkan lembar obeservasi untuk melihat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

6) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan atau kinerja guru selama pembelajaran berlangsung.

7) Menyiapkan tes formatif untuk memperoleh data hasil belajar siswa.

b. Tahap pelaksanaan (acting)

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe index card match meliputi beberapa tahap, yaitu :

1. Kegiatan awal

a) Guru bersama-sama siswa berdoa sebelum memulai kegiatan belajar dan dilanjutkan dengan absensi

b) Guru menertibkan siswa sebelum pembelajaran dimulai. c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa d) Guru menyampaikan apersepsi berupa kegiatan tanya jawab


(59)

e) Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnya materi yang akan dipelajari

2. Kegiatan Inti

a) Guru menampilkan media gambar di depan kelas. b) Siswa mengamati gambar yang telah di tampilkan.

c) Selanjutnya, siswa dibimbing guru melakukan kegiatan Tanya jawab tentang gambar yang telah ditampilkan.

d) Setelah kegiatan Tanya jawab selesai, guru memberikan penjelasan tentang materi yang diajarkan.

e) Guru mengeluarkan potongan-potongan kartu berisi pertanyaan dan jawaban.

f) Guru mencampurkartu soal dan kartu jawaban.

g) Guru memberikan satu kartu untuk satu siswa kemudian menjelaskan bahwa ini merupakan latihan pencocokan. Sebagian siswa mendapat kartu pertanyaan dan sebagian lain mendapat kartu jawabannya.

h) Siswa diperintahkan untuk mencari kartu pasangan . bila sudah terbentuk pasangan kemudian siswa yang berpasangan itu untuk mencari tempat duduk bersama dan diperintahkan untuk tidak mengungkapkan kepada pasangan lain apa yang ada di kartu.

i) Setelah semua pasangan yang cocok telah duduk bersama. Tiap pasangan diperintahkan untuk memberikan kuis kepada siswa lain dengan membacakan keras-keras pertanyaan


(60)

mereka dan menantang siswa lain untuk memberikan jawabannya.

j) Selama kegiatan berlangsung , guru memberikan bimbingan atau arahan kepada siswa yang mengalami kesulitan dan mengoreksi hasil pencocokan kartu.

k) Setelah kegiatan tersebut selesai, siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. l) Selanjutnya guru memberikan tes formatif kepada siswa

secara individu.

3. Kegiatan Akhir

a) Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.

b) Guru bersama siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami terkait materi yang telah dipelajari.

c) Guru memberikan penguatan dan motivasi kepada siswa untuk terus belajar.

c. Tahap observasi (observating)

Pada tahap ini, observer mengobservasi kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Aspek-aspek yang diobservasi mencakup dari segi aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Kemudian dari segi kinerja guru mulai dari awal penyampaian materi hingga akhir pembelajaran.


(61)

d. Tahap analisis dan refleksi (analysis andreflecting)

Pada akhir siklus, dilakukan refleksi oleh guru dan peneliti serta pengkajian kamampuan belajar peserta didik selama pembelajaran berlangsung, sebagai acuan dalam membuat rencana pembelajaran baru pada siklus berikutnya. Refleksi diadakan untuk melihat kembali kelemahan dan kelebihan guru dalam proses pembelajaran. Kelemahan-kelemahan yang ada akan diperbaiki pada siklus berikutnya.

2. Siklus II

a. Tahap perencanaan (planning)

Pada tahap ini, peneliti membuat rencana pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran yang diinginkan oleh peneliti. Dalamsiklus kedua, peneliti merencanakan proses pembelajaran tematik melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe index card match dengan langkah-langkah:

1) Melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan diajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe index card match. 2) Menentukan tema pembelajaran yang akan diajarkan yaitu tema

7 “.cita-citaku” subtema 1 “aku dan cita-citaku”

3) Membuat perangkat pembelajaran berupa silabus, pemetaan, dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) serta media yang akan digunakan selama proses pembelajaran.


(62)

4) Menyiapkan gambar-gambar terkait materi yang akan diajarkan untuk digunakan dalam menerapkan strategi pembelajaran aktif tipe index card match

5) Menyiapkan lembar obeservasi untuk melihat aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

6) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan atau kinerja guru selama pembelajaran berlangsung.

7) Menyiapkan tes formatif untuk memperoleh data hasil belajar siswa.

b. Tahap pelaksanaan (acting)

Pada tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe index card match meliputi beberapa tahap, yaitu :

1. Kegiatan awal

a) Guru menertibkan siswa sebelum pembelajaran dimulai. b) Guru bersama-sama siswa berdoa sebelum memulai kegiatan

belajar dan dilanjutkan dengan absensi

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa d) Guru menyampaikan apersepsi berupa kegiatan tanya jawab

tentang materi yang akan dipelajari.

e) Guru memberikan motivasi kepada siswa tentang pentingnya materi yang akan


(63)

2. Kegiatan Inti

a. Guru menampilkan media gambar di depan kelas. b. Siswa mengamati media gambar yang telah ditampilkan. c. Siswa bersama guru bertanya jawab mengenai media yang

telah ditampilkan.

d. Selanjutnya guru menjelaskan materi kepada siswa.

e. Guru bertanya jawab dengan siswa tentang materi yang telah dijelaskan

f. Selanjutnya guru mengeluarkan potongan-potongan kartu berisi pertanyaan dan jawaban.

g. Guru menyampurkan dua kumpulan kartu itu dan dikocokkan beberapa kali agar benar-benar tercampuraduk.

h. Guru memberikan satu kartu untuk satu siswa kemudian menjelaskan bahwa ini merupakan latihan pencocokan. Sebagian siswa mendapat kartu pertanyaan dan sebagian lain mendapat kartu jawabannya.

i. Siswa diperintahkan untuk mencari kartu pasangan . bila sudah terbentuk pasangan kemudian siswa yang berpasangan itu untuk mencari tempat duduk bersama dan diperintahkan untuk tidak mengungkapkan kepada pasangan lain apa yang ada di kartu.

j. Setelah semua pasangan yang cocok telah duduk bersama. Tiap pasangan diperintahkan untuk memberikan kuis kepada siswa lain dengan membacakan keras-keras pertanyaan


(64)

mereka dan menantang siswa lain untuk memberikan jawabannya.

k. Selama kegiatan berlangsung , guru memberikan bimbingan atau arahan kepada siswa yang mengalami kesulitan dan mengoreksi hasil pencocokan kartu.

l. Setelah kegiatan tersebut selesai, siswa diberi kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. m. Selanjutnya guru memberikan tes formatif kepada siswa

secara individu.

3. Kegiatan Akhir

a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.

b. Guru bersama siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang belum dipahami terkait materi yang telah dipelajari.

c. Guru memberikan penguatan dan motivasi kepada siswa untuk terus belajar.

c. Tahap observasi (observating)

Pada tahap ini, observer mengobservasi kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Aspek-aspek yang diobservasi mencakup aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Kemudian kinerja guru mulai dari awal penyampaian materi hingga akhir pembelajaran.


(1)

V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe index card match (ICM)siswa kelas IV B SDN 07 Metro Pusat Kota Metro diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe index card match (ICM) pada pembelajaran tematik dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Berdasarkan hasil penghitungan terhadap hasil observasi aktivitas siswa, pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 54,68 dengan kategori cukup aktif. Pada siklus II nilai rata-rata aktivitas belajar siswa diperoleh 81,91 dengan kategori sangat aktif, dengan peningkatan dari siklus I ke II sebesar 27,23. 2. Penerapan strategi pembelajaran aktif tipe index card match (ICM) dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik. Hasil belajar siswa meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Persentase rata-rata ketuntasan hasil belajar kognitif siswa pada siklus I sebesar 65,92% dengan kategori cukup, siklus II sebesar 83,91% dengan kategori baik, peningkatan dari siklus I ke II sebesar 17,99. Nilai rata-rata hasil belajar afektif siswa pada siklus I sebesar 68,74 dengan kategori baik, siklus II sebesar 77,85 dengan kategori baik, peningkatan dari siklus I ke II sebesar 9,11. Nilai rata-rata hasil belajar psikomotor siswa pada siklus I


(2)

sebesar 66,51 dengan kategori baik, siklus II sebesar 74,51 dengan kategori baik, peningkatan dari siklus I ke II sebesar 8.

B. Saran 1. Siswa

Diharapkan dapat lebih berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran, serta mengambil pelajaran dari setiap kegiatan yang dilakukan. Menjadi siswa yang percaya diri dalam menyampaikan pendapatnya yang kurang benar adalah lebih baik daripada tidak sama sekali. serta siswa dapat menghasilkan pengetahuan yang bersifat komperhensif baik kognitif, afektif, dan psikomotor.

2. Guru

Diharapkan guru lebih baik dalam menerapkan dan menggunakan model serta media pembelajaran yang kreatif dan menarik serta bersifat menyenangkan sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa untuk belajar. 3. Sekolah

Penyediaan fasilitas penunjang yang mampu mendukung usaha pelaksanaan pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan. Serta hendaknya selalu mendukung dan memotivasi guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menerapkan model-model pembelajaran yang baik dalam kegiatan pembelajaran.

4. Peneliti

Penelitian ini dilakukan melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe index card match (ICM) pada pembelajaran tematik. Diharapkan


(3)

105

peneliti berikutnya dapat mengembangkan dan melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran serupa dengan materi lain yang bervariasi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, dan TK. CV Yrama Widya. Bandung.

Arikunto, dkk. 2004. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. ___________. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. Asril, Zainal. 2010. Micro Teaching. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Budiningsih, C.Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta. Jakarta. Dedi. 2012. Pengertian Strategi Pembelajaran. Blogspot.com. Jakarta.

Fathurrahman, Pupuh, dkk. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Refika Aditama. Bandung.

Hanafiah dan Suhana. 2009. Konsep Strategi pembelajaran. PT Refika Aditama. Bandung.

Hamruni. 2011. StrategiPembelajaran. InsanMadani. Yogyakarta.

Hendi. 2013. Pendekatan Pembelajaran Scientific di Kurikulum 2013. wordpress.com. akarta.

Hernawan, Asra, dan Dewi. 2007. Belajar dan Pembelajaran SD. UPI Press. Bandung.


(5)

107

Jamil, Suprihatiningrum. 2013. Strategi Pembelajaran. Ar-Ruzz Media. Jogjakarta.

Kemendikbud. 2013. Kerangka Dasar Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2013 Badan Standar Nasional Pendidikan.

Komalasari, Kokom. 2011. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Reflika Aditama. Bandung.

Krestanto, Deddy. 2014. Metode Pembelajaran Index Card Match. Wordpres.com. Jakarta.

Kunandar. 2010. Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Raja Grafindo. Jakarta.

________. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis disertai dengan contoh. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Marwan. 2012. Metode Index Card Match. Wordpres.com. Jakarta.

Muncarno. 2009. Bahan Ajar Statistik Pendidikan. Bahan Ajar. Metro.

Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Rosdakarya. Bandung.

Nurgiyanto, Burhan. 2011. Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Assesmen Pembelajaran SD. Dirjen Dikti Depdiknas. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-Prinsipdan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rohani, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. RinekaCipta. Jakarta.

Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana. Jakarta.


(6)

Silberman, Melvin L. 1996. Active Learning: 101 Strategies to Teach Any Subject. Terjemahan Muttaqien, Raisul. 2006. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Nusamedia. Bandung.

Suharjo. 2006. Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar Teori dan Praktek. Depdiknas. Jakarta.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

______________. 2009. Cooperative Learning, Teoridan Aplikasi PAIKEM. Pustaka Belajar. Bandung.

Suryosubroto, B. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Syaefudin Sa’ud, Udin, dkk., 2006. Pembelajaran Terpadu. UPI PRESS.

Bandung.

Tarigan, Herman. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Bahan Ajar. Bandar Lampung.

Triyanto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Temati Bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak Usia Kelas Awal SD/MI. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.

Udin Saud dkk. 2013. Konsep Dasar Pembelajaran Tematik. wordpres.com. Jakarta.

Universitas Lampung. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS IVA SDN 1 METRO BARAT TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 16 43

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 3 TOTOKATON TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 11 58

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PERMAINAN BAHASA DENGAN MEDIA GAMBAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I B SD NEGERI 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 12 82

PENERAPAN STRATEGI PAIKEM PADA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV C SD NEGERI 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 47

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVB SD NEGERI 01 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 8 142

PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IVB SD NEGERI 01 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 6 70

PENGGUNAAN METODE INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI KERJA KELOMPOK DAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IVB SD NEGERI 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 8 63

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV B SD NEGERI 02 KOTAGAJAH TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 19 83

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCH (ICM) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IVB SD NEGERI 02 TULUNG BALAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 18 71

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE INDEX CARD MATCH PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVB SD NEGERI 07 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 25 71